Anda di halaman 1dari 11

PEMBERIAN OBAT SECARA TITRASI

http://www.scribd.com/doc/141586087/Pemberian-Obat-Secara-Titrasi
PENGERTIAN
 Pemberian suatu obat yang sebelumnya sudah mengalami pencampuran dengan suatu larutan tertentu sehingga
didapatkan konsentrasi obat yang dinginkan
TUJUAN
 Untuk memudahkan pemberian yang di bagikan dalam dosis kecil / microgram
 Untuk menghitung kadar suatu zat/obat dalam suatu larutan

RUMUS PEMBERIAN KONSENTRASI


𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑥 𝐵𝐵 𝑥 60
 (dengan syringe pump) 𝑘𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑜𝑏𝑎𝑡 (𝑚𝑔)
x 1000(micro)
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑣)

𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑥 𝐵𝐵 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠


 (dengan infus drip)
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖

DOPAMINE (1 amp = 200 mg)


SYRINGE PUMP INFUS MAKRO
 1 amp dopamin = 200 mg diencerkan dengan Dextrose 5%  1 amp dopamin = 200 mg diencerkan dengan Dextrose 5%
menjadi 50 cc menjadi 500 cc
 Konsentrasi  Konsentrasi
(200 mg/50 cc) x 1000 = 4000 mcg (200 mg/500 cc) x 1000 = 400 mcg
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑥 𝐵𝐵 𝑥 60 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑥 𝐵𝐵 𝑥 15 (𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑟𝑜)
 Rumus pemberian  Rumus pemberian
4000 400
 Contoh  Contoh
(5 mikro X 60 kg X 60) / 4000 = 4,5 cc/jam (5 mikro X 60 kg X 15) / 400 = 11 tetes/menit

DOBUTAMIN (1 amp = 250 mg)


SYRINGE PUMP INFUS MAKRO
 1 amp dobutamin = 250 mg diencerkan dengan Dextrose 5%  1 amp dopamin = 250 mg diencerkan dengan Dextrose 5%
menjadi 50 cc menjadi 500 cc
 Konsentrasi  Konsentrasi
(250 mg/50 cc) x 1000 = 5000 mcg (250 mg/500 cc) x 1000 = 500 mcg
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑥 𝐵𝐵 𝑥 60 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑥 𝐵𝐵 𝑥 15 (𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑟𝑜)
 Rumus pemberian  Rumus pemberian
5000 500
 Contoh  Contoh
(5 mikro x 60 kg x 60) / 5000 = 3,6 cc/jam (5 mikro x 60 kg x 15) / 500 = 9 tetes/menit

NOREPINEFRIN / VASCON (1 amp = 4 mg)


SYRINGE PUMP INFUS MAKRO
 1 amp dopamin = 4 mg diencerkan dengan Dextrose 5%  1 amp dopamin = 4 mg diencerkan dengan Dextrose 5%
menjadi 50 cc menjadi 500 cc
 Konsentrasi  Konsentrasi
(4 mg/50 cc) x 1000 = 80 mcg (4 mg/500 cc) x 1000 = 8 mcg
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑥 𝐵𝐵 𝑥 60 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑥 𝐵𝐵 𝑥 15 (𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑟𝑜)
 Rumus pemberian  Rumus pemberian
80 8
 Contoh  Contoh
(0,05 mikro x 60 kg x 60) / 80 = 2,25 cc/jam (0,05 mikro x 60 kg x 15) / 8 = 6 tetes/menit

NICARDIPINE (1 amp = 10 mg)


SYRINGE PUMP INFUS MAKRO
 1 amp dopamin = 10 mg diencerkan dengan Dextrose 5%  1 amp dopamin = 10 mg diencerkan dengan Dextrose 5%
menjadi 50 cc menjadi 500 cc
 Konsentrasi  Konsentrasi
(10 mg/50 cc) x 1000 = 200 mcg (10 mg/500 cc) x 1000 = 20 mcg
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑥 𝐵𝐵 𝑥 60 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑥 𝐵𝐵 𝑥 15 (𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑟𝑜)
 Rumus pemberian  Rumus pemberian
200 20
 Contoh  Contoh
(0, 5 mikro x 60 kg x 60) / 200 = 9 cc/jam (0,5 mikro x 60 kg x 15) / 20 = 23 tetes/menit

HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


 Pelarut yang paling dianjurkan adalah Dextrose 5%, tetapi bisa menggunakan jenis-jenis pelarut seperti : NaCl 0,9% atau Aqua
injeksi dan tidak boleh dilarutkan dengan cairan RL (Ringer Laktat)
 Konsentrasi obat disesuaikan dengan kandungan obat.
 Dosis obat (mikro) disesuaikan dengan program dan advis dokter.
EMERGENCY DRUGS

(http://www.ilmukesehatan.asia/kegawatdaruratan/obat-emergency.html)

a. Obat-Obat Hemodinamik

Obat-obatan jantung dipengaruhi oleh:


- Tropik : mempengaruhi kontraktilitas miokard
- Atropik : mempengaruhi heart rate
- Inotropik : mempengaruhi kecepatan hantaran impuls

Kegagalan sirkulasi bisa disebabkan oleh inadekuat preload, gagal jantung, maldistribusi (mis. Pada shock
sepsis dan anafilaksis). Bila kegagalan sirkulasi menetap setelah loading cairan optimal, maka perlu
dipertimbangkan obat-obat inotopik aktif untuk meningkatkan kontraktilitas miokard.

CO = SV x HR

Preload Afterload Kontraktilitas

Inotropik dibagi dalam 2 golongan:


- Katekolamin : Dopamin, dobutamin, epinephrine dan nor-epinephrine
- Nonkatekolamin: Digitalis, Milrinon, Ca-chloride

1. Adrenaline/Epinephrine

Efek: menaikkan laju nadi dan tekanan darah, vasokinstriksi, bronkodilatasi melalui sistem saraf simpatis
reseptor alpha dan beta.

Sediaan: Obat injeksi dalam ampul 1:1000 dan 1:10.000

Indikasi: Asistole, anapilaksis, gagal jantung, vasokonstriktor


Rute Dosis dewasa Dosis Pediatric
IV Cardiac arrest 1 mg (dapat diberikan 0,1 ml/kgBB, larutan
intracardiac), atau 0,1 ml/kgBB, 1:10.000 (bisa
1:10.000 larutan adrenalin titrasi intracardiaca pada
cardiac arrest
Infus 25mg dalam 250 ml dextrose 5% 0,1 ml/kgBB, larutan
mulai dengan 5mg/mnt dinaikkan 1:10.000, dapat diulang
sampai mencapai hasil yang setelah 15 menit
diharapkan
SC/IM 0,1-0,15 ml larutan, 1:1000 dapat
diulang setelah 15 menit
E.T 2 x dosis intravena

Lama Kerja: pendek, hanya beberapa menit dalam pemberian intravena

Efek Samping: Hipertensi, aritmia, iskemik jantung, fibrilasi ventrikel

Peringatan: Penderita jantung, aritmia, penderita yang mendapat infuse adrenalin harus dimonitor dengan
ketat (lebih baik dengan arterial line) dan obat sebaiknya diberikan lewat vena sentral

2. Noradrenalin

Efek: vasokonstriksi pembuluh darah, bekerja pada reseptor alfa, berefek menaikkan TD

Sediaan: 1mg/ml (dalam 1 ampule)

Indikasi: Hipotensi karena vasodilatasi yang hebat

Dosis: larutkan 4 mg dalam 250 ml dextrose 5%, infuse dimulai dengan dosis 4-8mg/mnt, titrasi
Lama kerja: singkat

Efek samping: hipertensi, vasokonstriksi, iskemik miokard, aritmia

3. Dopamin

Efek: merupakan inotropik kuat, menaikkan laju denyut nadi dan menguatkan kontraksi, melalui efek simpatis
reseptor beta, meningkatkan cardiac output

Sediaan: 250 mg/5 ml dalam flacon

Indikasi: gagal jantung

Dosis: larutkan 250 mg kedalam 250-1000 dextrose 5%, dan mulai dengan dosis 2,5 mg/kgBB/menit, dan dapat
dinaikkan sesuai kebutuhan. Walaupun dapat diberikan lewat vena tepi yang besar tapi yang terbaik lewat
vena sentral. Dapat pula diberikan leeway syringe pump.

Lama kerja: beberapa menit

Efek samping: Takikardi, hipertensi, aritmia, iskemik jantung

Perhatian: pemberian lewat infuse dan diberikan lewat vena sentral

Dobutamin

Efek: merupakan ionotropik kuat, menaikkan laju HR dan menguatkan kontraksi melalui efek simpatis reseptor
beta jantung, meningkatkan CO

Sediaan: 250 mg/20 ml dalam flakon

Indikasi: gagal jantung

Dosis; larutkan 250 mg dalam 250-1000 ml D5% dan mulai dengan dosis 2,5 mg/kg BB per menit dan dapat
dinaikkan sesuai dengan kebutuhan. Walaupun dapat diberikan levat vena tepi yang besar tapi yang terbaik
lewat vena sentral, dapat juga melalui syring pump.

Lama kerja: beberapa menit

Efek samping: takikardi, hipertensi, aritmia, iskhemi jantung

Peringatan: pemberian lewat infuse harus dimonitor dengan ketat dan diberikan nlewat vena sentral

Indikasi: syok yang berhubungan dengan CHF, AMI, CKD

Dosis:
Ringan: 2-5 mcg/kg BB/mnt. Mengaktifkan reseptor dopaminergik, menjadikan vasodilatasi ginjal, koroner dan
serebral
Sedang: 5-10mcg/kgBB/mnt. Mengaktifkan beta reseptor sehingga dapat meningkatkan kontraktilitas
tekanan darah dan CO.
Berat: >10mcg/kgBB/mnt. Mengaktifkan reseptor alfa, membuat vasokonstriksi pembuluh darah.
Rumus; dosis x BB x 60

jumlah mcg/cc

4. Heparin

Efek: merupakan antikoagulan potan yang bekerja terhadap potensiasi terhadap beberapa faktor koagulan
termasuk thrombin dan faktor x. efektifitasnya dapat diukur secara laboratories yaitu APTT

Sediaan: 2500UI/ml dalam 5 ml (vial), 100 unit=1 mg.


Indikasi; prevensi dan pengobatan thrombosis vena dalam, prevensi thrombus pada katub protetic dan untuk
pengobatan emboli pulmonum. Untuk efek terapi dapat dicek APTT 1,5-2 kali harga normal.

Dosis; Iv: 5000Unit diikuti dengan infuse 40.000 unit/24 jam, atau 10.000 unit tiap 6 bulan; SC: 5000 unit sebelum
pembedahan kemudian 5000 unit setiap 8-12 jam.

Lama kerja: 4-6 jam

5. AMINOPHILYLLINE

Efek: Bronkodilatasi, chronotropic (mempengaruhi denyut miokard) dan inotropic ringan, diuretic ringan

Sediaan: 250 mg dalam 10ml, ampul

Indikasi: Bronkodilatasi karena berbagai sebab, termasuk gagal jantung kongestif

Dosis:
IV: 4 mg/kgBB dalam 15 menit
Infus: Berikan dosis bolus diikuti infus 0,5 mg/kgBB/jam, kurang dosis pada usia lanjut, chirrosis hepatis atau
gagal hepar atau penderita dengan pengobatan crythromcin atau cimetidine
Oral: 100-300 mg 3-4 kali sehari
Rectal: 360 mg suppositoria 1-2 kali sehari

Lama kerja: 6-15 jam

Efek samping: Aritmia, muntah, diuresis, merangsang SP

6. ANTACID

Efek: Karena sifatnya alkalis, dia menaikkan pH asam lambung (basa)

Sediaan: Alumunium hydrozida 500 mg tablet. Alumunium hydrozida 4% cair. Alumunium trisilicate 250 mg
tablet. Magnesium trisilicate

Indikasi: Pengobatan simtomatis pada dispepsia yang disebabkan ulkus peptikum, gastritis, duodenitis reflux
esophagitis, dispepsi non ulkus dan prevensi stres ulcus. Pada dosis efektif untuk penyembuhan.

Dosis: Untuk pengobatan dispepsia: 1-2 tablet atau 10-20 ml. Untuk pengobatan ulcus pepticum 20 ml tiap 2
jam.

Lama kerja: 1-4 jam

Efek samping: Senyawa aluminium dapat menyebabkan konstipasi. Senyawa magnesium dapat
menyebabkan diare.

7. BUPIVACAINE (Marcain)

Efek: Obat anestesi lokal

Sediaan: 0,25%, 0,5%, 0,75%, plain atau + adrenaline dalam vial 20 ml

Indikasi: infiltrasi, plexus, epidural, spinal anestesi.

Dosis: tidak melebihi 2 mg/kgBB tiap 4 jam.

Lama kerja: 2-8 jam


Efek samping: toksis anestesi lokal
Perhatian: jangan diberikan intravena
8. CALCIUM

Efek: inotropik ringan, mengurangi efek depresi citrate pada jantung, pada transfusi darah mencegah tetapi
karena kadar Ca yang rendah

Sediaan: Ca gluconate dan Ca chloride 10%

Indikasi: Pada tranfusi darah (lebih dari 1 unit/5 menit pada orang dewasa) hiperkalemia, tetani.

Dosis: 2-4 mg/kgBB Ca chloride; 4-8 mg/kgBB Ca gluconate


Efek samping: Bradikardi, iritasi vena dan jaringan
Perhatian: jangan diberikan melalui set yang sama dengan darah

9. CIMETIDINE

Efek: merupakan antagonis reseptor H2 yaitu untuk mengurangi sekresi asam lambung

Sediaan: injeksi 100mg/ml dalam ampul 2 ml. Tablet 200mg, 400 mg, 800 mg.

Indikasi: pengobatan ulkus lambung dan ulkus duodenum jinak refluks esofagitis dan preventiv stress ulcus.

Dosis:
IV : 100-200 mg/jam selama 2 jam, bila perlu dapat diulang setelah 4-6 jam.
Infus: 400 mg dalam 100ml NaCl 0,9% diberikan dalam 1 jam dan diulang seteah 4-6 jam. Dapat juga dengan
infus kontinyu 50-100 mg/jam selama 24 jam
Oral: 400 mg 2xsehari atau dosis tunggal 800 mg selama 4-6 minggu

Lama kerja: 3-6 jam

Efek samping: Pada pemberian IV secara cepat dapat menimbulkan aritmia, interaksi dengan obat lain
(potensiasi warfarin, phenitoin, aminophiline, ginekomasti (jarang))

10.DIAZEPAM

Efek: sedativa, anticonvulsi poten

Sediaan: 100mg/2ml dalam ampu

Indikasi: premedikasi sedasi, anti convulsi, anti spasmodik, prevensi halusinasi.

Dosis:
Rute Dosis dewasa Dosis Pediatric
IV 5-20 mg, dengan efek bervariasi pada Titrasi, mulai dengan 0,1
tiap pasien, pada pasien tua lebih ml/kgBB
sensitif
Infus 80 mg/lt dan diberikan dalam 8 jam
PR 0,25 mg/kgBB

Lama kerja: 15 menit sampai beberapa jam, tergantung dosis

Efek samping: Mengantuk, kurang kooperatif, depresi napas atau obstruksi terutam pada pasien tua, kadang
terjadi hipotensi. Metabolit diazepam dapat terakumulasi pada pemberian per infus selama beberapa hari
dengan dosis tingi. Dianjurkan menurunkan dosis secara bertahap berdasarkan respon klinis pasien

Perhatian: pada pemberian intravena dapat menyebabkan kerusakan pada vena dan pada pemberian
jangka lama sebaiknya digunakan jalur vena sentral, sebaiknya dihindari pemberian intramuskuler karena
absorbsinya kurang baik, selain rasanya nyeri
11.LARGACTIL

Efek: Merupakan transquiliser mayor dengan efek sedatif anti emetic dan berguna untuk pengobatan hiccup
yang persisten. Selain itu juga merupakan vasodilator dan mempengaruhi homeostatis temperatur.

Sediaan: 25mg/ml dalam ampul

Indikasi: vomitus persisten, tetanus, hiccup persisten, pulmonal

Dosis: im: 25-50 mg dalam 4-8 jam.


iv: 5 mg sebagai vasodilator ringan atao 0,16 mg/kgBB/jam
Efek samping: gejala ekstra piramidal, hipotensi, takikardi, mengatuk

12.DIGOXIN

Efek: menurunkan kecepatan konduksi impuls yang melalui nodus arttrioventrikularis. Meningkatkan kekuatan
kontraksi jantung (efek inotropic positif)

Sediaan: Injeksi: 250 mg/ml dalam ampul. Tablet: 62,5 mg, 125 mg

Indikasi: aritmia supraventrikuler, atrial fibrilasi, gagal jantung

Dosis:
IV: 0,5 mg dalam 15 menit dan diulang setelah 6 jam kemudian dilanjutkan pemberian peroral.
Oral: Untuk digitalis cepat mulai dengan 0,75-1,5 mg diikuti dengan 0,25 mgsetiap 6 jam sampai fibrilasi
terkontrol. Dosis pemeliharaan: 0,25-0,5 mg/hari. Untuk digitalisasi lambat mulai dengan 0,25-0,75 mg/hari
sampai terjadi perbaikan kemudiandosis dituunkan. Level digoxin dalam darah 1-2 mg/liter(therapeutik)

Lama kerja: Half life: 34-51 jam dan lebih lama pada gagal ginjal

Efek samping: Pada pasien dengan insufisiensi renal atau hipokalemia biasanya lebih mudah terjadi
keracunan digoxin dengan gejala: mual, muntah, aritmia (supraventikuler, bradikardia, dan block)
Ginecomastia (sangat jarang)

Perhatian: pemebrian digoxin intravena harus pelan atau perinfus dan hanya pada situasi darurat. Dosis harus
diturunkan bila pasien telah mendapat obat glikoside jantung yang lain dalam waktu 72 jam sebelumnya

13.EPHEDRINE

Efek: merupakan obat vasopressor dan menyebakan vasokonstriksi pembuluh darah, meningkatkan laju
denyut nadi dan kontraktilitas melalui reseptor alpha dan beta sehingga menaikkan TD dan CO, juga
merupakan bronkodilator ringan

Sediaan: 50 mg/ml dalam ampul

Indikasi: hipotensi karena vasodilatasi. Pemberian cairan harus selalu dilakukan sebelum menggunakan
vasopressor. Aman digunakan pada penderita yang sedang hamil karena tidak menurunkan aliran darah
plasenta.

Dosis: 5-10 mg iv, dapat diulang sesuai kebutuhan

Lama kerja: 10-30 menit


Efek samping: hipertensi, aritmia, iskemik miokard, stimulasi SSP
Perhatian: hati-hati pada penderita iskemik

14.FUROSEMIDE

Efek: merupakan diuretik poten yang bekerja pada Loop of Henle

Sediaan: 20 mg/2 ml dalam ampul


Indikasi: udema pulmonum, gagal jantung, kelebihan cairan, oliguria bukanlah indikasi sampai dapt
dipastikan bahwa penderita benar tidak kekurangan cairan

Dosis: 0,3 – 1 mg/kgBB. Pada gangguan renal dibutuhkan dosis yang tidak tinggi

Lama kerja: 2-4 jam

Efek samping: dapat memperburuk keadaan hipovolumia pada pasien dehidrasi, hipokalemia

15.GLYCERYL TRINITRATE

Efek: menyebabkan relaksasi otot polos sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah vena, pada dosis yang
besar juga menyebabkan dilatasi arteri koroner

Indikasi: iskemia miokard, gagal jantung.

Sediaan: 25 mg/ 10 ml dalam vial; Tablet 0,3 mg

Dosis: Sublingual: 0,3-0,6 mg sesuai kebutuhan.

Infus: 50 mg dilarutkan dalam 250 dextrose 5% titrasi juga dapat diberikan dengan syringe pump

Lama kerja: singkat


Efek samping: takikardia, hipotensi, sakit kepala

Perhatian: pemberian lewat infus harus dimonitor dengan sangat ketat dan obat diberikan lewat vena sentral

16.HYDROCORTISONE

Efek: menekan reaksi inflamasi, mempunyai efek mineral coricoid lemah

Indikasi: asma akut, shock anaphylactic, reaksi alergi, reaksi obat, reaksi transfusi, terapi insufisiensi adrenal,
menekan proses inflamasi beberapa penyakit

Sediaan: 100 mg/ 2ml dalam vial; Tablet 10 mg, 20 mg

Dosis: Dewasa: IV: 100-500 mg tiap 25 mg

Oral: 20-30 mg/hari dalam dosis terbagi


Pediatric: sampai umur 1 tahun 25mg; 1-5 tahun 50mg; 6-12 tahun 100mg

Lama kerja: onset: 2 jam, durasi 12 jam

Efek samping: pengobatan jangka panjang: hipertensi, kelemahan otot, osteoporosis, ulcus pepticum.
Perubahan netral dapat terjadi seperti: euphoria dan disphoria. Gangguan pertumbuhan pada anak. Pada
pengobatan lama dapat juga terjadi supresi kelenjar adrenal (pada dosis tinggi)

Perhatian: untuk mencegah efek withdrawal, maka perlu dilakukan tapering dosis

17.LABETALOL

Efek: Merupakan antagonis reseptor beta sistem saraf simpatis. Menyababkan lambatnya laju denyut nadi,
dan menurunkan kekuatan kontraksi. Juga pada reseptor alpha sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh
darah. Akibatnya akan terjadi penurunan tekanan darah.

Indikasi: Hipertensi, aritmia supraventrikular

Sediaan: 0,5% dalam 20ml ampul


Dosis: IV: 10 -20 mg maksimum

Infus: 20 mg/jam, dapat dinaikkan maksimum 150 mg/jam

Oral: 100-200 mg, 2xsehari


Efek samping: kelebihan cairan, gagal ginjal menetap.

18.METHYLDOPA

Efek: menurunkan tekanan darah melalui efek control.

Sediaan: 50 mg/ml dalam ampul 5 ml. Tablet: 125 mg, 250 mg, 500 mg

Indikasi: Hipertensi sedang sampai berat

Dosis: IV: 250 mg- 500 mg dalam 500 ml Dextrose 5%, infus

Oral: 250 mg, 2xsehari, sampai maksimum 3 gr/hari

Lama Kerja: 8-48 jam (oral), onset 4-6 jam, Durasi 16 jam (iv)

Efek samping: anemia hemolitik, sedasi, hipotensi, impotensi

19.MORPHINE

Efek: Merupakan Analgesik opiat yang bekerja pada otak dan medula spinalis

Sediaan: 10 mg/ml dalam ampul

Indikasi: Nyeri akut


Dosis: Dewasa : 10-15 mg larutan dalam 10 ml titrasi atau dengan syringe pump dengan 50 cc spuit disposible
bel

Pediatrik: 0,2 mg/kgBB

Lama Kerja: 2-6 jam tergantung rute pemberian

Efek samping: mual, muntah, depresi nafas, kontraksi otot polos kadang kolik kantung empedu, dapat
memperburuk nyeri pada kolik renal, sedasi gatal di kulit

20.LIGNOCAINE

Efek: sebagai anestesi lokal, juga menstabilkan membran sel miokard sehingga berefek sebagai anti aritmia

Sediaan: 0,5%, 1%, 2%, 4%, 5%, 10% dalam ampul 2 ml atau vial 2 ml dan 50 ml

Indikasi:
Dosis: LA : maksimum dalam 4 jam: 3 mg/kgBB. 7 mg/kgBB dengan adrenalin 1:200.000
IV: untuk aritmia ventrikuler: 1-1,5 mg/kgBB plain bolus dan diikuti dengan infus kalau perlu

Oral: 250 mg, 2xsehari, sampai maksimum 3 gr/hari


Infusion: 4 mg/menit dalam 30 menit kemudian 2 mg/menit selama 2 jam dan i mg/menit sampai tercapai
hasil yang diharapkan

Efek samping: Toksis anestesi lokal


21.PHETIDINE

Efek: analgesik ophiat, bekerja pada otak dan medula spinalis

Sediaan: 50mg/mldalam ampul 2 ml

Indikasi: Nyeri hebat

Dosis dewasa: 1-15 mg/kg BB, larutkan dalam 10 ml, titrasi

Pediatrik: 1-1,5 mg/kgBB

Lama kerja tergantung rutenya

Perhatian: pasien <5 kg, cidera kepala, penyakit saluran nafas, orang tua

22.NALOXONE

Efek: menetralisir efek obat opiat

Sediaan: 400mg/ml dan 20 mg/ml dalam ampul 1 ml

Indikasi: overdosis opiat, depresi karena opiat

Dosis dewasa: 100-400 mg/kgBB, titrasi

Pediatrik: 10 mg/kgBB, iv atau im

Lama kerja: 30-60 menit

Efek samping: bila naloxone digunakan untuk mereverse suatu over dosis opiat maka efek analgesiknya akan
ikut hilang sehingga problem nyeri akan timbul kembali terutama pada pemberian naloxone dosis tinggi

23.NIFEDIPINE

Efek: vasodilatasi perifer coroner

Sediaan: tablet 5 mg, 10 mg. Tablet sustaind release: 20 mg

Indikasi: hipertensi, angina

Dosis: 20-40 mg tablet SR 2xsehari

10-20 mg 3x sehari, 10 mg sublingual untuk hipertensi emergency

Efek samping: sakit kepala, flusing, edema sendi ankle

24.NITROPRUSID

Efek: vasodilator poten

Sediaan: powder 50 mg dalam ampul

Indikasi: malignant hipertensi, hipotensi kendali

Dosis: pemberian perinfus 0,1-1 mg/kgBB/menit sebagai dosis awal, selanjutnya disesuaikan dengan respon
tekanan darah. Jangan melebihi dosis maksimum 8 mg/kgBB/menit, dan apabila dalam 20 menit tidak
memberikan respon yang memuaskan maka pemberian dihentikan.
Lama kerja: sangat pendek

Efek samping: hipotensi, muntah, pusing dan nyeri perut terutama apabila tetesan infus terlalu cepat pada
overdosis: akan terjadi asidosis berat.

Perhatian: tidak dianjurkan penggunaan tanpa fasilitas arterikline monitor untuk tekanan darahnya. Obat ini
harus terlindung dari cahaya dan segera digunakan memalui jalur vena sentral.

25.NORADRENALINE

Efek: vasokonstriksi pembuluh darah melalui alpha reseptor sehingga menaikkan tekanan darah

Sediaan: 1 mg/ml dalam ampul

Indikasi: hipotensi karena vasodilatasi yang hebat

Dosis: larutkan 4 mg dalam 250 ml D5%, infus dimulai dengan dosis 4-8 mg/menit titrasi

Lama kerja: singkat

Efek samping: hipertensi, vasokonstriksi berlebihan, iskemik miokard, aritmia

26.PHENYTOIN

Efek: merupakan anti konvulsan, mengurangi frekuensi kejang dengan menstabilir ambang kejang

Sediaan: kapsul: 25 mg, 50 mg, 100 mg

Suspensi: 30 mg/5 ml

Injeksi: 250 mg/5 ml dalam ampul (iv atau im)

Indikasi: untuk prevensi dan mengontrol kejang pada grandmal epilepsi dan lobus temporalis, juga efektif
pada pasien eklampia

Dosis awal: oral: 150-300mg/hari

Iv: 13-15 mg/kgBB bolus (maksimal 50 mg/menit) kemudian diteruskan 100 mg tiap 6 jam

Pediatrik: 5-9 mg/kaGG/hari

Lama kerja: 12-24 jam

Efek samping: toxic akut ataxia, nystagmus dan bicara tidak jelas, hirsutisine, lymphadenopati, hiperflasi
ginggiva. Hindari penggunaan pada pasien hamil, khususnya trimester pertama

27.SALBUTAMOL

Efek: merupakan bronkodilator kuat yang bekerja pada reseptor beta 2 susunan saraf simpatis, juga sebagai
relaksan uterus.

Sediaan: aerosol inhaler, nebuliser, injeksi, tablet

Indikasi: bronkospasme, persalinan rematur


Dosis dewasa:
- aerosol: 1-2 semprotan tiap 4 jam
- nebilizer: 2,5-5 mg tiap 2-4 jam
- intramuskular: 500 mg tiap 4 jam
- Infus: 3-20 mg/menit titrasi
- Tablet: 2-5 tahun: 1-2 mg 3-4 x/perhari
6-12 tahun: 2 mg, 3 -4 x/hari

Lama kerja: 3-6 jam

Perhatian: takikardi, tremor, sakit kepala, hipokalemia terutama pada pemberian perinfus

28.VERAPAMIL

Efek: meningkatkan periode refraktur otot jantung yaitu dengan menurunkan kecepatan konduksi jaringan
pengantar

Sediaan: injeksi 2,5 mg/ml dalam ampul 2 ml

Tablet: 40 mg, 80 mg, 160 mg

Indikasi: aritmia supraventrikuler, angina

Dosis: intravena 5 mg pasien dan diulang setelah 5 menit sampai dosis maksimum 10-15 mg

Oral: untuk aritmia 40-120 mg 3x/hari. Utnuk angina 80-120 mg 3x/hari

Lama kerja: 4-8 jam

Efek samping iv: hipotensi, bradikardi, blok, asistole

Tablet: mual, muntah dan konstipasi

Perhatian: jangan berikan verapamil bersama-sama dengan beta bloker, karena dapat terjadi blok jantung
yang fatal

29. WARFARIN

Efek: memperpanjang coagulasi darah dan dapat diukur melalui protrombin time. Efek antikoagulan ini timbul
melalui mekanisme penghambatan efek vitamin K

Sediaan: tablet 1mg, 3 mg, 5 mg

Dosis: 10 mg/hari selama 3 hari diikuti 2-8 mg/hari sampai nilai protrombin time normal

Indikasi: trombosis vena dalam, emboli pulmonum, fibrilasi atrial, penderita dengan katub stenosis

Perhatian: terjadi [potensiasi dengan alkohol dan obat seperti aspirin, phenobarbital, phenilbuzone, beberapa
antibiotik dan phenytoin.

Daftar Pustaka:

Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah vol. 2. EGC: Jakarta

Rambe, A. 2004. Obat-obat Penyakit Serebrovaskuler. Available on: www.library.usu.ac.id tanggal akses: 22
Mei 2008

Rokhaeni, H., Purnamasari, E., Rahayoe, A. 2001. Buku Ajar keperawatan Kardiovaskuler. Bidang DIKLAT
Harapan Kita: Jakarta

Suryono, dkk. 2007. Materi Pelatihan keperawatan Intensif. IRI RSUP DR. Sardjito: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai