Anda di halaman 1dari 8

BAB1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Zaman sekarang ini, perkembangan teknologi dan industri telah banyak

membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat, serta situasi

lingkungan misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

aktivitas fisik atau kurang olahraga, kebiasaan merokok dan meningkatnya

polusi lingkungan, tanpa disadari perubahan tersebut memberi pengaruh

terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya

kasus-kasus penyakit tidak menular. Gagal jantung adalah suatu sindrom

klinis kompleks, yang didasari oleh ketidakmampuan jantung untuk

memompakan darah keseluruhan jaringan tubuh adekuat, akibat adanya

gangguan struktural dan fungsional dari jantung. Pasien dengan gagal jantung

biasanya terjadi tanda dan gejala sesak nafas yang spesifik pada saat istirahat

atau saat beraktivitas dan atau rasa lemah, tidak bertenaga, retensi air seperti

kongestif paru, edema tungkai, terjadi abnormalitas dari struktur dan fungsi

jantung (Setiani, 2014).


Di Eropa, kejadian gagal jantung berkisar 0,4%- 2% dan meningkat

pada usia yang lebih lanjut, dengan rata-rata umur 74 tahun. Ramalan

dari gagal jantung akan jelek bila dasar atau penyebabnya tidak dapat

diperbaiki. Seperdua dari pasien gagal jantung akan meninggal dalam 4

tahun sejak diagnosis ditegakkan, dan pada keadaan gagal jantung berat

lebih dari 50% akan meninggal dalam tahun pertama. Penyakit jantung
koroner merupakan etiologi gagal jantung pada 60-70% pasien, terutama

pada pasien usia lanjut. Sedangkan pada usia muda, gagal jantung

diakibatkan oleh kardiomiopati dilatasi, aritmia, penyakit jantung

kongenital atau valvular dan miokarditis (Setiani, 2014).


Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu masalah

kesehatan utama di negara maju maupun berkembang. Penyakit ini nmenjadi

penyebab nomor satu kematian di dunia dengan diperkirakan akan terus

meningkat hingga mencapai 23,3 juta pada tahun 2030 (Yancy, 2013; Depkes,

2014). Masalah tersebut juga menjadi masalah kesehatan yang progresif

dengan angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi di Indonesia

(Perhimpunan Dokter Kardiovaskuler, 2015). Hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) Kemenkes RI Tahun 2013


Berdasarkan data WHO tahun 2013 dilaporkan bahwa lebih dari 6

juta jiwa penduduk di Amerika teridentifikasi penyakit gagal jantung

kongestif dan diperkirakan lebih dari 15 juta kasus baru gagal jantung

setiap tahunnya diseluruh dunia.


Prevalensi Congestive Heart Failure (CHF) di Indonesia menurut

Riskesdas (2013) sebesar 0,3 data prevalensi penyakit ditentukan berdasarkan

hasil wawancara pada reponden umur ≥ 15 tahun merupakan gabungan dari

kasus penyakit yang pernah di diagnosis dokter atau kasus yang mempunyai

gejala penyakit Congestive Heart Failure (CHF) (Riskesdas, 2013).


Pasien dengan gagal jantung kongestif membutuhkan pelayanan yang

komprehensif holistik dan paripurna. Perawat merupakan orang pertama

yang berinteraksi dengan pasien dan betanggungjawab untuk

mengidentifikasikan masalah dan memberikan tindakan dengan tetap


memandang manusia secara holistik baik fisik, psikologis, sosial dan spiritual.

Dalam International Journal of Nursing menyatakan bahwa penggunaan kata

kesiapan (readiness) dalam literatur keperawatan tidaklah didefinisikan

dengan pasti dan dikembangkan sebagai suatu konsep. Terdapat beberapa

perspektif yang berbeda, tergantung dari sisi mana mereka memaknai

kesiapan (readiness) tersebut. Selanjutnya mereka mengartikan kesiapan

menjadi empat tema pokok yaitu : mempunyai kemampuan dasar umum dan

kemampuan untuk menangani hal-hal yang bersifat khusus, memberikan

perawatan yang aman kepada klien, mampu menghadapi atau bertahan dengan

kenyataan sekarang dan kemungkinankemungkinan ke depan, serta

mempunyai keseimbangan antara pelaksanaan, pengetahuan dan berpikir

(Wolff, 2010).
Menurut profil RSUD Karawang Tahun 2013 ada 20 penyakit Non Bedah
yaitu :

Dua Puluh Besar Penyakit Non Bedah di IGD Tahun 2013

Prosentase
No Jenis Penyakit Jumlah (%)

1 Dispepsia 2180

2 Fever unspecified 1210 6,34

3 Stroke 1000 5,24

4 CHF 886 4,64

5 Diare Gastroenteritis 884 4,63

6 Typoid Fever 701 3,67

7 CRF (Chronic Renal 682 3,57


Failure)

8 Febris Convulsi 577 3,02

9 Abdominal Pain 486 2,54

10 DHF 480 2,51

11 Anemia 465 2,43

12 Broncho Pnemonia 451 2,36

13 Gastritis 401 2,10

14 Hypogikemia 365 1,91

Acunt Runal Failure


15 (ARF) 215 1,12

16 Tuborculosis Of lung 211 1,10

17 Hypertensi 204 1,06

18 Dengue Fever 204 1,06

19 Vertigo 195 1,02

20 Asthma 192 1,00

21 Penyakit lainnya 11989 62,84

Jumlah 19077 100

Dua Puluh Besar Penyakit Non Bedah di IGD Tahun 2013 Penyakit

yang terbanyak di IGD adalah Dispepsia sebanyak 2.180 orang atau sebesar

11,43 % dari total penyakit Non Bedah di IGD. Sedangkan CHF menempati

posisi 4 dengan jumlah sebesar 886 orang dengan persentase 4,64 %.( Profil

RSUD Karawang,2013 )

Sehubung dengan prevalensi kejadian Congestive Heart Failure (CHF)

masih tinggi yang ditemukan serta masih adanya resiko seperti dampak
kematian yang ditimbulkan akibat Congestive Heart Failure (CHF) maka

peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan untuk mengobati,

mencegah dan meningkatan kesehatan pasien. Agar dapat memberikan asuhan

keperawatan secara maksimal dan optimal maka diperlukan pemahaman

tentang konsep dasar penyakit Congestive Heart Failure (CHF) dan proses

keperawatannya. Maka penulis termotivasi untuk membahas lebih lanjut karya

tulis ilmiah ini yang akan menguraikan proses keperawatan tentang

Congestive Heart Failure (CHF).

B. TUJUAN KARYA TULIS ILMIAH


1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan secara

komprehensif
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan penilaian Status kegawatdaruratan Pada Klien

Dengan Gangguan Sistem Sistem Kardiovasker : Congestif Heart Failure

(CHF) Di Instalasi Gawat Darurat (IGD).


b. Mampu melakukan pengkajian primeri survey pada Pada Klien Dengan

Gangguan Sistem Kardiovasker : Congestif Heart Failure (CHF) Di

Instalasi Gawat Darurat (IGD).


c. Mampu melakukan pengkajian secondary surpey pada Pada Klien

Dengan Gangguan Sistem Kardiovasker : Congestif Heart Failure (CHF)

Di Instalasi Gawat Darurat (IGD).


d. Mampu menentukan Diagnosa Keperawatan Kegawat Daruratan Pada

Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovasker : Congestif Heart Failure

(CHF) Di Instalasi Gawat Darurat (IGD).


e. Mampu menentukan Intervensi Keperawatan Kegawat Daruratan Pada

Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovasker : Congestif Heart Failure

(CHF) Di Instalasi Gawat Darurat (IGD).


f. Mampu menentukan Implementasi Keperawatan Kegawat Daruratan

Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovasker : Congestif Heart

Failure (CHF) Di Instalasi Gawat Darurat (IGD).


g. Mampu menentukan Evaluasi Keperawatan Kegawat Daruratan Pada

Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovasker : Congestif Heart Failure

(CHF) Di Instalasi Gawat Darurat (IGD)


h. Mampu menentukan Dokumentasi Keperawatan Kegawat Daruratan

Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovasker : Congestif Heart

Failure (CHF) Di Instalasi Gawat Darurat (IGD).


C. Kerangka Karya Tulis Ilmiah
1. Pengumpulan Data
Adapun teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut: (Sukma 2012).

a. Wawancara
Mengumpulkan data dengan melakukan komunikasi lisan yang didapat

secara langsung dari klien maupun keluarga untuk mendapatkan data

subyektif yang berhubungan dengan masalah klien.


b. Observasi
Melakukan pengamatan secara langsung keadaan dan respon klien

untuk memperoleh data obyektif tentang masalah klien. Obsevasi yang

dilakukan bersifat partisipatif secara inspeksi, palpasi, auskultasi kepada klien

meliputi airway, breathing dan circulation.


c. Studi Dokumentasi
Didapat dari buku status kesehatan klien meliputi catatan medik dan

catatan keperawatan yang berhubungan dengan klien selama klien berada di

rumah sakit.
2.Tempat dan Waktu
Penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini dilaksanakan pada bulan

Februari 2018. Penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah ini dimulai dengan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Kegawat Daruratan

Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Sistem Kardiovasker: Congestif Heart

Failure (CHF) Di Instalasi Gawat Darurat Pada Tanggal X Tahun 2018” yang

dimulai dari mencari prevalensi untuk kasus Congestif Heart Failure (CHF) di

dunia dan di berbagai negara samapai ke Jawa Barat. Setelah itu pada bulan

Maret 2018 dimulai penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah untuk BAB I

dan BAB II sampai dengan bulan April 2018, pada bulan Mei 2018

penyusunan Karya Tulis Ilmiah untuk BAB III dan BAB IV sampai dengan

bulan Juli 2018.


D.Manfaat Karya Tulis Ilmiah
a.Manfaat Teoritik
1) Bagi Intistusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan bagi Mahasiswa Ilmu

Keperawatan.
2) Bagi Rumah Sakit
Penelitian ini diharapkan jadi bahan masuukan untuk meningkatkan

pelayanan di rumah sakit.


3) Bagi Ilmu Keperawatan
Dari hasil Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menjadi referensi atau

masukan bagi perkembangan ilmu keperawatan.


b. Manfaat Praktis
1) Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki diharapkan

pengetahuan dan pengalaman ini dapat bermanfaat dikemudian hari.


2) Bagi Pasien dan Keluarga
Memberikan informasi pasien dan keluarga tentang resiko-resiko yang dapat

menyebabkan terjadinya Congestif Heart Failure (CHF).

Anda mungkin juga menyukai