Laringoscopy Inderect
Oleh:
Perceptor:
dr. Hanggoro Sapto, Sp.THT-KL
BANDAR LAMPUNG
2018
LAPORAN KASUS
Nama : Tn. T
Umur : 49 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
1.2 Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesis pada hari Jum’at, 29 Juni 2018 pukul 10.15 WIB di
Poliklinik THT-KL RSUD Dr. H. Abdul Moeloek.
a. Keluhan Utama
Suara serak sejak 1 bulan yang lalu.
b. Keluhan Tambahan
Batuk dan sakit pada tenggorokan.
f. Riwayat Alergi
Pasien tidak ada riwayat alergi.
g. Riwayat Pengobatan
Pasien sudah pernah berobat sebelumnya dan mengatakan tidak ingat obat apa yang
diberikan, namun pasien mengatakan diberikan obat sirup yang diminum 3x1 dan
diberikan antibiotik.
Status General
Kepala : Normocephali
Mata : Anemis - / - , ikterus - / - , hiperemis - / - , pupil 2 mm
Vestibulum N N
Mukosa N N
1.4 Resume
Seorang laki-laki, 49 tahun datang ke poliklinik THT RSUD Abdul Moeluk dengan
keluhan batuk, sakit tenggorokan dan suara serak kurang lebih sejak 1 bulan yang lalu.
Setelah berobat, keluhan sempat dirasakan membaik oleh pasien namun masih terasa
tidak nyaman di tenggorokan.
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi. Pasien bekerja sebagai guru vocal dan
penyanyi. Pada anamnesa dan pemeriksaan fisik dengan laringoskopi indirek
didapatkan adanya gejala oedem dan hiperemis pada mukosa laring yang menyebabkan
keluhan suara serak dan sakit tenggorokan dengan batuk berdahak.
Non Medikamentosa:
Medikamentosa:
1.7 Prognosis
A. Laringoskopi Indirek
Alat-alat yang dibutuhkan :
Lampu kepala
Cermin tenggorok penampang 1 - 2 cm
Lampu spiritus
Alat-alat pemegang lidah atau cukup dengan kain kasa
Pantocain spray
Prosedur :
Penderita duduk dikursi badan tegak leher dan kepala sedikit kemuka
Cermin tenggorok dipanaskan dengan nyala api spiritus secukupnya,
dengan maksud supaya cermin tidak menjadi basah oleh hawa pernafasan.
Sementara itu penderita disuruh membuka mulut dan mengeluarkan
lidahnya sepanjang-panjangnya serta bernafas melalui mulut
Lidah penderita ditahan /dipegang dengan kain kasa (dengan sedikit
ditarik). Cara memegang lidah yaitu dipegang antara jari telunjuk dan ibu
jari, sedangkan jari tengah dipakai sebagai landasan lidah dengan maksud
supaya tidak mengenai gigi dan tidak sakit waktu lidah ditarik/ditahan
selama pemeriksaan, dapat pula lidah tersebut dipegang dengan alat
pemegang lidah.
Berkas sinar dari lampu kepala diatur sedemikian penampangnya + 1,5 cm;
diarahkan kedalam mulut kearah uvula.
Cermin tenggorok yang telah dipanaskan tadi dicoba dahulu pada
punggung tangan untuk mengukur seberapa panasnya supaya tidak
menyakiti penderita, lalu dimasukkan kedalam oropharynx, tanpa
menyinggung dinding belakang pharynx.
Dengan jalan merubah-rubah posisi cermin tersebut berturut-turut
diperhatikan diperiksa bangunan-bangunan sebagai berikut :
1. Pangkal lidah dengan :
- tonsilla lingualis
- foramen coecum
- valleculae
2. Epiglotis
- ligamentumplica glosoepiglotica
- tepi-tepi epiglotis
- permukaan belakang epiglotis
- tuberculum epigloticum
- mucosa epigloticum
3. Aryepiglotica dengan eminentia Santorini dan Wrisbergi dan regio
interarytenoidea
4. Sinus pyriformis
5. Plica ventricularis
6. Plica vocalis
7. Comissura anterior
8. Comissura posterior
9. Rimaglolidis
10. Dinding anterior trachea
Selanjutnya penderita disuruh bilang iiiiiiiiiiiiiiiiiiii, lalu dilihat gerakan
plica vocalis kanan dan kiri dibanding-bandingkan untuk memeriksa
gerakan plica vocalis (fungsi Plica Vocalis terhadap kemungkinan adanya
perese). Kemudian disuruh inspirasi dalam maka akan tampak plica
vocalis abdruksi maximal.
B. Laringoskopi Direk
Alat-alat yang dibutuhkan :
Nasoendoskopi
Xylocaine spray
Prosedur :
Anastesi faring dengan xylocaine spray. Pemeriksaan dapat dimulai kira-kira
10 menit setelah dianastesi.
Alat endoskopi diarahkan masuk ke laring dan didapatkan gambaran laring
pada monitor yang direkam melalui kamera yang terdapat dalam alat
endoskopi.
Dengan pemeriksaan laringoskopi langsung dan tidak langsung kita dapat menentukan
ukuran dan lokasi tumor. Pemeriksaan laringoskopi tidak langsung kurang begitu
bermakna dan hanya merupakan pemeriksaan pendahuluan sedang dengan
pemeriksaan laringoskopi langsung kita dapat membedakan massa tumor laring bila
dilihat dari gambarannya:
- Tumor Supraglotik : tampak tepi meninggi dan banyak bagian-bagian dengan ulserasi
sentral atau kemerahan dan sering kali meluas.
- Tumor Glotik : cenderung lebih proliferatif dari pada ulseratif. Lesi yang khas
menyerupai kembang kol dan berwarna keputihan.
- Tumor Subglotik : lebih difus dan mempunyai ulkus superficial dengan tepi lebih
tinggi dan lebar.