Dibuat oleh:
PUTRI RAHMA NASTITI
NIM 1101125068
Pendidikan Matematika
Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah S. W. T., yang senantiasa
melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia – Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
pembuatan alat peraga mata pelajaran Matematika Sekolah Dasar ini dengan tepat waktu.
Saya menyadari bahwa sepenuhnya dalam pembuatan karya alat peraga ini dapat
terwujud karena adanya dukungan, bantuan dan dari berbagai pihak yang tidak mungkin dapat
kami sampaikan satu persatu.
Saya hanya dapat memanjatkan doa, semoga semua pihak yang telah memberikan
bantuan tersebut akan mendapatkan pahala dari Tuhan Y. M. E.
Demikian sedikit pengantar yang dapat saya sampaikan, semoga pembuatan alat peraga
ini dapat bermanfaat bagi pembuat sendiri pada khususnya, dan bagi semua guru yang
mempergunakan pada umumnya. Saya mohon maaf apabila dalam pembuatan alat peraga ini
masih banyak kekurangannya, dan saya juga mohon saran maupun kritik dari berbagai pihak
untuk dapat menyempurnakan pembuatan alat peraga ini.
DAFTAR ISI
B. Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi oleh pembuat alat peraga Matematika Sekolah Dasar
“Puzzle Math Nine” ini adalah: “Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa sekolah
dasar pada mata pelajaran Matematika dengan materi operasi hitung (penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian).”
Lalu tarik diogal disetiap titik sudutnya. Jadilah sebiah segitiga sama sisi dengan ukuran sisinya
25 cm.
Setelah itu disetiap sisi (kecuali sisi-sisi luar persegi) dibuat macam-macam oprasi hitung yang
dibuat secara acak. Dengan syarat antara sisi satu dengan sisi lain mempunyai hasil yaitu
sembilan dengan operasi hitung yang sudah dibuat dan diatur.
Setiap segitiga sama sisi mempunyai 2 angka atau 3 angka beserta operasi hitungnya.
Setiap sisi yang ingin dibuat dengan operasi hitung yang akan menghasilkan angka 9 haruslah
sama operasi hitungnya.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar yag telah saya buat dibawah ini. Setiap hasil dari operasi
tersebut adlah sembilan.
b. Gambar kedua :
Buatlah satu gambar lagi untuk diletakan dibagian belakang untuk mengecek pengerjaan diatas
benar atau tidak.
Buatlah garis-garis sama seperti gambar pertama.
2. Setelah gambar terbuat, cetak menggunakan kertas PVC dengan ukuran 50cm x 50cm.
3. Lalu potonglah gambar tersebut sesuai garis yang telah dibuat.
4. Setelah kedua gambar tersebut dipotong, tempelkan gambar tersebut dengan karet busa dikedua
sisinya menggunakan lem aibon.
5. Rapikan dengan gunting dan kater.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Cara Kerja Alat Peraga dan Konsep Penggunaannya
Pada prinsipnya penggunaan alat peraga Matematika Sekolah Dasar ”Puzzle Math
Nine” ini adalah sebagai berikut:
1. Acak puzzle math nine dengan sisi operasi penjumlahan.
2. Buatlah siswa dalam beberapa kelompok, 1 kelompok terdiri dari 2-3 orang. Atau dapat
dimainkan secara individual sebagai penilaian pribadi.
3. Lalu perintahakan siswa untuk menyusun puzzle dengan syarat angka yang lebih besar
dioperasikan dengan angka yang lebih kecil dan setiap operasi hitung hasil sama jika perkalian
dengan perkalian.
4. Jika siswa telah selesai menyusunnya.
5. Balik puzzle math nine satu persatu untuk mengecek hasilnya
2. Kekurangan dalam diterapkannya alat peraga Matematika Sekolah Dasar “Puzzle Math
Nine” adalah:
Bagi Guru:
1. Guru cenderung hanya lebih memperhatikan siswa yang diberi tugas untuk menyelesaikan
sebuah soal dengan alat peraga tersebut, sehingga tidak memperhatikan siswanya yang lain.
Karena Guru juga harus mengamati cara kerja siswanya yang sedang menggunakan alat peraga
tersebut.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil uraian pembahasan penggunaan alat peraga Matematika Sekolah Dasar “Puzzle
Math Nine” maka diperoleh simpulan siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti kegiatan
pembelajarannya dan siswa lebih menguasai operasi penjumlahan.
B. Saran
Dari uraian penggunaan alat peraga Matematika Sekolah Dasar “Puzzle Math Nine”,
maka penulis menyampaikan sarannya sebagai berikut:
1. Penggunaan alat peraga dalam setiap kegiatan pembelajaran itu sangatlah perlu sekali, terutama
pada mata pelajaran matematika yang menjadi momok bagi setiap siswa. Sehingga dapat
mengubah pola pikir siswa yang irasional (tidak nyata) menjadi rasional (nyata / konkret).
2. Pembentukan karakter kerjasama dalam kelompok, tanggungjawab, dan penghargaan atas hasil
kerja orang lain sangatlah perlu sekali dalam penggunaan sebuah alat peraga. Agar senantiasa
terbentuk dalam setiap diri siswa.
3. Setiap hal yang bagi siswa kurang paham dan mengerti perlu untuk diberikan penjelasan dan
pengarahan secara berulang – ulang, agar siswa tidak merasah pasrah dan tidak semangat lagi
dalam meyelesaikan sebuah soal dengan alat peraga tersebut.
4. Setiap kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menggunakan alat peraga tersebut jangan
langsung dianggap oleh guru sebagai hasil kerja yang kurang / jelek, tetapi jadikanlah sebagai
tolok ukur untuk menguji kebali kemampuan siswa untuk dapat mempergunakan alat peraga
tersebut dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Silabus Tematik Sekolah Dasar Kelas Tiga. Semarang :
Dinas Pendidikan Kota Semarang.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Sekolah Dasar
dan Madrasah Ibtidaiyah. Semarang : Dharma Bhakti.
D. Gunarsa, Singgih. 1997. Dasar Teori Perkembangan Anak. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
S. Siegel, Linda., J. Brained, Charles. 1978. Alternative To Piaget (Critical Essay On The
Theory). New York : Academic Press.