Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perumusan akuntansi normatif mencapai masa keemasan pada tahun 1950

dan 1960an. Selama periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada

rekomendasi kebijakan danapa yang seharusnya dilakukan, bukan apa yang

sekarang dipraktekkan.Teori akuntansi normatif berkosentrasi pada penciptaan

laba sesungguhnya(true income) selama satu periode akuntansi atau pada diskusi

tentang tipeinformasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan (decision-

usefulness).Teoritis true income berkosentrasi pada penciptaan pengukuran

tunggal yangunik dan benar untuk aktiva dan laba. Tokoh-tokoh yang terkenal

pada aliranakuntansi teori normatif seperti Leonard Spacek (1961), Scott (1941),

Pattondan Littleton (1940) (Setialikman, 2005)

Teori akuntansi normative mengalami pergeseran kependekatan positif pada

tahun 1970an. Ada beberapa alasan yang mendasari terjadinyapergeseranini, yaitu

ketidakmampuanpendekatan normatif dalam menguji teori secara empiris,

pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara

individualdaripada kemakmuran masyarakat luas, pendekatan normatif

tidakmendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi sumber daya

ekonomiksecara optimal di pasar modal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalahnya adalah:

1
1. Bagaimana teori akuntansi normatif ?

2. Apa perbrdaan akuntansi normatif dan positif ?

3. Apa hubungan akuntansi normatif dan positif ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisannya, yaitu:

1. Memahami teori akuntansi normatif

2. Memahami perbedaan akuntansi normatif dan positif

3. Memahami hubungan akuntansi normatif dan positif

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Akuntansi Normatif

Teori akuntansi normative disebut juga teori preskriptif, yang mencoba

menjawab pertanyaan “apa yang semestinya”. Disini akuntansi dianggap sebagai

norma peraturan yang harus diikuti tidak peduli apakah berlaku atau dipraktekkan

sekarang atau tidak.

Teori normative berusaha untuk membenarkan tentang apa yang seharusnya

dipraktekkan, misalnya pernyataan yang menyebutkan bahwa laporan keuangan

seharusnya didasarkan pada metode pengukuran aktiva tertentu. Menurut Nelson

(1973) dalam literature akuntansi teori normative sering dinamakan teori apriori

(artinya dari sebab ke akibat atau bersifat deduktif). Alasannya teori normative

bukan dihasilkandari penelitian empiris, tetapi dihasilkan dari kegiatan “semi-

research”. Teori normative hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana

akuntansi seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hipotesis tersebut. Pada awal

perkembangannya, teori akuntansi normative belum menggunakan pendekatan

investigasi, dan cenderung disusun untuk menghasilkan postulat akuntansi.

Perumusan akuntansi normative mencapai masa keemasan pada tahun 1950

dan1960an. Selama periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada rekomendasi

kebijakan dan apa yang seharusnya dilakukan, bukan apa yang sekarang

dipraktekkan. Pada periode tersebut, teori normative lebih berkonsentrasi pada:

a. Penciptaan laba sesungguhnya (true income)

3
Teori ini berkonsentrasi pada penciptaan pengukur tunggal yang unik dan

benar untuk aktiva dan laba. Meskipun demikian, tidak ada kesepakatan terhadap

apa yang dimaksud dengan pengukur nilai dan laba yang benar.

b. Pengambilan keputusan (decision usefulness)

Pendekatan ini menganggap bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah untuk

membantu proses pengambilan keputusan dengan cara menyediakan data

akuntansi yang relevan atau bermanfaat.

Pada kebanyakan kasus, teori ini didasarkan pada konsep ekonomi klasik

tentang laba dankemakmuran (wealth) atau konsep ekonomi pengambilan

keputusan rasional. Biasanya konsep tersebut didasarkan juga pada penyesuaian

rekening karena pengaruh inflasi atau nilai pasar dari aktiva. Teori ini pada

dasarnya merupakan teori pengukuran akuntansi. Teori tersebut bersifat normative

karena didasarkan pada anggapan:

1) Akuntansi seharusnya merupakan system pengukuran

2) Laba dan nilai dapat diukur secara tepat

3) Akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi

4) Pasar tidak efisien (dalam pengertian ekonomi)

5) Ada beberapa pengukur laba yang unik.

Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subyrktif

maka tidak bisa diterima begitu saja, harus dapat diuji secara empiris agar

memiliki dasar teori yang kuat. Pendukung teori ini biasanya menggambarkan

4
system akuntansi yang dihasilkan sebagai sesuatu yang ideal, merekomendasikan

penggantian system akuntansi cost histories dan pemakaian teori normatif oleh

semua pihak.

2.2 Perbedaan Teori Positif dan Normatif

Perbedaan utama antara teori positif dan normatif adalah teori normatif

bersifat preskriptif sedangkan teori positif bersifat deskriptif, penjelasan atau

prediksi. Teori normatif menuntun untuk memerintah bagaimana akuntan

seharusnya bertindak untuk meraih outcome yang dianggap baik, cocok, adil dan

sebagainya. Sedangkan teori positif menggambarkan bagaiman seseorang

bertindak dengan baik, menjelaskan mengapa orang-orang harus bertindak dengan

cara tepat serta dapat.Karenaitu, dibutuhkan pengembangan teori akuntansi positif

yang bertujuan untuk menguji teori akuntansi normative secara empiris agar

memiliki dasar teori yang kuat.

Meskipun demikian, ada beberapa peneliti (Ball dan Foster, Christenson,

Tinker dkk.,Holthausen & Leftwich, Lowe dkk., McKeedkk., Whittington,

danHines) yang mengkritik teoria kuntansi positif. Kritikan tersebut dapat

dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:

1) Kritik terhadap filosofi, positif menganut bahwa peneliti berada di luararea

penelitian serta memaksimalkan utilitynya. Hal ini tidak mungkin terjadi

karena penelitiselalu berada pada area yang ditelitinya dan maksimalitas

utility tidak mungkin dicapai hanyasebatas pada kepuasan.

5
2) Kritik terhadap metodologi, teori positif menganutpendekatan bahwa

maksimalisasi keuntungan dapat diperoleh melalui harga

keseimbanganpasar. Hal ini tidak mungkin karena penelitian dengan harga

keseimbangan pasar sangatsedikit pengaruhnya terhadap kontribusi

penelitian akuntansi.

3) Kritik terhadap penelitiandengan pendekatan ekonomi, yaitu

pemaksimalisasi individu yang tidak mungkin atau tidakmudah untuk

menghitungnya

2.3 Hubungan antara Teori Akuntansi Positif dan Teori Akuntasi Normatif

Perbedaan pendekatan dan dasar antara teori akuntansi tersebut

menyebabkan dua taksonomi akuntansi. Pendekatan Teori Akuntansi Positif

menghasilkan taksonomi akuntansi sebagai Sains. Sedangkan pendekatan Teori

Akuntansi Normatif menghasilkan taksonomi akuntansi sebagai art. Yang

keduanya sama sama diakui sebagai sarana pendekatan teori akuntansi.

Teori Akuntansi Normatif yang berbentuk Praktik Akuntansi Berterima

Umum (PABU) merupakan acuan teori dalam memberikan jalan terbaik untuk

meramalkan berbagai fenomena akuntansi dan menggambarkan bagaimana

interaksi antar-variabel akuntansi dalam dunia nyata yang meruipakan Fungsi

pendekatan Teori Akuntasi Positif. Tidak menutup kemungkinan, fakta yang ada

di dunia nyata (praktek akuntansi) akan mempengaruhi Teori Akuntansi Normatif.

Hubungan ini Sesuai dengan paham Dialektika Hegel. Dimana antitasi dan tesis

6
akan menghasilkan sistesis. Dan sistesis akan menghasilkan antithesis. Begitu

seterusnya.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori normatif berusaha untuk membenarkan tentang apa yang seharusnya

dipraktekkan, misalnya pernyataan yang menyebutkan bahwa laporan keuangan

seharusnya didasarkan pada metode pengukuran aktiva tertentu.Menurut Nelson

(1973) dalam literature akuntansi teori normative sering dinamakan teori apriori

(artinya dari sebab ke akibat atau bersifat deduktif). Alasannya teori normative

bukan dihasilkandari penelitian empiris, tetapi dihasilkan dari kegiatan “semi-

research”. Teori normative hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana

akuntansi seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hipotesis tersebut. Pada awal

perkembangannya, teori akuntansi normative belum menggunakan pendekatan

investigasi, dan cenderung disusun untuk menghasilkan postulat akuntansi.

8
9

Anda mungkin juga menyukai