Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

BAB 4

PEMETAAN

4.1 URAIAN
Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak

yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi

atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang

datar dan diperkecil/diskalakan.

Pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur yang mencakup penyajian

bentuk dalam dimensi horizontal dari vertikal secara bersama-sama dalam suatu

gambar peta dikenal dengan nama pengukuran situasi dan detail. Maksud dari

pengukuran situasi ini adalah untuk mengambil data-data situasi lapangan pada

daerah yang akan dipetakan.

Maksud dari pengukuran situasi adalah untuk memindahkan bayangan

dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang tidak teratur, ke atas suatu

bidang datar yang dinamakan peta.

Ada beberapa macam pengukuran yang harus dilakukan baik untuk

kepentingan penyajian kerangkan horizontal dan vertical, maupun untuk

kepentingan detail penggambaran dan situasi dari lapangan yang bersangkutan,

sehingga untuk penyajian peta situasi tersebut perlu dilakukan pengukuran–

pengukuran tersebut termasuk ke dalam pengukuran polygon.

39
Kelompok 3
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

1. Menentukan titik fundamental (X,Y,Z)


2. Mengukur kerangka horizontal (sudut dan jarak)
3. Mengukur kerangka beda tinggi (beda tinggi)
4. Mengukur titik detail ( arah,beda tinggi, dan jarak)

4.2 DATA YANG DIPERLUKAN


Data yang diperoleh dari pengukuran untuk keperluan penggambaran

peta antara lain :


1. Jarak horizontal dan vertikal (Dd)
2. Beda tinggi (ΔH)
3. Sudut dalam (α)
4. Azimuth (β)

Data tersebut diperoleh koordinat-koordinat X (jarak horizontal) dan Y (jarak

vertikal), serta tinggi tempat Z, baik dari polygon utama maupun titik detail.

4.3 PERALATAN

Alat-alat yang perlu disiapkan untuk menggambarkan peta adalah

sebagai berikut:

40
Kelompok 3
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

1. Alat tulis dan kalkulator


2. Mistar dan sablon
3. Busur derajat
4. Milimeter blok
5. Kertas kalkir 80 gr

4.4 PENYAJIAN DATA


Berdasarkan data yang diperoleh seperti telah dijelaskan pada sub bab

4.2, maka penggambaran dapat dilakukan dalam empat tahapan, yaitu :


1. Plotting kerangka dasar pada millimeter blok dengan menggunakan

system koordinat kartesius (X,Y,Z).


2. Plotting titik detail, digambarkan dengan menggunakan system koordinat

kartesius.
3. Menarik garis kontur dan menggambarkan detail yang ada, diatas

millimeter blok tersebut sesuai dengan skala dan tata cara yang berlaku.
4. Menyalin hasil No.3 ke atas kertas kalkir.

4.5 PLOTTING KERANGKA DASAR


Skala yang diminta pada langkah ini harus diperhatikan, sehingga

berdasarkan skala tersebut semua data titik ikat dapat digambarkan. Data hasil

perhitungan adalah absis dan koordinat dari semua titik ikat kerangka. Data

tersebut dikonversi sesuai dengan skala yang diminta. Apabila plotting dari semua

posisi titik ikat telah dilakukakan maka selanjutnya semua titik tersebut

dihubungkan dengan garis lurus penghubungnya , sehingga tergambar bentuk

kerangka yang dimaksud.

41
Kelompok 3
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

Umumnya informasi yang ditambahkan dalam penggambaran kerangka

ini adalah simbol titik dengan nomor dan ketinggiannya serta bentuk kerangka,

yaitu garis yang menghubungkan semua titik ikat tersebut secara beruntun.

Untuk pemetaan diperlukan adanya kerangka peta, yaitu terdiri dari titik-

titik pasti di permukaan bumi yang tertentu didalam hubungan horizontal

koordinat-koordinatnya (X,Y) dan hubungan vertikal yang menunjukkan

ketinggian (Z). Peta yang digunakan sebagai perencanaan harus baik dan benar

yang berarti pemberian informasi dari peta harus sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya dari permukaan bumi.

Peta yang disajikan dalam bidang datar, sehingga posisi titik-titik yang

dimuat di dalam peta dinyatakan dengan kordinat-koordinat pada bidang datar

pula. Penentuan koordinatnya dilakukan dengan mengadakan pengukuran jarak

dan arah jurusan, yaitu secara triangulasi, trilaterasi, poligon dan triangulaterasi.

Titik-titik dinyatakan dalam sistem koordinat (X,Y) dan ( Z ) untuk ketinggian

dari permukaan laut rata-rata.

4.6 PLOTTING TITIK DETAIL


Proses plotting titik detail adalah sebagai berikut :
1. Titik detail yang diambil atau diukur dari kerangka tertentu dapat di-plot

dengan menggunakan koordinat yang sesuai dengan masing-masing titik

acuannya (X,Y, dan Z).


2. Plotting dilakukan langsung pada millimeter blok, dimana titik polygon

sudah di-plot sebelumnya.


3. Menentukan nomor-nomor titik detail dan ketinggian.

42
Kelompok 3
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

4.7 PENGGAMBARAN KONTUR

Apabila plotting kerangka dasar dan titik detail selesai, tahap selanjutnya

adalah menarik garis kontur yang didapat dari besaran bilangan skala yang

ditentukan dan menurut interval tertentu. Bentuk kontur harus sesuai dengan yang

tergambar pada sketsa situasi di lapangan. Pada umumnya bentuk kontur untuk

skala kecil dan skala besar akan mempunyai perbedaan pada penggambaran

lembahnya.

Metode interpolasi dapat digunakan untuk menentukan ketinggian tempat

pada interval tertentu diantara beberapa ketinggian yang diketahui. Setelah

semuanya selesai, maka hasil gambar tersebut disalin keatas kertas kalkir.

Informasi tepi yang berupa legenda, data pelaksana dan pemeriksa perlu ditambah

sebagai kelengkapan.

43
Kelompok 3
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai