LP Proses Penuaan
LP Proses Penuaan
A. Pengertian
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita.
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi
tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita.
Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa
atau tahap hidup manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia.
Orang mati bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu
kecacatan. Akan tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya
tahan tubuh dalam nenghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh.
Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang
sering menghinggapi kaum lanjut usia.Proses menua sudah mulai berlangsung
sejak seseorang mencapai usia dewasa. Misalnya dengan terjadinya kehilangan
jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit
demi sedikit.
D. Proses Menua
Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa
dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun
psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemuduran secara fisik maupun
psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih,
penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan
berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah.
Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan – perubahan
yangmenuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus – menerus. Apabila
proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbullah
berbagai masalah – masalah yang menyertai lansia yaitu:
1. Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain,
2. Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola
hidupnya,
3. Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah meninggal
atau pindah,
4. Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah
banyak dan
5. Belajar memperlakukan anak – anak yang telah tumbuh dewasa. Berkaitan
dengan perubahan fisk.
Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat
terhadap diri makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin
berkurang. Ketiga minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta terhadap
kegiatan – kegiatan rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit. Untuk itu
diperlukan motivasi yang tinggi pada diri usia lanjut untuk selalu menjaga
kebugaran fisiknya agar tetap sehat secara fisik. Motivasi tersebut diperlukan untuk
melakukan latihan fisik secara benar dan teratur untuk meningkatkan kebugaran
fisiknya.
Banyak faktor yang menyebabkan setiap orang menjadi tua melalui proses
penuaan. Pada dasarnya berbagai faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi
faktor internal dan faktor eksternal. Beberapa faktor internal adalah radikal bebas,
hormon yang menurun kadarnya, proses glikosilasi, sistem kekebalan tubuh yang
menurun dan juga faktor genetik. Sedangkan faktor eksternal adalah gaya hidup
yang tidak sehat, diet yang tidak sehat, kebiasaan hidup yang salah, paparan polusi
lingkungan dan sinar ultraviolet, stress dan penyebab sosial lain seperti kemiskinan.
Kedua faktor ini saling terkait dan memainkan peran yang besar dalam penyebab
proses penuaan.
Stres juga berperan besar pada semakin cepatnya proses penuaan terjadi.
Stres dalam hal ini tidak hanya terkait dengan psikologis tetapi juga jasmani.
Apabila tubuh kita mengalami kerusakan, maka tubuh akan mencoba untuk
memulihkan diri sendiri. Pada batas tertentu tubuh dapat pulih namun tidak seratus
persen dan tentu tidak pada semua kasus. Semakin sering tubuh kita mengalami
stres maka makin kecil kemungkinan tubuh untuk pulih akibatnya tubuh semakin
menua dan menjadi rentan terhadap penyakit. Apa yang menyebabkan tubuh kita
tidak bisa sepenuhnya memulihkan kerusakan tadi, sebagian besar belum
diketahui.
2. Depresi
Gangguan depresi merupakan hal yang terpenting dalam problem lansia.
Usia bukan merupakan faktor untuk menjadi depresi tetapi suatu keadaan
penyakit medis kronis dan masalah-masalah yang dihadapi lansia yang
membuat mereka depresi. Gejala depresi pada lansia dengan orang dewasa
muda berbeda dimana pada lansia terdapat keluhan somatik.
3. Skizofrenia
Skizofrenia biasanya dimulai pada masa remaja akhir/dewasa muda dan
menetap seumur hidup. Wanita lebih sering menderita skizofrenia lambat
dibanding pria. Perbedaan onset lambat dengan awal adalah adanya
skizofrenia paranoid pada tipe onset lambat.
4. Gangguan Delusi
Onset usia pada gangguan delusi adalah 40 – 55 tahun, tetapi dapat
terjadi kapan saja. Pada gangguan delusi terdapat waham yang tersering yaitu:
waham kejar dan waham somatik.
a. Pencetus terjadinya gangguan delusi adalah:
1) Kematian pasangan
2) Isolasi social
3) Finansial yang tidak baik
4) Penyakit medis
5) Kecacatan
6) Gangguan pengelihatan/pendengaran
5. Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan adalah berupa gangguan panik, fobia, gangguan
obsesif konfulsif, gangguan kecemasan umum, gangguan stres akut, gangguan
stres pasca traumatik. Onset awal gangguan panik pada lansia adalah jarang,
tetapi dapat terjadi. Tanda dan gejala fobia pada lansia kurang serius daripada
dewasa muda, tetapi efeknya sama, jika tidak lebih, menimbulkan debilitasi
pada pasien lanjut usia. Teori eksistensial menjelaskan kecemasan tidak
terdapat stimulus yang dapat diidentifikasi secara spesifik bagi perasaan yang
cemas secara kronis.
Kecemasan yang tersering pada lansia adalah tentang kematiannya.
Orang mungkin menghadapi pikiran kematian dengan rasa putus asa dan
kecemasan, bukan dengan ketenangan hati dan rasa integritas (“Erik Erikson”).
Kerapuhan sistem saraf anotomik yang berperan dalam perkembangan
kecemasan setelah suatu stressor yang berat. Gangguan stres lebih sering
pada lansia terutama jenis stres pasca traumatik karena pada lansia akan
mudah terbentuk suatu cacat fisik.
6. Gangguan Somatiform
Gangguan somatiform ditandai oleh gejala yang sering ditemukan apada
pasien > 60 tahun. Gangguan biasanya kronis dan prognosis adalah berhati-
hati. Untuk mententramkan pasien perlu dilakukan pemeriksaan fisik ulang
sehingga ia yakin bahwa mereka tidak memliki penyakit yang mematikan.Terapi
pada gangguan ini adalah dengan pendekatan psikologis dan farmakologis.
8. Gangguan Tidur
Usia lanjut adalah faktor tunggal yang paling sering berhubungan
dengan peningkatan prevalensi gangguan tidur. Fenomena yang sering
dikeluhkan lansia daripada usia dewasa muda adalah:
a. Gangguan tidur.
b. Ngantuk siang hari.
c. Tidur sejenak di siang hari.
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Medikal Keperawatan Vol.3. EGC: Jakarta
Doenges, M.E., Marry, F..M and Alice, C.G., (2000). Rencana Asuhan Keperawatan:
Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Jakarta: EGC.