Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional
sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan
biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif,
ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Effendy, 1999).
Pelayanan kesehatan merupakan upaya pelayanan oleh
perawat yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan dengan mengikut sertakan tim kesehatan
lainnya untuk memperoleh kesehatan yang lebih tinggi bagi
individu, keluarga dan masyarakat. (Effendy, 1999)
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan
fisik maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang
kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan
sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan,
pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada
upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health Care) untuk
memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat
dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang,
tanggung jawab serta etika profesi keperawatan. (Effendy, 1999)
Salah satu pembangunan nasional dibidang kesehatan
adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Indonesia yang ditinjau dari berbagai segi. Umumnya masalah
yang timbul di Indonesia dikarenakan oleh prilaku manusia,
terutama yang dari keluarga. Selain itu masyarakat mempunyai
kewajiban untuk melakukan upaya pemeliharaan kesehatan bagi
diri sendiri, keluarga maupun lingkungan.
Menurut WHO keluarga adalah anggota rumah tangga yang
saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau
perkawinan (Setiadi, 2008). Sedangkan menurut Spradley dan
Allender, keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal
bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan
mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas
(Setyowati S, 2008).
Duval mengatakan keluarga adalah sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang
bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkn perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari
tiap anggota keluarga (Setiadi, 2008).
Data yang didapat dari Departemen Kesehatan (2000),
bahwasannya angka kesehatan bayi atau balita yang mengalami
gangguan kesehatan di Indonesia pada tahun 2000 didapatkan
150.000 balita meninggal tiap tahunnya akibat gangguan
Pneumonia, pada provinsi Aceh terdapat 3.225 bayi/balita
mengalami ISPA. Dari data diatas maka penulis akan mengambil
kasus ISPA yang dari hasil pembagian quesoner angka penyakit
tertinggi selama 3 bulan terakhir didesa Lamsiteh Kecamatan darul
Imarah Aceh Besar adalah ISPA sebanyak 49%.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan
pada keluarga dengan tahap sekolah di Gampong Lamsiteh
kecamatan darul Imarah Kabupaten aceh Besar.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada keluarga
dengan tahap sekolah
b. Mahasiswa mampu menegakan diagnosa keperawatan pada
keluarga dengan tahap sekolah
c. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan dalam
mengatasi permasalahan pada keluarga dengan tahap
sekolah
d. Mahasiswa mampu memberikan implementasi keperawatan
pada keluarga dengan tahap sekolah
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi keperawatan pada
keluarga dengan tahap sekolah
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Keperawatan Kesehatan keluarga
a. Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu
yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi,
dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama
lain (Harmoko, 2012).
Menurut Sutanto (2012) yang dikutip dari Bailon dan
Maglaya (1997) keluarga adalah kumpulan dua orang atau
lebih yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan
atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling
berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan
menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.
Menurut Friedman, (1998) Dalam Suprajitno, (2004)
mendefinisikan kelurga adalah kumpulan dua orang atau
lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan
emosional dan idividu mempunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga.
Menurut Sayekti (1994) Dalam Suprajitno (2004),
keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas
dasar perkawinan anatara orang dewasa yang berlainan
jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau
seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau
tanpa anak, baik anak sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam
sebuah rumah tangga.
Menurut Undang-Undang No. 10, 1992 Dalam
(Suprajitno, 2004) keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat terdiri dari suami-istri dan anaknya, atau ayah
dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
Keluarga merupakan bagian unit terkecil dalam
masyarakat ( Andika Setiadi, april 2005).

b. Struktur Keluarga
Friedman, Bowden, & Jones (2003) dalam Harmoko
(2012) membagi struktur keluarga menjadi empat elemen,
yaitu komunikasi, peran keluarga, nilai dan norma keluarga,
dan kekuatan keluarga.

1) Struktur komunikasi keluarga


Komunikasi dalam keluarga dapat berupa
komunikasi secara emosional, komunikasi verbal dan
non verbal, komunikasi sirkular. Komunikasi emosional
memungkinkan setiap individu dalam keluarga dapat
mengekspresikan perasaan seperti bahagia, sedih, atau
marah diantara para anggota keluarga. Pada komunikasi
verbal anggota keluarga dapat mengungkapkan apa
yang diinginkan melalui kata-kata yang diikuti dengan
bahasa non verbal seperti gerakan tubuh. Komunikasi
sirkular mencakup sesuatu yang melingkar dua arah
dalam keluarga, misalnya pada saat istri marah pada
suami, maka suami akan mengklarifikasi kepada istri apa
yang membuat istri marah.
2) Struktur peran keluarga
Peran masing-masing anggaota keluarga baik secara
formal maupun informal, model peran keluarga, konflik
dalam pengaturan keluarga.

3) Struktur nilai dan norma keluarga


Nilai merupakan persepsi seseorang terhadap
sesuatu hal apakah baik atau bermanfaat bagi dirinya.
Norma adalah peran-peran yang dilakukan manusia,
berasal dari nilai budaya terkait. Norma mengarah
kepada nilai yang dianut masyarakat, dimana norma-
norma dipelajari sejak kecil. Nilai merupakan prilaku
motivasi diekspresikan melalui perasaan, tindakan dan
pengetahuan. Nilai memberikan makna kehidupan dan
meningkatkan harga diri (Susanto, 2012, dikutip dari
Delaune, 2002). Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan
kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya.
Nilai keluarga merupakan suatu pedoman perilaku dan
pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.
Norma adalah pola prilaku yang baik menurut
masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.

4) Struktur kekuatan keluarga


Kekuatan keluarga merupakan kemampuan baik
aktual maupun potensial dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi perilaku orang lain
berubah kearah positif. Tipe struktur kekuatan dalam
keluarga antara lain: hak untuk mengontrol seperti orang
tua terhadap anak (legitimate power/outhority),
seseorang yang ditiru (referent power), pendapat, ahli
dan lain-lain (resource or expert power), pengaruh
kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima
(reward power), pengaruh yang dipaksakan sesuai
keinginannya (coercive power), pengaruh yang dilalui
dengan persuasi (informational power), pengaruh yang
diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih misalnya
hubungan seksual (affective power).

c. Bentuk Keluarga
Menurut Sudiharto (2007), beberapa bentuk keluarga adalah
sebagai berikut:
1) Keluarga Inti (nuclear family), adalah keluarga yang
dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan
yang terdiri dari suami, istri, dan anak- anak baik karena
kelahiran (natural) maupun adopsi.
2) Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit
keluarga tempat asal seseorang dilahirkan.
3) Keluarga Besar (extended family), keluarga inti ditambah
keluarga yang lain (karena hubungan darah), misalnya
kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga
modern, seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak,
serta keluarga pasangan sejenis (guy/lesbian families).
4) Keluarga Berantai, keluarga yang terbentuk karena
perceraiandan/atau kematian pasangan yang dicintai dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan suatu keluarga inti.
5) Keluarga duda atau janda (single family), keluarga yang
terjadi karena perceraian dan/atau kematian pasangan
yang dicintai.
6) Keluarga komposit ( composite family), keluarga dari
perkawinan poligami dan hidup bersama.
7) Keluarga kohabitasis (Cohabitation), dua orang menjadi
satu keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau
tidak. Di Indonesia bentuk keluarga ini tidak lazim dan
bertebtangan budaya timur. Namun, lambat laun,
keluarga kohabitasi ini mulai dapat diterima.
8) Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya
nilai-nilai global dan pengaruh informasi yang sangat
dahsyat, dijumpai bentuk keluarga yang tidak lazim,
misalnya anak perempuan menikah dengan ayah
kandungnya, ibu menikah dengan anak kandung laki-laki,
paman menikah dengan keponakannya, kakak menikah
dengan adik dari satu ayah dan satu ibu, dan ayah
menikah dengan anak perempuan tirinya. Walaupun
tidak lazim dan melanggar nilai-nilai budaya, jumlah
keluarga inses semakin hari semakin besar. Halini dapat
kita cermati melalui pemberitaan dari berbagai media
cetak dan elektronik.
9) Keluarga tradisional dan nontradisional, dibedakan
berdasarkan ikatan perkawinan. Keluarga tradisional
diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga
nontradisional tidak diikat oleh perkawinan. Contoh
keluarga tradisional adalah ayah-ibu dan anak hasil dari
perkawinan atau adopsi. Contoh keluarga nontradisional
adalah sekelompok orang tinggal di sebuah asrama

d. Peran Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga menurut
Nasrul Effendy 1998, adalah sebagai berikut:
1) Peran ayah: Ayah sebagai suami dari istri dan anak -
anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2) Peran ibu: Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga
sebagai pengasuh dan pendidik anak–anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan
sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3) Peran anak: anak–anak melaksanakan peranan
psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya
baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

e. Fungsi Keluarga
Menururt Friedman (1999) seperti yang di kutip oleh
Sudiharto(2007) lima fungsi keluarga adalah:
1) Fungsi Afektif (Fungsi pemeliharaan kepribadian): untuk
stabilitas kepribadian kaum dewasa, memenuhi
kebutuhan–kebutuhan para anggota keluarga.
2) Sosialisai dan fungsi penempatan sosial: untuk
sosialisasi primer anak–anak yang bertujuan untuk
membuat mereka menjadi anggota masyarakat yang
produktif, dan juga sebagai penganugrahan status
anggota keluarga.
3) Fungsi Reproduksi: untuk menjaga kelangsungan
keturunan/generasi dan menambah sumber daya
manusia, juga untuk kelangsungan hidup masyarakat.
4) Fungsi Ekonomis: untuk mengadakan sumber–sumber
ekonomi yang memadai dan mengalokasikan sumber-
sumber tersebut secara efektif.
5) Fungsi Perawat Kesehatan: untuk mengadalan
kebutuhan-kebutuhan
fisik–pangan, sandang, papan dan perawatan
kesehatan.

f. Tahap perkembangan keluarga


Menurut Duvall (1977) dikutip Friedman (1998) tahap dan
tugas perkembangan keluarga ada 8, yaitu:

Tabel I. Delapan tahap siklus kehidupan keluarga.


Tahap
No Tugas perkembangan
Perkembangan
1. Keluarga pemula a. Membangun perkawinan yang saling
memuaskan
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan
secara harminis
c. Keluarga berencana (keputusan tentang
kedudukan sebagai orangtua
2. Keluarga sedang a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah
mengasuh anak unit yang mantap.
b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan
yang bertentangan dan kebutuhan anggota
keluarga.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan
yang memuaskan
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga
besar dengan menambahkan peran-peran
orangtua dan kakek nenek
3. Keluarga dengan a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga
anak usia prasekolah seperti rumah, ruang bermain, privasi,
keamanan
b. Mensosialisasikan anak
c. Mengintegrasikan anak yang baru
sementara tetap memenuhi kebutuhan
anak-anak yang lain
d. Mempertahankan hubungan yang sehat
dalam keluarga
4. Keluarga dengan a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk
anak usia sekolah meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman
sebaya yang sehat
b. Mempertahankan hubungan perkawinan
yang memuaskan
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik
anggota keluarga
5. Keluarga dengan a. Mengembangkan kebebasan dengan
anak remaja tanggungjawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri
b. Memfokuskan kembali hubungan
perkawinan
c. Berkomunikasi secara terbuka antara
orangtua dan anak-anak
6. Keluarga melepaskan a. Memperluas siklus keluarga dengan
anak dewasa muda memasukkan anggota keluarga baru
didapatkan melalui perkawinan anak-anak
b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan
menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan
c. Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-
sakitan dari suami maupun istri
7. Orang tua usia a. Menyediakan lingkungan yang
pertengahan meningkatkan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan – hubungan
yang memuaskan dan penuh arti dengan
para orangtua lansia dan anak-anak
c. Memperkokoh hubungan perkawinan
8. Keluarga lansia a. Mempertahankan pengaturan hidup yang
memuaskan
b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang
menurun
c. Mempertahankan hubungan perkawinan
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan
pasangan
e. Mempertahankan ikatan keluarga antar
generasi
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi
mereka (penelaahan dan integrasi hidup)
g. Tugas Kesehatan Keluarga
Friedman (2002) membagi 5 peran kesehatan dalam
keluarga yaitu:
1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap
anggotanya.
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang
tepat.
3) Menberikan keperawatan kepada anggota keluarganya
yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya
sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
4) Mempertahankan suasana di rumah yang
menguntungjan kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarga.
5) Mempertahankan hubungan kepribadian anggota
keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan, yang
menunjukan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas
kesehatan yang ada.

2. Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat


Seseorang perawat memiliki tanggung jawab dan
tanggung gugat untuk asuhan keperawatan yang diberikannya.
Tanggung jawab mengacu pada pelaksanaan tugas yang
dikaitkan dengan peran tertentu perawat American Nurses
assication (ANA) (1985). Ketika memberikan medikasi, perawat
bertanggung jawab dalam mengkaji kebutuhan klien terhadap
obat-obatan memberikannya dengan benar dan dalam dosis
yang aman serta mengevaluasi responnya. Seorang perawat
yang bertindak secara bertanggung jawab akan meningkatkan
rasa percaya klien dan professional lainnya. Seorang perawat
yang bertanggung jawab akan tetap kompeten dalam
pengetahuan dan kemampuan, serta menunjukkan keinginan
untuk bertindak menurut paduan etik profesi.
Tanggung gugat artinya dapat memberikan alasan atas
tindakannya. Seorang perawat bertanggung gugat terhadap
dirinya sendiri, klien, profesi, atasan dan masyarakat. Jika dosis
medikasi salah diberikan, perawat bertanggung gugat pada
klien yang menerima medikasi tersebut, dokter yang
memprogramkan tindakan, perawat yang menetapkan standar
perilaku yang diharapkan, serta masyarakat, yang semuanya
menghendaki perilaku professional. Untuk dapat melakukan
tanggung gugat, perawat harus bertindak menurut kode etik
professional. Jika suatu kesalahan terjadi, perawat
melaporkannya dan memulai perawatan untuk mencegah
trauma lebih lanjut. Tanggung jawab memicu evaluasi
efektivitas perawat dalam praktik. Tanggung gugat professional
memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Untuk mengevaluasi praktisi professional baru dan mengkaji
ulang yang telah ada.
b. Untuk mempertahankan standar perawatan kesehatan.
c. Untuk memudahkan refleksi pribadi, pemikiran etis, dan
pertumbuhan pribadi pada pihak professional perawatan
kesehatan.
d. Untuk memberikan dasar pengambilan keputusan etis.

3. Ruang lingkup
a. Pengertian
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6
tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada
usia 13 tahun, awal dari masa remaja Menurut Erikson
(1950), orang tua berjuang dengan tuntutan ganda yaitu
berupaya mencari kepuasan dalam mengasuh generasi
berikutnya (tugas perkembangan generasivitas) dan
memperhatikan perkembangan mereka sendiri ; sementara
anak-anak usia sekolah bekerjauntukmengembangkan
sense of industry – kapasitas untuk menikmati pekerjaan &
mencoba mengurangi atau menangkis perasaan rendah diri.

b. Tugas Perkembangan Keluarga


1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan
prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan
teman sebaya yang sehat.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskan.
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
4) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan
prestasi sekolah.
5) Mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang
sehat.
6) Tahun-tahun ini dipenuhi oleh kegiatan-kegiatan
keluarga, tapi ada juga kekuatan-kekuatan yang secara
perlahan-lahan mendorong anak tersebut pisah dari
keluarga sebagai persiapan menuju masa remaja.
7) Selama tahap ini orang tua merasakan tekanan yang luar
biasa dari komunitas di luar rumah, melalui sistem
sekolah dan berbagai asosiasi di luar keluarga yang
mengharuskan anak-anak mereka menyesuaikan diri
dengan standar-standar komunitas.
8) Kecacatan pada anak-anak akan ketahuan selama
periode kehidupan anak ini.
c. Kemungkinan diagnosa
1) Resiko cidera
2) Resiko trauma
3) Resiko keracunan
4) Resiko infeksi
5) Gangguan penanganan pemeliharaan rumah
6) Perubahan menjadi orang tua
7) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
8) Gangguan komunikasi verbal

d. Peran perawat
1) Monitor perkembangan awal masa kanak-kanak,
perujukan bila ada indikasi Pendidikan dalam tindakan
pertolongan pertama dan kedaruratan.
2) Koordinator dengan layanan pediatri Penyelia imunisasi
3) Konselor pada nutrisi dan latihan
4) Pendidikan dalam isu pemecahan masalah mengenai
kebiasaan kesehatan
5) Pendidikan tentang hygiene perawatan gigi
6) Konselor pada keamanan lingkungan dirumah
7) Fasilitator dalam hubungan interpersonal
8) Para perawat sekolah dan guru akan mendeteksi banyak
defek penglihatan, pendengaran, wicara, kesulitan
belajar, gangguan tingkah laku, perawatan gigi yang tidak
adekuat, penganiayaan anak, penyalahgunaan zat &
masalah-masalah menular (Edelman dan Mandle, 1986).
B. Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Tahap Pengkajian
a. Data Umum
Nama kepala keluarga adalah Tn. A berumur 39
tahun, yang beralamat didesa Lamsiteh dusun T. Dipirak
Kec. Darul Imarah Kab. Aceh Besar. Pekerjaan Tn. A adalah
wiraswasta, pendidikan terakhir Tn. A adalah SMA.
Komposisi keluaga adalah sebagai berikut:

No Nama J Hub Umur Pend Kerja Status Imunisasi Ket


K Dgn BCG Polio DPT Hepatitis Campak
Keluarga
1. Ny. M P Istri 36 SMA IRT - - - - - Sehat
thn
2 An. S P Anak 9 thn SD - - - - - - Sehat
3 An. M L Anak 5 thn TK - - - - - - Sakit
Genogram Keluarga

Tn. A 39 tahun Ny. M 36 tahun

An. A 5 tahun

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: klien

: laki-laki meninggal

: perempuan meninggal

: tinggal bersama

Tipe keluarga keluarga Tn. A merupakan keluarga


tipe keluarga Nuclear family terdri dari ayah, ibu, dan 2 orang
anaknya. Suku bangsa keluarga Tn. A dan Ny. M ini yaitu
suku Aceh, bahasa yang digunakan keluarga sehari-hari
bahasa Indonesia dan bahasa Aceh. Menurut budayanya
Tn. A hubungan dengan kesehatan tidak terpengaruhi.
Kepercayaaan yang dianut oleh keluarga Tn. A yaitu agama
Islam, kepercayaan yang dianut oleh keluarga Tn. A sangat
mempengaruhi kesehatannya, karena Tn. A mengganggap
bahwa Allah yang dapat memberikan kesehatan, dan
keluarga ini rajin menjalani sholat 5 waktu.Tn. A juga sering
mengikuti kegiatan di meunasah.
Status sosial ekonomi keluarga Tn. A dan Ny. M ini
mengatakan pendapatnya dalam sebulan Rp 2.000.000,-
sebulannya. Dengan penghasilannya keluarga ini
menggunakan biaya kebutuhan sehari-hari seperti,
konsumsi, membayar listrik, serta membeli barang-barang
keperluan sehari-hari, dan keluarga ini mempunyai uang
tabungan yaitu di Bank. Aktivitas rekreasi keluarga Tn. A ini
mengatakan sering berkreasi dengan cara menonton TV
bersama dan kadang-kadang keluarga ini meluangkan waktu
kepada keluarganya untuk pergi ke pantai. Keluarga ini
mengatakan jarang meluangkan waktu untuk bersama
karena Tn. A sibuk bekerja.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini Keluarga
Tn. A saat ini berada pada tahap keluarga usia sekolah
karena anak pertama dari Tn. A berusia 9 tahun. Tahap
perkembangan keluarga pada usia sekolah adalah
mensosialisasikan anak-anak termasuk membantu anak-
anak mencapai prestasi yang baik di sekolah, membantu
anak-anak membina hubungan dengan teman sebaya,
mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan masing-
masing anggota keluarga. Semua tahap perkembangan
keluarga telah terpenuhi namun pada tahap memenuhi
kebutuhan kesehatan masing-masing anggota keluarga
belum terpenuhi.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi ialah memenuhi kebutuhan kesehatan masing-
masing anggota keluarga.
3) Riwayat keluarga inti
Dalam keluarga Tn. A tidak pernah mengalami
riwayat penyakit keturunan dari keluarganya. Riwayat
kesehatan anggota keluarga tidak ada, sumber
pelayanan kesehatan yang digunakan keluarga adalah
BPJS.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat kesehatan keluarga Tn. A yaitu ayahnya
tidak mempunyai penyakit keturunan dan ibunya tidak
ada, Sedangkan Ny. I juga tidak mempunyai penyakit
keturunan. Tn. A sewaktu kecil sering pernah mengalami
penyakit thipoid.

c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Rumah keluarga Tn A adalah rumah sewa, di
dalam Rumah terdiri dari 2 kamar ditempati 4 orang , 1
ruang tamu, 1 ruang keluarga dan ruang makan, 1 dapur,
1 kamar mandi, ventilasi disetiap jendela, pencahayaan
rumah tampak terang bila pagi sampai sore oleh cahaya
matahari dan rumah Tn. A menggunakan sumbier air
minum dari air isi ulang dan untuk MCK menggunakan air
sumur, kondisi air bersih, tidak berbau, dan tidak
berwarna, di rumahnya mempunyai beberapa barang-
barang elektronik. Halaman ruamahnya sangat bersih
sekeliling rumah dipagar.

Denah rumah:

kamar kamar

dapur
Kamar mandi

Kamar mandi

Keterangannya :
= Pintu masuk

2) Karakteristik tetangga dan masyarakat


Daerah gampong yang tempat tinggal Tn. A agak
jarang penduduknya dan masyarkat gampong ini sangat
ramah dan sosialnya sangat baik. Jarak anatara rumah
dengan polindes tidak terlalu jauh. Semua warga
mayoritas beragama islam. Interaksi sesama agama
islam sering membuat pengajian bersama-sama, dan
melakukan gotong royang terhadap gampong. Rata-rata
penduduk bekerja wiraswasta dan juga supir.
3) Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. A dan Ny. M mengatakan sering
berpindah-pindah rumah, karena belum memiliki rumah
sendiri tapi keluarga tetap bias beradaptasi dengan
lingkungan kerena keluarga adalah penduduk asli
gampong.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. A aktif mengikuti kegiatan dalam masyarakat
seperti pengajian, gotong-royong dan lain-lainnya.
Sedangkan istrinya Ny. M mengatakan dia juga aktif
dalam masyarakat Gampong Lamsiteh ini dengan
mengikuti pengajian setiap 1 minggu 1 kali.
5) Sistem pendukung keluarga
Tipe rumah keluarga Tn. A ini adalah tipe
permanen berdekatan dengan tetangganya, Tn. A
mengatakan kadang-kadang meminta pertolongan
kepada tetangganya, dan tetangganya sangat bersedia
dan sangat akarab dengan keluarga Tn. A.

d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga ini sangat baik,
secara verbal atau terbuka 1 sama lain, bila ada masalah
sering membicarakan bersama-sama. Yang mengambil
keputusan dalam keluarga ini adalah Tn. A.
2) Struktur kekuatan keluarga
Tn. A sangat saling menghargai saling
menghormati, satu sama lain, Tn. A dan Ny. M saling
memberikan dukungan kepada keluarganya serta
motivasi.
3) Struktur peran
Tn. A adalah seorang kepala keluarga ayah yang
baik bagi anak-anaknya dan istrinya, bertanggung jawab,
dan bekerja sebagai tukang jahit dan Ny. M adalah istri
yang baik bagi suaminya dan ibu bagi anak-anaknya
sebagai IRT yang soleha,dan ibu yang bertugas sebagai
IRT serta membantu suaminya menjahit, An. N dan An. A
adalah anak dari dari Tn. A dan Ny. M yang patuh
kepada orang tuanya dan merupakan cucu bagi orang
tua Tn. A dan Ny. M.
4) Nilai atau norma keluarga
Tn. A dan Ny. M selalu memberikan teguran
kepada anaknya bila anaknya berbuat kesalahan dan
tidak pernah memukul atau memarahinnya, tidak pernah
melenceng dari norma-norma agama, dan nilai kebaikan
dari leluhurnya ditanamkan dalam diri anak-anaknya.

e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Tn. A sering menetapkan asah ,asih, dan asuh dalam
keluarganya, tetapi Tn. A mempunyai banyak kegiatan
mengajar sehingga jarang ada waktu di rumah dan untuk
mengurus keluarga di rumah.
2) Fungsi sosialisasi
Keluarga sering berinteinraksi dengan keluarga besarnya
dan menagajar anak-anaknya saling menghargai lebih
tua.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Tn. A membawa keputusan membawa anaknya ke
puskesmas dan rumah sakit, keluarganya mengenal
penyakit demam, flu dan batuk. Kemampuan dalam
mengambil keputusan dalam kesehatan adalah Tn. A
dan Ny. M, keluarga ini mampu merawat anggota
keluarganya bila ada yang sakit. Keluarga ini selalu
menjaga lingkungannya agar tetap bersih dan nyaman.
Bila ada keluarga yang sakit, keluarga membawa
anaknya ke rumah sakit.
4) Fungsi reproduksi
Keluarga ini hanya memiliki 2 anak, anak yang
pertamanya An. N perempuan berusia 9 tahun dan anak
keduanya laki-laki An. A Ny. M tidak memakai alat KB.
5) Fungsi ekonomi
Menurut Tn. A, keluarga ini mempunyai penghasilan yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan keluaraga ini.

f. Stress dan koping keluarga


1) Stressor jangka pendek dan panjang
1. Stressor jangka pendek
Keluarga Tn. A mengatakan tidak ada
permasalahan dalam keluarganya, dan tidak
mengalami apa-apa.
2. Stressor jangka panjang
Keluarga Tn. A ingin anaknya mendapatkan
pendidikan yang lebih tinggi dan mendapatkan
prestasi yang bagus namun keluarga harus
mengumpulkan biayanya ke bank.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Keluarga Tn. A selau mengantisipasi terhadap

masalah yang terjadi pada anggota keluarganya

khususnya pada kesehatan anak dan ayahnya karena

ayahnya sangat rentan terhadap penyakit.

3) Strategi koping yang digunakan

Bila anaknya Tn. A mengalami sakit selalu

membawanya atau berobat sendiri ke puskesmas dan

rumah sakit terdekat, bahkan membeli obat-obat bebas di


apotik, bila mempunyai masalah keluarga selalu

menyelesaikan secara berdiskusi.

4) Strategi adaptasi disfungsional

Ny. M tidak pernah memarahi anaknya bila berbuat salah

melainkan menegurnya. An. N dan An. A diajarkan

kedewasaan oleh Tn. A dan Ny. M.

5) Strategi adaptasi disfungsional

Yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan. Keluarga Tn. A bila menyelesaikan

masalah berdiskusi dengan Ny. M dan keputusan selalu

diputuskan secara bersama-sama.

g. Pemeriksaan fisik

No Pemeriksaan Tn. A Ny. M An. N An. A


fisik
1. KeadaanUmum
 BB 67 kg 67 kg 22 kg 18 kg
 TB 165 cm 155 cm 110 cm 85 cm
2. TTV
 TD 110/80 mmHg 120/70 mmHg - -
 RR 22 kali/menit 20 kali/menit 24 kali/menit 28 kali/menit
 N 88 kali/menit 84 kali/menit 94 kali/menit 105 kali/menit
 T 36,5 oC 36,7oC 36,5oC 37,5oC
3. Rambut Beruban, Hitam lurus, Hitam lurus, Hitam lurus,
Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak Bersih, tidak
ada ketombe, ada ketombe, ada ketombe, ada ketombe,
Tidak ada luka Tidak ada luka Tidak ada luka Tidak ada luka
di kulit kepala di kulit kepala di kulit kepala di kulit kepala
4. Mata Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Kelainan pada kelainan pada kelainan pada kelainan pada
mata, tidak mata, tidak mata, tidak mata, tidak
memakai kaca memakai kaca memakai kaca memakai kaca
mata, mata, mata, mata,
Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
anemis anemis anemis anemis
5. Telinga Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
ada cairan ada cairan ada cairan ada cairan
yang keluar, yang keluar, yang keluar, yang keluar,
Bersih, Bersih, Bersih, Bersih,
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
normal normal normal normal
6. Hidung Bersih, Bersih, Bersih, Bersih,
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Sedidikit
serumen, serumen, serumen, mengeluarkan
mukosa hidung mukosa hidung mukosa hidung muccus,
lembab, tidak lembab, tidak lembab, ada mukosa hidung
ada ada pembengkakan lembab, tidak
pembengkakan pembengkakan sinus ada
sinus sinus pembengkakan
sinus
7. Mulut Bersih, gigi Bersih, gigi Bersih, gigi Bersih, gigi
lengkap, lengkap, lengkap, lengkap,
mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir
lembab, tidak lembab, tidak lembab, tidak lembab, tidak
ada sariawan, ada sariawan, ada sariawan, ada sariawan,
Lidah bersih, Lidah bersih, Lidah bersih, Lidah bersih,
palatum palatum palatum palatum
normal, normal, normal, Tidak normal, Tidak
Tidak ada Tidak ada ada sianosis di ada sianosis di
sianosis di bibir sianosis di bibir bibir bibir
8. Kuku Bersih Bersih Bersih Bersih
CRT < 2 dtk CRT < 2 dtk CRT < 2 dtk CRT < 2 dtk
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
sianosis sianosis sianosis sianosis
9. Kulit Bersih, turgor Bersih, turgor Bersih, turgor Bersih, turgor
kulit baik, tidak kulit baik, tidak kulit baik, tidak kulit baik, tidak
ada lesi, warna ada lesi, warna ada lesi, warna ada lesi, warna
kulit kemerah- kulit kemerah- kulit kemerah- kulit kemerah-
merahan, merahan, merahan, merahan,
kondisi kulit kondisi kulit kondisi kulit kondisi kulit
lembab lembab lembab lembab
10. Leher Tidak ada kaku Tidak ada kaku Tidak ada kaku Tidak ada kaku
kuduk, tidak kuduk, tidak kuduk, tidak kuduk, tidak
ada ada ada ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
vena jugularis, vena jugularis, vena jugularis, vena jugularis,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan
kelenjar tyroid kelenjar tyroid kelenjar tyroid kelenjar tyroid
11. Sistem Pernafasan Pernafasan Pernafasan Pernafasan
pernapasan teratur, suara teratur, suara teratur, suara teratur, suara
nafas nafas nafas nafas
vesikuler, naik vesikuler, naik vesikuler, naik vesikuler, naik
turun dada turun dada turun dada turun dada
simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak
ada suara ada suara ada suara ada suara
tambahan, tambahan, tambahan, tambahan,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan
bantuan bantuan bantuan bantuan
oksigen, tidak oksigen, tidak oksigen, tidak oksigen, tidak
ada ada ada ada
penggunaan penggunaan penggunaan penggunaan
otot bantu otot bantu otot bantu otot bantu
nafas nafas nafas nafas
12. Sistem Denyut nadi Denyut nadi Denyut nadi Denyut nadi
kardiovaskuler normal, tidak normal, tidak normal, tidak normal, tidak
ada nyeri dada, ada nyeri ada nyeri ada nyeri
tidak ada dada, tidak ada dada, tidak ada dada, tidak ada
oedema dan oedema dan oedema dan oedema dan
sianosis sianosis sianosis sianosis
13. Sistem Sistem Sistem Sistem Sistem
Gastrointestinal pencernaan pencernaan pencernaan pencernaan
baik, BAB 1 baik, BAB 1 baik, BAB 1 baik, BAB 1
kali/hari, feses kali/hari, feses kali/hari, feses kali/hari, feses
padat, tidak padat, tidak padat, tidak padat, tidak
ada ada ada ada
mual/muntah mual/muntah mual/muntah mual/muntah
14. Sistem Kekuatan Kekuatan Kekuatan Kekuatan
Muskuloskeletal tonus otot baik, tonus otot baik, tonus otot baik, tonus otot baik,
skala motorik skala motorik skala motorik skala motorik
5, tidak ada 5, tidak ada 5, tidak ada 5, tidak ada
fraktur, tidak fraktur, tidak fraktur, tidak fraktur, tidak
menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan
alat bantu alat bantu alat bantu alat bantu
berjalan berjalan berjalan berjalan
h. Harapan keluarga
Tn. A dan Ny. M menyatakan harapan dalam
kesehatan keluargannya lebih baik lagi kedepannya, dan
berharap agar mampu mengkuliahkan anaknya lebih tinggi
lagi dan Ny. M mengatakan mendapatkan pengobatan
sesuai dengan prosedur yang dilakukan dalam rumah sakit,
dan puskesmasnya. Keluarga Tn. A sangat berharap
mendapat informasi tertang kesehatan dan sangat senang
dengan adanya mahasiswa keperawatan yang praktek di
Gampongnya.

i. Analisa Data
No Data penunjang Masalah Keperawatan
1. DS: Pola nafas tidak efektif
a. Ny. M mengatakan tidak pada keluarga Tn. A
mengetahui masalah yang khususnya An. A
dideritanya dan penyebabnya
b. An.A sering merasa nafasnya
pendek-pendek meskipun dalam
keadaan istirahat, dan An.A
mengatakan sudah biasa bernafas
seperti itu.
c. Keluarga mengatakan An. A pilek
sejak 2 hari yang lalu.
Do:
a. An. A terlihat bingung dengan
keadaannya
b. Keluarga sering bertanya apa itu
ISPA dan apa penyebabnya
c. An. A sering bertanya sakitnya bisa
sembuh apa tidak.
d. Terlihat keluarnya muccus dari
hidung An. A
e. RR : 28 kali/menit
T: 37,5 °C
N: 105 kali/menit
2. DS: Koping individu tidak
a. Ny. M mengatakan tidak mengetahui efektif pada An. A
penyakit apa yang diderita oleh dikeluarga Tn. A
anaknya akan parah jika tidak diobati
segera.
b. Tn. A mengatakan tidak terlalu punya
banyak waktu terhadap anaknya di
karnakan sibuk sebagai seorang
guru.
DO:
a. Ny. M pada An. A nampak kurang
respek terhadap tawaran-tawaran
informasi kesehatan
b. Ny.M pada An. A kurang konsentrasi
dalam diskusi tentang kondisi
kesehatannya.
3. DS: Kekambuhan ulang
a. Keluarga Tn. A mengatakan masalah pada An. A
rumahnya dibersihkan 2kali dalam keluarga Tn. A
sehari, An. A mengatakan
suasana dirumahnya tidak pengap
b. Ny. M mengatakan batuk pilek
kambuh jika An. A bermain dengan
debu dan dekat dengan asap
c. Ny. M mengatakan An. A sering
berobat ke rumah sakit atau
puskesmas karena demam.
DO :
a. Sampah yang ditumpuk dan
dibakar didepan rumah
b. keadaan rumah Tn. A bersih
c. terdapatnya pepohonan dan
semak-semak disekitar rumah.
d. RR : 28 kali / menit

j. Skoring Asuhan Keperawatan Keluarga


1) Diagnosa keperawatan 1 : Pola nafas tidak efektif pada
keluarga Tn. A khususnya An. A

No Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran


1. Sifat masalah 3 1 3/3x1=1 Sifat masalah merupakan aktual
Skala karena pada saat ISPAnya
Ancaman kambuh An. A merasakan agak
sesak, pada saat An. A berada
diruang yang kotor ISPA di biarkan
dapat menyebabkan pola nafas
tidak efektif
2 Kemungkinan 1 2 1/2x2=1 Masalah masih dapat di atasi
masalah dapat sebagian karena dengan
di ubah skala kemampuan keluarga merawat An.
sebagian A dengan ISPA kejadian pola
nafas tidak efektif diharapkan tidak
terjadi
3 Potensial 2 1 2/3x1=2/ Masalah tidak dapat langsung di
masalah untuk 3 atasi dengan perawatan singkat,
dicegah skala harus dilakukan perawatan secara
cukup terus menerus dan butuh kerja
sama dengan keluarga, perawat
dan dokter dalam mengatasinya
4 Menonjolnya 2 1 2/2x1=1 Keluarga melihat masalah ini
masalah skala adalah masalah berat dan harus
masalah berat segera ditangani,agar masalah
dan harus tidak bertambah berat.
segera di
tangani
TOTAL 3 2/3
2) Diagnosa keperawatan 2: Koping individu tidak efektif

pada An. A dikeluarga Tn. A

No Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran


1 Sifat masalah 2 1 2/3x1=2/ Sifat masalah merupakan bukan
Skala 3 ancaman, An. A menginginkan sembuh
Ancaman tetapi tidak bisa melakukan perawatan
secara mandiri
2 Kemungkinan 1 1/2x2= Masalah dapat di atasi sebagian karena
masalah dapat 1 dengan kemampuan keluarga merawat
di ubah skala An.A dengan ISPA koping individu
sebagian meningkat
3 Potensial 2 2/3 2/3x1=2/ Masalah tidak dapat langsung di atasi
masalah untuk 3 dengan perawatan singkat, harus
dicegah skala dilakukan perawatan secara terus
cukup menerus dan butuh kerja sama dengan
keluarga, perawat dan dokter dalam
mengatasinya
4 Menonjolnya 2 1 2/2x1= Keluarga melihat masalah ini adalah
masalah skala 1 masalah berat dan harus segera
masalah berat ditangani,agar masalah tidak bertambah
dan harus berat.
segera di
tangani
TOTAL 3 1/3

3) Diagnosa keperawatan 3: Kekambuhan ulang


masalah pada An. A keluarga Tn. TA

No Kriteria Nilai Bobo Skor Pembenaran


t
1 Sifat masalah 3 1 3/3x1=1 Sifat masalah merupakan ancaman
Skala karena pada saat ISPAnya kambuh An.A
ancaman merasakan agak sesak pada saat An.A
berada diruang yang kotor ISPA
dibiarkan dapat menyebabkan resiko
tinggi kekambuhan masalah ISPA
2 Kemungkinan ½ 2 1/2x2=1 Masalah dapat di atasi sebagian karena
masalah dapat dengan kemampuan keluarga merawat
di ubah skala An.A dengan ISPA kejadian terjadi
sebagian kekambuhan diharapkan tidak terjadi
3 Potensial 1/3 1 1/3x1=1/ Masalah tidak dapat langsung di atasi
masalah untuk 3 dengan perawatan singkat,harus
dicegah skala dilakukan perawatan secara terus
cukup menerus dan butuh kerja sama dengan
keluarga,perawat dan dokter dalam
mengatasinya
4 Menonjolnya 0/2 1 0/2x1=0 Keluarga melihat masalah ini adalah
masalah masalah berat dan harus segera
skala masalah ditangani,agar masalah tidak bertambah
berat dan berat.
harus segera
di tangani
TOTAL 2 1/3

k. Prioritas Masalah
1) Pola nafas tidak efektif pada keluarga Tn. TM khususnya
An. M
2) Koping individu tidak efektif pada An. M dikeluarga Tn. TM
3) Kekambuhan masalah pada keluarga Tn. TM terutama
pada An. M
l. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Diagnosa Tujuan Kriteria Evaliasi


No Rencana Intervensi
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
1 2 3 4 5 6 7
1. Pola nafas tidak Setelah 1. Setelah
efektif pada keluarga dilakukan dilakukan
Tn. A khususnya An. intervensi intervensi
A Keperawatan keperawatan
selama 8 x selama 1 × 45
45 kunjungan menit Pertemuan
diharapkan diharapkan
Pola nafas keluarga mampu
efektif . mengenal
masalah ISPA
pada anggota Respon Keluarga dapat 1.1.1 kaji pengetahuan
keluarga dengan Verbal menyebutkan pengertian keluarga tentang
Kriteria ISPA adalah infeksi pengertian ISPA
1.1 Mampu saluran pernapasan atas. dengan menggunakan
menyebutkan leaflet
pengertian 1.1.2.berikan reiforcement
ISPA (+)
1.1.3 jelaskan tentang
tentang pengertian
ISPA
1.1.4 Bimbing keluarga
untuk mengulangi
kembali apa yang
telah dijelaskan
1.1.5 Berikan
reinforcemen(+) atas
kemampuan keluarga
1.1.6 Beri kesempatan
keluarga untuk

31
bertanya
1.1.7 jawab pertanyaan
keluarga

1.2 Keluarga Respon Keluarga dapat 1.2.1.kaji pengetahuan


mampu Verbal Menyebutkan keluarga tentang
Menyebutkan penyebab terjadinya dari penyebab ISPA
penyebab ISPA ISPA: 1.2.2. berikan
1. Tertular penderita ISPA reiforcement(+)
2. Kurang gizi 1.2.3. jelaskan tentang
3. Tinggal di lingkungan factor penyebab ISPA
dengan sanitasi buruk 1.2.4. Bimbing keluarga
4. Imunisasi belum untuk mengulangi
lengkap kembali apa yang
telah di jelaskan
1.2.5.Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya
1.2.6.jawab pertanyaan
keluarga
1.3 Keluarga Respon Keluarga mampu 1.3.1.kaji pengetahuan
mampu Verbal menyebutkan tanda dan keluarga tentang
menyebutkan gejala ISPA pada An.M tanda dan gejala
tanda dan tanda dan gejala ISPA: ISPA.
gejala ISPA 1. Batuk 1.3.2.berikan reiforcement
2. Pilek (+)
3. Demam 1.3.3.jelaskan tentang
4. Nafas cepat tentang tanda dan
5. Umur 2 bln=60x gejala ISPA
atau lebih/menit 1.3.4.Bimbing keluarga
6. Umur 2 bln-1 tahun untuk mengulangi
= 50x atau kembali apa yang
lebih/menit telah dijelaskan.
7. Umur 1-5 thn= 40x 1.3.5.Berikan
atau lebih/menit reinforcemen(+) atas
8. Nafas sesak kemampuan keluarga
1.3.6.Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya
1.3.7.jawab pertanyaan
keluarga.

1.4 Keluarga Respon keluarga mampu 1.4.1.Bimbing keluarga

32
mampu Verbal menyebutkan 2 dari 4 untuk mengidentifikasi
mengeidentifik akibat lanjut dari ISPA: tanda dan gejala ISPA
asi tanda dan 1. Batuk yang dirasakan
gejala ISPA 2. Pilek 1.4.2.Berikan
yang terjadi 3. Demam reinforcemen(+) atas
pada An. M 4. Nafas cepat kemampuan keluarga
5. Umur 2 bln=60x 1.4.3.Beri kesempatan
atau lebih/menit keluarga untuk
6. Umur 2 bln-1 tahun bertanya
= 50x atau 1.4.4.jawab pertanyaan
lebih/menit keluarga
7. Umur 1-5 thn= 40x
atau lebih/menit
8. Nafas sesak

2.Setelah
dilakukan
intervensi
keperawatan
selama 1x45
menit pertemuan
diharapkan
keluarga mampu
memutuskan
tindakan
keperawatan
yang tepat untuk
mengatasi
masalah ISPA
dengan kriteria:
2.1 keluarga Respon keluarga mampu 2.1.1.Kaji pengetahuan
mampu Verbal menyebutkan akibat lanjut keluarga tentang
menyebutkan dari ISPA akibat lanjut dari ISPA
akibat lanjut  Daya tahan tubuh 2.1.2.berikan reiforcement
dari ISPA menurun (+)

33
 meninggal dunia jika 2.1.3.jelaskan tentang
sesak nafas terlambat akibat lanjut dari ISPA
di tolong 2.1.4.Bimbing keluarga
 batuk tidak diobati akan untuk mengulangi
menjadi parah menjadi kembali apa yang
masalah TBC. telah dijelaskan
2.1.5.Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya
2.1.6.Jawab pertanyaan
keluaga

2.2 memutuskan Respon keluarga memutuskan 2.2.1.memberi kesempatan


untuk merawat Verbal untuk merawat anggota keluarga untuk
anggota keluarga dengan ISPA mengambil keputusan
keluarga 2.2.2.Bantu keluarga untuk
dengan mengambil keputusan
masalah ISPA 2.2.3.Beri reinforcement (+)
atas kemampuan
keluarga membuat
keputusan yang tepat.
3.setelah
dilakukan
intervensi
keperawatan
selama1 x
45diharapkan
keluarga mampu
merawat anggota
keluarga dengan
ISPA :
3.1.Menyebutkan Respon keluarga mampu 3.1.1. Jelaskan pada
cara perawatan Verbal menyebutkan keluarga tentang diet
anggota Langkah-langkah diet ISPA dengan cara
dengan pada ISPA obat/tanpa obat

34
pemilihan diet 1. Dengan obat dan tanpa 3.1.2. anjurkan klien untuk
keluarga yang obat mengulang kembali
mengalami 2. Tidak memakan cara-cara yang dapat
ISPA makanan pencetus dilakukan untuk
alergi mengatasi ISPA
3. Anjurkan untuk 3.1.3. beri reinforcement
menghindari olaraga fositif atas
yang berat. keberhasilan keluarga
4. Hindari stress

3.2. mampu Respon keluarga mampu 3.2.1.kaji pengetahuan


mendemonstr Psikom mendemonstrasikan cara keluarga tentang
asikan cara otor membuat obat cara membuat obat
membuat obat tradisional/tanaman herbal tradisional/tanaman
tradisional/tan di rumah herbal
aman herbal 1. Air panas 3.2.2.beri reinforcement(+)
untuk ISPA 2. Baskom atas jawaban keluarga
3. Handuk 3.2.3.Demonstrasikan
4. Minyak kayu putih tentang cara
membuat obat
tradisional
3.2.4.Bimbing keluarga
untuk mengulangi
kembali apa yang
telah didemonstasikan
3.2.5.Berikan kesempatan
keluarga untuk
bertanya
3.2.6.jawab pertanyaan
keluarga

35
4.Setelah di
lakukan interasi
Respon
Verbalensi
keperwatan
selama 1x45
menit keluarga
mampu
memodifikasi
lingkungan yang
mampu
mendukung
perawatan ISPA
4.1.Menyebutkan respon Pada kunjungan yang 4.1.1.Dengan
dengan cara verbal tidak di rencanakan menggunakan leaflet
memodifikasi Psikom Keluarga mampu jelaskan cara
lingkungan otor menyebutkan 5 dari 8 cara memodifikasi
memodifikasi lingkungan : lingkungan untuk
1.membuat masakan penderita ISPA
makanan yang tidak dengan keluarga
berlemak 4.1.2.Motivasi keluarga
2.Tidak makanan yang untuk menerapkan
kaleng cara pemeliharaan
3.Menyeimbangkan antara lingkungan bagi
kerja dan istirahat penderita ISPA
4.mengatur perabotan 4.1.3.Evaluasi pada
rumah secara teratur kunjungan yang tidak
5.Pencahayaan rumah direncanakan ke
terang rumah kelurga
6.Ruang tidak panas 4.1.4.beri kesempatan
7.Suasana di rumah keluarga untuk
tenang dan nyaman mengekspresikan
8.Menciptakan suasana perasaanya dengan
yang harmonis dalam mengajukan
keluarga pertanyaan
4.1.5.jawab pertanyaan
keluarga
4.1.6.Beri reinforcement(+)

5. Setelah
dilakukan
interaksi Respon
Verbalensi
keperawatan
selama 1x45
menit
,diharapkan
keluarga mampu
memanfaatkan
fasilitas
pelayanan
kesehatan yang

36
ada dengan
kriteria:
5.1.keluarga Respon Manfaat fasilitas 5.1.1.Kaji pengetahuan
mampu verbal pelayanan kesehatan keluarga tentang
menyebutkan adalah : manfaat fasilitas
manfaat 1. Mendapatkan pelayanan kesehatan
pelayanan konsultasi/pemeriksaan 5.1.2.Beri reinforcement
kesehatan secara langsung 5.1.3.Jelaskan tentang
2. mendapatkan informasi manfaat fasilitas
yang akurat tentang pelayanan kesehatan
tempat berobat 5.1.4.Bimbing keluarga
untuk mengulangi hal
yang di jelaskan
5.1.6.jawab pertanyaan
keluarga
5.1.7.Evaluasi apa yang
telah dijelaskan.

5.2.Keluarga Respon Fasilitas Pelayanan 5.2.1.kaji pengetahuan


mampu verbal kesehatan yang dapat di keluarga tentang
menyebutkan gunakan: fasilitas pelayanan
fasilitas 1.Rumah sakit,buka setiap yang dapat di
pelayanan hari 24 jam gunakan.
kesehatan 2.Puskesmas buka dari 5.2.2.beri reinforcement(+)
terdekat yang hari senin-jum”at dari 5.2.3.jelaskan tentang
bisa jam 08.00-16.00 WIB fasilitas pelayanan
dimanfaatkan 3.Praktek dokter, bidan, kesehatan yang dapat
dan jadwal buka setiap hari pukul digunakan
kunjungan 17.00-21.00 kecuali hari 5.2.4.Bimbing keluarga
libur untuk mengulangi
kembali
5.2.5.beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya
5.2.6.Jawab pertanyaan
keluarga
5.2.7.Evaluasi
5.3 Memanfaatkan Respon Pada kunjungan yang 5.3.1.Beri dukungan

37
pelayanan Verbal tidak direncanakan keluarga untuk
kesehatan keluarga mampu memutuskan tindakan
menunjukkan kartu 5.3.2.Beri reinforcement (+)
kunjungan kesehatan
pada perawat

5.4.Memberikan Respon Dukungan pada keluarga 5.4.1.minta keluarga untuk


dukungan pada Verbal untuk menggunakan menunjukan kartu
keluarga untuk yankes dapat memberikan berobat yang di
menggunakan motivasi keluarga untuk resepkan dari
pelayanan keluar dari masalah ISPA pelayanan kesehatan
kesehatan 5.4.2.Beri reinforcement (+)
M. Catatan Asuhan Keperawatan Keluarga

(Catatan Perawatan/Perkembangan)

Diagnosa
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Pola nafas tidak Kamis, 21 1. a. Mengkaji pengetahuan keluarga S:
efektif pada Mei 2015 tentang pengertian ISPA 1. Ny. M mengatakan Keluarga dapat
keluarga Tn. A b. Memberikan reiforcement (+) menyebutkan pengertian ISPA adalah
khususnya An. A c. Menjelaskan tentang tentang infeksi saluran pernapasan akut. Yang
pengertian ISPA benar ISPA merupakan singkatan dari
d. Membimbing keluarga untuk Infeksi Saluran Pernapasan Atas.
mengulangi kembali apa yang 2. Ny. M mengatakan penyebab dari ISPA
telah dijelaskan pengertian ISPA adalah
e. Memberikan Reinforcement (+) atas a. Tertular penderita batuk
kemampuan Tn. TM b. Belum imunisasi lengkap
2. a. Mengkaji pengetahuan pada c. Kurang gizi
keluarga Tn. TM tentang penyebab, d. Lingkungan tempat tinggal yang tidak
tanda dan gejala ISPA. sehat.
b. Memberikan reinforcement (+) 3. Ny. M mengatakan tanda dan gejala
3. Menjelaskan tentang faktor penyebab, adalah :
tanda dan gejala ISPA a. Batuk
1). Faktor penyebab ISPA adalah. b. Pilek
a). Tertular penderita batuk c. Demam
b). Belum imunisasi lengkap d. Nafas cepat
c). Kurang gizi e. Umur 2 bln=60x atau lebih/menit
d). Lingkungan tempat tinggal yang f. Umur 2 bln-1 tahun = 50x atau
tidak sehat lebih/menit
2). Tanda dan gejala adalah : g. Umur 1-5 thn= 40x atau lebih/menit
a) Batuk h. Nafas sesak atau adanya tarikan
b) Pilek dinding dada.
c) Demam
d) Nafas cepat O.
e) Umur 2 bln=60x atau lebih/menit 1. Ny. M mampu menyebutkan pengertian
f) Umur 2 bln-1 tahun = 50x atau ISPA
lebih/menit 2. Ny. M mampu menyebutkan Penyebab
g) Umur 1-5 thn= 40x atau ISPA adalah
lebih/menit a. Tertular penderita batuk

39
h) Nafas sesak atau adanya tarikan b. Belum imunisasi lengkap
dinding dada. c. Kurang gizi
4. Membimbing keluarga untuk d. Lingkungan tempat tinggal yang tidak
mengulangi kembali apa yang telah sehat
dijelaskan 3. Ny. M mampu menyebutkan tanda dan
5. Memberikan reinforcement (+) atas gejala ISPA adalah
usaha Ny. M a. Batuk
b. Pilek
c. Demam
d. Nafas cepat
e. Umur 2 bln=60x atau lebih/menit
f. Umur 2 bln-1 tahun = 50x atau
lebih/menit
g. Umur 1-5 thn= 40x atau lebih/menit
h. Nafas sesak atau adanya tarikan
dinding dada.
A:
Masalah teratasi, keluarga telah mampu
mengenal masalah ISPA
P.
Intervensi Dilanjutkan,keluarga mampu
memutuskan untuk merawat anaknya
dengan masalah ISPA.
Format Catatan Asuhan Keperawatan Keluarga

(Catatan Perawatan/Perkembangan)

Diagnosa
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Pola nafas tidak Jum’at, 22 1. a. Mengevaluasi kembali pengetahuan S
efektif pada Mei 2015 keluarga tentang pengertian ISPA 1. Ny. M mengatakan pengertian ISPA adalah
keluarga Tn. A b. Memberikan reiforcement (+) infeksi saluran pernapasan atas.
khususnya An. A c. Memberikan Reinforcemen (+) atas 2. Ny. M mengatakan penyebab dari ISPA
kemampuan Ny. M adalah
2. a. Mengevaluasi kembali tentang a. Tertular penderita batuk
pengetahuan keluarga Ny. M b. Belum imunisasi lengkap
tentang penyebab, tanda dan gejala c. Kurang gizi
ISPA d. Lingkungan tempat tinggal yang tidak
b. Memberikan reinforcement (+) sehat
3. Menjelaskan tentang faktor penyebab, Tn. TM mengatakan Tanda dan gejala
tanda dan gejala ISPA adalah :
Faktor penyebab ISPA adalah. a. Batuk
a. Tertular penderita batuk b. Pilek
b. Belum imunisasi lengkap c. Demam
c. Kurang gizi d. Nafas cepat
d. Lingkungan tempat tinggal yang e. Umur 2 bln=60x atau lebih/menit
tidak sehat f. Umur 2 bln-1 tahun = 50x atau
Tanda dan gejala ISPA adalah : lebih/menit
a. Batuk g. Umur 1-5 thn= 40x atau lebih/menit
b. Pilek h. Nafas sesak atau adanya tarikan dinding
c. Demam dada.
d. Nafas cepat
e. Umur 2 bln=60x atau lebih/menit O.
f. Umur 2 bln-1 tahun = 50x atau 1. Ny. M mampu menyebutkan pengertian
lebih/menitUmur 1-5 ISPA
g. thn= 40x atau lebih/menit 2. Ny. M mampu menyebutkan Penyebab
h. Nafas sesak atau adanya tarikan ISPA adalah
dinding dada. a. Tertular penderita batuk
4. Menyuruh Ny. M menyebutkan kembali b. Belum imunisasi lengkap

41
apa yang telah di jelaskan c. Kurang gizi
5. Memberikan reinforcement (+) atas d. Lingkungan tempat tinggal yang tidak
usaha Ny. M sehat
3. Ny. M mampu menyebutkan Tanda dan
gejala ISPA adalah
a. Batuk
b. Pilek
c. Demam
d. Nafas cepat
e. Umur 2 bln=60x atau lebih/menit
f. Umur 2 bln-1 tahun = 50x atau
lebih/menit
g. Umur 1-5 thn= 40x atau lebih/menit
h. Nafas sesak atau adanya tarikan
dinding dada.

A:
Masalah teratasi, keluarga telah mampu
mengenal masalah
P.
Lanjutkan intervensi berikutnya yaitu
menjelaskan pada keluarga tentang
bagaimana untuk merawat pada anggota
yang mengalami ISPA
Format Catatan Asuhan Keperawatan Keluarga

(Catatan Perawatan/Perkembangan)

Diagnosa
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Pola nafas tidak Sabtu, 23 S:
efektif pada Mei 2015 1. Memberi kesempatan keluarga Tn. A Keluarga Tn. A mengatakan mau merawat
keluarga Tn. A untuk mengambil keputusan merawat keluarga dengan ISPA
khususnya An. A keluarga dengan ISPA O
- keluarga Tn. A tidak mau langsung Keluarga Tn. A mau memutuskan untuk
membawa ke puskesmas atau keklinik merawat anggota keluarga yang mengalami
ketika ada gejala ISPA muncul. ISPA
2. Memberi pujian pada keluarga Tn. A A.
3. Membantu keluarga untuk mengambil Intervensi tercapai, keluarga Tn. A mau
keputusan memutuskan untuk merawat keluarga
- Apabila ada keluarga yang mengalami dengan ISPA
ISPA bawalah ke puskesmas atau P.
keklinik jika ada gejala ISPA muncul Lanjutkan intervensi berikutnya yaitu
4. Mendiskusikan kembali kepada mengulang kembali apa yang telah dijelaskn
keluarga Tn. TM tentang mengambil perawat.
keputusan
- Keluarga Tn. TM mengatakan mau
merawat anggota keluarga dan
membawa angggota keluarga yang sakit
membawa ke puskesma atau keklinik
terdekat.
5. Memberi reinforcement (+) atas
kemampuan keluarga membuat keputusan
yang tepat
Format Catatan Asuhan Keperawatan Keluarga

(Catatan Perawatan/Perkembangan)

Diagnosa
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Pola nafas tidak Senin,25 Mei 1. Mengevaluasi kembali keluarga Tn. A untuk Keluarga Tn. A mengatakan mau merawat
efektif pada 2015 mengambil keputusan merawat keluarga keluarga dengan ISPA
keluarga Tn. A dengan ISPA O
khususnya An. A - keluarga Tn. A tidak mau langsung Keluarga Tn. A mau memutuskan untuk
membawa ke puskesmas atau keklinik merawat anggota keluarga yang mengalami
ketika ada gejala ISPA muncul. ISPA
2. Memberi pujian pada keluarga Tn. A A.
3. Membantu keluarga untuk mengambil Intervensi tercapai, keluarga Tn. A mau
keputusan memutuskan untuk merawat keluarga
- Apabila ada keluarga yang mengalami ISPA dengan ISPA
bawalah ke puskesmas atau keklinik jika P.
ada gejala ISPA muncul Lanjutkan intervensi berikutnya yaitu
4. Mendiskusikan kembali kepada keluarga Tn. Menjelaskan obat tradisional ISPA dan
TM tentang mengambil keputusan demontrasi cara membuat obat tradisional ISPA
- Keluarga Tn. TM mengatakan mau merawat
anggota keluarga dan membawa angggota
keluarga yang sakit membawa ke puskesma
atau keklinik terdekat.
5. Memberi reinforcement (+) atas kemampuan
keluarga membuat keputusan yang tepat
Format Catatan Asuhan Keperawatan Keluarga

(Catatan Perawatan/Perkembangan)

Diagnosa Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi


Keperawatan
Pola nafas tidak Selasa, 26 S.
efektif pada Mei 2015 1. Mengkaji pengetahuan keluarga Tn. A Ny.M mengatakan mampu menyebutkan
keluarga Tn. A tentang cara membuat obat cara dan mendemonstrasikan obat
khususnya An. A tradisional/tanaman herbal tradisional yaitu
- Ny. M mengatakan kurang tahu a. Air panas
tentang cara membuat obat tradisional b. Baskom
2. Memberi reinforcement (+) atas c. Handuk
jawaban Ny. M d. Minyak kayu putih
3. Mendemonstrasikan tentang cara
membuat obat tradisional: O.
a. Air panas Ny. M mampu menyebutkan cara dan
b. Baskom mendemonstrasikan obat tradisional yaitu
c. Handuk a. Air panas
d. Minyak kayu putih b. Baskom
5. Memberi pujian positif pada Ny. M c. Handuk
d. Minyak kayu putih

A.
Intervensi Tercapai,Ny. M mampu
menyebutkan cara dan mendemonstrasikan
obat tradisional
P.
Lanjutkan intervensi berikutnya yaitu
mengevaluasi macam-macam obat
tradisional ISPA.
Format Catatan Asuhan Keperawatan Keluarga

(Catatan Perawatan/Perkembangan)

Diagnosa
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Pola nafas tidak Rabu,27 Mei 1. Mengkaji pengetahuan keluarga Tn. A S.
efektif pada 2015 tentang cara membuat obat Ny.M mengatakan mampu menyebutkan
keluarga Tn. A tradisional/tanaman herbal cara dan mendemonstrasikan obat
khususnya An. - Ny. M mengatakan kurang tahu tradisional yaitu
tentang cara membuat obat tradisional e. Air panas
2. Memberi reinforcement (+) atas f. Baskom
jawaban Ny. M g. Handuk
3. Mendemonstrasikan tentang cara h. Minyak kayu putih
membuat obat tradisional:
a. Air panas O.
b. Baskom Ny. M mampu menyebutkan cara dan
c. Handuk mendemonstrasikan obat tradisional yaitu
d. Minyak kayu putih e. Air panas
5. Memberi pujian positif pada Ny. M f. Baskom
g. Handuk
h. Minyak kayu putih

A.
Intervensi Tercapai,Ny. M mampu
menyebutkan cara dan mendemonstrasikan
obat tradisional
P.
Lanjutkan intervensi berikutnya dihentikan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang

diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap

anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain (Harmoko,

2012).

Menurut Sutanto (2012) yang dikutip dari Bailon dan

Maglaya (1997) keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih

yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi,

hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama

lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan

suatu budaya.

Menurut Friedman, (1998) Dalam Suprajitno, (2004)

mendefinisikan kelurga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang

hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan

idividu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian

dari keluarga.

Menurut Sayekti (1994) Dalam Suprajitno (2004), keluarga

adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan

anatara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama

atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah


sendirian dengan atau tanpa anak, baik anak sendiri atau adopsi,

dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.

Menurut Undang-Undang No. 10, 1992 Dalam (Suprajitno,

2004) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat terdiri dari

suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan

anaknya. Keluarga merupakan bagian unit terkecil dalam

masyarakat ( Andika Setiadi, april 2005).

1. Pada saat pengkajian di Gampong lamsiteh, didapatkan data 59

% atau sebanyak 48 orang yang mengalami penyakit ISPA. Hal

ini dikarenakan banyaknya samapah yang dibuang

sembarangan dan sebagiannya lagi ditumpuk dan dibakar.

Begitu juga yang terjadi pada keluarga Tn. A khususnya pada

An. A yang sering mengalami gangguan penyakit ISPA. Dari

data pengkajian yang dilakukan terhadap keluarga Tn. A

diperoleh diagnosa keperawatan:

a. Pola nafas tidak efektif pada keluarga Tn. A khususnya An.

A.

b. Koping individu tidak efektif pada An. A di keluarga Tn. A.

c. Kekambuhan masalah pada keluarga Tn. A terutama pada

An. A .
2. Setelah dilakukan kunjungan ke keluarga Tn. TM sebanyak

selapan kali, didapatkan hasil:

a. Keluarga dapat menyebutkan pengertian ISPA adalah infeksi

saluran pernapasan atas.

b. Keluarga dapat Menyebutkan penyebab terjadinya dari

ISPA:

1) Tertular penderita batuk

2) Belum imunisasi lengkap

3) Kurang gizi

4) Lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat

c. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala ISPA pada

An.M

d. keluarga mampu menyebutkan akibat lanjut dari ISPA

e. keluarga memutuskan untuk merawat anggota keluarga

dengan ISPA

f. Keluarga mampu menyebutkan langkah-langkah diet pada

ISPA

g. keluarga mampu mendemonstrasikan cara membuat obat

tradisional/tanaman herbal di rumah

h. Keluarga mampu menyebutkan 5 dari 8 cara memodifikasi

lingkungan

i. Keluarga mampu memanfaat fasilitas pelayanan kesehatan

yang ada.
B. Saran

1. Diharapkan kepada keluarga binaan setelah dilakukan


asuhan keperawatan agar mampu mandiri dalam menjaga
dan meningkatkan derajat kesehatan keluarganya serta mau
memanfaatkan fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada secara
optimal.
2. Berharap kepada Institusi Pendidikan, komunitas agar
pelaksanaan praktek keperawatan keluarga ditambah lagi
waktunya agar lebih maksimal karena digabungan juga
dengan keperawatan gerontik.
3. Diharapkan kepada mahasiswa untuk lebih meningkatkan
ilmu pengetahuan tentang keluarga agar pengetahuan
masyarkat tentang masalah kesehatan meningkat.

Anda mungkin juga menyukai