Bab 2
Bab 2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
anggap lumrah dan biasa oleh lansia, keluhan ini didasari oleh fakta dari
peneliti cross sectional dan logitudional didapat bahwa kebanyakan lansia
mengalami gangguan memori, serta perubahan IQ (intelegentia quotient),
berkurangnya penampilan dan persepsi.
3. Perubahan-perubahan psikososial
Bila seorang pension (purna tugas) ia akan mengalami kehilangan
financial, status, teman dan pekerjaan. Semakin lanjut usia biasanya
mereka menjadi semakin kurang tertarik terhadap kehidupan akhirat dan
lebih mementingkan kematian itu sendiri serta kematian dirinya, kondisi
seperti ini benar khususnya bagi orang yang kondisi fisik dan mentalnya
semakin memburuk, hal ini secara langsung bertentangan dengan pendapat
orang lebih muda, dimana kematian mereka tampaknya masih jauh dan
karena itu mereka kurang memikirkan kematian.
4. Perubahan psikologis
Masalah psikologis yang dialami oleh lansia ini pertama kali
mengenai sikap mereka sendiri terhadap proses menua yang mereka
hadapi, dalam hal ini di kenal apa yang di sebut disengagement theory,
yang berarti ada penarikan diri dari masyarakat dan diri pribadinya satu
sama lain. Pada lansia yang realistik dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungan baru.
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling
tidak pada tiga kesempatan yang berbeda (Elizabeth J. Corwin, 484; 2009).
Adapun Klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun keatas
menurut Joint National Committee on Prevenion, Detectoion, Evaluation, and
Treatment of High Blood pressure, dalam buku Brunner dan suddarth (896, 2002),
yaitu:
Tabel Klasifikasi Tekanan Darah
KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK
Normal < 130 < 80
Tinggi Normal Hipertensi 130 – 139 80 – 89
Stadium 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99
Stadium 2 (Sedang) 160 – 179 100 – 109
Stadium 3 (berat) 180 – 209 110 – 119
Stadium 4 (sangat berat) > 210 > 120
2.2.2 Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer. Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan
yaitu:
1) Hipertensi Esensial (Primer).
Disebut juga hipertensi idioptik karena penyebab tidak diketahui namun
banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas,
susunan saraf simpatik. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko : obesitas,
merokok, alkohol, dan polisistemia.
2. Hipertensi Sekunder.
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal,
penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil, gangguan endokrin dan lain-lain. Namun
ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi menurut Jan
Tambayong (2000) etiologi dari hipertensi adalah sebagai berikut:
(1) Genetik
Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
8
(2) Obesitas
Terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
(3) Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta
pelabaran pembuluh darah.
(4) Usia
Insidens hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia.
Hipertensi pada yang kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden
penyakit arteri koroner dan kematian prematur.
(5) Pola hidup
Faktor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor pola hidup lain telah
diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, dan kehidupan atau
pekerjaan yang penuh stres agaknya berhubungan dengan insidens
hipertensi yang lebih tinggi.
Penyebab hipertensi pada orang lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada:
1) Elastisitas dinding aorta menurun
2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memeompa darah menurun
menyebkan menurunya kontraksi dan volumenya
4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
2.2.3 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
9
diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang
berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada
angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah,
sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan
hormone aldosteron yang menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan
berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan darah
maka akan menimbulkan kerusakan pada organ-organ seperti jantung. ( Suyono,
Slamet. 1996 ).
WOC HIPERTENSI
Umur Jenis Kelamin Gaya Hidup Obesitas
Elastisitas , arteriosklorosis
Hipertensi
Perubahan struktur
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Vasokontriksi
Spasme arteriole
Resistensi Suplai pembuluh darah Sistemik Koroner
pembuluh O2 otak Blood floow menurun Diplopia
darah otak menurun Vasokontriksi Iskemi
Respon RAA miocard
Sinkop Ransangan aldosteron Afterload meningkat Resti injuri
Nyeri Gangguan
kepala pola tidur Nyeri dada
Retensi Na
Intoleransi aktivitas
12
2.2.5 Komplikasi
Efek pada organ :
1) Otak
(1) Pemekaran pembuluh darah
(2) Perdarahan
(3) Kematian sel otak : stroke
13
2) Ginjal
(1) Malam banyak kencing
(2) Kerusakan sel ginjal
(3) Gagal ginjal
3) Jantung
(1) Membesar
(2) Sesak nafas (dyspnoe)
(3) Cepat lelah
(4) Gagal jantung
latihan relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap
terapi antihipertensi (Brunner and Suddarth, 2002).
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
penatalaksanaan:
1) Penatalaksanaan Non Farmakologis.
(1) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin
dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
(2) Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging, bersepeda atau berenang.
2) Penatalaksanaan Farmakologis.
(1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
(2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
(3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
(4) Tidak menimbulkan intoleransi.
(5) Harga obat relatif murah sehingga terjangkau oleh klien.
(6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
(7) Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
seperti golongan diuretik, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium, golongan penghambat konversi rennin angiotensin.
15
4) Eliminasi
Gejala : Gejala ginjal saat ini atau yang lalu (misalnya: infeksi,
obstruksi atau riwayat penyakit ginjal masa lalu).
5) Makanan dan cairan
Gejala : Makanan yang disukai mencakup makanan tinggi garam,
lemak, kolesterol serta makanan dengan kandungan tinggi
kalori.
Tanda : Berat badan normal atau obesitas.
Adanya edema, kongesti vena, distensi vena jugulalaris,
glikosuria.
6) Neurosensori
Gejala : Keluhan pening/ pusing, berdenyut, sakit kepala sub
occipital.
Episode bebas atau kelemahan pada satu sisi tubuh.
Gangguan penglihatan dan episode statis staksis.
Tanda : Status mental: perubahan keterjagaaan, orientasi. Pola/isi
bicara, afek, proses fikir atau memori.
Respon motorik: penurunan kekuatan, genggaman tangan
Perubahan retinal optik: sclerosis, penyempitan arteri ringan
– mendatar, edema, papiladema, exudat, hemorgi.
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung).
Nyeri tungkai yang hilang timbul/klaudasi.
Sakit kepala oxipital berat.
Nyeri abdomen/massa.
8) Pernafasan (berhubungan dengan efek cardiopulmonal tahap lanjut dari
hipertensi menetap/berat).
Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja tachypnea,
ortopnea, dispnea, nocturnal paroxysmal, batuk dengan/tanpa
pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda : Distress respirasi/penggunaan otot aksesori pernafasan, bunyi
nafas tambahan, sianosis
17
9) Keamanan
Keluhan : Gangguan koordinasi/cara berjalan.
Gejala : Episode parastesia unilateral transien, hypotensi postural.