Anda di halaman 1dari 5

https://www.alodokter.

com/perdarahan-subarachnoid

Perdarahan subarachnoid atau brain haemorrhage adalah perdarahan di bagian permukaan


otak, tepatnya di antara otak dan jaringan yang melapisi otak. Penyakit ini menyerang tanpa
ada peringatan dan merupakan salah satu jenis stroke perdarahan yang jarang tetapi
mematikan.

Gejala paling umum yang muncul akibat kondisi ini adalah sakit kepala yang parah
dan muncul secara tiba-tiba. Perdarahan subarachnoid umumnya menyerang orang-
orang muda dan usia paruh baya. Penyakit ini dapat dicegah dengan melakukan
perubahan gaya hidup.

Penyebab Perdarahan Subarachnoid


Ruang subarachnoid merupakan area di antara otak dan jaringan yang melapisi
otak. Di area ini terdapat sirkulasi cairan serebrospinal (cairan otak dan tulang
belakang) yang berfungsi melindungi otak dari cedera serius.
Perdarahan subarachnoid umumnya disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
arteri pada otak yang kemudian mengenai dan membunuh sel-sel otak di sekitarnya.
Aneurisme adalah salah satu penyebab terbanyak kasus perdarahan subarachnoid.
Aneurisma sendiri merupakan bagian pembuluh darah yang membengkak
membentuk kantung akibat lemahnya dinding pembuluh darah. Ketika perdarahan
terjadi, maka darah akan mengiritasi sel-sel otak yang menyebabkan terjadinya
pembengkakan yang disebut dengan edema serebral. Ditambah lagi kumpulan sel-
sel darah di daerah perdarahan yang disebut hematom. Kondisi-kondisi ini akan
menekan jaringan di sekitar sehingga mengganggu aliran darah dan akhirnya
membunuh sel-sel otak.

Perdarahan subarachnoid/Subarachnoid hemorrhage (SAH) juga dapat terpicu oleh


beberapa faktor risiko, yaitu:
 Merokok

 Tekanan darah yang tinggi

 Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan

 Memiliki sejarah penyakit ini di dalam riwayat kesehatan keluarga

 Penyakit ginjal polikistik atau autosomal dominant polycystic kidney


disease (ADPKD)
 Tumor otak, bersifat kanker maupun tidak, yang berdampak kepada pembuluh darah

 Infeksi pada otak atau ensefalitis

 Fibromuscular dysplasia, yaitu kondisi langka yang menyebabkan penyempitan


pembuluh darah
 Amiloid Angiopati, yaitu kondisi yang terkadang dipicu oleh bertambahnya usia dan
menyebabkan terjadinya beberapa perdarahan kecil pada pembuluh darah yang
tidak diketahui

 Penyakit pada organ hati

 Pertumbuhan pembuluh darah yang tidak normal, atau arteriovenous malformations.


 Penggunaan obat pengencer darah

 Penyakit Moyamoya, kondisi langka lainnya yang menyebabkan penyumbatan pada


pembuluh darah di otak.

 Peradangan pada pembuluh darah (vaskulitis).

Gejala Perdarahan Subarachnoid


Perdarahan subarachnoid menyerang tanpa peringatan, namun biasanya terjadi
saat Anda sedang melakukan aktivitas fisik yang berat, mengangkat benda berat
atau berhubungan seksual. Selain ditandai dengan kemunculan sakit kepala yang
tidak tertahankan, perdarahan arachnoid juga dimulai dengan gejala-gejala lain,
yaitu:
 Muntah

 Leher yang menjadi kaku atau tegang

 Penglihatan ganda atau samar

 Peningkatan sensitivitas terhadap cahaya

 Sakit di area bahu

 Mudah marah

 Mati rasa hingga di seluruh tubuh

 Berkurangnya kewaspadaan terhadap keadaan sekeliling

 Mengalami gejala yang serupa dengan stroke seperti lemah pada satu sisi tubuh
atau bicara tidak jelas.

 Kejang

 Linglung hingga mengalami hilangnya kesadaran


Beberapa gejala aneurisme yang juga patut diwaspadai, antara lain gangguan
penglihatan, sakit kepala yang menetap, dan sakit pada salah satu sisi wajah atau di
area mata.

Diagnosis Perdarahan Subarachnoid


Perdarahan subarachnoid paling banyak menyerang pada rentang usia 45-70 tahun.
Wanita sedikit lebih sering mengalami kondisi ini dibanding pria. Selain pemeriksaan
fisik untuk melihat dan memastikan gejala yang dialami pasien, penyakit ini dapat
didiagnosis dengan bantuan CT scan untuk memeriksa otak dari tanda-tanda
perdarahan. Pada beberapa kasus, pemeriksaan selain CT scan diperlukan untuk
memastikan diagnosis dari gejala yang dirasakan pasien, yaitu:
 Membuat lubang kecil pada area tulang belakang bagian bawah untuk mengambil
dan memeriksa contoh cairan spinal untuk dilihat apakah ada tanda-tanda
perdarahan. Tindakan ini dinamakan pungsi lumbal. Pindai CT atau MRI dengan
bantuan zat kontras yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah agar terlihat lebih
jelas.

 Angiogram, yaitu memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah di selangkangan


untuk kemudian disuntikkan zat kontras agar dapat memasuki pembuluh darah otak
dan memberikan gambaran pembuluh darah yang lebih jelas pada hasil x-ray.
Gambaran rontgen yang diambil tiap jangka waktu tertentu akan memberikan posisi
di mana lokasi aneurisma atau perdarahan terjadi.

Pengobatan Perdarahan Subarachnoid


Pengobatan segera sangat penting untuk mengurangi kemungkinan rusaknya otak
serta meningkatkan risiko penyembuhan penderita. Beberapa perawatan yang
mungkin dilalui, antara lain:

Pemberian beberapa jenis obat-obatan


Secara umum, obat-obatan yang mungkin diberikan berupa obat pereda rasa sakit
dan menenangkan pasien, antikonvulsan untuk mengontrol kejang, serta
kortikosteroid atau diuretik untuk mengurangi pembengkakan. Obat-obatan yang
bisa digunakan antara lain:
 Obat pereda rasa sakit untuk meredakan sakit kepala yang muncul akibat penyakit
ini. Beberapa obat yang biasanya diberikan, yaitu morfin, paracetamol, dan kodein.

 Obat antikonvulsan untuk mencegah kejang, seperti phenytoin.

 Obat antiemetik atau antimual, seperti promethazine.

 Nimodipine, untuk mencegah komplikasi berupa iskemia otak (cerebral ischaemia)


sekunder yang dapat memicu kerusakan otak. Obat ini memiliki beberapa efek
samping, yaitu meningkatnya ritme jantung, sakit kepala, dan ruam.

Prosedur pembedahan dan prosedur lainnya


Beberapa prosedur penanganan yang umumnya dilakukan untuk mengobati
perdarahan subarachnoid, yaitu:
 Endovascular coiling, prosedur ini merupakan pengisian kantung aneurisma dengan
gulungan platina sehingga darah tidak bisa masuk dan mencegah aneurisme pecah.
Prosedur ini lebih sering digunakan karena memiliki risiko komplikasi jangka pendek
yang lebih rendah. Pasien biasanya diperbolehkan meninggalkan rumah sakit lebih
cepat dan durasi pemulihan pun cenderung lebih cepat.
 Neurosurgical clipping, prosedur ini dilakukan dengan menjepit pembuluh darah
yang bermasalah dengan klip metal kecil.
Kedua prosedur ini dilakukan jika terbukti perdarahan disebabkan oleh aneurisma.
Proses penyembuhan dapat membuat depresi sehingga penderita akan memerlukan
dukungan dari keluarga dan kerabat serta bantuan dari seorang spesialis. Lokasi
dan tingkat keparahan perdarahan subarachnoid juga akan turut memengaruhi
munculnya gangguan pada area yang mengalami kondisi ini, misalnya tidak dapat
merasakan lengan atau kaki. Berikut adalah beberapa efek pasca perdarahan
subarachnoid yang mungkin dialami selama melalui proses penyembuhan.

 Mengalami gangguan tidur atau insomnia. Umumnya penderita perdarahan


subarachnoid hanya mampu tidur dalam waktu yang singkat.

 Sakit kepala. Anda bisa menangani kondisi ini dengan mengonsumsi banyak cairan
dan obat pereda rasa sakit jika memang diperlukan.

 Merasa lelah. Penderita perdarahan subarachnoid dapat merasa sangat lelah walau
hanya melakukan aktivitas yang ringan. Atasi dengan beristirahat singkat tiap
setengah jam selama tiga kali sehari setelah melakukan aktivitas.

 Sensasi seperti terasa dingin di kepala dan terasa menggelitik.

 Perubahan pada indera pengecap dan penciuman yang bisa bertambah atau
berkurang dari sebelumnya, namun akan kembali normal setelah pembengkakan di
kepala berkurang.

 Penglihatan yang buram, penglihatan ganda, atau melihat titik-titik hitam.

 Tidak dapat merasakan atau menggerakkan badan atau lengan, serta tidak bisa
membedakan rasa dingin dan
Disarankan untuk menemui seorang spesialis yang dapat membantu penderita yang
menderita perdarahan subarachnoid. Penderita bisa menanyakan atau
mendiskusikan informasi ini dengan dokter atau di rumah sakit yang menyediakan
fasilitas perawatan ini.

Komplikasi Perdarahan Subarachnoid


Perdarahan subarachnoid yang tidak segera diobati dapat memicu berkembangnya
komplikasi yang bersifat jangka pendek maupun panjang.
Komplikasi jangka panjang:

 Epilepsi

 Perubahan suasana hati, misalnya depresi dan gangguan rasa cemas.

 Gangguan pada fungsi kognitif otak, seperti konsentrasi, ingatan, dan perencanaan.
Komplikasi Utama:
 Berkurangnya persediaan darah untuk otak akibat vasospasm, yaitu berkurangnya
persediaan darah hingga bisa menyebabkan kerusakan pada otak. Gejalanya
menyerupai stroke dan merasa mengantuk. Pada tingkatan yang parah, kondisi ini
dapat berujung kepada koma. Kondisi ini juga disebut iskemik otak susulan.
 Perdarahan akibat aneurisme yang pecah kembali setelah menutup dengan
sendirinya. Kondisi ini harus segera ditangani karena dapat berisiko kepada
kerusakan yang bersifat permanen atau bahkan kematian.

 Hidrosefalus, yaitu menumpuknya cairan pada otak sehingga menyebabkan


pembesaran kepala.

Pencegahan Perdarahan Subarachnoid


Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, salah satu pemicu perdarahan
subarachnoid adalah gaya hidup atau memiliki kebiasaan yang buruk bagi
kesehatan, misalnya merokok. Perubahan gaya hidup dapat mengarah
kepada peningkatan kesehatan dan menurunkan risiko perdarahan subarachnoid.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan, antara lain:
 Berhenti merokok

 Mencegah terkena tekanan darah tinggi (hipertensi) dengan rutin berolahraga,


menjalani diet makanan sehat, dan mengurangi berat badan bagi yang mengalami
obesitas.

 Jangan menggunakan obat yang tidak diresepkan dokter.


Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dapat membantu mendeteksi
penyakit lebih dini untuk segera diobati. Penyakit yang bisa terdeteksi lebih awal
bisa meningkatkan kesuksesan pengobatan dan penyembuhan. Diskusikan bersama
dokter mengenai frekuensi pemeriksaan kesehatan yang sesuai dengan kondisi dan
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai