Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGGUNAAN

ALAT PERAGA MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

“PUZZLE MATH NINE”

Dibuat oleh:
PUTRI RAHMA NASTITI
NIM 1101125068
Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP)


Universitas Muhammadiyah PROF. DR. HAMKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah S. W. T., yang senantiasa
melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia – Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
pembuatan alat peraga mata pelajaran Matematika Sekolah Dasar ini dengan tepat waktu.
Saya menyadari bahwa sepenuhnya dalam pembuatan karya alat peraga ini dapat
terwujud karena adanya dukungan, bantuan dan dari berbagai pihak yang tidak mungkin dapat
kami sampaikan satu persatu.
Saya hanya dapat memanjatkan doa, semoga semua pihak yang telah memberikan
bantuan tersebut akan mendapatkan pahala dari Tuhan Y. M. E.
Demikian sedikit pengantar yang dapat saya sampaikan, semoga pembuatan alat peraga
ini dapat bermanfaat bagi pembuat sendiri pada khususnya, dan bagi semua guru yang
mempergunakan pada umumnya. Saya mohon maaf apabila dalam pembuatan alat peraga ini
masih banyak kekurangannya, dan saya juga mohon saran maupun kritik dari berbagai pihak
untuk dapat menyempurnakan pembuatan alat peraga ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembuatan Alat Peraga ...................................................... 1
B. Permasalahan ……………………………………………………………… 2
C. Tujuan Pembuatan Alat Peraga …………………………………………… 2
D. Manfaat Alat Peraga .................................................................................... 2
E. Bahan Yang Digunakan ............................................................................... 3
F. Teknik Pembuatan ....................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Cara Kerja Alat Peraga dan Konsep Penggunaannya ................................... 5
B. Penerapan Penggunaan Alat Peraga
a) Analisa Kelebihan dan Kekurangan Dalam
Penerapan Penggunaan Alat Peraga ………………………………….. 7
b) Cara Mengatasi Kesulitan Dalam
Penerapan Penggunaan Alat Peraga ………………………………….. 8
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan …………………………………………………………………. 9
B. Saran ……………………………………………………………………... 9
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN - LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pembuatan Alat Peraga


Dalam rangka mewujudkan suatu pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAIKEM) seorang guru harus mampu untuk mengembangkan potensi dan
profesionalismenya dalam pembelajaran. Karena diharapkan siswanya dapat mengembangkan
aspek kognitif, afektif dan psikomotornya. Untuk menunjang pembelajaran tersebut, seorang
guru memerlukan suatu sarana dan prasarana penunjang mutu pembelajarannya di kelas. Salah
satu dari unsur penunjang pembelajaran dikelas tersebut seorang guru memerlukan alat peraga
yang dapat memahamkan siswanya mengenai suatu materi pelajaran yang diajarkannya.
Prinsip – prinsip pengajaran yang dilakukan seorang guru seperti inilah yang merupakan
pengembangan dari teori konstruktivisme Jean Piaget. Dalam hal ini penekanan dan pemberian
pengalaman secara langsung untuk dapat mengembangkan kompetensi siswa dengan cara
penjelajahan dan pemahaman secara ilmiah dan logis dapat berlangsung dengan baik (Dharma
Bhakti, 2004 : 3). Karena menurut D. Elkind (1967) dalam Singgih D. Gunarsa (1997 :159), ada
hal lain yang dapat membatasi kemampuan berfikir konkrit anak yaitu disebut
dengan egosentrisme (ketidak mampuan anak dalam membedakan antara perbuatan dengan
obyek – obyek yang secara langsung dialaminya). Hal ini terlihat jelas bahwa apabila seorang
diberi soal untuk dikerjakan, maka ia tidak akan memulai dari sudut pandang obyeknya
melainkan ia akan mulai dari dirinya sendiri. Sehingga anak tersebut akan selalu bertitik tolak
dari dirinya sendiri untuk menghadapi segala sesuatu yang akan terjadi diluar dirinya. Menurut
Ginsburg dan Opper (1969) dalam Linda S. Siegel (1978 : 175), bahwa anak kecil akan lebih
mudah belajar dari pengalaman – pengalaman yang nyata (konkrit) dan pemberian tugas akan
mengakibatkan anak selalu membacanya, memperhatikannya, dan mempelajarinya.
Dalam hal ini saya selaku mahasiswa pendidikan matematika ingin mencoba untuk
menciptakan suatu alat peraga yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dalam pembelajaran mata
pelajaran Matematika Sekolah Dasar, yaitu alat peraga yang benama “Puzzle Math Nine”. Dan
diberi nama tersebut karena mengadopsi dari permainan anak yaiu puzzle dan diinovasi dengan
menambahkan pelajaran matemtika didalamnya yaitu operasi hitung.

B. Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi oleh pembuat alat peraga Matematika Sekolah Dasar
“Puzzle Math Nine” ini adalah: “Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa sekolah
dasar pada mata pelajaran Matematika dengan materi operasi hitung (penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian).”

C. Tujuan Pembuatan Alat Peraga


Saya membuat alat peraga Matematika Sekolah Dasar “Puzzle Math Nine” ini dengan
tujuan adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi kompetensi dasar dan indikator pembelajaran Matematika yaitu penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran Matematika,
3. Menerapkan pendidikan karakter pada siswa, seperti: rasa ingin tahu, berkompetisi dalam
prestasi, kerja sama.

D. Manfaat Alat Peraga


Manfaat pembuatan alat peraga Matematika Sekolah Dasar “Puzzle Math Nine” ini antara
lain:
1. Bagi Guru:
 Untuk meningkatkan profesionalitasnya sebagai seorang pendidik,
 Untuk mengembangkan kreatifitas guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
 Memotivasi guru supaya tidak monoton mengajar melalui buku dan cara konvensional.
2. Bagi Siswa:
 Agar menjadi lebih kreatif dan inovatif,
 Agar mampu menyelesaikan soal – soal yang berhubungan dengan penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian,
 Karakter siswa selama proses pembelajaran berlangsung menjadi terbentuk,
 Agar siswa mampu mengatur strategi secara sistematik.
E. Bahan Dan Alat Yang Digunakan
Bahan – bahan yang dipergunakan dalam pembuatan alat peraga Matematika Sekolah
Dasar “Puzzle Math Nine” yaitu sebagai berikut:
NO NAMA BARANG JUMLAH KET
Kertas PVC
1 2 lembar Ukuran : 50cm x 50cm

2 Busa Karet 1 buah Ukuran : 50cm x 50cm


3 Lem Aibon 1 buah -
4 Kertas kado 1 buah -
5 Stiker 1buah -
6 Kotak 1buah -

Alat-alat yang digunakan :


1. Gunting
2. Kater
3. Penggaris
F. Teknik Pembuatan
Alat peraga Matematika Sekolah Dasar “Puzzle Math Nine” ini cara pembuatannya
adalah sebagai berikut:
1. Buatlah 2 desain gambar :
a. Gambar pertama (untuk diatas) :
 Di buat pada aplikasi corel-draw supaya lebih akurat. Buatlah sebuah persegi dengan sisi 50 cm.
 Buatlah perpotongan diantara kedua diagonal persegi.
 Titik perpotongan pada diagonal persegi, dibuat sebagai perpotongan untuk membagi dua
sebuah persegi secara simetris untuk bagian kanan n dan kiri dan simetris untuk bawah dan atas.
 Setelah itu terbentuk persegi dengan ukuran yang lebih kecil dengan ukuran persegi 25 cm x 25
cm.

 Lalu tarik diogal disetiap titik sudutnya. Jadilah sebiah segitiga sama sisi dengan ukuran sisinya
25 cm.
 Setelah itu disetiap sisi (kecuali sisi-sisi luar persegi) dibuat macam-macam oprasi hitung yang
dibuat secara acak. Dengan syarat antara sisi satu dengan sisi lain mempunyai hasil yaitu
sembilan dengan operasi hitung yang sudah dibuat dan diatur.
 Setiap segitiga sama sisi mempunyai 2 angka atau 3 angka beserta operasi hitungnya.
 Setiap sisi yang ingin dibuat dengan operasi hitung yang akan menghasilkan angka 9 haruslah
sama operasi hitungnya.
 Untuk lebih jelasnya lihat gambar yag telah saya buat dibawah ini. Setiap hasil dari operasi
tersebut adlah sembilan.

b. Gambar kedua :
 Buatlah satu gambar lagi untuk diletakan dibagian belakang untuk mengecek pengerjaan diatas
benar atau tidak.
 Buatlah garis-garis sama seperti gambar pertama.
2. Setelah gambar terbuat, cetak menggunakan kertas PVC dengan ukuran 50cm x 50cm.
3. Lalu potonglah gambar tersebut sesuai garis yang telah dibuat.
4. Setelah kedua gambar tersebut dipotong, tempelkan gambar tersebut dengan karet busa dikedua
sisinya menggunakan lem aibon.
5. Rapikan dengan gunting dan kater.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Cara Kerja Alat Peraga dan Konsep Penggunaannya

Pada prinsipnya penggunaan alat peraga Matematika Sekolah Dasar ”Puzzle Math
Nine” ini adalah sebagai berikut:
1. Acak puzzle math nine dengan sisi operasi penjumlahan.
2. Buatlah siswa dalam beberapa kelompok, 1 kelompok terdiri dari 2-3 orang. Atau dapat
dimainkan secara individual sebagai penilaian pribadi.
3. Lalu perintahakan siswa untuk menyusun puzzle dengan syarat angka yang lebih besar
dioperasikan dengan angka yang lebih kecil dan setiap operasi hitung hasil sama jika perkalian
dengan perkalian.
4. Jika siswa telah selesai menyusunnya.
5. Balik puzzle math nine satu persatu untuk mengecek hasilnya

B. Penerapan Penggunaan Alat Peraga

1. Analisa Kelebihan dan kekurangan dalam penerapan penggunaan alat peraga


a. Kelebihan diterapkannya alat peraga Matematika Sekolah Dasar “Puzzle Math Nine” adalah:
 Bagi Guru:
1. Guru mengetahui siapa yang telah menguasai konsep operasi hitung.
2. Guru dapat menjadi pengamat yang baik ketika kelompok siswa ataupun salah satu siswanya
sedang mempergunakan alat peraga tersebut.
3. Guru dapat menguji kemampuan siswanya secara berkelompok maupun secara individual
dengan pembatasan waktu tertentu menggunakan alat peraga tersebut.
 Bagi Siswa:
1. Siswa menjadi tertarik dan lebih aktif untuk menggunakan alat peraga tersebut untuk menguasai
operasi hitung.
2. Pada saat diberi penugasan secara berkelompok oleh Guru, siswa menjadi lebih meningkat
tingkat kerjasama antar anggota kelompoknya dalam menyelesaikan sebuah soal.
3. Siswa dapat berubah pola pikirnya, dari yang irasional (tidak nyata) menjadi rasional (nyata /
konkret).

2. Kekurangan dalam diterapkannya alat peraga Matematika Sekolah Dasar “Puzzle Math
Nine” adalah:
 Bagi Guru:
1. Guru cenderung hanya lebih memperhatikan siswa yang diberi tugas untuk menyelesaikan
sebuah soal dengan alat peraga tersebut, sehingga tidak memperhatikan siswanya yang lain.
Karena Guru juga harus mengamati cara kerja siswanya yang sedang menggunakan alat peraga
tersebut.

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil uraian pembahasan penggunaan alat peraga Matematika Sekolah Dasar “Puzzle
Math Nine” maka diperoleh simpulan siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti kegiatan
pembelajarannya dan siswa lebih menguasai operasi penjumlahan.

B. Saran
Dari uraian penggunaan alat peraga Matematika Sekolah Dasar “Puzzle Math Nine”,
maka penulis menyampaikan sarannya sebagai berikut:
1. Penggunaan alat peraga dalam setiap kegiatan pembelajaran itu sangatlah perlu sekali, terutama
pada mata pelajaran matematika yang menjadi momok bagi setiap siswa. Sehingga dapat
mengubah pola pikir siswa yang irasional (tidak nyata) menjadi rasional (nyata / konkret).
2. Pembentukan karakter kerjasama dalam kelompok, tanggungjawab, dan penghargaan atas hasil
kerja orang lain sangatlah perlu sekali dalam penggunaan sebuah alat peraga. Agar senantiasa
terbentuk dalam setiap diri siswa.
3. Setiap hal yang bagi siswa kurang paham dan mengerti perlu untuk diberikan penjelasan dan
pengarahan secara berulang – ulang, agar siswa tidak merasah pasrah dan tidak semangat lagi
dalam meyelesaikan sebuah soal dengan alat peraga tersebut.
4. Setiap kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menggunakan alat peraga tersebut jangan
langsung dianggap oleh guru sebagai hasil kerja yang kurang / jelek, tetapi jadikanlah sebagai
tolok ukur untuk menguji kebali kemampuan siswa untuk dapat mempergunakan alat peraga
tersebut dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Silabus Tematik Sekolah Dasar Kelas Tiga. Semarang :
Dinas Pendidikan Kota Semarang.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Sekolah Dasar
dan Madrasah Ibtidaiyah. Semarang : Dharma Bhakti.
D. Gunarsa, Singgih. 1997. Dasar Teori Perkembangan Anak. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
S. Siegel, Linda., J. Brained, Charles. 1978. Alternative To Piaget (Critical Essay On The
Theory). New York : Academic Press.

Anda mungkin juga menyukai