Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH DISKUSI KELOMPOK PEMICU I

KEPERAWATAN MATERNITAS I
“KONSEP KEHAMILAN”

PSIK A’16

Kelompok 3

1. Zhimhadha (11161040000005)
2. Mutiara Martin (11161040000010)
3. Dea Putri Rahmadani (11161040000015)
4. Cholisa Erlani Obey (11161040000027)
5. Cindy Januar Fitri (11161040000029)
6. Pugi Wahyuni (11161040000033)
7. Tutty Alawiyah (11161040000034)
8. Nur Wasilah (11161040000037)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Diskusi Kelompok Pemicu 1.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Serta
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah diskusi kelompok pemicu
1 yang kami buat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi untuk para
pembaca.

Ciputat, Juni 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................... 2

Daftar Isi................................................................................................... 3

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang....................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 4

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................... 5

BAB II Pembahasan

2.1 Definisi Kehamilan................................................................. 6

2.2 Proses Kehamilan................................................................... 6

2.3 Tanda dan Gejala Kehamilan................................................. 9

2.4 Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Kehamilan........... 12

2.5 Cara Menentukan Umur Kehamilan....................................... 17

2.6 Kategori Ibu Hamil................................................................. 19

2.7 Support System Keluarga....................................................... 20

2.8 Asuhan Keperawatan.............................................................. 23

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan............................................................................. 29

3.2 Saran....................................................................................... 29

Daftar Pustaka.......................................................................................... 30

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah suatu anugrah dari Tuhan yang perlu mendapatkan
perhatian dan dukungan dari seluruh anggota keluarga. Kehamilan adalah hasil
daripertemuan spermadan sel telur. Dalam prosesnya, perjalanan sperma untuk
menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh perjuangan (Maulana, 2008, p.
125)
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan
keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan
(Prawiroharjo, 2008, p. 89).
Kehamilan adalah peristiwa penting bagi seorang wanita manapun,
diinginkan atau tidak wanita atau calon ibu hamil akan gelisah dengan
kesehatannya. Lazimnya berbagai upaya dilakukan untuk menjaga
kesehatannya (Solihah, 2010, p. 206).
Jika ada ibu hamil memeriksakan kandungannya, yang diperiksa
semata-mata faktor fisiknya saja, namun makin lama makin disadari bahwa
aspek psikis (kejiwaan) tidak dapat diabaikan dan dipisahkan dari masalah
kesehatan tubuh, termasuk kesehatan ibu hamil. Pada ibu hamil konflik batin
yang dirasakan bisa beragam, apalagi sejak zaman dulu rasa nyeri pada
persalinan sering menjadi pokok pembicaraan di antara wanita sehingga banyak
calon ibu muda, terutama menghadapi kehamilan dan proses persalinannya
dengan perasaan cemas dan takut (Solihah, 2010, p. 207).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kehamilan?
2. Bagaimana proses terjadinya kehamilan?
3. Bagaimana tanda dan gejala pada kehamilan?
4. Apa saja perubahan fisiologis dan psikologis pada ibu hamil?

4
5. Bagaimana cara menentukan umur kehamilan?
6. Apa saja kategori pada ibu hamil?
7. Bagaimana support system keluarga terhadap ibu hamil?
8. Bagaimana asuhan keperawatan terhadap ibu hamil sesuai dengan kasus?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi kehamilan.
2. Untuk mengetahui proses terjadinya kehamilan.
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala kehamilan.
4. Untuk mengetahui perubahan fisiologis dan psikologis pada ibu hamil.
5. Untuk mengetahui cara menentukan umur kehamilan.
6. Untuk mengetahui kategori ibu hamil.
7. Untuk mengetahui support system keluarga terhadap ibu hamil.
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan terhadap ibu hamil sesuai dengan
kasus.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kehamilan


Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, Kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam 40 minggu
atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi
dalam 3 trimester, dimana trimester ke satu berlangsung dalam 12 minggu,
trimester kedua 15 minggu ( minggu ke-13 hingga ke-27 ), dan trimester ketiga
13 minggu ( minggu ke-28 hingga ke-40 ) (Prawirohardjo, 2008 : 213).
Sedangkan menurut Saifudin (2008 : 89) kehamilan adalah suatu masa
yang dimulai dari konsepi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama haid
terakhir.

2.2 Proses Kehamilan


Proses kehamilan untuk terjadi suatu kehamilan harus ada spermatozoa,
ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi.
Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen-mikrofilamen
fimbria infundibulum tuba kearah ostium tuba abdominalis, dan disalurkan
terus kearah medial. Kemudian jutaan spermatozoa ditumpahkan diforniks
vagina dan disekitar porsio pada waktu koitus. Hanya beberapa ratus ribu
spermatozoa dapat terus ke kavum uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus
spermatozoa dapat sampai ke bagian ampula tuba dimana spermatozoa dapat
memasuki ovum yang telah siap untuk dibuahi, dan hanya satu spermatozoa
yang mempunyai kemampuan (kapasitasi) untuk membuahi. Pada spermatozoa
ditemukan peningkatan konsentrasi dinukleus, dan kaputnya lebih mudah
menembus dinding ovum oleh karena diduga dapat melepaskan hialuronidase
(Sarwono, 2008). Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit
sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangsung diampula tuba.

6
Fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi
spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi materi genetik. Hanya satu
spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi mampu melakukan
penetrasi membran sel ovum. Untuk mencapai ovum, sperma harus melewati
korona radiata (lapisan sel diluar ovum) dan zona pelusida (suatu bentuk
glikoprotein ekstraselular), yaitu lapisan yang menutupi dan mencegah ovum
mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa. Spermatozoa yang telah
masuk ke vitelus kehilangan membran nukleusnya, yang tinggal hanya
pronukleusnya, sedangkan ekor spermatozoa dan mitokondrianya
berdegenerasi. Itulah sebabnya seluruh mitokondria pada manusia berasal dari
ibu (maternal). Masuknya spermatozoa kedalam vitelus membangkitkan
nukleus ovum yang masih dalam metafase untuk proses pembelahan
selanjutnya (pembelahan mieosis kedua) sesudah anafase kemudian timbul
telofase dan benda kutub (polar body) kedua menuju ruang perivitelina. Ovum
sekarang hanya mempunyai pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoa
juga telah mengandung jumlah kromosom yang haploid (Sarwono, 2008).
Kedua pronukleus saling mendekati dan bersatu membentuk zigot yang
terdiri atas bahan genetik dari perempuan dan laki-laki. Pada manusia terdapat
46 kromosom, ialah 44 kromosom otosom dan 2 kromosom kelamin; pada
seorang laki-laki satu X dan satu Y. sesudah pembelahan kematangan, maka
ovum matang mempunyai 22 kromosom otosom serta 1 kromosom X. Zigot
sebagai hasil pembuahan yang memiliki 44 kromosom otosom serta 2
kromosom X akan tumbuh sebagai janin perempuan, sedangkan yang memiliki
44 kromosom otosom serta 1 kromosom X dan 1 kromosom Y akan tumbuh
sebagai janin laki-laki.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan
zigot. Hal ini dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung
banyak zat asam amino dan enzim. Segera setelah pembelahan ini terjadi,
pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan dengan lancar, dan selama tiga
hari terbentuk suatu kelompok sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi berada
dalam stadium morula. Energi untuk pembelahan ini diperoleh dari vitelus,
sehingga volume vitelus makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh morula.

7
Dengan demikian, zona pelisida tetap utuh, atau dengan kata lain, besarnya hasil
konsepsi tetap utuh. Dalam ukuran yang sama ini hasil konsepsi disalurkan terus
ke pars ismika dan pars interstisial tuba (bagia-bagian tuba yang sempit) dan
terus disalurkan kearah kavum uteri oleh arus serta getaran silia pada
permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba.
Selanjutnya pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula
yang disebut blastokista, suatu bentuk yang dibagian luarnya adalah trofoblas
dan dibagian dalamnya disebut massa inner cell ini berkembang menjadi janin
dan trofoblas akan berkembang menjadi plasenta. Dengan demikian, blastokista
diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblas. Trofoblas ini sangat kritis
untuk keberhasilan kehamilan terkait dengan keberhasilan nidasi (implantasi),
produksi hormon kehamilan, proteksi imunitas bagi janin, peningkatan aliran
darah maternal ke dalam plasenta, dan kelahiran bayi. Sejak tropoblas
terbentuk, produksi hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dimulai,
suatu hormon yang memastikan bahwa endometrium akan menerima (resesif)
dalam proses implantasi embrio (Sarwono, 2008).
Setelah proses implantasi selesai, maka pada tahap selanjutnya akan
terbentuk amnion dan cairan amnion. Amnion pada kehamilan aterm berupa
sebuah membran yang kuat dan ulet tetapi lentur. Amnion adalah membran
janin paling dalam dan berdampingan dengan cairan amnion. Amnion manusia
pertama kali dapat diidentifikasi sekitar hari ke-7 atau ke-8 perkembangan
mudigah. Secara jelas telah diketahui bahwa amnion tidak sekedar membran
avaskular yang berfungsi menampung cairan amnion. Membran ini aktif secara
metabolis, terlihat dalam transpor air dan zat terlarut untuk mempertahankan
homeostatis cairan amnion, dan menghasilkan berbagai senyawa bioaktif
menarik, termasuk peptida vasoaktif, faktor pertumbuhan dan sitokin.
Pada awal kehamilan, cairan amnion adalah suatu ultrafiltrat plasma ibu.
Pada awal trimester kedua, cairan ini terutama terdiri dari cairan ekstrasel yang
berdifusi melalui kulit janin sehingga mencerminkan komposisi plasma janin.
Volume cairan amnion pada setiap minggu gestasi cukup berbeda-beda. Secara
umum, volume cairan meningkat 10 ml perminggu pada minggu ke-8 dan
meningkat sampai 60 ml perminggu pada minggu ke-21, dan kemudian

8
berkurang secara bertahap hingga kembali ke kondisi mantap pada minggu ke-
33. Dengan demikian, volume cairan biasanya meningkat dari 50 ml pada
minggu ke-12 Universitas Sumatera Utara menjadi 400 ml pada pertengahan
kehamilan dan 1000 ml pada kehamilan aterm.
Cairan yang normalnya jernih dan menumpuk di dalam rongga amnion
ini akan meningkat jumlahnya seiring dengan perkembangan kehamilan sampai
menjelang aterm, saat terjadi penurunan volume cairan amnion pada banyak
kehamilan normal. Cairan amnion ini berfungsi sebagai bantalan bagi janin,
yang kemungkinan perkembangan sistem muskuloskletal dan melindungi
pertahanan suhu dan memiliki fungsi nutrisi yang minimal.

2.3 Tanda dan Gejala Kehamilan


Untuk bisa memastikan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian
terhadap beberapa tanda dan gejala hamil. Tanda kehamilan menurut Astuti
(2010: 25) dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Tanda Tidak Pasti Hamil
a. Tidak terjadi menstruasi/haid (amenorea)
Tidak dapat menstruasi dapat menandakan kehamilan, tetapi dapat juga
merupakan tanda gangguan fisik. Untuk lebih memastikan dapat
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
b. Mengidam
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi akan
hilang seiring semakin tuanya usia kehamilan. Tujuh puluh persen
perempuan hamil mengalami komplikasi mual dan muntah. Hal ini
disebabkan oleh estrogen.
c. Pingsan
Pada wanita hamil, terjadi pengenceran darah akibat proses kehamilan.
Jika salah satu organ tubuh, misalnya otak mengalami kekurangan
oksigen, hal tersebut dapat menyebabkan terjadi pingsan (Sulistyawati,
2012: 85).
d. Sering berkemih

9
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan sering berkemih. Frekuensi terjadi pada triwulan pertama
akibat desakan uterus. Pada triwulan kedua desakan ini berkurang
karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada
trimester 3 gejala ini timbul kembali karena kepala janin mulai masuk
rongga panggul dan menekan kembali kandung kemih (Yulifah, 2011:
73).
e. Sembelit/ konstipasi
Sembelit pada ibu hamil disebabkan oleh hormon steroid yang
meningkat sehingga menyebabkan kerja usus menjadi lambat.
f. Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit pada wajah, payudara, perut, paha, dan ketiak biasanya
bertambah. Hal ini disebabkan karena pengaruh hormone dalam
kehamilan.
g. Epulsi
Gusi dan mukosa menjadi mudah berdarah, sering terjadi pada triwulan
pertama (Kusmiyati, 2008: 94).
h. Varises
Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena, terutama bagi yang mempunyai bakat. Sering
terjadi pada trimester pertama dan hilang setelah persalinan ( Nirmala,
2011: 81).
2. Tanda Mungkin Hamil
Tanda mungkin hamil merupakan tanda untuk menetapkan kehamilan.
Tanda-tanda yang memungkinkan seorang wanita hamil menurut Astuti
(2010: 41) sebagai berikut:
a. Perut membesar
Perut membesar sangat identik dengan ibu hamil. Namun, tidak semua
perut membesar merupakan akibat kehamilan, mungkin saja akibat
faktor kegemukan atau terdapat penyakit abdomen, misalnya tumor atau
adanya cairan di rongga perut.
b. Uterus membesar

10
Dengan kehamilan yang sehat, uterus pun akan membesar sedikit demi
sedikit sesuai dengan usia kehamilan. Namun, pembesaran uterus dapat
juga terjadi akibat suatu penyakit, misalnya miom, kista atau kanker
(Yulifah, 2011: 74).
c. Tanda hegar
Melunaknya segmen bawah rahim yang mempunyai kesan lebih tipis
dapat diketahui dengan pemeriksaan bimanual. Tanda ini mulai terlihat
pada minggu ke-6 dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8 (Sujiyatini,
2008: 94).
d. Tanda chadwick
Terjadi perubahan warna pada porsio, pada awalnya berwarna merah
muda, menjadi kebiru-biruan. Selaput lendir dan vagina pun berwana
keungu-unguan.
e. Tanda piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan sehingga menonjol jelas ke
jurusan pembesaran tersebut.
f. Braxton-hicks
Ibu hamil dapat merasakan kontraksi yang timbul sesekali, tepatnya
berada di bagian perut bawah.
g. Teraba ballotement
Ballotement adalah pantulan saat rahim digoyangkan. Memeriksa
kontraksi ini dilakukan dengan cara memegang bagian Rahim yang
mengeras sambil sedikit digoyangkan (Yulifah, 2011: 75).
3. Tanda Pasti Hamil
Indikator pasti hamil adalah penemuan-penemuan keberadaan janin secara
jelas dan hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi kesehatan yang lain.
Menurut Kusmiyati (2008: 97) tanda pasti hamil yaitu:
a. Gerakan janin yang dilihat dan dirasakan.
Gerakan janin bisa dirasakan dengan jelas setelah minggu 24.
b. Denyut jantung janin terlihat dan terdengar dengan bantuan alat.

11
Djj dapat didengarkan pada umur kehamilan 17-18 minggu dengan
steteskop laenec, pada orang gemuk lebih lambat. Sementara
menggunakan doppler sekitar minggu ke-12.
c. USG untuk melihat kondisi janin di dalam kandungan.

2.4 Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Kehamilan


A. Perubahan fisiologi pada kehamilan
1. Perubahan pada sistem reproduksi
a. Uterus
a) Ukuran: untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar
akibat hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut
kolagennya menjadi higrokopik. Endometrium menjadi desidua,
ukuran pada kehamilan cukup bulan 30 x 25 x 20 cm dengan
kapasitas lebih dari 4000 cc.
b) Berat: berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi
1000 gram pada akhir kehamilan (40 pekan).
c) Bentuk dan konsistensi: pada bulan-bulan pertama kehamilan,
bentuk rahim seperti alpukat, pada kehamilan 4 bulan berbentuk
bulat dan akhir kehamilan seperti bujur telur. Rahim yang tidak
hamil kira-kira sebesar telur ayam, pada kehamilan 2 bulan
sebesar telur bebek dan kehamilan 3 bulan sebesar telur angsa.
Pada minggu pertama, isthmus rahim mengadakan hipertrofi dan
bertambah panjang sehingga bila diraba terasa lebih lunak (soft)
disebut Tanda Hegar.
d) Posisi rahim dalam kehamilan
Pada permulaan kehamilan dalam letak antefleksi atau
retrofleksi, pada 4 bulan kehamilan rahim tetap berada dalam
rongga pelvis, setelah itu mulai memasuki rongga perut yang
dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati dan rahim yang
hamil biasanya mobil, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau
kiri.
e) Vaskularisasi

12
Aa. Uterina dan aa.ovarika bertambah dalam diameter, panjang
dan anak-anak cabangnya. Pembuluh darah balik (vena)
mengembang dan bertambah.
f) Serviks uteri
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft)
disebut tanda goodel. Kelenjar endoservikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mukus. Karena pertambahan dan
pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid dan ini
disebut tanda Chadwick.
b. Indung telur (ovarium)
Ovulasi terhenti. Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesteron.
c. Vagina dan vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva.
Akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau
kebiruan. Warna livid pada vagina dan portio serviks disebut tanda
Chadwick.
d. Dinding perut (abdominal wall)
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan
robeknya serabut elastis dibawah kulit sehingga timbul striae
gravidarum. Bila terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada
hidroamnion dan kehamilan ganda, dapat terjadi diatasis rekti
bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya
dan disebut linea nigra.
e. Payudara
Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang dan berat.
Dapat teraba noduli-noduli akibat hipertrofi kelenjar alveoli,
bayangan vena-vena lebih membiru. Hiperpigmentasi pada puting
susu dan areola payudara, kalau diperas keluar air susu jolong
(kolostrum) berwarna kuning.
2. Perubahan pada organ dan sistem lainnya

13
a. Sistem sirkulasi darah
a) Volume darah
Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak
akhir trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak
kira-kira 25% dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu
diikuti curah jantung yang meningkat sebanyak ±30%. Akibat
hemodilusi yang mulai jelas kelihatan pada kehamilan 4 bulan,
ibu menderita penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan
dekompensasi kordis.
b) Protein darah
Gambaran protein dalam serum berubah, jumlah protein albumin
dan gamaglobin menurun dalam triwulan pertama dan
meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan. Beta-globin
dan fibrinogen terus meningkat.
c) Hitung jenis dan hemoglobin
Hematokrit cenderung menurun karena kenaikan relatif volume
plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk
memenuhi kebutuhan transpor O2 yang sangat diperlukan selama
kehamilan.
d) Nadi dan tekanan darah
Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama
trimester kedua dan kemudian akan naik lagi seperti pada pra
hamil.tekanan vena dalam batas-batas normal pada ekstremitas
atas dan bawah, cenderung naik setelah akhir trimester pertama.
Nadi biasanya naik, nilai rata-ratanya 84 permenit.
e) Jantung
Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3
bbulan dan menurun lagi pada minggu-minggu terakhir
kehamilan.
b. Sistem pernapasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak napas. Hal ini
disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diafragma akibat

14
pembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat sedikit selama
hamil. Seorang wanita hamil selalu bernapas lebih dalam.
c. Saluran pencernaan
Salivasi meningkat dan pada trimester pertama mengeluh mual dan
muntah. Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga
motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran
makanan. Resorbsi makanan baik namun akan menimbulkan
obstipasi. Gejala muntah (emesis gravidarum) sering terjadi,
biasanya pada pagi hari, disebut sakit pagi (morning sickness).
d. Tulang dan gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar karena ligamen-
ligamen melunak (softening). Juga terjadi sedikit pelebaran pada
ruang persendian. Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan
kekurangan kalsium. Apa yang disebut dengan gingivitis kehamilan
adalah gangguan yang disebabkan oleh faktor lain, misalnya
hygiene yang buruk disekitar mulut.
e. Kulit
Pada daerah kulit tertentu terjadi hiperpigmentasi:
a) Muka: disebut masker kehamilan (chloasma gravida).
b) Payudara: puting susu dan areola payudara.
c) Perut: linea nigra striae.
d) vulva
f. Kelenjar endokrin
a. Kelenjar tiroid dapat membesar sedikit.
b. Kelenjar hipofise dapat membesar terutama lobus anterior.
Kelenjar adrenal tidak begitu terpengaruh
B. Perubahan psikologis pada ibu hamil
1. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya.
b. Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan
kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.

15
c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil.
Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama.
e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain
atau bahkan merahasiakannya.
2. Perubahan psikologis pada trimester II
a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon
yang tinggi.
b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
c. Merasakan gerakan anak.
d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
e. Libido meningkat.
f. Menuntut perhatian dan cinta.
g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya.
h. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau
pada orang lain yang baru menjadi ibu.
i. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran,
dan persiapan untuk peran baru.
3. Perubahan psikologi pada Trimester III
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek,aneh dan
tidak menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
f. Merasa kehilangan perhatian.

16
2.5 Cara Menentukan Umur Kehamilan
Menurut Wiknjosastro (2010) umur hamil dapat ditentukan dengan:
1. Rumus Naegle
Rumus Naegle untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL, EDC=
Expected Date of Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk wanita
dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14. Rumus
Naegle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288 hari.
Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama haid
dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan.
Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama ditambah 7 (tujuh) dan
bulannya dikurang 3 (tiga) dan tahun ditambah 1 (satu).
2. Palpasi abdomen
a. Rumus Bartholomew
Antara simpisis pubis dan pusat dibagi menjadi 4 bagian yang sama,
maka tiap bagian menunjukkan penambahan 1 bulan. Fundus uteri
teraba tepat di simpisis umur kehamilan 2 bulan (8 minggu). Antara
pusat sampai prosesus xifoideus dibagi menjadai 4 bagian dan tiap
bagian menunjukkan kenaikan 1 bulan. Tinggi fundus uteri pada umur
kehamilan 40 minggu (bulan ke-10) kurang lebih sama dengan umur
kehamilan 32 minggu (bulan ke-8).
b. Rumus Mc Donald
Fundus uteri diukur dengan pita. Tinggi fundus dikalikan 2 dan dibagi 7
memberikan umur kehamilan dalam bulan obstetrik dan bila dikalikan
8 dan dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam minggu.
c. Palpasi Leopold
Palpasi leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi
untuk menentukan posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi
abdomen. Palpasi leopold terdiri dari 4 langkah yaitu:
a) Leopold I : Leopold I bertujuan untuk mengetahui letak fundus uteri
dan bagian lain yang terdapat pada bagian fundus uteri
b) Leopold II : Leopold II bertujuan untuk menentukan punggung dan
bagian kecil janin di sepanjang sisi maternal

17
c) Leopold III : Leopold III bertujuan untuk membedakan bagian
persentasi dari janin dan sudah masuk dalam pintu panggul
d) Leopold IV : Leopold IV bertujuan untuk meyakinkan hasil yang
ditemukan pada pemeriksaanLeopold III dan untuk mengetahui
sejauh mana bagian presentasi sudah masuk pintu atas panggul
Memberikan informasi tentang bagian presentasi: bokong atau
kepala, sikap/attitude (fleksi atau ekstensi), dan station (penurunan
bagian presentasi).
d. Perkiraan tinggi fundus uteri
a) Mempergunakan tinggi fundus uteri
Perkiraan tinggi fundus uteri dilakukan dengan palpasi fundus dan
membandingkan dengan patokan.
Rumus Tinggi Fundus Uteri

Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri

12 minggu 1/3 di atas simpisis


16 minggu ½ simpisis-pusat
20 minggu 2/3 di atas simpisis
24 minggu Setinggi pusat

28 minggu 1/3 di atas pusat


34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus
36 minggu Setinggi prosessus xifoideus

40 minggu 2 jari di bawah prosessus


xifoideus

b) Menggunakan Pita Ukur


Pita ukur merupakan metode akurat kedua dalam pengukuran TFU
setelah 22-24 minggu kehamilan. Titik nol pita pengukur diletakkan
pada tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis
tengah abdomen sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm,
ukuran yang terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah
minggu kehamilan setelah 22-24 minggu kehamilan.

18
c) Menggunakan pita ukur dengan metode berbeda
Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di
garis abdominal, tangan yang lain diletakkan di dasar fundus, pita
pengukur diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah,
pengukuran dilakukan sampai titik dimana jari menjepit pita
pengukur. Sehingga pita pengukur mengikuti bentuk abdomen
hanya sejauh puncaknya dan kemudian secara relatif lurus ke titik
yang ditahan oleh jari-jari pemeriksa, pita tidak melewati slope
anterior dari fundus. Caranya tidak diukur karena tidak melewati
slope anterior tapi dihitung secara matematika sebagai berikut:
1) Sebelum fundus mencapai ketinggian yang sama dengan
umbilikus, tambahkan 4 cm pada jumlah cm yang terukur.
Jumlah total centi meternya diperkirakan sama dengan jumlah
minggu kehamilan.
2) Sesudah fundus mencapai ketinggian yang sama dengan
umbilikus, tambahkan 6 cm pada jumlah cm yang terukur.
Jumlah total centi meternya diperkirakan sama dengan jumlah
minggu kehamilan.
d) Ultrasonografi
Penentuan umur kehamilan dengan USG menggunakan 3 cara yaitu:
1) Mengukur diameter kantong kehamilan (GS=gestational sac)
pada kehamilan 6-12 minggu.
2) Mengukur jarak kepala bokong (GRI=grown rump length) pada
kehamilan 7-14 minggu.
3) Mengukur diameter biparietal (BPD) pada kehamilan lebih 12
minggu.

2.6 Kategori Ibu Hamil


A. Kriteria Kehamilan Berisiko
Kehamilan berisiko terbagi menjadi tiga kriteria yang dituangkan dalam
bentuk angka atau skor. Angka bulat yang digunakan dalam penilaian yaitu

19
2, 4 dan 8 pada setiap variabel dan kemudian dijumlahkan menjadi total skor
akhir. Berdasarkan total skor kehamilan berisiko dibedakan menjadi:
1. Kehamilan Risiko Rendah (KRR)
Kehamilan risiko rendah dimana ibu seluruh ibu hamil berisiko terhadap
kehamilanya untuk ibu hamil dengan kehamilan risiko rendah jumlah
skor 2 yaitu tanpa adanya masalah atau faktor risiko. Persalinan dengan
kehamilan risiko rendah dalam dilakukan secara normal dengan keadaan
ibu dan bayi sehat, tidak dirujuk dan dapat ditolong oleh bidan.
2. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT)
Kehamilan risiko tinggi dengan jumlah skor 6 - 10, adanya satu atau
lebih penyebab masalah pada kehamilan, baik dari pihak ibu maupun
bayi dalam kandungan yang memberi dampak kurang menguntungkan
baik bagi ibu atau calon bayi. Kategori KRT memiliki risiko kegawatan
tetapi tidak darurat.
3. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST)
Kehamilan risiko sangat tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12. Ibu
hamil dengan dua atau lebih faktor risiko meningkat dan memerlukan
ketepatan waktu dalam melakukan tidakan rujukan serta pertolongan
persalinan yang memadai di Rumah Sakit ditantangani oleh Dokter
spesialis. Hasil penelitian menunjukan bahwa KRST merupakan
kelompok risiko terbanyak penyebab kematian maternal.

2.7 Support System Keluarga


System/sistem didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan yang diarahkan
pada suatu tujuan tertentu, dibentuk dari suatu bagian-bagian yang saling
berinteraksi dan saling ketergantungan antara satu dengan yang lainya dan
biasanya dapat bertahan dalam jangka waktu yang ditentukan.
Support system atau sistem dukungan merupakan suatu hubungan
sebagai wujud kepedulian dan perhatian dari sekelompok orang yang mana
dapat memberikan motivasi kepada anggota yang lainya agar bisa mengerjakan
segala sesuatu secara optimal. (Friedman, 2010 & Andarmoyo, 2012).
1. Dukungan dari suami

20
Suami adalah orang yang terdekat dari istri. Dukungan dari suami
selama hamil sangat diperlukan untuk kesiapan ibu hamil dalam
menghadapi persalinan. Dukungan suami yang dibutuhkan istrinya yang
sedang hamil diantaranya adalah:
a. Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri.
b. Suami merasa senang dan bahagia mendapat keturunan.
c. Suami menunjukkan kebahagiaan pada kehamilan ini.
d. Suami memperhatikan kesehatan istri.
e. Suami tidak menyakiti istri.
f. Suami menghibur / menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi
istri.
g. Suami menasehati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja.
h. Suami membantu tugas istri.
i. Suami berdoa untuk kesehatan dan keselamatan istrinya.
j. Suami mengantar ketika periksa hamil.
k. Suami menemani jalan – jalan.
l. Suami merencanakan mendampingi pada saat melahirkan.
Suami yang menerima dan memahami perubahan yang terjadi pada
istrinya, akan merencanakan dan diskusi bersama istri tentang rencana
persalinan. Suami tidak hanya diperlukan untuk menyiapkan biaya
persalinan dan mencukupi kebutuhan keluarga, tetapi suami penting untuk
memperhatikan keadaan istrinya selama hamil. Seorang istri yang merasa
gembira selama hamil, dia akan lebih bersemangat dan akhirnya
mempunyai tenaga yang kuat untuk melahirkan bayinya sehingga
mempermudah dalam persalinan yang artinya dapat mencegah terjadinya
persalinan lama.
2. Dukungan dari keluarga.
Kehamilan merupakan peristiwa penting yang menuntut peran dari
seluruh anggota keluarga. Penerimaan kehadiran anggota baru tergantung
dari dukungan dari seluruh anggota keluarga, tidak hanya dari suami saja.
Ayah dan ibu kandung maupun mertua, juga saudara kandung maupun
saudara dari suami juga perlu memperhatikan. dengan sering berkunjung,

21
menanyakan keadaan kehamilan, bisa juga lewat sms atau telpon dapat
menambah dukungan dari keluarga. Upacara adat istiadat yang tidak
mengganggu kehamilan juga mempunyai arti tersendiri bagi sebagian ibu
hamil sehingga hal ini tidak boleh diabaikan. Keterlibatan kakek nenek
dalam menyongsong kehadiran cucu tergantung dengan banyak faktor
diantaranya keinginan kakek nenek untuk terlibat, kedekatan hubungan
kakek nenek dan peran kakek nenek dalam kontek budaya dan etnik yang
bersangkutan.
Nenek dari ibu merupakan model yang penting dalam praktik
perawatan bayi. Ibu selalu teringat ketika ibunya dulu merawat anaknya
sehingga merasa menjadi suatu hal yang patut ditiru. Nenek dari ibu dapat
menjadi sumber pengetahuan dan merupakan pendukung. Seringkali kakek
nenek mengatakan bahwa cucu dapat untuk mengatasi kesepian dan
kebosanan. Kakek nenek dapat dilibatkan untuk memberi semangat dalam
mempersiapkan menjadi orangtua baru. Dukungan kakek nenek dapat
berpengaruh untuk menstabilkan keluarga yang sedang mengalami krisis
perkembangan yaitu dalam kehamilan dan menjadi otangtua baru. Kakek
nenek dapat membantu anak–anak mereka mempelajari ketrampilan
menjadi orangtua dan mempertahankan tradisi budaya.
3. Support dari tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan yang paling dekat dengan ibu hamil adalah bidan,
karena bidan merupakan tenaga kesehatan dari lini terdepan yang
mempunyai tugas untuk menjaga dan meningkatkan Kesehatan Ibu dan
Anak termasuk ibu hamil. Bidan harus memahami perubahan–perubahan
yang terjadi pada ibu hamil baik secara fisik maupun psikologis. Dengan
memahami keadaan pasien maka bidan dapat memberi pelayanan sesuai
dengan kebutuhan pasien. Dukungan dari perawat yang diperlukan ibu
hamil adalah:
a. Melayani ibu dengan baik dan ramah.
b. Menjalin hubungan baik dan saling percaya.
c. Memberi kesempatan pada ibu untuk bertanya dan menjawab setiap
pertanyaan dengan jelas.

22
d. Meyakinkan bahwa ibu akan melalui kehamilan dengan baik.
e. Memberi semangat pada ibu dalam rangka menghadapi persalinan.
f. Membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi ibu hamil.
g. Meyakinkan bahwa akan mendampingi selama dalam persalinan.
h. Menjadi pendamping dan pembimbing pada klas ibu hamil.

2.8 Asuhan Keperawatan


1. Anamnesa
a. Nama : Ny.A
b. Usia : 27 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Status perkawinan : Menikah sudah 3 bulan.
e. Keluhan utama : Tidak menstruasi sejak 2 bulan yang lalu. Mual
kadang kadang muntah, sering buang air kecil, tidak nafsu makan dan
tidak bersemangat.
f. Riwayat mentrusi : Tidak menstruasi sejak 2 bulan yang lalu.
g. Riwayat obsetrei : HPHT tidak diketahui. G1P0A0
2. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan keadaan umum
a) Kesadaran
b) Tanda – tanda vital
1) Pernafasan : Normal dewasa 16-20 x/menit
2) Nadi : Normal 60-90 x/menit
3) Mengukur suhu
4) Mengukur tekanan darah
c) Pengecekan berat badan
1) Trimester 1 : Terjadinya penurunan berat badan, asalkan tidak
lebih dari 5% berat badan awal. Jika mengalami kenaikkan
hanya sebanyak 1-2 kg saja.
2) Trimester 2 : Memiliki kenaikkan sebesar 0.3 kg perminggu.
3) Trimester 3 : Nafsu makan normal. Kenaikkan BB 0.4 kg
perminggu.

23
d) Pengecekkan tinggi badan
b. Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan kepala dan wajah
1) Lakukan inspeksi dan palpasi kepala dan kulit kepala untuk
melihat kesimetrisan, warna rambut, adakah pembengkakan,
kelembaban, lesi, edema
2) Lakukan inspeksi wajah melihat adanya hiperpigmentasi atau
cloasma
3) Lakukan pemeriksaan mata
4) Lakukan inspeksi pada hidung
5) Periksa mulut dan kerongkongan
6) Lakukan inspeksi telinga
b) Periksa leher
1) Periksa kelenjar thyroid : Lihat besar dan bentuknya, palpasi
dengan jari, pasien diminta menelan, bila ada masa saat menelan
: thyroid membesar
2) Palpasi leher untuk merasakan adanya pembesaran kelenjar
limfe, tentukan ukuran, bentuk, mobilitas, dan konsistensi
c) Periksa dada
1) Lihat dan palpasi payudara : Bentuk, kesimetrisan, benjolan
bentuk putting
2) Inspeksi dan palpasi daerah ketiak : Adanya benjolan /
pembesaran kelenjar getah bening
d) Periksa abdomen
1) Inspeksi : Bentuk abdomen, apakah membusung / datar, striae,
warna, ketebalan lemak
2) Auskultasi perut di 4 kuadran, dengar peristaltik usus. Normal :
5-35 kali
3) Palpasi (bila ada yang sakit, lakukan bagian tersebut di akhir
pemeriksaan)
4) Perkusi abdomen : Massa padat atau cair akan menimbulkan
suara pekak

24
e) Lakukan pemeriksaan genetalia eksterna dan anus
1) Inspeksi vulva : Adakah cairan pervaginaan (secret), amati
warna dan bau
2) Palpasi adakah pembengkakan, benjolan mulai dari klitoris,
uretra, kelenjar skene, kelenjar bartholini
3) Lakukan pemeriksaan anus bersamaan pemeriksaan genetalia,
lihat adakah kelainan, misalnya hemorrhoid ( pelebaran vena )
di anus dan perineum, lihat kebersihannya
f) Lakukan pemeriksaan ekstremitas
1) Inspeksi : Ada edema (tekan daerah tibia / dorsalis pedis bila ada
cekungan di bekas tekanan : edema + ), varises, kesimetrisan,
kelainan)
2) Lakukan pengetukan dengan reflex hammer di daerah tendon
muskulus kuadriser femoris di bawah patella
c. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan urin : Untuk mengetahui kehamilan positif atu tidak,
untuk mengetahui kadar gula darah, untuk mengetahui kadar protein
tertentu dan kenormalan ginjal.
b) Pemeriksaan darah
c) Pemeriksaan USG
1) USG 2 dimensi : Menampilkan gambar 2 bidang (memanjang
dan melintang)
2) USG 3 dimensi : Bertambahnya 1 bidang gambar disebut
koronal, permukaan janin dapat dilihat jelas.
3) USG 4 dimensi : Live 3D
4) USG doppler : Mengutamakan aliran darah terutama aliran tali
pusat.
d) Rontgenografi : Gambaran tulang tulang janin tampak setelah
minggu ke12 sampai 14. Peeriksaan ini boleh dilakukan apabila ada
keraguan atau indikasi mendesak, sebab janin sangat peka terhadap
sinar x.
3. Analisa data

25
a. Data subjektif
a) lesu
b) sering BAK
c) mual muntah
d) tidak nafsu makan
e) tidak semangat
b. Data objektif
a) G1P0A0
b) Fundus uteri 2 jari diatas simpisis pubis.
4. Diagnosa dan intervensi keperawatan

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
Keletihan b.d kondisi Setelah dilakukan Manajemen energi
fisiologis tindakan keperawatan a. Monitoring respon
DS: masalah pasien teratasi kardiorespirasi
a. Lesu dengan kriteria hasil: terhadap aktivitas
b. Tidak bersemangat a. Toleransi aktivitas b. Monitoring lokasi
b. Energy ketidaknyamanan
conservation c. Monitoring intake
output, nutrisi
d. Anjurkan pasien
melakukan kegiatan
yang meningkatkan
relaksasi.

26
Resiko Setelah dilakukan Manajemen Cairan dan
ketidakseimbangan tindakan keperawatan elektrolit
cairan d.d lesu sering selama 3 x 24 jam a. Kaji status
BAK dan muntah masalah pasien teratasi hemodinamika
DS: dengan kriteria hasil: b. Atur intake cairan
a. Lesu a. TTV normal
b. Sering BAK b. Tidak ada tanda
c. Muntah dehidrasi
c. Membran mukosa
lembab

Resiko defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan Manajemen nutrisi


faktor psikologis tindakan keperawatan a. Kaji riwayat nutrisi
DS: selama 3 x 24 jam b. Anjurkan makan
a. Tidak nafsu makan diharapkan klien: sedikit dan sering.
b. Mual muntah a. Nafsu makan c. Monitor berat badan
meningkat.
b. Menunjukkan
peningkatan BB
Kurang pengetahuan a. Pasien menyatakan a. Kaji tingkat
b.d informasi yang tidak pemahaman pengetahuan pasien
adekuat tentang kondisi dan keluarga
yang dialami. b. Gambarkan tanda
DS:
b. Pasien dan dan gejala yang biasa
a. Ibu bertanya kalau keluarga mampu muncul, dengan cara
saya hamil kapan melaksanakan yang tepat
melahirkan. prosedur yang c. Identifikasi
b. Apakah merasakan dijelaskan secara kemungkinan
kesakitan. benar penyebab, dengan
c. Pasien dan cara yang tepat
keluarga mampu d. Sediakan informasi
menjelaskan pada pasien tentang

27
kembali apa yang kondisi, dengan cara
dijelaskan perawat. yang tepat
e. Eksplorasi
kemungkinan
sumber atau
dukungan, dengan
cara yang tepat

28
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan
7 hari) dihitung dari haid pertama haid terakhir. Tanda dan gejala kehamilan
dibagi menjadi 3 yaitu tanda tidak pasti hamil, tanda mungkin hamil dan tanda
pasti hamil.
Perubahan fisiologis pada kehamilan yaitu pada sistem reproduksi,
sistem sirkulasi darah, sistem pernapasan, tulang gigi, dan kulit. Pada kehamilan
juga mengalami perubahan psikologis. Seperti halnya dikasus, bahwa Nn. A (27
tahun) mengalami perubahan psikologis karena ia belum siap untuk hamil,
maka perlu adanya dukungan dari suami, keluarga dan tenaga kesehatan.

3.2 Saran
Bagi tenaga kesehatan, harus lebih mengutamakan kondisi ibu hamil
dengan memperluas cakupan pelayanan kesehatan dan pengadaan penyuluhan
kesehatan, perawat juga bisa mengadakan promosi-promosi yang sifatnya
mendidik, memberi informasi tentang hal-hal yang perlu di perhatikan pada saat
hamil dan bahaya-bahaya yang mungkin dihadapi ibu hamil selama trimester I
sampai trimester III.
Bagi ibu hamil, banyak kasus bahwa ibu hamil identik dengan bahaya
kematian, bahkan tak sedikit angka kematian ibu dan bayi, sebaiknya ibu-ibu
hamil harus lebih dulu mempersiapkan kondisi fisik sebelum memutuskan
untuk hamil. Setelah itu, ibu hamil harus menyiapkan mental dan selalu
menjaga kesehatan, mengontrol setiap asupan energi, menjaga pola makan
dengan pertimbangan gizi-gizi yang harus diperlukan.

29
DAFTAR PUSTAKA

1. Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan


Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
2. Bulecheck et al. 2008. Nursing Intervention Classification (NIC). Jakarta:
Elseiver.
3. Friedman, M. Marilyn, dkk. 2010. Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.
4. Moerhead et al. 2012. Nursing Outcome Classification (NOC). Jakarta:
Elseiver.
5. PPNI. 2012. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.
6. Prawirohardjo. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
7. Taylor, C.M. 2010. Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan Edisi 10.
Jakarta: EGC.
8. Tyastuti, Siti. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
9. Winkjosastro. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal Edisi 1 Cetakan 12. Jakarta: Bina Pustaka

30

Anda mungkin juga menyukai