Morbili Bab 2
Morbili Bab 2
PENDAHULUAN
waktu yang lampau dianggap penyakit anak biasa saja bahkan dikatakan
virus campak yang sangat menular pada anak-anak, ditandai dengan panas,
mitos jangan memberikan obat apa saja pada klien sebelum bercak-bercak
1
Munculnya gejala penyakit tuberculosis paru yang lebih parah pasca
1.2 Tujuan
1. Definisi
2. Etiologi
3. Patologi
4. Patogenesis
5. Manifestasi klinis
6. Diagnosis
7. Imunitas
8. Imunisasi
9. Penatalaksanaan
10. Pencegahan
1.1 Manfaat
a. Bagi penulis
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam mempelajari,
mengidentifikasi, dan mengembangkan teori yang telah disampaikan
mengenai Morbili.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi
Campak atau morbili adalah suatu infeksi virus akut yang memiliki 3
stadium yaitu (1)Stadium inkubasi yang berkisar antara 10 sampai 12 hari setelah
pajanan pertama terhadap virus dan dapat disertai gejala minimal maupun tidak
konjungtivitis, pilek, dan batuk yang meningkat serta ditemukannya enantem pada
mukosa (bercak Koplik), dan (3)Stadium erupsi yang ditandai dengan keluarnya
Angka kejadian campak di Indonesia sejak tahun 1990 sampai 2002 masih
tinggi sekitar 3000-4000 per tahun demikian pula frekuensi terjadinya kejadian
luar biasa tampak meningkat dari 23 kali per tahun menjadi 174. Namun case
fatality rate telah dapat diturunkan dari 5,5% menjadi 1,2%. Umur terbanyak
droplet dari penderita saat gejala yang ada minimal bahkan tidak bergejala.
Penderita masih dapat menularkan penyakitnya mulai hari ke-7 setelah terpajan
hingga 5 hari setelah ruam muncul. Biasanya seseorang akan mendapat kekebalan
3
2.2 Etiologi
genus Morbili virus. Sampai saat ini hanya diketahui 1 tipe antigenik yang mirip
dengan virus Parainfluenza dan Mumps. Virus bisa ditemukan pada sekret
nasofaring, darah dan urin paling tidak selama masa prodromal hingga beberapa
saat setelah ruam muncul. Virus campak adalah organisme yang tidak memiliki
daya tahan tinggi apabila berada di luar tubuh manusia. Pada temperatur kamar
selama 3-5 hari virus kehilangan 60% sifat infektifitasnya. Virus tetap aktif
minimal 4 minggu dalam temperatur 35˚C, beberapa hari pada suhu 0˚C, dan tidak
2.3 Patologi
terdapat eksudat serosa dan proliferasi dari sel mononuklear dan beberapa sel
yang luas dari sel raksasa berinti banyak yang merupakan hasil dari
penggabungan sel. Dua tipe utama dari sel raksasa yang muncul adalah (1) sel
appendiks, limpa dan timus) dan (2) sel epitel raksasa yang muncul terutama pada
epitel saluran nafas. Lesi di daerah kulit terutama terdapat di sekitar kelenjar
sebasea dan folikel rambut. Terdapat reaksi radang umum pada daerah bukal dan
mukosa faring yang meluas hingga ke jaringan limfoid dan membran mukosa
4
trakeibronkial. Pneumonitis intersisial karena virus campak menyebabkan
otak dan medula spinalis. Terdapat degenerasi dari korteks dan subsdtansia alba
panencephalitis .2
2.4 Patogenesis
virus yang infeksius sudah dapat menimbulkan infeksi pada seseorang. Lokasi
utama infeksi virus campak adalah epitel saluran nafas nasofaring. Infeksi virus
pertama pada saluran nafas sangat minimal. Kejadian yang lebih penting adalah
multiplikasi ekstensif dari virus campak yang terjadi pada jaringan limfatik
regional maupun jaringan limfatik yang lebih jauh. Multiplikasi virus campak
Selama lima hingga tujuh hari infeksi terjadi viremia sekunder yang
konjungtiva, dan saluran nafas adalah tempat yang jelas terkena infeksi, tetapi
organ lainnya dapat terinfeksi pula. Dari hari ke-11 hingga 14 infeksi, kandungan
virus dalam darah, saluran nafas, dan organ lain mencapai puncaknya dan
5
kemudian jumlahnya menurun secara cepat dalam waktu 2 hingga 3 hari. Selama
infeksi virus campak akan bereplikasi di dalam sel endotel, sel epitel, monosit,
dan makrofag .5
Hari Manifestasi
3-5 Multiplikasi virus campak pada epitel saluran nafas di tempat infeksi
7-11 Manifestasi pada kulit dan tempat lain yang bervirus, termasuk saluran
nafas
6
2.5 Manifestasi klinis
Stadium inkubasi
Walaupun pada masa ini terjadi viremia dan reaksi imunologi yang ekstensif,
Stadium prodromal
prodromal yang berlangsung selama 2 hingga 4 hari. Biasanya terdiri dari gejala
klinik khas berupa batuk, pilek dan konjungtivitis, juga demam. Inflamasi
pada hari ke-10±1 infeksi. Koplik spot adalah suatu bintik putih keabuan sebesar
butiran pasir dengan areola tipis berwarna kemerahan dan biasanya bersifat
bawah tetapi dapat juga ditemukan pada bagian lain dari rongga mulut seperti
palatum, juga di bagian tengah bibir bawah dan karunkula lakrimalis. Muncul 1 –
2 hari sebelum timbulnya ruam dan menghilang dengan cepat yaitu sekitar 12-18
jam kemudian. Pada akhir masa prodromal, dinding posterior faring biasanya
7
Stadium erupsi
Pada campak yang tipikal, ruam akan muncul sekitar hari ke-14 infeksi
yaitu pada saat stadium erupsi. Ruam muncul pada saat puncak gejala gangguan
pernafasan dan saat suhu berkisar 39,5˚C. Ruam pertama kali muncul sebagai
makula yang tidak terlalu tampak jelas di lateral atas leher, belakang telinga, dan
seluruh wajah, leher, lengan atas dan dada bagian atas pada 24 jam pertama.
Kemudian ruam akan menjalar ke punggung, abdomen, seluruh tangan, paha dan
terakhir kaki, yaitu sekitar hari ke-2 atau 3 munculnya ruam. Saat ruam muncul di
kaki, ruam pada wajah akan menghilang diikuti oleh bagian tubuh lainnya sesuai
Saat awal ruam muncul akan tampak berwarna kemerahan yang akan
tampak memutih dengan penekanan. Saat ruam mulai menghilang akan tampak
berwarna kecokelatan yang tidak memudar bila ditekan. Seiring dengan masa
Beratnya penyakit berbanding lurus dengan gambaran ruam yang muncul. Pada
infeksi campak yang berat, ruam dapat muncul hingga menutupi seluruh bagian
kulit, termasuk telapak tangan dan kaki. Wajah penderita juga menjadi bengkak
2.6 Diagnosis
8
ditemukan sel raksasa berinti banyak dari apusan mukosa hidung. Serum antibodi
HI dilakukan dengan menggunakan dua sampel yaitu serum akut pada masa
serum akut. Hasil dikatakan positif bila terdapat peningkatan titer sebanyak 4x
atau lebih. Serum IgM merupakan tes yang berguna pada saat munculnya ruam.
Serum IgM akan menurun dalam waktu sekitar 9 minggu, sedangkan serum IgG
akan menetap kadarnya seumur hidup. Pada pemeriksaan darah tepi, jumlah sel
darah putih cenderung menurun. Pungsi lumbal dilakukan bila terdapat penyulit
1. Roseola infantum. Pada Roseola infantum, ruam muncul saat demam telah
menghilang.
2. Rubella. Ruam berwarna merah muda dan timbul lebih cepat dari campak.
3. Alergi obat. Didapatkan riwayat penggunaan obat tidak lama sebelum ruam
9
4. Demam skarlatina. Ruam bersifat papular, difus terutama di abdomen. Tanda
Penyakit campak yang termodifikasi muncul pada orang yang hanya memiliki
setengah daya tahan terhadap campak. Hal tersebut dapat diakibatkan riwayat
penggunaan serum globulin maupun pada anak usia kurang dari 9 bulan karena
masih terdapatnya antibodi campak transplasental dari ibu. Ditandai dengan gejala
penyakit yang lebih ringan. Stadium prodromal akan menjadi lebih pendek.
Batuk, pilek dan demam lebih ringan. Bercak Koplik lebih sedikit dan kurang
jelas, namun dapat juga tidak muncul sama sekali. Ruam yang muncul sama
dengan infeksi campak klasik, tetapi tidak bersifat konfluens. Pada beberapa
orang, infeksi campak yang termodifikasi ini dapat tidak memberikan gejala
apapun. 5
Campak atipikal
Didefinisikan sebagai sindroma klinik yang muncul pada orang yang sebelumnya
telah kebal akibat terpajan pada infeksi campak alamiah. Biasanya muncul pada
orang yang telah mendapat vaksin dari virus campak yang dimatikan
Masa inkubasi dari campak atipikal sama seperti pada campak yang tipikal yaitu
sekitar 7 hingga 14 hari. Stadium prodromal ditandai dengan demam tinggi yang
10
mendadak (39,5˚C sampai 40,6˚C) dan biasanya sakit kepala. Bisa juga
didapatkan gejala nyeri perut, mialgia, batuk non-produktif, muntah, nyeri dada
dan rasa lemah. Bercak Koplik jarang ditemui. Dua atau tiga hari setelah onset
penyakit muncullah ruam yang dimulai dari distal ekstremitas dan menyebar ke
arah kepala. Ruam sedikit berwarna kekuningan, terlihat jelas pada pergelangan
tangan dan kaki serta terdapat juga pada telapak tangan dan kaki. Ruam dapat
berbentuk vesikel dan terasa gatal. Pada campak atipikal dapat muncul efusi
serologis. Bila sampel serum awal diambil sebelum atau pada saat onset ruam, CF
dan titer HI biasanya kurang dari 1:5. Pada hari ke-10 infeksi kedua titer akan
meningkat mencapai 1:1280 atau lebih. Pada campak yang tipikal, di hari ke-10
2.8 Penyulit
Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak berumur
lebih kecil. Kebanyakan penyulit campak terjadi bila ada infeksi sekunder oleh
11
a) Bronkopneumonia
batuk, dan meningkatnya frekuensi nafas. Pada saat suhu menurun, gejala
masih akan bertahan selama beberapa lama. Bila gejala tidak berkurang,
mukosa saluran nafas yang telah dirusak oleh virus campak. Penanganan
b) Encephalitis
Gejala encephalitis biasanya timbul pada stadium erupsi dan dalam 8 hari
yang dapat muncul adalah : kejang, letargi, koma, nyeri kepala, kelainan
komplikasi ini antara lain adalah adanya proses autoimun maupun akibat
12
c) Subacute Slcerosing Panencephalitis (SSPE)
yang diikuti kejang. Merupakan penyulit campak onset lambat yang rata-
rata baru muncul 7 tahun setelah infeksi campak pertama kali. Insidensi
dan fatal. Anak yang belum mendapat vaksinansi memiliki risiko 10x
lebih tinggi untuk terkena SSPE dibandingkan dengan anak yang telah
mendapat vaksinasi.
d) Konjungtivitis
e) Otitis Media
stadium erupsi.
f) Diare
13
g) Laringotrakheitis
Penyulit ini sering muncul dan kadang dapat sangat berat sehingga
h) Jantung
i) Black measles
dan pneumonia. Terjadi perdarahan ekstensif dari mulut, hidung dan usus.
2.9 Imunitas
Struktur antigenik
Kemudian IgM menghilang dengan cepat (kurang dari 9 minggu setelah infeksi)
14
sedangkan IgG tinggal tak terbatas dan jumlahnya dapat diukur. IgM
menunjukkan baru terkena infeksi atau baru mendapat vaksinasi. IgG menandakan
pernah terkena infeksi. IgA sekretori dapat dideteksi dari sekret nasal dan hanya
vaksinasi campak dari virus yang dimatikan tidak akan menghasilkan IgA
sekretori. 3
Imunitas transplasental
campak. Antibodi akan terbentuk lengkap saat bayi berusia 4 – 6 bulan dan
kadarnya akan menurun dalam jangka waktu yang bervariasi. Level antibodi
maternal tidak dapat terdeteksi pada bayi usia 9 bulan, namun antibodi tersebut
masih tetap ada. Janin dalam kandungan ibu yang sedang menderita campak tidak
akan mendapat kekebalan maternal dan justru akan tertular baik selama kehamilan
2.10 Imunisasi
Imunisasi campak terdiri dari Imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif
dapat berasal dari virus hidup yang dilemahkan maupun virus yang dimatikan.
Vaksin dari virus yang dilemahkan akan memberi proteksi dalam jangka waktu
yang lama dan protektif meskipun antibodi yang terbentuk hanya 20% dari
antibodi yang terbentuk karena infeksi alamiah. Pemberian secara sub kutan
dengan dosis 0,5ml. Vaksin tersebut sensitif terhadap cahaya dan panas, juga
15
harus disimpan pada suhu 4˚C, sehingga harus digunakan secepatnya bila telah
Vaksin dari virus yang dimatikan tidak dianjurkan dan saat ini tidak
digunakan lagi. Respon antibodi yang terbentuk buruk, tidak tahan lama dan tidak
Dosis serum dewasa 0,25 ml/kgBB yang diberikan maksimal 5 hari setelah
terinfeksi, tetapi semakin cepat semakin baik. Bila diberikan pada hari ke 9 atau
10 hanya akan sedikit mengurangi gejala dan demam dapat muncul meskipun
2.11 Penatalaksanaan
pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi, antibiotik diberikan bila terjadi
infeksi sekunder, anti konvulsi apabila terjadi kejang, antipiretik bila demam, dan
vitamin A 100.000 Unit untuk anak usia 6 bulan hingga 1 tahun dan 200.000 Unit
untuk anak usia >1 tahun. Vitamin A diberikan untuk membantu pertumbuhan
epitel saluran nafas yang rusak, menurunkan morbiditas campak juga berguna
16
Indikasi rawat inap bila hiperpireksia (suhu >39,5˚C), dehidrasi, kejang,
asupan oral sulit atau adanya penyulit. Pengobatan dengan penyulit disesuaikan
2.12 Pencegahan
anak usia 9 bulan dengan ulangan saat anak berusia 6 tahun dan termasuk ke
diberikan bersama Mumps dan Rubela (MMR) pada usia 12-15 bulan. Anak yang
telah mendapat MMR tidak perlu mendapat imunisasi campak ulangan pada usia
transmisi telah terjadi sebelum penyakit disadari dan didiagnosis sebagai campak.
7
2.13 Prognosis
17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
oleh virus RNA dari family Paramyxoviridae, genus Morbillivirus yang ditularkan
melalui percikan air ludah (droplet) dari mulut selama masa prodormal. Gejala
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Phillips C.S. 1983. Measles. In: Behrman R.E., Vaughan V.C. (eds)
p.743
2. T.H. Rampengan, I.R. Laurentz. 1997. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak.
Akut dalam: Sumarmo S. Poorwo Soedarmo, dkk. (ed.) Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Anak Infeksi & Penyakit Tropis. Edisi I. Jakarta. Balai Penerbit
5. Cherry J.D. 2004. Measles Virus. In: Feigin, Cherry, Demmler, Kaplan
Soedarmo, dkk. (ed.) Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi & Penyakit
8. Penyakit Tropik dan Infeksi Anak. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III
Agustus 2008]
19
10. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku ajar Penyakit Infeksi Tropis. Jakarta:
IDAI, 2004.
20