Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Osteoartritis (OA) adalah suatu penyakit dengan etiologi yang
kompleks yang mengakibatkan hilangnya fungsi normal akibat kerusakan
kartilago artikuler. Definisi konsensus dari workshop tahun 1995 :
“Penyakit OA adalah hasil dari peristiwa mekanik dan biologi yang
mengganggu stabilitas proses degradasi dan sintesis kondrosit dan
matriks ekstrasel dari kartilago artikuler dan tulang subkondral. 1,2,3
Perkiraan bahwa sampai tahun 2025 penderita OA dan kelainan
sendi lainnya menempati 25 % dari semua kondisi gangguan kesehatan
yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk beraktifitas. Hal ini akan
menjadi beban besar terhadap keadaan sosio ekonomi dunia. 4,5,6
Pada tahun 1994 Centers for Disease Control melaporkan bahwa
pada tahun 2002, dimana 1 dari 2 orang Amerika mencapai usia 50 tahun,
akan terjadi peningkatan kasus-kasus baru OA dibandingkan penyakit lain.
Di antara daftar penyebab terjadinya kecacatan, artritis menduduki tempat
teratas; OA adalah bentuk yang paling prevalen dan memberikan dampak
yang terbesar terhadap ekonomi. Karena OA (lebih dari 30% dari populasi
dengan usia diatas 65 tahun) adalah lebih prevalen daripada rhematoid
artritis. Dampak ekonomi OA mungkin 30 kali lebih besar dibanding
rhematoid arthritis. 1,3,7,8
Estimasi terbaru menunjukkan bahwa 40 juta orang Amerika dari
semua usia dipengaruhi oleh OA dan 70% - 90% orang Amerika yang
berusia lebih dari 75 tahun memiliki minimal satu kerusakan sendi.
Perkiraan prevalensi OA yang berdasarkan bukti radiografik berkisar dari
30% - 90%. Laki-laki dan perempuan dipengaruhi secara sama tetapi
gejala terjadi lebih cepat dan nampak lebih hebat pada wanita. 1,3,8,9

Di Inggris sekitar 1,3 – 1,75 juta penduduk menderita gejala OA,


dan lebih dari 80.000 Total Hip Arthroplasty (THR) dan Total Knee

1
Arthroplasty (TKR) dilakukan pada tahun 2000 dengan biaya 405 juta
poundsterling.10
Pada penelitian Framingham ditemukan 27 % dari usia 63 – 70
tahun terdapat bukti radiologis osteoartritis, meningkat menjadi 44 %
pada kelompok lebih dari 80 tahun. Penelitian lain melaporkan bahwa
lebih dari 80 % orang-orang berusia di atas 50 tahun memiliki bukti
radiografik yang mendukung adanya suatu OA. Sedangkan angka
prevalensi OA di Indonesia dengan usia lebih dari 15 tahun pada laki-laki
15.5 % dan 13.7 % pada perempuan. Pada penelitian di rumah sakit yang
dilakukan oleh Soeroso J dkk melaporkan bahwa pada jenis kelamin
wanita dengan usia lebih dari 50 tahun dan Indeks Massa Tubuh (IMT)
yang lebih dari normal merupakan faktor resiko untuk menderita OA . 1,3,11,12
Sendi-sendi yang paling sering terlibat adalah sendi interphalangeal
distal dan proksimal, sendi carpometacarpal I dari pergelangan tangan,
sendi panggul, sendi lutut dan sendi cervical dan lumbal pada tulang
belakang dan bersifat asimetrik.1,3,13
OA lebih sering ditemukan pada pekerja berat khususnya yang
memerlukan pembengkokan lutut, berjongkok atau berlutut. Terdapat
hubungan yang bermakna antara pekerja berat dengan OA. 8,10,12,13
Kerusakan yang terjadi pada ligamentum crusiatum, kolateral dan
robekan meniskus serta fraktur daerah sendi meningkatkan resiko OA.
Pada penderita dengan riwayat trauma lutut mempunyai 5 – 6 kali lipat
resiko terjadinya OA. 8,10,12,13
Atlit dari cabang olahraga high impact mempunyai resiko tinggi
menderita OA. Kelemahan otot quadriceps femoris merupakan suatu
faktor resiko OA akibat menurunnya stabilitas sendi dan berkurangnya
fungsi peredam kejut dari otot.14,15
Tekanan pada sendi tak cuma karena berat badan. Aktivitas yang
berlebihanpun dapat menekan sendi, terutama aktivitas yang
berhubungan dengan kerja sendi. Contohnya, mengangkat beban berat
pada atlet atau mereka yang pekerjaannya mengangkat beban. Bisa juga
terjadi pada mereka yang biasa naik turun gunung. Beban dari aktivitas

2
inilah yang akan memberi tekanan pada tulang rawan sendi dan
menyebabkannya mudah aus.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah terdapat hubungan antara olahraga dengan osteoartritis
pada pria lanjut usia ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan antara olahraga dengan osteoartritis
pada pria lanjut usia.

2. Tujuan khusus
a) Menentukan grading radiologik OA sendi lutut menurut
klasifikasi Koshino pada olahragawan
b) Menentukan hubungan antara Indeks massa tubuh dengan
grading radiologik penderita OA sendi lutut.
c) Menentukan hubungan antara jumlah pertandingan dengan
grading radiologik penderita OA sendi lutut
d) Menentukan hubungan antara riwayat trauma dengan
grading radiologik penderita OA sendi lutut

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris
dalam memberikan penjelasan hubungan antara olahraga terhadap
osteoartritis pada mantan atlet usia lanjut.

Anda mungkin juga menyukai