Anda di halaman 1dari 201

Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Bhagavad Gita SLOKA


Menurut Aslinya
EDISI KHUSUS UNTUK
SASTRA DHANA DAN GITA JAYANTI
Tidak untuk diperjualbelikan

Disusun dari
Bhagavad-gītā Menurut Aslinya
oleh
A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada
Copyright© Bhaktivedanta Book Trust Indonesia

Penerbit
Yayasan Harinam Sankirtan

Pasraman Sri-Sri Nitai-Gaurangga Ashram


Banjar Sayan, Baleran, Desa Werdi Buana, Mengwi
Kabupaten Badung Bali Indonesia
✆ Sarvadarsi Das 085237419282
✆ Dritatma Das 085738466175

Cetakan pertama

2015

#1
Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Segala pujian kepada Sri Guru dan Sri Gauranga!


Segala pujian kepada Srila Prabhupada!
Dengan segala kerendahan hati, kami mempersembahkan buku ini
kehadapan yg berkarunia

Sri Srimad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada. 1896-1977


Beliau adalah seorang penyembah murni Sri Krsna, yang cinta
bhaktinya begitu teguh selama hidup Beliau, telah memberikan pelita
pengetahuan Bhagavad Gita, seperti matahari yang begitu cemerlang,
yang terbit di setiap penjuru dunia dengan berbagai bahasa di hampir
seluruh negara.
Dengan ketulusan hati Beliau menginginkan keselamatan setiap umat
manusia dari lautan kesengsaraan kelahiran dan kematian.
Marilah kita menghaturkan sembah sujud yang tulus iklas ke hadapan
Beliau agar kita dapat menyebarkan pengetahuan sejati ini kepada
masyarakat di seluruh dunia.

#2
Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Śrīla Bhaktisiddhānta Sarasvatī Śrīla Gaurakiśora dāsa Babajī,


Thākura, beliau adalah guru beliau adalah guru spiritual Śrīla
spiritual Śrīla Prabhupāda Bhaktisiddānta Sarasvatī Thākura

Śrīla Bhaktivinoda Thākura, Rūpa dan Sanātana Gosvāmī,


perintis penyebaran kesadaran murid-murid langsung dari Śrī
Kṛṣṇa ke dunia barat Caitanya Mahāprabhu dalam
menyukseskan kesadaran Kṛṣṇa

#3
Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Sri Pañca-tattva Śrī Kṛṣṇa Caitanya, guru spiritual teladan pengajar


Śrīmad Bhagavad-gītā bersama rekan-rekan terdekat-Nya

#4
Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Pendapat Para Tokoh Terkenal Tentang Bhagavad Gītā

Mohandas K. Gandhi; Tokoh Politik dan Spiritual India:


Ketika keraguan membayangi diriku, ketika kekecewaan menyelimuti
wajahku, dan tidak secercah sinar pun tampak di ufuk timur sebagai
harapanku, aku kembali kepada Bhagavad-gétä dan menemukan sloka
yang menyejukkan hati; dan aku mulai tersenyum di tengah kegalauan
ini. Mereka yang senantiasa memusatkan pikiran kepada Bhagavad-gétä
akan mendapatkan kesegaran, sukacita, dan pengertian baru darinya
setiap hari
.
Albert Einstein; Ilmuwan, Penemu Teori Relativitas:
Ketika saya membaca Bhagavad-gétä lalu merenungkan tentang
bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta ini, segala hal lain terasa
begitu tidak bermakna.

Rudolph Steiner, Ahli Filsafat dari Austria:


Untuk bisa mengadakan pendekatan dengan sebuah karya semulia
Bhagavad-gétä dengan pemahaman yang lengkap, sangatlah perlu untuk
membiasakan jiwa kita dengan kitab mulia tersebut.

Aldous Huxley, Penulis Novel, Humanist, dari Inggris;


Bhagavad-gétä adalah pernyataan-pernyataan evolusi spiritual yang
paling sistematis dan memberkahi kebijaksanaan bagi umat manusia. Ia
adalah salah satu ikhtisar yang paling jelas dan lengkap tentang falsafah
abadi yang pernah diwahyukan; oleh sebab itu, kebijaksanaannya yang
abadi berlaku bukan hanya bagi India melainkan bagi seluruh umat
manusia.

#5
Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

DAFTAR ISI

Doa sebelum membaca Bhagavad Gita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7


Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
Bab 1. Meninjau Tentara-tentara di Medan Perang Kuruksetra . . . . . 17
Bab 2. Ringkasan isi Bhagavad Gita . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .28
Bab 3. Karma Yoga . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46
Bab 4. Pengetahuan Rohani . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 57
Bab 5. Karma Yoga : Perbuatan dalam Kesadaran Krishna . . . . . . . . 68
Bab 6. Dhyana Yoga . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 76
Bab 7. Pengetahuan tentang Yang Mutlak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .88
Bab 8. Cara Mencapai kepada Yang Maha Kuasa . . . . . . . . . . . . . . . .96
Bab 9. Pengetahuan yang Paling Rahasia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 104
Bab 10. Kehebatan Tuhan Yang Mutlak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .113
Bab 11. Bentuk Semesta . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .123
Bab 12. Pengabdian Suci Bhakti . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 140
Bab 13. Alam, Kepribadian Yang Menikmati dan Kesadaran . . . . . . 145
Bab 14. Tiga Sifat Alam Material . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .154
Bab 15. Yoga Berhubungan dengan Kepribadian Yang Paling Utama . . 161
Bab 16. Sifat Rohani dan Sifat Jahat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 167
Bab 17. Golongan-golongan Keyakinan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 173
Bab 18. Kesempurnaan Pelepasan Ikatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 180
Informasi Buku Bhagavad Gita Menurut Aslinya . . . . . . . . . . . . . . . 197
Alamat-alamat Ashram Kesadaran Krishna di Indonesia . . . . . . . . . .199

#6
Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Doa sebelum membaca Bhagavad Gita

Om Namo bhagavate vasudeva ya


Om Namo bhagavate vasudeva ya
Om Namo bhagavate vasudeva ya

oḿ ajñāna-timirāndhasya, jñānāñjana-śalākayā
cakṣur unmīlitaḿ yena, tasmai śrī-gurave namaḥ
śrī-caitanya-mano-‘bhīṣṭaḿ, sthāpitaḿ yena bhū-tale
svayaḿ rūpaḥ kadā mahyaḿ, dadāti sva-padāntikam
Hamba lahir di dalam kebodohan yang paling gelap, lalu guru
kerohanian hamba membuka mata hamba dengan pelita pengetahuan.
Hamba bersujud dengan hormat kepada beliau. Kapankah Srila Rupa
Gosvami Prabhupada, yang telah mendirikan misi untuk memuaskan
keinginan Sri Caitanya di dunia ini, memberikan perlindungan kepada
hamba di bawah kaki padma-Nya?

vande 'haḿ śrī-guroḥ śrī-yuta-pada-kamalaḿ


śrī-gurūn vaiṣṇavāḿś ca
śrī-rūpaḿ sāgrajātaḿ saha-gaṇa-raghunāthānvitaḿ taḿ sa-jīvam
sādvaitaḿ sāvadhūtaḿ parijana-sahitaḿ kṛṣṇa-caitanya-devaḿ
śrī-rādhā-kṛṣṇa-pādān saha-gaṇa-lalitā-śrī-viśākhānvitāḿś ca

Hamba bersujud dengan hormat pada kaki-padma guru kerohanian


hamba dan kepada kaki semua Vaisnava. Hamba bersujud dengan
hormat kepada kaki-padma Srila Rupa Gosvami beserta kakaknya yang
bernama Sanatana Gosvami , Raghunatha Dasa, Raghunatha Bhatta,
Gopala Bhatta dan Srila Jiva Gosvami. Hamba bersujud dengan hormat
kepada Sri Krishna Caitanya dan Sri Nityananda beserta Advaita acarya,
Gadadhara, Srivasa, dan semua rekan Beliau lainnya. Hamba bersujud
dengan hormat kepada Srimati Radharani dan Sri Krishna beserta
rekan-rekan Mereka, yaitu Sri Lalita dan Visakha.

#7
Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

he kṛṣṇa karuṇā-sindho dīna-bandho jagat-pate


gopeśa gopikā-kānta rādhā-kānta namo ‘stute

O Sri Krishna yang hamba cintai, Andalah kawan bagi orang yang
berdukacita, Andalah sumber ciptaan. Andalah tuan bagi para gopi dan
Andalah yang mencintai Radharani. Hamba bersujud dengan hormat
kepada Anda.

tapta-kāñcana-gaurāńgi rādhe vṛndāvaneśvari


vṛṣabhānu-sute devi praṇamāmi hari-priye

Hamba bersujud dengan hormat kepada Radharani yang berwajah


seperti emas cair. Radharani adalah Ratu Vrndavana, puteri Maharaja
Vrsabanu, dan Beliau sangat dicintai oleh Sri Krishna.

vāñchā-kalpatarubhyaś ca kṛpā-sindhubhya eva ca


patitānāḿ pāvanebhyo vaiṣṇavebhyo namo namaḥ

Hamba bersujud dengan hormat kepada semua penyembah Tuhan, para


Vaisnava. Mereka dapat memenuhi keinginan semua orang seperti
halnya pohon yang dapat memenuhi segala keinginan, dan mereka
selalu penuh dengan rasa kasih sayang terhadap roh-roh yang telah
jatuh.

śrī-kṛṣṇa-caitanya prabhu-nityānanda śrī-advaita gadādhara


śrīvāsādi-gaura-bhakta-vṛnda

Hamba bersujud kepada Sri Krishna Caitanya, Prabhu Nityananda, Sri


Advaita, Gadadhara, Srivasa dan semua rekan Beliau lainnya dalam
garis perguruan bhakti.

hare kṛṣṇa hare kṛṣṇa kṛṣṇa kṛṣṇa hare hare


hare rāma hare rāma rāma rāma hare hare

#8
Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Kata Pengantar
Bhagavad-gita
Bhagavad-gétä dikenal luas di seluruh dunia sebagai mutiara
pengetahuan rohani dan hakikat epos Mahäbhärata. Tujuh ratus sloka
Bhagavad-gétä, yang disabdakan oleh Çré Kåñëa, Kepribadian Tuhan
Yang Maha Esa kepada Arjuna, sahabat dan penyembah-Nya,
menyediakan tuntunan yang pasti untuk mengerti ilmu pengetahuan
keinsafan-rohani secara jelas. Tidak ada karya filsafat atau keagamaan
lain yang mengungkap sifat kesadaran, sang diri ( roh) , alam
semesta, dan Yang Mahakuasa, dengan cara yang gamblang dan
dalam seperti Bhagavad-gétä.
Bhagavad-gita diakui sebagai buku filsafat yang tiada bandingannya
di dunia ini dan dipelajari oleh tokoh-tokoh besar dunia seperti
Einstein, Thoreau, Kant, Gandhi, Bung Karno sampai mantan
personil The Beatles mendiang George Harisson.
Apa sebenarnya Bhagavad-gétä itu? Maksud Bhagavad-gétä ialah
untuk menyelamatkan manusia dari kebodohan kehidupan material.
Setiap orang mengalami kesulitan dalam banyak hal, seperti halnya
Arjuna berada dalam kesulitan karena harus bertempur dalam Perang
Kurukñetra. Arjuna berserah-diri kepada Çré Kåñëa; karena itulah
Bhagavad-gétä disabdakan. Bukan hanya Arjuna, tetapi kita semua
penuh kecemasan disebabkan oleh keberadaan material ini .
Keberadaan kita itu sendiri ada dalam suasana ketiadaan. Sebenarnya
tidak dimaksudkan bahwa kita diancam ketiadaan. Keberadaan kita
adalah kekal. Tetapi bagaimanapun juga, kita ditempatkan dalam
asat. Asat berarti sesuatu yang tidak ada.
Di antara begitu banyak manusia yang menderita, ada beberapa yang
sungguh-sungguh bertanya mengenai kedudukan mereka, siapa diri
mereka, mengapa mereka ditempatkan dalam kedudukan yang
menyulitkan ini, dan lain sebagainya. Jika seseorang belum
disadarkan hingga ia bertanya tentang penderitaan yang dialaminya
dan belum menginsafi bahwa yang diinginkannya bukan penderitaan
melainkan penyelesaian atas segala penderitaan itu, maka dia belum
dianggap manusia yang sempurna. Kehidupan manusia dimulai
apabila pertanyaan seperti itu timbul di dalam pikiran seseorang.
Dalam Brahmä-sütra pertanyaan seperti itu disebut Brahmä-jijïäsä.
Athäto brahmä-jijïäsä. Setiap kegiatan manusia dianggap gagal kalau
#9
Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
dia tidak bertanya tentang sifat dari Yang Mutlak. Karena itu, orang
yang mulai bertanya mengapa mereka menderita atau dari mana
mereka berasal dan ke manakah tujuan mereka sesudah meninggal,
adalah murid-murid yang patut mengerti Bhagavad-gétä. Jadi,
Bhagavad-gétä adalah bacaan yang sangat penting bagi siswa
pengetahuan spiritual yang serius ingin mengerti tentang Tuhan
secara ilmiah, terlepas dari doktrin-doktrin keagamaan yang
terkadang tidak mampu memuaskan hasrat keingintahuan tentang
fenomena ciptaan. Bhagavad-gétä menj awab segala pertanyaan yang
mungkin muncul di benak kita sehubungan dengan identitas sejati
kita, fenomena alam semesta ini, dan yang terpenting, kedudukan
dan identitas sejati Tuhan Yang Maha Esa.
Mengenai keagungan Bhagavad-gétä, Çré Çrémad A. C. Bhaktivedanta
Swami Prabhupäda, seorang sarjana dan pengajar terkemuka di
bidang sastra Veda, dan wakil dari rangkaian tanpa terputus garis
perguruan guru-guru spiritual yang berawal dari Çré Kåñëa sendiri,
menulis dalam bagian akhir kata pendahuluan Bhagavad-gétä
Menurut Aslinya:
“Akhir kata, Bhagavad-gétä adalah kesusastraan rohani yang harus
dibaca dengan teliti sekali. Gétä-çästram idaà puëyaà yaù paöhet
prayataù pumän. Kalau seseorang mengikuti ajaran Bhagavad-gétä
sebagaimana mestinya, ia dapat dibebaskan dari segala kesengsaraan
dan kecemasan dalam kehidupan ini. Viñëoù padam aväpnoti
bhaya-çokädi-varjitaù. Ia akan dibebaskan dari segala rasa takut dalam
hidup ini dan penjelmaan yang akan datang akan bersifat rohani.
( Gétä-mähätmya 1) Ada juga keuntungan lain lagi:
gétädhyäyana-çélasya, präëäyama-parasya ca
naiva santi hi päpäni, pürva-janma-kåtäni ca
“Kalau seseorang membaca Bhagavad-gétä dengan tulus dan serius,
maka atas karunia Tuhan segala reaksi perbuatannya yang salah dari
dahulu tidak akan bereaksi lagi terhadap dirinya”
( Gétä-mähätmya 2) .Tuhan bertanggung j awab sepenuhnya terhadap
orang yang berserah-diri kepada-Nya, dan Tuhan meluputkan mereka
dari segala reaksi dosa.
mala-nirmocanaà puàsäà, jala-snänaà dine dine
sakåd gétämåta-snänaà, Saàsära-mala-näçanam
#10
Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Orang dapat membersihkan badannya setiap hari dengan cara mandi


di dalam air, tetapi kalau seseorang mandi sekali saja dalam air suci
Gangga Bhagavad gétä, maka hal-hal yang kotor dari kehidupan
materialnya dimusnahkan seluruhnya” ( Gétä-mähätmya 3)
gétä su-gétä kartavyä, kim anyaiù çästra-vistaraiù
yä svayaà padmanäbhasya, mukha-padmäd viniùsåtä
Oleh karena Bhagavad-gétä adalah s abda Tuhan Yang Maha Esa,
orang tidak harus membaca kesusastraan Veda lainnya. Orang hanya
perlu membaca dan mendengar Bhagavad-gétä dengan penuh
perhatian secara teratur. Pada zaman ini, manusia begitu sibuk
dengan kegiatan duniawi sehingga tidak mungkin mereka
membaca semua kesusastraan Veda. Tetapi ini tidak diharuskan.
Buku yang satu ini , yakni Bhagavad-gétä sudah cukup, sebab
Bhagavad-gétä adalah sabda Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.
( Gétä-mähätmya 4) Dalam Gétä-mähätmya dinyatakan:
bhäratämåta-sarvasvaà, viñëu-vakträd viniùsåtam
gétä-gaìgodakaà pétvä, punar janma na vidyate
Orang yang meminum air Gangga pasti akan mencapai pembebasan,
apalagi orang yang meminum air Bhagavad-gétä. Bhagavad-gétä adalah
intisari Mahäbhärata dan sabda Çré Kåñëa sendiri , Visnu yang asli .
” ( Gétä-mähätmya 5) .
Bhagavad-gétä adalah sabda dari bibir Kepribadian Tuhan Yang Maha
Esa, dan dikatakan bahwa sungai Gangga berasal dari kaki-padma
Tuhan Yang Maha Esa. Tentu saj a, tidak ada perbedaan antara bibir
dan kaki Tuhan, tetapi setetah mempelajari hal ini tanpa berat
sebelah, kita akan menghargai bahwa Bhagavad gétä lebih penting lagi
daripada air sungai Gangga.
sarvopaniñado gävo, dogdhä gopäla-nandanaù
pärtho vatsaù su-dhér bhoktä, dugdhaà gétämåtaà mahat
“Gétopaniñad ini, Bhagavad-gétä, hakikat segala Upaniñad, adalah
seperti seekor sapi, dan Çré Kåñëa, yang terkenal sebagai seorang anak
gembala sapi, sedang memerah susu dari sapi ini. Arjuna bagaikan
anak sapi. Orang bijaksana, resi-resi yang mulia dan para penyembah
murni Tuhan harus meminum susu abadi
Bhagavad-gétä. ” ( Gétä-mähätmya 6)

#11
Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Manfaat atau keuntungan, baik material maupun spiritual


dari membaca Bhagavad-gétä: (dari kitab Visnu Purana: )
Sloka 1
dharovaca
bhagavan paramesana bhaktir avyabicarini
prarabdham bhujyamanasya katham bhavati he prabho
Dhara ( ibu pertiwi ) berkata: Oh Tuhan yang penuh berkah. Wahai
Penguasa Tertinggi. Wahai Yang Terpuji, bagaimanakah dia, yang
dibelenggu oleh prarabdha-karma dapat memperoleh kebhaktian
yang tiada terputus?
Sloka 2
visnur uvaca
prarabdham bhujyamano hi gitabhya saratah sada
sa muktah sa sukhi loke karmana no pal ipyate
Tuhan Sri Vishnu ( Varahadeva) bersabda: Bahkan dia yang dikuasai
oleh prarabdh akarma dapat menjadi mukta ( jiwa terbebaskan) dan
orang bahagia di dunia ini, bila dia mengabdikan diri pada
pelaksanaan Gita secara terus-menerus. Tidak ada karma baru
yang akan bisa menodainya.
Sloka 3
mahapapadipapani gita dhyanam karoti cet
kvacit sparsam na kurvanti nal ini dalam ambuvat
Dosa-dosa, betapa pun berat dan menjijik-kannya, tidak akan pernah
menodai dia yang senantiasa bermeditasi dan memusatkan pikiran
kepada Gita, bagaikan daun bunga padma tak basah oleh air
sekalipun ia tumbuh di tengah kolam.

Sloka 4-5
gitayah pustakam yatra yara pathah pravartate
tatra sarvani tirthani prayaga dini tatra vai
sarve devas ca rsayo yoginah pannagas ca ye
gopala gopika va pi Naradoddhavaparsadaih

#12
Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Di mana pun kitab suci Bhagavad-gita disimpan atau di mana pun


Gita dipelajari, segala tempat perziarahan suci seperti Prayag akan
ada di sana. Semua dewa, Resi, Yogi, Naga Surgawi , para Gopa, para
Gopi , Narada, Uddhava, dan segenap rekan mereka pastilah
akan datang untuk berdiam di tempat itu.

Sloka 6
sahayo jayate sighram yatra gita pravartate
yatra gita vicaras ca pathanam pathanam srutam
tatraham niscitam prthvi nivasami sadaiva hi

Di mana pun Gita dibacakan, ditanyajawabkan, didengarkan,


diajarkan, atau dinarasikan, wahai Bumi, tak diragukan lagi di
sanalah Aku bertahkta. Pertolongan apa pun yang dibutuhkan di
tempat itu, akan segera diberikan.
Sloka 7
gitasraye ham tisthami gita me cottamam grham
gita jnanam upasritya trin lokan palayamy aham
Di antara semua tempat yang Kuhadiri, Gita adalah kediaman
terbaik- Ku. Itu adal ah tempat persemayaman tertinggi -Ku dan Aku
melindungi ketiga dunia ini dengan pengetahuan Gita.
Sloka 12
tribhagam pathamanas tu gangasnana phalam labhet
sadamsam japamanas tu so maya gaphalam labhet
Siapa pun yang mengucapkan sepertiga dari Gita akan memperoleh
jasa kebaikan yang diperoleh dari mandi di Sungai Gangga. Dia
yang mengucapkan seperenamnya akan mendapatkan pahala dari
melaksanakan satu soma-yajna.

Sloka 13
eka dhyayam tu yo nityam pathate bhakti samyutah
rudra lokam avapnoti gano bhutva vasec ciram

#13
Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Dia yang membaca satu bab setiap hari dengan penuh rasa bhakti
akan mencapai Rudraloka dan hidup di sana selama masa yang sangat
panjang, menjadi rekan Dewa Siwa.
Sloka 14
adhyayam slokapadam va nityam yah pathate narah
sa yati naratam yavan manvantaram vasundhare
Wahai Ibu Pertiwi, siapa pun yang membaca seperempat bab ataupun
hanya seperempat sloka setiap hari, dipastikan akan lahir sebagai
manusia selama satu manvantara ( masa pemerintahan satu Manu) .
Sloka 15-16
gitayah sloka dasakam sapta panca catustayam
dvau trinekam tad ardham va slokanam yah pathen narah
candralokam avapnoti varsana mayutam dhruvam
gita patha sama yukto mrto manusatam vrajet
Orang yang mengucapkan sepuluh, tujuh, lima, empat, tiga, atau dua
sloka, atau bahkan setengah sloka Gita, pastilah akan mencapai
Candraloka selama sepuluh ribu tahun. Dia yang meninggalkan
badannya saat membaca Gita pasti akan mencapai kelahiran sebagai
manusia.
Sloka 17
gitabhyasam punah krtva labhate muktim uttamam
gitetyuccara samyukto mriyamano gatim labhet
Kemudian kembali ia melaksanakan Gita, dia akan mencapai
pembebasan. Orang yang menjelang ajal mengucapkan hanya kata
“Gita” saja akan mencapai pembebasan.
Sloka 18
gitartha sravana ‘ sakto mahapapayuto ‘piva
vaikuntham samavapnoti visnuna saha modate
Bahkan seseorang yang telah berbuat banyak dosa akan pergi ke
Vaikuntha dan hidup bersama Sri Vishnu, bila dia mengembangkan
minat untuk mendengar Gita.
Sloka 19
gitartham dhyayate nityam krtva karmani bhurisah
jivan muktah sa vijneyo dehante paramam padam
#14
Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Dia dianggap sebagai jivan-mukta (orang yang sudah terbebaskan


bahkan dalam badan saat ini ) yang senantiasa bermeditasi pada
makna Gita sembari melaksanakan pekerjaannya sehari-hari. Pada
saat kematian dia pastilah akan mencapai dunia rohani.
Sloka 20
gitam asritya bahavo bhubhujo janaka dayah
nirdhuta kalmasa loke gita yatah param padam
Banyak raja seperti Janaka yang menjadi suci sepenuhnya dan
mencapai tujuan tertinggi setelah berlindung kepada Gita.
Sloka 21
gitayah pathanam krtva mahatmyam naiva yah pathet
vrtha patho bhavet tasya srama eva hy udahrtah
Pembacaannya tidak berguna dan segala usahanya menjadi sia-sia bila
seseorang tidak mengucapkan Mahatmyam ini setelah
menyelesaikan pembacaan Gita.
Sloka 22
etan mahatmya samyuktam gitabhyasam karoti yah
sa tat phalam avapnoti durlabham gatim apnuyat
Dia yang mempelajari Gita berikut uraian tentang keagungannya ini
akan mendapatkan manfaat-manfaat sebagaimana disebutkan di
dalamnya, dan akan mencapai tujuan yang paling tinggi dan paling
langka.
Sloka 23
suta uvaca
mahatmyam etad gitaya maya proktam sanatanam
gitante ca pathedyas tu yad uktam tat phalam labhet
iti sri varaha purane sri gita mahatmyam sampurnam
Suta Gosvami berkata: Dia yang mengucapkan Mahatmyam yang
telah Aku kumandangkan ini setelah mempelajari Gita, akan
mendapatkan pahala yang disebutkan di sini. Demikianlah uaraian
Varaha Purana yang dikenal sebagai Keagungan Gita, Sri Gita
Mahatmyam.

#15
Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Garis Perguruan Rohani

Evam parampara -praptam imam rajarsayo viduh (Bg. 4.2). Bhagavad-


Gita Menurut Aslinya diterima melalui garis perguruan sebagai berikut:

1. Kṛṣṇa 18. Vyāsa Tīrtha


2. Brahmā 19. Lakṣmīpati
3. Nārada 20. Mādhavendra Purī
4. Vyāsa 21. Īśvara Purī, (Nityānanda, Advaita)
5. Madhva 22. Lord Caitanya
6. Padmanābha 23. Rūpa, (Svarūpa, Sanātana)
7. Nṛhari 24. Raghunātha, Jīva
8. Mādhava 25. Kṛṣṇadāsa
9. Akṣobhya 26. Narottama
10. Jaya Tīrtha 27. Viśvanātha
11. Jñānasindhu 28. (Baladeva) Jagannātha
12. Dayānidhi 29. Bhaktivinoda
13. Vidyānidhi 30. Gaurakiśora
14. Rājendra 31. Bhaktisiddhānta Sarasvatī
15. Jayadharma 32. A. C. Bhaktivedanta Svāmī
16. Puruṣottama Prabhupāda
17. Brahmaṇya Tīrtha

#16
bab1 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Atha Prathāmo’dhyāyah
Bab 1 Meninjau Tentara-tentara
di Medan Perang Kuruksetra

Arjuna berkata,"Wahai yang tidak pernah gagal, mohon bawalah


keretaku ke tengah-tengah lapangan perang di antara dua pasukan
tentara yang berhadap-hadapan agar aku dapat melihat mereka yang
hadir di sini, siapa gerangan lawan yang akan kuhadapi dan yang
menginginkan perang besar ini," (1.21-22)
#17
bab1 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
1.1
Dhṛtarāṣṭra uvāca
dharma-kṣetre kuru-kṣetre, samavetā yuyutsavaḥ
māmakāḥ pāṇḍavāś caiva, kim akurvata sañjaya
Dhṛtarāṣṭra berkata: Wahai Sanjaya, sesudah Putera-
puteraku dan putera Pāṇḍu berkumpul di tempat suci Kuruksetra dengan
keinginan untuk bertempur, apa yang dilakukan oleh mereka?
1.2
sañjaya uvāca
dṛṣṭvā tu pāṇḍavānīkaḿ, vyūḍhaḿ duryodhanas tadā
ācāryam upasańgamya, rājā vacanam abravīt
Sañjaya berkata: Wahai Baginda Raja, sesudah meninjau tentara yang
telah disusun dalam barisan-barisan oleh para putera Pāṇḍu, Raja
Duryodhana mendekati gurunya dan berkata sebagai berikut.
1.3
paśyaitāḿ Pāṇḍu -putrāṇām, ācārya mahatīḿ camūm
vyūḍhāḿ drupada-putreṇa, tava śiṣyeṇa dhīmatā
Wahai Guruku, lihatlah tentara-tentara besar para putera Pandu, yang
disusun dengan ahli sekali oleh putera Drupada, murid anda yang
cerdas.
1.4
atra śūrā maheṣv-āsā, bhīmārjuna-samā yudhi
yuyudhāno virāṭaś ca, drupadaś ca mahā-rathaḥ
Di sini dalam tentara ini ada banyak pahlawan pemanah yang sehebat
Bhima dan Arjuna dalam pertempuran: kesatria-kesatria yang hebat
seperti Yuyudhana, Virata dan Drupada.
1.5
dhṛṣṭaketuś cekitānaḥ, kāśirājaś ca vīryavān
purujit Kuntī bhojaś ca, śaibyaś ca nara-puńgavaḥ
Ada juga kesatria-kesatria yang hebat, perkasa dan memiliki sifat
kepahlawanan seperti Dhrstaketu, Cekitana, Kasirāja, Purujit, Kuntī
bhoja dan saibya.

#18
bab1 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
1.6
yudhāmanyuś ca vikrānta, uttamaujāś ca vīryavān
saubhadro draupadeyāś ca, sarva eva mahā-rathāḥ
Ada Yudhāmanyu yang agung, Uttamauja yang perkasa sekali, putera
Subhadra dan Putera-putera Draupadi. Semua kesatria itu hebat sekali
bertempur dengan menggunakan kereta.
1.7
asmākaḿ tu viśiṣṭā ye, tān nibodha dvijottama
nāyakā mama sainyasya, saḿjñārthaḿ tān bravīmi te

Tetapi perkenankanlah saya menyampaikan keterangan kepada anda


tentang komandan-komandan yang mempunyai kwalifikasi luar biasa
untuk memimpin bala tentara saya, wahai brahmaṇā yang paling baik.
1.8
bhavān bhīṣmaś ca karṇaś ca, kṛpaś ca samitiḿ-jayaḥ
aśvatthāmā vikarṇaś ca, saumadattis tathāiva ca

Ada tokoh-tokoh seperti Prabhu sendiri, Bhīṣma, Karṇa, Krpa,


Asvatthama, Vikarna dan putera Somadatta bernama Bhurisrava, yang
selalu menang dalam perang.
1.9
anye ca bahavaḥ śūrā, mad-arthe tyakta-jīvitāḥ
nānā-śastra-prāharaṇāḥ, sarve yuddha-viśāradāḥ

Ada banyak pahlawan lain yang bersedia mengorbankan nyawanya


demi kepentingan saya. Semuanya dilengkapi dengan pelbagai jenis
senjata, dan berpengalaman di bidang ilmu militer.
1.10
aparyāptaḿ tad asmākaḿ, balaḿ bhīṣmābhirakṣitam
paryāptaḿ tv idam eteṣāḿ, balaḿ bhīmābhirakṣitam

Kekuatan kita tidak dapat diukur, dan kita dilindungi secara sempurna
oleh kakek Bhīṣma, sedangkan para Pandava, yang dilindungi dengan
teliti oleh Bhima, hanya mempunyai kekuatan yang terbatas.

#19
bab1 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
1.11
ayaneṣu ca sarveṣu, yathā-bhāgam avasthitāḥ
bhīṣmam evābhirakṣantu, bhavāntaḥ sarva eva hi

Sekarang anda semua harus memberi dukungan sepenuhnya kepada


Kakek Bhīṣma, sambil berdiri di ujung-ujung strategis masing-masing
di gerbang-gerbang barisan tentara.
1.12
tasya sañjanayan harṣaḿ, kuru-vṛddhaḥ pitāmahaḥ
siḿha-nādaḿ vinadyoccaiḥ, śańkhaḿ dadhmau pratāpavān
Kemudian Bhīṣma, leluhur agung dinasti Kuru yang gagah berani,
kakek para kesatria, meniup kerangnya dengan keras sekali bagaikan
suara singa sehingga Duryodhana merasa riang.
1.13
tataḥ śańkhāś ca bheryaś ca, paṇavānaka-gomukhāḥ
sahasāivābhyahanyanta, sa śabdas tumulo 'bhavat

Sesudah itu, kerang-kerang, gendang-gendang, bedug, dan berbagai


jenis terompet semuanya dibunyikan seketika, sehingga paduan
suaranya menggemparkan.
1.14
tataḥ śvetair hayair yukte, mahati syandane sthitau
mādhavaḥ pāṇḍavaś caiva, divyau śańkhau pradadhmatuḥ

Di pihak lawan, Sri Krishna bersama Arjuna yang mengendarai kereta


megah yang ditarik oleh kuda-kuda berwarna putih juga membunyikan
kerang-kerang rohani mereka.
1.15
pāñcajanyaḿ hṛṣīkeśo, devadattaḿ dhanañjayaḥ
pauṇḍraḿ dadhmau mahā-śańkhaḿ, bhīma-karma vṛkodaraḥ

Kemudian Sri Krishna meniup kerang-Nya yang bernama Pancajanya;


Arjuna meniup kerangnya bernama Devadatta; dan Bhima, pelahap dan
pelaksana tugas-tugas yang berat sekali, meniup kerangnya yang
mengerikan bernama Paundra.

#20
bab1 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
1.16-18
anantavijayaḿ rājā, kuntī-putro yudhiṣṭhiraḥ
nakulaḥ sahadevaś ca, sughoṣa-maṇipuṣpakau
kāśyaś ca parameṣv-āsaḥ, śikhaṇḍī ca mahā-rathaḥ
dhṛṣṭadyumno virāṭaś ca, sātyakiś cāparājitaḥ
drupado draupadeyāś ca, sarvaśaḥ pṛthivī-pate
saubhadraś ca mahā-bāhuḥ, śańkhān dadhmuḥ pṛthak pṛthak

Rājā Yudhisthira, putera Kuntī, meniup kerangnya yang bernama


Anantavijaya, Nakula dan Sahadeva meniup kerangnya bernama
Sughosa dan Manipuspaka. Pemanah yang perkasa raja Kasi, ksatria
hebat yang bernama Sikandi, Dhrstadyumna, Virata dan Satyaki yang
tidak pernah dikalahkan, Drupada, para putera Draupadi, dan lain-lain,
seperti putera Subhadra, yang berlengan perkasa, semua meniup kerang-
kerangnya masing-masing; wahai Baginda Raja.
1.19
sa ghoṣo dhārtarāṣṭrāṇāḿ, , hṛdayāni vyadārayat
nabhaś ca pṛthivīḿ caiva, , tumulo 'bhyanunādayan

Berbagai jenis kerang tersebut ditiup hingga menggemparkan. Suara


kerang-kerang bergema baik di langit maupun di bumi, hingga
mematahkan hati para putera Dhṛtarāṣṭra.

1.20
atha vyavasthitān dṛṣṭvā, , dhārtarāṣṭrān kapi-dhvajaḥ
pravṛtte śastra-sampāte, , dhanur udyamya pāṇḍavaḥ
hṛṣīkeśaḿ tadā vākyam,, idam āha mahī-pate

Pada waktu itu, Arjuna, putera Pandu, yang sedang duduk di atas kereta,
yang benderanya berlambang Hanuman, mengangkat busurnya dan
bersiap-siap untuk melepaskan anak panahnya. Wahai Paduka Raja,
sesudah memandang Putera-putera Dhṛtarāṣṭra, lalu Arjuna berkata
kepada Hrsikesa (Krishna) sebagai berikut.

#21
bab1 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
1.21-22
Arjuna uvāca
senayor ubhayor madhye, rathaḿ sthāpaya me 'cyuta
yāvad etān nirīkṣe ‘haḿ, yoddhu-kāmān avasthitān
kair mayā saha yoddhavyam, asmin raṇa-samudyame

Arjuna berkata: Wahai Krishna yang tidak pernah gagal, mohon


membawa kereta saya ke tengah-tengah antara kedua tentara agar saya
dapat melihat siapa yang ingin bertempur di sini dan siapa yang harus
saya hadapi dalam usaha perang yang besar ini.

1.23
yotsyamānān avekṣe ‘haḿ, ya ete 'tra samāgatāḥ
dhārtarāṣṭrasya durbuddher, yuddhe priya-cikīrṣavaḥ

Perkenankanlah saya melihat mereka yang datang ke sini untuk


bertempur karena keinginan mereka untuk menyenangkan hati putera
Dhṛtarāṣṭra yang berpikiran jahat.
1.24
sañjaya uvāca
evam ukto hṛṣīkeśo, guḍākeśena bhārata
senayor ubhayor madhye, sthāpayitvā rathottamam

Sañjaya berkata: wahai putera keluarga Bhārata, setelah disapa oleh


Arjuna, Sri Krishna membawa kereta yang bagus itu ke tengah-tengah
antara tentara-tentara kedua belah pihak.

1.25
bhīṣma-droṇa-pramukhataḥ, sarveṣāḿ ca mahī-kṣitām
uvāca pārtha paśyaitān, samavetān kurūn iti

Di hadapan Bhīṣma, Drona dan semua pemimpin dunia lainnya, Sri


Krishna bersabda, wahai Pārtha, lihatlah para Kuru yang sudah
berkumpul di sini.

#22
bab1 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
1.26
tatrāpaśyat sthitān pārthaḥ, pitṝn atha pitāmahān
ācāryān mātulān bhrātṝn, putrān pautrān sakhīḿs tathā
śvaśurān suhṛdaś caiva, senayor ubhayor api
Di sana di tengah-tengah tentara-tentara kedua belah pihak Arjuna
dapat melihat para ayah, kakek, guru, paman dari keluarga ibu, saudara,
putera, cucu, kawan, mertua dan orang-orang yang mengharapkan
kesejahteraannya semua hadir di sana.
1.27
tān samīkṣya sa kaunteyaḥ, sarvān bandhūn avasthitān
kṛpayā parayāviṣṭo, viṣīdann idam abravīt
Ketika Arjuna, putera Kuntī, melihat berbagai kawan dan sanak
keluarga ini, hatinya tergugah rasa kasih sayang dan dia berkata sebagai
berikut.
Arjuna uvāca 1.28
dṛṣṭvemaḿ sva-janaḿ kṛṣṇa, yuyutsuḿ samupasthitam sīdanti mama
gātrāṇi, mukhaḿ ca pariśuṣyati
Arjuna berkata: Krishna yang baik hati, setelah melihat kawan-kawan
dan sanak keluarga di hadapan saya dengan semangat untuk bertempur
seperti itu, saya merasa anggota badan-badan saya gemetar dan mulut
saya terasa kering.
1.29
vepathuś ca śarīre me, roma-harṣaś ca jāyate
gāṇḍīvaḿ sraḿsate hastāt, tvak caiva paridahyate
Seluruh badan saya gemetar, dan bulu roma berdiri. Busur Gandeva
terlepas dari tangan saya, dan kulit saya terasa terbakar.
1.30
na ca śaknomy avasthātuḿ, bhramatīva ca me manaḥ
nimittāni ca paśyāmi, viparītāni keśava

Saya tidak tahan lagi berdiri di sini. Saya lupa akan diri, dan pikiran
saya kacau. O Krishna, saya hanya dapat melihat sebab-sebab
malapetaka saja, wahai pembunuh raksasa bernama Kesi.
#23
bab1 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
1.31
na ca śreyo ‘nupaśyāmi, hatvā sva-janam āhave
na kāńkṣe vijayaḿ kṛṣṇa, na ca rājyaḿ sukhāni ca

Saya tidak dapat melihat bagaimana hal-hal yang baik dapat diperoleh
kalau saya membunuh sanak keluarga sendiri dalam perang ini. Krishna
yang baik hati, saya juga tidak dapat menginginkan kejayaan, kerajaan,
maupun kebahagiaan sebagai akibat perbuatan seperti itu.
1.32-35
kiḿ no rājyena govinda, kiḿ bhogair jīvitena vā
yeṣām arthe kāńkṣitaḿ no, rājyaḿ bhogāḥ sukhāni ca

ta ime 'vasthitā yuddhe, prāṇāḿs tyaktvā dhanāni ca


ācāryāḥ pitaraḥ putrās, tathāiva ca pitāmahāḥ

mātulāḥ śvaśurāḥ pautrāḥ, śyālāḥ sambandhinas tathā


etān na hantum icchāmi, ghnato 'pi madhusūdana

api trai-lokya -rājyasya, hetoḥ kiḿ nu mahī-kṛte


nihatya dhārtarāṣṭrān naḥ, kā prītiḥ syāj janārdana

O Govinda, barangkali kita menginginkan kerajaan, kebahagiaan,


ataupun kehidupan untuk orang tertentu, tetapi apa gunanya kerajaan,
kebahagiaan ataupun kehidupan bagi kita kalau mereka sekarang
tersusun pada medan perang ini? O Madhusūdana, apabila para guru,
ayah, putera, kakek, paman dari keluarga ibu, mertua, cucu, ipar dan
semua sanak keluarga bersedia mengorbankan nyawa dan harta
bendanya dan sekarang berdiri di hadapan saya, mengapa saya harus
berhasrat membunuh mereka, meskipun kalau saya tidak membunuh
mereka, mungkin mereka akan membunuh saya? Wahai Pemelihara
semua makhluk hidup, jangankan untuk bumi ini, untuk imbalan
seluruh tiga dunia ini pun saya tidak bersedia bertempur melawan
mereka. Kesenangan apa yang akan kita peroleh kalau kita membunuh
para putera Dhṛtarāṣṭra ?

#24
bab1 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
1.36
pāpam evāśrayed asmān, hatvā itān ātatāyinaḥ
tasmān nārhā vayaḿ hantuḿ, dhārtarāṣṭrān sa-bāndhavān
sva-janaḿ hi kathaḿ hatvā, sukhīnaḥ syāma mādhava

Kita akan dikuasai oleh dosa kalau kita membunuh penyerang seperti
itu. Karena itu, tidak pantas kalau kita membunuh para putera
Dhṛtarāṣṭra dan kawan-kawan kita. O Krishna, suami Dewi
Keberuntungan, apa untungnya bagi kita, dan bagaimana mungkin kita
berbahagia dengan membunuh sanak keluarga kita sendiri?
1.37-38
yady apy ete na paśyanti, lobhopahata-cetasāḥ
kula-kṣaya-kṛtaḿ doṣaḿ, mitra-drohe ca pātakam
kathaḿ na jñeyam asmābhiḥ, pāpād asmān nivartitum
kula-kṣaya-kṛtaḿ doṣaḿ, prapaśyadbhir janārdana

O Janārdana, walaupun orang ini yang sudah dikuasai oleh kelobaan


tidak melihat kesalahan dalam membunuh keluarga sendiri atau
bertengkar dengan kawan-kawan, mengapa kita yang dapat melihat
bahwa membinasakan satu keluarga adalah kejahatan harus melakukan
perbuatan berdosa seperti itu?
1.39
kula-kṣaye praṇaśyanti, kula-dharmāḥ sanātanāḥ
dharme naṣṭe kulaḿ kṛtsnam, adharmo 'bhibhavaty uta

Dengan hancurnya sebuah dinasti, seluruh tradisi keluarga yang kekal


dihancurkan, dan dengan demikian sisa keluarga akan terlibat dalam
kebiasaan yang bertentangan dengan dharma.
1.40
adharmābhibhavāt kṛṣṇa, praduṣyanti kula-striyaḥ
strīṣu duṣṭāsu vārṣṇeya, jāyate varṇa-sańkaraḥ

O Krishna, apabila hal-hal yang bertentangan dengan dharma


merajalela dalam keluarga, kaum wanita dalam keluarga ternoda, dan
dengan merosotnya kaum wanita, lahirlah keturunan yang tidak
diinginkan, wahai putera keluarga Vṛṣṇi.

#25
bab1 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
1.41
sańkaro narakāyaiva, kula-ghnānāḿ kulasya ca
patanti pitaro hy eṣāḿ, lupta-piṇḍodaka-kriyāḥ

Meningkatnya jumlah penduduk yang tidak diinginkan tentu saja


menyebabkan keadaan seperti di neraka baik bagi keluarga maupun
mereka yang membinasakan tradisi keluarga. Leluhur keluarga-keluarga
yang sudah merosot seperti itu jatuh, sebab upacara-upacara untuk
mempersembahkan makanan dan air kepada leluhur terhenti sama
sekali.
1.42
doṣair etaiḥ kula-ghnānāḿ, varṇa-sańkara-kārakaiḥ
utsādyante jāti-dharmāḥ, kula-dharmāś ca śāśvatāḥ

Akibat perbuatan jahat para penghancur tradisi keluarga yang


menyebabkan lahirnya anak-anak yang tidak diinginkan, segala jenis
program masyarakat dan kegiatan demi kesejahteraan keluarga akan
binasa.
1.43
utsanna-kula-dharmāṇāḿ, manuṣyāṇāḿ janārdana
narake niyataḿ vāso, bhavatīty anuśuśruma

O Krishna, pemelihara rakyat, saya sudah mendengar menurut garis


perguruan bahwa orang yang membinasakan tradisitradisi keluarga
selalu tinggal di neraka.
1.44
aho bata mahat pāpaḿ, kartuḿ vyavasitā vayam
yad rājya-sukha-lobhena, hantuḿ sva-janam udyatāḥ

Aduh, alangkah anehnya bahwa kita sedang bersiap-siap untuk


melakukan kegiatan yang sangat berdosa. Didorong oleh keinginan
untuk menikmati kesenangan kerajaan, kita sudah bertekad membunuh
sanak keluarga sendiri.

#26
bab1 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
1.45
yadi mām apratīkāram, aśastraḿ śastra-pāṇayaḥ
dhārtarāṣṭrā raṇe hanyus, tan me kṣemataraḿ bhavet

Lebih baik bagi saya kalau para putera Dhṛtarāṣṭra yang membawa
senjata di tangan membunuh saya yang tidak membawa senjata dan
tidak melawan di medan perang.
1.46
sañjaya uvāca
evam uktvārjunaḥ sańkhye, rathopastha upāviśat
visṛjya sa-śaraḿ cāpaḿ, śoka-saḿvigna-mānasaḥ

Sañjaya berkata: Setelah berkata demikian di medan perang, Arjuna


meletakkan busur dan anak panahnya, lalu duduk dalam kereta. Pikiran
Arjuna tergugah oleh rasa sedih.

#27
bab 2 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Atha Dvitīyo’dhyāyah
Bab 2 Ringkasan Isi Bhagavad-gita

Bhīṣmadeva dn Droṇācārya membisu saat Draupadī mempertanyakan keadilan


di hadapn mereka, dimana busana Draupadī hendak dilepas oleh Duryodhana
di depan sidang ketika para Kaurava dan para Pāṇḍava usai bermain dadu.
(1.11-penjelasan)

#28
bab 2 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
2.1
sañjaya uvāca
taḿ tathā kṛpayāviṣṭam, aśru-pūrṇākulekṣaṇam
viṣīdantam idaḿ vākyam, uvāca madhusūdanaḥ

Sañjaya berkata: setelah melihat Arjuna tergugah rasa kasih sayang dan
murung, matanya penuh air mata, Madhusūdana, Krishna, bersabda
sebagai berikut.
2.2
śrī-bhagavān uvāca
kutas tvā kaśmalam idaḿ, viṣame samupasthitam
anārya-juṣṭam asvargyam, akīrti-karam Arjuna

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Arjuna yang baik hati,
bagaimana sampai hal-hal yang kotor ini menghinggapi dirimu? Hal-hal
ini sama sekali tidak pantas bagi orang yang mengetahui nilai hidup.
Hal-hal seperti itu tidak membawa seseorang ke planet-planet yang
lebih tinggi, melainkan menjerumuskan Diri-Nya ke dalam penghinaan.
2.3
klaibyaḿ mā sma gamaḥ pārtha, naitat tvayy upapadyate
kṣudraḿ hṛdaya-daurbalyaḿ, tyaktvottiṣṭha parantapa

Wahai putera Pṛthā, jangan menyerah kepada kelemahan yang hina ini.
Itu tidak pantas bagimu. Tinggalkanlah kelemahan hati yang remeh itu
dan bangunlah, wahai yang menghukum musuh.
2.4
Arjuna uvāca
kathaḿ bhīṣmam ahaḿ sańkhye, droṇaḿ ca madhusūdana
iṣubhiḥ pratiyotsyāmi, pūjārhāv ari-sūdana

Arjuna berkata: O Pembunuh musuh, o Pembunuh Madhu, bagaimana


saya dapat membalas serangan orang seperti Bhīṣma dan Drona dengan
panah pada medan perang, padahal seharusnya saya menyembah
mereka?

#29
bab 2 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

2.5
gurūn ahatvā hi mahānubhāvān
śreyo bhoktuḿ bhaikṣyam apīha loke
hatvārtha-kāmāḿs tu gurūn ihaiva
bhuñjīya bhogān rudhira-pradigdhān

Lebih baik saya hidup di dunia ini dengan cara mengemis daripada
hidup sesudah mencabut nyawa roh-roh mulia seperti itu, yaitu guru-
guru saya. Kendatipun mereka menginginkan keuntungan duniawi,
mereka tetap atasan. Kalau mereka terbunuh, segala sesuatu yang kita
nikmati akan ternoda dengan darah.
2.6
na caitad vidmaḥ kataran no garīyo
yad vā jayema yadi vā no jayeyuḥ
yān eva hatvā na jijīviṣāmas
te 'vasthitāḥ pramukhe dhārtarāṣṭrāḥ

Kita juga tidak mengetahui mana yang lebih baik—mengalahkan


mereka atau dikalahkan oleh mereka. Kalau kita membunuh para putera
Dhṛtarāṣṭra, kita tidak mau hidup. Namun mereka sekarang berdiri di
hadapan kita di medan perang.
2.7
kārpaṇya-doṣopahata-svabhāvaḥ
pṛcchāmi tvāḿ dharma-sammūḍha-cetāḥ
yac chreyaḥ syān niścitaḿ brūhi tan me
śiṣyas te 'haḿ śādhi māḿ tvāḿ prapannam

Sekarang hamba kebingungan tentang kewajiban hamba dan sudah


kehilangan segala ketenangan karena kelemahan yang picik. Dalam
keadaan ini, hamba mohon agar Anda memberitahukan dengan pasti apa
yang paling baik untuk hamba. Sekarang hamba menjadi murid Anda,
dan roh yang sudah menyerahkan diri kepada Anda. Mohon memberi
pelajaran kepada hamba.

#30
bab 2 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
2.8
na hi prapaśyāmi mamāpanudyād
yac chokam ucchoṣaṇam indriyāṇām
avāpya bhūmāv asapatnam ṛddhaḿ
rājyaḿ surāṇām api cādhipatyam

Hamba tidak dapat menemukan cara untuk menghilangkan rasa sedih


ini yang menyebabkan indera-indera hamba menjadi kering. Hamba
tidak akan dapat menghilangkan rasa itu, meskipun hamba
memenangkan kerajaan yang makmur yang tiada taranya di bumi ini
dengan kedaulatan seperti para dewa di surga.
2.9
sañjaya uvāca
evam uktvā hṛṣīkeśaḿ, guḍākeśaḥ parantapaḥ
na yotsya iti govindam, uktvā tūṣṇīḿ babhūva ha

Sañjaya berkata: Setelah berkata demikian, Arjuna, perebut musuh,


menyatakan kepada Krishna, Govinda, hamba tidak akan bertempur,"
lalu diam.
2.10
tam uvāca hṛṣīkeśaḥ, prāhasann iva bhārata
senayor ubhayor madhye, viṣīdantam idaḿ vacaḥ

Wahai putera keluarga Bhārata, pada waktu itu, Krishna, yang


tersenyum di tengah-tengah antara tentara-tentara kedua belah pihak,
bersabda kepada Arjuna yang sedang tergugah oleh rasa sedih.
2.11
śrī-bhagavān uvāca
aśocyān anvaśocas tvaḿ, prajñā-vādāḿś ca bhāṣase
gatāsūn agatāsūḿś ca, nānuśocanti paṇḍitāḥ

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Sambil berbicara dengan


cara yang pandai engkau menyesalkan sesuatu yang tidak patut
disesalkan. Orang bijaksana tidak pernah menyesal, baik untuk yang
masih hidup maupun untuk yang sudah meninggal.
#31
bab 2 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

2.12
na tv evāhaḿ jātu nāsaḿ, na tvaḿ neme janādhipāḥ
na caiva na bhaviṣyāmaḥ, sarve vayam ataḥ param

Pada masa lampau tidak pernah ada suatu saat pun Aku, engkau maupun
semua rājā ini tidak ada; dan pada masa yang akan datang tidak satupun
di antara kita semua akan lenyap.
2.13
dehino 'smin yathā dehe, kaumāraḿ yauvanaḿ jarā
tathā dehāntara-prāptir, dhīras tatra na muhyati

Seperti halnya sang roh terkurung di dalam badan terus menerus


mengalami perpindahan, di dalam badan ini, dari masa kanak-kanak
sampai masa remaja sampai usia tua, begitu juga sang roh masuk ke
dalam badan lain pada waktu meninggal. Orang yang tenang tidak
bingung karena penggantian itu.
2.14
mātrā-sparśās tu kaunteya, śītoṣṇa-sukha-duḥkha-dāḥ
āgamāpāyino ‘nityās, tāḿs titikṣasva bhārata

Wahai putera Kuntī, suka dan duka muncul untuk sementara dan hilang
sesudah beberapa waktu, bagaikan mulai dan berakhirnya musim dingin
dan musim panas. Hal-hal itu timbul dari penglihatan indera, dan
seseorang harus belajar cara mentolerir hal-hal itu tanpa goyah, wahai
putera keluarga Bhārata.
2.15
yaḿ hi na vyathayanty ete, puruṣaḿ puruṣarṣabha
sama-duḥkha-sukhaḿ dhīraḿ, so 'mṛtatvāya kalpate

Wahai manusia yang paling baik (Arjuna), orang yang tidak goyah
karena suka ataupun duka dan mantap dalam kedua keadaan itu pasti
memenuhi syarat untuk mencapai pembebasan.

#32
bab 2 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
2.16
nāsato vidyāte bhāvo, nābhāvo vidyāte sataḥ
ubhayor api dṛṣṭo ‘ntas, tv anayos tattva-darśibhiḥ

Orang yang melihat kebenaran sudah menarik kesimpulan bahwa apa


yang tidak ada [badan jasmani] tidak tahan lama dan yang kekal [sang
roh] tidak berubah. Inilah kesimpulan mereka setelah mempelajari sifat
kedua-duanya.

2.17
avināśi tu tad viddhi, yena sarvam idaḿ tatam
vināśam avyayāsyāsya, na kaścit kartum arhati

Hendaknya engkau mengetahui bahwa apa yang ada dalam seluruh


badan tidak dapat dimusnahkan. Tidak seorangpun dapat membinasakan
sang roh yang tidak dapat dimusnahkan itu.

2.18

antavanta ime dehā, nityasyoktāḥ śarīriṇaḥ


anāśino ‘prameyasya, tasmād yudhyasva bhārata

Makhluk hidup yang tidak dapat dimusnahkan atau diukur dan bersifat
kekal, memiliki badan jasmani yang pasti akan berakhir. Karena itu,
bertempurlah, wahai putera keluarga Bhārata.

2.19

ya enaḿ vetti hantāraḿ, yaś cainaḿ manyate hatam


ubhau tau na vijānīto, nāyaḿ hanti na hanyate

Orang yang menganggap bahwa makhluk hidup membunuh ataupun


makhluk hidup dibunuh tidak memiliki pengetahuan, sebab sang diri
tidak membunuh dan tidak dapat dibunuh.

#33
bab 2 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
2.20
na jāyate mriyate vā kadācin
nāyaḿ bhūtvā bhavitā vā na bhūyaḥ
ajo nityaḥ śāśvato 'yaḿ purāṇo
na hanyate hanyamāne śarīre

Tidak ada kelahiran maupun kematian bagi sang roh pada saat
manapun. Dia tidak diciptakan pada masa lampau, ia tidak diciptakan
pada masa sekarang, dan dia tidak akan diciptakan pada masa yang akan
datang. Dia tidak dilahirkan, berada untuk selamanya dan bersifat abadi.
Dia tidak terbunuh apabila badan dibunuh.
2.21
vedāvināśinaḿ nityaḿ, ya enam ajam avyayām
kathaḿ sa puruṣaḥ pārtha, kaḿ ghātayati hanti kam

Wahai Pārtha, bagaimana mungkin orang yang mengetahui bahwa sang


roh tidak dapat dimusnahkan, bersifat kekal, tidak dilahirkan dan tidak
pernah berubah dapat membunuh seseorang atau menyebabkan
seseorang membunuh?
2.22
vāsāḿsi jīrṇāni yathā vihāya, navāni gṛhṇāti naro 'parāṇi
tathā śarīrāṇi vihāya jīrṇāny, anyāni saḿyāti navāni dehī

Seperti halnya seseorang mengenakan pakaian baru, dan membuka


pakaian lama, begitu pula sang roh menerima badan-badan jasmani
yang baru, dengan meninggalkan badan-badan lama yang tidak berguna.
2.23
nainaḿ chindanti śastrāṇi, nainaḿ dahati pāvakaḥ
na cainaḿ kledayanty āpo, na śoṣayati mārutaḥ

Sang roh tidak pernah dapat dipotong menjadi bagian-bagian oleh


senjata manapun, dibakar oleh api, dibasahi oleh air, atau dikeringkan
oleh angin.

#34
bab 2 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
2.24
acchedyo 'yam adāhyo ‘yam, akledyo 'śoṣya eva ca
nityaḥ sarva-gataḥ sthāṇur, acalo 'yaḿ sanātanaḥ
Roh yang individual ini tidak dapat dipatahkan dan tidak dapat
dilarutkan, dibakar ataupun dikeringkan. Ia hidup untuk selamanya,
berada di mana-mana, tidak dapat diubah, tidak dapat dipindahkan dan
tetap sama untuk selamanya.
2.25
avyakto 'yam acintyo ‘yam, avikāryo 'yam ucyate
tasmād evaḿ viditvāinaḿ, nānuśocitum arhasi
Dikatakan bahwa sang roh itu tidak dapat dilihat, tidak dapat dipahami
dan tidak dapat diubah. Mengingat kenyataan itu, hendaknya engkau
jangan menyesal karena badan.
2.26
atha cainaḿ nitya-jātaḿ, nityaḿ vā manyase mṛtam
tathāpi tvaḿ mahā-bāho, nainaḿ śocitum arhasi
Akan tetapi, kalau engkau berpikir bahwa sang roh [atau gejala gejala
hidup] senantiasa dilahirkan dan selalu mati, toh engkau masih tidak
mempunyai alasan untuk menyesal, wahai Arjuna yang berlengan
perkasa.
2.27
jātasya hi dhruvo mṛtyur, dhruvaḿ janma mṛtasya ca
tasmād aparihārye ‘rthe, na tvaḿ śocitum arhasi
Orang yang sudah dilahirkan pasti akan meninggal, dan sesudah
kematian, seseorang pasti akan dilahirkan lagi. Karena itu, dalam
melaksanakan tugas kewajibanmu yang tidak dapat dihindari,
hendaknya engkau jangan menyesal.
2.28
avyaktādīni bhūtāni, vyakta-madhyāni bhārata
avyakta-nidhanāny eva, tatra kā paridevanā
Semua makhluk yang diciptakan tidak terwujud pada awalnya, terwujud
pada pertengahan, dan sekali lagi tidak terwujud pada waktu dileburkan.
Jadi apa yang perlu disesalkan?
#35
bab 2 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
2.29
āścarya-vat paśyati kaścid enam
āścarya-vad vadati tathāiva cānyaḥ
āścarya-vac cainam anyaḥ śṛṇoti
śrutvāpy enaḿ veda na caiva kaścit

Beberapa orang memandang bahwa sang roh sebagai sesuatu yang


mengherankan, beberapa orang menguraikan dia sebagai sesuatu yang
mengherankan, dan beberapa orang mendengar tentang dia sebagai
sesuatu yang mengherankan juga, sedangkan orang lain tidak dapat
mengerti sama sekali tentang sang roh, walaupun mereka sudah
mendengar tentang dia.
2.30
dehī nityam avadhyo ‘yaḿ, dehe sarvasya bhārata
tasmāt sarvāṇi bhūtāni, na tvaḿ śocitum arhasi

O putera keluarga Bhārata, dia yang tinggal dalam badan tidak pernah
dapat dibunuh. Karena itu, engkau tidak perlu bersedih hati untuk
makhluk manapun.
2.31
sva-dharmam api cāvekṣya, na vikampitum arhasi
dharmyād dhi yuddhāc chreyo ‘nyat, kṣatriyasya na vidyāte

Mengingat tugas kewajibanmu yang khusus sebagai seorang ksatriya,


hendaknya engkau mengetahui bahwa tiada kesibukan yang lebih baik
untukmu daripada bertempur berdasarkan prinsip-prinsip dharma;
karena itu, engkau tidak perlu ragu-ragu.

2.32
yadṛcchayā copapannaḿ, svarga-dvāram apāvṛtam
sukhīnaḥ kṣatriyāḥ pārtha, labhante yuddham īdṛśam

Wahai Pārtha, berbahagialah para ksatriya yang mendapatkan


kesempatan untuk bertempur seperti itu tanpa mencarinya—kesempatan
yang membuka pintu gerbang planet-planet surga bagi mereka.
#36
bab 2 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
2.33
atha cet tvām imaḿ dharmyaḿ, sańgrāmaḿ na kariṣyasi
tataḥ sva-dharmaḿ kīrtiḿ ca, hitvā pāpam avāpsyasi

Akan tetapi, apabila engkau tidak melaksanakan kewajiban dharmamu,


yaitu bertempur, engkau pasti menerima dosa akibat melalaikan
kewajibanmu, dan dengan demikian kemashyuranmu sebagai kesatria
akan hilang.
2.34
akīrtiḿ cāpi bhūtāni, kathayiṣyanti te 'vyayām
sambhāvitasya cākīrtir, maraṇād atiricyate

Orang akan selalu membicarakan engkau sebagai orang yang hina, dan
bagi orang yang terhormat, penghinaan lebih buruk daripada kematian.
2.35
bhayād raṇād uparataḿ, maḿsyante tvāḿ mahā-rathāḥ
yeṣāḿ ca tvaḿ bahu-mato, bhūtvā yāsyasi lāghavam

Jendral-jendral besar yang sangat menghargai nama dan


kemashyuranmu akan menganggap engkau meninggalkan medan
perang karena rasa takut saja, dan dengan demikian mereka akan
meremehkan engkau.
2.36
avācya-vādāḿś ca bahūn, vadiṣyanti tavāhitāḥ
nindantas tava sāmarthyaḿ, tato duḥkhataraḿ nu kim

Musuh-musuhmu akan menjuluki engkau dengan banyak kata yang


tidak baik dan mengejek kesanggupanmu. Apa yang dapat lebih
menyakiti hatimu daripada itu?
2.37
hato vā prāpsyasi svargaḿ, jitvā vā bhokṣyase mahīm
tasmād uttiṣṭha kaunteya, yuddhāya kṛta-niścayaḥ

Wahai putera Kuntī, engkau akan terbunuh di medan perang dan


mencapai planet-planet surga atau engkau akan menang dan menikmati
kerajaan di dunia. Karena itu, bangunlah dan bertempur dengan
ketabahan hati.
#37
bab 2 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
2.38
sukha-duḥkhe same kṛtvā, lābhālābhau jayājayau
tato yuddhāya yujyasva, naivaḿ pāpam avāpsyasi

Bertempurlah demi pertempuran saja, tanpa mempertimbangkan suka


atau duka, rugi atau laba, menang atau kalaḥ—dengan demikian,
engkau tidak akan pernah dipengaruhi oleh dosa.

2.39
eṣā te 'bhihitā sāńkhye, buddhir yoge tv imāḿ śṛṇu
buddhyā yukto yayā pārtha, karma-bandhaḿ prahāsyasi

Sampai sekarang, Aku sudah menguraikan tentang pengetahuan ini


kepadamu melalui pelajaran analisis. Sekarang, dengarlah penjelasan-
Ku tentang hal ini menurut cara bekerja tanpa mengharapkan hasil atau
pahala. Wahai putera Pṛthā, bila engkau bertindak dengan pengetahuan
seperti itu engkau dapat membebaskan diri dari ikatan pekerjaan.

2.40
nehābhikrama-nāśo ‘sti, pratyavāyo na vidyāte
sv-alpam apy asya dharmasya, trāyate mahato bhayāt

Dalam usaha ini tidak ada kerugian ataupun pengurangan, dan


sedikitpun kemajuan dalam menempuh jalan ini dapat melindungi
seseorang terhadap rasa takut yang paling berbahaya.

2.41
vyavasāyātmikā buddhir, ekeha kuru-nandana
bahu-śākhā hy anantāś ca, buddhayo 'vyavasāyinām

Orang yang menempuh jalan ini bertabah hati dengan mantap, dan
tujuan mereka satu saja. Wahai putera kesayangan para Kuru,
kecerdasan orang yang tidak bertabah hati mempunyai banyak cabang.

#38
bab 2 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
2.42-43
yām imāḿ puṣpitāḿ vācaḿ, pravādān ty avipaścitaḥ
veda-vāda-ratāḥ pārtha, nānyad astīti vādinaḥ
kāmātmānaḥ svarga-parā, janma-karma-phala-pradām
kriyā-viśeṣa-bahulāḿ , bhogaiśvarya-gatiḿ prati

Orang yang kekurangan pengetahuan sangat terikat pada kata-kata


kiasan dari Veda, yang menganjurkan berbagai kegiatan yang
dimaksudkan untuk membuahkan pahala agar dapat naik tingkat sampai
planet-planet surga, kelahiran yang baik sebagai hasilnya, kekuatan, dan
sebagainya. Mereka menginginkan kepuasan indera-indera dan
kehidupan yang mewah, sehingga mereka mengatakan bahwa tiada
sesuatupun yang lebih tinggi dari ini, wahai putera Pṛthā.
2.44
bhogaiśvarya-prasaktānāḿ, tayāpahṛta-cetasām
vyavasāyātmikā buddhiḥ, samādhau na vidhīyate

Ketabahan hati yang mantap untuk berbhakti kepada Tuhan Yang Maha
Esa tidak pernah timbul di dalam pikiran orang yang terlalu terikat pada
kenikmatan indera-indera dan kekayaan material.
2.45
trai-guṇya-viṣayā vedā, nistrai-guṇyo bhavārjuna
nirdvandvo nitya-sattva-stho, niryoga-kṣema ātmavān

Veda sebagian besar menyangkut tiga sifat alam. Wahai Arjuna,


lampauilah tiga sifat alam itu. Bebaskanlah dirimu dari segala hal yang
relatif dan segala kecemasan untuk keuntungan dan keselamatan dan
jadilah mantap dalam sang diri.
2.46
yāvān artha udapāne, sarvataḥ samplutodake
tāvān sarveṣu vedeṣu, brāhmaṇasya vijānataḥ

Segala tujuan yang dipenuhi oleh sumur kecil dapat segera dipenuhi
oleh sumber air yang besar. Begitu pula, segala tujuan Veda dapat
segera dipenuhi bagi orang yang mengetahui maksud dasar Veda itu.

#39
bab 2 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

2.47
karmaṇy evādhikāras te, mā phaleṣu kadācana
mā karma-phala-hetur bhūr, mā te sańgo 'stv akarmaṇi

Engkau berhak melakukan tugas kewajibanmu yang telah ditetapkan,


tetapi engkau tidak berhak atas hasil perbuatan. Jangan menganggap
dirimu penyebab hasil kegiatanmu, dan jangan terikat pada kebiasaan
tidak melakukan kewajibanmu.

2.48
yoga-sthaḥ kuru karmaṇi, sańgaḿ tyaktvā dhanañjaya
siddhy-asiddhyoḥ samo bhūtvā, samatvaḿ yoga ucyate

Wahai Arjuna, lakukanlah kewajibanmu dengan sikap seimbang,


lepaskanlah segala ikatan terhadap sukses maupun kegagalan. Sikap
seimbang seperti itu disebut yoga.

2.49
dūreṇa hy avaraḿ karma, buddhi-yogād dhanañjaya
buddhau śaraṇam anviccha, kṛpaṇāḥ phala-hetavaḥ

Wahai dhanañjaya, jauhilah segala kegiatan yang menjijikkan melalui


bhakti dan dengan kesadaran seperti itu serahkanlah dirimu kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Orang yang ingin menikmati hasil dari
pekerjaannya adalah orang pelit.
2.50
buddhi-yukto jahātīha, ubhe sukṛta-duṣkṛte
tasmād yogāya yujyasva, yogaḥ karmasu kauśalam

Orang yang menekuni bhakti membebaskan Diri-Nya dari perbuatan


yang baik dan buruk bahkan dalam kehidupan ini pun. Karena itu,
berusahalah untuk yoga, ilmu segala pekerjaan.

#40
bab 2 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
2.51
karma-jaḿ buddhi-yuktā hi, phalaḿ tyaktvā manīṣiṇaḥ
janma-bandha-vinirmuktāḥ, padaḿ gacchanty anāmayām

Dengan menekuni bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa seperti itu, resi-
resi yang mulia dan penyembah-penyembah membebaskan diri dari
hasil pekerjaan di dunia material. Dengan cara demikian mereka
dibebaskan dari perputaran kelahiran dan kematian dan mencapai
keadaan di luar segala kesengsaraan [dengan kembali kepada Tuhan
Yang Maha Esa].

2.52
yadā te moha-kalilaḿ, buddhir vyatitariṣyati
tadā gantāsi nirvedaḿ, śrotavyasya śrutasya ca

Bila kecerdasanmu sudah keluar dari hutan khayalan yang lebat, engkau
akan acuh terhadap segala sesuatu yang sudah didengar dan segala
sesuatu yang akan didengar.
2.53
śruti-vipratipannā te, yadā sthāsyāti niścalā
samādhāv acalā buddhis, tadā yogam avāpsyasi

Bila pikiranmu tidak goyah lagi karena bahasa kiasan Veda, dan pikiran
mantap dalam semadi keinsafan diri, maka engkau sudah mencapai
kesadaran rohani.
2.54
Arjuna uvāca
sthita-prajñasya kā bhāṣā, samādhi-sthasya keśava
sthita-dhīḥ kiḿ prabhāṣeta, kim āsīta vrajeta kim

Arjuna berkata: O Krishna, bagaimanakah ciri-ciri orang yang


kesadarannya sudah khusuk dalam kerohanian seperti itu? bagaimana
cara bicaranya serta bagaimana bahasanya? Dan bagaimana ia duduk
dan bagaimana ia berjalan?

#41
bab 2 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
2.55
śrī-bhagavān uvāca
prajāḥāti yadā kāmān, sarvān pārtha mano-gatān
ātmany evātmanā tuṣṭaḥ, sthita-prajñas tadocyate

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: O Pārtha, bila seseorang


meninggalkan segala jenis keinginan untuk kepuasan indera-indera,
yang muncul dari tafsiran pikiran, dan bila pikirannya yang sudah
disucikan dengan cara seperti itu hanya puas dalam sang diri, dikatakan
ia sudah berada dalam kesadaran rohani yang murni.
2.56
duḥkheṣv anudvigna-manāḥ, sukheṣu vigata-spṛhaḥ
vīta-rāga-bhaya-krodhaḥ, sthita-dhīr munir ucyate

Orang yang pikirannya tidak goyah bahkan di tengah-tengah tiga jenis


kesengsaraan, tidak gembira pada waktu ada kebahagiaan, dan bebas
dari ikatan, rasa takut dan marah, disebut resi yang mantap dalam
pikirannya.

2.57
yaḥ sarvatrānabhisnehas, tat tat prāpya śubhāśubham
nābhinandati na dveṣṭi, tasya prajñā pratiṣṭhitā

Di dunia material, orang yang tidak dipengaruhi oleh hal yang baik dan
hal yang buruk yang diperolehnya, dan tidak memuji maupun
mengejeknya, sudah mantap dengan teguh dalam pengetahuan yang
sempurna.

2.58
yadā saḿharate cāyaḿ, kūrmo 'ńgānīva sarvaśaḥ
indriyāṇīndriyārthebhyas, tasya prajñā pratiṣṭhitā

Orang yang dapat menarik indera-inderanya dari obyek-obyek indera,


bagaikan kura-kura yang menarik kakinya ke dalam cangkangnya,
mantap dengan teguh dalam kesadaran yang sempurna.
#42
bab 2 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
2.59
viṣayā vinivartante, nirāhārasya dehinaḥ
rasa-varjaḿ raso 'py asya, paraḿ dṛṣṭvā nivartate

Barangkali kepuasan indera-indera sang roh yang berada dalam badan


dibatasi, walaupun keinginan terhadap obyek-obyek indera tetap ada.
Tetapi bila ia menghentikan kesibukan seperti itu dengan mengalami
rasa yang lebih tinggi, kesadarannya menjadi mantap.
2.60
yatato hy api kaunteya, puruṣasya vipaścitaḥ
indriyāṇi pramāthīni, haranti prasabhaḿ manaḥ

Wahai Arjuna, alangkah kuat dan bergeloranya indera-indera sehingga


pikiran orang bijaksana yang sedang berusaha untuk mengendalikan
indera-inderanya pun dibawa lari dengan paksa oleh indera-indera itu.
2.61
tāni sarvāṇi saḿyamya, yukta āsīta mat-paraḥ
vaśe hi yasyendriyāṇi, tasya prajñā pratiṣṭhitā

Orang yang mengekang dan mengendalikan indera-indera sepenuhnya


dan memusatkan kesadarannya sepenuhnya kepada-Ku, dikenal sebagai
orang yang mempunyai kecerdasan yang mantap.
2.62
dhyāyato viṣayān puḿsaḥ, sańgas teṣūpajāyate
sańgāt sañjāyate kāmaḥ, kāmāt krodho 'bhijāyate

Selama seseorang merenungkan obyek-obyek indera-indera, ikatan


terhadap obyek-obyek indera itu berkembang. Dari ikatan seperti itu
berkembanglah hawa nafsu, dan dari hawa nafsu timbullah amarah.
2.63
krodhād bhavati sammohaḥ, sammohāt smṛti-vibhramaḥ
smṛti-bhraḿśād buddhi-nāśo, buddhi-nāśāt praṇaśyati

Dari amarah timbullah khayalan yang lengkap, dari khayalan


menyebabkan ingatan bingung. Bila ingatan bingung, kecerdasan
hilang, bila kecerdasan hilang, seseorang jatuh lagi ke dalam lautan
material.
#43
bab 2 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
2.64
rāga-dveṣa-vimuktais tu, viṣayān indriyaiś caran
ātma-vaśyair vidheyātmā, prasādam adhigacchati

Tetapi orang yang sudah bebas dari segala ikatan dan rasa tidak suka
serta sanggup mengendalikan indera-indera melalui prinsip-prinsip
kebebasan yang teratur dapat memperoleh karunia sepenuhnya dari
Tuhan.
prasāde sarva-duḥkhānāḿ, hānir asyopajāyate 2.65
prasanna-cetaso hy āśu, buddhiḥ paryāvat iṣṭhate
Tiga jenis kesengsaraan kehidupan material tidak ada lagi pada orang
yang puas seperti itu [dalam kesadaran Krishna]: dengan kesadaran
yang puas seperti itu, kecerdasan seseorang mantap dalam waktu
singkat.
nāsti buddhir ayuktasya, na cāyuktasya bhāvanā 2.66
na cābhāvayataḥ śāntir, aśāntasya kutaḥ sukham
Orang yang tidak mempunyai hubungan dengan Yang Maha Kuasa
dalam kesadaran Krishna] tidak mungkin memiliki kecerdasan rohani
maupun pikiran yang mantap. Tanpa kecerdasan rohani dan pikiran
yang mantap tidak mungkin ada kedamaian. Tanpa kedamaian,
bagaimana mungkin ada kebahagiaan?
indriyāṇāḿ hi caratāḿ, yan mano 'nuvidhīyate 2.67
tad asya harati prajñāḿ, vāyur nāvam ivāmbhasi
Seperti perahu yang berada pada permukaan air dibawa lari oleh angin
kencang, kecerdasan seseorang dapat dilarikan bahkan oleh satu saja di
antara indera-indera yang mengembara dan menjadi titik pusat untuk
pikiran.
tasmād yasya mahā-bāho, nigṛhītāni sarvaśaḥ 2.68
indriyāṇīndriyārthebhyas, tasya prajñā pratiṣṭhitā
Karena itu, orang yang indera-inderanya terkekang dari obyek-obyek
nya pasti mempunyai kecerdasan yang mantap, wahai yang berlengan
perkasa
#44
bab 2 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
2.69
yā niśā sarva-bhūtānāḿ, tasyāḿ jāgarti saḿyamī
yasyāḿ jāgrati bhūtāni, sā niśā paśyato muneḥ

Malam hari bagi semua makhluk adalah waktu sadar bagi orang yang
mengendalikan diri, dan waktu sadar bagi semua makhluk adalah
malam hari bagi resi yang mawas diri.
2.70
āpūryamāṇam acala-pratiṣṭhaḿ, samudram āpaḥ praviśanti yadvat
tadvat kāmā yaḿ praviśanti sarve, sa śāntim āpnoti na kāma-kāmī

Hanya orang yang tidak terganggu oleh arus keinginan yang mengalir
terus menerus yang masuk bagaikan sungai-sungai ke dalam lautan,
yang senantiasa diisi tetapi selalu tetap tenang, dapat mencapai
kedamaian. Bukan orang yang berusaha memuaskan keinginan itu yang
dapat mencapai kedamaian.
2.71
vihāya kāmān yaḥ sarvān, pumāḿś carati niḥspṛhaḥ
nirmamo nirahańkāraḥ, sa śāntim adhigacchati

Hanya orang yang sudah meninggalkan segala jenis keinginan untuk


kepuasan indera-indera, hidup bebas dari keinginan, sudah
meninggalkan segala rasa ingin memiliki sesuatu dan bebas dari
keakuan palsu dapat mencapai kedamaian yang sejati.
2.72
eṣā brahma sthitiḥ pārtha, naināḿ prāpya vimuhyati
sthitvāsyām anta-kāle ‘pi, brahma-nirvāṇam ṛcchati

Itulah cara hidup yang suci dan rohani. Sesudah mencapai kehidupan
seperti itu, seseorang tidak dibingungkan. Kalau seseorang mantap
seperti itu bahkan pada saat kematian sekalipun, ia dapat masuk ke
kerajaan Tuhan.

#45
Bab 3 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Atha Tṛtīyo’dhyāyah
Bab 3 Karma-yoga

Penguasa semua makhluk hidup bersabda,"Berbahagialah engku dengan


yajña (korban suci) ini," (3.10) Pada jaman Kali, Śrī Kṛṣṇa dalam
inkarnasi-Nya sebagai Śrī Caitanya Mahāprabhu, diiringi oleh rekan-
rekan-Nya, dipuja dengan melakukan saṅkirtana yajña (menyanyi atau
memuji nama-nama suci Tuhan).
#46
Bab 3 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
3.1
Arjuna uvāca
jyāyasī cet karmaṇas te, matā buddhir janārdana
tat kiḿ karmaṇi ghore māḿ, niyojayasi keśava

Arjuna berkata: O Janārdana, o Kesava, mengapa Anda ingin supaya


hamba menjadi sibuk dalam perang yang mengerikan ini, kalau Anda
menganggap kecerdasan lebih baik daripada pekerjaan yang
dimaksudkan untuk membuahkan hasil?
3.2
vyāmiśreṇeva vākyena, buddhiḿ mohayasīva me
tad ekaḿ vada niścitya, yena śreyo 'ham āpnuyām

Kecerdasan hamba dibingungkan oleh pelajaran Anda yang


mengandung dua arti. Karena itu, mohon beritahukan kepada hamba
dengan pasti mana yang paling bermanfaat untuk hamba.

3.3
śrī-bhagavān uvāca
loke 'smin dvi-vidhā niṣṭhā, purā proktā mayānagha
jñāna-yogena sāńkhyānāḿ, karma-yogena yoginām

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: O Arjuna yang tidak


berdosa, Aku sudah menjelaskan bahwa ada dua golongan manusia
yang berusaha menginsafi sang diri. Beberapa orang berminat mengerti
tentang hal itu melalui angan-angan filsafat berdasarkan percobaan,
sedangkan orang lain berusaha mengerti tentang hal itu melalui bhakti.
3.4
na karmaṇām anārambhān, naiṣkarmyaḿ puruṣo 'śnute
na ca sannyāsanād eva, siddhiḿ samadhigacchati

Bukan hanya dengan menghindari pekerjaan seseorang dapat mencapai


pembebasan dari reaksi, dan bukan hanya dengan melepaskan ikatan
saja seseorang dapat mencapai kesempurnaan.

#47
Bab 3 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

3.5
na hi kaścit kṣaṇam api, jātu tiṣṭhaty akarma-kṛt
kāryate hy avaśaḥ karma, sarvaḥ prakṛti-jair guṇaiḥ

Semua orang dipaksakan bekerja tanpa berdaya menurut sifat-sifat yang


telah diperolehnya dari sifat-sifat alam material; karena itu, tiada
seorangpun yang dapat menghindari berbuat sesuatu, bahkan selama
sesaatpun.

3.6
karmendriyāṇi saḿyamya, ya āste manasā smaran
indriyārthān vimūḍhātmā, mithyācāraḥ sa ucyate

Orang yang mengekang indera-indera yang bekerja tetapi pikirannya


merenungkan obyek-obyek indera pasti menipu Diri-Nya sendiri dan
disebut orang yang berpura-pura.

3.7
yas tv indriyāṇi manasā, niyamyārabhate 'rjuna
karmendriyaiḥ karma-yogam, asaktaḥ sa viśiṣyate

Di pihak lain, kalau orang yang tulus ikhlas berusaha mengendalikan


indera-indera yang giat dengan pikiran dan mulai melakukan karma-
yoga (dalam kesadaran Krishna) tanpa ikatan, ia jauh lebih maju.

3.8
niyataḿ kuru karma tvaḿ, karma jyāyo hy akarmaṇaḥ
śarīra-yātrāpi ca te, na prasiddhyed akarmaṇaḥ

Lakukanlah tugas kewajibanmu yang telah ditetapkan, sebab melakukan


hal demikian lebih baik daripada tidak bekerja. Seseorang bahkan tidak
dapat memelihara badan jasmaninya tanpa bekerja.

#48
Bab 3 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
3.9
yajñārthāt karmaṇo ‘nyatra, loko 'yaḿ karma-bandhanaḥ
tad-arthaḿ karma kaunteya, mukta-sańgaḥ samācara

Pekerjaan yang dilakukan sebagai korban suci untuk Visnu harus


dilakukan. Kalau tidak, pekerjaan mengakibatkan ikatan di dunia
material ini. Karena itu, lakukanlah tugas kewajibanmu yang telah
ditetapkan guna memuaskan Beliau, wahai putera Kuntī. Dengan cara
demikian, engkau akan selalu tetap bebas dari ikatan.
3.10
saha-yajñāḥ prajāḥ sṛṣṭvā, purovāca prajāpatiḥ
anena prasaviṣyadhvam, eṣa vo 'stv iṣṭa-kāma-dhuk

Pada awal ciptaan, Penguasa semua makhluk mengirim generasi-


generasi manusia dan dewa, beserta korban-korban suci untuk Visnu,
dan memberkahi mereka dengan bersabda: Berbahagialah engkau
dengan yajñā [korban suci] ini sebab pelaksanaannya akan
menganugerahkan segala sesuatu yang dapat diinginkan untuk hidup
secara bahagia dan mencapai pembebasan.
3.11
devān bhāvayatānena, te devā bhāvayantu vaḥ
parasparaḿ bhāvayantaḥ, śreyaḥ param avāpsyātha

Para dewa, sesudah dipuaskan dengan korban-korban suci, juga akan


memuaskan engkau. Dengan demikian, melalui kerja sama antara
manusia dengan para dewa, kemakmuran akan berkuasa bagi semua.
3.12
iṣṭān bhogān hi vo devā, dāsyante yajña-bhāvitāḥ
tair dattān apradāyaibhyo, yo bhuńkte stena eva saḥ

Para dewa mengurus berbagai kebutuhan hidup. Bila para dewa


dipuaskan dengan pelaksanaan yajñā [korban suci], mereka akan
menyediakan segala kebutuhan untukmu. Tetapi orang yang menikmati
berkat-berkat itu tanpa mempersembahkannya kepada para dewa
sebagai balasan pasti adalah pencuri.
#49
Bab 3 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
3.13
yajña-śiṣṭāśinaḥ santo, mucyante sarva-kilbiṣaiḥ
bhuñjate te tv aghaḿ pāpā, ye pacanty ātma-kāraṇāt
Para penyembah Tuhan dibebaskan dari segala jenis dosa karena
mereka makan makanan yang dipersembahkan terlebih dahulu untuk
korban suci. Orang lain, yang menyiapkan makanan untuk kenikmatan
indera-indera pribadi, sebenarnya hanya makan dosa saja.
3.14
annād bhavānti bhūtāni, parjanyād anna-sambhavaḥ
yajñād bhavati parjanyo, yajñaḥ karma-samudbhavaḥ
Semua badan yang bernyawa hidup dengan cara makan biji-bijian, yang
dihasilkan dari hujan. Hujan dihasilkan oleh pelaksanaan yajñā [korban
suci] dan yajñā dilahirkan dari tugas kewajiban yang sudah ditetapkan.
3.15
karma brahmodbhavaḿ viddhi, brahmākṣara-samudbhavam
tasmāt sarva-gataḿ brahma, nityaḿ yajñe pratiṣṭhitam
Kegiatan yang teratur dianjurkan di dalam Veda dan Veda diwujudkan
secara langsung dari Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu,
yang melampaui hal-hal duniawi dan berada di mana-mana untuk
selamanya dalam perbuatan korban suci.
3.16
evaḿ pravartitaḿ cakraḿ, nānuvartayatīha yaḥ
aghāyur indriyārāmo, moghaḿ pārtha sa jīvati
Arjuna yang baik hati, orang yang tidak mengikuti sistem korban suci
tersebut yang ditetapkan dalam Veda pasti hidup dengan cara yang
penuh dosa. Siasialah kehidupan orang seperti itu yang hanya hidup
untuk memuaskan indera-indera.
3.17
yas tv ātma-ratir eva syād, ātma-tṛptaś ca mānavaḥ
ātmany eva ca santuṣṭas, tasya kāryaḿ na vidyāte
Tetapi orang yang bersenang hati di dalam sang diri, yang hidup sebagai
manusia demi keinsafan diri, dan berpuas hati di dalam sang diri saja,
puas sepenuhnya—bagi orang tersebut tidak ada tugas kewajiban.
#50
Bab 3 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
3.18
naiva tasya kṛtenārtho, nākṛteneha kaścana
na cāsya sarva-bhūteṣu, kaścid artha-vyapāśrayaḥ
Orang yang sudah insaf akan Diri-Nya tidak mempunyai maksud untuk
dipenuhi dalam pelaksanaan tugas-tugas kewajibannya, dan dia juga
tidak mempunyai alasan untuk tidak melaksanakan pekerjaan seperti
itu. Dia juga tidak perlu bergantung pada makhluk hidup manapun.
3.19
tasmād asaktaḥ satataḿ, kāryaḿ karma samācara
asakto hy ācaran karma, param āpnoti pūruṣaḥ
Karena itu hendaknya seseorang bertindak karena kewajiban tanpa
terikat terhadap hasil kegiatan, sebab dengan bekerja tanpa ikatan
terhadap hasil seseorang sampai kepada Yang Mahakuasa.
3.20
karmaṇaiva hi saḿsiddhim, āsthitā janakādayaḥ
loka-sańgraham evāpi, sampaśyan kartum arhasi
Raja-raja yang seperti Janaka mencapai kesempurnaan hanya dengan
pelaksanaan tugas-tugas kewajiban yang telah ditetapkan. Karena itu,
untuk mendidik rakyat umum, hendaknya engkau melakukan
pekerjaanmu.
3.21
yad yad ācarati śreṣṭhas, tat tad evetaro janaḥ
sa yat pramāṇaḿ kurute, lokas tad anuvartate
Perbuatan apapun yang dilakukan orang besar, akan diikuti oleh orang
awam. Standar apa pun yang ditetapkan dengan perbuatannya sebagai
teladan, diikuti oleh seluruh dunia.
3.22
na me pārthāsti kartavyaḿ, triṣu lokeṣu kiñcana
nānavāptam avāptavyaḿ, varta eva ca karmaṇi
Wahai putera Pṛthā, tidak ada pekerjaan yang ditetapkan bagiku dalam
seluruh tiga susunan planet. Aku juga tidak kekurangan apapun dan Aku
tidak perlu memperoleh sesuatu, namun Aku sibuk melakukan tugas-
tugas kewajiban yang sudah ditetapkan.
#51
Bab 3 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
3.23
yadi hy ahaḿ na varteyaḿ, jātu karmaṇy atandritaḥ
mama vartmānuvartante, manuṣyāḥ pārtha sarvaśaḥ

Sebab kalau Aku pernah gagal menekuni pelaksanaan tugas-tugas


kewajiban yang telah ditetapkan dengan teliti, tentu saja semua orang
akan mengikuti jalan-Ku, wahai putera Pārtha.
3.24
utsīdeyur ime lokā, na kuryāḿ karma ced aham
sańkarasya ca kartā syām, upahanyām imāḥ prajāḥ

Kalau Aku tidak melakukan tugas-tugas kewajiban yang sudah


ditetapkan, maka semua dunia ini akan hancur. Kalau Aku berbuat
demikian, berarti Aku menyebabkan penduduk yang tidak dinginkan
diciptakan, dan dengan demikian Aku menghancurkan kedamaian
semua makhluk hidup.
3.25
saktāḥ karmaṇy avidvāḿso, yathā kurvanti bhārata
kuryād vidvāḿs tathāsaktaś, cikīrṣur loka-sańgraham

Seperti halnya orang bodoh melakukan tugas-tugas kewajibannya


dengan ikatan terhadap hasil, begitu pula orang bijaksana dapat
bertindak dengan cara yang serupa, tetapi tanpa ikatan, dengan tujuan
memimpin rakyat dalam menempuh jalan yang benar.
3.26
na buddhi-bhedaḿ janayed, ajñānāḿ karma-sańginām
joṣayet sarva-karmaṇi, vidvān yuktaḥ samācaran

Agar tidak mengacaukan pikiran orang bodoh yang terikat terhadap


hasil atau pahala dari tugas-tugas kewajiban yang telah ditetapkan,
hendaknya orang bijaksana jangan menyuruh mereka berhenti bekerja.
Melainkan, sebaiknya ia bekerja dengan semangat bhakti dan
menjadikan mereka sibuk dalam segala jenis kegiatan (untuk berangsur-
angsur mengembangkan kesadaran Krishna).

#52
Bab 3 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
3.27
prakṛteḥ kriyamāṇāni, guṇaiḥ karmaṇi sarvaśaḥ
ahańkāra-vimūḍhātmā, kartāham iti manyate

Sang roh yang dibingungkan oleh pengaruh keakuan palsu menganggap


Diri-Nya pelaku kegiatan yang sebenarnya dilakukan oleh tiga sifat
alam material.
3.28
tattva-vit tu mahā-bāho, guṇa-karma-vibhāgayoḥ
guṇā guṇeṣu vartanta, iti matvā na sajjate

Orang yang memiliki pengetahuan tentang Kebenaran Mutlak tidak


menjadi sibuk dalam indera-indera dan kepuasan indera-indera, sebab ia
mengetahui dengan baik perbedaan antara pekerjaan dalam bhakti dan
pekerjaan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala,
wahai yang berlengan perkasa.

3.29
prakṛter guṇa-sammūḍhāḥ, sajjante guṇa-karmasu
tān akṛtsna-vido mandān, kṛtsna-vin na vicālayet

Oleh karena orang bodoh dibingungkan oleh sifat-sifat alam material,


maka mereka sepenuhnya menekuni kegiatan material hingga menjadi
terikat. Tetapi sebaiknya orang bijaksana jangan menggoyahkan
mereka, walaupun tugas-tugas tersebut lebih rendah karena yang
melakukan tugas-tugas itu kekurangan pengetahuan.
3.30
mayi sarvāṇi karmaṇi, sannyasyādhyātma-cetasā
nirāśīr nirmamo bhūtvā, yudhyasva vigata-jvaraḥ

O Arjuna, karena itu, dengan menyerahkan segala pekerjaanmu kepada-


Ku, dengan pengetahuan sepenuhnya tentang-Ku, bebas dari keinginan
untuk keuntungan, tanpa tuntutan hak milik, dan bebas dari sifat malas,
bertempurlah.

#53
Bab 3 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

3.31
ye me matam idaḿ nityam, anutiṣṭhanti mānavāḥ
śraddhāvanto ‘nasūyanto, mucyante te 'pi karmabhiḥ

Orang yang melakukan tugas-tugas kewajibannya menurut perintah-


perintah-Ku dan mengikuti ajaran ini dengan setia, bebas dari rasa iri,
dibebaskan dari ikatan perbuatan yang dimaksudkan untuk
membuahkan hasil.

3.32
ye tv etad abhyasūyanto, nānutiṣṭhanti me matam
sarva-jñāna-vimūḍhāḿs tān, viddhi naṣṭān acetasāḥ

Tetapi orang yang tidak mengikuti ajaran ini secara teratur karena rasa
iri dianggap kehilangan segala pengetahuan, dijadikan bodoh, dan
dihancurkan dalam usahanya untuk mencari kesempurnaan.

3.33
sadṛśaḿ ceṣṭate svasyāḥ, prakṛter jñānavān api
prakṛtiḿ yānti bhūtāni, nigrahaḥ kiḿ kariṣyati

Orang yang berpengetahuanpun bertindak menurut sifatnya sendiri,


sebab semua orang mengikuti sifat yang telah diperolehnya dari tiga
sifat alam. Karena itu apa yang dapat dicapai dengan pengekangan?

3.34
ndriyasyendriyasyārthe, rāga-dveṣau vyavasthitau
tayor na vaśam āgacchet, tau hy asya paripanthinau

Ada prinsip-prinsip untuk mengatur ikatan dan rasa tidak suka


berhubungan dengan indera-indera dan obyek-obyeknya. Hendaknya
seseorang jangan dikuasai oleh ikatan dan rasa tidak suka seperti itu,
sebab hal-hal itu merupakan batu-batu rintangan pada jalan menuju
keinsafan diri.
#54
Bab 3 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
3.35
śreyān sva-dharmo viguṇaḥ, para-dharmāt sv-anuṣṭhitāt
sva-dharme nidhanaḿ śreyaḥ, para-dharmo bhayāvahaḥ

Jauh lebih baik melaksanakan tugas-tugas kewajiban yang sudah


ditetapkan untuk diri kita, walaupun kita berbuat kesalahan dalam
tugas-tugas itu, daripada melakukan tugas kewajiban orang lain secara
sempurna. Kemusnahan sambil melaksanakan tugas kewajiban sendiri
lebih baik daripada menekuni tugas kewajiban orang lain, sebab
mengikuti jalan orang lain berbahaya.
3.36
Arjuna uvāca
atha kena prayukto ‘yaḿ, pāpaḿ carati pūruṣaḥ
anicchann api vārṣṇeya, balād iva niyojitaḥ

Arjuna berkata: Apa yang mendorong seseorang untuk melakukan


perbuatan yang berdosa, walaupun dia tidak menginginkan demikian,
seolah-olah dia dipaksakan untuk berbuat begitu?
3.37
śrī-bhagavān uvāca
kāma eṣa krodha eṣa, rajo-guṇa-samudbhavaḥ
mahāśano mahā-pāpmā, viddhy enam iha vairiṇam

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Wahai Arjuna, hanya


hawa nafsu saja, yang dilahirkan dari hubungan dengan sifat nafsu
material dan kemudian diubah menjadi amarah, yang menjadi musuh
dunia ini. Musuh itu penuh dosa dan menelan segala sesuatu.
3.38
dhūmenāvriyate vahnir, yathādarśo malena ca
yatholbenāvṛto garbhas, tathā tenedam āvṛtam

Seperti halnya api ditutupi oleh asap, cermin ditutupi oleh debu, atau
janin ditutupi oleh kandungan, begitu pula, makhluk hidup ditutupi oleh
berbagai tingkat hawa nafsu ini.

#55
Bab 3 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
3.39
āvṛtaḿ jñānam etena, jñānino nitya-vairiṇā
kāma-rūpeṇa kaunteya, duṣpūreṇānalena ca
Seperti itulah kesadaran murni makhluk hidup yang bijaksana ditutupi
oleh musuhnya yang kekal dalam bentuk nafsu, yang tidak pernah puas
dan membakar bagaikan api.
3.40
indriyāṇi mano buddhir, asyādhiṣṭhānam ucyate
etair vimohayaty eṣa, jñānam āvṛtya dehinam
Indera-indera, pikiran dan kecerdasan adalah tempat duduk hawa nafsu
tersebut. Melalui indera-indera, pikiran dan kecerdasan hawa nafsu
menutupi pengetahuan sejati makhluk hidup dan membingungkannya.
3.41
tasmāt tvām indriyāṇy ādau, niyamya Bhārata rṣabha
pāpmānaḿ prajāḥi hy enaḿ, jñāna-vijñāna-nāśanam
Wahai Arjuna, yang paling baik di antara para Bhārata, karena itu, pada
awal sekali batasilah lambang dosa yang besar ini [hawa nafsu] dengan
mengatur indera-indera, dan bunuhlah pembinasa pengetahuan dan
keinsafan diri ini.
indriyāṇi parāṇy āhur, indriyebhyaḥ paraḿ manaḥ 3.42
manasās tu parā buddhir, yo buddheḥ paratas tu saḥ
Indera-indera yang bekerja lebih halus daripada alam yang bersifat
mati; pikiran lebih halus daripada indera-indera; kecerdasan lebih halus
lagi daripada pikiran; dan dia [sang roh] lebih halus lagi daripada
kecerdasan.
evaḿ buddheḥ paraḿ buddhvā, saḿstabhyātmānam ātmanā 3.43
jahi śatruḿ mahā-bāho, kāma-rūpaḿ durāsadam
Dengan mengetahui Diri-Nya melampaui indera-indera meterial,
pikiran dan kecerdasan, hendaknya seseorang memantapkan pikiran
dengan kecerdasan rohani yang bertabah hati [kesadaran Krishna], dan
dengan demikian—melalui kekuatan rohani, mengalahkan hawa nafsu,
musuh yang tidak pernah puas, wahai Arjuna yang berlengan perkasa.

#56
Bab 4 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Atha Caturtho’dhyāyah
Bab 4 Pengetahuan Rohani

Bhagavad-gītā turun dari Kṛṣṇa kepada Vivasvān, Manu, dan


selanjutnya kepada Ikṣvaku. (4.1)

#57
Bab 4 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
4.1
śrī-bhagavān uvāca
imaḿ vivasvatea yogaḿ, proktāvān aham avyayām
vivasvān manave prāha, manur ikṣvākave 'bravīt

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna, bersabda: Aku telah
mengajarkan ilmu pengetahuan yoga ini yang tidak dapat dimusnahkan
kepada dewa matahari, Vivasvan, kemudian Vivasvan mengajarkan
ilmu pengetahuan ini kepada Manu, ayah manusia, kemudian
Manumengajarkan ilmu pengetahuan itu kepada Ikṣvāku.
4.2
evaḿ paramparā-prāptam, imaḿ rājarṣayo viduḥ
sa kāleneha mahatā, yogo naṣṭaḥ parantapa

Ilmu pengetahuan yang paling utama ini diterima dengan cara


sedemikian rupa melalui rangkaian garis perguruan guru-guru
kerohanian, dan para rājā yang suci mengerti ilmu pengetahuan
tersebut dengan cara seperti itu. Tetapi sesudah beberapa waktu, garis
perguruan itu terputus; karena itu, rupanya ilmu pengetahuan yang asli
itu sudah hilang.
4.3
sa evāyaḿ mayā te ‘dya, yogaḥ proktāḥ purātanaḥ
bhakto 'si me sakhā ceti, rahasyaḿ hy etad uttamam

Ilmu pengetahuan yang abadi tersebut mengenai hubungan dengan Yang


Mahakuasa hari ini Kusampaikan kepadamu, sebab engkau adalah
penyembah dan kawan-Ku; karena itulah engkau dapat mengerti rahasia
rohani ilmu pengetahuan ini.
4.4
Arjuna uvāca
aparaḿ bhavato janma, paraḿ janma vivasvataḥ
katham etad vijānīyāḿ, tvām ādau proktāvān iti

Arjuna berkata: Vivasvan, dewa matahari, lebih tua daripada Anda


menurut kelahiran. Bagaimana hamba dapat mengerti bahwa pada awal
Anda mengajarkan ilmu pengetahuan ini kepada beliau?
#58
Bab 4 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
4.5
śrī-bhagavān uvāca
bahūni me vyatītāni, janmāni tava cārjuna
tāny ahaḿ veda sarvāṇi, na tvaḿ vettha parantapa

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Engkau dan Aku sudah
dilahirkan berulangkali. Aku dapat ingat segala kelahiran itu, tetapi
engkau tidak dapat ingat, wahai penakluk musuh!
4.6
ajo 'pi sann avyayātmā, bhūtānām īśvaro 'pi san
prakṛtiḿ svām adhiṣṭhāya, sambhavāmy ātma-māyayā

Walaupun Aku tidak dilahirkan dan badan rohani-Ku tidak pernah


merosot, dan walaupun Aku Penguasa semua makhluk hidup, Aku
masih muncul pada setiap jaman dalam bentuk rohani-Ku yang asli.
4.7
yadā yadā hi dharmasya, glānir bhavati bhārata
abhyutthānam adharmasya, tadā tmānaḿ sṛjāmy aham

Kapan pun dan di mana pun pelaksanaan dharma merosot dan hal-hal
yang bertentangan dengan dharma merājā lela—pada waktu itulah Aku
Sendiri menjelma, wahai putera keluarga Bhārata.
4.8
paritrāṇāya sādhūnāḿ, vināśāya ca duṣkṛtām
dharma-saḿsthāpanārthāya, sambhavāmi yuge yuge

Untuk menyelamatkan orang saleh, membinasakan orang jahat dan


untuk menegakkan kembali prinsip-prinsip dharma, Aku sendiri muncul
pada setiap jaman.
4.9
janma karma ca me divyam, evaḿ yo vetti tattvataḥ
tyaktvā dehaḿ punar janma, naiti mām eti so 'rjuna

Orang yang mengenal sifat rohani kelahiran dan kegiatan-Ku tidak


dilahirkan lagi di dunia material ini setelah meninggalkan badan,
melainkan ia mencapai tempat tinggal-Ku yang kekal, wahai Arjuna.

#59
Bab 4 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
4.10
vīta-rāga-bhaya-krodhā, man-mayā mām upāśritāḥ
bahavo jñāna-tapasā, pūtā mad-bhāvam āgatāḥ

Banyak orang pada masa lampau disucikan oleh pengetahuan tentang-


Ku dengan dibebaskan dari ikatan, rasa takut dan amarah, khusuk
sepenuhnya berpikir tentang-Ku dan berlindung kepada-Ku-dan dengan
demikian mereka semua mencapai cinta-bhakti rohani kepada-Ku.

4.11
ye yathā māḿ prapadyante, tāḿs tathāiva bhajāmy aham
mama vartmānuvartante, manuṣyāḥ pārtha sarvaśaḥ

Sejauh mana semua orang menyerahkan diri kepada-Ku, Aku


menganugerahi mereka sesuai dengan penyerahan Diri-Nya itu. Semua
orang menempuh jalan-Ku dalam segala hal, wahai putera Pṛthā.

4.12
kāńkṣantaḥ karmaṇāḿ siddhiḿ, yajanta iha devatāḥ
kṣipraḿ hi mānuṣe loke, siddhir bhavati karma-jā

Orang di dunia ini menginginkan sukses dalam kegiatan yang


dimaksudkan untuk membuahkan hasil; karena itu, mereka menyembah
para dewa. Tentu saja, manusia cepat mendapat hasil dari pekerjaan
yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil di dunia ini.

4.13
cātur-varṇyaḿ mayā sṛṣṭaḿ, guṇa-karma-vibhāgaśaḥ
tasya kartāram api māḿ, viddhy akartāram avyayām

Menurut tiga sifat alam dan pekerjaan yang ada hubungannya dengan
sifat-sifat itu, empat bagian masyarakat manusia diciptakan oleh-Ku.
Walaupun Akulah yang menciptakan sistem ini, hendaknya engkau
mengetahui bahwa Aku tetap sebagai yang tidak berbuat, karena Aku
tidak dapat diubah.
#60
Bab 4 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
4.14
na māḿ karmaṇi limpanti, na me karma-phale spṛhā
iti māḿ yo ‘bhijānāti, karmabhir na sa badhyate

Tidak ada pekerjaan yang mempengaruhi Diri-Ku; Aku juga tidak


bercita-cita mendapat hasil dari perbuatan. Orang yang mengerti
kenyataan ini tentang Diri-Ku juga tidak akan terikat dalam reaksi-
reaksi hasil pekerjaan.
4.15
evaḿ jñātvā kṛtaḿ karma, pūrvair api mumukṣubhiḥ
kuru karmaiva tasmāt tvaḿ, pūrvaiḥ pūrvataraḿ kṛtam

Semua orang yang sudah mencapai pembebasan pada jaman purbakala


bertindak dengan pengertian tersebut tentang sifat rohani-Ku. Karena
itu, sebaiknya engkau melaksanakan tugas kewajibanmu dengan
mengikuti langkah-langkah mereka.

4.16
kiḿ karma kim akarmeti, kavayo 'py atra mohitāḥ
tat te karma pravakṣyāmi, yaj jñātvā mokṣyase 'śubhāt

Orang cerdaspun bingung dalam menentukan apa itu perbuatan dan apa
arti tidak melakukan perbuatan. Sekarang Aku akan menjelaskan
kepadamu apa arti perbuatan, dan setelah mengetahui tentang hal ini
engkau akan dibebaskan dari segala nasib yang malang.

4.17
karmaṇo hy api boddhavyaḿ, boddhavyaḿ ca vikarmaṇaḥ
akarmaṇaś ca boddhavyaḿ, gahanā karmaṇo gatiḥ

Seluk beluk perbuatan sulit sekali dimengerti. Karena itu, hendaknya


seseorang mengetahui dengan sebenarnya apa arti perbuatan, apa arti
perbuatan yang terlarang, dan apa arti tidak melakukan perbuatan.

#61
Bab 4 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
4.18
karmaṇy akarma yaḥ paśyed, akarmaṇi ca karma yaḥ
sa buddhimān manuṣyeṣu, sa yuktaḥ kṛtsna-karma-kṛt

Orang yang melihat keadaan tidak melakukan perbuatan dalam


perbuatan, dan perbuatan dalam keadaan tidak melakukan perbuatan,
adalah orang cerdas dalam masyarakat manusia. Dia berada dalam
kedudukan rohani, walaupun ia sibuk dalam segala jenis kegiatan.

4.19
yasya sarve samārambhāḥ, kāma-sańkalpa-varjitāḥ
jñānāgni-dagdha-karmaṇaḿ, tam āhuḥ paṇḍitaḿ budhāḥ

Dimengerti bahwa seseorang memiliki pengetahuan sepenuhnya kalau


setiap usahanya bebas dari keinginan untuk kepuasan indera-indera.
Para resi mengatakan bahwa reaksi pekerjaan orang yang bekerja
seperti itu sudah dibakar oleh api pengetahuan yang sempurna.
4.20
tyaktvā karma-phalāsańgaḿ, nitya-tṛpto nirāśrayaḥ
karmaṇy abhipravṛtto ‘pi, naiva kiñcit karoti saḥ

Dengan melepaskan segala ikatan terhadap segala hasil kegiatannya,


selalu puas dan bebas, dia tidak melakukan perbuatan apapun yang
dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala, walaupun ia sibuk
dalam segala jenis usaha.
4.21
nirāśīr yata-cittātmā, tyakta-sarva-parigrahaḥ
śārīraḿ kevalaḿ karma, kurvan nāpnoti kilbiṣam

Orang yang mengerti bertindak dengan pikiran dan kecerdasan


dikendalikan secara sempurna. Ia meninggalkan segala rasa memiliki
harta bendanya dan hanya bertindak untuk kebutuhan dasar hidup.
Bekerja dengan cara seperti itu, ia tidak dipengaruhi oleh reaksi-reaksi
dosa.

#62
Bab 4 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

4.22
yadṛcchā-lābha-santuṣṭo, dvandvātīto vimatsaraḥ
samaḥ siddhāv asiddhau ca, kṛtvāpi na nibadhyate

Orang yang puas dengan keuntungan yang datang dengan sendirinya,


bebas dari hal-hal relatif, tidak iri hati, dan mantap baik dalam sukses
maupun kegagalan, tidak pernah terikat, walaupun ia melakukan
perbuatan.
4.23
gata-sańgasya muktasya, jñānāvasthita-cetasāḥ
yajñāyācarataḥ karma, samagraḿ pravilīyate

Pekerjaan orang yang tidak terikat kepada sifat-sifat alam material dan
mantap sepenuhnya dalam pengetahuan rohani menunggal sepenuhnya
ke dalam kerohanian.

4.24
brahmārpaṇaḿ brahma havir, brahmāgnau brahmaṇā hutam
brahmaiva tena gantavyaḿ, brahma-karma-samādhinā

Orang yang tekun sepenuhnya dalam kesadaran Krishna pasti akan


mencapai kerajaan rohani karena dia sudah menyumbang sepenuhnya
kepada kegiatan rohani. Dalam kegiatan rohani tersebut penyempurnaan
bersifat mutlak dan apa yang dipersembahkan juga mempunyai sifat
rohani yang sama.

4.25
daivam evāpare yajñaḿ, yoginaḥ paryupāsate
brahmāgnāv apare yajñaḿ, yajñenaivopajuhvati

Beberapa yogi menyembah para dewa yang sempurna dengan cara


menghaturkan berbagai jenis korban suci kepada mereka, dan beberapa
di antaranya mempersembahkan korban-korban suci dalam api
Brahman Yang Paling Utama.
#63
Bab 4 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
4.26
śrotrādīnīndriyāṇy anye, saḿyamāgniṣu juhvati
śabdādīn viṣayān anya, indriyāgniṣu juhvati
Beberapa orang [para brahmacari yang tidak ternoda] mengorbankan
proses mendengar dan indera-indera di dalam api pengendalian pikiran,
dan orang lain [orang yang berumah tangga yang teratur]
mengorbankan obyek-obyek indera ke dalam api indera-indera.
4.27
sarvāṇīndriya-karmaṇi, prāṇa-karmaṇi cāpare
ātma-saḿyama-yogāgnau, juhvati jñāna-dīpite
Orang lain, yang berminat mencapai keinsafan diri dengan cara
mengendalikan pikiran dan indera-indera, mempersembahkan fungsi-
fungsi semua indera, dan nafas kehidupan, sebagai persembahan ke
dalam api pikiran yang terkendalikan.
4.28
dravya-yajñās tapo-yajñā, yoga-yajñās tathāpare
svādhyāya-jñāna-yajñāś ca, yatayaḥ saḿśita-vratāḥ
Setelah bersumpah dengan tegas, beberapa di antara mereka dibebaskan
dari kebodohan dengan cara mengorbankan harta bendanya, sedangkan
orang lain dengan melakukan pertapaan yang keras, dengan berlatih
yoga kebatinan terdiri dari delapan bagian, atau dengan mempelajari
Veda untuk maju dalam pengetahuan rohani.
4.29
apāne juhvati prāṇaḿ, prāṇe 'pānaḿ tathāpare
prāṇāpāna-gatī ruddhvā, prāṇāyāma-parāyaṇāḥ
apare niyatāhārāḥ, prāṇān prāṇeṣu juhvati

Ada orang lain yang tertarik pada proses menahan nafas agar tetap
dalam semadi. Mereka berlatih dengan mempersembahkan gerak nafas
ke luar ke dalam nafas yang masuk, dan nafas yang masuk ke dalam
nafas yang ke luar, dan dengan demikian akhirnya mereka mantap
dalam semadi, dengan menghentikan nafas sama sekali. Orang lain
membatasi proses makan, dan mempersembahkan nafas ke luar ke
dalam nafas yang ke luar sebagai korban suci.
#64
Bab 4 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
sarve 'py ete yajña-vido, yajña-kṣapita-kalmaṣāḥ 4.30
yajña-śiṣṭāmṛta-bhujo, yānti brahma sanātanam
Semua pelaksana kegiatan tersebut yang mengetahui arti korban suci
disucikan dari reaksi-reaksi dosa, dan sesudah merasakan rasa manis
yang kekal hasil korban-korban suci, mereka maju menuju alam kekal
yang paling utama.
nāyaḿ loko 'sty ayajñasya 4.31
kuto 'nyaḥ kuru-sattama
Wahai yang paling baik dari keluarga besar Kuru, tanpa korban suci
seseorang tidak pernah dapat hidup dengan bahagia baik di planet ini
maupun dalam hidup ini: Kalau demikian bagaimana tentang
penjelmaan yang akan datang?
evaḿ bahu-vidhā yajñā, vitatā brahmaṇo mukhe 4.32
karma-jān viddhi tān sarvān, evaḿ jñātvā vimokṣyase
Segala jenis korban suci tersebut dibenarkan dalam Veda, dan semuanya
dilahirkan dari berbagai jenis pekerjaan. Dengan mengetahui jenis-jenis
korban suci tersebut dengan cara seperti itu, engkau akan mencapai
pembebasan
śreyān dravya-mayād yajñāj, jñāna-yajñaḥ parantapa 4.33
sarvaḿ karmakhilaḿ pārtha, jñāne parisamāpyate
Wahai penakluk musuh, korban suci yang dilakukan dengan
pengetahuan lebih baik daripada hanya mengorbankan harta benda
material. Wahai putera Pṛthā, bagaimanapun, maka segala korban suci
yang terdiri dari pekerjaan memuncak dalam pengetahuan rohani.
4.34
tad viddhi praṇipātena, paripraśnena sevayā
upadekṣyanti te jñānaḿ, jñāninas tattva-darśinaḥ
Cobalah mempelajari kebenaran dengan cara mendekati seorang guru
kerohanian. Bertanya kepada beliau dengan tunduk hati dan
mengabdikan diri kepada beliau. Orang yang sudah insaf akan Diri-Nya
dapat memberikan pengetahuan kepadamu karena mereka sudah
melihat kebenaran itu.
#65
Bab 4 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
4.35
yaj jñātvā na punar moham, evaḿ yāsyasi pāṇḍava
yena bhūtāny aśeṣāṇi, drakṣyasy ātmany atho mayi

Setelah memperoleh pengetahuan yang sejati dari orang yang sudah


insaf akan Diri-Nya, engkau tidak akan pernah jatuh ke dalam khayalan
seperti ini, sebab dengan pengetahuan ini engkau dapat melihat bahwa
semua makhluk hidup tidak lain daripada bagian Yang Mahakuasa, atau
dengan kata lain, bahwa mereka milik-Ku.
4.36
api ced asi pāpebhyaḥ, sarvebhyaḥ pāpa-kṛt-tamaḥ
sarvaḿ jñāna-plavenaiva, vṛjinaḿ santariṣyasi

Walaupun engkau dianggap sebagai orang yang paling berdosa di antara


semua orang yang berdosa, namun apabila engkau berada di dalam
kapal pengetahuan rohani, engkau akan dapat menyeberangi lautan
kesengsaraan.

4.37
yathaidhāḿsi samiddho ‘gnir, bhasma-sāt kurute 'rjuna
jñānāgniḥ sarva-karmaṇi, bhasma-sāt kurute tathā

Seperti halnya api yang berkobar mengubah kayu bakar menjadi abu,
begitu pula api pengetahuan membakar segala reaksi dari kegiatan
material hingga menjadi abu, wahai Arjuna.
4.38
na hi jñānena sadṛśaḿ, pavitram iha vidyāte
tat svayaḿ yoga-saḿsiddhaḥ, kālenātmani vindati

Di dunia ini, tiada sesuatupun yang semulia dan sesuci pengetahuan


yang melampaui hal-hal duniawi. Pengetahuan seperti itu adalah buah
matang dari segala kebatinan. Orang yang sudah ahli dalam latihan
bhakti menikmati pengetahuan ini dalam Diri-Nya sesudah beberapa
waktu.

#66
Bab 4 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
4.39
śraddhāvāl labhate jñānaḿ, tat-paraḥ saḿyatendriyaḥ
jñānaḿ labdhvā parāḿ śāntim, acireṇādhigacchati

Orang setia yang sudah menyerahkan diri kepada pengetahuan yang


melampaui hal-hal duniawi dan menaklukkan indera-inderanya
memenuhi syarat untuk mencapai pengetahuan seperti itu, dan setelah
mencapai pengetahuan itu, dengan cepat sekali ia mencapai kedamaian
rohani yang paling utama.
4.40
ajñaś cāśraddadhānaś ca, saḿśayātmā vinaśyati
nāyaḿ loko 'sti na paro, na sukhaḿ saḿśayātmanaḥ

Tetapi orang yang bodoh dan tidak percaya yang ragu-ragu tentang
Kitab-kitab Suci yang diwahyukan, tidak akan mencapai kesadaran
terhadap Tuhan Yang Maha Esa; melainkan mereka jatuh. Tidak ada
kebahagiaan bagi orang yang ragu-ragu, baik di dunia ini maupun
dalam penjelmaan yang akan datang.
4.41
yoga-sannyasta-karmaṇaḿ, jñāna-sañchinna-saḿśayam
ātmavantaḿ na karmaṇi, nibadhnanti dhanañjaya

Orang yang bertindak dalam bhakti, dan melepaskan ikatan terhadap


hasil perbuatannya, dan keragu-raguannya sudah dibinasakan oleh
pengetahuan rohani sungguh-sungguh mantap dalam sang diri. Dengan
demikian, ia tidak diikat oleh reaksi pekerjaan, wahai perebut kekayaan.
4.42
tasmād ajñāna-sambhūtaḿ, hṛt-sthaḿ jñānāsinātmanaḥ
chittvāinaḿ saḿśayaḿ yogam, ātiṣṭhottiṣṭha bhārata

Karena itu, keragu-raguan yang telah timbul dalam hatimu karena


kebodohan harus dipotong dengan senjata pengetahuan. Wahai Bhārata,
dengan bersenjatakan yoga, bangunlah dan bertempur.

#67
Bab 5 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Atha Pañcamo’dhyāyah
Bab 5 Karma-yoga-Perbuatan
dalam Kesadaran Krishna

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Engkau dan Aku sudah berulang
kali datang ke dunia ini. Aku masih ingat semua itu, namun engkau tidak dapat
mengingatnya, wahai penakluk musuh. Aku, kendati tidak pernah dilahirkan
dan badan-Ku bersifat rohani dan tidak pernah merosot, dan Aku, walaupun
adalah Penguasa semua makhluk hidup, tetap berinkarnasi pada setiap jaman
dalam wujud rohani-Ku yang asli. (4.5-6)

#68
Bab 5 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
5.1
Arjuna uvāca
sannyāsaḿ karmaṇāḿ kṛṣṇa, punar yogaḿ ca śaḿsasi
yac chreya etayor ekaḿ, tan me brūhi su-niścitam
Arjuna berkata: O Krishna, pertama-tama Anda meminta supaya hamba
melepaskan ikatan terhadap pekerjaan, kemudian sekali lagi Anda
menganjurkan bekerja dengan bhakti. Sekarang mohon
memberitahukan kepada hamba secara pasti yang mana di antara
keduanya lebih bermanfaat?
5.2
śrī-bhagavān uvāca
sannyāsaḥ karma-yogaś ca, niḥśreyasa-karāv ubhau
tayos tu karma-sannyāsāt, karma-yogo viśiṣyate
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa menjawab: Melepaskan ikatan
terhadap pekerjaan dan bekerja dalam bhakti maka kedua-duanya
bermanfaat untuk mencapai pembebasan. Tetapi di antara keduanya,
pekerjaan dalam bhakti lebih baik daripada melepaskan ikatan terhadap
pekerjaan 5.3
jñeyaḥ sa nitya-sannyāsī, yo na dveṣṭi na kāńkṣati
nirdvandvo hi mahā-bāho, sukhaḿ bandhāt pramucyate
Orang yang tidak membenci atau pun menginginkan hasil atau pahala
dari kegiatannya dikenal sebagai orang yang selalu melepaskan ikatan.
Orang seperti itu, yang bebas dari segala hal yang relatif, dengan mudah
mengatasi ikatan material dan mencapai pembebasan sepenuhnya,
wahai Arjuna yang berlengan perkasa.
5.4
sāńkhya-yogau pṛthag bālāḥ, pravādānti na paṇḍitāḥ
ekam apy āsthitaḥ samyag, ubhayor vindate phalam
Hanya orang yang bodoh membicarakan bhakti [karma-yoga] sebagai
hal yang berbeda dari mempelajari dunia material secara analisis
[sankhya ]. Orang yang benar-benar bijaksana mengatakan bahwa orang
yang menekuni salah satu di antara kedua jalan tersebut dengan baik
akan mencapai hasil dari kedua-duanya.
#69
Bab 5 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
5.5
yat sāńkhyaiḥ prāpyate sthānaḿ, tad yogair api gamyate
ekaḿ sāńkhyaḿ ca yogaḿ ca, yaḥ paśyati sa paśyati
Orang yang mengetahui bahwa kedudukan yang dicapai dengan cara
belajar secara analisis juga dapat dicapai dengan bhakti, dan karena itu
melihat bahwa pelajaran analisis dan bhakti sejajar, melihat hal-hal
dengan sebenarnya. 5.6
sannyāsas tu mahā-bāho, duḥkham āptum ayogātaḥ
yoga-yukto munir brahma, na cireṇādhigacchati
Kalau seseorang hanya melepaskan segala kegiatan namun tidak
menekuni bhakti kepada Tuhan, itu tidak dapat membahagiakan Diri-
Nya. Tetapi orang yang banyak berpikir yang menekuni bhakti dapat
mencapai kepada Yang Mahakuasa dengan segera, wahai yang
berlengan perkasa. 5.7
yoga-yukto viśuddhātmā, vijitātmā jitendriyaḥ
sarva-bhūtātma-bhūtātmā, kurvann api na lipyate
Orang yang bekerja dalam bhakti, yang menjadi roh yang murni, yang
mengendalikan pikiran dan indera-indera, dicintai oleh semua orang,
dan diapun mencintai semua orang. Walaupun dia selalu bekerja, dia
tidak pernah terikat. 5.8-9
naiva kiñcit karomīti, yukto manyeta tattva-vit
paśyañ śṛṇvan spṛśañ jighrann, aśnan gacchan svapan śvasan
pralapan visṛjan gṛhṇann, unmiṣan nimiṣann api
indriyāṇīndriyārtheṣu, vartanta iti dhārayan
Walaupun orang yang sadar secara rohani sibuk dapat melihat,
mendengar, meraba, mencium, makan, bergerak ke sana ke mari, tidur
dan tarik nafas, dia selalu menyadari di dalam hatinya bahwa
sesungguhnya dia sama sekali tidak berbuat apa-apa. Ia mengetahui
bahwa berbicara, membuang hajat, menerima sesuatu, membuka atau
memejamkan mata, ia selalu mengetahui bahwa hanyalah indera-indera
material yang sibuk dengan obyek-obyeknya dan bahwa Diri-Nya
menyisih dari indera-indera material tersebut.
#70
Bab 5 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
5.10
brahmaṇy ādhāya karmaṇi, sańgaḿ tyaktvā karoti yaḥ
lipyate na sa pāpena, padma-patram ivāmbhasā

Orang yang melakukan tugas kewajibannya tanpa ikatan, dengan


menyerahkan hasil perbuatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, tidak
dipengaruhi oleh perbuatan yang berdosa, ibarat daun bunga padma
yang tidak disentuh oleh air.

5.11
kāyena manasā buddhyā, kevalair indriyair api
yoginaḥ karma kurvanti, sańgaḿ tyaktvātma-śuddhaye

Para yogi yang melepaskan ikatan, bertindak dengan badan, pikiran,


kecerdasan dan bahkan dengan indera-indera pun hanya dimaksudkan
untuk penyucian diri.

5.12
yuktaḥ karma-phalaḿ tyaktvā, śāntim āpnoti naiṣṭhikīm
ayuktaḥ kāma-kāreṇa, phale sakto nibadhyate

Orang yang berbhakti secara mantap mencapai kedamaian yang murni


karena dia mempersembahkan hasil segala kegiatan kepada-Ku;
sedangkan orang yang tidak bergabung dengan Yang Mahasuci, dan
kelobaan untuk mendapat hasil dari pekerjaannya, menjadi terikat.
5.13
sarva-karmaṇi manasā, sannyasyāste sukhaḿ vaśī
nava-dvāre pure dehī, naiva kurvan na kārayan

Apabila makhluk hidup yang membadan mengendalikan sifatnya dan


secara mental melepaskan ikatan terhadap segala perbuatan, ia akan
tinggal dengan bahagia di kota yang mempunyai sembilan pintu
gerbang [badan jasmani], dan ia tidak bekerja ataupun menyebabkan
pekerjaan dilakukan.

#71
Bab 5 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
5.14
na kartṛtvaḿ na karmaṇi, lokasya sṛjati prabhuḥ
na karma-phala-saḿyogaḿ, svabhāvas tu prāvartate

Sang roh di dalam badan, penguasa kota badannya, tidak menciptakan


kegiatan, tidak menyebabkan orang bertindak ataupun menciptakan
hasil perbuatan. Segala hal tersebut dilaksanakan oleh sifat-sifat alam
material.
5.15
nādatte kasyacit pāpaḿ, na caiva sukṛtaḿ vibhuḥ
ajñānenāvṛtaḿ jñānaḿ, tena muhyanti jantavaḥ

Tuhan Yang Maha Esa tidak mengambil kegiatan yang berdosa atau
kegiatan saleh yang dilakukan oleh siapapun. Akan tetapi, makhluk
yang membadan dibingungkan karena kebodohan yang menutupi
pengetahuan mereka yang sejati.

5.16
jñānena tu tad ajñānaḿ, yeṣāḿ nāśitam ātmanaḥ
teṣām āditya-vaj jñānaḿ, prakāśayati tat param

Akan tetapi, apabila seseorang dibebaskan dari kebodohannya dengan


pengetahuan yang membinasakan kebodohan, pengetahuannya
mengungkapkan segala sesuatu, seperti matahari menerangi segala
sesuatu pada waktu siang.
5.17
tad-buddhayas tad-ātmānas, tan-niṣṭhās tat-parāyaṇāḥ
gacchanty apunar-āvṛttiḿ, jñāna-nirdhūta-kalmaṣāḥ

Apabila kecerdasan, pikiran, maupun kepercayaan dan tempat


berlindung seseorang semua mantap dalam Yang Mahakuasa, dia
disucikan sepenuhnya dari keragu-raguan mengetahui pengetahuan
yang lengkap dan dengan demikian dia maju lurus menempuh jalan
pembebasan.

#72
Bab 5 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
5.18
vidyā-vinaya-sampanne, brāhmaṇe gavi hastini
śuni caiva śva-pāke ca, paṇḍitāḥ sama-darśinaḥ

Para resi yang rendah hati, berdasarkan pengetahuan yang sejati,


melihat seorang brahmaṇā yang bijaksana dan lemah lembut, seekor
sapi, seekor gajah, seekor anjing dan orang yang makan anjing dengan
penglihatan yang sama.
5.19
ihaiva tair jitaḥ sargo, yeṣāḿ sāmye sthitaḿ manaḥ
nirdoṣaḿ hi samaḿ brahma, tasmād brahmaṇi te sthitāḥ

Orang yang pikirannya telah mantap dalam persamaan dan kemerataan


sikap, telah mengalahkan keadaan kelahiran dan kematian. Bagaikan
Brahman mereka bebas dari kelemahan, dan karena itu mereka sudah
mantap dalam Brahman.
5.20
na prahṛṣyet priyaḿ prāpya, nodvijet prāpya cāpriyam
sthira-buddhir asammūḍho, brahma-vid brahmaṇi sthitaḥ

Seseorang sudah mantap dalam kerohanian jika ia tidak merasa riang


bila mendapatkan sesuatu yang menyenangkan ataupun menyesal bila ia
mendapatkan sesuatu yang tidak menyenangkan, paham tentang Diri-
Nya sendiri, tidak dibingungkan, dan menguasai ilmu pengetahuan
tentang Tuhan.
5.21
bāhya-sparśeṣv asaktātmā, vindaty ātmani yat sukham
sa brahma-yoga-yuktātmā, sukham akṣayam aśnute

Orang yang sudah mencapai pembebasan seperti itu tidak tertarik


kesenangan indera-indera material, melainkan dia selalu berada dalam
semadi, dan menikmati kebahagiaan di dalam hatinya. Dengan cara
demikian, orang yang sudah insaf akan Diri-Nya menikmati
kebahagiaan yang tidak terhingga, sebab ia memusatkan pikirannya
kepada Yang Mahakuasa.
#73
Bab 5 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

5.22
ye hi saḿsparśa-jā bhogā, duḥkha-yonaya eva te
ādy-anta-vantaḥ kaunteya, na teṣu ramate budhaḥ

Orang cerdas tidak ikut serta dalam sumber-sumber kesengsaraan, yang


disebabkan oleh hubungan dengan indera-indera material. Wahai putera
Kuntī, kesenangan seperti itu berawal dan berakhir, karena itu, orang
bijaksana tidak bersenang hati dengan hal-hal itu.
5.23
śaknotīhaiva yaḥ soḍhuḿ, prāk śarīra-vimokṣaṇāt
kāma-krodhodbhavaḿ vegaḿ, sa yuktaḥ sa sukhī naraḥ

Kalau seseorang dapat menahan dorongan indera-indera material dan


menahan kekuatan keinginan dan amarah sebelum ia meninggalkan
badan yang dimilikinya sekarang, maka kedudukannya baik dan ia
berbahagia di dunia ini.
5.24
yo 'ntaḥ-sukho ‘ntar-ārāmas, tathāntar-jyotir eva yaḥ
sa yogī brahma-nirvāṇaḿ, brahma-bhūto 'dhigacchati

Orang yang berbahagia di dalam Diri-Nya, giat dan riang di dalam Diri-
Nya, dan tujuannya di dalam Diri-Nya, sungguh-sungguh ahli kebatinan
yang sempurna. Dia mencapai pembebasan dalam Yang Mahakuasa,
dan akhirnya dia mencapai kepada Yang Mahakuasa.
5.25
labhante brahma-nirvāṇam, ṛṣayaḥ kṣīṇa-kalmaṣāḥ
chinna-dvaidhā yatātmānaḥ, sarva-bhūta-hite ratāḥ

Orang yang berada di luar hal-hal yang relatif yang berasal dari keragu-
raguan, dengan pikirannya tekun di dalam hati, selalu sibuk bekerja
demi kesejahteraan semua makhluk hidup, dan bebas dari segala dosa,
mencapai pembebasan dalam Yang Mahakuasa.

#74
Bab 5 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
5.26
kāma-krodha-vimuktānāḿ, yatīnāḿ yata-cetasām
abhito brahma-nirvāṇaḿ, vartate viditātmanām

Orang yang bebas dari amarah dan segala keinginan material, insaf akan
diri, berdisiplin diri dan senantiasa berusaha mencapai kesempurnaan,
pasti akan mencapai pembebasan dalam Yang Mahakuasa dalam waktu
yang dekat sekali.
5.27-28
sparśān kṛtvā bahir bāhyāḿś, cakṣuś caivāntare bhruvoḥ
prāṇāpānau samau kṛtvā, nāsābhyantara-cāriṇau

yatendriya-mano-buddhir, munir mokṣa-parāyaṇaḥ


vigatecchā-bhaya-krodho, yaḥ sadā mukta eva saḥ

Dengan menutup indera terhadap segala obyek indera dari luar, menjaga
mata dan penglihatan dipusatkan antara kedua alis mata, menghentikan
nafas keluar dan masuk di dalam lobang hidung, dan dengan cara
demikian mengendalikan pikiran, indera-indera dan kecerdasan, seorang
rohaniwan yang bertujuan mencapai pembebasan menjadi bebas dari
keinginan, rasa takut dan amarah. Orang yang selalu berada dalam
keadaan demikian pasti mencapai pembebasan.

5.29
bhoktāraḿ yajña-tapasāḿ, sarva-loka-maheśvaram
suhṛdaḿ sarva-bhūtānāḿ, jñātvā māḿ śāntim ṛcchati

Orang yang sadar kepada-Ku sepenuhnya, karena ia mengenal Aku


sebagai Penerima utama segala korban suci dan pertapaan, Tuhan Yang
Maha Esa penguasa semua planet dan dewa, dan penolong yang
mengharapkan kesejahteraan semua mahkluk hidup, akan mencapai
kedamaian dari penderitaan kesengsaraan material.

#75
Bab 6 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Atha Saṣṭho’dhyāyah
Bab 6 Dhyana-yoga

Roh individual diumpamakan sebagai penumpang, badan sebagai


kereta, kecerdasan sebagai kusir, pikiran sebagai tali kendali, dan panca
indria sebagai lima ekor kud. (6.34)
#76
Bab 6 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
6.1
śrī-bhagavān uvāca
anāśritaḥ karma-phalaḿ, kāryaḿ karma karoti yaḥ
sa sannyāsī ca yogī ca, na niragnir na cākriyaḥ
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Orang yang tidak terikat
pada hasil pekerjaannya dan bekerja menurut tugas kewajibannya
berada pada tingkatan hidup untuk meninggalkan hal-hal duniawi.
Dialah ahli kebatinan yang sejati, bukanlah orang yang tidak pernah
menyalakan api dan tidak melakukan pekerjaan apapun yang menjadi
sannyāsī dan yogi yang sejati.
6.2
yaḿ sannyāsam iti prāhur, yogaḿ taḿ viddhi pāṇḍava
na hy asannyasta-sańkalpo, yogī bhavati kaścana
Hendaknya engkau mengetahui bahwa apa yang disebut melepaskan
ikatan sama dengan yoga atau mengadakan hubungan antara diri kita
dengan Yang Mahakuasa, wahai putera Pāṇḍu, sebab seseorang tidak
akan pernah dapat menjadi yogi kecuali ia melepaskan keinginan untuk
memuaskan indera-indera.
6.3
ārurukṣor muner yogaḿ, karma kāraṇam ucyate
yogārūḍhasya tasyaiva, śamaḥ kāraṇam ucyate

Dikatakan bahwa pekerjaan adalah cara untuk orang yang baru mulai
belajar sistem yoga yang terdiri dari delapan tahap, sedangkan
menghentikan segala kegiatan material dikatakan sebagai cara untuk
orang yang sudah maju dalam yoga.
6.4
yadā hi nendriyārtheṣu, na karmasv anuṣajjate
sarva-sańkalpa-sannyāsī, yogārūḍhas tadocyate

Dikatakan bahwa seseorang sudah maju dalam yoga apabila dia tidak
bertindak untuk kepuasan indera-indera atau menjadi sibuk dalam
kegiatan untuk membuahkan hasil setelah meninggalkan segala
keinginan material.
#77
Bab 6 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
6.5
uddhared ātmanātmānaḿ, nātmānam avasādayet
ātmaiva hy ātmano bandhur, ātmaiva ripur ātmanaḥ

Seseorang harus menyelamatkan diri dengan bantuan pikirannya, dan


tidak menyebabkan Diri-Nya merosot. Pikiran adalah kawan bagi roh
yang terikat, dan pikiran juga musuhnya.

6.6
bandhur ātmātmanas tasya, yenātmaivātmanā jitaḥ
anātmanas tu śatrutve, vartetātmaiva śatru-vat

Pikiran adalah kawan yang paling baik bagi orang yang sudah
menaklukkan pikiran; tetapi bagi orang yang gagal mengendalikan
pikiran, maka pikirannya akan tetap sebagai musuh yang paling besar.

6.7
jitātmanaḥ praśāntasya, paramātmā samāhitaḥ
śītoṣṇa-sukha-duḥkheṣu, tathā mānāpamānayoḥ

Orang yang sudah menaklukkan pikiran sudah mencapai kepada Roh


Yang Utama, sebab dia sudah mencapai ketenangan. Bagi orang seperti
itu, suka dan duka, panas dan dingin, penghormatan dan penghinaan
semua sama.

6.8
jñāna-vijñāna-tṛptātmā, kūṭa-stho vijitendriyaḥ
yukta ity ucyate yogī, sama-loṣṭrāśma-kāñcanaḥ

Dikatakan bahwa seseorang sudah mantap dalam keinsafan diri dan dia
disebut seorang yogi (atau ahli kebatinan) apabila ia puas sepenuhnya
atas dasar pengetahuan yang telah diperoleh dan keinsafan. Orang
seperti itu mantap dalam kerohanian dan sudah mengendalikan diri. Dia
melihat segala sesuatu—baik batu kerikil, batu maupun emas—sebagai
hal yang sama.
#78
Bab 6 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

6.9
suhṛn-mitrāry-udāsīna-, madhya-stha-dveṣya-bandhuṣu
sādhuṣv api ca pāpeṣu, sama-buddhir viśiṣyate

Seseorang dianggap lebih maju lagi apabila dia memandang orang jujur
yang mengharapkan kesejahteraan, penolong yang penuh kasih sayang,
orang netral, perantara, orang iri, kawan dan musuh, orang saleh dan
orang yang berdosa dengan sikap pikiran yang sama.

6.10
yogī yuñjīta satatam, ātmānaḿ rahasi sthitaḥ
ekākī yata-cittātmā, nirāśīr aparigrahaḥ

Seorang rohaniawan seharusnya selalu menjadikan badannya, pikiran


dan Diri-Nya tekun dalam hubungan dengan Yang Mahakuasa.
Hendaknya dia hidup sendirian di tempat yang sunyi dan selalu
mengendalikan pikirannya dengan hati-hati. Seharusnya dia bebas dari
keinginan dan rasa memiliki sesuatu.

6.11-12
śucau deśe pratiṣṭhāpya, sthirām āsanam ātmanaḥ
nāty-ucchritaḿ nāti-nīcaḿ, cailājina-kuśottaram

tatraikāgraḿ manaḥ kṛtvā, yata-cittendriya-kriyaḥ


upaviśyāsane yuñjyād, yogam ātma-viśuddhaye

Untuk berlatih yoga, seseorang harus pergi ke tempat sunyi dan


menaruh rumput kusa di atas tanah, kemudian menutupi rumput kusa itu
dengan kulit rusa dan kain yang lunak. Tempat duduk itu hendaknya
tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, dan sebaiknya terletak di
tempat suci. Kemudian yogi harus duduk di atas tempat duduk itu
dengan teguh sekali dan berlatih yoga untuk menyucikan hatinya
dengan mengendalikan pikiran, indera-indera dan kegiatannya dan
memusatkan pikiran pada satu titik.
#79
Bab 6 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
6.13-14
samaḿ kāya-śiro-grīvaḿ, dhārayann acalaḿ sthiraḥ
samprekṣya nāsikāgraḿ svaḿ, diśaś cānavalokayan

praśāntātmā vigata-bhīr, brahmacāri-vrate sthitaḥ


manaḥ saḿyamya mac-citto, yukta āsīta mat-paraḥ

Seseorang harus menjaga badan, leher dan kepalanya tegak dalam garis
lurus dan memandang ujung hidung dengan mantap. Seperti itu, dengan
pikiran yang tidak goyah dan sudah ditaklukkan, bebas dari rasa takut,
bebas sepenuhnya dari hubungan suami-isteri, hendaknya ia bersemadi
kepada-Ku di dalam hati dan menjadikan Aku sebagai tujuan hidup
yang tertinggi.
6.15
yuñjann evaḿ sadātmānaḿ, yogī niyata-mānasaḥ
śāntiḿ nirvāṇa-paramāḿ, mat-saḿsthām adhigacchati

Dengan berlatih mengendalikan badan, pikiran dan kegiatan senantiasa


seperti itu, seorang ahli kebatinan yang melampaui keduniawian dengan
pikiran yang teratur mencapai kerajaan Tuhan [atau tempat tinggal
Krishna] dengan cara menghentikan kehidupan material.
6.16
nāty-aśnatas 'tu yogo ‘sti, na caikāntam anaśnataḥ
na cāti-svapna-śīlasya, jāgrato naiva cārjuna

Wahai Arjuna, tidak mungkin seseorang menjadi yogi kalau dia makan
terlalu banyak, makan terlalu sedikit, tidur terlalu banyak atau tidak
tidur secukupnya.
6.17
yuktāhāra-vihārasya, yukta-ceṣṭasya karmasu
yukta-svapnāvabodhasya, yogo bhavati duḥkha-hā

Orang yang teratur dalam kebiasaan makan, tidur, berekreasi dan


bekerja dapat menghilangkan segala rasa sakit material dengan berlatih
sistem yoga.
#80
Bab 6 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
6.18
yadā viniyataḿ cittam, ātmany evāvatiṣṭhate
nispṛhaḥ sarva-kāmebhyo, yukta ity ucyate tadā
Apabila seorang yogi mendisiplinkan kegiatan pikirannya dan menjadi
mantap dalam kerohanian yang melampaui hal-hal duniawi—bebas dari
segala keinginan material—dikatakan bahwa dia sudah mantap dengan
baik dalam yoga.
6.19
yathā dīpo nivāta-stho, neńgate sopamā smṛtā
yogino yata-cittasya, yuñjato yogam ātmanaḥ
Ibarat lampu di tempat yang tidak ada angin tidak bergoyang, seorang
rohaniawan yang pikirannya terkendalikan selalu mantap dalam
semadinya pada sang diri yang rohani dan melampaui hal-hal duniawi.
6.20-23
yatroparamate cittaḿ, niruddhaḿ yoga-sevayā
yatra caivātmanātmānaḿ, paśyann ātmani tuṣyati
sukham ātyantikaḿ yat tad, buddhi-grāhyam atīndriyam
vetti yatra na caivāyaḿ, sthitaś calati tattvataḥ
yaḿ labdhvā cāparaḿ lābhaḿ, manyate nādhikaḿ tataḥ
yasmin sthito na duḥkhena, guruṇāpi vicālyate
taḿ vidyād duḥkha-saḿyoga-, viyogaḿ yoga-saḿjñitam
Pada tingkat kesempurnaan yang disebut semadi atau samadhi, pikiran
seseorang terkekang sepenuhnya dari kegiatan pikiran yang bersifat
material melalui latihan yoga. Ciri kesempurnaan itu ialah bahwa
seseorang sanggup melihat sang diri dengan pikiran yang murni ia
menikmati dan riang dalam sang diri. Dalam keadaan riang itu,
seseorang berada dalam kebahagiaan rohani yang tidak terhingga, yang
diinsafi melalui indera-indera rohani. Setelah menjadi mantap seperti
itu, seseorang tidak pernah menyimpang dari kebenaran, dan setelah
mencapai kedudukan ini, dia berpikir tidak ada keuntungan yang lebih
besar lagi. Kalau ia sudah mantap dalam kedudukan seperti itu, ia tidak
pernah tergoyahkan, bahkan di tengah-tengah kesulitan yang paling
besar sekalipun. Ini memang kebebasan yang sejati dari segala
kesengsaraan yang berasal dari hubungan material.
#81
Bab 6 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
6.24
sa niścayena yoktavyo, yogo 'nirviṇṇa-cetasā
sańkalpa-prabhavān kāmāḿs, tyaktvā sarvān aśeṣataḥ
manasāivendriya-grāmaḿ, viniyamya samantataḥ

Hendaknya seseorang menekuni latihan yoga dengan ketabahan hati dan


keyakinan dan jangan disesatkan dari jalan itu. Hendaknya ia
meninggalkan segala keinginan meterial yang dilahirkan dari angan-
angan tanpa terkecuali, dan dengan demikian mengendalikan segala
indera di segala sisi melalui pikiran.

6.25
śanaiḥ śanair uparamed, buddhyā dhṛti-gṛhītayā
ātma-saḿsthaḿ manaḥ kṛtvā, na kiñcid api cintayet

Berangsur-angsur, selangkah demi selangkah, seseorang harus mantap


dalam semadi dengan menggunakan kecerdasan yang diperkokoh oleh
keyakinan penuh, dan dengan demikian pikiran harus dipusatkan hanya
kepada sang diri dan tidak memikirkan sesuatu selain itu.
6.26
yato yato niścalati, manaś cañcalam asthirām
tatas tato niyamyaitad, ātmany eva vaśaḿ nayet

Dari manapun pikiran mengembara karena sifatnya yang berkedip-


kedip dan tidak mantap, seseorang dengan pasti harus menarik
pikirannya dan membawanya kembali di bawah pengendalian sang diri.
6.27
praśānta-manasāḿ hy enaḿ, yoginaḿ sukham uttamam
upaiti śānta-rājā saḿ, brahma-bhūtam akalmaṣam

Seorang yogi yang pikirannya sudah dipusatkan pada-Ku pasti


mencapai kesempurnaan tertinggi kebahagiaan rohani. Dia berada di
atas pengaruh sifat nafsu, dia menginsafi persamaan sifat antara Diri-
Nya dan Yang Mahakuasa, dan dengan demikian dia dibebaskan dari
segala reaksi perbuatan dari dahulu.
#82
Bab 6 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

6.28
yuñjann evaḿ sadātmānaḿ, yogī vigata-kalmaṣaḥ
sukhena brahma-saḿsparśam, atyantaḿ sukham aśnute

Dengan demikian, seorang yogi yang sudah mengendalikan diri dan


senantiasa menekuni latihan yoga dibebaskan dari segala pengaruh
material dan mencapai tingkat tertinggi kebahagiaan yang sempurna
dalam cinta-bhakti rohani kepada Tuhan.
6.29
sarva-bhūta-stham ātmānaḿ, sarva-bhūtāni cātmani
īkṣate yoga-yuktātmā, sarvatra sama-darśanaḥ

Seorang yogi yang sejati melihat Aku bersemayam di dalam semua


makhluk hidup, dan dia juga melihat setiap makhluk hidup di dalam
Diri-Ku. Memang, orang yang sudah insaf akan Diri-Nya melihat Aku,
Tuhan Yang Maha Esa yang sama di mana-mana.

6.30
yo māḿ paśyati sarvatra, sarvaḿ ca mayi paśyati
tasyāhaḿ na praṇaśyāmi, sa ca me na praṇaśyati

Aku tidak pernah hilang bagi orang yang melihat Aku di mana-mana
dan melihat segala sesuatu berada di dalam Diri-Ku, dan diapun tidak
pernah hilang bagi-Ku.

6.31
sarva-bhūta-sthitaḿ yo māḿ, bhajaty ekatvām āsthitaḥ
sarvathā vartamāno ‘pi, sa yogī mayi vartate

Seorang yogi seperti itu, yang menekuni pengabdian yang patut


dihormati kepada Roh Yang Utama, dengan mengetahui bahwa Aku dan
Roh Yang Utama adalah satu, selalu tetap di dalam Diri-Ku dalam
segala keadaan.

#83
Bab 6 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

6.32
ātmaupamyena sarvatra, samaḿ paśyati yo 'rjuna
sukhaḿ vā yadi vā duḥkhaḿ, sa yogī paramo mataḥ

Orang yang melihat persamaan sejati semua makhluk hidup, baik yang
dalam suka maupun dalam dukanya, menurut perbandingan dengan
Diri-Nya sendiri, adalah yogi yang sempurna, wahai Arjuna.

6.33
Arjuna uvāca
yo 'yaḿ yogas tvayā proktāḥ, sāmyena madhusūdana
etasyāhaḿ na paśyāmi, cañcalatvāt sthitiḿ sthirām

Arjuna berkata: O Madhusūdana, sistem yoga yang sudah Anda ringkas


kelihatannya kurang praktis dan hamba tidak tahan melaksanakannya,
sebab pikiran gelisah dan tidak mantap.

6.34
cañcalaḿ hi manaḥ kṛṣṇa, pramāthi balavad dṛḍham
tasyāhaḿ nigrahaḿ manye, vāyor iva su-duṣkaram

Sebab pikiran gelisah, bergelora, keras dan kuat sekali, o Krishna, dan
hamba pikir menaklukkan pikiran lebih sulit daripada mengendalikan
angin.
6.35
śrī-bhagavān uvāca
asaḿśayaḿ mahā-bāho, mano durnigrahaḿ calam
abhyāsena tu kaunteya, vairāgyeṇa ca gṛhyate

Sri Krishna bersabda: Wahai putera Kuntī yang berlengan perkasa, tentu
saja sulit mengendalikan pikiran yang gelisah, tetapi hal ini
dimungkinkan dengan latihan yang cocok dan ketidakterikatan.

#84
Bab 6 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
6.36
asaḿyatātmanā yogo, duṣprāpa iti me matiḥ
vaśyātmanā tu yatatā, śakyo 'vāptum upāyataḥ

Keinsafan diri adalah pekerjaan yang sulit bagi orang yang pikirannya
tidak terkendali. Tetapi orang yang pikirannya terkendali yang berusaha
dengan cara yang cocok terjamin akan mencapai sukses. Itulah
pendapat-Ku.
6.37
Arjuna uvāca
ayatiḥ śraddhayopeto, yogāc calita-mānasaḥ
aprāpya yoga-saḿsiddhiḿ, kāḿ gatiḿ kṛṣṇa gacchati

Arjuna berkata: O Krishna, bagaimana nasib seorang rohaniawan yang


tidak mencapai sukses, yang mulai mengikuti proses keinsafan diri pada
permulaan dengan kepercayaan, tetapi kemudian berhenti karena
pikiran yang duniawi dan dengan demikian tidak mencapai
kesempurnaan dalam kebatinan?
6.38
kaccin nobhaya-vibhraṣṭaś, chinnābhram iva naśyati
apratiṣṭho mahā-bāho, vimūḍho brahmaṇaḥ pathi

O Krishna yang berlengan perkasa, bukankah orang seperti itu yang


telah dibingungkan hingga menyimpang dari jalan kerohanian jatuh dari
sukses rohani maupun sukses material hingga Diri-Nya musnah,
bagaikan awan yang diobrak-abrik, tanpa kedudukan di lingkungan
manapun?
6.39
etan me saḿśayaḿ kṛṣṇa, chettum arhasy aśeṣataḥ
tvad-anyaḥ saḿśayasyāsya, chettā na hy upapadyate

Inilah keragu-raguan hamba, o Krishna, dan hamba memohon agar


Anda menghilangkan keragu-raguan ini sepenuhnya. Selain Anda, tiada
seorangpun yang dapat ditemukan untuk membinasakan keragu-raguan
ini.
#85
Bab 6 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

6.40
śrī-bhagavān uvāca
pārtha naiveha nāmutra, vināśas tasya vidyāte
na hi kalyāṇa-kṛt kaścid, durgatiḿ tāta gacchati

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Putera Pṛthā, seorang


rohaniwan yang sibuk dalam kegiatan yang mujur tidak mengalami
kemusnahan baik di dunia ini maupun di dunia rohani; orang yang
berbuat baik tidak pernah dikuasai oleh kejahatan, wahai kawan-Ku.
6.41
prāpya puṇya-kṛtāḿ lokān, uṣitvā śāśvatīḥ samaḥ
śucīnāḿ śrīmatāḿ gehe, yoga-bhraṣṭo 'bhijāyate

Sesudah seorang yogi yang tidak mencapai sukses menikmati selama


bertahun-tahun di planet-planet makhluk yang saleh, ia dilahirkan
dalam keluarga orang saleh atau dalam keluarga bangsawan yang kaya.
6.42
atha vā yoginām eva, kule bhavati dhīmatām
etad dhi durlabhataraḿ, loke janma yad īdṛśam

Atau [kalau dia belum mencapai sukses sesudah lama berlatih yoga] dia
dilahirkan dalam keluarga rohaniwan yang pasti memiliki kebijaksanaan
yang tinggi. Memang, jarang sekali seseorang dilahirkan dalam keadaan
seperti itu di dunia ini.

6.43
tatra taḿ buddhi-saḿyogaḿ, labhate paurva-dehikam
yatate ca tato bhūyaḥ, saḿsiddhau kuru-nandana

Sesudah dilahirkan seperti itu, sekali lagi dia menghidupkan kesadaran


suci dari penjelmaannya yang dahulu, dan dia berusaha maju lebih
lanjut untuk mencapai sukses yang lengkap, wahai putera Kuru.

#86
Bab 6 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
6.44
pūrvābhyāsena tenaiva, hriyate hy avaśo 'pi saḥ
jijñāsur api yogasya, śabda-brahmātivartate

Berkat kesadaran suci dari penjelmaan sebelumnya, dengan sendirinya


dia tertarik kepada prinsip-prinsip yoga—kendatipun tanpa diupayakan.
Seorang rohaniwan yang ingin menemukan jawaban seperti itu selalu
berada di atas prinsip-prinsip ritual dari Kitab Suci.
6.45
prayatnād yatamānas tu, yogī saḿśuddha-kilbiṣaḥ
aneka-janma-saḿsiddhas, tato yāti parāḿ gatim

Apabila seorang yogi tekun dengan usaha yang tulus ikhlas untuk maju
lebih lanjut, dengan disucikan dari segala pencemaran, akhirnya ia
mencapai kesempurnaan sesudah melatihnya selama banyak
penjelmaan, dan ia mencapai tujuan tertinggi.
6.46
tapasvibhyo 'dhiko yogī, jñānibhyo 'pi mato 'dhikaḥ
karmibhyaś cādhiko yogī, tasmād yogī bhavārjuna

Seorang yogi lebih mulia daripada orang yang bertapa, lebih mulia
daripada orang yang mempelajari filsafat berdasarkan percobaan dan
lebih mulia daripada orang yang bekerja dengan maksud mendapatkan
hasil atau pahala. Karena itu, dalam segala keadaan, jadilah seorang
yogi, wahai Arjuna.
6.47
yoginām api sarveṣāḿ, mad-gatenāntar-ātmanā
śraddhāvān bhajate yo māḿ, sa me yuktatamo mataḥ

Di antara semua yogi, orang yang mempunyai keyakinan yang kuat dan
selalu tinggal di dalam Diri-Ku, berpikir tentang Aku di dalam Diri-
Nya, dan mengabdikan diri kepada-Ku dalam cinta bhakti rohani sudah
bersatu dengan-Ku dalam yoga dengan cara yang paling dekat, dan
dialah yang paling tinggi diantara semuanya. Itulah pendapat-Ku.


#87
Bab 7 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Atha Saptamo’dhyāyah
Bab 7 Pengetahuan Tentang Yang Mutlak

Tanah, air, api, udara, angkasa, pikiran, kecerdasan dan keakuan palsu,
delapan tenaga ini semua tenaga-tenaga material yang terpisah dari
Diri-Ku. (7.4)

#88
Bab 7 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
7.1
śrī-bhagavān uvāca
mayy āsakta-manāḥ pārtha, yogaḿ yuñjan mad-āśrayaḥ
asaḿśayaḿ samagraḿ māḿ, yathā jñāsyasi tac chṛṇu

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Wahai putera Pṛthā,


sekarang dengarlah bagaimana engkau dapat mengenal Diri-Ku
sepenuhnya, bebas dari keragu-raguan, dengan cara mempraktekkan
yoga dan menyadari Aku sepenuhnya, dengan pikiran terikat kepada-
Ku.
7.2
jñānaḿ te 'haḿ sa-vijñānam, idaḿ vakṣyāmy aśeṣataḥ
yaj jñātvā neha bhūyo ‘nyaj, jñātavyam avaśiṣyate

Sekarang Aku akan menyatakan pengetahuan ini kepadamu secara


keseluruhan, baik yang dapat dilihat maupun yang tidak dapat dilihat.
Dengan menguasai pengetahuan ini, tidak akan ada hal lain lagi yang
belum engkau ketahui.
7.3
manuṣyāṇāḿ sahasreṣu, kaścid yatati siddhaye
yatatām api siddhānāḿ, kaścin māḿ vetti tattvataḥ

Di antara beribu-ribu orang, mungkin ada satu yang berusaha untuk


mencapai kesempurnaan, dan di antara mereka yang sudah mencapai
kesempurnaan, hampir tidak ada satupun yang mengetahui tentang Diri-
Ku dengan sebenarnya.
7.4
bhūmir āpo 'nalo vāyuḥ, khaḿ mano buddhir eva ca
ahańkāra itīyaḿ me, bhinnā prakṛtir aṣṭadhā

Tanah, air, api, udara, angkasa, pikiran, kecerdasan dan keakuan yang
palsu—secara keseluruhan delapan unsur ini merupakan tenaga-tenaga
material yang terpisah dari Diri-Ku.

#89
Bab 7 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
7.5
apareyam itas tv anyāḿ, prakṛtiḿ viddhi me parām
jīva-bhūtāḿ mahā-bāho, yayedaḿ dhāryate jagat
Wahai Arjuna yang berlengan perkasa, di samping tenaga-tenaga
tersebut, ada pula tenaga-Ku yang lain yang bersifat utama, terdiri dari
para makhluk hidup yang menggunakan sumber-sumber alam material
yang rendah tersebut.
7.6
etad-yonīni bhūtāni, sarvāṇīty upadhāraya
ahaḿ kṛtsnasya jagataḥ, prabhavaḥ pralayas tathā
Semua makhluk yang diciptakan bersumber dari kedua alam tersebut.
Ketahuilah dengan pasti bahwa Aku adalah sumber perwujudan dan
peleburan segala sesuatu di dunia ini, baik yang bersifat material
maupun yang bersifat rohani.
7.7
mattaḥ parataraḿ nānyat, kiñcid asti dhanañjaya
mayi sarvam idaḿ protaḿ, sūtre maṇi-gaṇā iva
Wahai perebut kekayaan, tidak ada kebenaran yang lebih tinggi dari
pada-Ku. Segala sesuatu bersandar kepada-Ku, bagaikan mutiara diikat
pada seutas tali.
7.8
raso 'ham apsu kaunteya, prabhāsmi śaśi-sūryayoḥ
praṇavaḥ sarva-vedeṣu, śabdaḥ khe pauruṣaḿ nṛṣu
Wahai putera Kuntī (Arjuna), Aku adalah rasa air, cahaya matahari dan
bulan, suku kata om dalam mantra-mantra Veda; Aku adalah suara di
angkasa dan kesanggupan dalam manusia.
7.9
puṇyo gandhaḥ pṛthivyāḿ ca, tejaś cāsmi vibhāvasau
jīvanaḿ sarva-bhūteṣu, tapaś cāsmi tapasviṣu
Aku adalah harum yang asli dari tanah, dan Aku adalah panas dalam
api. Aku adalah nyawa segala sesuatu yang hidup, dan Aku adalah
pertapaan semua orang yang bertapa.

#90
Bab 7 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
7.10
bījaḿ māḿ sarva-bhūtānāḿ, viddhi pārtha sanātanam
buddhir buddhimatām asmi, tejas tejasvinām aham
Wahai putera Pṛthā, ketahuilah bahwa Aku adalah benih asli segala
kehidupan, kecerdasan orang yang cerdas, dan kewibawaan orang yang
perkasa.
7.11
balaḿ bala-vatāḿ cāhaḿ, kāma-rāga-vivarjitam
dharmāviruddho bhūteṣu, kāmo 'smi Bhārata rṣabha
Aku adalah kekuatan orang yang kuat, bebas dari nafsu dan keinginan.
Aku adalah hubungan suami isteri yang tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip keagamaan, wahai prabhu dari keluarga Bhārata
[Arjuna].
7.12
ye caiva sāttvikā bhāvā, rājasās tāmasāś ca ye
matta eveti tān viddhi, na tv ahaḿ teṣu te mayi
Ketahuilah bahwa segala keadaan hidup; baik kebaikan, nafsu maupun
kebodohan—diwujudkan oleh tenaga-Ku. Menurut suatu pengertian,
Aku adalah segala sesuatu, tetapi Aku bebas. Aku tidak berada di bawah
pengaruh sifat-sifat alam material, sebaliknya sifat-sifat alam berada di
dalam Diri-Ku.
7.13
tribhir guṇa-mayā ir bhāvair, ebhiḥ sarvam idaḿ jagat
mohitaḿ nābhijānāti, mām ebhyaḥ param avyayām
Dikhayalkan oleh tiga sifat [kebaikan, nafsu dan kebodohan], seluruh
dunia tidak mengenal Diri-Ku, yang berada di atas sifat-sifat alam dan
tidak dapat dimusnahkan.
7.14
daivī hy eṣā guṇa-mayī, mama māyā duratyayā
mām eva ye prapadyante, māyām etāḿ taranti te
Tenaga rohani-Ku, terdiri dari tiga sifat alam material, sulit diatasi.
Tetapi orang yang sudah menyerahkan diri kepada-Ku dengan mudah
sekali dapat menyeberang melampaui tenaga itu.
#91
Bab 7 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
7.15
na māḿ duṣkṛtino mūḍhāḥ, prapadyante narādhamāḥ
māyayāpahṛta-jñānā, āsuraḿ bhāvam āśritāḥ

Orang jahat yang bodoh secara kasar, manusia yang paling rendah, yang
kehilangan pengetahuannya akibat khayalan, dan yang ikut dalam sifat
orang jahat yang tidak percaya kepada Tuhan tidak menyerahkan diri
kepada-Ku.

7.16
catur-vidhā bhajante māḿ, janāḥ sukṛtino 'rjuna
ārto jijñāsur arthārthī, jñānī ca Bhārata rṣabha

O yang paling baik di antara para Bhārata, empat jenis orang saleh
mulai berbhakti kepada-Ku—orang yang berdukacita, orang yang
menginginkan kekayaan, orang yang ingin tahu, dan orang yang
mencari pengetahuan tentang Yang Mutlak.

7.17
teṣāḿ jñānī nitya-yukta, eka-bhaktir viśiṣyate
priyo hi jñānino ‘tyartham, ahaḿ sa ca mama priyaḥ

Di antara orang tersebut, orang yang memiliki pengetahuan sepenuhnya


dan selalu tekun dalam bhakti yang murni adalah yang paling baik.
Sebab dia sangat mencintai-Ku dan Aku sangat mencintainya.

7.18
udārāḥ sarva evaite, jñānī tv ātmaiva me matam
āsthitaḥ sa hi yuktātmā, mām evānuttamāḿ gatim

Semua penyembah tersebut tentu saja roh yang murah hati, tetapi orang
yang mantap dalam pengetahuan tentang-Ku Aku anggap seperti Diri-
Ku Sendiri. Oleh karena dia tekun dalam bhakti rohani kepada-Ku, dia
pasti mencapai kepada-Ku, tujuan tertinggi yang paling sempurna.

#92
Bab 7 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
7.19
bahūnāḿ janmanām ante, jñānavān māḿ prapadyate
vāsudevaḥ sarvam iti, sa mahātmā su-durlabhaḥ

Sesudah dilahirkan dan meninggal berulangkali, orang yang sungguh-


sungguh memiliki pengetahuan menyerahkan diri kepada-Ku, dengan
mengenal-Ku sebagai sebab segala sebab dan sebab segala sesuatu yang
ada. Roh yang mulia seperti itu jarang sekali ditemukan.

7.20
kāmais tais tair hṛta-jñānāḥ, prapadyante 'nya-devatāḥ
taḿ taḿ niyamam āsthāya, prakṛtyā niyatāḥ svayā

Orang yang kecerdasannya sudah dicuri oleh keinginan duniawi


menyerahkan diri kepada para dewa dan mengikuti aturan dan peraturan
sembahyang tertentu menurut sifatnya masing-masing.

7.21
yo yo yāḿ yāḿ tanuḿ bhaktaḥ, śraddhayārcitum icchati
tasya tasyācalāḿ śraddhāḿ, tām eva vidadhāmy aham

Aku bersemayam di dalam hati semua orang sebagai Roh Yang Utama.
Begitu seseorang menyembah dewa tertentu, Aku menjadikan
kepercayaannya mantap supaya ia dapat menyerahkan diri kepada dewa
itu.
7.22
sa tayā śraddhayā yuktas, tasyārādhanam īhate
labhate ca tataḥ kāmān, mayā iva vihitān hi tān

Setelah diberi kepercayaan seperti itu, dia berusaha menyembah dewa


tertentu dan memperoleh apa yang diinginkannya. Tetapi sebenarnya
hanya Aku Sendiri yang menganugerahkan berkat-berkat itu.

#93
Bab 7 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
7.23
antavat tu phalaḿ teṣāḿ, tad bhavaty alpa-medhasām
devān deva-yajo yānti, mad-bhaktā yānti mām api
Orang yang kurang cerdas menyembah para dewa, dan hasilnya terbatas
dan sementara. Orang yang menyembah para dewa pergi ke planet-
planet dewa, tetapi para penyembah-Ku akhirnya mencapai planet-Ku
yang paling tinggi.
7.24
avyaktaḿ vyaktim āpannaḿ, manyante mām abuddhayaḥ
paraḿ bhāvam ajānanto, mamāvyayām anuttamam
Orang yang kurang cerdas, tidak mengenal Diri-Ku secara sempurna,
menganggap bahwa dahulu Aku, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa,
Krishna, tidak bersifat pribadi dan sekarang Aku sudah berwujud dalam
kepribadian ini. Oleh karena pengetahuan mereka sangat kurang,
mereka tidak mengenal sifat-Ku yang lebih tinggi, yang tidak dapat
dimusnahkan dan bersifat Mahakuasa.

7.25
nāhaḿ prakāśaḥ sarvasya, yoga-māyā-samāvṛtaḥ
mūḍho 'yaḿ nābhijānāti, loko mām ajam avyayām
Aku tidak pernah terwujud kepada orang yang bodoh dan kurang
cerdas. Bagi mereka, aku ditutupi oleh kekuatan dalam dari Diri-Ku.
Karena itu, mereka tidak mengetahui bahwa Aku tidak dilahirkan dan
tidak pernah gagal.
7.26
vedāhaḿ samatītāni, vartamānāni cārjuna
bhaviṣyāṇi ca bhūtāni, māḿ tu veda na kaścana
Wahai Arjuna, sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Aku
mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada masa lampau, segala
sesuatu yang sedang terjadi sekarang, dan segala sesuatu yang akan
terjadi pada masa yang akan datang. Aku juga mengenal semua
makhluk hidup, namun tiada seorangpun yang mengenal Diri-Ku.

#94
Bab 7 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
7.27
icchā-dveṣa-samutthena, dvandva-mohena bhārata
sarva-bhūtāni sammohaḿ, sarge yānti parantapa

Wahai prabhu dari keluarga Bhārata, wahai penakluk musuh, semua


makhluk hidup dilahirkan ke dalam khayalan, dan dibingungkan oleh
hal-hal relatif yang timbul dari keinginan dan rasa benci.
7.28
yeṣāḿ tv anta-gataḿ pāpaḿ, janānāḿ puṇya-karmaṇām
te dvandva-moha-nirmuktā, bhajante māḿ dṛḍha-vratāḥ

Orang yang sudah bertindak dengan cara yang saleh dalam penjelmaan-
penjelmaan yang lalu dan dalam hidup ini dan dosanya sudah
dihilangkan sepenuhnya, dibebaskan dari hal-hal relatif berupa
khayalan, dan mereka menekuni bhakti kepada-Ku dengan ketabahan
hati.
7.29
jarā-maraṇa-mokṣāya, mām āśritya yatanti ye
te brahma tad viduḥ kṛtsnam, adhyātmaḿ karma cākhilam

Orang cerdas yang sedang berusaha mencapai pembebasan dari usia tua
dan kematian berlindung kepada-Ku dalam bhakti. Mereka sungguh-
sungguh Brahman karena mereka mengetahui sepenuhnya segala
sesuatu tentang kegiatan rohani yang melampaui hal-hal duniawi.
7.30
sādhibhūtādhidaivaḿ māḿ, sādhiyajñaḿ ca ye viduḥ
prayāṇa-kāle 'pi ca māḿ, te vidur yukta-cetasāḥ

Orang yang sadar kepada-Ku sepenuhnya, yang mengenal Diri-Ku,


Yang Mahakuasa, sebagai prinsip yang mengendalikan manifestasi
material, para dewa dan segala cara korban suci, dapat mengerti dan
mengenal Diri-Ku, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, bahkan pada
saat meninggal dunia sekalipun.

#95
Bab 8 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Atha Aṣṭamo’dhyāyah
Bab 8 Cara Mencapai Kepada
Yang Mahakuasa

Orang yang bersemadi kepadaku sebagai Kepribadian Tuhan Yang


Maha Esa, dengan pikirannya senantiasa tekun ingat kepada-Ku, dan
tidak pernah menyimpang dari jalan itu, dialah yang pasti mencapai
kepada-Ku, wahai Pārtha.(8.8)
#96
Bab 8 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
Arjuna uvāca 8.1
kiḿ tad brahma kim adhyātmaḿ, kiḿ karma puruṣottama
adhibhūtaḿ ca kiḿ proktām, adhidaivaḿ kim ucyate
Arjuna berkata: O Tuhan Yang Maha Esa, o Kepribadian Yang Paling
Utama, apa arti Brahman? Apa itu sang diri? Apa arti kegiatan untuk
membuahkan hasil? Apa arti manifestasi material ini? Apa arti para
dewa? Mohon menjelaskan hal-hal ini kepada hamba.
8.2
adhiyajñaḥ kathaḿ ko ‘tra, dehe 'smin madhusūdana
prayāṇa-kāle ca kathaḿ, jñeyo 'si niyatātmabhiḥ
Siapakah Penguasa korban suci, dan bagaimana cara Beliau
bersemayam di dalam badan, wahai Madhusūdana? Bagaimana cara
orang yang tekun dalam bhakti dapat mengenal Anda pada saat
meninggal?
śrī-bhagavān uvāca 8.3
akṣaraḿ brahma paramaḿ, svabhāvo 'dhyātmam ucyate
bhūta-bhāvodbhava-karo, visargaḥ karma-saḿjñitaḥ
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Makhluk hidup yang
tidak dapat dimusnahkan dan bersifat rohani disebut Brahman, dan
sifatnya yang kekal disebut adhyātma, atau sang diri. Perbuatan
berhubungan dengan perkembangan badan-badan jasmani para makhluk
hidup disebut karma atau kegiatan yang dimaksudkan untuk
membuahkan hasil atau pahala.
8.4
adhibhūtaḿ kṣaro bhāvaḥ, puruṣaś cādhidaivatam
adhiyajño 'ham evātra, dehe deha-bhṛtāḿ vara
Wahai yang paling baik di antara para makhluk yang berada di dalam
badan, alam, yang berubah senantiasa, disebut adhi-bhuta [manifestasi
material]. Bentuk semesta Tuhan, termasuk semua dewa, seperti dewa
matahari dan dewa bulan, disebut adhi-daiva. Aku, Tuhan Yang Maha
Esa, yang berwujud sebagai Roh Yang Utama di dalam hati setiap
makhluk yang berada di dalam badan, disebut adhi-yajna [Penguasa
korban suci].
#97
Bab 8 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

8.5
anta-kāle ca mām eva, smaran muktvā kalevaram
yaḥ prayāti sa mad-bhāvaḿ, yāti nāsty atra saḿśayaḥ

Siapapun yang meninggalkan badannya pada saat ajalnya sambil ingat


kepada-Ku, segera mencapai sifat-Ku. Kenyataan ini tidak dapat
diragukan.
8.6
yaḿ yaḿ vāpi smaran bhāvaḿ, tyajaty ante kalevaram
taḿ tam evaiti kaunteya, sadā tad-bhāva-bhāvitaḥ

Keadaan hidup manapun yang diingat seseorang pada saat ia


meninggalkan badannya, pasti keadaan itulah yang akan dicapainya,
wahai putera Kuntī .
8.7
tasmāt sarveṣu kāleṣu, mām anusmara yudhya ca
mayy arpita-mano-buddhir, mām evaiṣyasy asaḿśayaḥ

Wahai Arjuna, karena itu, hendaknya engkau selalu berpikir tentang-Ku


dalam bentuk Krishna dan pada waktu yang sama melaksanakan tugas
kewajibanmu, yaitu bertempur. Dengan kegiatanmu dipersembahkan
kepada-Ku pikiran dan kecerdasanmu dipusatkan kepada-Ku, tidak
dapat diragukan bahwa engkau akan mencapai kepada-Ku.

8.8
abhyāsa-yoga-yuktena, cetasā nānya-gāminā
paramaḿ puruṣaḿ divyaḿ, yāti pārthānucintayan

Orang yang bersemadi kepadaku sebagai Kepribadian Tuhan Yang


Maha Esa, dengan pikirannya senantiasa tekun ingat kepada-Ku, dan
tidak pernah menyimpang dari jalan itu, dialah yang pasti mencapai
kepada-Ku, wahai Pārtha.

#98
Bab 8 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
8.9
kaviḿ purāṇam anuśāsitāram
aṇor aṇīyāḿsam anusmared yaḥ
sarvasya dhātāram acintya-rūpam
āditya-varṇaḿ tamasaḥ parastāt

Hendaknya seseorang bersemadi kepada Kepribadian Yang Paling


Utama sebagai yang Mahatahu. Yang paling tua, Yang mengendalikan,
lebih kecil daripada yang paling kecil, Pemelihara segala sesuatu, Yang
berada di luar segala paham material, Yang tidak dapat dibayangkan,
dan selalu bersifat kepribadian. Beliau bercahaya seperti matahari, dan
Beliau bersifat rohani, di luar alam material ini.
8.10
prayāṇa-kāle manasācalena
bhaktyā yukto yoga-balena caiva
bhruvor madhye prāṇam āveśya samyak
sa taḿ paraḿ puruṣam upaiti divyam
Pada saat meninggal, orang yang memusatkan udara kehidupannya di
tengah-tengah antara kedua alis matanya dan tekun ingat kepada Tuhan
Yang Maha Esa dalam bhakti sepenuhnya melalui kekuatan yoga,
dengan pikiran yang tidak pernah menyimpang, pasti akan mencapai
kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.
8.11
yad akṣaraḿ veda-vido vādānti
viśanti yad yatayo vīta-rāgāḥ
yad icchanto brahmacaryaḿ caranti
tat te padaḿ sańgraheṇa pravakṣye
Orang yang berpengetahuan tentang Veda, yang mengucapkan oḿ-kāra
dan menjadi resi-resi yang mulia pada tingkatan hidup untuk
meninggalkan hal-hal duniawi masuk ke dalam Brahman. Jika
seseorang menginginkan kesempurnaan seperti itu, ia berpantang
hubungan suami isteri. Sekarang Aku akan menjelaskan kepadamu
secara singkat proses yang memungkinkan seseorang mencapai
pembebasan.
#99
Bab 8 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
8.12
sarva-dvārāṇi saḿyamya, mano hṛdi nirudhya ca
mūrdhny ādhāyātmanaḥ prāṇam, āsthito yoga-dhāraṇām
Keadaan yoga ialah ketidakterikatan terhadap segala kesibukan indera-
indera. Dengan menutup segala pintu indera-indera dan memusatkan
pikiran pada jantung dan udara kehidupan pada ubun-ubun, seseorang
menjadi mantap dalam yoga.
8.13
oḿ ity ekākṣaraḿ brahma, vyāharan mām anusmaran
yaḥ prayāti tyajan dehaḿ, sa yāti paramāḿ gatim
Sesudah seseorang mantap dalam latihan yoga ini dan mengucapkan
suku kata suci om, gabungan huruf yang paling utama, kalau dia
berpikir tentang Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa dan meninggalkan
badannya, pasti dia akan mencapai planet-planet rohani.
8.14
ananya-cetāḥ satataḿ, yo māḿ smarati nityaśaḥ
tasyāhaḿ sulabhaḥ pārtha, nitya-yuktasya yoginaḥ
Wahai putera Pṛthā, Aku mudah sekali dicapai oleh orang yang selalu
ingat kepada-Ku tanpa menyimpang sebab dia senantiasa tekun dalam
bhakti.
8.15
mām upetya punar janma, duḥkhālayam aśāśvatam
nāpnuvanti mahātmānaḥ, saḿsiddhiḿ paramāḿ gatāḥ
Sesudah mencapai kepada-Ku, roh-roh yang mulia, yogi-yogi dalam
bhakti, tidak pernah kembali ke dunia fana yang penuh kesengsaraan,
sebab mereka sudah mencapai kesempurnaan tertinggi.
8.16
ā-brahma-bhuvanāl lokāḥ, punar āvartino 'rjuna
mām upetya tu kaunteya, punar janma na vidyāte
Dari planet tertinggi di dunia material sampai dengan planet yang paling
rendah, semuanya tempat-tempat kesengsaraan, tempat kelahiran dan
kematian dialami berulangkali. Tetapi orang yang mencapai tempat
tinggal-Ku tidak akan pernah dilahirkan lagi, wahai putera Kuntī .
#100
Bab 8 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
8.17
sahasra-yuga-paryantam, ahar yad brahmaṇo viduḥ
rātriḿ yuga-sahasrāntāḿ, te 'ho-rātra-vido janāḥ

Menurut perhitungan manusia, seribu jaman sama dengan kurun waktu


satu hari bagi Brahma. Malam hari bagi Brahma sepanjang itu pula.
8.18
avyaktād vyaktayaḥ sarvāḥ, prabhavānty ahar-āgame
rātry-āgame pralīyante, tatraivāvyakta-saḿjñake

Pada awal satu hari bagi Brahma, semua makhluk hidup diwujudkan
dari keadaan tidak terwujud. Sesudah itu, bila malam hari mulai, sekali
lagi mereka terlebur ke dalam keadaan tidak berwujud.
8.19
bhūta-grāmaḥ sa evāyaḿ, bhūtvā bhūtvā pralīyate
rātry-āgame 'vaśaḥ pārtha, prabhavaty ahar-āgame

Semua makhluk hidup terwujud berulangkali bila hari sudah siang bagi
Brahma, lalu dengan mulainya malam hari bagi Brahma, mereka dilebur
dalam keadaan tidak berdaya.
8.20
paras tasmāt tu bhāvo ‘nyo, 'vyakto 'vyaktāt sanātanaḥ
yaḥ sa sarveṣu bhūteṣu, naśyatsu na vinaśyati
Namun ada alam lain yang tidak terwujud, kekal, dan melampaui alam
ini yang terwujud dan tidak terwujud. Alam itu bersifat utama dan tidak
pernah dibinasakan. Bila seluruh dunia ini dilebur, bagian itu tetap
dalam kedudukannya.
8.21
avyakto 'kṣara ity uktas, tam āhuḥ paramāḿ gatim
yaḿ prāpya na nivartante, tad dhāma paramaḿ mama
Yang diuraikan sebagai yang tidak terwujud dan tidak pernah gagal oleh
para ahli Vedanta, yang dikenal sebagai tujuan tertinggi, dan sesudah
mencapai tempat itu, seseorang tidak kembali lagi—itulah tempat
tinggal-Ku yang paling tinggi.
#101
Bab 8 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
8.22
puruṣaḥ sa paraḥ pārtha, bhaktyā labhyas tv ananyayā
yasyāntaḥ-sthāni bhūtāni, yena sarvam idaḿ tatam

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, yang lebih agung daripada semua
kepribadian lainnya, dapat dicapai oleh bhakti yang murni. Walaupun
Beliau berada di tempat tinggal-Nya, Beliau berada di mana-mana, dan
segala sesuatu berada di dalam Diri-Nya.
8.23
yatra kāle tv anāvṛttim, āvṛttiḿ caiva yoginaḥ
prayātā yānti taḿ kālaḿ, vakṣyāmi Bhārata rṣabha

Wahai yang paling baik di antara para Bhārata, sekarang Aku akan
menjelaskan kepadamu tentang berbagai jenis waktu untuk meninggal
dunia. Kalau seorang yogi meninggal dunia pada saat-saat tertentu itu,
dia kembali atau tidak kembali ke dunia ini.
8.24
agnir jyotir ahaḥ śuklaḥ, ṣaṇ-māsā uttarāyaṇam
tatra prayātā gacchanti, brahma brahma-vido janāḥ

Orang yang mengenal Brahman Yang Paling Utama mencapai kepada


Yang Mahakuasa dengan cara meninggal dunia selama pengaruh dewa
api, dalam cahaya, pada saat suci pada waktu siang, selama dua minggu
menjelang bulan purnama, atau selama enam bulan pada waktu
matahari berjalan menuju utara.
8.25
dhūmo rātris tathā kṛṣṇaḥ, ṣaṇ-māsā dakṣiṇāyanam
tatra cāndramasaḿ jyotir, yogī prāpya nivartate

Seorang ahli kebatinan yang meninggal dunia selama masa asap, malam
hari, selama dua minggu menjelang bulan mati, atau selama enam bulan
pada waktu matahari berjalan menuju selatan akan mencapai planet
bulan, tetapi dia akan kembali lagi.

#102
Bab 8 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
8.26
śukla-kṛṣṇe gatī hy ete, jagataḥ śāśvate mate
ekayā yāty anāvṛttim, anyayāvartate punaḥ

Menurut pendapat Veda, ada dua cara untuk meninggalkan dunia ini—
yang satu dalam cahaya dan yang lain dalam kegelapan. Jika seseorang
meninggal dunia dalam cahaya, ia tidak akan kembali lagi; tetapi kalau
ia meninggal dalam kegelapan, ia akan kembali lagi.
8.27
naite sṛtī pārtha jānan, yogī muhyati kaścana
tasmāt sarveṣu kāleṣu, yoga-yukto bhavārjuna

Kendatipun para penyembah mengenal dua jalan tersebut, mereka tidak


pernah dibingungkan, wahai Arjuna. Karena itu, jadilah selalu mantap
dalam bhakti.
8.28
vedeṣu yajñeṣu tapaḥsu caiva, dāneṣu yat puṇya-phalaḿ pradiṣṭam
atyeti tat sarvam idaḿ viditvā, yogī paraḿ sthānam upaiti cādyam

Orang yang mulai mengikuti jalan bhakti tidak kekurangan hasil yang
diperoleh dari mempelajari Veda, melakukan korban suci dengan
kesederhanaan dan pertapaan, memberi sumbangan atau mengikuti
kegiatan di bidang filsafat atau kegiatan yang dimaksudkan untuk
membuahkan hasil atau pahala. Hanya dengan melakukan bhakti, ia
mencapai segala hasil tersebut, dan akhirnya ia mencapai tempat tinggal
kekal yang paling utama.

#103
Bab 9 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Atha Navamo’dhyāyah
Bab 9 Pengetahuan Yang Paling Rahasia

Pengetahuan ini adalah rājā pendidikan, yang paling rahasia di antara


segala rahasia. Inilah pengetahuan yang paling murni, pengetahuan ini
adalah kesempurnaan dharma, karena memungkinkan seseorang melihat
sang diri secara langsung melalui keinsafan. Pengetahuan ini kekal dan
dilaksanakan dengan riang.(9.2)

#104
Bab 9 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
9.1
śrī-bhagavān uvāca
idaḿ tu te guhyatamaḿ, pravakṣyāmy anasūyave
jñānaḿ vijñāna-sahitaḿ, yaj jñātvā mokṣyase 'śubhāt

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Arjuna yang baik hati,
oleh karena engkau tidak pernah iri hati kepada-Ku, Aku akan
menyampaikan pengetahuan dan keinsafan yang paling rahasia ini
kepadamu. Dengan mengenal pengetahuan rahasia dan keinsafan ini,
engkau akan dibebaskan dari kesengsaraan kehidupan material.
9.2
rāja-vidyā rāja-guhyaḿ, pavitram idam uttamam
pratyakṣāvagamaḿ dharmyaḿ
su-sukhaḿ kartum avyayām

Pengetahuan ini adalah rājā pendidikan, yang paling rahasia di antara


segala rahasia. Inilah pengetahuan yang paling murni, pengetahuan ini
adalah kesempurnaan dharma, karena memungkinkan seseorang melihat
sang diri secara langsung melalui keinsafan. Pengetahuan ini kekal dan
dilaksanakan dengan riang.
9.3
aśraddadhānāḥ puruṣā, dharmasyāsya parantapa
aprāpya māḿ nivartante, mṛtyu-saḿsāra-vartmani

Orang yang tidak yakin dan tidak setia melaksanakan bhakti ini, tidak
dapat mencapai kepada-Ku wahai penakluk musuh. Karena itu, mereka
kembali ke jalan kelahiran dan kematian di dunia material.
9.4
mayā tatam idaḿ sarvaḿ, jagad avyakta-mūrtinā
mat-sthāni sarva-bhūtāni, na cāhaḿ teṣv avasthitaḥ

Aku berada di mana-mana di seluruh alam semesta dalam bentuk -Ku


yang tidak terwujud. Semua makhluk hidup berada dalam diri-Ku,
tetapi Aku tidak berada di dalam mereka.

#105
Bab 9 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
9.5
na ca mat-sthāni bhūtāni, paśya me yogam aiśvaram
bhūta-bhṛn na ca bhūta-stho, mamātmā bhūta-bhāvanaḥ
Namun segala sesuatu yang diciptakan tidak bersandar di dalam Diri-
Ku. Lihatlah kehebatan batin-Ku! walaupun aku memelihara semua
makhluk hidup dan walaupun Aku berada di mana-mana, namun Aku
bukan bagian dari manifestasi alam semesta ini, sebab Diri-Ku adalah
asal mula ciptaan.
9.6
yathākāśa-sthito nityaḿ, vāyuḥ sarvatra-go mahān
tathā sarvāṇi bhūtāni, mat-sthānīty upadhāraya
Mengertilah bahwa semua makhluk hidup yang diciptakan bersandar
dalam Diri-Ku bagaikan angin besar yang bertiup di mana-mana selalu
berada di angkasa.
9.7
sarva-bhūtāni kaunteya, prakṛtiḿ yānti māmikām
kalpa-kṣaye punas tāni, kalpādau visṛjāmy aham
Wahai putera Kuntī, pada akhir jaman, semua manifestasi material
masuk ke dalam tenaga-Ku, dan pada awal jaman lain, Aku
menciptakannya sekali lagi dengan kekuatan-Ku.
9.8
prakṛtiḿ svām avaṣṭabhya, visṛjāmi punaḥ punaḥ
bhūta-grāmam imaḿ kṛtsnam, avaśaḿ prakṛter vaśāt
Seluruh susunan alam semesta di bawah-Ku. Atas kehendak-Ku alam
semesta dengan sendirinya diwujudkan berulang kali. Atas kehendak-
Ku akhirnya alam semesta dileburkan.
9.9
na ca māḿ tāni karmaṇi, nibadhnanti dhanañjaya
udāsīna-vad āsīnam, asaktaḿ teṣu karmasu
Wahai dhanañjaya, segala pekerjaan ini tidak dapat mengikat Diri-Ku.
Aku tetap tidak pernah terikat terhadap segala kegiatan material itu, dan
Aku tetap netral.

#106
Bab 9 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

9.10
mayādhyakṣeṇa prakṛtiḥ, sūyate sa-carācaram
hetunānena kaunteya, jagad viparivartate

Alam material ini, salah satu di antara tenaga-tenaga-Ku, bekerja


dibawah perintah-Ku, dan menghasilkan semua makhluk baik yang
bergerak maupun yang tidak bergerak, wahai putera Kuntī. Di bawah
hukum-hukum alam material, manifestasi ini diciptakan dan dilebur
berulangkali.
9.11
avajānanti māḿ mūḍhā, mānuṣīḿ tanum āśritam
paraḿ bhāvam ajānanto, mama bhūta-maheśvaram

Orang bodoh mengejek diri-Ku bila Aku turun dalam bentuk seperti
manusia. Mereka tidak mengenal sifat rohani-Ku sebagai Tuhan Yang
Maha Esa yang berkuasa atas segala sesuatu yang ada.

9.12
moghāśā mogha-karmaṇo, mogha-jñānā vicetasāḥ
rākṣasīm āsurīḿ caiva, prakṛtiḿ mohinīḿ śritāḥ

Orang yang dibingungkan seperti itu tertarik pada pandangan jahat dan
pandangan yang tidak percaya kepada Tuhan. Dalam khayalan seperti
itu, harapan mereka adalah untuk mencapai pembebasan, kegiatannya
yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala, serta
pengembangan pengetahuannya semua dikalahkan.
9.13
mahātmānas tu māḿ pārtha, daivīḿ prakṛtim āśritāḥ
bhajanty ananya-manaso, jñātvā bhūtādim avyayām

Wahai putera Pṛthā, orang yang tidak dikhayalkan, roh-roh yang mulia,
di bawah di perlindungan alam rohani. Mereka tekun sepenuhnya dalam
bhakti karena mereka mengenal Diri-Ku sebagai Kepribadian Tuhan
Yang Maha Esa, asal mula yang tidak dapat dimusnahkan.
#107
Bab 9 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

9.14
satataḿ kīrtayanto māḿ, yatantaś ca dṛḍha-vratāḥ
namasyantaś ca māḿ bhaktyā, nitya-yuktā upāsate
Roh-roh yang mulia ini selalu memuji kebesaran-Ku, berusaha dengan
ketabahan hati yang mantap, bersujud di hadapan-Ku, dan senantiasa
sembahyang kepada-Ku dengan bhakti.
9.15
jñāna-yajñena cāpy anye, yajanto mām upāsate
ekatvena pṛthaktvena, bahudhā viśvato-mukham
Orang lain, yang menekuni korban suci dengan mengembangkan
pengetahuan, menyembah Tuhan Yang Maha Esa sebagai yang satu
yang tiada duanya, sebagai yang mempunyai aneka sifat dalam banyak
bentuk, dan dalam bentuk semesta.
9.16
ahaḿ kratur ahaḿ yajñaḥ, svadhāham aham auṣadham
mantro 'ham aham evājyam, aham agnir ahaḿ hutam
Tetapi Akulah ritual, Akulah korban suci, persembahan kepada leluhur,
ramuan yang menyembuhkan, dan mantera rohani. Aku adalah mentega,
api dan apa yang dipersembahkan.
9.17
pitāham asya jagato, mātā dhātā pitāmahaḥ
vedyaḿ pavitram oḿkāra, ṛk sāma yajur eva ca
Akulah ayah alam semesta ini, ibu, penyangga dan kakek. Akulah
obyek pengetahuan, yang menyucikan dan suku kata om. Aku juga rg,
Sama dan Yajur Veda.
9.18
gatir bhartā prabhuḥ sākṣī, nivāsaḥ śaraṇaḿ suhṛt
prabhavaḥ pralayaḥ sthānaḿ, nidhānaḿ bījam avyayām
Aku adalah tujuan, Pemelihara, Penguasa, saksi, tempat tinggal,
Pelindung dan kawan yang paling tercinta. Aku adalah ciptaan dan
peleburan, dasar segala sesuatu, sandaran dan benih yang kekal.

#108
Bab 9 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
9.19
tapāmy aham ahaḿ varṣaḿ, nigṛhṇāmy utsṛjāmi ca
amṛtaḿ caiva mṛtyuś ca, sad asac cāham Arjuna
Wahai Arjuna, Aku memberi panas dan Aku menahan dan mengirim
hujan. Aku adalah pembebasan dari kematian, dan Aku juga kepribadian
maut. Baik yang bersifat rohani maupun material berada di dalam Diri-
Ku.
9.20
trai-vidyā māḿ soma-pāḥ pūta-pāpā
yajñair iṣṭvā svar-gatiḿ prārthayante
te puṇyam āsādya surendra-lokam
aśnanti divyān divi deva-bhogān
Orang yang mempelajari Veda dan minum air soma dalam usaha
mencapai planet-planet surga, menyembah-Ku secara tidak langsung.
Setelah mereka disucikan dari reaksi-reaksi dosa, mereka dilahirkan
diplanet Indra yang saleh di surga. Di sana mereka menikmati
kesenangan para dewa.
9.21
te taḿ bhuktvā svarga-lokaḿ viśālaḿ
kṣīṇe puṇye martya-lokaḿ viśanti
evaḿ trayī-dharmam anuprapannā
gatāgataḿ kāma-kāmā labhante
Bila mereka sudah menikmati kesenangan indera-indera yang luas
disurga seperti itu dan hasil kegiatan salehnya sudah habis, mereka
kembali lagi ke planet ini, tempat kematian. Jadi, orang yang mencari
kenikmatan indera-indera dengan mengikuti prinsip-prinsip dari tiga
Veda hanya mencapai kelahiran dan kematian berulang kali.
9.22
ananyāś cintayanto māḿ, ye janāḥ paryupāsate
teṣāḿ nityābhiyuktānāḿ, yoga-kṣemaḿ vahāmy aham
Tetapi orang yang selalu menyembah-Ku dengan bhakti tanpa tujuan
yang lain dan bersemadi pada bentuk rohani-Ku—Aku bawakan apa
yang dibutuhkannya, dan Aku memelihara apa yang dimilikinya.

#109
Bab 9 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
9.23
ye 'py anya-devatā-bhaktā, yajante śraddhayānvitāḥ
te 'pi mām eva kaunteya, yajanty avidhi-pūrvakam
Orang yang menjadi penyembah dewa-dewa lain dan menyembah
dewa-dewa itu dengan kepercayaan sebenarnya hanya menyembah-Ku,
tetapi mereka berbuat demikian dengan cara yang keliru, wahai putera
Kuntī .
9.24
ahaḿ hi sarva-yajñānāḿ, bhoktā ca prabhur eva ca
na tu mām abhijānanti, tattvenātaś cyavanti te
Satu-satunya Aku yang menikmati dan menguasai semua korban suci.
Karena itu, orang yang tidak mengakui sifat rohani-Ku yang sejati jatuh.
9.25
yānti deva-vratā devān, pitṝn yānti pitṛ-vratāḥ
bhūtāni yānti bhūtejyā, yānti mad-yājino 'pi mām
Orang yang menyembah dewa-dewa akan dilahirkan di antara para
dewa, orang yang menyembah leluhur akan pergi ke leluhur, orang yang
menyembah hantu dan roh halus akan dilahirkan di tengah tengah
makhluk-makhluk seperti itu, dan orang yang menyembah-Ku akan
hidup bersama-Ku.
9.26
patraḿ puṣpaḿ phalaḿ toyaḿ, yo me bhaktyā prayacchati
tad ahaḿ bhakty-upahṛtam, aśnāmi prayatātmanaḥ
Kalau seseorang mempersembahkan daun, bunga, buah atau air dengan
cinta bhakti, Aku akan menerimanya.
9.27
yat karoṣi yad aśnāsi, yaj juhoṣi dadāsi yat
yat tapasyasi kaunteya, tat kuruṣva mad-arpaṇam
Apapun yang engkau lakukan, apapun yang engkau makan, apapun
yang engkau persembahkan atau berikan sebagai sumbangan serta
pertapaan dan apapun yang engkau lakukan-lakukanlah kegiatan itu
sebagai persembahan kepada-Ku, wahai putera Kuntī .

#110
Bab 9 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

9.28
śubhāśubha-phalair evaḿ, mokṣyase karma-bandhanaiḥ
sannyāsa-yoga-yuktātmā, vimukto mām upaiṣyasi

Dengan cara seperti ini engkau akan dibebaskan dari ikatan terhadap
pekerjaan serta hasil yang menguntungkan dan tidak menguntungkan
dari pekerjaan itu. Dengan pikiran dipusatkan kepada-Ku dalam prinsip
pelepasan ikatan ini, engkau akan mencapai pembebasan dan datang
kepada-Ku.
9.29
samo 'haḿ sarva-bhūteṣu, na me dveṣyo 'sti na priyaḥ
ye bhajanti tu māḿ bhaktyā, mayi te teṣu cāpy aham

Aku tidak iri kepada siapapun, dan Aku tidak berat sebelah kepada
siapapun. Aku bersikap yang sama terhadap semuanya. Tetapi siapapun
yang mengabdikan diri kepada-Ku dalam bhakti adalah kawan, dia
berada di dalam Diri-Ku, dan Aku pun kawan baginya.

9.30
api cet su-durācāro, bhajate mām ananya-bhāk
sādhur eva sa mantavyaḥ, samyag vyavasito hi saḥ

Meskipun seseorang melakukan perbuatan yang paling jijik, kalau ia


tekun dalam bhakti, ia harus diakui sebagai orang suci karena ia mantap
dalam ketabahan hatinya dengan cara yang benar.

9.31
kṣipraḿ bhavati dharmātmā, śaśvac-chāntiḿ nigacchati
kaunteya pratijānīhi, na me bhaktaḥ praṇaśyati

Dalam waktu yang singkat ia menjadi saleh dan mencapai kedamaian


yang abadi. Wahai putera Kuntī, nyatakanlah dengan berani bahwa
penyembah-Ku tidak akan pernah binasa.

#111
Bab 9 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
9.32
māḿ hi pārtha vyapāśritya, ye 'pi syuḥ pāpa-yonayaḥ
striyo vaiśyās tathā śūdrās, te 'pi yānti parāḿ gatim

Wahai putera Pṛthā, orang yang berlindung kepada-Ku, walaupun


mereka dilahirkan dalam keadaan yang lebih rendah, atau wanita,
vaisya [pedagang] dan sudra [buruh] semua dapat mencapai tujuan
tertinggi.
9.33
kiḿ punar brāhmaṇāḥ puṇyā, bhaktā rājarṣayas tathā
anityam asukhaḿ lokam, imaḿ prāpya bhajasva mām

Betapa lebih benar lagi kenyataan ini bagi para brahmaṇā yang saleh,
para penyembah dan raja-raja yang suci. Karena itu, sesudah datang ke
dunia fana yang sengsara ini, tekunilah cinta-bhakti kepada-Ku.
9.34
man-manā bhava mad-bhakto, mad-yājī māḿ namaskuru
mām evaiṣyasi yuktvāivam, ātmānaḿ mat-parāyaṇaḥ

Berpikirlah tentangku senantiasa, jadilah penyembah-Ku, bersujud


kepada-Ku dan menyembah-Ku. Dengan berpikir tentang-Ku
sepenuhnya secara khusuk, pasti engkau akan datang kepada-Ku.

#112
Bab 10 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Atha Daśamo’dhyāyah
Bab 10 Kehebatan Tuhan Yang Mutlak

Arjuna berkata: Anda adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa,


tempat tinggal tertinggi, Yang Mahasuci, Kebenaran Mutlak. Anda adalah
Yang Mahaabadi, Yang rohani dan melampaui dunia ini, Kepribadian yang asli
dan tidak dilahirkan dan Yang Mahabesar. Semua resi yang mulia seperti
Nārada, Asita, Devala dan Vyasa membenarkan kenyataan ini tentang Anda,
dan sekarang Anda Sendiri menyatakan demikian kepada hamba.(10.11-13)

#113
Bab 10 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
10.1
śrī-bhagavān uvāca
bhūya eva mahā-bāho, śṛṇu me paramaḿ vacaḥ
yat te 'haḿ prīyamāṇāya, vakṣyāmi hita-kāmyayā
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Dengar sekali lagi, wahai
Arjuna yang berlengan perkasa. Oleh karena engkau kawan-Ku yang
tercinta, demi keuntunganmu Aku akan bersabda lebih lanjut kepadamu,
dan memberikan pengetahuan yang lebih bagus daripada apa yang
sudah –Ku jelaskan.
10.2
na me viduḥ sura-gaṇāḥ, prabhavaḿ na maharṣayaḥ
aham ādir hi devānāḿ, maharṣīṇāḿ ca sarvaśaḥ
Baik para dewa maupun resi-resi yang mulia tidak mengenal asal mula
maupun kehebatan-Ku, sebab, dalam segala hal, Aku adalah sumber
dewa-dewa dan resi-resi.
yo mām ajam anādiḿ ca, vetti loka-maheśvaram 10.3
asammūḍhaḥ sa martyeṣu, sarva-pāpaiḥ pramucyate
Orang yang mengenal Aku sebagai Yang tidak dilahirkan, sebagai Yang
tidak berawal, sebagai Tuhan Yang Maha Esa Yang berkuasa atas semua
dunia di kalangan manusia dia yang tidak berkhayal, dan hanya dialah
yang dibebaskan dari segala dosa.
10.4-5
buddhir jñānam asammohaḥ, kṣamā satyaḿ damaḥ śamaḥ
sukhaḿ duḥkhaḿ bhavo ‘bhāvo, bhayaḿ cābhayam eva ca
ahiḿsā samatā tuṣṭis, tapo dānaḿ yaśo 'yaśaḥ
bhavānti bhāvā bhūtānāḿ, matta eva pṛthag-vidhāḥ
Kecerdasan, pengetahuan, kebebasan dari keragu-raguan dan khayalan,
pengampunan, kejujuran, pengendalian indera-indera, pengendalian
pikiran, kebahagiaan dan dukacita, kelahiran, kematian, rasa takut,
kebebasan dari rasa takut, tidak melakukan kekerasan, keseimbangan
sikap, kepuasan, kesederhanaan, kedermawanan, kemasyhuran dan
penghinaan berbagai sifat tersebut yang dimiliki oleh para makhluk
hidup semua diciptakan oleh Aku sendiri.
#114
Bab 10 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
10.6
maharṣayaḥ sapta pūrve, catvāro manavas tathā
mad-bhāvā mānasā jātā, yeṣāḿ loka imāḥ prajāḥ

Tujuh resi yang mulia, dan sebelum mereka empat resi lainnya serta
para Manu [leluhur manusia], berasal dari-Ku. Mereka dilahirkan dari
pikiran-Ku, dan semua makhluk hidup yang menghuni berbagai planet
adalah keturunan dari mereka.
10.7
etāḿ vibhūtiḿ yogaḿ ca, mama yo vetti tattvataḥ
so 'vikalpena yogena, yujyate nātra saḿśayaḥ

Orang yang sungguh-sungguh yakin tentang kehebatan dan kekuatan


batin-Ku ini menekuni bhakti yang murni dan tidak dicampur dengan
hal-hal lain; kenyataan ini tidak dapat diragukan.
10.8
ahaḿ sarvasya prabhavo, mattaḥ sarvaḿ prāvartate
iti matvā bhajante māḿ, budhā bhāva-samanvitāḥ

Aku adalah sumber segala dunia rohani dan segala dunia material.
Segala sesuatu berasal dari-Ku. Orang bijaksana yang mengetahui
kenyataan ini secara sempurna menekuni bhakti kepada-Ku dan
menyembah-Ku dengan sepenuh hatinya.

10.9
mac-cittā mad-gata-prāṇā, bodhayantaḥ parasparam
kathayantaś ca māḿ nityaḿ, tuṣyanti ca ramanti ca

Para penyembah-Ku yang murni selalu khusuk berpikir tentang-Ku,


kehidupannya dipersembahkan sepenuhnya untuk berbhakti kepada-Ku,
dan mereka memperoleh kepuasan dan kebahagiaan yang besar dari
kegiatan senantiasa memberikan penjelasan satu sama lain dan
berbicara tentang-Ku.

#115
Bab 10 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
10.10
teṣāḿ satata-yuktānāḿ, bhajatāḿ prīti-pūrvakam
dadāmi buddhi-yogaḿ taḿ, yena mām upayānti te
Kepada mereka yang senantiasa setia berbhakti kepada-Ku dengan cinta
kasih, Aku berikan pengertian yang memungkinkan mereka datang
kepada-Ku.
10.11
teṣām evānukampārtham, aham ajñāna-jaḿ tamaḥ
nāśayāmy ātma-bhāva-stho, jñāna-dīpena bhāsvatā
Untuk memperlihatkan karunia istimewa kepada mereka, Aku yang
bersemayam di dalam hatinya, membinasakan kegelapan yang
dilahirkan dari kebodohan dengan lampu pengetahuan yang cemerlang.
10.12-13
Arjuna uvāca
paraḿ brahma paraḿ dhāma, pavitraḿ paramaḿ bhavān
puruṣaḿ śāśvataḿ divyam, ādi-devam ajaḿ vibhum
āhus tvām ṛṣayaḥ sarve, devarṣir nāradas tathā
asito devalo vyāsaḥ, svayaḿ caiva bravīṣi me

Arjuna berkata: Anda adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa,


tempat tinggal tertinggi, Yang Mahasuci, Kebenaran Mutlak. Anda
adalah Yang Mahaabadi, Yang rohani dan melampaui dunia ini,
Kepribadian yang asli dan tidak dilahirkan dan Yang Mahabesar. Semua
resi yang mulia seperti Nārada, Asita, Devala dan Vyasa membenarkan
kenyataan ini tentang Anda, dan sekarang Anda Sendiri menyatakan
demikian kepada hamba.
10.14
sarvam etad ṛtaḿ manye, yan māḿ vadasi keśava
na hi te bhagavan vyaktiḿ, vidur devā na dānavāḥ
O Krishna, hamba menerima sepenuhnya sebagai kebenaran segala
sesuatu yang sudah Anda sampaikan kepada hamba. O Tuhan Yang
Maha Esa, baik para dewa maupun para raksasa tidak dapat mengerti
kepribadian Anda.

#116
Bab 10 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
10.15
svayam evātmanātmānaḿ, vettha tvaḿ puruṣottama
bhūta-bhāvana bhūteśa, deva-deva jagat-pate

Memang, hanya Anda Sendiri yang mengenal Diri Anda atas tenaga
dalam milik Anda, o Kepribadian Yang Paling Utama, Asal Mula segala
sesuatu, Penguasa semua makhluk hidup, Tuhan yang disembah oleh
para dewa, Penguasa jagat!

10.16
vaktum arhasy aśeṣeṇa, divyā hy ātma-vibhūtayaḥ
yābhir vibhūtibhir lokān, imāḿs tvaḿ vyāpya tiṣṭhasi

Anda berada di mana-mana di semua dunia ini melalui kehebatan rohani


Anda, Mohon memberitahukan kepada hamba secara terperinci tentang
kehebatan-kehebatan rohani itu.

10.17
kathaḿ vidyām ahaḿ yogiḿs, tvāḿ sadā paricintayan
keṣu keṣu ca bhāveṣu, cintyo 'si bhagavan mayā

O Krishna, ahli kebatinan yang paling utama, bagaimana cara hamba


dapat berpikir tentang Anda senantiasa, dan bagaimana cara hamba
dapat mengenal Anda? Anda harus diingat dalam aneka bentuk yang
bagaimana, o Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa?

10.18
vistareṇātmano yogaḿ, vibhūtiḿ ca janārdana
bhūyaḥ kathaya tṛptir hi, śṛṇvato nāsti me 'mṛtam

O Janārdana, mohon menguraikan sekali lagi secara terperinci kekuatan


batin kehebatan Anda. Hamba tidak pernah kenyang mendengar tentang
Anda, sebab makin hamba mendengar makin hamba ingin merasakan
manisnya minuman kekekalan sabda Anda.

#117
Bab 10 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
10.19
śrī-bhagavān uvāca
hanta te kathayiṣyāmi, divyā hy ātma-vibhūtayaḥ
prādhānyataḥ kuru-śreṣṭha, nāsty anto vistarasya me
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Ya, Aku akan
memberitahukan kepadamu tentang perwujudan-perwujudan-Ku yang
mulia, tetapi hanya yang paling terkemuka, sebab kehebatan-Ku tidak
terhingga, wahai Arjuna.
10.20
aham ātmā guḍākeśa, sarva-bhūtāśaya-sthitaḥ
aham ādiś ca madhyaḿ ca, bhūtānām anta eva ca
O Arjuna, Aku adalah Roh Yang Utama yang bersemayam di dalam hati
semua makhluk hidup. Aku adalah awal, pertengahan dan akhir semua
makhluk.
10.21
ādityānām ahaḿ viṣṇur, jyotiṣāḿ ravir aḿśumān
marīcir marutām asmi, nakṣatrāṇām ahaḿ śaśī
Di antara para Āditya Aku adalah Visnu, di antara sumber-sumber
cahaya Aku adalah matahari yang cerah, di antara para Marut Aku
adalah Marici, dan di antara bintangbintang Aku adalah bulan.
10.22
vedānāḿ sāma-vedo ‘smi, devānām asmi vāsavaḥ
indriyāṇāḿ manaś cāsmi, bhūtānām asmi cetanā
Di antara Veda-veda Aku adalah Sama Veda; di antara para dewa Aku
adalah Indra, rājā surga; di antara indera-indera Aku adalah pikiran;
dan Aku adalah hidup [kesadaran] para makhluk hidup.
10.23
rudrāṇāḿ śańkaraś cāsmi, vitteśo yakṣa-rakṣasām
vasūnāḿ pāvakaś cāsmi, meruḥ śikhariṇām aham
Di antara semua Rudra Aku adalah Dewa siva, di antara para Yaksa dan
Raksasa Aku adalah dewa kekayaan (-Kuvera), di antara para Vasu aku
adalah api (Agni), dan di antara gununggunung Aku adalah Meru.

#118
Bab 10 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
10.24
purodhasāḿ ca mukhyaḿ māḿ, viddhi pārtha bṛhaspatim
senānīnām ahaḿ skandaḥ, sarasām asmi sāgaraḥ
Wahai Arjuna, di antara semua pendeta, ketahuilah bahwa Aku adalah
Brhaspati, pemimpinnya. Di antara para panglima Aku adalah
Kartikeya, dan di antara sumber-sumber air Aku adalah lautan.
10.25
maharṣīṇāḿ bhṛgur ahaḿ, girām asmy ekam akṣaram
yajñānāḿ japa-yajño ‘smi, sthāvarāṇāḿ himālayaḥ
Di antara resi-resi yang mulia, Aku adalah Bhṛgu; di antara getaran-
getaran suara Aku adalah oḿ yang bersifat rohani. Di antara korban-
korban suci Aku adalah ucapanucapan nama-nama suci Tuhan [japa],
dan di antara benda-benda yang tidak bergerak Aku adalah pegunungan
Himalaya.
aśvatthaḥ sarva-vṛkṣāṇāḿ, devarṣīṇāḿ ca nāradaḥ 10.26
gandharvāṇāḿ citrarathaḥ, siddhānāḿ kapilo muniḥ
Di antara semua pohon, Aku adalah pohon beringin. Di antara resi-resi
di kalangan para dewa Aku adalah Nārada. Di antara para Gandharva
Aku adalah Citraratha, dan di antara makhluk-makhluk yang sempurna
Aku adalah resi Kapila.
10.27
uccaiḥśravaśam aśvānāḿ, viddhi mām amṛtodbhavam
airāvataḿ gajendrāṇāḿ, narāṇāḿ ca narādhipam
Ketahuilah bahwa di antara kuda-kuda Aku adalah Uccaihsrava, yang
diciptakan pada waktu lautan dikocok untuk menghasilkan minuman
kekekalan. Di antara gajah-gajah yang agung Aku adalah Airavata, dan
di antara manusia aku adalah raja.
10.28
āyudhānām ahaḿ vajraḿ, dhenūnām asmi kāmadhuk
prājanaś cāsmi kandarpaḥ, sarpāṇām asmi vāsukiḥ
Di antara senjata-senjata, Aku adalah petir; di antara sapi-sapi Aku
adalah surabhi. Di antara sebab-sebab orang berketurunan, aku adalah
Kandarpa, dewa asmara, dan di antara ular-ular Aku adalah Vāsuki.
#119
Bab 10 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
10.29
anantaś cāsmi nāgānāḿ, varuṇo yādasām aham
pitṝṇām aryamā cāsmi, yamaḥ saḿyamatām aham

Di antara para Naga yang berkepala banyak Aku adalah Ananta.


Diantara para makhluk yang hidup di air Aku adalah dewa Varuna.
Diantara para leluhur yang sudah meninggal Aku adalah Aryamā, dan
diantara para pengatur hukum Aku adalah Yama, dewa kematian.

10.30
prahlādaś cāsmi daityānāḿ, kālaḥ kalayatām aham
mṛgāṇāḿ ca mṛgendro ‘haḿ, vainateyaś ca pakṣiṇām

Di antara para raksasa Daitya Aku adalah Prahlada yang berbhakti


dengan setia. Di antara para penakluk Aku adalah waktu, di antara para
binatang Aku adalah singa, dan di antara para burung Aku adalah
Garuda.
10.31
pavanaḥ pavatām asmi, rāmaḥ śastra-bhṛtām aham
jhaṣāṇāḿ makaraś cāsmi, srotasām asmi jāhnavī

Di antara segala sesuatu yang menyucikan, Aku adalah angin, di antara


para pembawa senjata Aku adalah Rāma. Di antara ikanikan Aku adalah
ikan hiu, dan di antara sungai-sungai yang mengalir Aku adalah sungai
Gangga.

10.32
sargāṇām ādir antaś ca, madhyaḿ caivāham Arjuna
adhyātma-vidyā vidyānāḿ, vādaḥ pravadatām aham

Di antara segala ciptaan Aku adalah permulaan, akhir dan juga


pertengahan, wahai Arjuna. Di antara segala ilmu pengetahuan, Aku
adalah ilmu pengetahuan rohani tentang sang diri, dan di antara para
ahli logika, Aku adalah kebenaran sebagai kesimpulan.
#120
Bab 10 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
10.33
akṣarāṇām a-kāro ‘smi, dvandvaḥ sāmāsikasya ca
aham evākṣayaḥ kālo, dhātāhaḿ viśvato-mukhaḥ
Di antara semua huruf Aku adalah huruf A. Di antara kata-kata
majemuk, Aku adalah kata majemuk setara. Aku adalah waktu yang
tidak dapat dimusnahkan, dan di antara para pencipta Aku adalah
Brahma.
10.34
mṛtyuḥ sarva-haraś cāham, udbhavaś ca bhaviṣyatām
kīrtiḥ śrīr vāk ca nārīṇāḿ, smṛtir medhā dhṛtiḥ kṣamā
Aku adalah maut yang memakan segala sesuatu, dan Aku adalah prinsip
yang menghasilkan segala sesuatu yang belum terjadi. Di kalangan
kaum wanita, Aku adalah kemasyhuran, keuntungan, bahasa yang halus,
ingatan, kecerdasan, ketabahan dan kesabaran.
10.35
bṛhat-sāma tathā sāmnāḿ, gāyatrī chandasām aham
māsānāḿ mārga-śīrṣo ‘ham, ṛtūnāḿ kusumākaraḥ
Di antara mantra-mantra dalam Sama Veda Aku adalah bṛhat-sāma. Di
antara sanjak-sanjak Aku adalah Gayatri. Di antara bulan-bulan Aku
adalah Margasirsa [Nopember-Desember], dan di antara musim-musim
Aku adalah musim semi, waktu bunga mekar.
10.36
dyūtaḿ chalayatām asmi, tejas tejasvinām aham
jayo 'smi vyavasāyo ‘smi, sattvaḿ sattvavatām aham
Aku adalah perjudian kaum penipu, Aku adalah kemuliaan segala
sesuatu yang mulia. Aku adalah kejayaan, Aku adalah petualangan dan
Aku adalah kekuatan orang yang kuat.
10.37
vṛṣṇīnāḿ vāsudevo ‘smi, pāṇḍavānāḿ dhanañjayaḥ
munīnām apy ahaḿ vyāsaḥ, kavīnām uśanā kaviḥ
Di antara keturunan Vṛṣṇi, Aku adalah Vasudeva. Di antara para
Pandava Aku adalah Arjuna. Di antara resi-resi Aku adalah Vyasa, dan
diantara para ahli pikir yang mulia Aku adalah Usana.
#121
Bab 10 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
10.38
daṇḍo damayatām asmi, nītir asmi jigīṣatām
maunaḿ caivāsmi guhyānāḿ, jñānaḿ jñānavatām aham
Di antara segala cara untuk melarang pelanggaran hukum, Aku adalah
hukuman, dan di antara orang yang mencari kejayaan Aku adalah
moralitas. Di antara segala hal yang rahasia Aku adalah sikap diam, dan
Aku adalah kebijaksanaan orang yang bijaksana.
10.39
yac cāpi sarva-bhūtānāḿ, bījaḿ tad aham Arjuna
na tad asti vinā yat syān, mayā bhūtaḿ carācaram
Wahai Arjuna, di samping itu Aku adalah benih yang menghasilkan
segala kehidupan. Tiada satu makhlukpun—baik yang bergerak maupun
yang tidak bergerak—yang dapat hidup tanpa-Ku.
10.40
nānto 'sti mama divyānāḿ, vibhūtīnāḿ parantapa
eṣa tūddeśataḥ prokto, vibhūter vistaro mayā
Wahai penakluk musuh yang agung, perwujudan-perwujudan rohani-Ku
tidak ada batasnya. Apa yang telah Ku sabdakan kepadamu hanya
sekedar petunjuk saja tentang kehebatan rohani-Ku yang tidak
terhingga.
10.41
yad yad vibhūtimat sattvaḿ, śrīmad ūrjitam eva vā
tat tad evāvagaccha tvaḿ, mama tejo-'ḿśa-sambhavam
Ketahuilah bahwa segala ciptaan yang hebat, indah dan mulia hanya
berasal dari segelintir kemuliaan-Ku.
10.42
atha vā bahūn aitena, kiḿ jñātena tavārjuna
viṣṭabhyāham idaḿ kṛtsnam, ekāḿśena sthito jagat
Wahai Arjuna, mengapa segala pengetahuan yang terperinci ini
diperlukan? Dengan satu bagian percikan saja dari Diri-Ku Aku berada
di mana-mana dan menyangga seluruh alam semesta.

#122
Bab 11 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Atha Ekādaśo’dhyāyah
Bab 11 Bentuk Semesta

Dalam bentuk semesta itu, Arjuna melihat mulut-mulut yang tidak terhingga,
mata yang tidak terhingga, dan wahyu-wahyu ajaib yang tidak terhingga.
Bentuk tersebut dihiasi dengan banyak perhiasan rohani dan membawa banyak
senjata rohani yang diangkat. Beliau memakai kalung rangkaian bunga dan
perhiasan rohani, dan banyak jenis minyak wangi rohani dioleskan pada
seluruh badan-Nya. Semuanya ajaib, bercahaya, tidak terbatas dan tersebar ke
mana-mana.(11.10-11)
#123
Bab 11 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
11.1
Arjuna uvāca
mad-anugrahāya paramaḿ, guhyam adhyātma-saḿjñitam
yat tvayoktaḿ vacas tena, moho 'yaḿ vigato mama

Arjuna berkata: Dengan mendengar wejangan tentang mata pelajaran


yang paling rahasia ini yang sudah Anda berikan kepada hamba atas
kemurahan hati Anda, khayalan hamba sekarang sudah dihilangkan.
11.2
bhavāpyayāu hi bhūtānāḿ, śrutau vistaraśo mayā
tvattaḥ kamala-patrākṣa, māhātmyam api cāvyayām

O Krishna yang mempunyai mata seperti bunga padma, hamba sudah


mendengar dari Anda secara terperinci tentang muncul dan
menghilangnya setiap makhluk hidup dan hamba sudah menginsafi
kebesaran Anda yang tidak pernah dibinasakan.
11.3
evam etad yathāttha tvām, ātmānaḿ parameśvara
draṣṭum icchāmi te rūpam, aiśvaraḿ puruṣottama

O Kepribadian yang paling mulia, bentuk yang paling utama, walaupun


hamba melihat Anda berdiri di sini di hadapan hamba dalam kedudukan
Anda yang sejati, sesuai dengan uraian Anda tentang Diri Anda, hamba
ingin melihat bagaimana Anda masuk dalam manifestasi alam semesta
ini. Hamba ingin melihat bentuk Anda tersebut.
11.4
manyase yadi tac chakyaḿ, mayā draṣṭum iti prabho
yogeśvara tato me tvaḿ, darśayātmānam avyayām

Kalau Anda berpikir hamba sanggup memandang bentuk semesta Anda,


sudilah kiranya Anda memperlihatkan bentuk semesta Diri Anda yang
tidak terhingga itu kepada hamba, O Tuhan yang hamba muliakan,
Penguasa segala kekuatan batin.

#124
Bab 11 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
11.5
śrī-bhagavān uvāca
paśya me pārtha rūpāṇi, śataśo 'tha sahasraśaḥ
nānā-vidhāni divyāni, nānā-varṇākṛtīni ca

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Wahai Arjuna yang baik
hati, wahai putera Pṛthā, sekarang lihatlah kehebatan-Ku, beratus-ratus
ribu jenis bentuk rohani yang berwarna-warni.
11.6
paśyādityān vasūn rudrān, aśvinau marutas tathā
bahūny adṛṣṭa-pūrvāṇi, paśyāścaryāṇi bhārata

Wahai yang paling baik di antara para Bhārata, lihatlah di sini berbagai
perwujudan para Āditya, Vasu, Rudra, Asvini-kumara dan semua dewa
lainnya. Lihatlah banyak keajaiban yang belum pernah dilihat atau
didengar oleh siapapun sebelumnya.
11.7
ihaika-sthaḿ jagat kṛtsnaḿ, paśyādya sa-carācaram
mama dehe guḍākeśa, yac cānyad draṣṭum icchasi

Wahai Arjuna apapun yang ingin engkau lihat, lihatlah dengan segera
dalam badan-Ku ini! Bentuk semesta ini dapat memperlihatkan
kepadamu apapun yang engkau ingin lihat sekarang dan apapun yang
engkau ingin lihat pada masa yang akan datang. Segala sesuatu baik
yang bergerak maupun yang tidak bergerak—berada di sini secara
lengkap, di satu tempat.
11.8
na tu māḿ śakyase draṣṭum, anenaiva sva-cakṣuṣā
divyaḿ dadāmi te cakṣuḥ, paśya me yogam aiśvaram

Tetapi engkau tidak dapat melihat-Ku dengan mata yang engkau miliki
sekarang. Karena itu, Aku memberikan mata rohani kepadamu. Lihatlah
kehebatan batin-Ku!

#125
Bab 11 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
11.9
sañjaya uvāca
evam uktvā tato rājan, mahā-yogeśvaro hariḥ
darśayām āsa pārthāya, paramaḿ rūpam aiśvaram
Sañjaya berkata: Wahai Paduka Raja, sesudah bersabda demikian,
Tuhan Yang Mahakuasa, Penguasa segala kekuatan batin, Kepribadian
Tuhan Yang Maha Esa, memperlihatkan bentuk semesta-Nya kepada
Arjuna.
11.10-11
aneka-vaktra-nayanam, anekādbhuta-darśanam
aneka-divyābharaṇaḿ, divyānekodyatāyudham
divya-mālyāmbara-dharaḿ, divya-gandhānulepanam
sarvāścarya-mayā ḿ devam, anantaḿ viśvato-mukham
Dalam bentuk semesta itu, Arjuna melihat mulut-mulut yang tidak
terhingga, mata yang tidak terhingga, dan wahyu-wahyu ajaib yang
tidak terhingga. Bentuk tersebut dihiasi dengan banyak perhiasan rohani
dan membawa banyak senjata rohani yang diangkat. Beliau memakai
kalung rangkaian bunga dan perhiasan rohani, dan banyak jenis minyak
wangi rohani dioleskan pada seluruh badan-Nya. Semuanya ajaib,
bercahaya, tidak terbatas dan tersebar ke mana-mana.
11.12
divi sūrya-sahasrasya, bhaved yugapad utthitā
yadi bhāḥ sadṛśī sā syād, bhāsas tasya mahātmanaḥ
Kalau beratus-ratus ribu matahari terbit di langit pada waktu yang sama,
mungkin cahayanya menyerupai cahaya dari Kepribadian Yang Paling
Utama dalam bentuk semesta itu.
11.13
tatraika-sthaḿ jagat kṛtsnaḿ, pravibhaktam anekadhā
apaśyad deva-devasya, śarīre pāṇḍavas tadā
Pada waktu itu, dalam bentuk semesta Tuhan, Arjuna dapat melihat
perwujudan-perwujudan alam semesta yang tidak terhingga terletak di
satu tempat walaupun dibagi menjadi beribu-ribu.

#126
Bab 11 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

11.14
tataḥ sa vismayāviṣṭo, hṛṣṭa-romā dhanañjayaḥ
praṇamya śirasā devaḿ, kṛtāñjalir abhāṣata

Kemudian Arjuna kebingungan dan kagum, dan bulu romanya tegak


berdiri. Arjuna menundukkan kepalanya untuk bersujud, lalu
mencakupkan tangannya dan mulai berdoa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.

11.15
Arjuna uvāca
paśyāmi devāḿs tava deva dehe
sarvāḿs tathā bhūta-viśeṣa-sańghān
brahmāṇam īśaḿ kamalāsana-stham
ṛṣīḿś ca sarvān uragāḿś ca divyān

Arjuna berkata: Sri Krishna yang hamba muliakan, di dalam badan


Anda hamba melihat semua dewa dan berbagai jenis makhluk hidup
yang lain. Hamba melihat Brahma duduk di atas bunga padma, bersama
Dewa siva, semua resi dan naga-naga rohani.

11.16
aneka-bāhūdara-vaktra-netraḿ
paśyāmi tvāḿ sarvato 'nanta-rūpam
nāntaḿ na madhyaḿ na punas tavādiḿ
paśyāmi viśveśvara viśva-rūpa

O Penguasa alam semesta, o bentuk semesta, di dalam badan Anda


hamba melihat banyak lengan, perut, mulut dan mata, tersebar kemana-
mana, tanpa batas. Hamba tidak dapat melihat akhir, pertengahan
maupun awal di dalam Diri Anda.

#127
Bab 11 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
11.17
kirīṭinaḿ gadinaḿ cakriṇaḿ ca
tejo-rāśiḿ sarvato dīptimantam
paśyāmi tvāḿ durnirīkṣyaḿ samantād
dīptānalārka-dyutim aprameyam

Bentuk Anda sulit dilihat karena cahaya-Nya yang menyilaukan,


tersebar ke segala sisi, seperti api yang menyala atau cahaya matahari
yang tidak dapat diukur. Namun hamba melihat bentuk ini yang
bernyala di mana-mana dihiasi dengan berbagai jenis mahkota, gada,
dan cakra.

11.18
tvām akṣaraḿ paramaḿ veditavyaḿ
tvām asya viśvasya paraḿ nidhānam
tvām avyayāḥ śāśvata-dharma-goptā
sanātanas tvaḿ puruṣo mato me

Anda adalah tujuan pertama yang paling utama. Andalah sandaran


utama seluruh jagat ini. Anda tidak dapat dimusnahkan, dan Andalah
Yang Paling Tua. Andalah Pemelihara dharma Yang kekal, Kepribadian
Tuhan Yang Maha Esa. Inilah pendapat hamba.

11.19
anādi-madhyāntam ananta-vīryam
ananta-bāhuḿ śaśi-sūrya-netram
paśyāmi tvāḿ dīpta-hutāśa-vaktraḿ
sva-tejasā viśvam idaḿ tapantam

Anda tidak berawal, tidak ada masa pertengahan bagi Anda dan Anda
tidak berakhir. Kebesaran Anda tidak terhingga. Jumlah lengan Anda
tidak terbilang. Matahari dan bulan adalah mata Anda. Hamba melihat
Anda dengan api yang bernyala keluar dari mulut Anda, Anda sedang
membakar seluruh jagat ini dengan cahaya pribadi Anda.
#128
Bab 11 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

11.20
dyāv ā-pṛthivyor idam antaraḿ hi
vyāptaḿ tvayaikena diśaś ca sarvāḥ
dṛṣṭvādbhutaḿ rūpam ugraḿ tavedaḿ
loka-trayaḿ pravyathitaḿ mahātman

Walaupun Anda adalah satu, Anda berada di mana-mana di seluruh


angkasa, planet-planet dan antariksa antar planet-planet. O Kepribadian
Yang Mulia dengan melihat bentuk yang mengagumkan dan
mengerikan ini, semua susunan planet goyah.
11.21
amī hi tvāḿ sura-sańghā viśanti
kecid bhītāḥ prāñjalayo gṛṇanti
svastīty uktvā maharṣi-siddha-sańghāḥ
stuvanti tvāḿ stutibhiḥ puṣkalābhiḥ

Semua kelompok dewa menyerahkan diri di hadapan Anda dan masuk


ke dalam diri Anda. Beberapa di antaranya sangat ketakutan dan mereka
mempersembahkan doa pujian sambil mencakupkan tangannya. Banyak
resi yang mulia dan makhluk-makhluk yang sempurna yang sedang
berseru, Semoga ada segala kedamaian!" sedang berdoa kepada Anda
dengan menyanyikan mantra-mantra Veda.

11.22
rudrādityā vasavo ye ca sādhyā
viśve 'śvinau marutaś coṣmapāś ca
gandharva-yakṣāsura-siddha-sańghā
vīkṣante tvāḿ vismitāś caiva sarve

Segala manifestasi dari Dewa siva, para Āditya, para Vasu, para Sadhya,
para Visvedeva, dua Asvi, para Marut, para leluhur, para Gandharva,
para Yaksa, para Asura dan dewa-dewa yang sempurna memandang
Anda dengan rasa kagum.

#129
Bab 11 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
11.23
rūpaḿ mahat te bahu-vaktra-netraḿ
mahā-bāho bahu-bāhūru-pādam
bahūdaraḿ bahu-daḿṣṭrā-karālaḿ
dṛṣṭvā lokāḥ pravyathitās tathāham

O Kepribadian yang berlengan perkasa, semua planet dengan dewa-


dewanya goyah ketika melihat bentuk Anda yang maha agung, dengan
banyak muka, mata, lengan, paha, kaki, dan perutnya, dan banyak gigi
Anda yang mengerikan; karena itu, mereka goyah, dan hamba juga
goyah.
11.24
nabhaḥ-spṛśaḿ dīptam aneka-varṇaḿ
vyāttānānāḿ dīpta-viśāla-netram
dṛṣṭvā hi tvāḿ pravyathitāntar-ātmā
dhṛtiḿ na vindāmi śamaḿ ca viṣṇo

O Visnu yang berada di mana-mana, ketika hamba melihat Anda dengan


berbagai warna Anda yang bercahaya dan menyentuh langit, mulut-
mulut Anda yang terbuka lebar dan mata Anda yang besar dan menyala,
pikiran hamba goyah karena rasa takut. Hamba tidak dapat memelihara
sikap mantap maupun keseimbangan pikiran lagi.

11.25
daḿṣṭrā-karālāni ca te mukhāni
dṛṣṭvaiva kālānala-sannibhāni
diśo na jāne na labhe ca śarma
prasīda deveśa jagan-nivāsa

O Penguasa para dewa, Pelindung dunia-dunia, mohon memberi karunia


kepada hamba. Hamba tidak dapat memelihara keseimbangan ketika
melihat Anda seperti ini dengan wajah-wajah Anda yang menyala
seperti maut dan gigi yang mengerikan. Di segala arah hamba
kebingungan.
#130
Bab 11 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

11.26-27
amī ca tvāḿ Dhṛtarāṣṭrasya putrāḥ
sarve sahaivāvani-pāla-sańghaiḥ
bhīṣmo droṇaḥ sūta-putras tathāsau
sahāsmadīyair api yodha-mukhyaiḥ

vaktrāṇi te tvaramāṇā viśanti


daḿṣṭrā-karālāni bhayānakāni
kecid vilagnā daśanāntareṣu
sandṛśyante cūrṇitair uttamāńgaiḥ

Semua putera Dhṛtarāṣṭra, bersama raja-raja yang bersekutu dengan


mereka, Bhīṣma, Drona, Karṇa dan—semua pemimpin kesatria di pihak
kita—lari masuk ke dalam mulut-mulut Anda yang mengerikan. Hamba
melihat beberapa di antaranya tersangkut dengan kepala-kepalanya
hancur di antara gigi-gigi Anda.
11.28
yathā nadīnāḿ bahavo 'mbu-vegāḥ
samudram evābhimukhā dravanti
tathā tavāmī nara-loka-vīrā
viśanti vaktrāṇy abhivijvalanti

Bagaikan ombak-ombak banyak sungai mengalir ke dalam lautan,


seperti itu pula semua kesatria yang hebat ini menyala dan masuk ke
dalam mulut-mulut Anda.
11.29
yathā pradīptaḿ jvalanaḿ patańgā
viśanti nāśāya samṛddha-vegāḥ
tathāiva nāśāya viśanti lokās
tavāpi vaktrāṇi samṛddha-vegāḥ

Hamba melihat semua orang lari dengan kecepatan penuh ke dalam


mulut-mulut Anda, bagaikan kupukupu yang terbang menuju
kehancuran di dalam api yang menyala.
#131
Bab 11 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
11.30
lelihyase grasamānaḥ samantāl
lokān samagrān vādān air jvaladbhiḥ
tejobhir āpūrya jagat samagraḿ
bhāsas tavogrāḥ pratapanti viṣṇo

O Visnu, hamba melihat Anda menelan semua orang dari segala sisi
dengan mulut-mulut Anda yang mengeluarkan banyak api. Anda
menutupi seluruh alam semesta dengan cahaya Anda, Anda terwujud
dengan sinar-sinar yang mengerikan dan menganguskan.
11.31
ākhyāhi me ko bhavān ugra-rūpo
namo 'stu te deva-vara prasīda
vijñātum icchāmi bhavāntam ādyaḿ
na hi prajānāmi tava pravṛttim

O Penguasa semua dewa, yang mempunyai bentuk yang begitu ganas,


mohon beritahukan kepada hamba siapa Anda. Hamba bersujud kepada
Anda; mohon memberi karunia kepada hamba. Anda adalah Tuhan
Yang Maha Esa yang asli. Hamba ingin mengetahui tentang Anda,
sebab hamba tidak mengetahui apa maksud Anda.

11.32
śrī-bhagavān uvāca
kālo 'smi loka-kṣaya-kṛt pravṛddho
lokān samāhartum iha pravṛttaḥ
ṛte 'pi tvāḿ na bhaviṣyanti sarve
ye 'vasthitāḥ pratyanīkeṣu yodhāḥ

Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Aku adalah waktu, Penghancur besar
dunia-dunia, dan Aku datang ke sini untuk menghancurkan semua
orang. Kecuali kalian [para Pandava], semua kesatria di sini dari kedua
belah pihak akan terbunuh.

#132
Bab 11 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
11.33
tasmāt tvām uttiṣṭha yaśo labhasva
jitvā śatrūn bhuńkṣva rājyaḿ samṛddham
mayā ivaite nihatāḥ pūrvam eva
nimitta-mātraḿ bhava savya-sācin

Karena itu, bangunlah. Siap-siap untuk bertempur dan merebut


kemashyuran. Kalahkanlah musuhmu dan menikmati kerajaan yang
makmur. Mereka sudah dibunuh oleh apa yang telah Kuatur, dan
engkau hanya dapat menjadi alat dalam pertempuran, wahai Savyasaci.

11.34
droṇaḿ ca bhīṣmaḿ ca jayadrathaḿ ca
karṇaḿ tathānyān api yodha-vīrān
mayā hatāḿs tvaḿ jahi mā vyathiṣṭhā
yudhyasva jetāsi raṇe sapatnān

Drona, Bhīṣma, Jayadratha, Karṇa dan kesatria-kesatria besar lainnya


sudah Kuhancurkan. Karena itu, bunuhlah mereka dan jangan merasa
goyah. Bertempur saja, dan engkau akan memusnahkan musuh-
musuhmu dalam pertempuran.

11.35
sañjaya uvāca
etac chrutvā vacanaḿ keśavasya, kṛtāñjalir vepamānaḥ kirītī
namaskṛtvā bhūya evāha kṛṣṇaḿ
sa-gadgadaḿ bhīta-bhītaḥ praṇamya

Sañjaya berkata kepada Dhṛtarāṣṭra : Wahai Baginda Raja , sesudah


mendengar kata-kata ini dari Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa,
Arjuna yang sedang gemetar menghaturkan sembah sujud berulangkali
dengan mencakupkan tangannya. Hati Arjuna penuh rasa takut dan dia
berkata kepada Sri Krishna dengan suara yang tersendat-sendat, sebagai
berikut.

#133
Bab 11 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
11.36
Arjuna uvāca
sthāne hṛṣīkeśa tava prakīrtyā, jagat prahṛṣyaty anurajyate ca
rakṣāḿsi bhītāni diśo dravantisarve namasyanti ca siddha-sańghāḥ

Arjuna berkata: O Penguasa indera-indera, dunia menjadi riang dengan


mendengar nama Anda, dan dengan demikian semua orang menjadi
terikat kepada Anda. Kendatipun makhluk-makhluk sempurna bersujud
kepada Anda dengan hormat, para raksasa ketakutan sehingga mereka
lari ke sana ke mari. Segala hal ini memang patut terjadi.
11.37
kasmāc ca te na nameran mahātman
garīyase brahmaṇo 'py ādi-kartre
ananta deveśa jagan-nivāsa
tvām akṣaraḿ sad-asat tat paraḿ yat

O Yang Mahabesar, lebih tinggi daripada Brahma, Anda adalah Pencipta


yang asli. Karena itu, bukankah seyogyanya mereka bersujud dengan
hormat kepada Anda? O Kepribadian yang tidak terhingga, Tuhan yang
disembah oleh semua dewa, Pelindung alam semesta! Anda adalah
sumber yang tidak dapat dikalahkan, sebab segala sebab, Yang
melampaui manifestasi alam material ini.
11.38
tvām ādi-devaḥ puruṣaḥ purāṇas
tvām asya viśvasya paraḿ nidhānam
vettāsi vedyaḿ ca paraḿ ca dhāma
tvayā tataḿ viśvam ananta-rūpa

Anda adalah Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, Yang paling tua,
Pelindung utama alam semesta yang terwujud. Andalah Yang Mahatahu,
dan Andalah segala sesuatu yang dapat diketahui. Andalah Pelindung
Tertinggi, Anda berada di atas sifat-sifat material. O bentuk yang tidak
terhingga! Anda berada di mana-mana di seluruh manifestasi alam
semesta ini!

#134
Bab 11 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
11.39
vāyur yamo 'gnir varuṇaḥ śaśāńkaḥ
prajāpatis tvaḿ prapitāmahaś ca
namo namas te 'stu sahasra-kṛtvaḥ
punaś ca bhūyo 'pi namo namas te
Andalah udara, dan Andalah Yang Mahakuasa! Anda adalah api, Anda
adalah air, dan Anda adalah bulan! Anda adalah Brahma, makhluk
hidup yang pertama, Anda adalah kakek moyang semua makhluk.
Karena itu hamba bersujud dengan hormat kepada Anda seribu kali,
kemudian berulang kali lagi.
11.40
namaḥ purastād atha pṛṣṭhatas te, namo 'stu te sarvata eva sarva
ananta-vīryāmita-vikramas tvaḿ, sarvaḿ samāpnoṣi tato 'si sarvaḥ
Hamba bersujud kepada Anda dari depan, dari belakang dan dari segala
sisi! O kekuatan yang tidak terbatas, Anda Penguasa kewibawaan yang
tidak terhingga! Anda berada di mana-mana, karena itu Andalah segala
sesuatu!
11.41-42
sakheti matvā prasabhaḿ yad uktaḿ, he kṛṣṇa he yādava he sakheti
ajānatā mahīmānaḿ tavedaḿ, mayā pramādāt praṇayena vāpi
yac cāvahāsārtham asat-kṛto‘si, vihāra-śayyāsana-bhojaneṣu
eko 'tha vāpy acyuta tat-samakṣaḿ, tat kṣāmaye tvām aham
aprameyam

Oleh karena hamba menganggap Anda sebagai kawan, hamba terlalu


berani dan menyapa kepada Anda hai Krishna," hai Yadava," hai
kawanku," tanpa mengetahui kebesaran Anda. Mohon mengampuni
apapun yang sudah hamba lakukan karena kebodohan atau karena cinta
kasih. Berulang kali hamba kurang hormat kepada Anda, bercanda pada
waktu kita sedang istirahat, berbaring di ranjang yang sama, duduk atau
makan bersama-sama kadang-kadang sendirian, dan kadang-kadang di
depan banyak kawan. O Kepribadian yang tidak pernah gagal,
ampunilah segala kesalahan itu yang hamba lakukan.

#135
Bab 11 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
11.43
pitāsi lokasya carācarasya
tvām asya pūjyaś ca gurur garīyān
na tvat-samo 'sty abhyadhikaḥ kuto’nyo,
loka-traye'py apratima-prabhāva
Anda adalah ayah seluruh manifestasi alam semesta ini, baik yang
bergerak maupun yang tidak bergerak. Anda adalah Pemimpin jagat
yang patut disembah, guru kerohanian yang paling utama. Tiada
seorangpun yang sejajar dengan Anda, dan tidak mungkin seseorang
bersatu dengan Anda. Karena itu, bagaimana mungkin ada seseorang
yang lebih agung daripada Anda di dalam seluruh tiga dunia ini, o
Penguasa yang memiliki kekuatan yang tidak terhingga.
11.44
tasmāt praṇamya praṇidhāya kāyaḿ
prasādaye tvām aham īśam īḍyam
piteva putrasya sakheva sakhyuḥ
priyaḥ priyāyārhasi deva soḍhum
Anda adalah Tuhan Yang Maha Esa yang patut disembah oleh setiap
makhluk hidup. Karena itu, hamba bersujud dengan hormat kepada
Anda dan mohon karunia Anda. Seperti halnya seorang ayah
membiarkan keberanian puteranya, seorang kawan membiarkan sikap
kurang sopan dari kawannya, atau seorang isteri membiarkan sikap
akrab suaminya, mohon memaafkan kesalahan yang mungkin hamba
lakukan terhadap Anda.
11.45
adṛṣṭa-pūrvaḿ hṛṣito 'smi dṛṣṭvā, bhayena ca pravyathitaḿ mano me
tad eva me darśaya deva rūpaḿ, prasīda deveśa jagan-nivāsa

Sesudah melihat bentuk semesta ini yang belum pernah hamba lihat
sebelumnya, hamba berbahagia, tetapi pada waktu yang sama pikiran
hamba goyah karena ketakutan. Karena itu, mohon memberi karunia
Anda kepada hamba dan sekali lagi memperlihatkan bentuk Anda
sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, o Tuhan yang disembah
oleh semua dewa, Pelindung alam semesta.
#136
Bab 11 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
11.46
kirīṭinaḿ gadinaḿ cakra-hastam
icchāmi tvāḿ draṣṭum ahaḿ tathāiva
tenaiva rūpeṇa catur-bhujena
sahasra-bāho bhava viśva-mūrte

O bentuk semesta, Tuhan Yang Maha Esa yang berlengan seribu, hamba
ingin melihat Anda dalam bentuk Anda yang berlengan empat, dengan
mahkota pada kepala Anda dan gada, cakra, kerang dan bunga padma
pada tangantangan Anda. Hamba ingin melihat Anda dalam bentuk itu.

11.47
śrī-bhagavān uvāca
mayā prasannena tavārjunedaḿ
rūpaḿ paraḿ darśitam ātma-yogāt
tejo-mayā ḿ viśvam anantam ādyaḿ
yan me tvad anyena na dṛṣṭa-pūrvam

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Arjuna yang baik hati,
atas kekuatan dalam dari Diri-Ku, dengan senang hati bentuk semesta
yang paling utama di dunia material sudah Kuperlihatkan kepadamu.
Sebelum engkau, belum pernah ada orang yang melihat bentuk yang
abadi ini, yang tidak terhingga dan penuh cahaya yang menyilaukan.

11.48
na veda-yajñādhyayānair na dānair
na ca kriyābhir na tapobhir ugraiḥ
evaḿ-rūpaḥ śakya ahaḿ nṛ-loke
draṣṭuḿ tvad anyena kuru-pravīra

Wahai kesatria Kuru yang paling baik, sebelum engkau, belum pernah
ada orang yang melihat bentuk semesta-Ku ini, sebab Aku tidak dapat
dilihat dalam bentuk ini di dunia material. Baik melalui cara
mempelajari Veda, melakukan korban suci, kedermawanan, kegiatan
saleh, maupun pertapaan yang keras.
#137
Bab 11 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
11.49
mā te vyathā mā ca vimūḍha-bhāvo
dṛṣṭvā rūpaḿ ghoram īdṛń mamedam
vyapeta-bhīḥ prīta-manāḥ punas tvaḿ
tad eva me rūpam idaḿ prapaśya

Engkau sudah menjadi goyah dan bingung dengan melihat ciri-Ku yang
mengerikan ini. Sekarang itu semua akan berakhir. Penyembah-Ku,
sekarang engkau bebas lagi dari segala gangguan. Dengan pikiran yang
tenang, sekarang engkau dapat melihat bentuk yang engkau inginkan.

11.50
mā te vyathā mā ca vimūḍha-bhāvo
dṛṣṭvā rūpaḿ ghoram īdṛń mamedam
vyapeta-bhīḥ prīta-manāḥ punas tvaḿ
tad eva me rūpam idaḿ prapaśya

Engkau sudah menjadi goyah dan bingung dengan melihat ciri-Ku yang
mengerikan ini. Sekarang itu semua akan berakhir. Penyembah-Ku,
sekarang engkau bebas lagi dari segala gangguan. Dengan pikiran yang
tenang, sekarang engkau dapat melihat bentuk yang engkau inginkan.

11.51
Arjuna uvāca
dṛṣṭvedaḿ mānuṣaḿ rūpaḿ
tava saumyaḿ janārdana
idānīm asmi saḿvṛttaḥ
sa-cetāḥ prakṛtiḿ gataḥ

Ketika Arjuna melihat Krishna seperti itu dalam bentuk-Nya yang asli,
dia berkata: O Janārdana, dengan melihat bentuk ini yang seperti
manusia dan sangat tampan, pikiran hamba sudah tenang, dan hamba
kembali pada sifat hamba yang asli.

#138
Bab 11 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
11.52
śrī-bhagavān uvāca
su-durdarśam idaḿ rūpaḿ, dṛṣṭavān asi yan mama
devā apy asya rūpasya, nityaḿ darśana-kāńkṣiṇaḥ
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Arjuna yang baik hati,
bentuk-Ku yang sedang engkau lihat sulit sekali dipandang. Para dewa
pun senantiasa mencari kesempatan untuk melihat bentuk ini yang
sangat tercinta.
11.53
nāhaḿ vedair na tapasā, na dānena na cejyayā
śakya evaḿ-vidho draṣṭuḿ, dṛṣṭavān asi māḿ yathā
Bentuk yang sedang engkau lihat dengan mata rohanimu tidak dapat
dimengerti hanya dengan mempelajari Veda, melakukan pertapaan yang
serius, melalui kedermawanan maupun sembahyang. Bukan dengan
cara-cara ini seseorang dapat melihat Aku dalam bentuk-Ku yang
sebenarnya.
11.54
bhaktyā tv ananyayā śakya, aham evaḿ-vidho 'rjuna
jñātuḿ draṣṭuḿ ca tattvena, praveṣṭuḿ ca parantapa
Arjuna yang baik hati, hanya melalui bhakti yang murni dan tidak
dicampur dengan kegiatan yang lain Aku dapat dimengerti menurut
kedudukan-Ku yang sebenarnya, yang sedang berdiri di hadapanmu,
dan dengan demikian Aku dapat dilihat secara langsung. Hanya dengan
cara inilah engkau dapat masuk ke dalam rahasia pengertian-Ku
11.55
mat-karma-kṛn mat-paramo, mad-bhaktaḥ sańga-varjitaḥ
nirvairaḥ sarva-bhūteṣu, yaḥ sa mām eti pāṇḍava
Arjuna yang baik hati, orang yang menekuni bhakti yang murni kepada-
Ku, bebas dari pengaruh kegiatan yang dimaksudkan untuk
membuahkan hasil atau pahala dan pengaruh angan-angan, yang bekerja
demi-Ku, menjadikan Aku sebagai tujuan utama dalam hidupnya, dan
ramah terhadap semua makhluk hidup—dia pasti datang kepada-Ku.

#139
Bab 12 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Atha Dvādaśo’dhyāyah
Bab 12 Pengabdian Suci Bhakti

Tetapi orang yang menyembah-Ku, menyerahkan segala kegiatannya


kepada-Ku, setia kepada-Ku tanpa menyimpang, tekun dalam
pengabdian suci bhakti, selalu bersemadi kepada-Ku, dan sudah
memusatkan pikirannya kepada-Ku—cepat -Kuselamatkan dari lautan
kelahiran dan kematian, wahai putera Pṛthā.(12.6-7)

#140
Bab 12 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
Arjuna uvāca 12.1
evaḿ satata-yuktā ye, bhaktās tvāḿ paryupāsate
ye cāpy akṣaram avyaktaḿ, teṣāḿ ke yoga-vittamāḥ
Arjuna bertanya: Yang mana dianggap lebih sempurna: orang yang
selalu tekun dalam bhakti kepada Anda dengan cara yang benar ataukah
orang yang menyembah Brahman, yang tidak bersifat pribadi dan tidak
terwujud?
12.2
śrī-bhagavān uvāca
mayy āveśya mano ye māḿ, nitya-yuktā upāsate
śraddhayā parayopetās, te me yuktatamā matāḥ
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Orang yang memusatkan
pikirannya pada bentuk pribadi-Ku dan selalu tekun menyembah-Ku
dengan keyakinan besar yang rohani dan melampaui hal-hal duniawi
Aku anggap paling sempurna.
12.3-4
ye tv akṣaram anirdeśyam, avyaktaḿ paryupāsate
sarvatra-gam acintyaḿ ca, kūṭa-stham acalaḿ dhruvam
sanniyamyendriya-grāmaḿ, sarvatra sama-buddhayaḥ
te prāpnuvanti mām eva, sarva-bhūta-hite ratāḥ
Tetapi orang yang sepenuhnya menyembah yang tidak terwujud, di luar
jangkauan indera-indera, yang berada di mana-mana, tidak dapat
dipahami, tidak pernah berubah, mantap dan tidak dapat dipindahkan—
paham tentang Kebenaran Mutlak yang tidak mengakui bentuk pribadi
Tuhan—dengan mengendalikan indera-indera, bersikap yang sama
terhadap semua orang, dan sibuk demi kesejahteraan semua orang,
akhirnya mencapai kepada-Ku.
12.5
kleśo 'dhikataras teṣām, avyaktāsakta-cetasām
avyaktā hi gatir duḥkhaḿ, dehavadbhir avāpyate
Orang yang pikirannya terikat pada aspek Yang Mahakuasa yang tidak
berwujud dan tidak bersifat pribadi sulit sekali maju. Kemajuan dalam
disiplin itu selalu sulit sekali bagi orang yang mempunyai badan.
#141
Bab 12 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
12.6-7
ye tu sarvāṇi karmaṇi, mayi sannyasya mat-parāḥ
ananyenaiva yogena, māḿ dhyāyanta upāsate
teṣām ahaḿ samuddhartā, mṛtyu-saḿsāra-sāgarāt
bhavāmi na cirāt pārtha, mayy āveśita-cetasām

Tetapi orang yang menyembah-Ku, menyerahkan segala kegiatannya


kepada-Ku, setia kepada-Ku tanpa menyimpang, tekun dalam
pengabdian suci bhakti, selalu bersemadi kepada-Ku, dan sudah
memusatkan pikirannya kepada-Ku—cepat -Kuselamatkan dari lautan
kelahiran dan kematian, wahai putera Pṛthā.
12.8
mayy eva mana ādhatsva, mayi buddhiḿ niveśaya
nivasiṣyasi mayy eva, ata ūrdhvaḿ na saḿśayaḥ

Pusatkanlah pikiranmu kepada-Ku, Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa,


dan gunakanlah segala kecerdasanmu dalam Diri-Ku. Dengan cara
demikian, engkau akan selalu hidup di dalam Diri-Ku, tanpa keragu-
raguan.
12.9
atha cittaḿ samādhātuḿ, na śaknoṣi mayi sthirām
abhyāsa-yogena tato, mām icchāptuḿ dhanañjaya

Arjuna yang baik hati, perebut kekayaan, kalau engkau tidak dapat
memusatkan pikiranmu kepada-Ku tanpa menyimpang, ikutilah prinsip-
prinsip yang mengatur bhakti-yoga. Dengan cara demikian,
kembangkanlah keinginan untuk mencapai kepada-Ku.
12.10
abhyāse 'py asamartho ‘si, mat-karma-paramo bhava
mad-artham api karmaṇi, kurvan siddhim avāpsyasi

Kalau engkau tidak sanggup mengikuti latihan aturan bhakti-yoga,


cobalah bekerja untuk-Ku, sebab dengan bekerja untuk-Ku, engkau
akan mencapai tingkat yang sempurna.

#142
Bab 12 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
12.11
athaitad apy aśakto ‘si, kartuḿ mad-yogam āśritaḥ
sarva-karma-phala-tyāgaḿ, tataḥ kuru yatātmavān

Akan tetapi, kalau engkau tidak sanggup bekerja sambil sadar kepada-
Ku seperti ini, cobalah bertindak dengan melepaskan segala hasil dari
pekerjaanmu dan berusaha menjadi mantap dalam diri sendiri.
12.12
śreyo hi jñānam abhyāsāj, jñānād dhyānaḿ viśiṣyate
dhyānāt karma-phala-tyāgas, tyāgāc chāntir anantaram

Kalau engkau tidak sanggup mengikuti latihan tersebut, tekunilah


pengembangan pengetahuan. Akan tetapi, semadi lebih baik daripada
pengetahuan, dan melepaskan ikatan terhadap hasil perbuatan lebih baik
daripada semadi, sebab dengan melepaskan ikatan seperti itu seseorang
dapat mencapai kedamaian jiwa.
12.13-14
adveṣṭā sarva-bhūtānāḿ, maitraḥ karuṇa eva ca
nirmamo nirahańkāraḥ, sama-duḥkha-sukhaḥ kṣamī
santuṣṭaḥ satataḿ yogī, yatātmā dṛḍha-niścayaḥ
mayy arpita-mano-buddhir, yo mad-bhaktaḥ sa me priyaḥ
Orang yang tidak iri tetapi menjadi kawan baik bagi semua makhluk
hidup, tidak menganggap Diri-Nya pemilik, bebas dari keakuan palsu,
bersikap sama baik dalam suka maupun duka, bersikap toleransi, selalu
puas, mengendalikan diri, tekun dalam bhakti dengan ketabahan hati,
dengan pikiran dan kecerdasannya dipusatkan kepada-Ku—penyembah-
Ku yang seperti itu sangat Kucintai.
12.15
yasmān nodvijate loko, lokān nodvijate ca yaḥ
harṣāmarṣa-bhayodvegair, mukto yaḥ sa ca me priyaḥ

Aku sangat mencintai orang yang tidak menyebabkan siapapun


dipersulit, tidak digoyahkan oleh siapapun dan bersikap yang sama,
baik dalam suka, duka, rasa takut maupun kecemasan.

#143
Bab 12 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
12.16
anapekṣaḥ śucir dakṣa, udāsīno gata-vyathaḥ
sarvārambha-parityāgī, yo mad-bhaktaḥ sa me priyaḥ

Aku sangat mencintai penyembah-Ku yang tidak bergantung pada jalan


kegiatan yang biasa, yang suci, ahli, bebas dari rasa prihatin, bebas dari
segala dukacita, dan tidak berusaha memperoleh suatu hasil atau pahala.
12.17
yo na hṛṣyati na dveṣṭi, na śocati na kāńkṣati
śubhāśubha-parityāgī, bhakti-mān yaḥ sa me priyaḥ

Orang yang tidak bersenang hati atau bersedih hati, tidak menyesalkan
atau menginginkan, dan melepaskan ikatan terhadap hal-hal yang
menguntungkan dan tidak menguntungkan—seorang penyembah seperti
itu sangat Kucintai.
12.18-19
samaḥ śatrau ca mitre ca, tathā mānāpamānayoḥ
śītoṣṇa-sukha-duḥkheṣu, samaḥ sańga-vivarjitaḥ
tulya-nindā-stutir maunī, santuṣṭo yena kenacit
aniketaḥ sthira-matir, bhakti-mān me priyo naraḥ

Orang yang bersikap sama terhadap kawan dan musuh, seimbang dalam
penghormatan dan penghinaan, panas dan dingin, suka dan duka,
kemashyuran dan fitnah, selalu bebas dari pergaulan yang
mencemarkan, selalu diam dan puas dengan segala sesuatu, yang tidak
mempedulikan tempat tinggal apapun, mantap dalam pengetahuan dan
tekun dalam bhakti—orang seperti itu sangat -Kucintai.
12.20
ye tu dharmāmṛtam idaḿ, yathoktaḿ paryupāsate
śraddadhānā mat-paramā, bhaktās te 'tīva me priyāḥ

Aku sangat mencintai orang yang mengikuti jalan bhakti yang kekal ini,
tekun sepenuhnya dengan keyakinan, dan menjadikan Aku sebagai
tujuan tertinggi.

#144
Bab 13 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Atha Trayodaśo’dhyāyah
Bab 13 Alam, Kepribadian Yang
Menikmati dan Kesadaran

Orang yang melihat Roh Yang Utama mendampingi roh individual di dalam
semua badan, dan mengerti bahwa sang roh dan Roh Yang Utama tidak pernah
dimusnahkan di dalam badan yang dapat dimusnahkan, melihat dengan
sebenarnya.(13.28)

#145
Bab 13 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
13.1-2
Arjuna uvāca
prakṛtiḿ puruṣaḿ caiva, kṣetraḿ kṣetra-jñam eva ca
etad veditum icchāmi, jñānaḿ jñeyaḿ ca keśava
śrī-bhagavān uvāca
idaḿ śarīraḿ kaunteya, kṣetram ity abhidhīyate
etad yo vetti taḿ prāhuḥ, kṣetra-jña iti tad-vidaḥ
Arjuna berkata: O Krishna yang hamba cintai, hamba ingin mengetahui
tentang prakṛti [alam] purusa [yang menikmati], lapangan dan yang
mengenal lapangan, pengetahuan dan obyek pengetahuan. Kepribadian
Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Wahai putera Kuntī, badan ini disebut
lapangan, dan yang mengetahui tentang badan ini disebut yang
mengetahui lapangan.
13.3
kṣetra-jñaḿ cāpi māḿ viddhi, sarva-kṣetreṣu bhārata
kṣetra-kṣetrajñayor jñānaḿ, yat taj jñānaḿ mataḿ mama
Wahai putera keluarga Bhārata, engkau harus mengerti bahwa Aku juga
yang mengetahui di dalam semua badan. Pengetahuan berarti mengerti
badan ini dan dia yang mengetahui badan ini. Itulah pendapat-Ku
13.4
tat kṣetraḿ yac ca yādṛk ca, yad-vikāri yataś ca yat
sa ca yo yat-prabhāvaś ca, tat samāsena me śṛṇu
Sekarang dengarlah uraian singkat dari-Ku tentang lapangan kegiatan
ini serta bagaimana kedudukan dasar lapangan kegiatan, bagaimana
perubahannya, darimana sumbernya, siapa yang mengetahui lapangan
kegiatan, dan bagaimana pengaruh-pengaruhnya.
13.5
ṛṣibhir bahudhā gītaḿ, chandobhir vividhaiḥ pṛthak
brahma-sūtra-padaiś caiva, hetumadbhir viniścitaiḥ
Pengetahuan itu tentang lapangan kegiatan dan dia yang mengetahui
kegiatan diuraikan oleh berbagai sastera Veda. Pengetahuan itu
khususnya disampaikan dalam Vedanta-sutra dengan segala logika
mengenai sebab dan akibat.

#146
Bab 13 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

13.6-7
mahā-bhūtāny ahańkāro, buddhir avyaktam eva ca
indriyāṇi daśaikaḿ ca, pañca cendriya-gocarāḥ
icchā dveṣaḥ sukhaḿ duḥkhaḿ, sańghātaś cetanā dhṛtiḥ
etat kṣetraḿ samāsena, sa-vikāram udāhṛtam
Lima unsur besar, keakuan palsu, kecerdasan, yang tidak terwujud,
sepuluh indera dan pikiran, lima obyek indera, keinginan, rasa benci,
kebahagiaan, dukacita, jumlah gabungan, gejala-gejala hidup, dan
keyakinan-keyakinan—sebagai ringkasan, semua unsur tersebut
merupakan lapangan kegiatan dan hal-hal yang saling mempengaruhi
dari lapangan kegiatan.

13.8-12

amānitvām adambhitvām, ahiḿsā kṣāntir ārjavam


ācāryopāsanaḿ śaucaḿ, sthairyam ātma-vinigrahaḥ

indriyārtheṣu vairāgyam, anahańkāra eva ca


janma-mṛtyu-jarā-vyādhi-, duḥkha-doṣānudarśanam

asaktir anabhiṣvańgaḥ, putra-dāra-gṛhādiṣu


nityaḿ ca sama-cittatvām, iṣṭāniṣṭopapattiṣu

mayi cānanya-yogena, bhaktir avyabhicāriṇī


vivikta-deśa-sevitvām, aratir jana-saḿsadi

adhyātma-jñāna-nityatvaḿ, tattva-jñānārtha-darśanam
etaj jñānam iti proktām, ajñānaḿ yad ato 'nyathā
.
.
.
.
.

#147
Bab 13 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

……… 13.8-12
Sifat rendah hati; kebebasan dari rasa bangga; tidak melakukan
kekerasan; toleransi; kesederhanaan; mendekati seorang guru
kerohanian yang dapat dipercaya; kebersihan; sifat mantap;
pengendalian diri; melepaskan ikatan terhadap obyek-obyek kepuasan
indera-indera; kebebasan dari keakuan yang palsu; mengerti buruknya
kelahiran; kematian; usia tua dan penyakit; ketidakterikatan; kebebasan
dari ikatan terhadap anak-anak; isteri; rumah dan sebagainya;
keseimbangan pikiran di tengah-tengah kejadian yang menyenangkan
dan yang tidak menyenangkan; bhakti kepada-Ku yang murni dan tidak
pernah menyimpang; bercita-cita tinggal di tempat yang sunyi;
ketidakterikatan terhadap khalayak ramai; mengakui bahwa keinsafan
diri adalah hal yang penting; dan usaha mencari Kebenaran Mutlak
dalam filsafat—Aku menyatakan bahwa segala sifat tersebut adalah
pengetahuan, dan apa pun yang ada di luar sifat-sifat itu adalah
kebodohan.
13.13
jñeyaḿ yat tat pravakṣyāmi, yaj jñātvāmṛtam aśnute
anādi mat-paraḿ brahma, na sat tan nāsad ucyate

Sekarang Aku akan menjelaskan tentang apa yang dapat diketahui.


Sesudah mengetahui tentang hal ini, engkau akan merasakan kekekalan.
Brahman, sang roh, yang tidak berawal dan berada di bawah-Ku, berada
di luar sebab dan akibat dunia material ini.
13.14
sarvataḥ pāṇi-pādaḿ tat, sarvato 'kṣi-śiro-mukham
sarvataḥ śrutimal loke, sarvam āvṛtya tiṣṭhati

Tangan, kaki, mata, kepala-kepala dan muka-muka Roh Yang Utama


berada di mana-mana, dan Beliau mempunyai telinga di mana-mana.
Roh Yang Utama berada dengan cara seperti ini, dan Beliau berada di
dalam segala sesuatu.

#148
Bab 13 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
13.15
sarvendriya-guṇābhāsaḿ, sarvendriya-vivarjitam
asaktaḿ sarva-bhṛc caiva, nirguṇaḿ guṇa-bhoktṛ ca

Roh Yang Utama adalah sumber asli semua indera, namun Beliau tidak
mempunyai indera material. Beliau tidak terikat, walaupun Beliau
memelihara semua makhluk hidup. Beliau melampaui sifat-sifat alam,
dan pada waktu yang sama Beliau adalah Penguasa semua sifat alam
material.
13.16
bahir antaś ca bhūtānām, acaraḿ caram eva ca
sūkṣmatvāt tad avijñeyaḿ, dūra-sthaḿ cāntike ca tat

Kebenaran Yang Paling Utama berada di luar dan di dalam semua


makhluk hidup, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Oleh
karena Beliau bersifat halus, Beliau di luar daya lihat atau daya
mengerti indera-indera material. Kendatipun Beliau jauh sekali, Beliau
juga dekat kepada semua makhluk hidup.
13.17
avibhaktaḿ ca bhūteṣu, vibhaktam iva ca sthitam
bhūta-bhartṛ ca taj jñeyaḿ, grasiṣṇu prabhaviṣṇu ca

Walaupun rupanya Roh Yang Utama dibagi antara semua makhluk,


Beliau tidak pernah dibagi. Beliau mantap sebagai Yang Tunggal.
Walaupun Beliau memelihara semua makhluk hidup, harus dimengerti
bahwa Beliau menelan dan mengembangkan segala-galanya.
13.18
jyotiṣām api taj jyotis, tamasaḥ param ucyate
jñānaḿ jñeyaḿ jñāna-gamyaḿ, hṛdi sarvasya viṣṭhitam

Beliau adalah sumber cahaya dalam semua benda yang bercahaya.


Beliau di luar kegelapan alam dan tidak terwujud. Beliau adalah
pengetahuan, Beliau adalah obyek pengetahuan, dan Beliau adalah
tujuan pengetahuan. Beliau bersemayam di dalam hati semua makhluk
hidup.
#149
Bab 13 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
13.19
iti kṣetraḿ tathā jñānaḿ, jñeyaḿ coktaḿ samāsataḥ
mad-bhakta etad vijñāya, mad-bhāvāyopapadyate

Demikianlah lapangan kegiatan [badan], pengetahuan dan apa yang


dapat diketahui sudah -Kuuraikan sebagai ringkasan. Hanya para
penyembah-Ku dapat mengerti hal ini secara panjang lebar dan dengan
demikian mencapai sifat-Ku.
13.20
prakṛtiḿ puruṣaḿ caiva, viddhy anādī ubhāv api
vikārāḿś ca guṇāḿś caiva, viddhi prakṛti-sambhavān

Harus dimengerti bahwa alam material dan para makhluk hidup tidak
berawal. Perubahan-perubahan alam material, para makhluk hidup dan
sifat-sifat alam dihasilkan dari alam material.

13.21
kārya-kāraṇa-kartṛtve, hetuḥ prakṛtir ucyate
puruṣaḥ sukha-duḥkhānāḿ, bhoktṛtve hetur ucyate

Dikatakan bahwa alam adalah penyebab segala sebab dan akibat


material, sedangkan makhluk hidup adalah penyebab berbagai
penderitaan dan kenikmatan di dunia ini.

13.22
puruṣaḥ prakṛti-stho hi, bhuńkte prakṛti-jān guṇān
kāraṇaḿ guṇa-sańgo ‘sya, sad-asad-yoni-janmasu

Dengan cara seperti itu makhluk hidup di dalam alam material


mengikuti cara-cara hidup, dan menikmati tiga sifat alam. Ini
disebabkan oleh hubungan makhluk dengan alam material itu. Karena
itu, ia menemukan hal yang baik dan hal yang buruk di dalam berbagai
jenis kehidupan.

#150
Bab 13 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
13.23
upadraṣṭānumantā ca, bhartā bhoktā maheśvaraḥ
paramātmeti cāpy ukto, dehe 'smin puruṣaḥ paraḥ

Namun di dalam badan ini ada kepribadian lain, kepribadian rohani


yang menikmati, yaitu Tuhan Yang Maha Esa, Pemilik segala sesuatu.
Beliau berada sebagai Pengawas dan Yang mengizinkan dan Beliau
dikenal sebagai Roh Yang Utama.
13.24
ya evaḿ vetti puruṣaḿ, prakṛtiḿ ca guṇaiḥ saha
sarvathā vartamāno ‘pi, na sa bhūyo 'bhijāyate

Orang yang mengerti filsafat tersebut mengenai alam material, makhluk


hidup dan hal saling mempengaruhi antara sifat-sifat alam pasti
mencapai pembebasan. Dia tidak akan dilahirkan lagi di sini, walau
bagaimanapun kedudukannya sekarang.
13.25
dhyānenātmani paśyanti, kecid ātmānam ātmanā
anye sāńkhyena yogena, karma-yogena cāpare

Beberapa orang melihat Roh Yang Utama melihat di dalam Diri-Nya


melalui semadi, orang lain melihat melalui pengembangan pengetahuan,
dan orang lain lagi melihat melalui cara bekerja tanpa keinginan untuk
membuahkan hasil atau pahala.
13.26
anye tv evam ajānantaḥ, śrutvānyebhya upāsate
te 'pi cātitaranty eva, mṛtyuḿ śruti-parāyaṇāḥ

Ada pula orang yang mulai menyembah Kepribadian Tuhan Yang Maha
Esa setelah mendengar tentang Beliau dari orang lain, walaupun mereka
sendiri belum menguasai pengetahuan rohani. Oleh karena mereka
cenderung mendengar dari penguasa-penguasa, mereka pun melampaui
jalan kelahiran dan kematian

#151
Bab 13 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
13.27
yāvat sañjāyate kiñcit, sattvaḿ sthāvara-jańgamam
kṣetra-kṣetrajña-saḿyogāt, tad viddhi Bhārata rṣabha
Wahai yang paling utama di antara para Bhārata, ketahuilah bahwa apa
pun yang engkau lihat yang sudah diwujudkan, baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak, hanyalah gabungan antara lapangan
kegiatan dan yang mengetahui lapangan.
samaḿ sarveṣu bhūteṣu, tiṣṭhantaḿ parameśvaram 13.28
vinaśyatsv avinaśyantaḿ, yaḥ paśyati sa paśyati
Orang yang melihat Roh Yang Utama mendampingi roh individual di
dalam semua badan, dan mengerti bahwa sang roh dan Roh Yang Utama
tidak pernah dimusnahkan di dalam badan yang dapat dimusnahkan,
melihat dengan sebenarnya.
13.29
samaḿ paśyan hi sarvatra, samavasthitam īśvaram
na hinasty ātmanātmānaḿ, tato yāti parāḿ gatim
Orang yang melihat Roh Yang Utama berada di mana-mana dengan cara
yang sama di dalam setiap makhluk hidup tidak menyebabkan Diri-Nya
merosot karena pikirannya. Dengan cara demikian ia mendekati tujuan
rohani.
prakṛtyaiva ca karmaṇi, kriyamāṇāni sarvaśaḥ 13.30
yaḥ paśyati tathātmānam, akartāraḿ sa paśyati
Orang yang dapat melihat bahwa segala kegiatan dilaksanakan oleh
badan, yang diciptakan oleh alam material, dan melihat bahwa sang diri
tidak melakukan apa pun, melihat dengan sebenarnya.
13.31
yadā bhūta-pṛthag-bhāvam, eka-stham anupaśyati
tata eva ca vistāraḿ, brahma sampadyate tadā
Bilamana orang yang mempunyai akal tidak melihat lagi berbagai
identitas yang disebabkan oleh berbagai badan jasmani dan ia melihat
bagaimana para makhluk hidup dijelmakan di mana-mana, ia mencapai
paham Brahman.
#152
Bab 13 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
13.32
anāditvān nirguṇatvāt, paramātmāyam avyayāḥ
śarīra-stho 'pi kaunteya, na karoti na lipyate
Orang yang mempunyai penglihatan kekekalan dapat melihat bahwa
sang roh yang tidak dapat dimusnahkan bersifat rohani, kekal, dan di
luar sifat-sifat alam. Wahai Arjuna, walaupun sang roh berhubungan
dengan badan material, sang roh tidak berbuat apa-apa dan juga tidak
diikat.
13.33
yathā sarva-gataḿ saukṣmyād, ākāśaḿ nopalipyate
sarvatrāvasthito dehe, tathātmā nopalipyate

Oleh karena angkasa bersifat halus, angkasa tidak tercampur dengan apa
pun, kendatipun angkasa berada di mana-mana. Begitu pula sang roh
yang mantap dalam penglihatan Brahman tidak tercampur dengan
badan, walaupun sang roh itu berada di dalam badan.
13.34
yathā prakāśayaty ekaḥ, kṛtsnaḿ lokam imaḿ raviḥ
kṣetraḿ kṣetrī tathā kṛtsnaḿ, prakāśayati bhārata

Wahai Bhārata, seperti halnya matahari sendiri menerangi seluruh alam


semesta ini, begitu pula makhluk hidup, tunggal di dalam badan,
menerangi seluruh badan dengan kesadaran.
13.35
kṣetra-kṣetrajñayor evam, antaraḿ jñāna-cakṣuṣā
bhūta-prakṛti-mokṣaḿ ca, ye vidur yānti te param

Orang yang melihat dengan mata pengetahuan perbedaan antara badan


dan yang mengetahui badan, dan juga dapat mengerti proses
pembebasan dari ikatan dalam alam material, mencapai Tujuan Yang
Paling Utama.

#153
Bab 14 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Atha Caturdaśo’dhyāyah
Bab 14 Tiga Sifat Alam Material

Alam material terdiri dari tiga sifat—kebaikan, nafsu dan kebodohan. Bila
makhluk hidup yang kekal berhubungan dengan alam, ia diikat oleh sifat-sifat
tersebut, wahai Arjuna yang berlengan perkasa.(14.5)

#154
Bab 14 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
14.1
śrī-bhagavān uvāca
paraḿ bhūyaḥ pravakṣyāmi, jñānānāḿ jñānam uttamam
yaj jñātvā munayaḥ sarve, parāḿ siddhim ito gatāḥ

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Sekali lagi Aku akan
bersabda kepadamu tentang kebijaksanaan yang paling utama ini, yang
paling baik di antara segala pengetahuan. Setelah menguasai
pengetahuan ini, semua resi sudah mencapai kesempurnaan yang paling
tinggi.
14.2
idaḿ jñānam upāśritya, mama sādharmyam āgatāḥ
sarge 'pi nopajāyante, pralaye na vyathanti ca

Dengan menjadi mantap dalam pengetahuan ini, seseorang dapat


mencapai sifat rohani seperti sifat-Ku Sendiri. Setelah menjadi mantap
seperti itu, ia tidak dilahirkan pada masa ciptaan atau pun digoyahkan
pada masa peleburan.
14.3
mama yonir mahad brahma, tasmin garbhaḿ dadhāmy aham
sambhavaḥ sarva-bhūtānāḿ, tato bhavati bhārata

Seluruh bahan material, yang disebut Brahman, adalah sumber


kelahiran, dan Aku menyebabkan Brahman itu mengandung, yang
memungkinkan kelahiran semua makhluk hidup, wahai putera Bhārata.

14.4
sarva-yoniṣu kaunteya, mūrtayaḥ sambhavānti yāḥ
tāsāḿ brahma mahad yonir, ahaḿ bīja-pradaḥ pitā

Hendaknya dimengerti bahwa segala jenis kehidupan dimungkinkan


oleh kelahiran di alam material ini, dan bahwa Akulah ayah yang
memberi benih, wahai putera Kuntī.

#155
Bab 14 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
14.5
sattvaḿ rājā s tama iti, guṇāḥ prakṛti-sambhavāḥ
nibadhnanti mahā-bāho, dehe dehinam avyayām

Alam material terdiri dari tiga sifat—kebaikan, nafsu dan kebodohan.


Bila makhluk hidup yang kekal berhubungan dengan alam, ia diikat
oleh sifat-sifat tersebut, wahai Arjuna yang berlengan perkasa.

14.6
tatra sattvaḿ nirmalatvāt, prakāśakam anāmayam
sukha-sańgena badhnāti, jñāna-sańgena cānagha

Wahai yang tidak berdosa, sifat kebaikan lebih murni daripada sifat-
sifat yang lain. Karena itu, sifat kebaikan memberi penerangan dan
membebaskan seseorang dari segala reaksi dosa. Orang yang mantap
dalam sifat itu diikat oleh rasa kebahagiaan dan pengetahuan.

14.7
rajo rāgātmakaḿ viddhi, tṛṣṇā-sańga-samudbhavam
tan nibadhnāti kaunteya, karma-sańgena dehinam

Sifat nafsu dilahirkan dari keinginan dan hasrat yang tidak terhingga,
wahai putera Kuntī . Karena itu, makhluk hidup di dalam badan terikat
terhadap perbuatan material yang dimaksudkan untuk membuahkan
hasil atau pahala.
14.8
tamas tv ajñāna-jaḿ viddhi, mohanaḿ sarva-dehinām
pramādālasya-nidrābhis, tan nibadhnāti bhārata

Wahai putera Bhārata, ketahuilah bahwa sifat kegelapan, yang


dilahirkan dari kebodohan, adalah khayalan bagi semua makhluk hidup
yang mempunyai badan. Akibat sifat ini adalah kegoncangan jiwa, sifat
malas dan kecenderungan untuk tidur, yang mengikat roh yang terikat

#156
Bab 14 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
14.9
sattvaḿ sukhe sañjayati, rājāḥ karmaṇi bhārata
jñānam āvṛtya tu tamaḥ, pramāde sañjayaty uta
Wahai putera Bhārata, sifat kebaikan mengikat seseorang pada
kebahagiaan; nafsu mengikat Diri-Nya pada kegiatan yang
dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala; dan kebodohan,
yang menutupi pengetahuannya mengikat Diri-Nya pada kegilaan.
14.10
rājā s tamaś cābhibhūya, sattvaḿ bhavati bhārata
rājā ḥ sattvaḿ tamaś caiva, tamaḥ sattvaḿ rājā s tathā
Kadang-kadang sifat kebaikan menonjol, dan mengalahkan sifat nafsu
dan kebodohan, wahai putera Bhārata. Kadang-kadang sifat nafsu
mengalahkan sifat kebaikan dan kebodohan, dan pada waktu yang lain
kebodohan mengalahkan kebaikan dan nafsu. Dengan cara demikian
selalu ada persaingan untuk berkuasa.
14.11
sarva-dvāreṣu dehe ‘smin, prakāśa upajāyate
jñānaḿ yadā tadā vidyād, vivṛddhaḿ sattvām ity uta
Perwujudan-perwujudan sifat kebaikan dapat dialami bila semua pintu
gerbang badan diterangi oleh pengetahuan.
14.12
lobhaḥ pravṛttir ārambhaḥ, karmaṇām aśamaḥ spṛhā
rājā sy etāni jāyante, vivṛddhe Bhārata rṣabha
Wahai yang paling utama di antara para putera keturunan Bhārata, bila
sifat nafsu meningkat, berkembanglah tanda-tanda ikatan yang besar,
kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala,
usaha yang keras sekali, keinginan dan hasrat yang tidak dapat
dikendalikan.
14.13
aprakāśo 'pravṛttiś ca, pramādo moha eva ca
tamasy etāni jāyante, vivṛddhe kuru-nandana
Bila sifat kebodohan meningkat, terwujudlah kegelapan, malas-
malasan, keadaan gila dan khayalan, wahai putera Kuru.
#157
Bab 14 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
14.14
yadā sattve pravṛddhe tu, pralayaḿ yāti deha-bhṛt
tadottama-vidāḿ lokān, amalān pratipadyate
Bila seseorang meninggal dalam sifat kebaikan, ia mencapai planet-
planet murni yang lebih tinggi, tempat tinggal para resi yang mulia.
14.15
rājāsi pralayaḿ gatvā, karma-sańgiṣu jāyate
tathā pralīnas tamasi, mūḍha-yoniṣu jāyate
Bila seseorang meninggal dalam sifat nafsu, ia dilahirkan di tengah-
tengah mereka yang sibuk dalam kegiatan yang dimaksud untuk
membuahkan hasil. Bila seseorang meninggal dalam sifat kebodohan, ia
dilahirkan di kerajaan binatang.
14.16
karmaṇaḥ sukṛtasyāhuḥ, sāttvikaḿ nirmalaḿ phalam
rājā sas tu phalaḿ duḥkham, ajñānaḿ tamasaḥ phalam
Hasil perbuatan saleh bersifat murni dan dikatakan bersifat kebaikan.
Tetapi perbuatan yang dilakukan dalam sifat nafsu mengakibatkan
kesengsaraan, dan perbuatan yang dilakukan dalam sifat kebodohan
mengakibatkan hal-hal yang bukan-bukan.
14.17
sattvāt sañjāyate jñānaḿ, rājā so lobha eva ca
pramāda-mohau tamaso, bhavato 'jñānam eva ca
Pengetahuan yang sejati berkembang dari sifat kebaikan; loba
berkembang dari sifat nafsu; dan kegiatan yang bukan-bukan, sifat gila
dan khayalan berkembang dari sifat kebodohan.
14.18
ūrdhvaḿ gacchanti sattva-sthā, madhye tiṣṭhanti rājasāḥ
jaghanya-guṇa-vṛtti-sthā, adho gacchanti tāmasāḥ
Orang yang berada dalam sifat kebaikan berangsur-angsur naik sampai
planet-planet yang lebih tinggi; orang yang berada dalam sifat nafsu
hidup di planet-planet seperti bumi; orang yang berada dalam sifat
kebodohan yang menjijikkan turun memasuki dunia-dunia neraka.

#158
Bab 14 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
14.19
nānyaḿ guṇebhyaḥ kartāraḿ, yadā draṣṭānupaśyati
guṇebhyaś ca paraḿ vetti, mad-bhāvaḿ so 'dhigacchati
Bila seseorang melihat dengan sebenarnya bahwa dalam segala kegiatan
tiada pelaku lain yang bekerja selain sifat-sifat alam tersebut dan ia
mengenal Tuhan Yang Maha Esa, yang melampaui segala sifat tersebut,
maka ia mencapai alam rohani-Ku.
14.20
guṇān etān atītya trīn, dehī deha-samudbhavān
janma-mṛtyu-jarā-duḥkhair, vimukto 'mṛtam aśnute
Bila makhluk hidup di dalam badan dapat melampaui ke tiga sifat alam
yang berhubungan dengan badan jasmani, ia dapat dibebaskan dari
kelahiran, kematian, usia tua dan dukacitanya hingga ia dapat
menikmati minuman kekekalan bahkan dalam kehidupan ini pun.
14.21
Arjuna uvāca
kair lińgais trīn guṇān etān, atīto bhavati prabho
kim ācāraḥ kathaḿ caitāḿs, trīn guṇān ativartate
Arjuna berkata: O Tuhan yang hamba cintai, melalui tanda-tanda
manakah kita dapat mengetahui orang yang melampaui tiga sifat alam
tersebut? Bagaimana tingkah lakunya? Bagaimana cara melampaui
sifat-sifat alam?
14.22-25
śrī-bhagavān uvāca
prakāśaḿ ca pravṛttiḿ ca, moham eva ca pāṇḍava
na dveṣṭi sampravṛttāni, na nivṛttāni kāńkṣati
udāsīna-vad āsīno, guṇair yo na vicālyate
guṇā vartanta ity evaḿ, yo 'vatiṣṭhati neńgate
sama-duḥkha-sukhaḥ sva-sthaḥ, sama-loṣṭāśma-kāñcanaḥ
tulya-priyāpriyo dhīras, tulya-nindātma-saḿstutiḥ
mānāpamānayos tulyas, tulyo mitrāri-pakṣayoḥ
sarvārambha-parityāgī, guṇātītaḥ sa ucyate

#159
Bab 14 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
……… 14.22-25
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Wahai putera Pāṇḍu,
orang yang tidak membenci penerangan, ikatan dan khayalan bila hal-
hal itu ada ataupun merindukannya bila hal-hal itu lenyap; yang tidak
pernah gelisah atau goyah selama ia mengalami segala reaksi sifat-sifat
alam material, tetap netral dan rohani, dengan mengetahui bahwa hanya
sifat-sifat itulah yang bergerak; mantap dalam sang diri dan memandang
suka dan duka dengan sikap yang sama; memandang segumpal tanah,
sebuah batu dan sebatang emas dengan pandangan yang sama; bersikap
yang sama terhadap yang diinginkan dan yang tidak diinginkan;
mantap, bersikap yang sama baik terhadap pujian maupun tuduhan,
penghormatan maupun penghinaan; yang memperlakukan kawan dan
musuh dengan cara yang sama; dan sudah melepaskan ikatan terhadap
segala kegiatan material—orang seperti itulah dikatakan sudah
melampaui sifat-sifat alam.
14.26
māḿ ca yo ‘vyabhicāreṇa, bhakti-yogena sevate
sa guṇān samatītyaitān, brahma-bhūyāya kalpate
Orang yang menekuni bhakti sepenuhnya, dan tidak gagal dalam segala
keadaan, segera melampaui sifat-sifat alam material, dan dengan
demikian mencapai tingkat Brahman.
14.27
brahmaṇo hi pratiṣṭhāham, amṛtasyāvyayāsya ca
śāśvatasya ca dharmasya, sukhasyaikāntikasya ca
Aku adalah sandaran Brahman yang tidak bersifat pribadi, yang bersifat
kekal, tidak pernah mati, tidak dapat dimusnahkan dan bersifat kekal,
kedudukan dasar kebahagiaan yang paling tinggi.

#160
Bab 15 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Atha Pañcadaśo’dhyāyah
Bab 15 Yoga Berhubungan dengan

Kepribadian Yang Paling Utama


Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Dikatakan bahwa ada pohon
beringin yang tidak dapat dimusnahkan yang akarnya ke atas dan cabangnya
ke bawah, dan daun-daunnya adalah mantra-mantra Veda. Orang yang
mengetahui tentang pohon ini mengetahui Veda.(15.1)

#161
Bab 15 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
15.1
śrī-bhagavān uvāca
ūrdhva-mūlam adhaḥ-śākham, aśvatthaḿ prāhur avyayām
chandāḿsi yasya parṇāni, yas taḿ veda sa veda-vit

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Dikatakan bahwa ada


pohon beringin yang tidak dapat dimusnahkan yang akarnya ke atas dan
cabangnya ke bawah, dan daun-daunnya adalah mantra-mantra Veda.
Orang yang mengetahui tentang pohon ini mengetahui Veda.
15.2
adhaś cordhvaḿ prasṛtās tasya śākhā
guṇa-pravṛddhā viṣaya-pravālāḥ
adhaś ca mūlāny anusantatāni
karmanubandhīni manuṣya-loke

Cabang-cabang pohon tersebut menjulur ke bawah dan ke atas,


dipelihara oleh tiga sifat alam material. Ranting-ranting adalah obyek-
obyek indera. Pohon tersebut juga mempunyai akar yang turun
kebawah, dan akar-akar tersebut terikat pada perbuatan masyarakat
manusia yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala.
15.3-4
na rūpam asyeha tathopalabhyate, nānto na cādir na ca sampratiṣṭhā
aśvattham enaḿ su-virūḍha-mūlam, asańga-śastreṇa dṛḍhena chittvā
tataḥ padaḿ tat parimārgitavyaḿ, yasmin gatā na nivartanti bhūyaḥ
tam eva cādyaḿ puruṣaḿ prapadye, yataḥ pravṛttiḥ prasṛtā purāṇī

Bentuk sejati pohon tersebut tidak dapat dipahami di dunia ini. Tidak
ada orang yang dapat mengerti di mana pohon itu berakhir, di mana
pohon itu mulai, atau di mana dasar pohon itu. Tetapi dengan ketabahan
hati orang harus menebang pohon itu yang mempunyai akar yang kuat
dengan memakai senjata ketidakterikatan. Kemudian, ia harus mencari
suatu tempat sehingga setelah mencapai tempat itu,ia tidak akan pernah
kembali lagi. Di tempat itu, ia harus menyerahkan diri kepada
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, asal mula segala sesuatu dan
sumber perwujudan segala sesuatu sejak sebelum awal sejarah.
#162
Bab 15 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
15.5
nirmāna-mohā jita-sańga-doṣā
adhyātma-nityā vinivṛtta-kāmāḥ
dvandvair vimuktāḥ sukha-duḥkha-saḿjñair
gacchanty amūḍhāḥ padam avyayāḿ tat

Orang yang bebas dari kemasyhuran palsu, khayalan dan pergaulan


palsu, dan mengerti hal-hal yang kekal, sudah tidak mempunyai
hubungan lagi dengan nafsu material, bebas dari hal-hal relatif berupa
suka dan duka, tidak dibingungkan dan mengetahui bagaimana cara
menyerahkan diri kepada Kepribadian Yang Paling Utama akan
mencapai kerajaan yang kekal itu.
15.6
na tad bhāsayate sūryo, na śaśāńko na pāvakaḥ
yad gatvā na nivartante, tad dhāma paramaḿ mama

Tempat tinggal-Ku yang paling utama itu tidak diterangi oleh matahari,
bulan, api maupun listrik. Orang yang mencapai tempat tinggal itu tidak
pernah kembali lagi ke dunia material ini.
15.7
mamaivāḿśo jīva-loke, jīva-bhūtaḥ sanātanaḥ
manaḥ-ṣaṣṭhānīndriyāṇi, prakṛti-sthāni karṣati

Para makhluk hidup di dunia yang terikat ini adalah bagian-bagian


percikan yang kekal dari Diri-Ku. Oleh karena kehidupan yang terikat,
mereka berjuang dengan keras sekali melawan enam indera, termasuk
pikiran.
15.8
śarīraḿ yad avāpnoti, yac cāpy utkrāmatīśvaraḥ
gṛhītvaitāni saḿyāti, vāyur gandhān ivāśayāt

Makhluk hidup di dunia material membawa berbagai paham hidupnya


dari satu badan ke badan yang lain seperti udara membawa berbagai
bau. Dengan cara demikian ia menerima jenis badan tertentu, lalu sekali
lagi meninggalkan badan itu untuk menerima badan lain.
#163
Bab 15 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
15.9
śrotraḿ cakṣuḥ sparśanaḿ ca, rasanaḿ ghrāṇam eva ca
adhiṣṭhāya manaś cāyaḿ, viṣayān upasevate

Makhluk hidup, yang menerima badan kasar lain lagi dengan cara
seperti itu, memperoleh jenis telinga, mata, lidah, hidung dan peraba
tertentu tersusun di sekitar pikiran. Dengan demikian, ia menikmati
pasangan obyek-obyek indera tertentu.
15.10
utkrāmantaḿ sthitaḿ vāpi, bhuñjānaḿ vā guṇānvitam
vimūḍhā nānupaśyanti, paśyanti jñāna-cakṣuṣaḥ

Orang bodoh tidak dapat mengerti bagaimana makhluk hidup dapat


meninggalkan badannya, dan mereka tidak dapat mengerti jenis badan
mana yang dinikmatinya di bawah pesona sifat-sifat alam. Tetapi orang
yang matanya sudah terlatih dalam pengetahuan dapat melihat segala
hal tersebut.
15.11
yatanto yoginaś cainaḿ, paśyanty ātmany avasthitam
yatanto 'py akṛtātmāno, nainaḿ paśyanty acetasāḥ

Para rohaniwan yang sedang berusaha, yang mantap dalam keinsafan


diri, dapat melihat segala hal tersebut dengan jelas. Tetapi orang yang
pikirannya belum berkembang dan belum mantap dalam keinsafan
diri tidak dapat melihat apa yang sedang terjadi, meskipun mereka
berusaha melihat.
15.12
yad āditya-gataḿ tejo, jagad bhāsayate 'khilam
yac candramasi yac cāgnau, tat tejo viddhi māmakam

Kemuliaan matahari, yang menghilangkan kegelapan seluruh dunia ini,


berasal dari-Ku. Kemuliaan bulan dan kemuliaan api juga berasal dari-
Ku.

#164
Bab 15 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
15.13
gām āviśya ca bhūtāni, dhārayāmy aham ojasā
puṣṇāmi cauṣadhīḥ sarvāḥ, somo bhūtvā rasātmakaḥ
Aku masuk ke dalam setiap planet, dan planet-planet itu tetap melintasi
garis edarnya atas tenaga-Ku. Aku menjadi bulan dan dengan demikian
menyediakan sari hidup kepada semua sayur.
15.14
ahaḿ vaiśvānaro bhūtvā, prāṇināḿ deham āśritaḥ
prāṇāpāna-samāyuktaḥ, pacāmy annaḿ catur-vidham
Aku adalah api pencerna di dalam badan-badan semua makhluk hidup,
dan Aku bergabung dengan udara kehidupan, yang keluar dan masuk,
untuk mencernakan empat jenis makanan.
15.15
sarvasya cāhaḿ hṛdi sanniviṣṭo, mattaḥ smṛtir jñānam apohanaḿ ca
vedaiś ca sarvair aham eva vedyo, vedānta-kṛd veda-vid eva cāham
Aku bersemayam di dalam hati setiap makhluk. Ingatan, pengetahuan
dan pelupaan berasal dari-Ku. Akulah yang harus diketahui dari segala
Veda; memang Akulah yang menyusun Vedanta, dan Akulah yang
mengetahui Veda.
15.16
dvāv imau puruṣau loke, kṣaraś cākṣara eva ca
kṣaraḥ sarvāṇi bhūtāni, kūṭa-stho 'kṣara ucyate
Ada dua golongan makhluk hidup, yaitu yang dapat gagal dan yang
tidak. Di dunia material semua makhluk hidup dapat gagal, dan di dunia
rohani setiap makhluk hidup tidak pernah gagal.
15.17
uttamaḥ puruṣas tv anyaḥ, paramātmety udāhṛtaḥ
yo loka-trayam āviśya, bibharty avyayā īśvaraḥ
Di samping dua golongan tersebut, ada Kepribadian Yang Paling Utama
yang hidup, yaitu Roh Yang Paling Utama, Tuhan Yang Maha Esa
Sendiri yang tidak dapat dimusnahkan, yang sudah memasuki tiga dunia
dan sedang memeliharanya.

#165
Bab 15 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

15.18
yasmāt kṣaram atīto ‘ham, akṣarād api cottamaḥ
ato 'smi loke vede ca, prathitaḥ puruṣottamaḥ

Oleh karena Aku bersifat rohani, di luar yang dapat gagal dan yang
tidak pernah gagal, dan oleh karena Aku adalah Yang Mahabesar, Aku
dimuliakan, baik di dunia maupun dalam Veda, sebagai Kepribadian
Yang Paling Utama itu.

15.19
yo mām evam asammūḍho, jānāti puruṣottamam
sa sarva-vid bhajati māḿ, sarva-bhāvena bhārata

Siapa pun yang mengenal Aku sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha
Esa tanpa ragu-ragu, mengetahui segala sesuatu. Karena itu, ia
sepenuhnya menekuni pengabdian suci bhakti kepada-Ku, wahai putera
Bhārata.
15.20
iti guhyatamaḿ śāstram, idam uktaḿ mayānagha
etad buddhvā buddhimān syāt, kṛta-kṛtyaś ca bhārata

Inilah bagian yang paling rahasia dari Kitab-kitab Veda, wahai yang
tidak berdosa, dan sekarang bagian itu -Kuungkapkan. Siapapun yang
mengerti ini akan menjadi bijaksana, dan usaha-usahanya akan
mencapai kesempurnaan.

#166
Bab 16 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Atha Ṣodaśo’dhyāyah
Bab 16 Sifat Rohani dan Sifat Jahat

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Kebebasan dari rasa takut;
penyucian kehidupan; pengembangan pengetahuan rohani; kedermawanan;
mengendalikan diri; pelaksanaan korban suci; mempelajari Veda; pertapaan;
kesederhanaan; tidak melakukan kekerasan; kejujuran; kebebasan dari amarah;
pelepasan ikatan; ketenangan; tidak mencaricari kesalahan; kasih sayang
terhadap semua makhluk hidup; pembebasan dari loba; sifat lembut; sifat
malu; ketabahan hati yang mantap; kekuatan; mudah mengampuni; sifat ulet;
kebersihan; kebebasan dari rasa iri dan gila hormat—sifat-sifat rohani tersebut
dimiliki oleh orang suci yang diberkati dengan sifat rohani,wahai putera
Bhārata (16.1-3)
#167
Bab 16 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
16.1-3
śrī-bhagavān uvāca
abhayaḿ sattva-saḿśuddhir, jñāna-yoga-vyavasthitiḥ
dānaḿ damaś ca yajñaś ca, svādhyāyas tapa ārjavam
ahiḿsā satyam akrodhas, tyāgaḥ śāntir apaiśunam
dayā bhūteṣv aloluptvaḿ, mārdavaḿ hrīr acāpalam
tejaḥ kṣamā dhṛtiḥ śaucam, adroho nāti-mānitā
bhavānti sampadaḿ daivīm, abhijātasya bhārata

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Kebebasan dari rasa


takut; penyucian kehidupan; pengembangan pengetahuan rohani;
kedermawanan; mengendalikan diri; pelaksanaan korban suci;
mempelajari Veda; pertapaan; kesederhanaan; tidak melakukan
kekerasan; kejujuran; kebebasan dari amarah; pelepasan ikatan;
ketenangan; tidak mencaricari kesalahan; kasih sayang terhadap semua
makhluk hidup; pembebasan dari loba; sifat lembut; sifat malu;
ketabahan hati yang mantap; kekuatan; mudah mengampuni; sifat ulet;
kebersihan; kebebasan dari rasa iri dan gila hormat—sifat-sifat rohani
tersebut dimiliki oleh orang suci yang diberkati dengan sifat rohani,
wahai putera Bhārata
16.4
dambho darpo 'bhimānaś ca, krodhaḥ pāruṣyam eva ca
ajñānaḿ cābhijātasya, pārtha sampadam āsurīm

Sikap bangga, sikap sombong, sikap tak peduli, amarah, sikap kasar,
dan kebodohan—sifat-sifat ini dimiliki oleh orang yang bersifat jahat,
wahai putera Pṛthā.
16.5
daivī sampad vimokṣāya, nibandhāyāsurī matā
mā śucaḥ sampadaḿ daivīm, abhijāto 'si pāṇḍava

Sifat rohani menguntungkan untuk pembebasan, sedangkan sifat jahat


mengakibatkan ikatan. Wahai putera Pāṇḍu, jangan khawatir, sebab
engkau dilahirkan dengan sifat-sifat suci.
#168
Bab 16 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
16.6
dvau bhūta-sargau loke ‘smin, daiva āsura eva ca
daivo vistaraśaḥ proktā, āsuraḿ pārtha me śṛṇu
Wahai putera Pṛthā, di dunia ini ada dua jenis makhluk yang diciptakan.
Yang satu disebut suci dan yang lain jahat. Aku sudah menerangkan
sifat-sifat suci kepadamu secara panjang lebar. Sekarang dengarlah dari-
Ku tentang sifat-sifat jahat. 16.7
pravṛttiḿ ca nivṛttiḿ ca, janā na vidur āsurāḥ
na śaucaḿ nāpi cācāro, na satyaḿ teṣu vidyāte
Orang jahat tidak mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang
tidak seharusnya. Kebersihan, tingkah laku yang pantas dan kebenaran
tidak dapat ditemukan dalam diri mereka.
16.8
asatyam apratiṣṭhaḿ te, jagad āhur anīśvaram
aparaspara-sambhūtaḿ, kim anyat kāma-haitukam
Mereka mengatakan bahwa dunia ini tidak nyata, tidak ada dasarnya
dan tidak ada Tuhan yang mengendalikan. Mereka mengatakan bahwa
dunia ini dihasilkan dari keinginan untuk hubungan kelamin, dan tidak
ada sebabnya selain nafsu birahi.
16.9
etāḿ dṛṣṭim avaṣṭabhya, naṣṭātmāno 'lpa-buddhayaḥ
prabhavānty ugra-karmaṇaḥ, kṣayāya jagato 'hitāḥ
Dengan mengikuti kesimpulan-kesimpulan seperti itu, orang-orang
jahat, yang sudah kehilangan Diri-Nya dan tidak memiliki kecerdasan
sama sekali, menekuni pekerjaan yang tidak menguntungkan dan
mengerikan dimaksudkan untuk menghancurkan dunia.
16.10
kāmam āśritya duṣpūraḿ, dambha-māna-madānvitāḥ
mohād gṛhītvāsad-grāhān, pravartante 'śuci-vratāḥ
Dengan berlindung kepada hawa nafsu yang tidak dapat dipuaskan,
terlena dalam rasa sombong dan kemasyhuran yang palsu, orang jahat
yang berkhayal seperti itu selalu bertekad melakukan pekerjaan yang
tidak bersih, sebab mereka tertarik kepada hal-hal yang tidak kekal.
#169
Bab 16 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

16.11-12
cintām aparimeyāḿ ca, pralayāntām upāśritāḥ
kāmopabhoga-paramā, etāvad iti niścitāḥ
āśā-pāśa-śatair baddhāḥ, kāma-krodha-parāyaṇāḥ
īhante kāma-bhogārtham, anyāyenārtha-sañcayān

Mereka percaya bahwa memuaskan indera-indera adalah kebutuhan


utama peradaban manusia. Karena itu, sampai akhir hidupnya,
kecemasan mereka tidak dapat diukur. Mereka diikat oleh jaringan
beratus-ratus ribu keinginan dan terikat dalam hawa nafsu dan amarah.
Mereka mendapat uang untuk kepuasan indera-indera dengan cara-cara
yang melanggar hukum.

16.13-15
idam adya mayā labdham, imaḿ prāpsye manoratham
idam astīdam api me, bhaviṣyati punar dhanam
asau mayā hataḥ śatrur, haniṣye cāparān api
īśvaro 'ham ahaḿ bhogī, siddho 'haḿ balavān sukhī
āḍhyo 'bhijanavān asmi, ko 'nyo 'sti sadṛśo mayā
yakṣye dāsyāmi modiṣya, ity ajñāna-vimohitāḥ

Orang jahat berpikir: Sekian banyak kekayaan kumiliki hari ini, dan aku
akan memperoleh kekayaan lebih banyak lagi menurut rencanaku.
Sekian banyak kumiliki sekarang, dan jumlah itu bertambah semakin
banyak pada masa yang akan datang. Dia musuhku, dan dia sudah
kubunuh, dan musuh-musuhku yang lain juga akan terbunuh. Akulah
penguasa segala sesuatu. Akulah yang menikmati. Aku sempurna,
perkasa dan bahagia. Aku manusia yang paling kaya, diiringi oleh
keluarga yang bersifat bangsawan. Tiada seorang pun yang seperkasa
dan sebahagia diriku. Aku akan melakukan korban suci, dan memberi
sumbangan, dan dengan demikian aku akan menikmati." Dengan cara
seperti inilah, mereka dikhayalkan oleh kebodohan.

#170
Bab 16 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

16.16
aneka-citta-vibhrāntā, moha-jāla-samāvṛtāḥ
prasaktāḥ kāma-bhogeṣu, patanti narake 'śucau

Dibingungkan oleh berbagai kecemasan seperti itu dan diikat oleh jala
khayalan, ikatan mereka terhadap kenikmatan indera-indera menjadi
terlalu keras dan mereka jatuh ke dalam neraka.

16.17
ātma-sambhāvitāḥ stabdhā, dhana-māna-madānvitāḥ
yajante nāma-yajñais te, dambhenāvidhi-pūrvakam

Malas dalam diri sendiri dan selalu kurang sopan, berkhayal karena
kekayaan dan penghormatan palsu, kadang-kadang mereka melakukan
korban suci secara bangga hanya dalam nama saja, tanpa mengikuti
aturan dan peraturan sama sekali.

16.18
ahańkāraḿ balaḿ darpaḿ, kāmaḿ krodhaḿ ca saḿśritāḥ
mām ātma-para-deheṣu, pradviṣanto 'bhyasūyakāḥ

Orang jahat dibingungkan oleh keakuan palsu, kekuatan, rasa bangga,


hawa nafsu dan amarah sehingga mereka menjadi iri terhadap
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, yang bersemayam di dalam badan
mereka sendiri dan juga di dalam badan orang lain, dan mereka
menghina dharma yang sejati.

16.19
tān ahaḿ dviṣataḥ krūrān, saḿsāreṣu narādhamān
kṣipāmy ajasram aśubhān, āsurīṣv eva yoniṣu

Orang yang iri dan nakal, manusia yang paling rendah, untuk selamanya
Kubuang ke dalam lautan kehidupan material, di dalam berbagai jenis
kehidupan yang jahat.
#171
Bab 16 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
16.20
āsurīḿ yonim āpannā, mūḍhā janmāni janmāni
mām aprāpyaiva kaunteya, tato yānty adhamāḿ gatim
Setelah dilahirkan berulang kali di tengah-tengah jenis-jenis kehidupan
yang jahat, orang seperti itu tidak pernah dapat mendekati-Ku, wahai
putera Kuntī . Berangsur-angsur mereka merosot hingga mencapai jenis
kehidupan yang paling menjijikkan.
16.21
tri-vidhaḿ narakasyedaḿ, dvāraḿ nāśanam ātmanaḥ
kāmaḥ krodhas tathā lobhas, tasmād etat trayaḿ tyajet
Ada tiga pintu gerbang menuju neraka tersebut—hawa nafsu, amarah
dan loba. Setiap orang waras harus meninggalkan tiga sifat ini, sebab
tiga sifat ini menyebabkan sang roh merosot.
etair vimuktaḥ kaunteya, tamo-dvārais tribhir naraḥ 16.22
ācaraty ātmanaḥ śreyas, tato yāti parāḿ gatim
Orang yang sudah bebas dari tiga gerbang neraka tersebut melakukan
perbuatan yang menguntungkan untuk keinsafan diri dan dengan
demikian berangsur-angsur ia mencapai tujuan yang paling utama,
wahai putera Kuntī.
yaḥ śāstra-vidhim utsṛjya, vartate kāma-kārataḥ 16.23
na sa siddhim avāpnoti, na sukhaḿ na parāḿ gatim
Orang yang meninggalkan aturan Kitab Suci dan bertindak menurut
kehendak sendiri tidak mencapai kesempurnaan, kebahagiaan maupun
tujuan tertinggi.
16.24
tasmāc chāstraḿ pramāṇaḿ te, kāryākārya-vyavasthitau
jñātvā śāstra-vidhānoktaḿ, karma kartum ihārhasi
Karena itu, seharusnya seseorang mengerti apa itu kewajiban dan apa
yang bukan kewajiban menurut peraturan Kitab Suci. Dengan
mengetahui aturan dan peraturan tersebut, hendaknya ia bertindak
dengan cara supaya berangsur-angsur Diri-Nya maju ke tingkat yang
lebih tinggi.

#172
Bab 17 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Atha Saptadaśo’dhyāyah
Bab 17 Golongan-golongan Keyakinan

Makanan yang disukai oleh orang dalam sifat kebaikan memperpanjang usia
hidup, menyucikan kehidupan dan memberi kekuatan, kesehatan, kebahagiaan dan
kepuasan. Makanan tersebut penuh sari, berlemak, bergizi dan menyenangkan hati.
Makanan yang terlalu pahit, terlalu asam, terlalu asin, panas sekali atau
menyebabkan badan menjadi panas sekali, terlalu pedas, terlalu kering dan berisi
terlalu banyak bumbu yang keras sekali disukai oleh orang dalam sifat nafsu. Makanan
seperti itu menyebabkan dukacita, kesengsaraan dan penyakit.
Makanan yang dimasak lebih dari tiga jam sebelum dimakan, makanan yang
hambar, basi dan busuk, dan makanan terdiri dari sisa makanan orang lain dan bahan-
bahan haram disukai oleh orang dalam sifat kegelapan.(17.8-10)
#173
Bab 17 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
17.1
Arjuna uvāca
ye śāstra-vidhim utsṛjya, yajante śraddhayānvitāḥ
teṣāḿ niṣṭhā tu kā kṛṣṇa, sattvām āho rājā s tamaḥ

Arjuna bertanya: O Krishna, bagaimana kedudukan orang yang tidak


mengikuti prinsip-prinsip Kitab Suci tetapi sembahyang menurut angan-
angan sendiri? Apakah mereka berada dalam kebaikan, nafsu atau
dalam kebodohan?
17.2
śrī-bhagavān uvāca
tri-vidhā bhavati śraddhā, dehināḿ sā svabhāva-jā
sāttvikī rājasī caiva, tāmasī ceti tāḿ śṛṇu

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Menurut sifat-sifat alam


yang diperoleh oleh roh di dalam badan, ada tiga jenis kepercayaan
yang dapat dimiliki seseorang—kepercayaan dalam kebaikan, dalam
nafsu atau dalam kebodohan. Sekarang dengarlah tentang hal ini.

17.3
sattvānurūpā sarvasya, śraddhā bhavati bhārata
śraddhā-mayo 'yaḿ puruṣo, yo yac-chraddhaḥ sa eva saḥ

Wahai putera Bhārata, menurut kehidupan seseorang di bawah berbagai


sifat alam, ia mengembangkan jenis kepercayaan tertentu. Dikatakan
bahwa makhluk hidup memiliki kepercayaan tertentu menurut sifat-sifat
yang telah diperolehnya.
17.4
yajante sāttvikā devān, yakṣa-rakṣāḿsi rājasāḥ
pretān bhūta-gaṇāḿś cānye, yajante tāmasā janāḥ

Orang dalam sifat kebaikan menyembah para dewa; orang dalam sifat
nafsu menyembah para raksasa atau orang jahat; dan orang yang berada
dalam sifat kebodohan menyembah hantu-hantu dan roh-roh halus.

#174
Bab 17 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
17.5-6
aśāstra-vihitaḿ ghoraḿ, tapyante ye tapo janāḥ
dambhāhańkāra-saḿyuktāḥ, kāma-rāga-balānvitāḥ
karṣayantaḥ śarīra-sthaḿ, bhūta-grāmam acetasāḥ
māḿ caivāntaḥ śarīra-sthaḿ, tān viddhy āsura-niścayān
Orang yang menjalani pertapaan dan kesederhanaan yang keras yang
tidak dianjurkan dalam Kitab Suci, dan melakukan kegiatan itu karena
rasa bangga dan keakuan palsu didorong oleh nafsu dan ikatan, yang
bersifat bodoh dan menyiksa unsur-unsur material di dalam badan dan
Roh Yang Utama yang bersemayam di dalam badan, dikenal sebagai
orang jahat.
17.7
āhāras tv api sarvasya, tri-vidho bhavati priyaḥ
yajñas tapas tathā dānaḿ, teṣāḿ bhedam imaḿ śṛṇu
Makanan yang paling disukai setiap orang juga terdiri dari tiga jenis,
menurut tiga sifat alam material. Demikian pula korban suci, pertapaan
dan kedermawanan. Sekarang dengarlah perbedaan antara hal-hal itu.
17.8
āyuḥ-sattva-balārogya-, sukha-prīti-vivardhanāḥ
rasyāḥ snigdhāḥ sthirā hṛdyā, āhārāḥ sāttvika-priyāḥ
Makanan yang disukai oleh orang dalam sifat kebaikan memperpanjang
usia hidup, menyucikan kehidupan dan memberi kekuatan, kesehatan,
kebahagiaan dan kepuasan. Makanan tersebut penuh sari, berlemak,
bergizi dan menyenangkan hati.
17.9
kaṭv-amla-lavaṇāty-uṣṇa-, tīkṣṇa-rūkṣa-vidāhinaḥ
āhārā rājasasyeṣṭā, duḥkha-śokāmayā -pradāḥ
Makanan yang terlalu pahit, terlalu asam, terlalu asin, panas sekali atau
menyebabkan badan menjadi panas sekali, terlalu pedas, terlalu kering
dan berisi terlalu banyak bumbu yang keras sekali disukai oleh orang
dalam sifat nafsu. Makanan seperti itu menyebabkan dukacita,
kesengsaraan dan penyakit.

#175
Bab 17 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
17.10
yāta-yāmaḿ gata-rasaḿ, pūti paryuṣitaḿ ca yat
ucchiṣṭam api cāmedhyaḿ, bhojanaḿ tāmasa-priyam

Makanan yang dimasak lebih dari tiga jam sebelum dimakan, makanan
yang hambar, basi dan busuk, dan makanan terdiri dari sisa makanan
orang lain dan bahan-bahan haram disukai oleh orang dalam sifat
kegelapan.
17.11
aphalākāńkṣibhir yajño, vidhi-diṣṭo ya ijyate
yaṣṭavyam eveti manaḥ, samādhāya sa sāttvikaḥ

Di antara korban-korban suci, korban suci yang dilakukan menurut


Kitab Suci, karena kewajiban, oleh orang yang tidak mengharapkan
pamrih, adalah korban suci dalam sifat kebaikan.

17.12
abhisandhāya tu phalaḿ, dambhārtham api caiva yat
ijyate Bhārata -śreṣṭha, taḿ yajñaḿ viddhi rājasam

Tetapi hendaknya engkau mengetahui bahwa korban suci yang


dilakukan demi suatu keuntungan material, atau demi rasa bangga
adalah korban suci yang bersifat nafsu, wahai yang paling utama di
antara para Bhārata.
17.13
vidhi-hīnam asṛṣṭānnaḿ, mantra-hīnam adakṣiṇam
śraddhā-virahitaḿ yajñaḿ, tāmasaḿ paricakṣate

Korban suci apa pun yang dilakukan tanpa mempedulikan petunjuk


Kitab Suci, tanpa membagikan prasādam [makanan rohani], tanpa
mengucapkan mantra-mantra Veda, tanpa memberi sumbangan kepada
para pendeta dan tanpa kepercayaan dianggap korban suci dalam sifat
kebodohan.

#176
Bab 17 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
17.14
deva-dvija-guru-prājña-, pūjanaḿ śaucam ārjavam
brahmācāryam ahiḿsā ca, śārīraḿ tapa ucyate

Pertapaan jasmani terdiri dari sembahyang kepada Tuhan Yang Maha


Esa, para brahmaṇā, guru kerohanian dan atasan seperti ayah dan ibu,
dan kebersihan, kesederhanaan, berpantang hubungan suami isteri dan
tidak melakukan kekerasan.
17.15
anudvega-karaḿ vākyaḿ, satyaḿ priya-hitaḿ ca yat
svādhyāyābhyasanaḿ caiva, vāń-mayā ḿ tapa ucyate

Pertapaan suara terdiri dari mengeluarkan kata-kata yang jujur,


menyenangkan, bermanfaat, dan tidak mengganggu orang lain, dan juga
membacakan kesusasteraan Veda secara teratur.
17.16
manaḥ-prasādaḥ saumyatvaḿ, maunam ātma-vinigrahaḥ
bhāva-saḿśuddhir ity etat, tapo mānasam ucyate

Kepuasan, kesederhanaan, sikap yang serius, mengendalikan diri dan


menyucikan kehidupan adalah pertapaan pikiran.
17.17
śraddhayā parayā taptaḿ, tapas tat tri-vidhaḿ naraiḥ
aphalākāńkṣibhir yuktaiḥ, sāttvikaḿ paricakṣate

Tiga jenis pertapaan tersebut, yang dilakukan dengan keyakinan rohani


oleh orang yang tidak mengharapkan keuntungan material tetapi tekun
hanya demi Yang Mahakuasa, disebut pertapaan dalam sifat kebaikan.
17.18
satkāra-māna-pūjārthaḿ, tapo dambhena caiva yat
kriyate tad iha proktāḿ, rājasaḿ calam adhruvam

Pertapaan yang dilakukan berdasarkan rasa bangga untuk memperoleh


pujian, penghormatan dan pujaan disebut pertapaan dalam sifat nafsu.
Pertapaan itu tidak mantap atau kekal.
#177
Bab 17 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
17.19
mūḍha-grāheṇātmano yat, pīḍayā kriyate tapaḥ
parasyotsādanārthaḿ vā, tat tāmasam udāhṛtam
Pertapaan yang dilakukan berdasarkan kebodohan, dan dengan
menyiksa diri atau menghancurkan atau menyakiti orang lain dikatakan
sebagai pertapaan dalam sifat kebodohan.
17.20
dātavyam iti yad dānaḿ, dīyate 'nupakāriṇe
deśe kāle ca pātre ca, tad dānaḿ sāttvikaḿ smṛtam
Kedermawanan yang diberikan karena kewajiban, tanpa mengharapkan
pamrih, pada waktu dan tempat yang tepat, kepada orang yang patut
menerimanya dianggap bersifat kebaikan.
17.21
yat tu pratyupakārārthaḿ, phalam uddiśya vā punaḥ
dīyate ca parikliṣṭaḿ, tad dānaḿ rājasaḿ smṛtam
Tetapi sumbangan yang diberikan dengan mengharapkan pamrih, atau
dengan keinginan untuk memperoleh hasil atau pahala, atau dengan rasa
kesal, dikatakan sebagai kedermawanan dalam sifat nafsu.
17.22
adeśa-kāle yad dānam, apātrebhyaś ca dīyate
asat-kṛtam avajñātaḿ, tat tāmasam udāhṛtam
Sumbangan-sumbangan yang diberikan di tempat yang tidak suci, pada
waktu yang tidak suci, kepada orang yang tidak patut menerimanya,
atau tanpa perhatian dan rasa hormat yang benar dikatakan sebagai
sumbangan dalam sifat kebodohan.
17.23
oḿ tat sad iti nirdeśo, brahmaṇas tri-vidhaḥ smṛtaḥ
brāhmaṇās tena vedāś ca, yajñāś ca vihitāḥ purā
Sejak awal ciptaan, tiga kata om tat sat digunakan untuk menunjukkan
Kebenaran Mutlak Yang Paling Utama. Tiga lambang tersebut
digunakan oleh para brahmaṇā sambil mengucapkan mantra-mantra
Veda dan pada waktu menghaturkan korban suci untuk memuaskan
Yang Mahakuasa.
#178
Bab 17 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
17.24
tasmād oḿ ity udāhṛtya, yajña-dāna-tapaḥ-kriyāḥ
pravartante vidhānoktāḥ, satataḿ brahma-vādinām

Karena itu, para rohaniwan yang melakukan korban suci,


kedermawanan dan pertapaan menurut aturan Kitab Suci selalu mulai
dengan `om' untuk mencapai pada Yang Mahakuasa.
17.25
tad ity anabhisandhāya, phalaḿ yajña-tapaḥ-kriyāḥ
dāna-kriyāś ca vividhāḥ, kriyante mokṣa-kāńkṣibhiḥ

Tanpa menginginkan hasil atau pahala, hendaknya seseorang melakukan


berbagai jenis korban suci, pertapaan dan kedermawanan dengan kata
`tat.' Tujuan kegiatan rohani tersebut ialah untuk mencapai pembebasan
dari ikatan material.
17.26-27
sad-bhāve sādhu-bhāve ca, sad ity etat prayujyate
praśaste karmaṇi tathā, sac-chabdaḥ pārtha yujyate
yajñe tapasi dāne ca, sthitiḥ sad iti cocyate
karma caiva tad-arthīyaḿ, sad ity evābhidhīyate

Kebenaran Mutlak adalah tujuan korban suci bhakti. Kebenaran Mutlak


ditunjukkan dengan kata `sat.' Pelaksana korban suci seperti itu juga
disebut `sat.' Segala pekerjaan korban suci, pertapaan dan
kedermawanan yang dilaksanakan untuk memuaskan Kepribadian
Tuhan Yang Maha Esa dan setia kepada sifat Mutlak juga disebut `sat,'
wahai putera Pṛthā.
17.28
aśraddhayā hutaḿ dattaḿ, tapas taptaḿ kṛtaḿ ca yat
asad ity ucyate pārtha, na ca tat pretya no iha

Apa pun yang dilakukan sebagai korban suci, kedermawanan maupun


pertapaan tanpa keyakinan terhadap Yang Mahakuasa tidak bersifat
kekal, wahai putera Pṛthā. Kegiatan itu disebut `asat' dan tidak berguna
dalam hidup ini maupun dalam penjelmaan yang akan datang.


#179
Bab 18 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya

Atha Aṣṭadaśo’dhyāyah
Bab 18 Kesimpulan-
Kesempurnaan Pelepasan Ikatan

Oleh karena engkau kawan-Ku yang sangat -Kucintai, Aku akan menyabdakan
perintah-Ku yang paling utama kepadamu, yaitu pengetahuan yang paling
rahasia dari segalanya. Dengarlah pelajaran ini dari-Ku, sebab pelajaran itu
demi kesejahteraanmu.(18.64)

#180
Bab 18 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
18.1
Arjuna uvāca
sannyāsasya mahā-bāho, tattvām icchāmi veditum
tyāgasya ca hṛṣīkeśa, pṛthak keśī-niṣūdana

Arjuna berkata: O Yang berlengan perkasa, hamba ingin mengerti


tujuan pelepasan ikatan [tyāga] dan tingkatan hidup pelepasan ikatan
[sannyāsa], wahai Pembunuh raksasa Kesi, Penguasa indera.
18.2
śrī-bhagavān uvāca
kāmyānāḿ karmaṇāḿ nyāsaḿ, sannyāsaḿ kavayo viduḥ
sarva-karma-phala-tyāgaḿ, prāhus tyāgaḿ vicakṣaṇāḥ

Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: Meninggalkan kegiatan


berdasarkan keinginan material disebut tingkatan hidup untuk pelepasan
ikatan [sannyāsī] oleh orang bijaksana yang mulia. Menyerahkan hasil
segala kegiatan disebut pelepasan ikatan [tyāga] oleh orang bijaksana.
18.3
tyājyaḿ doṣa-vad ity eke, karma prāhur manīṣiṇaḥ
yajña-dāna-tapaḥ-karma, na tyājyam iti cāpare

Beberapa orang bijaksana menyatakan bahwa segala jenis kegiatan


yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala hendaknya
ditinggalkan sebagai kegiatan yang salah, namun resi-resi lain yakin
bahwa perbuatan korban suci, kedermawanan dan pertapaan hendaknya
tidak pernah ditinggalkan.
18.4
niścayaḿ śṛṇu me tatra, tyāge Bhārata -sattama
tyāgo hi puruṣa-vyāghra, tri-vidhaḥ samprakīrtitaḥ

Wahai yang paling baik di antara para Bhārata, sekarang dengarlah


keputusan-Ku tentang pelepasan ikatan. Wahai manusia yang sekuat
harimau, dalam Kitab Suci dinyatakan bahwa ada tiga jenis pelepasan
ikatan.

#181
Bab 18 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
18.5
yajña-dāna-tapaḥ-karma, na tyājyaḿ kāryam eva tat
yajño dānaḿ tapaś caiva, pāvanāni manīṣiṇām
Perbuatan korban suci, kedermawanan dan pertapaan tidak boleh
ditinggalkan; kegiatan itu harus dilakukan. Roh-roh yang mulia sekali
pun disucikan oleh korban suci, kedermawanan dan pertapaan.
18.6
etāny api tu karmaṇi, sańgaḿ tyaktvā phalāni ca
kartavyānīti me pārtha, niścitaḿ matam uttamam
Segala kegiatan tersebut harus dilakukan tanpa ikatan maupun harapan
untuk mendapat hasil. Kegiatan tersebut harus dilakukan sebagai
kewajiban, wahai putera Pṛthā. Itulah pendapat-Ku yang terakhir.
18.7
niyatasya tu sannyāsaḥ, karmaṇo nopapadyate
mohāt tasya parityāgas, tāmasaḥ parikīrtitaḥ
Tugas kewajiban hendaknya tidak pernah ditinggalkan. Kalau seseorang
meninggalkan tugas kewajiban yang telah ditetapkan karena khayalan,
dikatakan bahwa pelepasan ikatan seperti itu bersifat kebodohan.
18.8
duḥkham ity eva yat karma, kāya-kleśa-bhayāt tyajet
sa kṛtvā rājasaḿ tyāgaḿ, naiva tyāga-phalaḿ labhet
Siapapun yang meninggalkan tugas kewajiban yang sudah ditetapkan
karena terasa sulit atau karena takut pada hal-hal yang tidak
menyenangkan badan dikatakan telah melepaskan ikatan dalam sifat
nafsu. Perbuatan seperti itu tidak membawa seseorang sampai kemajuan
pelepasan ikatan.
18.9
kāryam ity eva yat karma, niyataḿ kriyate 'rjuna
sańgaḿ tyaktvā phalaḿ caiva, sa tyāgaḥ sāttviko mataḥ
Wahai Arjuna, bila seseorang melakukan tugas kewajibannya yang telah
ditetapkan hanya karena kewajiban itu patut dilakukan, dan melepaskan
ikatan terhadap segala pergaulan duniawi dan segala ikatan terhadap
hasil, maka pelepasan ikatannya bersifat kebaikan.
#182
Bab 18 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
18.10
na dveṣṭy akuśalaḿ karma, kuśale nānuṣajjate
tyāgī sattva-samāviṣṭo, medhāvī chinna-saḿśayaḥ
Orang cerdas yang melepaskan ikatan dan mantap dalam sifat kebaikan,
yang tidak membenci pekerjaan yang tidak menguntungkan maupun
terikat pada pekerjaan yang menguntungkan, tidak ragu-ragu sama
sekali tentang pekerjaan.
18.11
na hi deha-bhṛtā śakyaḿ, tyaktuḿ karmaṇy aśeṣataḥ
yas tu karma-phala-tyāgī, sa tyāgīty abhidhīyate
Memang tidak mungkin makhluk di dalam badan meninggalkan segala
kegiatan. Tetapi orang yang melepaskan ikatan terhadap hasil perbuatan
disebut orang yang serius melepaskan ikatan.
18.12
aniṣṭam iṣṭaḿ miśraḿ ca, tri-vidhaḿ karmaṇaḥ phalam
bhavaty atyāgināḿ pretya, na tu sannyāsināḿ kvacit
Tiga hasil perbuatan—yang diinginkan, yang tidak diinginkan dan
campuran—diberikan kepada orang yang belum melepaskan ikatan
sesudah ia meninggal. Tetapi tidak ada hasil seperti itu yang harus
diderita atau dinikmati oleh orang yang berada pada tingkatan hidup
untuk melepaskan ikatan.
18.13
pañcaitāni mahā-bāho, kāraṇāni nibodha me
sāńkhye kṛtānte proktāni, siddhaye sarva-karmaṇām
Wahai Arjuna yang berlengan perkasa, menurut Vedanta, ada lima sebab
untuk tercapainya segala perbuatan. Sekarang pelajarilah hal-hal ini
dari-Ku.
18.14
adhiṣṭhānaḿ tathā kartā, karaṇaḿ ca pṛthag-vidham
vividhāś ca pṛthak ceṣṭā, daivaḿ caivātra pañcamam

Tempat perbuatan [badan], pelaku, berbagai indera, aneka jenis usaha,


dan akhirnya Roh Yang Utama—inilah lima unsur perbuatan.

#183
Bab 18 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
18.15
śarīra-vāń-manobhir yat, karma manobhiḥ naraḥ
nyāyyaḿ vā viparītaḿ vā, pañcaite tasya hetavaḥ

Perbuatan benar maupun salah manapun yang dilakukan seseorang


dengan badan, pikiran maupun kata-kata disebabkan oleh lima unsur
tersebut.
18.16
tatraivaḿ sati kartāram, ātmānaḿ kevalaḿ tu yaḥ
paśyaty akṛta-buddhitvān, na sa paśyati durmatiḥ

Karena itu, orang yang menganggap Diri-Nya satu-satunya pelaku,


tanpa mempertimbangkan lima unsur tersebut, tentu tidak begitu cerdas
dan tidak dapat melihat hal-hal dengan sebenarnya.
18.17
yasya nāhańkṛto bhāvo, buddhir yasya na lipyate
hatvāpi sa imān lokān, na hanti na nibadhyate

Orang yang tidak digerakkan oleh keakuan palsu dan kecerdasannya


tidak terikat, tidak membunuh, meskipun ia membunuh orang didunia
ini. Ia juga tidak diikat oleh perbuatannya.
18.18
jñānaḿ jñeyaḿ parijñātā, tri-vidhā karma-codanā
karaṇaḿ karma karteti, tri-vidhaḥ karma-sańgrahaḥ

Pengetahuan, obyek pengetahuan, dan dia yang mengetahui adalah tiga


unsur yang menggerakkan perbuatan; indera; pekerjaan dan pelaku
adalah tiga bahan perbuat
18.19
jñānaḿ karma ca kartā ca, tridhaiva guṇa-bhedataḥ
procyate guṇa-sańkhyāne, yathāvac chṛṇu tāny api

Menurut tiga sifat alam material yang berbeda, ada tiga jenis
pengetahuan, perbuatan dan pelaku perbuatan. Sekarang dengarlah dari-
Ku tentang hal-hal itu.
#184
Bab 18 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
18.20
sarva-bhūteṣu yenaikaḿ, bhāvam avyayām īkṣate
avibhaktaḿ vibhakteṣu, taj jñānaḿ viddhi sāttvikam
Pengetahuan yang memungkinkan alam rohani yang satu dan tidak
dipisahkan dilihat di dalam semua makhluk hidup, meskipun mereka
dipisahkan menjadi bentuk-bentuk yang jumlahnya tidak dapat di
hitung, hendaknya engkau pahami sebagai pengetahuan dalam sifat
kebaikan.
18.21
pṛthaktvena tu yaj jñānaḿ, nānā-bhāvān pṛthag-vidhān
vetti sarveṣu bhūteṣu, taj jñānaḿ viddhi rājasam
Pengetahuan yang menyebabkan seseorang melihat jenis makhluk hidup
yang lain di dalam setiap badan hendaknya engkau pahami sebagai
pengetahuan dalam sifat nafsu.
18.22
yat tu kṛtsna-vad ekasmin, kārye saktam ahaitukam
atattvārtha-vad alpaḿ ca, tat tāmasam udāhṛtam
Pengetahuan yang menyebabkan seseorang terikat pada satu jenis
pekerjaan sebagai segala-galanya, tanpa pengetahuan tentang
kebenaran, dan jumlahnya sedikit sekali, dikatakan sebagai pengetahuan
dalam sifat kegelapan.
18.23
niyataḿ sańga-rahitam, arāga-dveṣataḥ kṛtam
aphala-prepsunā karma, yat tat sāttvikam ucyate
Perbuatan yang teratur dan dilakukan tanpa ikatan, tanpa cinta kasih
maupun rasa benci dan tanpa keinginan untuk memperoleh hasil atau
pahala dikatakan perbuatan dalam sifat kebaikan.
18.24
yat tu kāmepsunā karma, sāhańkāreṇa vā punaḥ
kriyate bahulāyāsaḿ, tad rājasam udāhṛtam
Tetapi perbuatan yang dilakukan dengan usaha yang keras oleh orang
yang mencari kepuasan keinginannya, dan dilakukan berdasarkan rasa
keakuan palsu, disebut perbuatan dalam sifat nafsu.
#185
Bab 18 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
18.25
anubandhaḿ kṣayaḿ hiḿsām, anapekṣya ca pauruṣam
mohād ārabhyate karma, yat tat tāmasam ucyate
Perbuatan yang dilakukan dalam khayalan, tanpa mempedulikan aturan
Kitab Suci, dan tanpa mempedulikan ikatan pada masa yang akan
datang, kekerasan maupun dukacita yang diakibatkan terhadap orang
lain disebut perbuatan dalam sifat kebodohan.
mukta-sańgo ‘nahaḿ-vādī, dhṛty-utsāha-samanvitaḥ 18.26
siddhy-asiddhyor nirvikāraḥ, kartā sāttvika ucyate
Orang yang melakukan tugas kewajiban tanpa pergaulan dengan sifat-
sifat alam material, tanpa keakuan palsu, dengan ketabahan hati dan
semangat yang besar, tanpa goyah baik dalam sukses maupun dalam
kegagalan dikatakan sebagai orang yang bekerja dalam sifat kebaikan.
18.27
rāgī karma-phala-prepsur, lubdho hiḿsātmako 'śuciḥ
harṣa-śokānvitaḥ kartā, rājasaḥ parikīrtitaḥ
Pekerja yang terikat pada pekerjaan dan hasil atau pahala dari
pekerjaan, yang ingin menikmati hasil-hasil itu, yang bersifat kelobaan,
selalu iri, tidak suci dan digerakkan oleh rasa riang dan rasa sedih,
dikatakan sebagai pekerja dalam sifat nafsu.
ayuktaḥ prākṛtaḥ stabdhaḥ, śaṭho naiṣkṛtiko 'lasaḥ 18.28
viṣādī dīrgha-sūtrī ca, kartā tāmasa ucyate
Pekerja yang selalu sibuk dalam pekerjaan yang bertentangan dengan
aturan Kitab Suci, yang duniawi, keras kepala, menipu dan ahli
menghina orang lain, malas, selalu murung dan menunda-nunda
dikatakan sebagai pekerja dalam sifat kebodohan.
18.29
buddher bhedaḿ dhṛteś caiva, guṇatas tri-vidhaḿ śṛṇu
procyamānam aśeṣeṇa, pṛthaktvena dhanañjaya
Wahai perebut kekayaan; sekarang dengarlah uraian terperinci yang
akan Kusampaikan kepadamu tentang berbagai jenis pengertian dan
ketabahan hati, menurut tiga sifat alam material.
#186
Bab 18 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
18.30
pravṛttiḿ ca nivṛttiḿ ca, kāryākārye bhayābhaye
bandhaḿ mokṣaḿ ca yā vetti, buddhiḥ sā pārtha sāttvikī

Wahai putera Pṛthā, pengertian yang memungkinkan seseorang


mengetahui apa yang patut dilakukan dan apa yang seharusnya tidak
dilakukan, apa yang harus ditakuti dan apa yang tidak perlu ditakuti,
apa yang mengikat dan apa yang membebaskan, berada dalam sifat
kebaikan.
18.31
yayā dharmam adharmaḿ ca, kāryaḿ cākāryam eva ca
ayathāvat prajānāti, buddhiḥ sā pārtha rājasī

Wahai putera Pṛthā, pengertian yang tidak dapat membedakan antara


dharma dan hal-hal yang bertentangan dengan dharma, antara perbuatan
yang harus dilakukan dan perbuatan yang seharusnya tidak dilakukan,
berada dalam sifat nafsu.
18.32
adharmaḿ dharmam iti yā, manyate tamasāvṛtā
sarvārthān viparītāḿś ca, buddhiḥ sā pārtha tāmasī

Pengertian yang menganggap hal-hal yang bertentangan dengan dharma


sebagai dharma dan dharma sebagai hal-hal yang bertentangan dengan
dharma, di bawah pesona khayalan dan kegelapan, dan selalu berusaha
ke arah yang salah berada dalam sifat kebodohan, wahai putera Pṛthā.

18.33
dhṛtyā yayā dhārayate, manaḥ-prāṇendriya-kriyāḥ
yogenāvyabhicāriṇyā, dhṛtiḥ sā pārtha sāttvikī

Wahai putera Pṛthā, ketabahan hati yang tidak dapat dipatahkan,


dipelihara dengan sifat teguh oleh latihan yoga, dan dengan demikian
mengendalikan pikiran, kehidupan dan indera-indera adalah ketabahan
hati dalam sifat kebaikan.

#187
Bab 18 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
18.34
yayā tu dharma-kāmārthān, dhṛtyā dhārayate 'rjuna
prasańgena phalākāńkṣī, dhṛtiḥ sā pārtha rājasī
Tetapi hati yang tabah membuat seseorang berpegang teguh pada hasil
atau pahala di bidang keagamaan, pengembangan ekonomi dan
kepuasan indera-indera bersifat nafsu, wahai Arjuna.
18.35
yayā svapnaḿ bhayaḿ śokaḿ, viṣādaḿ madam eva ca
na vimuñcati durmedhā, dhṛtiḥ sā pārtha tāmasī
Ketabahan hati yang tidak dapat melampaui impian, rasa takut,
penyesalan, sifat murung dan khayalan—ketabahan hati yang kurang
cerdas seperti itu bersifat kegelapan, wahai putera Pṛthā.
18.36
sukhaḿ tv idānīḿ tri-vidhaḿ, śṛṇu me Bhārata rṣabha
abhyāsād ramate yatra, duḥkhāntaḿ ca nigacchati

Wahai yang paling baik di antara para Bhārata, sekarang harap dengar
dari-Ku tentang tiga jenis kebahagiaan yang dinikmati oleh roh yang
terikat, yang kadang-kadang memungkinkan segala dukacita berakhir
baginya.
18.37
yat tad agre viṣam iva, pariṇāme 'mṛtopamam
tat sukhaḿ sāttvikaḿ proktām, ātma-buddhi-prasāda-jam

Sesuatu yang pada permulaan barangkali seperti racun tetapi akhirnya


seperti minuman kekekalan dan menyadarkan seseorang terhadap
keinsafan diri dikatakan sebagai kebahagiaan dalam sifat kebaikan.
18.38
viṣayendriya-saḿyogād, yat tad agre 'mṛtopamam
pariṇāme viṣam iva, tat sukhaḿ rājasaḿ smṛtam

Kebahagiaan yang didapatkan dari hubungan indera-indera dengan


obyeknya dan kelihatannya seperti minuman kekekalan pada awal,
tetapi akhirnya seperti racun, dikatakan bersifat nafsu.

#188
Bab 18 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
18.39
yad agre cānubandhe ca, sukhaḿ mohanam ātmanaḥ
nidrālasya-pramādotthaḿ, tat tāmasam udāhṛtam

Kebahagiaan yang buta terhadap keinsafan diri, yang bersifat khayalan


dari awal sampai akhir dan berasal dari tidur, bermalas-malasan dan
khayalan dikatakan bersifat kebodohan.
18.40
na tad asti pṛthivyāḿ vā, divi deveṣu vā punaḥ
sattvaḿ prakṛti-jair muktaḿ, yad ebhiḥ syāt tribhir guṇaiḥ

Tiada makhluk yang hidup, baik di sini maupun di kalangan para dewa
di susunan planet yang lebih tinggi, yang bebas dari tiga sifat tersebut
yang dilahirkan dari alam material.
18.41
brāhmaṇa-kṣatriya-viśāḿ, śūdrāṇāḿ ca parantapa
karmaṇi pravibhaktāni, svabhāva-prabhavair guṇaiḥ

Para brahmaṇā, para kṣatriya, para vaisya, dan para sudra dibedakan
oleh ciri-ciri yang dilahirkan dari watak-watak mereka sendiri menurut
sifat-sifat material, wahai penakluk musuh.
18.42
śamo damas tapaḥ śaucaḿ, kṣāntir ārjavam eva ca
jñānaḿ vijñānam āstikyaḿ, brahma-karma svabhāva-jam

Kedamaian, mengendalikan diri, pertapaan, kesucian, toleransi,


kejujuran, pengetahuan, kebijaksanaan dan taat pada prinsip keagamaan
—para brahmaṇā bekerja dengan sifat yang wajar ini.
18.43
śauryaḿ tejo dhṛtir dākṣyaḿ, yuddhe cāpy apalāyanam
dānam īśvara-bhāvaś ca, kṣātraḿ karma svabhāva-jam
Kepahlawanan, kewibawaan, ketabahan hati, pandai memanfaatkan
keadaan, keberanian di medan perang, kedermawanan dan
kepemimpinan adalah sifat-sifat pekerjaan yang wajar bagi para
kṣatriya.
#189
Bab 18 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
18.44
kṛṣi-go-rakṣya-vāṇijyaḿ, vaiśya-karma svabhāva-jam
paricaryātmakaḿ karma, śūdrasyāpi svabhāva-jam
Pertanian, melindungi sapi dan perdagangan adalah pekerjaan yang
wajar bagi para vaisya, dan bagi para sudra ada pekerjaan buruh dan
pengabdian kepada orang lain.
18.45
sve sve karmaṇy abhirataḥ, saḿsiddhiḿ labhate naraḥ
sva-karma-nirataḥ siddhiḿ, yathā vindati tac chṛṇu
Dengan mengikuti sifat-sifat pekerjaannya, setiap orang dapat menjadi
sempurna. Sekarang dengarlah dari-Ku bagaimana kesempurnaan ini
dapat dicapai.
18.46
yataḥ pravṛttir bhūtānāḿ, yena sarvam idaḿ tatam
sva-karmaṇā tam abhyarcya, siddhiḿ vindati mānavaḥ
Dengan sembahyang kepada Tuhan, sumber semua makhluk, Yang
berada di mana-mana, seseorang dapat mencapai kesempurnaan dengan
melakukan pekerjaan sendiri.
18.47
śreyān sva-dharmo viguṇaḥ, para-dharmāt sv-anuṣṭhitāt
svabhāva-niyataḿ karma, kurvan nāpnoti kilbiṣam
Lebih baik menekuni kewajiban sendiri, meskipun dilakukan secara
kurang sempurna, daripada menerima kewajiban orang lain dan
melakukannya secara sempurna. Tugas kewajiban yang ditetapkan
menurut sifat seseorang tidak pernah dipengaruhi oleh reaksi-reaksi
dosa.
18.48
saha-jaḿ karma kaunteya, sa-doṣam api na tyajet
sarvārambhā hi doṣeṇa, dhūmenāgnir ivāvṛtāḥ
Setiap usaha ditutupi oleh sejenis kesalahan, seperti halnya api ditutupi
oleh asap. Karena itu, hendaknya seseorang jangan meninggalkan
pekerjaan yang dilahirkan dari sifat pribadinya, meskipun pekerjaan itu
penuh kesalahan, wahai putera Kuntī .
#190
Bab 18 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
18.49
āsakta-buddhiḥ sarvatra, jitātmā vigata-spṛhaḥ
naiṣkarmya-siddhiḿ paramāḿ, sannyāsenādhigacchati

Orang yang mengendalikan diri, tidak terikat, dan mengalpakan segala


kenikmatan material dapat mencapai tingkat pembebasan dari reaksi
yang paling tinggi dan sempurna dengan cara mempraktekkan
pelepasan ikatan.
18.50
siddhiḿ prāpto yathā brahma, tathāpnoti nibodha me
samāsenaiva kaunteya, niṣṭhā jñānasya yā parā

Wahai putera Kuntī, pelajarilah dari-Ku bagaimana orang yang sudah


mencapai kesempurnaan itu dapat mencapai tingkat kesempurnaan
tertinggi, Brahman, tingkat pengetahuan tertinggi, dengan bertindak
dengan cara yang akan-Ku ringkas sekarang.
18.51-53
buddhyā viśuddhayā yukto, dhṛtyātmānaḿ niyamya ca
śabdādīn viṣayāḿs tyaktvā, rāga-dveṣau vyudasya ca
vivikta-sevī laghv-āśī, yata-vāk-kāya-mānasaḥ
dhyāna-yoga-paro nityaḿ, vairāgyaḿ samupāśritaḥ
ahańkāraḿ balaḿ darpaḿ, kāmaḿ krodhaḿ parigraham
vimucya nirmamaḥ śānto, brahma-bhūyāya kalpate

Orang yang disucikan oleh kecerdasannya dan mengendalikan pikiran


dengan ketabahan hati, meninggalkan obyek-obyek kepuasan indera-
indera, bebas dari ikatan dan rasa benci, tinggal di tempat sunyi, makan
sedikit, mengendalikan badan, pikiran dan daya pembicaraan, yang
selalu khusuk bersemadi dan bebas dari ikatan, bebas dari keakuan
palsu, kekuatan palsu, rasa bangga yang palsu, amarah dan
kecenderungan menerima benda-benda material, bebas dari rasa hak
milik yang palsu, dan damai—orang seperti itulah pasti diangkat sampai
kedudukan keinsafan diri.

#191
Bab 18 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
18.54
brahma-bhūtaḥ prasannātmā, na śocati na kāńkṣati
samaḥ sarveṣu bhūteṣu, mad-bhaktiḿ labhate parām
Orang yang mantap secara rohani seperti itu segera menginsafi
Brahman Yang Paling Utama dan menjadi riang sepenuhnya. Ia tidak
pernah menyesal atau ingin mendapatkan sesuatu. Ia bersikap yang
sama terhadap setiap makhluk hidup. Dalam keadaan itulah ia mencapai
bhakti yang murni kepada-Ku.
18.55
bhaktyā mām abhijānāti, yāvān yaś cāsmi tattvataḥ
tato māḿ tattvato jñātvā, viśate tad-anantaram
Seseorang dapat mengerti tentang-Ku menurut kedudukan-Ku yang
sebenarnya, sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, hanya dengan
cara bhakti. Apabila ia sudah sadar akan Diri-Ku sepenuhnya melalui
bhakti seperti itu, ia dapat masuk kerajaan Tuhan Yang Maha Esa.
sarva-karmaṇy api sadā, kurvāṇo mad-vyapāśrayaḥ 18.56
mat-prasādād avāpnoti, śāśvataḿ padam avyayām
Meskipun penyembah-Ku yang murni yang selalu di bawah
perlindungan-Ku sibuk dalam segala jenis kegiatan, ia mencapai tempat
tinggal yang kekal dan tidak dapat dimusnahkan atas karunia-Ku.
cetasā sarva-karmaṇi, mayi sannyasya mat-paraḥ 18.57
buddhi-yogam upāśritya, mac-cittaḥ satataḿ bhava
Dalam segala kegiatan, hanya bergantung kepada-Ku dan selalu bekerja
di bawah perlindungan-Ku. Dalam bhakti seperti itu, sadarilah Aku
sepenuhnya.
18.58
mac-cittaḥ sarva-durgāṇi, mat-prasādāt tariṣyasi
atha cet tvām ahańkārān, na śroṣyasi vinańkṣyasi
Kalau engkau sadar akan-Ku, engkau akan melewati segala rintangan
kehidupan yang terikat atas karunia-Ku. Akan tetapi, kalau engkau tidak
bekerja dengan kesadaran seperti itu melainkan bertindak karena
keakuan palsu, dan tidak mendengar-Ku, engkau akan hilang.
#192
Bab 18 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
18.59
yad ahańkāram āśritya, na yotsya iti manyase
mithyaiṣa vyavasāyas te, prakṛtis tvāḿ niyokṣyati
Kalau engkau tidak bertindak menurut perintah-Ku dan tidak bertempur,
maka engkau akan salah jalan. Menurut sifatmu, engkau akan
diharuskan ikut berperang.
18.60
svabhāva-jena kaunteya, nibaddhaḥ svena karmaṇā
kartuḿ necchasi yan mohāt, kariṣyasy avaśo 'pi tat
Akibat khayalan, engkau sekarang menolak bertindak menurut perintah-
Ku. Tetapi didorong oleh pekerjaan yang dilahirkan dari sifatmu sendiri,
engkau akan bertindak juga, wahai putera Kuntī.
18.61
īśvaraḥ sarva-bhūtānāḿ, hṛd-deśe 'rjuna tiṣṭhati
bhrāmayā n sarva-bhūtāni, yantrārūḍhāni māyayā

Tuhan Yang Maha Esa bersemayam di dalam hati semua orang, wahai
Arjuna, dan Beliau mengarahkan pengembaraan semua makhluk hidup,
yang duduk seolah-olah pada sebuah mesin terbuat dari tenaga material.
18.62
tam eva śaraṇaḿ gaccha, sarva-bhāvena bhārata
tat-prasādāt parāḿ śāntiḿ, sthānaḿ prāpsyasi śāśvatam

Wahai putera keluarga Bhārata, serahkanlah dirimu kepada Beliau


sepenuhnya. Atas karunia Beliau engkau akan mencapai kedamaian
rohani dan tempat tinggal kekal yang paling utama.

18.63
iti te jñānam ākhyātaḿ, guhyād guhyataraḿ mayā
vimṛśyaitad aśeṣeṇa, yathecchasi tathā kuru
Demikianlah Aku sudah menjelaskan pengetahuan yang lebih rahasia
lagi kepadamu. Pertimbangkanlah hal-hal ini sepenuhnya, kemudian
lakukanlah apa yang ingin kau lakukan.

#193
Bab 18 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
18.64
sarva-guhyatamaḿ bhūyaḥ, śṛṇu me paramaḿ vacaḥ
iṣṭo 'si me dṛḍham iti, tato vakṣyāmi te hitam
Oleh karena engkau kawan-Ku yang sangat -Kucintai, Aku akan
menyabdakan perintah-Ku yang paling utama kepadamu, yaitu
pengetahuan yang paling rahasia dari segalanya. Dengarlah pelajaran ini
dari-Ku, sebab pelajaran itu demi kesejahteraanmu.
18.65
man-manā bhava mad-bhakto, mad-yājī māḿ namaskuru
mām evaiṣyasi satyaḿ te, pratijāne priyo 'si me
Berpikirlah tentang-Ku senantiasa, menjadi penyembah-Ku,
bersembahyang kepada-Ku dan bersujud kepada-Ku. Dengan demikian,
pasti engkau akan datang kepada-Ku. Aku berjanji demikian kepadamu
karena engkau kawan-Ku yang sangat Kucintai.
18.66
sarva-dharmān parityajya, mām ekaḿ śaraṇaḿ vrājā
ahaḿ tvāḿ sarva-pāpebhyo, mokṣayiṣyāmi mā śucaḥ
Tinggalkanlah segala jenis dharma dan hanya menyerahkan diri kepada-
Ku. Aku akan menyelamatkan engkau dari segala reaksi dosa. Jangan
takut.
18.67
idaḿ te nātapaskāya, nābhaktāya kadācana
na cāśuśrūṣave vācyaḿ, na ca māḿ yo 'bhyasūyati
Pengetahuan yang rahasia ini tidak pernah boleh dijelaskan kepada
orang yang tidak bertapa, tidak setia, dan tidak menekuni bhakti—
ataupun kepada orang yang iri kepada-Ku.
18.68
ya idaḿ paramaḿ guhyaḿ, mad-bhakteṣv abhidhāsyāti
bhaktiḿ mayi parāḿ kṛtvā, mām evaiṣyaty asaḿśayaḥ

Terjamin bahwa orang yang menjelaskan rahasia yang paling utama ini
kepada para penyembah akan mencapai bhakti yang murni, dan
akhirnya dia akan kembali kepada-Ku.

#194
Bab 18 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
18.69
na ca tasmān manuṣyeṣu, kaścin me priya-kṛttamaḥ
bhavitā na ca me tasmād, anyaḥ priyataro bhuvi

Tidak ada hamba di dunia ini yang lebih Kucintai daripada dia, dan
tidak akan pernah ada orang yang lebih Kucintai.
18.70
adhyeṣyate ca ya imaḿ, dharmyaḿ saḿvādam āvayoḥ
jñāna-yajñena tenāham, iṣṭaḥ syām iti me matiḥ

Aku memaklumkan bahwa orang yang mempelajari percakapan kita


yang suci ini bersembahyang kepada-Ku dengan kecerdasannya.
18.71
śraddhāvān anasūyaś ca, śṛṇuyād api yo naraḥ
so 'pi muktaḥ śubhāl lokān, prāpnuyāt puṇya-karmaṇām

Orang yang mendengar dengan keyakinan tanpa rasa iri dibebaskan dari
reaksi-reaksi dosa dan mencapai planet-planet yang menguntungkan,
tempat tinggal orang saleh.
18.72
kaccid etac chrutaḿ pārtha, tvayaikāgreṇa cetasā
kaccid ajñāna-sammohaḥ, praṇaṣṭas te dhanañjaya

Wahai putera Pṛthā, wahai perebut kekayaan, apakah engkau sudah


mendengar hal-hal ini dengan perhatian? Apakah kebodohan dan
khayalanmu sudah dihilangkan sekarang?
18.73
Arjuna uvāca
naṣṭo mohaḥ smṛtir labdhā, tvat-prasādān mayācyuta
sthito 'smi gata-sandehaḥ, kariṣye vacanaḿ tava

Arjuna berkata: Krishna yang hamba cintai, o Yang tidak pernah gagal,
khayalan hamba sekarang sudah hilang. Hamba sudah memperoleh
kembali ingatan hamba atas karuniaMu. Hamba sekarang teguh, bebas
dari keragu-raguan dan bersedia bertindak menurut perintah Anda.
#195
Bab 18 Bhagavad-gītā SLOKA Menurut Aslinya
18.74
sañjaya uvāca
ity ahaḿ vāsudevasya, pārthasya ca mahātmanaḥ
saḿvādam imam aśrauṣam, adbhutaḿ roma-harṣaṇam
Sañjaya berkata; Demikianlah saya sudah mendengar percakapan
antara dua roh yang mulia, Krishna dan Arjuna. Betapa ajaibnya amanat
itu sehingga bulu romaku tegak berdiri.
18.75
vyāsa-prasādāc chrutavān, etad guhyam ahaḿ param
yogaḿ yogeśvarāt kṛṣṇāt, sākṣāt kathayataḥ svayam
Atas karunia Vyasa, saya sudah mendengar pembicaraan yang paling
rahasia ini langsung dari Penguasa segala kebatinan, Krishna, yang
sedang bersabda secara pribadi kepada Arjuna.
18.76
rājan saḿsmṛtya saḿsmṛtya, saḿvādam imam adbhutam
keśavarjunayoḥ puṇyaḿ, hṛṣyāmi ca muhur muhuḥ
O Raja, begitu aku berulang kali mengenang percakapan yang ajaib dan
suci ini antara Krishna dan Arjuna, aku senang, karena terharu pada
setiap saat.
18.77
tac ca saḿsmṛtya saḿsmṛtya, rūpam aty-adbhutaḿ hareḥ
vismayo me mahān rājan, hṛṣyāmi ca punaḥ punaḥ
O Baginda Raja, begitu saya ingat bentuk Sri Krishna yang ajaib, saya
semakin terharu, dan saya berbahagia berulang kali.
18.78
yatra yogeśvaraḥ kṛṣṇo, yatra pārtho dhanur-dharaḥ
tatra śrīr vijayo bhūtir, dhruvā nītir matir mama
Di manapun ada Krishna, penguasa semua ahli kebatinan, dan di
manapun ada Arjuna, pemanah yang paling utama, di sana pasti ada
kekayaan, kejayaan, kekuatan luar biasa dan moralitas. itulah pendapat
saya.

#196
UNTUK DAPAT MEMAHAMI SECARA LEBIH SEMPURNA DARI
SETIAP SLOKA MOHON DILIHAT PENJELASAN LEBIH
LENGKAP DI SETIAP SLOKA DI BUKU BHAGAVAD- GITÄ
MENURUT ASLINYA, EDISI BHAGAVAD- GITÄ YANG PALING
LARIS DI SELURUH DUNIA, DENGAN 59 BAHASA

Çré Çrémad A. C.
Bhaktivedanta Swami
Prabhupäda memiliki
kualifikasi istimewa untuk
menyusun terjemahan dan
penjelasan Bhagavad gétä.
Beliau seorang sarjana dan
pengajar terkemuka di bidang sastra Veda, dan beliau juga wakil dari
rangkaian tanpa terputus garis perguruan guru-guru spiritual yang
berawal dari Çré Kåñëa sendiri. Dengan demikian, tidak seperti edisi-
edisi Bhagavad-gétä lain, edisi ini disajikan menurut aslinya, tanpa
dicemari kepentingan lain sedikit pun. Bhagavad-gétä Menurut
Aslinya pasti menyemangatkan pembaca dengan amanat rohaninya
yang tak pernah lekang oleh waktu.

#197
Śrīmad Bhāgavatam

Terdiri dari 12 skanda


dengan ayat-ayat
Sanskerta asli, terjemahan
kata per kata, terjemahan
dan penjelasan Śrīla
Prabhupāda. Śrīmad-
Bhāgavatam adalah uraian
asli dari Vedānta-Sūtra,
yang disusun oleh Śrīla
Vyāsadeva. Vedānta-Sūtra
adalah ikhtisar dari intisari
Veda, Upaniṣad, dan
literatur Veda lainnya.
Oleh karena aforisma dari
Vedanta sangat tajam dan
padat, literatur ini tidak
dapat dimengerti tanpa
memiliki pengetahuan
Veda yang luas dan mendalam. Dalam Śrīmad Bhāgavatam, Śrīla
Vyāsadeva menjabarkan aforisma-aforisma ini dan mengungkap
keagungan dari Kebenaran Yang Sejati bagi masyarakat. Oleh karena
itu, Śrīmad- Bhāgavatam disebut sebagai buah yang masak dari pohon
keingintahuan Veda, hal yang sangat disukai oleh semua orang,
termasuk jiwa yang sudah terbebaskan.

#198
Denpasar: Sri-Sri Jagannath-Gaurangga Ashram, Jln. Tukad Balian,
No. 108x, Sidakarya-Denpasar. (1 Km sebelah selatan STIKES Bali )
✆ (0361)7424193, Padmalocana 08123881076.
Email: agasta59@hotmail.com, anantavijaya@yahoo. com
BadungSri-Sri Radha-Rasesvara Ashram, Jln. Tanah Putih, Gg. Tanah
Ayu, Blumbungan, Sibang Gede, Abiansemal, Badung.
✆ (0361)9100081, 08970120003, 081236788708.
Mengwi: Sri-Sri Nitai-Gaurangga Ashram, Banjar Sayan, Baleran,
Desa Werdi Buana, Mengwi.
✆ Dritatma 085738466175, Sarvadarsi 085237419282
Gianyar: Sri-Sri Radha-Madhava Ashram, Jl. Raya Siangan, Desa
Siangan, Gianyar ✆ Mahesvasa 081353087223
Kisora 085238444436 Yasomati 085337019090.
Klungkung: Sri-Sri Radha-Kunjavihari Ashram, Br. Celuk, Desa
Paksebali, Depan Lapangan Tembak, Klungkung.
✆Adi purusa 08123953107. Email : sakkhi @yahoo. com
Tabanan: Kiskenda Krishnaloka Ashram, Lingkungan Br. Wani, Desa
Gadungan, Selemadeg Timur, Tabanan 08124602212, 0361771562,
081934332384, 081805372465
Singaraja: Sri-Sri Radha Gopisvara Madhava Ashram Jln. Gempol,
Banyuning Singaraja ✆ (0361)22750, 085738447644
Email: erlan_cahaya@rocketmail.com
Jembrana: Nagar Sankirtan Mandir, Jl. Pudak, Br. Tembles, Desa
Penyaringan, Jembrana.West Bali ✆ Mahesa Pandit 081339670422
Email: mahesapandita@yahoo. com
Karangasem: Pasraman Gorangga Bali Isvara
✆ Dvijotama 08123622787,Braja Bihari 085237814625
Medan:Sri Sri Radha Krishna asram. Perumahan tomang mas, jl
kapten muslim, gang jawa, Medan. ✆ Maniwelen 085261680200
Lampung: Sri Sri Radha Madana Gopala asram. Dusun Gita Nagari
Baru, Kampung Kahuripan Dalem, Kec Menggala Timur, Tulang
Bawang, Lampung. ✆ Sadbhuja 085269846769
#199
Bogor: Sri Radha Govinda mandir.Jln haji suparman no 54, desa
citeko, cisarua,Bogor jawa barat. ✆ Narotam das 0813-1771-1308
Jakarta: Sri Sri Nilacala Ksetra. Jln pasar baru selatan no 7F Jakarta.
Tapana Mishra 08118205155
Yogyakarta: Narayana Smerti Asram
Jl. Sudarsana Cakra no 3, Depok Maguwo Harjo, Sleman, Yogyakarta.
Gede Suwardana 081328689229
Jember: Krishna Balarama Asram, jln Soekarno - Hatta, Dusun Ampel
Dento, Desa Bagorejo, Kec. Gumukmas, Jember Jawa Timur.
✆ Advaita 081336175855
Banyuwangi: Sri Sri Radha Damodara. Jl. Prabu Loro No. 525 A
Kel. Baku ngan, Kec. Glagah Kab. Banyuwangi. Jawa Timur.
✆ Visnu das 081558234635Sri
Lombok barat Gaura Chandra Ashram , dusun gumese utara , desa
giri tembesi Gerung Lombok barat.
✆Ayodia 087865479713, Sabari Mala 087860108734
Surabaya. Sri Sri Radha Gopinath Centre. Perumahan Tropodo Indah
blok N no 21 Surabaya.
✆ Maharathi 082237088860, Govardhan 0896-7707-7494
Kalimantan: Lalita Pura Seva Kunja. jln Kinibalu komplek pura no 17
Palangka Raya.
✆ Arjuna das 0852 4927 8740
Sulawesi Tenggara. New Govardhan Temple. Desa Putemata-blok F.
Kec. Ladongi. Kab. Kolaka Timur. Sulteng.
✆Govardhan das 085285591150
Informasi Internasional:
www. iskcon.or.id www. stephen-knapp.com
www. krishna.com anantavijaya@yahoo.com
www.vedabaseindonesia.net/Bg braja_biharidasa@yahoo.com
Informasi Pembahasan Bhagavad-gita:
Mahesa Pandita 081339670422 Parvati 085792170154
Astamurti 081338311940 Sarvadarsi 085237419282
Dritatma 085738466175 Adi Purusa 08123953107
Dina 08164723224 Kishora 085238444436
#200

Anda mungkin juga menyukai