Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

CA MAMMAE

OLEH:
KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2016
BAB 2

Konsep Teori

I. Konsep Dasar Penyakit


A. Definisi
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh
berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan
itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-
bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun
diatas tulang belikat. Selain itu, sel-sel kanker bisa bersarang ditulang, paru-paru, hati, kulit,
dan bawah kulit.
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang
berubah menjadi ganas.
Kanker payudara adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung
menginvansi jaringan disekitarnya dan menyebar ketempat-tempat jauh.

B. Etiologi
Penyebab spesifik kanker payudara belum diketahui secara pasti. Namun beberapa factor
resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu:
1. Riwayat pribadi kanker payudara beresiko mengalami kanker payudara sebelahnya.
2. Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetic (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
3. Masa reproduksi yang relative panjang
a. Menarche (menstruasi) pada usia muda sebelum usia 12 tahun..
b. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun).
c. Wanita yang belum mempunyai anak, lebih lama terpapar dengan hormone
esterogen relative lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.

4. Kehamilan dan menyusui


Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
5. Riwayat tumor payudara.
6. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masalah pubertas dan sebelum usia 30
tahun.
7. Kontrasepsi oral.
8. Wanita gemuk (obesitas)
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
9. Preparat hormone estrogen
Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
10. Factor genetic
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2-3 x lebih besar pada wanita yang
ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.
11. Alcohol.
12. Tidak pernah melahirkan anak.
13. DES (dietilstilbestrol).
Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki risiko tinggi
menderita kanker payudara.
Stres hebat

C. Anatomi Fisiologi Mammae


Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus
laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang
lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral
dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormone. Perubahan pertama ialah
mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium
dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesterone yang diproduksi
ovarium dan juga hormone hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya
asinus.
Perubahan kedua ialah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan
menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelumnya menstruasi
berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan
tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri
sehingga pemeriksaan fisik, terutama palapasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu,
pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu
menstruasi mulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi
besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.
Sekresi hormone prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh
sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus keputing susu.
D. Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:
1. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing
sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen
yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran)
atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap
suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut
promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan
fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu
keganasan.
2. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi
ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi.
karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel
yang peka dan suatu karsinogen).
Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena kanker
(Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori yang
menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:
1. Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan
progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel
mammae (Smeltzer & Bare, 2002). Dimana salah satu fungsi estrogen adalah
merangasang pertumbuhan sel mammae.
Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia muda
lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak
membuktikan bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker mammae pada
manusia. Namun menarche dini dan menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan
resiko Kanker mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi pada wanita yang
melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun.
2. Virus, Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa
abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.

3. Genetik
a. Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage
genetic” autosomal dominan.
b. Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17
mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.
c. mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat
keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen
supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
4. Defisiensi imun
Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon
yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan
meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi tersebut akan menyebabkan
timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal.
Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan
berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7
tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar
untuk bias diraba. Invasi sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap
sensasi nyeri akan menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf.
Benjolan yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan melalui aliran
darah. Dari saluran limfe akan sampai di kelenjer limfe menyebabkan terjadinya
pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema limfatik
dan kulit bercawak (peau d’ orange). Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan
menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan paru, pleura, otak tulang (terutama tulang
tengkorak, vertebredan panggul). Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita
kehilangan progersif lemak tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang
sangat, anoreksia dan anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi
kanker.
Web Of Coution

Perubahan Genetik Mutasi Gen Normal

Berkembangbiaknya sel secara tidak terkendali

Infiltrasi sel ke jaringan sekitar sambil merusaknya

Takut & koping tidak


Neoplasma ganar mengenai payudara efektif

- Klien sering bertanya


tentang penyakitnya
- Wajah cemas
- Klien sering melamun

Obstruksi sirkulasi Infiltrasi ke pemb. Limfe Peningkatan kebutuhan jaringan

Hipoksia pada sel kanker Bendungan pada limfe setempat Hipermetabolisme jaringan

Nekrosis Edema sekitar tumor Penurunan massa otot dan BB

Ukuran pada permukaan payudara Peau d’orange


Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Gangguan rasa nyaman : o Pori-pori kulit membesar
nyeri o Kulit menebal
o Keras dengan batas yang tidak normal
o Tidak dapat digerakkan
o Perubahan warna kulit

Kerusakkan lntegritas kulit


E. Tanda dan gejala
1. Terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, dari mulai ukuran kecil
kemudian menjadi besar dan teraba seperti melekat pada kulit, biasanya memiliki
pinggiran yang tidak teratur,
2. Keluar cairan abnormal dari puting susu, berupa nanah, darah, cairan encer padahal ibu
tidak sedang hamil,
3. Ada perlengketan dan lekukan pada kulit,
4. Perubahan warna atau tekstur kulit pada payudara,
5. Payudara tampak kemerahan dan kulit disekitar puting susu bersisik,
6. Terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama,
7. Rasa tidak enak dan tegang,
8. Retraksi puting,
9. Pembengkakan local,
10. Konsistensi payudara yang keras dan padat,
11. Benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam
stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker diluar payudara.
12. Perubahan bentuk dan besar payudara, adanya lekukan ke dalam, tarikan dan refraksi
pada areola mammae,
13. Edema dengan peant d’orange (keriput seperti kulit jeruk),
14. Pengelupasan papilla mammae,
15. Ditemukan lessi pada
pemeriksaan
mammografi,
16. Pada stadium lanjut,
bisa timbul nyeri
tulang, penurunan berat
badan, pembengkakan
lengan atau ulserasi
kulit.

F. Pentahapan dan Stadium


Pentahapan mencangkup
mengklasifikasikan kanker payudara berdasarkan pada keluasan penyakit. Pentahapan segala
bentuk kanker sangat penting karena hal ini dapat membantu tim perawatan kesehatan
merekomendasikan pengobatan terbaik yang ada, memberikan prognosis, dan beberapa
pemeriksaan darah dan prosedur diagnostik dilakukan dalam petahapan penyakit.
Pemeriksaaan dan prosedur ini mencankup rontgen dada, pemindaian tulang, dan fungsi
hepar, pentahapan klinik yang paling banyak digunakan untuk kanker payudara adalah
sistem klasifikasi TNM yang mengevaluasi ukuran tumor, jumlah nodus limfe yang terkena,
dan bukti adanya metastasis yang jauh.
Tumor primer (T) :
1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
2. T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer
3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
4. T1 :Tumor:
a. T1a : Tumor < 0,5
b. T1b :Tumor 0,5 – 1 cm
c. T1c :Tumor 1 – 2 cm
5. T2 :Tumor 2 – 5 cm
6. T3 : Tumor diatas 5 cm
7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit :
a. T4a : Melekat pada dinding dada
b. T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange
c. T4c : T4a dan T4b
d. T4d : Mastitis karsinomatosis
Nodus limfe regional (N) :
1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila
3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat
4. N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau
melekat pada jaringan sekitarnya
5. N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
Metastas jauh (M) :
1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditentukan
2. M0 : Tidak ada metastase jauh
3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

Kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:


1. Stadium I Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh. Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot pektoralis.
2. Stadium IIa Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh.
3. Stadium IIb Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa
penyebaran jauh.
4. Stadium IIIa Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa
penyebaran jauh.
5. Stadium IIIb Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan terdapat
penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus (LN)
supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding
toraks atau tumor dengan edema pada tangan. Tumor telah menyebar ke dinding dada atau
menyebabkan pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory
Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan
lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.
6. Stadium IIIc Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe infraklavikular
ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mammaria interna dan
metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral.
7. Stadium IV Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.

G. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan laboratorium meliputi morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA)
dalam serum/plasma, pemeriksaan sitologis.
2. Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal
ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
3. Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
4. CT Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carcinoma payudara pada organ lain.
5. Sistologi biopsy aspirasi jarum halus.
6. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada
peredaran darah dengan sedimental dan sentriifugasi darah.

H. Penatalaksanaan
Pembedahan
1. Mastektomi parsial (eksisi tumor local dan penyinaran).
Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang
luas dengan kulit yang terkena)
2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe
dilateral otocpectoralis minor.
3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi seluruh payudara, semua atau sebagian jaringan
aksial.
a. Mastektomi radikal, yaitu seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor
dibawahnya, seluruh isi aksial.
b. Mastektomi radikal yang diperluas, yaitu sama seperti mastektomi radikal
ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.
Non Pembedahan
1. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut;
pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
Penyinaran radiasi biasa dilakukan setelah insisi massa tumor untuk mengurangi
kecenderungan kekambuhan dan menyingkirkan kanker residual. Radiasi penyinaran
eksternal dengan foton yang diberi melalui akselarasi limer, di beri setiap hari selama >
45 minggu dari seluruh ragio payudara pasca radiasi.
Efek samping bersifat sementara yaitu reaksi kulit sekitar 2 minggu setelah pengobatan
komplikasi radiasi mencakup pneumonitis, fraktur iga dan fibrosis payudara yang jarang
terjadi.

2. Kemotrapi
Adjuvan sistemik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut. Kombinasi
obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang berkembangbiak dengan cepat atau menekan
perkembangbiakannya dan obat-obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi
kerja hormon yang menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan
pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.
Preparat yang sering digunakan dalam kombinasi adalah : cytoxan ©, methorexate (m),
fluorouracil (F) dan adrilamycin (A) kombinasi yang biasa digunakan adalah cmf atau
CAF. Pemberian kombinasi kemoterapi didasarkan pada usia, status fisik, penyakit, dan
akut tidaknya dalam percobaan klinik.
Efek samping: Mual, muntah, perubahan rasa kecap, alopesra, mukosis, demotitis,
keletihan, peningkatan BB, depresi sumsum tubuh.
3. Terapi hormone dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi
adrenalektomi hipofisektomi.
Keputusan pemberian terapi hormonal didasarkan pada indeks reseptor astrogen.
Progesterone dari pemeriksaan uji jaringan tumor diambil saat biopsy.
Preparat yang digunakan :
a. Temoxifen
Indikasi : pasca menopause dengan reseptor estrogen dan nodus aksilaris +.
Efek samping : mual, muntah, rasa panas, refeni cairan, dan depresi.
b. Diethyustriibestrol
Menghambat pelepasan FSH dan IH untuk menurunkan ekstrogen dan ikatan
ekstrogen.
Efek samping : peningkatan BB, fetasi cairan, mual.
c. Mengestrol untuk menurunkan reseptor ekstrogen.
Efek samping : peningkatan BB, peningkatan nafsu makan.
d. Auksimesteron (halotestin) yang menekan ekstrogen dengan menekan IH dan
FSH.
Efek samping : veriksasi (peningkatan pertumbuhan bulu wajah, suara lebih
dalam).
e. Amihognitotimid (cytodren) yang mengubah androgen menjadi astrogen.
Efek samping : ruam, frasitus.

I. Komplikasi
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru, pleura, tulang dan
hati.

J. Pencegahan
Kanker payudara dapat dicegah dengan cara:
1. Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama.
2. HIndari banyak merokok dan mengkonsumsi alcohol.
3. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), setiap bulan. SADARI dapat
dilakukan dengan:
a. Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit
payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Jangan khawatir bila
bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris.
b. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala.
dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan dorong siku ke belakang dan
cermati bentuk maupun ukuran payudara. Otot dada akan dengan sendirinya
berkontraksi saat Anda melakukan gerakan ini.
c. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga
payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan
(kontraksikan) otot dada Anda.
d. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian
atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area
payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan
gerakan atas-bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke
puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan Anda.
e. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. Berkonsultasilah
ke dokter seandainya hal itu terjadi.
f. Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas.
Cermati payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya. Dengan
menggunakan ujung jari-jari, tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar ketiak.
Ulangi langkah ini pada sisi berlawanan, untuk mencermati payudara sebelah kiri.
4. Hindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis-jenis radiasi lainnya.
5. Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar. Sebaiknya
sering mengkonsumsi kedelai serta produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu
kacang kedelai, sebab kedelai mengandung phyto estrogen, yaitu genistein, yang
bermanfaat untuk mengurangi resiko terjadinya kanker payudara.
6. Lakukan olahraga secara teratur.
7. Hindari terlampau banyak makan makanan berlemak tinggi.
8. Atasi stress dengan baik, misalnya lewat relaksasi dan meditasi.
9. Makanlah lalap kunir puti (temu mangga) lebih kurang dua ruas jari setiap hari.
II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
AKTIVITAS ISTIRAHAT
Data subjek : Masih memerlukan bantuan untuk BAB, BAK, dan kebersihan
diri/personal hygiene.
Gelisah dan susah tidur malam hari atau adanya factor yang
mempengaruhi tidur, ansietas.
Data objek : Bau badan tidak sedap, mata merah, konjungtiva pucat, BB turun.
MAKANAN/CAIRAN
Data subjek : Kebiasaan diet buruk, misal rendah serat, tinggi lemak, bahan pengawet.
Data objek : Kehilangan napsu makan, perubahan berat badan, berkurangnya massa
otot, perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema, mual, muntah.
INTEGRITAS EGO
Data subjek : Stress konstan (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) menunda mencari
pengobatan.
Stress/takut tentang diagnose, prognosis, harapan yang akan dating.
Data objek : Alopesia, lesi meat, pembedahan, depresi, kehilangan control.
NEUROSENSORI
Data subjek : Pusing, sinkope.
Data objek : Kesadaran menurun.
NYERI/KENYAMANAN
: Nyeri pada penyakit yang luas/metastatic (nyeri local jarang terjadi pada
keganasan dini).
Beberapa pengalaman ketidaknyamanan atau perasaan “lucu” pada
jaringan payudara.
Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi biasanya mengindikasikan
penyakit fibrokistik.
KEAMANAN
Data subjek : Pemajanan kimia toksik, karsiogen.
Data objek ; Demam, ruam kulit, ulserasi, edema, eritema pada kulit sekitar.
INTERAKSI SOSIAL

Data subjek : Kekuatan system pendukung.


Data objek : Rasa bersalah, menarik diri, marah.
SEKSUALITAS
Data subjek ‘: Perubahan pada tingkat kepuasan.
Data objek : Nuligravida lebih besar dari 30 tahun.
Multigravida.

B. Diagnosa dan Rencana Tindakan Keperawatan


1. Diagnosa Keperawatan :
Ansietas berhubungan dengan diagnosis kanker payudara, pengobatan, dan prognosisnya.
Hasil yang Diharapkan/Kriteria evaluasi pasien :
- Penurunan stress emosional, ketakutan, dan ansietas.
- Klien dapat mengerti tentang penyakitnya.

Intervensi/Implementasi Keperawatan Rasional


1) Mulai lakukan persiapan emosional pasien 1) Hal ini memberdayakan pasien untuk
(dan pasangannya) secepat setelah ia mengerahkan respons koping.
diinformasikan tentang diagnosis tentative.
2) Factor-faktor ini sangat mempengaruhi
2) Kaji :
f. Pengalaman pribadi klien dan pengetahuan perilaku dan kemampuan pasien
tentang kanker payudara. menghadapi diagnosis, pembedahan, dan
g. Mekanisme koping saat krisis
pengobatan tindak lanjut. Jika pasien
h. System pendukung
i. Perasaan mengenal diagnosis. mempunyai saudara atau teman dekat yang
meninggal akibat kanker payudara,
kemungkinan ia akan berespons secara
berbeda dari pasien yang mempunyai
3) Informasikan pasien tentang riset terakhir
teman yang selamat dari kanker payudara
dan modalitas pengobatan terbaru
dan mempunyai kualitas hidup yang sangat
mengenai kanker payudara.
baik.
3) Pilihan-pilihan yang meningkat dan
perbaikan hasil baik secara statistic
maupun secara kosmetik sangat
4) Uraikan pengalaman-pengalaman yang
mengurangi ketakutan dan meningkatkan
akan dialami pasien untuk mengajukan
penerimaan rencana pengobatan.
pertanyaan. 4) Ketakutan akan ketidaktahuan menurun.
5) Lengkapi pasien dengan sumber-sumber
yang tersedia untuk memfasilitasi 5) Informasi tentang prostetik baru, spesialis
penyembuhan. rekonstruksi, dan sumber-sumber lainnya
menguatkan bahwa perhatian yang besar
telah diberikan pada metode pengobatan
terbaru untuk kanker payudara.

2. Diagnosa Keperawatan :
Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf,
infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi
kanker.
Kriteria Hasil yang Diharapkan/Kriteria evaluasi pasien :
- Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas.
- Melaporkan nyeri yang dialaminya.
- Mengikuti program pengobatan.
- Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas
yang mungkin.

Intervensi/Implementasi Keperawatan Rasional


1) Tentukan riwayat nyeri : lokasi, frekuensi, 1) Informasi memberi data dasar untuk
durasi intensitas. mengevaluasi kebutuhan/keefektifan
intervensi.
2) Evaluasi terapi : pembedahan, radiasi,
2) Ketidaknyamanan tentang luas adalah
kemoterapi.
umum tergantung pada proseduryang
digunakan.
3) Beri tindakan kenyamanan dasar (reposisi, 3) Meningkatkan relaksasi dan membantu
gosokkan punggung dan aktivitas memfokuskan kembali perhatian.
hiburan).
4) Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi
4) Dorong penggunaan keterampilan
secara aktif dan meningkatkan rasa
manajemen nyeri.
control.
5) Evaluasi penghilangan nyeri nilai aturan 5) Tujuannya adalah kontrol nyeri maksimum
obat bila perlu. dengan pengaruh minim pada aksila.
3. Diagnosa Keperawatan :
Kerusakkan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan edema di sekitar tumor, ulkus pada
permukaan payudara.
Kriteria Hasil yang diharapkan :
- Ulkus tidak membesar.
- Tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.
Intervensi/Implementasi Keperawatan Rasional
1) Anjurkan menggunakan pakaian lembut 1) Kulit sangat sensitive selama pengobatan
dan longgar pada area tersebut, anjurkan dan setelahnya.
untuk tidak memakai bra jika
menimbulkan tekanan.
2) Cuci kulit dengan segera memakai sabun
2) Mengencerkan obat menurunkan risiko
dan air bila agen antineoplastik tercecer
iritasi kulit/luka bakar kimia.
pada kulit yang tidak terlindungi.
3) Ganti balutan/beri perawatan pada kulit 3) Penggantian balutan atau perawatan kulit
yang terkena serta indikasi. untuk menghindari kerusakan lebih
lanjut/infeksi mempertahankan area bersih
meningkatkan penyembuhan dan
kenyamanan.
4) Mengganggu penyembuhan dimana dapat
4) Awasi semua sisi untuk tanda atau infeksi
memperlambat karena perubahan
luka ; peningkatan edema nyeri.
disebabkan oleh kanker.

4. Diagnosa Keperawatan :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik
berkenaan dengan kanker.

Hasil yang diharapkan :


- Diet yang disajikan habis.
- BB tidak menurun (meningkat sesuai tinggi badan).

Intervensi/Implementasi Keperawatan Rasional


1) Pantau intake makanan setiap hari. 1) Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi
nutrisi.
2) Timbang dan ukur BB, TB, dan ketebalan
2) Membantu dalam identifikasi malnutrisi
lipatan kulit trisep. Pastikan penurunan
protein-kalori, khususnya bila BB kurang
berat badan saat ini. Timbang BB setiap
dari normal.
hari atau sesuai indikasi.
3) Dorng klien untuk makan diet tinggi kalori 3) Kebutuhan jaringan metabolic
kaya nutrien dengan intake cairan yang ditingkatkan begitu juga cairan (untuk
adekuat. Dorong penggunaan suplemen menghilangkan produk sisa). Suplemen
dan makan sering dengan porsi kecil dan dapat memainkan peran penting dalam
sedang. mempertahankan masukan kalori dan
protein adekuat.
4) Keefektifan penilaian diet sangat
4) Nilai diet sebelumnya dan segera setelah
individual dalam menghilangkan mual
pengobatan. Berikan cairan 1 jam sebelum
pascaterapi. Pasien harus mencoba untuk
atau 1 jam setelah makan.
menemukan solusi/kombinasi terbaik.
5) Dapat mencegah mual muntah, distensi
5) Kontrol factor lingkungan, seperti bau
berlebihan, dispepsia yang menyebabkan
busuk atau bising.
penurunan nafsu makan serta mengurangi
stimulus berbahaya yang dapat
meningkatkan ansietas.
6) Untuk menimbulkan perasaan ingin
6) Anjurkan teknik relaksasi visualisasi makan/membangkitkan selera makan.
bimbingan imajinasi, latihan sedang
sebelum makan. 7) Mual muntah paling menurun kemampuan
7) Beri antimetik pada jadwal regular
dan efek samping psikologis kemotrapi
sebelum/selama dan setelah pemberian
yang menimbulkan stress.
agen antineoplasma dan sesuai. 8) Individu berespons secara berbeda-beda
8) Evaluasi keefektifa antimetik.
pada semua otot-otot, antimetik mungkin
tiidak bekerja, memerlukan perubahan atau
Kolaborasi :
kombinasi terapi obat.
9) Tinjau pemeriksaan laboratorium sesuai
9) Membantu mengidentifikasi derajat
indikasi jumlah limfosit, serum transfenin,
ketidakseimbangan biokimia/malnutrisi
dan albumin.
dan mempengaruhi intervensi diet.
10) Beri obat sesuai indikasi.
10) - Antimetik bekerja untuk mempengaruhi
- Fenotiazin, proklomperazin,
stimulasi pusat muntah dan kemoresptur.
antidopaminergik : metoklorpamid.
- Mencegah kekurangan karena penurunan
- Vitamin : A, D, E, B6
- Antacid abserpsi vitamin larut dalam lemak.
- Meminimalkan iritasi lambung dan
mengurangi resiko ulserasi mukosa.

C. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat sebelumnya.

D. Evaluasi
Evaluasi disesuaikan dengan kriteria evaluasi
FORMAT DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Tgl/ Jam MRS : 13 – 12 – 2016/ 08.00 WIB


Ruang : Instalasi Bedah Sentral
No. Register : 145498
Dx. Medis : CA Mamae
Tgl. Pengkajian : 14- 12- 2016/ 08.00 WIB

IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. U
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Maadura/ Indonesia
Bahasa : Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Status : Kawin
Alamat : Sumber jambe

KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan payudara sebelah kanan membesar disertai nyeri

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Klien mengatakan payudara sebelah kanannya membesar sejak 1 tahun yang lalu sampai
dengan sekarang, kadang-kadang terasa nyeri cekit-cekit. Awalnya bermula saat mencari
kayu dihutan tiba-tiba payudara sebelah kanannya di sengat serangga lalu malam harinya
bengkak, oleh klien hanya dikompres menggunakan air hangat. Sejak kejadian itu klien tidak
berobat/ periksa, hanya dibiarkan saja, lama kelamaan payudara klien membengkak sampai
dengan sekarang. Karena terasa nyeri, 1 bulan yang lalu klien periksa ke poli rsd Soebandi
Jember, oleh dokter didiagnosa kanker payudara, dan disarankan untuk dilakukan operasi.
Pada tanggal 13 Desember 2016 klien rawat inap di ruang Mawar, tanggal 14 Desember
2016 dilakukan tindakan operasi MRS (masektomi radikal modifikasi).

RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


Klien mengatakan dahulu tidak pernah mengalami sakit seperti yang dirasakannya saat ini
dan klien juga mengatakan baru kali ini akan operasi, klien juga mengatakan memiliki
riwayat hipertensi.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita sakit seperti yang dirasakan
klien saat ini ataupun riwayat penyakit diabetes militus, hipertensi dan penyakit jantung.

POLA FUNGSI KESEHATAN

a) Pola Persepsi dan Tatalaksana Kesehatan


Klien mengatakan mengerti tentang kondisi penyakitnya saat ini dan berniat melakukan
operasi untuk proses kesembuhan dari sakit yang dialaminya selama ini.

b) Pola Nutrisi dan Metabolisme


Klien mengatakan sebelum MRS klien makan seperti biasanya dengan makanan
seadanya dan tidak ada penurunan dalam nafsu makan klien.
Pada saat pengkajian klien mengatakan sebelum masuk ke ruang operasi klien sudah
dipuasakan. Klien mengatakan puasa selama 6 jam sebelum operasi.

c) Pola Eliminasi
BAB : Klien mengatakan belum BAB pada hari ini.
BAK : Sebelum MRS : klien mengatakan BAK tidak mengalami gangguan. Saat MRS
klien tidak terpasang kateter.

d) Pola Aktivitas
Klien mengatakan selama sakit aktivitasnya tidak terganggu dan kebutuhan klien bisa
dilakukan sendiri.

e) Pola Istirahat-Tidur
Klien mengatakan kebutuhan tidurnya tidak terganggu.

STATUS MENTAL (PSIKOLOGIS)


Klien mengatakan was-was akan dioperasi karenan sebelumnya klien tidak pernah
mengalami operasi. Klien berharap penyakitnya segera sembuh setelah dilakukan tindakan
operasi.

PEMERIKSAAN FISIK

a) Status kesehatan umum


Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Composmetis
Berat badan : 78 kg
Tanda-tanda vital:
TD : 160/87 mmHg Nadi : 80 x/m
Respiratori Rate : 22 x/m Temperature : 36,7o

b) Kepala
Inspeksi: Keadaan umum kepala cukup bersih, rambut berwarna hitam, konjungtiva
tidak anemis, mukosa bibir lembab, bentuk telinga simetris, serumen (-), tidak
ada nyeri tekan pada wajah.

c) Leher
Inspeksi: Tidak ada pembesaran kelenjaran tiroid dan tidak ada pembesaran vena
jugulari.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan pada leher.

d) Thorax/dada
Inspeksi: Dada simetris, ekspansi paru maksimal, ictus cordis pada ICS 5
Palpasi: Nyeri tekan (-), tidak ada odem atapun kelainan
Perkusi: Terdengar suara pekak pada perkusi
Auskultasi: Suara nafas vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-), bunyi S1 S2 tunggal.

e) Abdomen
Inspeksi: Bentu perut klien agak cembung, tidak ada bekas luka operasi.
Auskultasi: Bising usus (+) 8 x/menit
Perkusi: Redup
Palpasi: nyeri tekan (-)

f) Ekstermitas
Kekuatan otot aktif, tidak ada kelainan ataupun gangguan pada kekuatan otot ekstermitas
atas maupun ekstermitas bawah.
Tonus otot 5 5
5 5

g) Genetalia dan anus


Inspeksi: Bentuk genetalia normal tidak ada kelainan, pada anus tidak ditemukan adanya
hemoroid (-) tidak ada varises (-).

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
h) Laboratorium tanggal : 14-12-2016
Hemoglobin : 14,6 gr/dL
Hematokrit : 42,5 %
Trombosit : 307 3/µl
Leukosit : 10,2 3/µl
SGOT : 18 U/L
SGPT : 19 U/L
Serum creatinin : 0,9 mg/dL
BUN : 9 mg/dL
PPT : 23,3
APPT : 26,7
GD sewaktu : 92 mg/dL
ANALISA DATA

TGL/JAM PENGELOMPOKAN MASALAH KEMUNGKINAN


DATA PENYEBAB

14-12-2016 Ds: Klien mengatakan Nyeri Akut Metastase sel kanker


Jam 08.00
payudaranya membengkak
WIB
disertai nyeri.
Do:
TD : 158/87 mmHg
Nadi : 72 x/m
Respiratori Rate : 20 x/m
Temperature : 36,7o
Nyeri tekan pada daerah
payudara
Skala nyeri 3

14-12-2016 Ds: Klien mengatakan was-was Ansietas Ancaman status


Jam 08.00
karena akan dioperasi terkini
WIB
karenan sebelumnya klien
belum pernah operasi.
DoTD : 160/90 mmHg
Nadi : 80 x/m
Respiratori Rate : 20 x/m
Temperature : 36,5oC

14-12-2016 Ds: Klien mengatakan Defisiensi Kurangnya informasi


Jam 08.00
payudaranya bengkak pengetahuan
WIB
karena disengat serangga
dan juga merawas was-was
akan dioperasi karenan
sebelumnya klien tidak
pernah mengalami operasi.
Do: - Klien banyak bertanya
kepada perawat tentang
penyakitnya dan berapa
lama operasinya.

14-12-2016 Ds: Klien mengatakan puasa Risiko kekurangan Intake inadekuat


Jam 08.00
selama 6 jam sejak jam volume cairan
WIB
12.00 malam
Do:- Terpasang inful RL
dilengan kiri
Sebelum operasi dilakukan
resusitasi cairan 500 cc
Mukosa bibir lembab
Turgor kulit baik.

Intra OP

Klien dilakukan tindakan operasi dengan anastesi General dimana seluruh tubuh klien
tidak sadarakan diri, pada saat sebelum operasi dilakukan anastesi general dengan mesin
anastesi (+), suction (+), obat-obatan (+), pulse oxymeter (+), EKG (+), NIBP (+). Pada
saat Op dimulai observasi dan monitoring TD, spO2, oksigenasi, EKG, keluar darah ±
100 cc pada saat pelaksanaan MRM. Suhu ruangan klien 16-20 oC.

14-12-2016 Ds: - Risiko cidera Tindakan operasi


Jam 09.00 Do:-Dilakukan tindakan
MRM
WIB MRM
Anastesi general
Kondisi pasien dalam
terlentang

14-12-2016 Ds: - Risiko syok Perdarahan Tindakan


Jam 09.00 Do: - Keluar darah ± 100
hipovolemik operasi MRM
cc
Dilakukan tindakan MRM

25-10-2016 Ds: - Risiko hipotermi Lingkungan bersuhu


Jam 09.30 Do: - Klien hanya menggunakan
dingin
WIB selimut
- Suhu ruangan 16-20 oC
- Klien masih dalam pengaruh
anastesi

Post Op
Klien sudah dilakukan tindakan operasi dan dipindahkan ke recorvery room pada saat
sudah dipindahkan klien langsung dipasang oksigenasi, monitor TD, SPO2 dan EKG.
Nyeri klien muncul kembali berhubungan dengan adanya tindakan invasif MRM dan efek
anastesi yang sudah hilang. observasi keluhan klien pasca anastesi, akral kulit klien
dingin, suhu ruangan 16-20 oC.

14-12-2016 Ds: Klien mengatakan nyeri Nyeri akut Tindakan operasi


Jam 10.30
pada daerah dadanya MRM
WIB Do: - Wajah klien merintih
kesakitan
TD: 130/95 mmHg
spO2: 100 x/m
Nadi: 90 x/m

14-12-2016 Ds: - Risiko infeksi Prosedur infasif


Jam 10.30 Do: - Klien terpasang drain
MRM
Temperature: 35,9 oC
WIB
Tindakan invasif MRM
Terdapat jahitan ± 15 cm
Perencanaan Pre Op

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan (NIC)


keperawatan (NOC)

1 Nyeri Akut Setelah di lakukan asuhan 1. Jelaskan pada klien


keperawatan dalam 15-20 tentang nyeri dia alami
menit nyeri klien berkurang saat ini
dengan kriteria hasil :
2. Ajarkan teknik relaksasi
1. Wajah rileks (napas dalam) untuk
mengurangi nyeri
2. Skala nyeri 1-2
(numerik) 3. Lakukan posisi sesuai
keinganan klien
3. Tanda-tanda vital
batas normal 4. Kaji skala nyeri klien,
lokasi, lamanya

5. Observasi tanda-tanda
vital klien

2 Ansietas Setelah di lakukan 1. Jelaskan pada klien


pendidikan kesehatan tentang bina rohani
ansietas berkurang/tidak
terjadi ansietas dengan 2. Pimpin berdoa bersama
kriteria hasil: sebelum dilalukan operasi

Klien mampu 3. Temani pasien untuk


mengidentifikasi dan memberikan keamanan
mengungkapkan gejala dan mengurangi rasa
cemas takut

Vital sign dalam batas 4. Dorong pasien untuk


normal mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
Postur tubuh, ekspresi persepsi
wajah, bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas 5. Observasi tanda-tanda
menunjukkan berkurangnya vital
kecemasan
Perencanaan Intra Op

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan (NIC)


keperawatan (NOC)

1 Risiko syok Setelah di lakukan asuhan 1. Monitoring Suhu, Nadi,


hipovolemik keperawatan tidak terjadi RR, tekanan darah
resiko syok dengan kriteria
hasil : 2. Monitoring SpO2

1. Tanda-tanda vital 3. Observasi cairan Input


batas normal 4. Kaji tanda-tanda syok
2. Turgor < 2 detik (turgor, CRT)

3. Akral hangat 5. Kolaborasi pemberian


cairan dengan dokter
sesuai advis

Perencanaan POST Op

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan (NIC)


keperawatan (NOC)

1 Nyeri Akut Setelah di lakukan asuhan 1. Jelaskan pada klien tentang


keperawatan dalam 15-20 nyeri dia alami saat ini
menit nyeri klien
berkurang dengan kriteria 2. Ajarkan teknik relaksasi
hasil : (napas dalam) untuk
mengurangi nyeri
1. Wajah rileks
3. Lakukan posisi sesuai
2. Skala nyeri 1-2 keinganan klien
(numerik)
4. Kaji skala nyeri klien,
3. Tanda-tanda vital lokasi, lamanya
batas normal
5. Observasi tanda-tanda vital
klien

2 Resiko Infeksi Tidak terjadi infeksi dalam 1. Jelaskan pada klien tentang
1 x 24 jam dengan kriteria
hasil : 2. Ajarkan untuk cuci tangan

1. Bebas dari gejala 3. Mempertahankan teknik


infeksi aseptik
2. Jumlah leukosit 4. Observasi perdarahan dan
dalam batas normal selama observasi

5. Monitoring tanda-tanda vital

6. Kolaborasi pemberian
antibiotik

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC

Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification


(NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.
Johnson,Marion, dkk. 2000. Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby
Year-Book

Juall,Lynda,Carpenito Moyet. 2003. Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10. Jakarta:
EGC

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius

Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan


dan pendokumentasian perawatyan px). Jakarta : EGC

Price Sylvia, A. 1994. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi
4. Jakarta. EGC

Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi revisi. EGC :
Jakarta.

Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Vol. 2. EGC : Jakarta.

Wiley dan Blacwell. 2009. Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011,
NANDA. Singapura: Markono print Media Pte Ltd

Anda mungkin juga menyukai