Anda di halaman 1dari 6

Kerangka Acuan Kaji Banding

Puskesmas Ibuh, Payakumbuh

Kelompok Mutu (Akreditasi)

Disusun Oleh:

1.
2.
3.

PUSKESMAS
PROVINSI
TAHUN 2016
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang Studi Banding ke
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas, sistem
akreditasi Puskesmas yang mengacu pada pelayanan berfokus pada pasien
serta kesinambungan pelayanan dan menjadikan keselamatan pasien sebagai
standar utama.
RSU dr.Fauziah Bireuen adalah salah satu dari 7 RS di Indonesia yang
sudah terakreditasi oleh JCI sekaligus sudah terakreditasi 16 PokJa oleh
KARS Indonesia.
RSU dr.Fauziah termasuk RS yang tergolong baru tetapi mampu
berkembang pesat dan mampu berkompetisi dengan RS-RS yang telah
berdiri lama di Bireuen.
Oleh karena itu sangat pantas bagi kami melakukan studi banding ke
RSU dr.Fauziah Bireuen sebagai bahan pembelajaran mengenai peningkatan
Mutu dan Akreditasi JCI untuk diterapkan dalam proses peningkatan mutu
dan akreditasi di Puskesmas kami.

b. Instrumen/Tujuan Kaji Banding


1. Tujuan Umum
Melakukan studi banding mengenai mutu (Akreditasi) JCI, Manajemen
klinik, manajemen fisik, manajemen penunjang (farmasi) dan manajemen
keperawatan di RSU dr.Fauziah Bireuen.

2. Tujuan Khusus
 Melakukan studi banding proses dan kegiatan persiapan
akreditasi oleh JCI melalui kegiatan wawancara dengan pihak RSU
dr.Fauziah.
 Melakukan survey fisik berkaitan dengan akreditasi
 Melakukan dokumentasi-dokumentasi Akreditasi

c. Perumusan Pertanyaan Akreditasi


1. Bagaimana proses persiapan Akreditasi RSU dr.Fauziah?
2. Apa Kendala yang dihadapi dalam akreditasi?
II. Dokumen Pelaksanaan Kajibanding
a. Sejarah dan Profil RSU dr.Fauziah Bireuen
RSU dr.Fauziah Bireuen adalah, sebuah rumah sakit umum berkapasitas 400
tempat tidur berstandar internasional yang telah diresmikan oleh Menteri
Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K) pada tanggal 4 November
2006. RSU dr.Fauziah Bireuen Berdiri di atas lahan seluas 1,3 Ha dengan total
luas bangunan 36,000 m 2 , RSU dr.Fauziah terdiri dari 3 lantai. Dilengkapi
dengan peralatan medis yang canggih dan didukung oleh kurang lebih 100
dokter, diantaranya 30 dokter spesialis dan subspesialis full time , tenaga
medis dan paramedis yang terlatih dan profesional, yang menjadikan RSU
dr.Fauziah sebagai rumah sakit swasta terkemuka di Aceh. Fasilitas lainnya
yang tersedia di Rumah Sakit Umum dr.Fauziah yaitu studio apartment untuk
keluarga pasien, healing garden (taman penyembuhan).
Rumah Sakit Umum dr.Fauziah Bireuen menjadi rumah sakit kedua di
Aceh yang mendapatkan akreditasi dari Joint Comission International (JCI)
yang berpusat di Amerika.
Rumah Sakit Umum dr.Fauziah berada di Daerah Pusat Kota/ Central
Business District (CBD) Bireuen, berbatasan dengan Jl. Stasiun Utara, rel
KA/Perumka dan Asrama polisi di sebelah Selatan, Pertokoan dan
Perkantoran di sebelah Selatan, perumahan penduduk di sebelah Timur, dan
Pertokoan Bireuen Textile Center di sebelah Barat.
Lokasi ini sangat strategis karena berada di pusat kota. Jalan-jalan
yang ada di sekitar lokasi Seluruh jalan di sekitar lokasi tersebut dapat dilalui
oleh kendaraan roda empat.

b. Mutu dan Akreditasi RSU dr.Fauziah Bireuen


RSU dr.Fauziah Bireuen telah terakreditasi 2010. Berikut adalah sekilas
mengenai akreditasi RSU Bireuen oleh JCI:
 MISI JCI : Memperbaiki Kualitas & Keamanan Pelayanan Kesehatan di
Masyarakat. Dengan adanya pengakuan terakreditasi oleh JCI berarti RSU
dr.Fauziah telah memiliki kualitas dan keamanan dalam pelayanan
kesehatan keada pasien yang diakui oleh Nasional.
 FILOSOFI JCI : Pencapaian standard yang maksimal & Perbaikan Mutu
Secara Terus Menerus. Hal ini berarti RSU dr.Fauziah telah mampu
menunjukkan standar pelayanan dan proseur yang terbaik dan aman
serta mampu menunjukkan perbaikan mutu yang kontinu.
 Proses akreditai JCI
 DOCUMENT REVIEW: Hanya dilakukan sebentar, yaitu hanya 3sekitar
3jam dari 5 hari survey, berbeda dengan sistem akreditasi oleh KARS
versi 2007 yang lebih menonjolkan pemeriksaan dokumen.
 OBSERVASI (TRACER) : Surveyor mengobservasi pelayanan secara
langsung mengan metode tracer, yaitu megikuti alur dan proses
pelayanan yang dilakukan oleh RS, meliputi:
 PATIENT TRACER: yaitu metode observasi dengan mengikuti alur
pasien masuk, dirawat hingga kepulangannya disertai wawancara
terhadap pasien/keluarga pasien dan staf RS yang terkait dalam
proses pelayanan.
 SYSTEM TRACER (Infection Control, Medication System
Tracer) : yaitu metode observasi klinis untuk melihat proses-
proses yang dilakukan kepada pasien, kontrol infeksi, pelayanan
obat dan keselamatan pasien.
 FACILITY & MANAGEMENT SAFETY TRACER : yaitu observasi fisik
bangunan RS dan manajemen keamanannya, disini surveyor akan
melihat sampai ke sirkuit listrik, jalur telepon, jalur air, jalur
evakuasi dan instalasi pengolahan limbah.
 PEMERIKSAAN BERKAS STAF: meliputi staf medis dan non medis.
 REVIEW CLINICAL & MANAGERIAL MONITOR

c. Rencana tindak lanjut dari hasil Kajibanding


 Dimulai dari awal tahun 2008
 Bangun Komitmen semua anggota organisasi, meliputi:
 Pimpinan hingga staf
 Medis dan non medis
 Karyawan dan kontraktor/tenaga kontrak
 Pembentukan Tim Persiapan AKREDITASI
berasal dari perwakilan unit-unit.
 Persiapan data dasar , meliputi:
Data bangunan (listrik, air, limbah, dll), SK Kapus & SOP.
 Self Assessment oleh masing2 Tim, dengan tujuan: “gaps
identification" yaitu menemukan kesenjangan-kesenjangan masing-
masing standar dengan realitas yang terjadi di RS.
 Menutup "gaps" yang teridentifikasi selama self assessement
 Studi Banding ke RSU yang telah lulus akreditasi JCI
 Penyelesaian "Kebijakan dan Prosedur“ yang belum ada atau belum
sempurna pelaksanaannya.
 Sosialisasi ke staf medis & non medis, untuk memahamkan prosedur
yang berlaku di Puskesmas.
 Pelatihan-Pelatihan, baik in house maupun ex house.
 Monitoring Penerapan "Kebijakan dan Prosedur“, dilakukan oleh
Kapus.
 Mock Survey, yaitu survey latihan yang dilakukan untuk
mengidentifikasi gap yang mungkin masih ada. Tindak lanjutnya berupa:
 Revisi "Kebijakan dan Prosedur“
 Sosialisasi ke staf medis dan non medis
 Pelatihan-Pelatihan
 Monitoring Penerapan "Kebijakan dan Prosedur“
 Mock Survey Internal yaitu: survey latihan yang mendekati proses
survey oleh JCI
 Final Survey: dilakukan survey yang sebenarnya oleh JCI.

III. Laporan Tindak Lanjut Kajibanding


Mutu dan akreditasi RSU dr.Fauziah yang dapat diadopsi untuk proses
internal Puskesmas Jeumpa
a. Menetapkan akreditasi sebagai wahana peningkatan dan penjagaan mutu
Puskesmas. Hal ini harus ditetapkan oleh Kepala puskesmas
b. Memulai persiapan untuk akreditasi sedini mungkin minimal 1 tahun
sebelum target waktu akreditasi.
c. Membangun komitmen seluruh anggota organisasi, hal ini merupakan bagian
terpenting untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas organisasi dalam
meningkatkan dan menjaga mutu Puskesmas melalui akreditasi.
d. Membentuk tim akreditasi yang bertanggung jawab terhadap inisiasi sampai
jalannya proses akreditasi. Tim akreditasi dapat ditunjuk dari perwakilan
masing-masing unit selama tidak mengganggu tugas utamanya. Apabila
dipandang perlu bisa mengangkat tenaga khusus untuk mengurusi masalah
akreditasi puskesmas
e. Mempersiapkan data-data dasar dan dokumen-dokumen dasar seperti SK
dan SOP
f. Memahamkan standar-standar penilaian kepada seluruh tim akreditasi dan
melibatkan keseluruhan tim dalam proses tersebut sehingga setiap anggota
tim akan mengetahui gambaran umum dan tugasnya secara spesifik. Anggota
tim dapat dilibatkan di awal dalam forum diskusi khusus membahas
akreditasi tersebut dengan pembagian standar yang telah ditentukan
sebelumnya berdasarkan kualifikasi personal tim.
g. Melakukan self assessment untuk menentukan hal-hal yang perlu
diadakan/dikerjakan.
h. Menutup hal-hal yang menjadi gap yang ditemukan seperti penyempurnaan
SOP, sosialisasi dan monitoring penerapannya.
i. Melakukan simulasi survey untuk melihat kesesuaian usaha perbaikan
dengan realitas yang terjadi.
j. Mengoptimalkan peran SPI dalam pelaksanaan Kebijakan dan prosedur.

IV. Penutup
a. Kesimpulan
 RSU dr.Fauziah Bireuen telah mendapat pengakuan dalam hal mutu
rumah sakit dan keamanan pasien dari organisasi akreditasi yaitu JCI.
 Akreditasi tersebut telah banyak membawa manfaat positif bagi mutu
pelayanan RSU, Manajemen RSU dan Keselamatan pasien RSU dr. fauziah.
 Dalam proses akreditasi diperlukan komitmen bersama mulai dari Kepala
Puskesmas hingga ke staf paling tepi seperti tenaga-tenaga
Magang/Bakti. Selain itu proses akreditasi juga memerlukan
penghitungan pembiayaan yang akuntabel, kerja keras dan kesabaran
tim.
 Diperlukan perencanaan, pelaksanaan serta monitoring yang kontinue
dalam menjaga mutu RSU melalui akreditasi.

b. Saran
 Mempersiapkan akreditasi mengacu pada sistem JCI sesuai rekomendasi
dari RSU dr.Fauziah Bireuen dengan komitmen dan usaha yang setinggi-
tingginya.
 Mempersiapkan proses akreditasi dengan sungguh-sungguh dan
terencana dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai