Anda di halaman 1dari 25

BAB I

STATUS PASIEN

Pasien datang ke Poli Kebidanan tanggal 18/8/2017.


IDENTITAS/BIODATA NOMOR REKAM MEDIS : 500116
Nama : Ny. A Nama Suami : Tn. R
Umur : 58 Tahun Umur : 65 Tahun
Suku Bangsa : Sunda Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat :Parung Kuda,Sukabumi Alamat :ParungKuda,Sukabumi

ANAMNESIS
Autoanamnesis
Keluhan Utama :
OS mengatakan datang untuk kontrol kista.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien mengakui mengetahui mempunyai kista sejak lebih dari 2 tahun yang lalu,
saat pasien kontrol ke dokter kandungan. Pasien mengeluh cepat merasa kenyang,
keluhan ini dirasakan lebih dari 10 tahun yang lalu, pasien juga mengeluhkan perutnya
semakin lama semakin membesar seperti wanita hamil. Pasien juga mnegeluhkan
adanya nyeri saat bersenggama. Pasien mengatakan bahwa sudah tidak menstruasi
sejak 5 tahun yang lalu. Nyeri saat menstruasi, keputihan, penurunan BB,gangguan
BAB dan BAK disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, asma, jantung, TB dan operasi
disangkal.

1
Riwayat Penyakit Keluarga :

Menurut pasien di keluarga tidak ada yang memiliki keluhan seperti pasien. HT, TBC,
DM, Asma dan Jantung disangkal.

Riwayat Pengobatan :
Pasien mengatakan mengkonsumsi obat yang diberikan dokter namun merasa tidak
ada perubahan.

Riwayat Alergi :
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan, makanan ataupun
terhadap cuaca.

Riwayat Psikososial :
Pola makan teratur, penggunaan alcohol dan obat-obatan disangkal, merokok
disangkal.

RIWAYAT OBSTETRI
Riwayat Menstruasi Riwayat Pernikahan
Menarche : 13 Tahun Pernikahan ke- :1
Siklus Haid : 28 hari Usia saat Menikah : 13 tahun
Lama Haid : 6 hari Usia Suami : 20 tahun
Dismenorhea : disangkal Lama Menikah : 34 tahun
(Sudah tidak menstruasi sejak 5 tahun
Terakhir)

Riwayat Kehamilan : P1A0


Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas :
No. Th. Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit BB/ Kel Anak
Partus Partus Hamil Persalinan Persalinan
1 1978 Rumah 9 bln Spontan Paraji - - Hidup

2
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Pasca Bedah
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda- tanda Vital :-T : 120/80 mmHg
-N : 69 kali/menit
-R : 20 kali/menit
-S : 35,9oC

Antropometri : Tidak diukur

STATUS GENERALIS

Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (+/+) Sklera Ikterik (-/-)
Hidung : Deviasi septum (-), Sekret (-/-) Darah (-/-), nyeri tekan (-/-)
Mulut : Bibir kering (-), Faring hiperemis (-)
Telinga : Nyeri (-/-), Serumen (-/-)
Leher : Pembesaran KGB (-/-) Pembesaran Tiroid (-/-)
Thorax : Normochest, Gerak Simetris
Paru-Paru : VF Simetris (+/+) Vesikular (+/+) Ronkhi (-/-),Wheezing (-/-)
Jantung : Bunyi I/II murni, regular
Ekstremitas : Akral Hangat, CRT < 2dtk

3
PEMERIKSAAN LABORATORIUM (22/03/2017- 01:25)
 Hematologi
o Hemoglobin : 10.1 gr%
o
Leukosit : 13.100/mm3
o Trombotis : 384.000/mm3
o Hematokrit : 34 %
o Gol. Darah : A/Rh (+)
 Serologi
o HBSAG : (-) Negatif
o HIV Anti Body : Non Reaktif
 Kimia
o GDS : 91 mg/dl
o Ureum : 49 mg/dl
o Kreatinin : 0.6 mg/dl
o SGOT : 31 U/L
o SGPT : 29 U/L

INTERPRETASI USG
 Gambaran kista masa berbatas tegas diadneksa kanan Ukuran 12x11 cm
 Diadneksa kiri tampak dalam batas normal
KESAN : KISTA OVARIUM DEKSTRA

4
RESUME
Wanita 59 tahun sudah mengetahui memiliki kista sejak lebih dari 2 tahun yang lalu.
Mengeluh. Cepat merasa kenyang dan perut semakin lama semakin membesar.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis TD : 120/80 mmHg, N :
69 x/menit, R : 20 kali/menit, S : 35,9oC, Status generalis dalam batas normal.
Pada pemeriksaan USG didapatkan kesan kista ovarium dextra.

DIAGNOSIS

Kista Ovarium Dekstra

PLANNING
Pemeriksaan PA

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Anatomi Ovarium

Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri dengan
mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum latum kiri dan kanan.
Ovarium berukuran sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira- kira 4 cm,
lebar dan tebal kira- kira 1,5 cm.5

Pinggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat


ditemukannya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium.
Pinggir bawahnya bebas. Permukaan belakangnya ke atas dan belakang, sedangkan
permukaan depannya ke bawah dan depan. Ujung yang dekat dengan tuba terletak
lebih tinggi daripada ujung yang dekat dengan uterus, dan tidak jarang diselubungi
oleh beberapa fimbria dari infundibulum. Ujung ovarium yang lebih rendah
berhubungan dengan uterus dengan ligamentum ovarii proprium tempat
ditemukannya jaringan otot yang menjadi satu dengan yang ada di ligamentum
rotundum. Embriologik kedua ligamentum berasal dari gubernakulum.5

Struktur ovarium terdiri atas :

1. Korteks ovarium ; terletak di sebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum
yang berbentuk kubik dan di dalam terdiri dari stroma serta folikel- folikel primordial
2. Medulla ; terletak di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh-
pembuluh darah, serabut – serabut saraf dan sedikit otot polos.
Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.000 folikel primer. Tiap bulan satu
folikel akan keluar, kadang- kadang dua folikel yang dalam perkembangannya akan menjadi
folikel de Graff. Folikel – folikel ini merupakan bagian terpenting dari ovarium dan dapat
dilihat di korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan pula dalam tingkat- tingkat
perkembangan dari satu sel telur dikelilingi oleh satu lapisan sel- sel saja sampai menjadi
folikel de Graff yang matang terisi dengan likour folikulli, mengandung estrogen dan siap
untuk berovulasi.5,6. Folikel de Graff yang matang terdiri atas :
1. Ovum ; yakni suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm yang mempunyai nukleus dengan
anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nukleolus pula

6
2. Stratum granulosum yang terdiri atas sel- sel granulisa, yakni sel- sel bulat kecil dengan
inti yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum ; pada perkembangan lebih lanjut
terdapat ditengahnya suatu rongga terisi likour folikuli
3. Teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum dengan sel- sel yang
lebih kecil daripada sel granulosa
4. Teka eksterna, terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak
Pada ovulasi, folikel yang matang dan yang mendekati permukaan ovarium pecah dan
melepaskan ovum ke rongga perut. Sel- sel granulosa yang melekat pada ovum yang
membentuk korona radiata bersama- sama ovum ikut dilepas. Sebelum dilepas, ovum mulai
mengalami pematangan dalam dua tahap sebagai persiapan untuk dapat dibuahi. 5,6
Setelah ovulasi, sel- sel stratum granulosum di ovarium mulai berproliferasi dan
masuk ke ruangan bekas tempat ovum dan likour folikuli. Demikian pula jaringan ikat dan
pembuluh- pembuluh darah kecil yang ada di situ. Biasanya timbul perdarahan sedikit, yang
menyebabkan bekas folikel diberi nama korpus rubrum. Umur korpus rubrum ini hanya
sebentar. Di dalam sel- selnya timbul pigmen kuning, dan korpus rubrum menjadi korpus
luteum. Sel- selnya membesar dan mengandung lutein dengan banyak kapiler dan jaringan
ikat diantaranya. 5,6
Di tengah- tengah masih terdapat bekas perdarahan. Jika tidak ada pembuahan ovum,
sel- sel yang besar serta mengandung lutein mengecil dan menjadi atrofik, sedangkan jaringan
ikatnya bertambah. Korpus luteum lambat laun menjadi korpus albikans. Jika pembuahan
terjadi, korpus luteum tetap ada, malahan menjadi lebih besar, sehingga mempunyai diameter
2,5 cm pada kehamilan 4 bulan. 5,6

Gambar 1. Anatomi ovarium

7
3.2 Definisi Kista Ovarium

Kista ovarium didefinisikan sebagai kantong yang berisi cairan yang sebagai akibat
dapat terjadinya pembesaran ovarium yang bersifat fungsional atau disfungsonal, dapat
berupa kistik, padat atau campuran kistik padat dan dapat bersifat neoplastik maupun non
neoplastik. Kista fungsional adalah kista ovarium yang sering terjadi pada wanita saat
masa reproduksinya. Terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi selama siklus
haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium. Dua tipe kista fungsional yaitu kista
folikuler dan kista korpus luteum. Kista disfungsional yaitu yang luar dari fungsi normal
siklus menstruasi misalnya kista dermoid, endometrioma.

3.3

Gambar 2 : Ilustrasi Tumor Ovarium

Tumor ovarium adalah sebuah proses penumbuhan jaringan baru yang berasal dari
ovarium baik yang bersifat jinak maupun ganas. Beberapa literatur menggolongkan kista
sebagai tumor namun beberapa literatur lain memisahkan antara tumor dengan kista.
Perlu diketahui bahwa definisi kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal
yang berisi cairan. Karena secara definisi tumor adalah jaringan, oleh karena itu beberapa
literatur membedakan antara kista dengan tumor ovarium

3.4 Epidemiologi Kista Ovarium


Berdasarkan data penilitian Jurnal Medscape di Amerika Serikat, umumnya kista
ovarium ditemukan saat pasien melakukan pemeriksaan USG baik abdominal maupun
transvaginal dan transrektal. Kista ovarium terdapat disekitar 18% yang sudah
postmenopause. Sebagian besar kista yang ditemukan merupakan kista jinak, dan 10%
sisanya adalah kista yang mengarah ke keganasan.

8
Angka kejadian kista sering terjadi pada wanita berusia produktif. Jarang sekali di
bawah usia 20 maupun di atas 50 tahun. Kista ovarium terdapat disekitar 18% yang
sudah postmenopause. Sebagian besar kista yang ditemukan merupakan kista jinak, dan
10% sisanya adalah kista yang mengarah ke keganasan. Kista ovarium fungsional
umumnya terjadi pada usia produktif dan relatif jarang pada wanita postmenopause.
Secara umum, tidak ada persebaran umur yang spesifik mengenai usia terjadinya kista
ovarium.

3.5 Etiologi Kista Ovarium


Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan hormon
pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri. Kista ovarium timbul dari folikel
yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.
Faktor resiko terjadinya kista ovarium.
a. Riwayat kista ovarium sebelumnya
b. Siklus menstruasi yang tidak teratur
c. Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
d. Menstruasi dini
e. Tingkat kesuburan
f. Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
g. Terapi tamosifen pada kanker mamma
Faktor yang menyebabkan gajala kista meliputi;
1. Gaya hidup tidak sehat.Diantaranya;
a. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
b. Zat tambahan pada makanan
c. Kurang olah raga
d. Merokok dan konsumsi alcohol
e. Terpapar denga polusi dan agen infeksius
f. Sering stress
2. Faktor genetik
Dalam tubuh kita terdapat gen-gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang
disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang
bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi,
protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.

9
3.6 Patofisiologi Kista Ovarium
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dna kegagalan
pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium
tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon
hipofisia dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan
penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium, folikel
tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara
tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk kista didalam ovarium.
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari
2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur akan menjadi korpus luteum,
yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila
tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan
secara progresif.
Namun bila terjadi fertilitas, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian
secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari yang berasal dari proses
ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak.
Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein.
Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista
fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas
terhadap gonadotropin yang berlebihan. Kista folikel dan luteal, kelainan yang tidak
berbahaya ini berasal dari folikel graff yang tidak pecah/ folikel yang sudah pecah dan
segera munutup kembali. Kista demikian seringnya adalah multiple dan timbul langsung
dibawah lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil dengan diameter 1-1,5
cm dan beris cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup
banyak, sampai mencapai diameter 4-5 cm, sehingga sering teraba massa dan
menimbulkan sakit pada daerah pelvis.

3.7 Tanda dan Gejala Kista Ovarium


Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gejala dalam waktu yang
lama. Gejala umumnya sangat berfariasi dan tidak spesifik.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa;
a. Gangguan haid
b. Jika sudah menekan rektum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.

10
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri
spontan dan sakit diperut.
d. Nyeri saat bersenggama.

Pada stadium lanjut;

a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut (usus
dan hati)
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.

3.8 Sifat Kista Ovarium


1. Kista Fisiologis
Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya berkembang,
dan gambaranya seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran dibawah 4 cm, dapat
dideteksi dengan menggunakan pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan akan hilang.
Jadi ,kista yang bersifat fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak berbahaya dan
tidak menyebabkan keganasan, tetapi perlu diamati apakah kista tersebut mengalami
pembesaran atau tidak. Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang di usia
reproduksi karena masih mengalami menstruasi. Biasanya kista fisiologis tidak
menimbuklkan nyeri pada saat haid. Beberapa jenis kista fisiologis diantaranya adalah
kista korpus luteal, kista folikular, kista teka-lutein.
2. Kista Patologis
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium
merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka
kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa
menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien
datang pada stadium lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent killer. Angka
kematian penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti.
Pada kista patologis, pembesaran bisa terjadi relatif cepat, yang kadang tidak
disadari penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti penyakit
umumnya. Itu sebabnya diagnosa agak sulit dilakukan. Gejala gejala seperti perut

11
yang agak membuncit serta bagian bawah perut yang terasa tidak enak biasanya baru
dirasakan saat ukuranya sudah cukup besar. Jika sudah demikian biasanya perlu
dilakukan tindakan pengangkatan melalui proses laparoskopi.
Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat jinak dan
ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak menyebar. Meski
jinak kista ini dapat berubah menjadi ganas. Tetapi sampai saat ini, belum diketahui
dengan pasti penyebab perubahan sifat tersebut. Kista ganas yang mengarah ke kanker
biasanya bersekat sekat dan dinding sel tebal dan tidak teratur. Tidak seperti kista
fisiologis yang hanya berisi cairan, kista abnormal memperlihatkan campuran cairan
dan jaringan solid dan dapat bersifat ganas.

3.9 Klasifikasi Kista Ovarium


Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik. Tumor
neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor jinak dibagi dalam tumor kistik
dan solid
A. Tumor Non Neoplastik
a. Tumor akibat radang
i. Abses ovarial
ii. Abses tubo – ovarial
iii. Kista tubo – ovarial
b. Tumor lain
i. Kista folikel
ii. Kista korpus lutein
iii. Kista teka-lutein
iv. Kista inklusi germinal
v. Kista endometrium
B. Tumor Neoplastik Jinak
a. Kistik
i. Kistoma ovarii simpleks
ii. Kistadenoma ovarii musinosum
iii. Kistadenoma ovarii serosum
iv. Kista endometroid
v. Kista dermoid
b. Solid

12
i. Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangioma
ii. Tumor Brenner
iii. Tumor sisi aderenal (makulinovo-blastoma).

Kista Ovarium

Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non


neoplastik. Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor jinak
dibagi dalam tumor kistik dan solid.

a. Tumor Akibat Radang


Tumor ini biasanya disebabkan oleh proses infeksi yang terjadi pada adneksa.
Tumor ini cukup jarang. Proses pembentukan tumor ini didahului oleh masuknya
bakteri kedalam uterus yang berlanjut ke bagian salfing dan menuju ke adneksa.
Kemudian terjadilah infeksi dan terjadi proses imunologis sehingga terbentuk abses.
b. Kista Folikel
Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai berovulasi, namun
tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah
bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim,
melainkan membesar menjadi kista.bisa di dapati satu kista atau beberapa dan
besarnya biasanya berdiameter 1-1 ½cm. Dalam menangani tumor ovarium timbul
persoalan apakah tumor yang dihadapi itu neoplasma atau kista folikel. Umumnya
jika diameter tumor tidak lebih dari 5 cm, dapat di tunggu dahulu karena kista folikel
dalam 2 bulan akan hilang sendiri.
Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak sampai saat
menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen sebagai respon
terhadap hipersekresi FSH (folikel stimulating hormon) dan LH (luteinizing
hormone) normalnya ditemui saat menopause berdiameter 1 -10 cm (folikel normal
berukuran limit 2,5 cm); berasal dari folikel ovarium yang gagal mengalami involusi
atau gagal meresorpsi cairan. Dapat multipel dan bilateral. Biasanya asimtomatik

13
Gambar 3 : Kista Folikel
c. Kista Korpus Lutein
Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus
albikans. Kadang-kadang korpus luteum akan mempertahankan diri (korpus luteum
persisten); perdarahan yang terjadi di dalamnya akan menyebabkan kista, berisi
cairan berwarna merah coklat karena darah tua. Pada pembelahan ovarium kista
korpus luteum memberi gambaran yang khas. Dinding kista terdiri atas lapisan
berwarna kuning, terdiri atas sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka.
Penanganan kista luteum ini menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal ini
dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu,kista korpus luteum
diangkat tanpa mengorbankan ovarium.

Gambar 4 : Kista Korpus Luteal

d. Kista Teka Lutein


Kista biasanya bilateral dan sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat
luteinisasi sel-sel teka.Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormone
koriogonadrotropin yang berlebihan.Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam
korpus luteum indung telur yang fungsional dan membesar bukan karena tumor,
disebabkan oleh penimbunan darah yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus
menstruasi.
14
Kista teka-lutein biasanya berisi cairan bening, berwarna seperti jerami; biasanya
berhubungan dengan tipe lain dari growth indung telur, serta terapi hormon.

Gambar 5 : Kista Teka Lutein

e. Kista Inklusi Germinal


Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian terkecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium. Biasanya terjadi pada wanita usia lanjut dan
besarnya jarang melebihi 1 cm. Kista terletak di bawah permukaan ovarium,
dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya cairan
jernih dan serous.

Gambar 6 : Kista Inklusi Germinal

15
f. Kista Endometrium
Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium. Akibat proliferasi dari sel yang
mirip dinding endometrium, umumnya berisi darah yang merupakan hasil peluruhan
dinding saat menstruasi.

Kista Ovarium Neoplasti Jinak

1. Kistik:
a. Kistoma Ovari Simpleks
Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di
dalam kista jernih, serous dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak
lapisan epitel kubik. Terapi terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi
ovarium, akan tetapi jarinngan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara
histologik untuk mengetahui apakah ada keganasan.
b. Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista ini ditemukan dalam frekwensi yang hampir sama dengan kistadenoma
musinosum dan dijumpai pada golongan umur yang sama. Kista ini sering
ditemukan bilateral (10-20%) daripada kistadenoma musinosum. Tumor serosa
dapat membesar sehingga memenuhi ruang abnomen, tetapi lebih kecil dibanding
dengan ukuran kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, tetapi
dapat juga lobulated karena kista serosum pun dapat berbentuk multikolur,
meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabuan.
Ciri khas dari kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga
kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair,
kuning dan kadang-kadang coklat karena bercampur darah. Tidak jarang, kistanya
sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid
papiloma)
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sulit membedakan gambaran
makroskopis kistadenoma serosum papileferum yang ganas dari yang jinak,
bahkan pemeriksaan rnikroskopis pun tidak selalu mernberikan kepastian.

16
Pada pemeriksaan mikroskopis terdapat dinding kista yang dilapisi epitel
kubik atau torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar
dan gelap warnanya. Karena tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium
(germinal epithelum), maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka ragam, tetapi
sebagian besar terdiri atas epitel bulu getar seperti epitel tuba. Pada jaringan
papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya yang dinamakan
psamoma. Adanya psamoma menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma
ovarium serosum papiliferum, tetapi bukan ganas.
Tidak ada gejala klasik yang menyertai tumor serosa proliferatif. Kebanyakan
ditemukan pada pemeriksaan rutin dari pelvis. Kadang-kadang pasien mengeluh
rasa ketidaknyamanan daerah pelvis dan pada pemeriksaan ditemukan massa
abdomen atau pun ascites. Kelainan ekstra abdomen jarang ditemukan pada
keganasan ovarium kecuali pada stadium terminal.
Apabila ditemukan pertumbuhan papiler, proliterasi dan stratifikasi epitel,
serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara makroskopik
digolongkan ke dalam kelompok tumor ganas. 30-35% dari kistadenoma serosum
mengalami perubahan keganasan. Bila terdapat implantasi pada peritoneum
disertai dengan ascites, prognosis penyakit adalah kurang baik. Meskipun
diagnosis histopatologis pertumbuhan tumor tersebut mungkin jinak
(histopathologically benign), tetapi secara klinis harus dianggap sebagai
neoplasma ovarium ganas (clinicaly malignant).
Terapi pada umumnya adalah pengangkatan tumor. Tetapi oleh karena
berhubung dengan besarnya kemungkinan keganasan perlu dilakukan
pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang
perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada saat operasi, untuk
menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.

17
Gambar 7 : Kista Ovarium Serosum
c. Kistadenoma Ovarii Musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Tumor ini mungkin muncul
sebagai tumor unilateral kista teratoma atau sebagai metaplasia mucinosum dari
mesothelium. Tumor mucinous yang berasal dari teratoid ditemukan pada
penderia yang muda. Paling sering pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan
jarang sekali pada masa prapubertas. Tumor evarium ini terbanyak ditemukan
bersama-sama dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor ini merupakan
kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang kistadenoma ovarii musinosum
nerupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma ovarium.
Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaan berbagala
(lobulated) dan umumnya multitokular dan odematosa; lokular yang mengandung
niukosa ini kelihatan biru dari peregangan kapsulnya. Kira-kira 10% dapat
mencapai ukuran yang amat besar dan pada tumor ini tidak dapat ditemukan
jaringan yang normal lagi. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga
dijumpai yang bilateral (8-10%).
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama apabila terjadi
perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada permukaan terdapat
cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan berwarna kuning
sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.
Pemeriksaan mikroskopik : tampak dinding kista dilapisi oleh epital torak
tinggi dan sel-sel goblet yang terisi lendir. Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu
lapisan bersifat odernatus dan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur
kelenjar, kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista

18
menjadi multilokuler. Jika terjadi suatu sobekan pada dinding kista (spontan
ataupun pada saat operasi), maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan
peritoneum rongga perut, dan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei.
Akibat pseudorniksoma peritonei timbul penyakit menahun dengan musin terus
bertambah dan menyebabkan banyak perlengketan. Akhirnya penderita meninggal
karena ileus. Pada kista kadang-kadang ditemukan daerah padat dan pertumbuhan
papiler.

d. Kista Endometroid
Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu haid
dan terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak dalam rahim tetapi
melekat pada dinding luar ovarium. Akibat peristiwa ini setiap kali haid, lapisan
tersebut menghasilkan darah haid yang akan terus menerus tertimbun dan menjadi
kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung telur. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit
terutama sewaktu haid/ sexual intercourse.

Gambar 8 :Kista Endometroid

e. Kista Dermoid
Tumor ini merupakan 10% dan seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan
paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. 25% dari semua kista
dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun dapat
ditemukan pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran sangat besar,
sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.
Kista ini tumbuh akibat proses yang kurang sempurna saat pembentukan
lapisan embrional. Lapisan ektoderm yang saat dewasa akan menjadi sel sel
folikel rambut, tulang, serta gigi secara tidak sempurna tumbuh di sekitar ovarium.
Kista ini tidak mempunyai ciri yang khas. Dinding kista kelihatan putih keabuan
dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat.

19
Dapat ditemukan kulit, rambut kelenjer sebasea, gigi (ektodermal), tulang rawan,
serat otot jaringan ikat (mesodemal) dan mukosa traktus gasttrointotinelis, epitel
saluran kista terdapat produk kelenjer sebasea berupa massa lembek seperti lemak,
bercampur dengan rambut
Pada kista dermoid dapat terjadi torsio tangkai dengan gejala nyeri mendadak
di perut bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya sobekan dinding kista dengan
akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum.Perubahan keganasan dari
kista sangat jarang, hanya 1,5% dari semua kista dermoid dan biasanya pada
wanita lewat menopause.

Gambar 9 : Kista Dermoid

2. Solid
Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak berarti
bahwa termasuk suatu neoplasma yang ganas, meskipun semuanya berpotensi
maligna. Potensi menjadi ganas sangat berbeda pada berbagai jenis, umpamanya
sangat rendah pada fibroma ovarium dan sangat tinggi pada teratoma embrional yang
padat.
a. Fibroma ovarii
Potensi menjadi ganas sangat rendah pada fibroma ovarium, kurang dari 1%.
Fibroma ovarii berasal dari elemen fibroblastik stroma ovarium atau sel mesenkim
yang multipoten. Tumor ini merupakan 5% dari semua neoplasma ovarium dan
paling sering ditemukan pada penderita menopause.
Tumor ini mencapai diameter 2 sampai 30 cm; dan beratnya 20 kg, dengan
90% uniteral. Permukaan tidak rata, konsistensi keras, warnanya merah jambu
keabuan. Apabila konsistensi sangat padat disebut fibroma durum, dan apabila
lunak disebut fibroma molle. Neoplasma ini terdiri atas jaringan ikat dengan sel-
sel di tengah jaringan kolagen. Apabila terdiri atas kelenjar-kelenjar kistik, maka

20
disebut kistadenofroma ovarii. Fibroma ovarii yang besar biasanya mempunyai
tangkai dan dapat terjadi torsi. Pada tumor ini sering ditemukan sindroma Meigs
(tumor ovarii, ascites, hidrotoraks).
b. Tumor Brenner
Merurupakan suatu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan,
biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Frekuensinya 0,5% dari
semua tumor ovarium. Besar tumor ini beraneka ragam, dari sangat kecil ke yang
beratnya beberapa kilogram. Lazimnya tumor ini unilateral. Pada pembelahan
berwarna kuning muda seperti fibroma, dengan kista-kista kecil. Kadang-kadang
pada tumor ini temukan sindroma Meigs. Gambar mikroskopis tumor ini sangat
khas, terdiri dari 2 elemen, yakni sarang-sarang yang terdiri atas epitel epitel, yang
dikelilingi jaringan ikat yang luas dan padat.
Tumor Brenner tidak menimbulkan gejala-gejala klinik yang khas, dan jika
masih kecil, biasanya ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan
histopatologik ovarium. Meskipun biasanya jinak, dalam beberapa kasus tumor ini
menunjukkan keganasan pada histopatologi dan klinisnya.
c. Maskulinovoblastoma (adrenal cell rest tumor)
Tumor ini sangat jarang terjadi. Biasanya unilateral dan besarnya bervariasi
antara 0,5-16 cm. Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala maskulinasi,
terdiri atas hirsutisme, pembesaran klitoris, atrofi memmae, dan perubahan suara.

3.10Diagnosis Kista Ovarium


Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik. Namun biasanya
sangat sulit untuk menemukan kista melalui pemeriksaan fisik. Maka kemudian
dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis kista ovarium. Pemeriksaan yang
umum digunakan adalah :
1. Ultrasonografi (USG)
Alat peraba (transducer) digunakan untuk memastikan keberadaan kista, membantu
mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi
cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat memerlukan pemeriksaan
lebih lanjut.
Dari gambaran USG dapat terlihat:

21
a. Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat
sangat echolucent dengan dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista
nampak bayangan echo yang lebih putih dari dinding depannya.
b. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler (bersepta-
septa).
c. Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal echoes) di
dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di dalam kista.

Gambar 10 : Gambaran Kista pada USG

2. Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan lab dapat berguna sebagai screening maupun diagnosis apakah tumor
tersebut bersifat jinak atau ganas. Berikut pemeriksaan yang umum dilakukan untuk
mendiagnosis kista ovarium.
 Pemeriksaan Beta-HCG  Pemeriksaan ini digunakan untuk screening awal
apakah wanita tersebut hamil atau tidak. Pemeriksaan ini dapat menyingkirkan
kemungkinan kehamilan ektopik.
 Pemeriksaan Darah Lengkap  Untuk sebuah penyakit keganasan, dapat
diperkirakan melalui LED. Parameter lain seperti leukosit, HB, HT juga dapat
membantu pemeriksa menilai keadaan pasien.
 Urinalisis  Urinalisis penting untuk mencari apakah ada kemungkinan lain, baik
batu saluran kemih, atau infeksi dan untuk menyingkirkan diagnosis banding.
 Pemeriksaan Tumor Marker  Tumor marker spesifik pada keganasan ovarium
adalah CA125. CEA juga dapat diperiksa, namun CEA kurang spesifik karena
marker ini juga mewakili keganasan kolorektal, uterus dan ovarium.

22
3. Pemeriksaan Patologi Anatomi
Merupakan pemeriksaan untuk memastikan tingkat keganasan dari tumor ovarium.
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersama dengan proses operasi, kemudian sampel
difiksasi dan diperiksa dibawah mikroskop.

3.11Penatalaksanaan Kista Ovarium


1. Observasi dan Manajemen Gejala
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau) selama 1-
2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya setelah satu atau
dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas. Apabila terdapat nyeri,
maka dapat diberikan obat-obatan simptomatik seperti penghilang nyeri NSAID.
2. Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni dilakukan
pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi. Biasanya kista yang
ganas tumbuh dengan cepat dan pasien mengalami penurunan berat badan yang
signifikan. Akan tetapi kepastian suatu kista itu bersifat jinak atau ganas jika telah
dilakukan pemeriksaan Patologi Anatomi setelah dilakukan pengangkatan kista itu
sendiri melalui operasi. Biasanya untuk laparoskopi diperbolehkan pulang pada hari
ke-3 atau ke-4, sedangkan untuk laparotomi diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau
ke-9.
Indikasi umum operasi pada tumor ovarium melalu screening USG umumnya
dilakukan apabila besar tumor melebihi 5cm baik dengan gejala maupun tanpa gejala.
Hal tersebut diikuti dengan pemeriksaan patologi anatomi untuk memastikan
keganasan sel dari tumor tersebut.

3.12Prognosis Kista Ovarium


Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan
sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila sujdah dilakukan operasi, angka
kejadian kista berulang cukup kecil yaitu 13%.
Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium
saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah
dalam stadium akhir.

23
Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%. Tumor sel granuloma memiliki
angka bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma sel skuamosa yang berasal dari kista
dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 2., editor: Saifuddin A.B,dkk. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.1999: 13-14
2. Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, l 1027; Jakarta, 1998
3. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius. 2000.
4. Medscape Reference , Ovarium Anatomy, Available at
http://emedicine.medscape.com/article/1949171-overview#aw2aab6b3, Last Update
October 3, 2013.
5. Medscape Reference , Ovarian Cyst http://emedicine.medscape.com/article/255865-
overview#a0101, Last Update August 19, 2013.
6. Schorge et al. William’s Gynecology [Digital E-Book] Gynecologic Oncology
Section. Ovarian Tumors and Cancer. McGraw-Hills..2008.
7. https://keluargasehat.wordpress.com/2008/11/08/hamil-dengan-kista-harus-
bagaimana/

25

Anda mungkin juga menyukai