PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional
sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan
biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif,
ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Effendy, 1999).
Pelayanan kesehatan merupakan upaya pelayanan oleh
perawat yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan dengan mengikut sertakan tim kesehatan
lainnya untuk memperoleh kesehatan yang lebih tinggi bagi
individu, keluarga dan masyarakat. (Effendy, 1999)
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan
fisik maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang
kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan
sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan,
pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada
upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health Care) untuk
memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat
dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang,
tanggung jawab serta etika profesi keperawatan. (Effendy, 1999)
Salah satu pembangunan nasional dibidang kesehatan
adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Indonesia yang ditinjau dari berbagai segi. Umumnya masalah
yang timbul di Indonesia dikarenakan oleh prilaku manusia,
terutama yang dari keluarga. Selain itu masyarakat mempunyai
kewajiban untuk melakukan upaya pemeliharaan kesehatan bagi
diri sendiri, keluarga maupun lingkungan.
Menurut WHO keluarga adalah anggota rumah tangga yang
saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau
perkawinan (Setiadi, 2008). Sedangkan menurut Spradley dan
Allender, keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal
bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan
mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas
(Setyowati S, 2008).
Duval mengatakan keluarga adalah sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang
bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkn perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari
tiap anggota keluarga (Setiadi, 2008).
Data yang didapat dari Departemen Kesehatan (2000),
bahwasannya angka kesehatan bayi atau balita yang mengalami
gangguan kesehatan di Indonesia pada tahun 2000 didapatkan
150.000 balita meninggal tiap tahunnya akibat gangguan
Pneumonia, pada provinsi Aceh terdapat 3.225 bayi/balita
mengalami ISPA. Dari data diatas maka penulis akan mengambil
kasus ISPA yang dari hasil pembagian quesoner angka penyakit
tertinggi selama 3 bulan terakhir didesa Lamsiteh Kecamatan darul
Imarah Aceh Besar adalah ISPA sebanyak 49%.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan
pada keluarga dengan tahap sekolah di Gampong Lamsiteh
kecamatan darul Imarah Kabupaten aceh Besar.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada keluarga
dengan tahap sekolah
b. Mahasiswa mampu menegakan diagnosa keperawatan pada
keluarga dengan tahap sekolah
c. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan dalam
mengatasi permasalahan pada keluarga dengan tahap
sekolah
d. Mahasiswa mampu memberikan implementasi keperawatan
pada keluarga dengan tahap sekolah
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi keperawatan pada
keluarga dengan tahap sekolah
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
b. Struktur Keluarga
Friedman, Bowden, & Jones (2003) dalam Harmoko
(2012) membagi struktur keluarga menjadi empat elemen,
yaitu komunikasi, peran keluarga, nilai dan norma keluarga,
dan kekuatan keluarga.
c. Bentuk Keluarga
Menurut Sudiharto (2007), beberapa bentuk keluarga adalah
sebagai berikut:
1) Keluarga Inti (nuclear family), adalah keluarga yang
dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan
yang terdiri dari suami, istri, dan anak- anak baik karena
kelahiran (natural) maupun adopsi.
2) Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit
keluarga tempat asal seseorang dilahirkan.
3) Keluarga Besar (extended family), keluarga inti ditambah
keluarga yang lain (karena hubungan darah), misalnya
kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga
modern, seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak,
serta keluarga pasangan sejenis (guy/lesbian families).
4) Keluarga Berantai, keluarga yang terbentuk karena
perceraiandan/atau kematian pasangan yang dicintai dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan suatu keluarga inti.
5) Keluarga duda atau janda (single family), keluarga yang
terjadi karena perceraian dan/atau kematian pasangan
yang dicintai.
6) Keluarga komposit ( composite family), keluarga dari
perkawinan poligami dan hidup bersama.
7) Keluarga kohabitasis (Cohabitation), dua orang menjadi
satu keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau
tidak. Di Indonesia bentuk keluarga ini tidak lazim dan
bertebtangan budaya timur. Namun, lambat laun,
keluarga kohabitasi ini mulai dapat diterima.
8) Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya
nilai-nilai global dan pengaruh informasi yang sangat
dahsyat, dijumpai bentuk keluarga yang tidak lazim,
misalnya anak perempuan menikah dengan ayah
kandungnya, ibu menikah dengan anak kandung laki-laki,
paman menikah dengan keponakannya, kakak menikah
dengan adik dari satu ayah dan satu ibu, dan ayah
menikah dengan anak perempuan tirinya. Walaupun
tidak lazim dan melanggar nilai-nilai budaya, jumlah
keluarga inses semakin hari semakin besar. Halini dapat
kita cermati melalui pemberitaan dari berbagai media
cetak dan elektronik.
9) Keluarga tradisional dan nontradisional, dibedakan
berdasarkan ikatan perkawinan. Keluarga tradisional
diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga
nontradisional tidak diikat oleh perkawinan. Contoh
keluarga tradisional adalah ayah-ibu dan anak hasil dari
perkawinan atau adopsi. Contoh keluarga nontradisional
adalah sekelompok orang tinggal di sebuah asrama
d. Peran Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga menurut
Nasrul Effendy 1998, adalah sebagai berikut:
1) Peran ayah: Ayah sebagai suami dari istri dan anak -
anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2) Peran ibu: Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga
sebagai pengasuh dan pendidik anak–anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3) Peran anak: anak–anak melaksanakan peranan
psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya
baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
e. Fungsi Keluarga
Menururt Friedman (1999) seperti yang di kutip oleh
Sudiharto(2007) lima fungsi keluarga adalah:
1) Fungsi Afektif (Fungsi pemeliharaan kepribadian): untuk
stabilitas kepribadian kaum dewasa, memenuhi
kebutuhan–kebutuhan para anggota keluarga.
2) Sosialisai dan fungsi penempatan sosial: untuk
sosialisasi primer anak–anak yang bertujuan untuk
membuat mereka menjadi anggota masyarakat yang
produktif, dan juga sebagai penganugrahan status
anggota keluarga.
3) Fungsi Reproduksi: untuk menjaga kelangsungan
keturunan/generasi dan menambah sumber daya
manusia, juga untuk kelangsungan hidup masyarakat.
4) Fungsi Ekonomis: untuk mengadakan sumber–sumber
ekonomi yang memadai dan mengalokasikan sumber-
sumber tersebut secara efektif.
5) Fungsi Perawat Kesehatan: untuk mengadalan
kebutuhan-kebutuhan
fisik–pangan, sandang, papan dan perawatan
kesehatan.
3. Ruang lingkup
a. Pengertian
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6
tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada
usia 13 tahun, awal dari masa remaja Menurut Erikson
(1950), orang tua berjuang dengan tuntutan ganda yaitu
berupaya mencari kepuasan dalam mengasuh generasi
berikutnya (tugas perkembangan generasivitas) dan
memperhatikan perkembangan mereka sendiri ; sementara
anak-anak usia sekolah bekerjauntukmengembangkan
sense of industry – kapasitas untuk menikmati pekerjaan &
mencoba mengurangi atau menangkis perasaan rendah diri.
d. Peran perawat
1) Monitor perkembangan awal masa kanak-kanak,
perujukan bila ada indikasi Pendidikan dalam tindakan
pertolongan pertama dan kedaruratan.
2) Koordinator dengan layanan pediatri Penyelia imunisasi
3) Konselor pada nutrisi dan latihan
4) Pendidikan dalam isu pemecahan masalah mengenai
kebiasaan kesehatan
5) Pendidikan tentang hygiene perawatan gigi
6) Konselor pada keamanan lingkungan dirumah
7) Fasilitator dalam hubungan interpersonal
8) Para perawat sekolah dan guru akan mendeteksi banyak
defek penglihatan, pendengaran, wicara, kesulitan
belajar, gangguan tingkah laku, perawatan gigi yang tidak
adekuat, penganiayaan anak, penyalahgunaan zat &
masalah-masalah menular (Edelman dan Mandle, 1986).
B. Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Tahap Pengkajian
a. Data Umum
Nama kepala keluarga adalah Tn. A berumur 39
tahun, yang beralamat didesa Lamsiteh dusun T. Dipirak
Kec. Darul Imarah Kab. Aceh Besar. Pekerjaan Tn. A adalah
wiraswasta, pendidikan terakhir Tn. A adalah SMA.
Komposisi keluaga adalah sebagai berikut:
An. A 5 tahun
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: klien
: laki-laki meninggal
: perempuan meninggal
: tinggal bersama
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Rumah keluarga Tn A adalah rumah sewa, di
dalam Rumah terdiri dari 2 kamar ditempati 4 orang , 1
ruang tamu, 1 ruang keluarga dan ruang makan, 1 dapur,
1 kamar mandi, ventilasi disetiap jendela, pencahayaan
rumah tampak terang bila pagi sampai sore oleh cahaya
matahari dan rumah Tn. A menggunakan sumbier air
minum dari air isi ulang dan untuk MCK menggunakan air
sumur, kondisi air bersih, tidak berbau, dan tidak
berwarna, di rumahnya mempunyai beberapa barang-
barang elektronik. Halaman ruamahnya sangat bersih
sekeliling rumah dipagar.
Denah rumah:
kamar kamar
dapur
Kamar mandi
Kamar mandi
Keterangannya :
= Pintu masuk
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga ini sangat baik,
secara verbal atau terbuka 1 sama lain, bila ada masalah
sering membicarakan bersama-sama. Yang mengambil
keputusan dalam keluarga ini adalah Tn. A.
2) Struktur kekuatan keluarga
Tn. A sangat saling menghargai saling
menghormati, satu sama lain, Tn. A dan Ny. M saling
memberikan dukungan kepada keluarganya serta
motivasi.
3) Struktur peran
Tn. A adalah seorang kepala keluarga ayah yang
baik bagi anak-anaknya dan istrinya, bertanggung jawab,
dan bekerja sebagai tukang jahit dan Ny. M adalah istri
yang baik bagi suaminya dan ibu bagi anak-anaknya
sebagai IRT yang soleha,dan ibu yang bertugas sebagai
IRT serta membantu suaminya menjahit, An. N dan An. A
adalah anak dari dari Tn. A dan Ny. M yang patuh
kepada orang tuanya dan merupakan cucu bagi orang
tua Tn. A dan Ny. M.
4) Nilai atau norma keluarga
Tn. A dan Ny. M selalu memberikan teguran
kepada anaknya bila anaknya berbuat kesalahan dan
tidak pernah memukul atau memarahinnya, tidak pernah
melenceng dari norma-norma agama, dan nilai kebaikan
dari leluhurnya ditanamkan dalam diri anak-anaknya.
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Tn. A sering menetapkan asah ,asih, dan asuh dalam
keluarganya, tetapi Tn. A mempunyai banyak kegiatan
mengajar sehingga jarang ada waktu di rumah dan untuk
mengurus keluarga di rumah.
2) Fungsi sosialisasi
Keluarga sering berinteinraksi dengan keluarga besarnya
dan menagajar anak-anaknya saling menghargai lebih
tua.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Tn. A membawa keputusan membawa anaknya ke
puskesmas dan rumah sakit, keluarganya mengenal
penyakit demam, flu dan batuk. Kemampuan dalam
mengambil keputusan dalam kesehatan adalah Tn. A
dan Ny. M, keluarga ini mampu merawat anggota
keluarganya bila ada yang sakit. Keluarga ini selalu
menjaga lingkungannya agar tetap bersih dan nyaman.
Bila ada keluarga yang sakit, keluarga membawa
anaknya ke rumah sakit.
4) Fungsi reproduksi
Keluarga ini hanya memiliki 2 anak, anak yang
pertamanya An. N perempuan berusia 9 tahun dan anak
keduanya laki-laki An. A Ny. M tidak memakai alat KB.
5) Fungsi ekonomi
Menurut Tn. A, keluarga ini mempunyai penghasilan yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan keluaraga ini.
g. Pemeriksaan fisik
i. Analisa Data
No Data penunjang Masalah Keperawatan
1. DS: Pola nafas tidak efektif
a. Ny. M mengatakan tidak pada keluarga Tn. A
mengetahui masalah yang khususnya An. A
dideritanya dan penyebabnya
b. An.A sering merasa nafasnya
pendek-pendek meskipun dalam
keadaan istirahat, dan An.A
mengatakan sudah biasa bernafas
seperti itu.
c. Keluarga mengatakan An. A pilek
sejak 2 hari yang lalu.
Do:
a. An. A terlihat bingung dengan
keadaannya
b. Keluarga sering bertanya apa itu
ISPA dan apa penyebabnya
c. An. A sering bertanya sakitnya bisa
sembuh apa tidak.
d. Terlihat keluarnya muccus dari
hidung An. A
e. RR : 28 kali/menit
T: 37,5 °C
N: 105 kali/menit
2. DS: Koping individu tidak
a. Ny. M mengatakan tidak mengetahui efektif pada An. A
penyakit apa yang diderita oleh dikeluarga Tn. A
anaknya akan parah jika tidak diobati
segera.
b. Tn. A mengatakan tidak terlalu punya
banyak waktu terhadap anaknya di
karnakan sibuk sebagai seorang
guru.
DO:
a. Ny. M pada An. A nampak kurang
respek terhadap tawaran-tawaran
informasi kesehatan
b. Ny.M pada An. A kurang konsentrasi
dalam diskusi tentang kondisi
kesehatannya.
3. DS: Kekambuhan ulang
a. Keluarga Tn. A mengatakan masalah pada An. A
rumahnya dibersihkan 2kali dalam keluarga Tn. A
sehari, An. A mengatakan
suasana dirumahnya tidak pengap
b. Ny. M mengatakan batuk pilek
kambuh jika An. A bermain dengan
debu dan dekat dengan asap
c. Ny. M mengatakan An. A sering
berobat ke rumah sakit atau
puskesmas karena demam.
DO :
a. Sampah yang ditumpuk dan
dibakar didepan rumah
b. keadaan rumah Tn. A bersih
c. terdapatnya pepohonan dan
semak-semak disekitar rumah.
d. RR : 28 kali / menit
k. Prioritas Masalah
1) Pola nafas tidak efektif pada keluarga Tn. TM khususnya
An. M
2) Koping individu tidak efektif pada An. M dikeluarga Tn. TM
3) Kekambuhan masalah pada keluarga Tn. TM terutama
pada An. M
l. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
31
bertanya
1.1.7 jawab pertanyaan
keluarga
32
mampu Verbal menyebutkan 2 dari 4 untuk mengidentifikasi
mengeidentifik akibat lanjut dari ISPA: tanda dan gejala ISPA
asi tanda dan 1. Batuk yang dirasakan
gejala ISPA 2. Pilek 1.4.2.Berikan
yang terjadi 3. Demam reinforcemen(+) atas
pada An. M 4. Nafas cepat kemampuan keluarga
5. Umur 2 bln=60x 1.4.3.Beri kesempatan
atau lebih/menit keluarga untuk
6. Umur 2 bln-1 tahun bertanya
= 50x atau 1.4.4.jawab pertanyaan
lebih/menit keluarga
7. Umur 1-5 thn= 40x
atau lebih/menit
8. Nafas sesak
2.Setelah
dilakukan
intervensi
keperawatan
selama 1x45
menit pertemuan
diharapkan
keluarga mampu
memutuskan
tindakan
keperawatan
yang tepat untuk
mengatasi
masalah ISPA
dengan kriteria:
2.1 keluarga Respon keluarga mampu 2.1.1.Kaji pengetahuan
mampu Verbal menyebutkan akibat lanjut keluarga tentang
menyebutkan dari ISPA akibat lanjut dari ISPA
akibat lanjut Daya tahan tubuh 2.1.2.berikan reiforcement
dari ISPA menurun (+)
33
meninggal dunia jika 2.1.3.jelaskan tentang
sesak nafas terlambat akibat lanjut dari ISPA
di tolong 2.1.4.Bimbing keluarga
batuk tidak diobati akan untuk mengulangi
menjadi parah menjadi kembali apa yang
masalah TBC. telah dijelaskan
2.1.5.Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya
2.1.6.Jawab pertanyaan
keluaga
34
pemilihan diet 1. Dengan obat dan tanpa 3.1.2. anjurkan klien untuk
keluarga yang obat mengulang kembali
mengalami 2. Tidak memakan cara-cara yang dapat
ISPA makanan pencetus dilakukan untuk
alergi mengatasi ISPA
3. Anjurkan untuk 3.1.3. beri reinforcement
menghindari olaraga fositif atas
yang berat. keberhasilan keluarga
4. Hindari stress
35
4.Setelah di
lakukan interasi
Respon
Verbalensi
keperwatan
selama 1x45
menit keluarga
mampu
memodifikasi
lingkungan yang
mampu
mendukung
perawatan ISPA
4.1.Menyebutkan respon Pada kunjungan yang 4.1.1.Dengan
dengan cara verbal tidak di rencanakan menggunakan leaflet
memodifikasi Psikom Keluarga mampu jelaskan cara
lingkungan otor menyebutkan 5 dari 8 cara memodifikasi
memodifikasi lingkungan : lingkungan untuk
1.membuat masakan penderita ISPA
makanan yang tidak dengan keluarga
berlemak 4.1.2.Motivasi keluarga
2.Tidak makanan yang untuk menerapkan
kaleng cara pemeliharaan
3.Menyeimbangkan antara lingkungan bagi
kerja dan istirahat penderita ISPA
4.mengatur perabotan 4.1.3.Evaluasi pada
rumah secara teratur kunjungan yang tidak
5.Pencahayaan rumah direncanakan ke
terang rumah kelurga
6.Ruang tidak panas 4.1.4.beri kesempatan
7.Suasana di rumah keluarga untuk
tenang dan nyaman mengekspresikan
8.Menciptakan suasana perasaanya dengan
yang harmonis dalam mengajukan
keluarga pertanyaan
4.1.5.jawab pertanyaan
keluarga
4.1.6.Beri reinforcement(+)
5. Setelah
dilakukan
interaksi Respon
Verbalensi
keperawatan
selama 1x45
menit
,diharapkan
keluarga mampu
memanfaatkan
fasilitas
pelayanan
kesehatan yang
36
ada dengan
kriteria:
5.1.keluarga Respon Manfaat fasilitas 5.1.1.Kaji pengetahuan
mampu verbal pelayanan kesehatan keluarga tentang
menyebutkan adalah : manfaat fasilitas
manfaat 1. Mendapatkan pelayanan kesehatan
pelayanan konsultasi/pemeriksaan 5.1.2.Beri reinforcement
kesehatan secara langsung 5.1.3.Jelaskan tentang
2. mendapatkan informasi manfaat fasilitas
yang akurat tentang pelayanan kesehatan
tempat berobat 5.1.4.Bimbing keluarga
untuk mengulangi hal
yang di jelaskan
5.1.6.jawab pertanyaan
keluarga
5.1.7.Evaluasi apa yang
telah dijelaskan.
37
pelayanan Verbal tidak direncanakan keluarga untuk
kesehatan keluarga mampu memutuskan tindakan
menunjukkan kartu 5.3.2.Beri reinforcement (+)
kunjungan kesehatan
pada perawat
(Catatan Perawatan/Perkembangan)
Diagnosa
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Pola nafas tidak Kamis, 21 1. a. Mengkaji pengetahuan keluarga S:
efektif pada Mei 2015 tentang pengertian ISPA 1. Ny. M mengatakan Keluarga dapat
keluarga Tn. A b. Memberikan reiforcement (+) menyebutkan pengertian ISPA adalah
khususnya An. A c. Menjelaskan tentang tentang infeksi saluran pernapasan akut. Yang
pengertian ISPA benar ISPA merupakan singkatan dari
d. Membimbing keluarga untuk Infeksi Saluran Pernapasan Atas.
mengulangi kembali apa yang 2. Ny. M mengatakan penyebab dari ISPA
telah dijelaskan pengertian ISPA adalah
e. Memberikan Reinforcement (+) atas a. Tertular penderita batuk
kemampuan Tn. TM b. Belum imunisasi lengkap
2. a. Mengkaji pengetahuan pada c. Kurang gizi
keluarga Tn. TM tentang penyebab, d. Lingkungan tempat tinggal yang tidak
tanda dan gejala ISPA. sehat.
b. Memberikan reinforcement (+) 3. Ny. M mengatakan tanda dan gejala
3. Menjelaskan tentang faktor penyebab, adalah :
tanda dan gejala ISPA a. Batuk
1). Faktor penyebab ISPA adalah. b. Pilek
a). Tertular penderita batuk c. Demam
b). Belum imunisasi lengkap d. Nafas cepat
c). Kurang gizi e. Umur 2 bln=60x atau lebih/menit
d). Lingkungan tempat tinggal yang f. Umur 2 bln-1 tahun = 50x atau
tidak sehat lebih/menit
2). Tanda dan gejala adalah : g. Umur 1-5 thn= 40x atau lebih/menit
a) Batuk h. Nafas sesak atau adanya tarikan
b) Pilek dinding dada.
c) Demam
d) Nafas cepat O.
e) Umur 2 bln=60x atau lebih/menit 1. Ny. M mampu menyebutkan pengertian
f) Umur 2 bln-1 tahun = 50x atau ISPA
lebih/menit 2. Ny. M mampu menyebutkan Penyebab
g) Umur 1-5 thn= 40x atau ISPA adalah
lebih/menit a. Tertular penderita batuk
39
h) Nafas sesak atau adanya tarikan b. Belum imunisasi lengkap
dinding dada. c. Kurang gizi
4. Membimbing keluarga untuk d. Lingkungan tempat tinggal yang tidak
mengulangi kembali apa yang telah sehat
dijelaskan 3. Ny. M mampu menyebutkan tanda dan
5. Memberikan reinforcement (+) atas gejala ISPA adalah
usaha Ny. M a. Batuk
b. Pilek
c. Demam
d. Nafas cepat
e. Umur 2 bln=60x atau lebih/menit
f. Umur 2 bln-1 tahun = 50x atau
lebih/menit
g. Umur 1-5 thn= 40x atau lebih/menit
h. Nafas sesak atau adanya tarikan
dinding dada.
A:
Masalah teratasi, keluarga telah mampu
mengenal masalah ISPA
P.
Intervensi Dilanjutkan,keluarga mampu
memutuskan untuk merawat anaknya
dengan masalah ISPA.
Format Catatan Asuhan Keperawatan Keluarga
(Catatan Perawatan/Perkembangan)
Diagnosa
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Pola nafas tidak Jum’at, 22 1. a. Mengevaluasi kembali pengetahuan S
efektif pada Mei 2015 keluarga tentang pengertian ISPA 1. Ny. M mengatakan pengertian ISPA adalah
keluarga Tn. A b. Memberikan reiforcement (+) infeksi saluran pernapasan atas.
khususnya An. A c. Memberikan Reinforcemen (+) atas 2. Ny. M mengatakan penyebab dari ISPA
kemampuan Ny. M adalah
2. a. Mengevaluasi kembali tentang a. Tertular penderita batuk
pengetahuan keluarga Ny. M b. Belum imunisasi lengkap
tentang penyebab, tanda dan gejala c. Kurang gizi
ISPA d. Lingkungan tempat tinggal yang tidak
b. Memberikan reinforcement (+) sehat
3. Menjelaskan tentang faktor penyebab, Tn. TM mengatakan Tanda dan gejala
tanda dan gejala ISPA adalah :
Faktor penyebab ISPA adalah. a. Batuk
a. Tertular penderita batuk b. Pilek
b. Belum imunisasi lengkap c. Demam
c. Kurang gizi d. Nafas cepat
d. Lingkungan tempat tinggal yang e. Umur 2 bln=60x atau lebih/menit
tidak sehat f. Umur 2 bln-1 tahun = 50x atau
Tanda dan gejala ISPA adalah : lebih/menit
a. Batuk g. Umur 1-5 thn= 40x atau lebih/menit
b. Pilek h. Nafas sesak atau adanya tarikan dinding
c. Demam dada.
d. Nafas cepat
e. Umur 2 bln=60x atau lebih/menit O.
f. Umur 2 bln-1 tahun = 50x atau 1. Ny. M mampu menyebutkan pengertian
lebih/menitUmur 1-5 ISPA
g. thn= 40x atau lebih/menit 2. Ny. M mampu menyebutkan Penyebab
h. Nafas sesak atau adanya tarikan ISPA adalah
dinding dada. a. Tertular penderita batuk
4. Menyuruh Ny. M menyebutkan kembali b. Belum imunisasi lengkap
41
apa yang telah di jelaskan c. Kurang gizi
5. Memberikan reinforcement (+) atas d. Lingkungan tempat tinggal yang tidak
usaha Ny. M sehat
3. Ny. M mampu menyebutkan Tanda dan
gejala ISPA adalah
a. Batuk
b. Pilek
c. Demam
d. Nafas cepat
e. Umur 2 bln=60x atau lebih/menit
f. Umur 2 bln-1 tahun = 50x atau
lebih/menit
g. Umur 1-5 thn= 40x atau lebih/menit
h. Nafas sesak atau adanya tarikan
dinding dada.
A:
Masalah teratasi, keluarga telah mampu
mengenal masalah
P.
Lanjutkan intervensi berikutnya yaitu
menjelaskan pada keluarga tentang
bagaimana untuk merawat pada anggota
yang mengalami ISPA
Format Catatan Asuhan Keperawatan Keluarga
(Catatan Perawatan/Perkembangan)
Diagnosa
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Pola nafas tidak Sabtu, 23 S:
efektif pada Mei 2015 1. Memberi kesempatan keluarga Tn. A Keluarga Tn. A mengatakan mau merawat
keluarga Tn. A untuk mengambil keputusan merawat keluarga dengan ISPA
khususnya An. A keluarga dengan ISPA O
- keluarga Tn. A tidak mau langsung Keluarga Tn. A mau memutuskan untuk
membawa ke puskesmas atau keklinik merawat anggota keluarga yang mengalami
ketika ada gejala ISPA muncul. ISPA
2. Memberi pujian pada keluarga Tn. A A.
3. Membantu keluarga untuk mengambil Intervensi tercapai, keluarga Tn. A mau
keputusan memutuskan untuk merawat keluarga
- Apabila ada keluarga yang mengalami dengan ISPA
ISPA bawalah ke puskesmas atau P.
keklinik jika ada gejala ISPA muncul Lanjutkan intervensi berikutnya yaitu
4. Mendiskusikan kembali kepada mengulang kembali apa yang telah dijelaskn
keluarga Tn. TM tentang mengambil perawat.
keputusan
- Keluarga Tn. TM mengatakan mau
merawat anggota keluarga dan
membawa angggota keluarga yang sakit
membawa ke puskesma atau keklinik
terdekat.
5. Memberi reinforcement (+) atas
kemampuan keluarga membuat keputusan
yang tepat
Format Catatan Asuhan Keperawatan Keluarga
(Catatan Perawatan/Perkembangan)
Diagnosa
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Pola nafas tidak Senin,25 Mei 1. Mengevaluasi kembali keluarga Tn. A untuk Keluarga Tn. A mengatakan mau merawat
efektif pada 2015 mengambil keputusan merawat keluarga keluarga dengan ISPA
keluarga Tn. A dengan ISPA O
khususnya An. A - keluarga Tn. A tidak mau langsung Keluarga Tn. A mau memutuskan untuk
membawa ke puskesmas atau keklinik merawat anggota keluarga yang mengalami
ketika ada gejala ISPA muncul. ISPA
2. Memberi pujian pada keluarga Tn. A A.
3. Membantu keluarga untuk mengambil Intervensi tercapai, keluarga Tn. A mau
keputusan memutuskan untuk merawat keluarga
- Apabila ada keluarga yang mengalami ISPA dengan ISPA
bawalah ke puskesmas atau keklinik jika P.
ada gejala ISPA muncul Lanjutkan intervensi berikutnya yaitu
4. Mendiskusikan kembali kepada keluarga Tn. Menjelaskan obat tradisional ISPA dan
TM tentang mengambil keputusan demontrasi cara membuat obat tradisional ISPA
- Keluarga Tn. TM mengatakan mau merawat
anggota keluarga dan membawa angggota
keluarga yang sakit membawa ke puskesma
atau keklinik terdekat.
5. Memberi reinforcement (+) atas kemampuan
keluarga membuat keputusan yang tepat
Format Catatan Asuhan Keperawatan Keluarga
(Catatan Perawatan/Perkembangan)
A.
Intervensi Tercapai,Ny. M mampu
menyebutkan cara dan mendemonstrasikan
obat tradisional
P.
Lanjutkan intervensi berikutnya yaitu
mengevaluasi macam-macam obat
tradisional ISPA.
Format Catatan Asuhan Keperawatan Keluarga
(Catatan Perawatan/Perkembangan)
Diagnosa
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Pola nafas tidak Rabu,27 Mei 1. Mengkaji pengetahuan keluarga Tn. A S.
efektif pada 2015 tentang cara membuat obat Ny.M mengatakan mampu menyebutkan
keluarga Tn. A tradisional/tanaman herbal cara dan mendemonstrasikan obat
khususnya An. - Ny. M mengatakan kurang tahu tradisional yaitu
tentang cara membuat obat tradisional e. Air panas
2. Memberi reinforcement (+) atas f. Baskom
jawaban Ny. M g. Handuk
3. Mendemonstrasikan tentang cara h. Minyak kayu putih
membuat obat tradisional:
a. Air panas O.
b. Baskom Ny. M mampu menyebutkan cara dan
c. Handuk mendemonstrasikan obat tradisional yaitu
d. Minyak kayu putih e. Air panas
5. Memberi pujian positif pada Ny. M f. Baskom
g. Handuk
h. Minyak kayu putih
A.
Intervensi Tercapai,Ny. M mampu
menyebutkan cara dan mendemonstrasikan
obat tradisional
P.
Lanjutkan intervensi berikutnya dihentikan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
2012).
suatu budaya.
dari keluarga.
suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
A.
An. A .
2. Setelah dilakukan kunjungan ke keluarga Tn. TM sebanyak
ISPA:
3) Kurang gizi
An.M
dengan ISPA
ISPA
lingkungan
yang ada.
B. Saran