HADIS TARBAWI
MAKALAH
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DAN KOLUSI
Disusun Oleh:
ROFIUDDIN AZIZ
NIM. 16016037
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................
C. Tujuan Penulisan........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Faktor UtamaKorupsi Dan Kolusi...........................................
B. Cara MendidikKeluarga Anti Korupsi Dan Kolusi.................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
وولَ ِتوأملكلوا ِأوممووالولكمم ِبيوميَينولكمم ِبساَّلمبواَّسطسل ِووتلمدلوا ِسبواَّ ِإسول ِامللنكاَّسم ِلستوأملكلوا ِفوسريِقااَّ ِسممن ِأومموواسل ِالناَّسس
بساَّ مسل مسث ِووأونَميتلمم ِتويمعلولموون
Artinya:
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang
lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan
sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat)
dosa, padahal kamu mengetahui”
B. Rumusan Masalah
1. Apa faktor utama korupsi dan kolusi?
2. Bagaimana mendidik keluarga anti korupsi dan kolusi?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui faktor utama korupsi dan kolusi.
2. Untuk mengetahui cara mendidik keluarga anti korupsi dan kolusi.
BAB II
2KPK,206. Panduan penyelenggaraan pendidikan anti korupsi dimadrasah, hal 5.
PEMBAHASAN
3Axel Drehel, Corruption Arround The World: Evidence From A Structural Model. Page 5-7.
mendapatkannya apakah halal atau haram. Berdasarkan pasal 11 UU No.30
tahun 2002, kewenangan KPK untuk melakukan penyelidikan, penyidikan
dan penuntutan, dibatasi oleh tindak pidana korupsi yang:
a. Melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara negara dan orang
lain yang ada kaitannya dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan
oleh aparat penegak hukum atau penyelenggara negara.
b. Mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat: dan/ atau
c. Menyangkut kerugian negara paling sedikit 1.000.000.000,- (satu
miliyar rupiah).4
(لعنة ِال ِعليَه ِالرشىَ ِوالرتشىَ ِ ِ ِ) ِرواه ِاحد ِوابو ِداود ِوالتمذى ِوابن ِماَّجه ِعن ِابن ِعمر
Saat ini korupsi dan kolusi ibarat “Warisan Haram” tanpa surat
wasiat6, ibarat bola salju yang terus bergulir membesar tetapi terasa panas.
Semua ini disebabkan oleh minimnya keimanan seseorang terutama para
oknum pejabat negeri yang seharusnya bekerja dan mendapatkan upah dari
hasil yang dikerjakannya, tetapi tamak sehingga memperkaya diri dengan
cara yang haram.Diriwayatkan Rasulullah SAW bersabda:
من ِاستعملناَّه ِعلىَ ِعمل ِفرزقناَّه ِرزقاَّ ِفماَّ ِاخذ ِبعد ِذلك ِفهو ِغلول
6Indah Sri Utari, Pendidikan Anti korupsi untuk perguruan Tinggi. Des 2011. Hal-39.
ِ ِ () ِرواه ِابو ِداود ِوالاَّكم ِعن ِبريِدة
16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan)
seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya
Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha
Halus[1181] lagi Maha mengetahui.
17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik
dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa
yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikianituTermasukhal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah).(Luqman 16-17)
[1181] Yang dimaksud dengan Allah Maha Halus ialah ilmu Allah itu meliputi
segala sesuatu bagaimana kecilnya.
Selain mengajarkan kebaikan kepada keluarga, kita juga di wajibkan
menyuruh orang lain untuk melakukan kebaikan dan mencegah berbuat
keburukan. Serta melakukan semua itu dengan sabar, dengan segala
konsekuensinya. Seandainya tiap-tiap dari keluarga melakukan semua ini,
niscaya kehidupan bernegara juga akan semakin baik. Kemudian
kewajiban untuk menyerukan kebajikan juga disebutkan juga dalam surah
Ali Imran:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasanayat-ayat Al Qur’an dan Al Hadis diatas prilaku
korupsi dan kolusi di sebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
1. Kecintaan berlebih terhadap harta dunia
2. Ketidak puasan terhadap harta yang ada
3. Penyalah gunaan jabatan dan kekuasaan yang sebenarnya amanat
rakyat.
B. Saran
Prilaku korupsi dan kolusi adalah perbuatan jahat yang tidak bisa
ditawar lagi. Umat Islam telah dibekali dan dijaga oleh aturan-aturan
agama untuk bisa mengantisipasi prilaku tersebut. Namun dalam
pengajarannya hendaklah dilakukan bersama-sama, bukan hanya ucapan
dari mulut dan teori semata.S emoga Allah menjaga dan merahmati kita
semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
penyusun, Al Quran Dan Terjemahnya, tempat terbit, tahun terbit.
Keputusan Dirjen Pendidikan Islam no: 1696, 2013 Panduan Penyelenggaraan
Pendidikan Anti Korupsi Di Madrasah. Direktorat Madrasah, Direktorat
Jendral Pendidikan Islam, Kementrian Agama RI, 2013.
Fahriza Marta Tanjung, Menggantungkan nasib pemberantasan korupsi pada
sekolah, Bahan diskusi pada diskusi Publik “memberantas korupsi melalui
pendidikan” SEMAF FIS Unimed, SeGI Medan dan SAHdaR, Unimed,
21 Februari 2009.
Tim Penulis Buku Pendidikan Anti Korupsi, Pendidikan Korupsi Untuk
Perguruan Tinggi, Kemendikbud, Jakarta, 2011.
Drehel, Axel, and Christos Kotsogiannis, Steve McCorriston.Corruption Around
The World: Evidence from a Structural Model, 2004.
Muhammad ibn Ismail al Bukhari, Al-Jami’ al-Sahih, (Kairo: Al- Matba’ah
al-Salafiyah 1400H), 4:179.
Muhammad ibn Ismail al Bukhari, Al-Jami’ al-Sahih, (Kairo: Al- Matba’ah
al-Salafiyah 1400H), 4:180.
Muslim ibn al-Hajjaj, Al- Jami al- Sahih, (Kairo; Al- Matba’ah al- Misriyyah
bi al- Azhar, 1929), 7:124.
Muslim ibn al-Hajjaj, Al- Jami al- Sahih, (Kairo; Al- Matba’ah al- Misriyyah
bi al- Azhar, 1929), 7:138-139.
Muhammad ibn Isa al- Turmudhi, al Jami’ al –kabir, (Beirut: Dar al-Gharb
al-Islami, 1996), 4:161.
Muhammad ibn Yazid al- Qazwini ibn Majah, Sunan (Beirut: Dar al-Jayl, n.d) 4:7
Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal, Al-Musnad, (Kairo: Dar al-Hadith, 1995),
16:296.
Sulayman ibn Ahmad al-Tabrani, Al-Mu’jam al-Kabir (Kairo: Maktabah ibn
Taymiyyah, 2008), 2:93-94.
Abu Dawud Sulayman ibn al-ash’ath, sunan Abi Dawud, Beirut: dar ibn Hazm,
1998), 3:238.
Muhammad ibn Ismail al Bukhari, al-Jami’ al-Sahih (Kairo: Al-Matba’ah
al Salafiyyah, 1400H), 2:493.