Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DASAR KEPENDUDUKAN
MAKALAH
“BONUS DEMOGRAFI”
OLEH
KELOMPOK 6
KENDARI
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayat-Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Bonus Demografi." Untuk memenuhi
tugas mata kuliah Dasar Kependudukan.
Dalam proses penyusunan Makalah ini, penyusun mengalami berbagai macam hambatan
dalam menyelesaikannya dan dalam penyusunan makalah ini saya selaku penyusun langsung
mengunjungi sumber-sumber yang berkaitan dengan tema tersebut.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun dalam penyusunan Makalah ini. Dan
semoga Makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
PENYUSUN
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian demografi
2.2 pengertian bonus demografi
2.3 ciri-ciri dan syarat bonus demografi
2.4 bonus demografi di Indonesia
2.5 dampak bonus demografi
2.6 Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Bonus Demografi
2.7 Solusi permasalahan bonus demografi
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tahun 2020 hingga 2030 Negara Indonesia akan dihadiahi Bonus Demografi.
Bonus Demografi yang dimaksud yaitu ketika negara Indonesia memiliki jumlah
penduduk usia Produktif dengan jumlah yang melimpah, yaitu sekitar 2/3 dari jumlah
penduduk keseluruhan. Bonus demografi dapat dilihat dengan parameter Dependency
Ratio (angka beban ketergantungan) yang cukup rendah, yaitu mencpai 44. Hal ini berarti
bahwa dalam setiap 100 penduduk usia produktif (15-64 tahun) hanya menanggung
sekitar 44 penduduk tidak produktif. Data Badan Pusat Statistik (BPS) indonesia tahun
2010 menunjukkan Dependency ratio Indonesia sebesar 50,5. Sementara pada tahun 2015
dependency ratio memiliki angka lebih kecil yaitu 48,6. Angka dependency ratio ini akan
semakin kecil lagi pada tahun 2020 hingga 2030, yang akan menciptakan bonus
demografi untuk Indonesia. Dengan bonus demografi yang akan diterima Indonesia tahun
2020-2030, maka peluang untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat
dicapai. Namun untuk mewujutkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut.
Jumlah angkatan kerja yang melimpah pada fase bonus demografi harus
dimanfaatkan secara baik oleh negara Indonesia. Kunci utamanya yaitu dengan
mempersiapkan angkatan kerja yang berkualitas. Hanya dengan angkatan kerja yang
berkualitas maka bonus demografi akan benar-benar memberikan dampak yang positif
bagi Indonesia. Dengan angkatan kerja yang berkualitas akan dapat merespon penawaran
kerja dari negara-negara maju. Fenomena yang terjadi saat ini adalah bahawa negara
maju kekurangan penduduk muda, sebagai kelompok angkatan kerja yang dibutuhkan
dalam pembangunan ekonomi. Untuk itu peluang tersebut bisa dimanfaatkan oleh negara-
negara yang mendapatkan bonus demografi.
Aspek lain yang tak kalah penting untuk diperhatikan yaitu bagaimana Negara
Indonesia bisa terus konsisten dalam menekan angka fertilitas (angka kelahiran). Hal ini
menjadi aspek penting karena jika tingkat fertilitas meningkat dan tidak terkendali pada
fase bonus demografi, maka akan menghambat upaya negara dalam mempersiapkan
angkatan kerja yang berkualitas. Dana untuk mempersiapkan angkatan kerja yang
berkualitas dari segi kesehatan, pendidikan dan kecukupan gizi, juga akan terbagi untuk
mengurusi kebutuhan bayi-bayi yang lahir. Dengan begitu upaya pemerintah untuk
memaksimalkan bonus demografi juga akan terhambat.
Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu aspek yang mempengaruhi
terjadinya bonus demografi yaitu keberhasilan pemerintah dalam menekan angka
kelahiran melalui program keluarga berencanan (KB). Semakin rendahnya tingkat
fertilitas berdampak pada penduduk kelompok umur 0-15 terkendali dan tidak terjadi
ledakan kelahiran. Sehingga sudah pasti dapat diprediksikan pada tahun 2020-2030,
struktur penduduk kelompok umur produktif jauh lebih besar dibanding kelompok umur
tidak produktif. Jika dilihat dari karakteristik kependudukan melalui piramida penduduk
maka piramida akan berbentuk gemuk dibagian tengah, dengan dasar piramida lebih
kecil. Bagian tengah piramida yang membesar menunjukkan bahwa beberapa waktu yang
lalu telah terjadi jumlah kelahiran yang cukup besar, tetapi tingkat kematian bayi
menurun sehingga jumlah bayi yang lahir dan tetap hidup mencapai usia dewasa lebih
banyak dari jumlah sebelumnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Demografi merupakan istilah yang berasal dari dua kata Yunani yaitu, demos
yang berarti rakyat atau penduduk dan grafein yang berarti menggambar atau menulis.
Oleh karena itu, demografi dapat diartikan sebagai tulisan atau gambaran tentang
penduduk. Menuruut United Nation (1958) dan International Union for the Scientific
Study of Population (IUSSP, 1982) mendefinisikan demogarfi sebagai studi ilmiah
masalah penduduk yang berkaitan dengan jumlah, struktur, serta pertumbuhannya.
Bonus Demografi adalah bonus yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari
besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi
kependudukan yang dialaminya. Saat ini Indonesia mengalami bonus demografi ini
dikarenakan proses transisi demografi yang berkembang sejak beberapa tahun yang lalu
yang dipercepat dengan keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) menurunkan
tingkat fertilitas dan meningkatnya kualitas kesehatan serta suksesnya program-program
pembangunan lainnya. Akan tetapi usia produktif ini apabila tidak berkualitas malah akan
menjadi beban negara, oleh karena itu mari kita tingkatkan wajib belajar 12 tahun,
lakukan pembinaan pola asuh & tumbuh kembang anak melalui posyandu dan PAUD,
peningkatan usaha ekonomi keluarga. Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun
terus meningkat. Bahkan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
memproyeksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2035 mendatang
berjumlah 305,6 juta jiwa, jumlah ini meningkat 28,6 persen dari tahun 2010 yang
sebesar 237,6 juta jiwa. Peningkatan jumlah penduduk Indonesia tersebut dibarengi
dengan meningkatnya penduduk berusia produktif (usia 15 tahun sampai 65 tahun).
Indonesia ini telah memasuki bonus demografi (rasio ketergantungan terhadap penduduk
tak produktif) sejak tahun 2012, yakni 49,6 persen. Atas dasar itu, penduduk Indonesia
yang produktif lebih banyak daripada penduduk yang tak produktif.
Bonus demografi ini tentu akan membawa dampak sosial – ekonomi. Salah
satunya adalah menyebabkan angka ketergantungan penduduk, yaitu tingkat penduduk
produktif yang menanggung penduduk non produktif (usia tua dan anak-anak) akan
sangat rendah, diperkirakan mencapai 44 per 100 penduduk produktif. Melimpahnya
jumlah penduduk usia kerja akan menguntungkan dari sisi pembangunan sehingga dapat
memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Impasnya adalah
meningkatkannya kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Pada tahun 2010, proporsi penduduk usia produktif adalah sebesar 66,5 persen.
Proporsi ini terus meningkat mencapai 68,1 persen pada tahun 2028 sampai tahun 2031.
Meningkatnya jumlah penduduk usia produktif menyebabkan menurunnya angka
ketergantungan, yaitu jumlah penduduk usia tidak produktif yang ditanggung oleh 100
orang penduduk usia produktif dari 50,5 persen pada tahun 2010 menjadi 46,9 persen
pada periode 2028-2031. Tetapi angka ketergantungan ini mulai naik kembali menjadi
47,3 persen pada tahun 2035. Kontribusi penduduk berusia produktif ini telah terlihat dari
peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang stabil. Fenomena ini terlihat
juga di beberapa negara yang jumlah penduduknya turut meningkat dan kondisi
ekonominya sama seperti Brazil, Rusia dan India. Bahkan di sejumlah negara lain, bonus
demografi telah berkontribusi menumbuhkan ekonomi.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh suatu Negara apabila ingin memperoleh
manfaat besar dari bonus demografi yaitu :
Menjadi factor penting dalam mengambil manfaat bonus demografi. Dengan banyaknya
dibutuhkan tenaga kerja maka, pengangguran akan berkurang dan kesejahteraan akan
meningkat pesat,
Dengan masuknya perempuan kedalam pasar kerja maka ratio 50 persennya akan
memenuhi pasar kerja sehingga semua akan lebih banyak lagi penduduk usia produktif
menjadi benar-benar produktif.
Dependency Ratio Indonesia sejak tahun 1930 hingga tahun 2015 menunjukkan
kecenderungan semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa dependency ratio yang kecil
berarti beban ketergantungan penduduk usia produktif kepada penduduk produktif
semakin rendah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) indonesia tahun 2010 menunjukkan
Dependency ratio Indonesia sebesar 50,5. Sementara pada tahun 2015 dependency ratio
memiliki angka lebih kecil yaitu 48,6. Kecenderungan dependency ratio yang semakin
kecil ini akan berlanjut hingga tahun 2030, dan menciptakan bonus demografi bagi
indonesia. Sementara itu diperkirakan setelah tahun 2030 kecenderungan dependency
ratio akan naik kembali karena jumlah lansia meningkat.
Bonus demografi yang akan terjadi pada tahun 2020 hingga 2030 harus benar-
benar di manfaatkan oleh pemerintah. Kesiapan pemerintah dalam menghadapi bonus
demografi tentu akan mendatangkan keuntungan yang besar. Dengan Bonus demografi
berarti Indonesia akan mendapati kondisi dimana jumlah angkatan kerja yang melimpah-
ruah. Angkatan kerja dengan jumlah yang besar tersebut jika dapat dikelola dengan baik
tentu akan mendorong kemajuan dan pertumbuhan ekonomi negara. Kuncinya terletak
pada peningkatan kualitas angkatan kerja yang berdaya saing pada pasar tenaga kerja
global.
Saat ini Indonesia memiliki 67 juta anak muda berumur 10-24 tahun. Mereka
inilah yang akan menjadi pemimpin dan penggerak pembangunan Indonesia pada fase
bonus Demografi tahun 2020-2030. Jumlah anak muda yang melimpah ini juga menjadi
incaran tenaga produktif negara-negara maju yang kekurangan anak muda. Sehingga bisa
menjadi keuntungan yang besar jika Indonesia mampu merespon permintaan pasar tenaga
kerja global (Kompas 29 November 2014, hlm 13).
Jumlah anak muda yang besar telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu
negara yang akan mendapatkan keuntungan demografi selain India dan Thiongkok.
Jumlah anak muda di dunia diperkirakan mencapai 1,8 miliar. Dan dari angka tersebut
Indonesia menempati posisi ketiga setelah India yang memiliki jumlah anak muda 356
juta, dan Thiongkok yang memiliki jumlah anak muda 269 juta. Jumlah anak muda ini
akan sangat menguntungkan jika strategi pembangunan yang memanfaatkan bonus
demografi bisa dijalankan dengan benar. Dengan investasi yang tepat dari pemerintah,
maka jutaan anak muda akan benar-benar menjadikan berkah demografi. Selain itu
juataan anak muda ini jika mampu dikelola dengan baik tentu akan bisa mengubah masa
depan Indonesia menjadi lebih baik.
Jika diperhatikan lebih seksama, bonus demografi akan menjadi pilar peningkatan
produktifitas suatu Negara dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi melalui
pemanfaatan SDM yang produktif dalam arti bahwa penduduk usia produktif tersebut
benar-benar mampu menghasilkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
mereka dan memiliki tabungan yang dapat dimobilisasi menjadi investasi. Akan tetapi
jika yang terjadi adalah sebaliknya, dimana penduduk usiaproduktif yang jumlah besar
tidak terserap oleh lapangan pekerjaan yang tersedia dalam sebuah perekonomian, maka
akan menjadi beban ekonomi karena penduduk usia produktif yang tidak memiliki
pendapatan akan tetap menjadi beban bagi penduduk yang bekerja dan akan memicu
terjadinya angka pengangguran yang tinggi.
Pada fase bonus demografi jumlah anak muda sangat besar sebagai kelompok
produktif yang telah memasuki usia kerja. Sehingga Pengelolaan ketenagakerjaan yang
baik, menjadi pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh pemerintah. Pengelolaan
ketenagakerjaan yang baik dengan mempersiapkan angkatan kerja yang berkualitas, akan
menentukan keberhasilan pemanfaatan bonus demografi. Untuk itu dalam
mempersiapkan angkatan kerja yang berkualitas haruslah dilihat dari aspek kualitas
pendidikan, kualitas kesehatan dan kecukupan gizi.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan formal tidaklah menjadi satu-
satunya penentu keberhasilan untuk menciptakan angkatan kerja yang berkulaitas. Oleh
karena itu, pemerintah juga harus mengupayakan dan mengembangkan pendidikan non-
ijazah yang menekankan pada pengembangan ketrampilan. Dengan pengembangan
ketrampilan melalui pendidikan non-formal bisa menjadi salah satu alternatif untuk
menciptakan tenaga kerja yang berkualitas. Pendidikan non-ijazah bisa menjadi solusi
dari keterbatasan pendidikan formal, dan tepat untuk mewadahi anak-anak muda yang
tidak cocok dengan pendidikan formal.
Penuruanan angka fertilitas dalam kerangka bonus demografi memang tidak bisa
dilepaskan dari keberhasilan program keluarga berencana (KB). Meningkatnya partisipasi
KB telah berhasil menurunkan angka fertilitas secara signifikan. Data BPS nasional
menunjukan bahwa presentase perempuan usia 15-49 tahun yang telah menikah dan ikut
KB memiliki proporsi yang cukup besar. Data tahun 2000 hingga 2013 memperlihatkan
partisipasi KB menjacapi 50% lebih dimasisng masing tahun. Data tersebut juga
menunjukkan kecenderungan meningkat dari taun ketahun.
Ketersediaan lapangan kerja yang cukup pada fase bonus demografi menjadi
aspek penting yang tak bisa diabaikan. Jaminan ketersediaan lapangan kerja yang sesuai
dengan keahlian angkatan kerja akan membuat anak-anak muda bisa mengembangkan
potensinya, dan menjadi sumbangangan tanaga yang produktif bagi pengembangan
ekonomi negara. Dengan tersedianya lapangan kerja yang besar akan mampu
menampung jumlah angkatan kerja yang besar, dan tidak akan menjadikan jutaan anak
muda menganggur.
Bonus demografi yang akan datang pada tahun 2020 hingga 2030, menjadi jendela
peluang (windows opportunity) untuk pertumbuhan ekonomi. Populasi penduduk produktif
yang besar akan bermanfaat sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dengan
tersedianya penduduk produktif yang siap kerja dengan jumlah yang besar menjadi modal
awal dalam pembangunan ekonomi. Selanjutnya tinggal bagaimana pemerintah Indonesia
mampu menyiapkan angkatan kerja yang berkualitas dan lapangan kerja yang cukup untuk
menampung mereka.
Jaminan tersedianya lapangan kerja yang sesuai dengan kahlian pencari kerja, akan
memungkinkan anak-anak muda Indonesia mampu mengembangkan segala potensi yang
dimiliki. Dengan memperluas kesempatan kerja, akan memperluas usaha dan produksi yang
dihasilkan. Sehingga hal tersebut dapat mengerakkan ekonomi negara dan meningkatkan
Income.
Pengelolaan angkatan kerja yang tepat tentu juga akan menjawab permasalahan
pengangguran yang selama ini masing memiliki angka yang cukup tinggi. Tingkat
Pengangguran Terbuka di Indonesia bulan Agustus 2014 masih cukup tinggi yaitu 5,94%.
Angka tersebut lebih tinggi dari tingkat pengangguran terbuka bulan Februari 2014 yang
hanya 5,70%. Untuk itu, dalam kerangka bonus demografi sangat diperlukan kesiapan dan
strategi yang tepat, sehingga jumlah anak muda yang melimpah mampu mendorong
peningkatan ekonomi. Dengan terserapnya jutaan anak muda dalam lapangan kerja selain
mengurangi angka penganguran juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.
Bonus demografi menjadi kondisi yang sangat baik bagi suatu negara untuk
meningkatkan pendapatan dan standar hidup masyarakatnya pada posisi yang sejahtera.
Selain itu dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan akan bisa mengakhiri
kemiskinan yang selama ini masih menjadi salah satu problem utama.
Berdasarkan dari paparan data dan analisis yang telah disajikan sebelumnya, maka
dapat disusun beberapa strategi untuk menghadapi bonus demografi tahun 2020-2030.
Rancangan strategi ini berupa suatu intervensi sosial melalui berbegai kebijakan pemerintah.
Intervensi sosial dalam bentuk kebijakan pemerintah ini bertujuan untuk memperbaiki dan
mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki, baik individu, kelompok maupun negara.
Intervensi yang dapat dilakukan setidaknya meliputi empat aspek penting yaitu disektor
pendidikan, sektor kesehatan, ketenagakerjaan dan program Keluarga Berencana.
Empat aspek penting yang terdiri dari kualitas pendidikan, kualitas kesehatan,
ketenagakerjaan dan program keluarga berencana tersebut menjadi kunci utama keberhasilan
pembangunan pada fase bonus demografi. Untuk itu, berbagai intervensi yang tepat pada
empat sektor ini menjadi prioritas utama dalam menghadapi dan menyambut bonus
demografi tahun 2020 hingga 2030. Berikut ini beberapa strategi dalam bentuk kebijakan
yang bisa dijalankan pemerintah untuk menghadapi bonus demografi:
b) Tidak hanya sampai tingkat SMA, dalam jangka panjang bisa ditingakatkan secara
konsisten kesempatan sekolah sampai jenjang perguruan tinggi.
c) Untuk mendukung keberhasilan wajib belajar 12 tahun, dan sampai jenjang perguruan
tinggi, maka diperlukan berbagai program bantuan biaya pendidikan (Beasiswa).
Dengan beasiswa prestasi dan beasiswa keluarga miskin dapat meningkatkan Angka
Partisipasi Sekolah sampai tingkat SMA/SMK, dan juga sampai jenjang perguruan
tinggi.
e) Selain ditujukan untuk penduduk usia 0-18, layanan kesehatan juga ditujukan
kepada penduduk usi 19-21 tahun, karena sebagi penduduk yang akan memasuki
dunia kerja. Sehingga kualitas keseatan penduduk usia ini perlu diperhatikan
sebagi syarat kesiapan dalam memasuki dunia kerja.
a) Meningkatkan aseptor KB
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Demografi dapat diartikan sebagai tulisan atau gambaran tentang penduduk
2. Bonus Demografi adalah bonus yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya
proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan
yang dialaminya.
3. Ciri-ciri dari bonus demogarfi yaitu, lebih banyaknya penduduk usia produktif (15-64)
tahun dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif (0-15) tahun dan (64) tahun
keatas
4. Dengan melimpahnya jumlah penduduk muda di berbagai wilayah provinsi Indonesia
telah menciptakan bonus demografi
5. Keberhasilan dalam memanfaatkan bonus demografi sangat dipengaruhi oleh empat
faktor utama yaitu kualitas pendidikan, kualitas kesehatan, ketersediaan lapangan kerja,
dan konsistensi penurunan angka kelahiran melalui program KB.
6. Dampak bonus demografi yaitu ada dampak positif bonus demografi (bonus demografi
sebagai jendela peluang pertumbuhan ekonomi ) dan dampak negatif bonus demografi (
masalah dalam bonus demografi )
7. Ada Empat aspek penting dalam solusi permasalahan bonus demografi yang terdiri dari
kualitas pendidikan, kualitas kesehatan, ketenagakerjaan dan program keluarga berencana
tersebut menjadi kunci utama keberhasilan pembangunan pada fase bonus demografi.
DAFTAR PUSTAKA
Irianto, Yusuf. 2001. Isu-isu Strategis Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jawatimur: Insan
Cendikia
Kurniawan, Bagus. 2014, ‘2020 Indonesia Alami Bonus Demografi’, Detiknews, [Online],
diakses 01 Desember 2014, yang ada di :
http://news.detik.com/read/2014/06/12/225936/2606875/10/2020-indonesia-alami-bonus-
demografi
Lembaga demogafi UI (2010) dasar-dasar demografi (2 ed) (S. Moertiningsih, penyunt) Jakarta,
DKI Jakarta, Indonesia: Salemba Empat
Republika, 2014, ‘BKKBN: Masalah Bonus Demografi Sangat Serius’, Surat Kabar Republika,
[Online], diakses 01 Desember 2014, yang ada di :
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/14/11/27/nfp38b-bkkbn-masalah-bonus-
demografi-sangat-seriu