Mandiri
Mandiri
Keluarga
1.1 Definisi
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman,1998). Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya, atau
ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno,2004).
1.2 Bentuk
1. TRADISIONAL :
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama
dalam satu rumah
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan
yang terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu
rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakek-
nenek), keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan)
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul
pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan
dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya
: dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
2. NON-TRADISIONAL :
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
pasangan suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama,
yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu
sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam
waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
1.3 Fungsi
Fungsi yang dijalankan keluarga adalah:
1
4. Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan
perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan
berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama
lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5. Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak
anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan
yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.
6. Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan,
mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-
kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan
dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman
masing-masing, dan lainnya.
8. Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai
generasi selanjutnya.
9. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta
membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
2
Fungsi Budaya adalah
membina tugas keluarga sebagai sarana untuk meneruskan norma budaya
masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan,
membina tugas keluarga untuk menyaring norma dan budaya asing yang
tidak sesuai,
membina tugas keluarga sebagai saran anggota nya untuk mencari
pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia,
membina tugas keluarga sebagai sarana bagi anggotanya untuk mengadakan
kompromi/adaptasi dan praktik (positif) serta globalisasi dunia ,
membina budaya keluarga yang sesuai ,selaras , dan seimbang dengan
budaya masyarakat /bangsa untuk menunjang terwujudnnya norma keluarga
kecil bahagia dan sejahtera.
Fungsi Cinta kasih adalah
menumbuhkembangkan potensi simbol cinta kasih sayang yang telah ada
diantara anggota keluarga dalam simbol yang nyata, seperti ucapan dan
tingkah laku secara optimal dan terus menerus ,
membina tingkah laku ,saling menyayangi diantara anggota keluarga
maupun antara keluarga yang satu dengan yang lainnya secara kuantitatif
dan kualitatif.
membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan uhkrawi dalam
keluarga secara serasi, selaras , dan seimbang,
membina rasa ,sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan
dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.
2) Fungsi perlindungan
memenuhi kebutuhan akan rasa aman diantara anggota keluarga.Bebas dari
rasa tidak aman yang tumbuh dari dalam maupun dari luar keluarga,
membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk
ancaman dan tantangan yang datang dari luar maupun dalam,
membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal
menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
3) Fungsi reproduksi
membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat
baik bagi anggota keluarga maupun keluarga sekitarnya.
memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembetukan keluarga
dalam hal usia , kedewasaan fisik dan mental,
mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat baik yang berkaitan dengan
jangka waktu melahirkan, jarak antara kelahiran dua anak , dan jumlah ideal
anak yang diinginkan dalam keluarga,
mengembang kan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif
menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
4) Fungsi sosialisasi
menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai
wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan utama,
menyadari ,merencanakan , dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai
pusat tempat anak dapat mencari pemecahan masalah dari berbagai konflik
dan permasalahan yang dijumpainya baik lingkungan masyarakat maupun
sekolahnya. Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal
yang perlu dilakukannya untuk meningkatkan kemantangan dan
3
kedewasaan baik fisik maupun mental, yang tidak/kurang diberikan
lingkungan sekolah maupun masyarakat.
membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga
sehingga tidak saja bermamfaat positif bagi anak, tetapi juga orang tua untuk
perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.
5) Fungsi Ekonomi adalah melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun
didalam kehidupan keluarga dalam rangka menopang perkembangan hidup
keluarga, mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian ,
keselamatan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga,
mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan perhatiaanya
terhadap anggota rumah tangga bejalan serasi , selaras ,dan seimbang , membina
kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan
keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
6) Fungsi pelestarian lingkungan adalah membina kesadaran dan praktik
kelestarian lingkungan internal keluarga , membina kesadaran, sikap, dan
praktik pelestarian lingkunga hidup yang serasi , selaras, dan seimbang antara
lingkungan keluarga dan lingkungan hidup sekitarnya.
Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
4
4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga.
1.4 Struktur
1) Dominasi jalur hubungan darah
a) Patrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah.
Suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur keluarga
patrilineal.
b) Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu.
Suku padang salah satu suku yang yang mengunakan struktur
keluarga matrilineal.
5
a) Patriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.
b) Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri. (Setiawati &
Dermawan, 2008)
6
Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :
1) mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antara kesehatan
fisik dan mental di dalam keluarga
2) pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi
7
1.5 Dinamika
Adanya interaksi (hubungan) antara individu dengan lingkungan sehingga
tersebut dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam lingkungan keluarga
maupun kelompok sosial yang sama.
Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubungan pasien dengan anggota
keluarganya dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga di lingkungan
sekitarnya. Keluarga diharapkan mampu memberikan dukungan dalam upaya
kesembuhan pasien. Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga
Pertama, tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri
sendiri yang biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.
Kedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan
pendapatdan pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.
8
Ketiga, tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur
bagaimanamereka seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang
sebagai sistemnilai keluarga.
Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan
orang luar dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke
masyarakat.
2. Diagnostik Holistik
Aspek Personal: alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran dan persepsi pasien
Aspek Klinis: Masalah medis, diagnosis kerja berdasarkan gejala dan tanda
Aspek risiko internal : seperti pengaruh genetik, gaya hidup, kepribadian, usia, gender
Aspek risiko eksternal dan psikososial: berasal dari lingkungan (keluarga, tempat kerja,
tetangga, budaya)
Derajat Fungsional: Kualitas Hidup Pasien . Penilaian dengan skor 1 – 5, berdasarkan
disabiltas dari pasien
2.1 Faktor Eksternal
Pemicu biopsikososial keluarga dan lingkungan dalam kehidupan pasien
hingga mengalami penyakit seperti yang ditemukan
Dukungan keluarga (family support)
Tidak ada bantuan/perhatian/ perawatan/ suami & istri, anak, menantu, cucu
atau pelaku rawat lainnya
Perilaku makan keluarga (tak masak sendiri), menu keluarga yang tak sesuai
kebutuhan
Perilaku tidak menabung / perilaku konsumtif
Tidak adanya perencanaan keluarga (tak ada pendidikan anak , tak ada
pengarahan pengembangan karier, tak ada pembatasan jumlah anak )
Masalah perilaku keluarga yang tidak sehat
Masalah ekonomi yang mempunyai pengaruh terhadap penyakit/masalah
kesehatan yang ada
Akses pada pelayanan kesehatan yang mempengaruhi penyakit
(jarak/transportasi/asuransi)
Pemicu dari lingkungan fisik (debu, asap rokok)
Masalah bangunan dan kepadatan pemukiman yang mempengaruhi
penyakit/masalah kesehatan yang ada
2.2 Faktor Internal
Perilaku individu dan gaya hidup (life style) pasien, kebiasaan yang
menunjang terjadinya penyakit, atau beratnya penyakit
kebiasaan merokok
kebiasaan jajan, kebiasaan makan
kebiasaan individu mengisi waktu dengan perihal yang negatif
(dietary habits;tinggi lemak, tinggi kalori)
2.3 Faktor Personal
Keluhan utama (reason of encounter) /simptom/ sindrom klinis yang
ditampilkan
Apa yang diharapkan pasien atau keluarganya
Apa yang dikhawatirkan pasien atau keluarganya
2.4 Faktor Klinis
9
Diagnosis klinis biologis, psikologis, intelektual, nutrisi, sertakan derajat
keparahan .
Bila diagnosis klinis belum dapat ditegakkan cukup dengan diagnosis kerja/
diagnosis banding
Diagnosis berdasarkan ICD 10, dan ICPC-2
2.5 Faktor Status Fungsional
10
kewajiban anak untuk berbakti pada orang tuanya dibagi menjadi dua yaitu ketika
mereka masih hidup dan sesudah mereka wafat.
A. Saat Orang Tua Masih Hidup
1) Menaati mereka selama tidak mendurhakai Allah.
Ta’at, patuh dan hormat pada kedua orang tua merupakan kewajiban bagi setiap
anak Adam(manusia). Sedangkan mendurhakai keduanya merupakan perbuatan
yang diharamkan, kecuali jika mereka menyuruh untuk berbuat syirik atau
bermaksiat kepada Allah. Allah berfirman, artinya, “Dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, ….”
Rasulullah SAW. bersabda, “Tidak ada ketaatan untuk mendurhakai Allah.
Sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam melakukan kebaikan”. Adapun contoh
bentuk ketaatan pada orang tua diantaranya:
a) Apabila orang tua meminta makan maka anak wajib memberikan
b) Memberikan sesuatu yang diinginkan orang tua baik yang diminta atupun tidak
c) Segera mendatangi panggilan orang tua
d) Melaksanakan semua perintah orang tua asalkan buka perintah maksiat
e) Tidak membentak, menghardik, memukul bahkan membunuh orang tua
meskipun orang tua salah
Berbakti terhadap kedua orang tua dapat direalisasikan dengan berbagia
bentuk. Di antara bakti terhadap kedua orang tua adalah menjauhkan ucapan
dan perbuatan yang dapat menyakiti mereka, walaupun berupa isyarat atau
dengan ucapan ‘ah’, tidak mengeraskan suara melebihi suara mereka,
mendahulukan keperluan orang tua dari pada keperluan pribadi.
3) Meminta izin kepada mereka sebelum berjihad dan pergi untuk urusan lainnya.
Amat penting kedudukan izin kepada orang tua dalam masalahjihad. Seorang
laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya,
“Wahai Rasulullah apakah aku boleh ikut berjihad?” Beliau balik bertanya,
‘Apakah kamu masih mempunyai kedua orangtua?’ Laki-laki tersebut menjawab,
‘Masih’. Beliau bersabda, ‘Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada keduanya’.
11
4. Memenuhi sumpah/nadzar kedua orang tua
Jika kedua orang tua bersumpah untuk suatu perkara tertentu yang di dalamnya
tidak terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi
sumpah keduanya karena hal itu termasuk hak mereka.
12
1) Mengurus jenazahnya dan banyak mendoakan untuknya, karena ini merupakan
bukti kebaktian anak terhadap orang tuanya sebelum dikebumikan.
2) Memohonkan ampun untuk keduanya. Karena do’a yang yang masih bisa
menjadi amal jariyah adalah do’a anak sholeh terhadap orang tuanya. Namun
anak yang dimaksud anak di sini tidak hanya anak kandung saja tapi anak tiri,
ataupun anak angkatpun bisa. Karena dalam doa kita juga dianjurkan untuk
mendoakan semua orang muslim.
3) Melanjutkan amalan baik yang belum sempat dilakukan mereka semasa hidup
karena demikian itu akan menjadi amalan jariyah bagi orang tua meskipun telah
memenuhi panggilanya.
4) Menunaikan janji, hutang dan wasiat orang tua yang belum terlaksana.
5) Memuliakan teman atau sahabat dekat kedua orang tua
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya bakti anak yang terbaik
adalah seorang anak yang menyambung tali persahabatan dengan keluarga
teman ayahnya setelah ayahnya meninggal”.
6) Menyambung tali silaturrahim dengan kerabat ibu dan ayah
Rasulullah SAW. bersabda, “Barang siapa yang ingin menyambung
silaturrahim ayahnya yang ada dikuburannya, maka sambunglah tali
silaturrahim dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia meninggal.”
13
َ َ ط ِج َعةٌ قَدْ أ
فَ َرأَيْتُ أَبَاهَا يُقَ ِِّب ُل َخدَّهَا َوقَاَل،صابَتْ َها ُح َّمى َ ِ فَإِذَا َعائ،فَدَخ َْلتُ َم َع أ َ ِب ْي بَ ْك ٍر َعلَى أَ ْه ِل ِه
ْ شةُ ا ْبنَتُهُ ُم
َ ض
ت يَا بُ َنيَّة ؟ ْ َ
ِ ْف أن َ َكي:
"Kemudian aku masuk bersama Abu Bakr menemui keluarganya. Ternyata
'Aisyah putrinya sedang berbaring, terserang penyakit panas. Maka aku melihat
ayah 'Aisyah mencium pipinya dan berkata, 'Bagaimana keadaanmu, wahai
putriku?'."
Inilah kasih sayang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, seorang ayah yang
paling mulia di antara seluruh manusia. Tak segan-segan beliau mendekap dan
mencium putra-putri dan cucu-cucunya. Begitu pun yang beliau ajarkan kepada
seluruh manusia.
2) Hak untuk memperoleh kehidupan
Problematika perekonomian seakan menjadi momok yang menakutkan
bagi calon orang tua bahkan orang tua sekalipun. Banyak sekali orang tua yang
mnelantarkan anak yang telah dilahirkan sendiri dari rahimnya. Bahkan tak
sedikit pula yang membiarkan anaknya merasakan kehidupan dunia ini.
Allah berfirman:
“Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan
memberikan rizqi kepadamu dan kepada mereka.”
3) Hak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI)
Wajib bagi seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil,
sebagaimana firman Allah yang artinya: Para ibu hendaklah menyusui anak-
anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
penyusuan.
Sebuah riwayat disampaikan oleh 'Umar bin Al-Khaththab radhiallahu 'anhu:
صبِيًّا فِي َ ت ْ َي تِّحْ لُبُ ثَدَ ْي َها تَ ْسقَى ِإذَا َو َجد َ فَإِذَا ا ْم َرأَة ٌ ِمنَ ال، ي
ِِّ ِسب ٌّ ِسبَ سلَّ َم َ ى هللاَ َع َل ْي ِه َو َّ صل َ ي ِِّ ِقَد َِم َع َلى النَّب
ار َحةٌ َولَدَهَا ِفي َ
ط ه ذ ه و َر تَ أ : م َّ
ِ ِ ِ َ ََ ِ ُّ َ َّ ُ َ ِ َ َ َ َ ْ ن ل سو ه ي
ْ َ ل ع هللا ى ل ص ي بَّ نال ل ا َ قَ ف . ُ ه ْ ت ع ض ر َ أ و ا
َ َ ْ َ َ ِ َِ َه نطْ بب ُ ه ْ تَ قص ْ
ل َ أ َ ف ُي أ َ َخذَتْه ِِّ س ِب
َ ال
َ ْ َ
لَلََ َِّ هُ أ ْر َح ُم بِ ِعبَا ِد ِه ِم ْن َه ِذ ِه ِب َولَ ِدهَا: فَقَا َل. ُِي تَقد ُِر َعلَى أ ْن الَ ت َط َر ُحه ْ َ َوه، َ ال: ار؟ قُلنَا ْ ِ َّالن.
"Datang para tawanan di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Ternyata di antara para tawanan ada seorang wanita yang buah dadanya penuh
dengan air susu. Setiap dia dapati anak kecil di antara tawanan, diambilnya,
didekap di perutnya dan disusuinya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bertanya, "Apakah kalian menganggap wanita ini akan melemparkan anaknya
ke dalam api?" Kami pun menjawab, "Tidak. Bahkan dia tak akan kuasa untuk
melemparkan anaknya ke dalam api." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, "Sungguh Allah lebih penyayang daripada wanita ini terhadap
anaknya."
4) Hak untuk mendapat nama yang baik dari orang tua
Pemberian nama yang baik bagi anak adalah awal dari sebuah upaya
pendidikan terhadap anak anak. Ada yang mengatakan; ‘apa arti sebuah nama’.
Ungkapan ini tidak selamanya benar. Islam mengajarkan bahwa nama bagi
seorang anak adalah sebuah do’a. Dengan memberi nama yang baik, diharapkan
14
anak mampu berperilaku baik sesuai dengan namanya. Adapun setelah kita
berusaha memberi nama yang baik, dan telah mendidiknya dengan baik pula,
namun anak kita tetap tidak sesuai dengan yang kita inginkan, maka kita
kembalikan kepada Allah SWT. Nama yang baik dengan akhlak yang baik,
itulah yang diharapkan oleh setiap orang tua.
5) Hak mendapat aqiqohan dari orang tua.
Aqiqah hukumnya sunnah muakkadh (sangat dianjurkan) bagi yang
mampu melakukannya, berdasarkan sabda Nabi SAW
." ويسمى، ويحلق، تذبح عنه يوم سابعه:غالم رهينةٌ بعقيقته
ٍ "ك ُّل
“Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih paa hari ketujuh (sejak
kelahiran anaknya), lalu dinamai dan dicukur rambutnya.
6) Hak mendapat pendidikan
Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang ibu
muslimah. Bahkan ibu merupakan madrasah awal bagi putra putrinya. Dia
senantiasa mendidik anak-anaknya dengan akhlak yang baik, yaitu akhlak
Muhammad dan para sahabatnya yang mulia. Mendidik anak bukanlah sekedar
kemurahan hati seorang ibu kepada anak-anaknya, akan tetapi merupakan
kewajiban dan fitrah yang diberikan Allah kepada seorang ibu.
Mendidik anak pun tidak terbatas dalam satu perkara saja tanpa perkara
lainnya, seperti mencucikan pakaiannya atau membersihkan badannya saja.
Bahkan mendidik anak itu mencakup perkara yang luas, mengingat anak
merupakan generasi penerus yang akan menggantikan kita yang diharapkan
menjadi generasi tangguh yang akan memenuhi bumi ini dengan kekuatan,
hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan. Bak dan tidaknya seorang anak juga ada
pengaruhnya terhadap peran orang tua. Karena pada dasarnya anak itu terlahir
dalam keadaan fitrah, jadi yang menjadikan anak tersebut islam ataupun kafir
adalah orang tuanya.
15
11) Memilihkan teman yang baik.
12) berbuat adil kepada semua anak anaknya.
13) Menjadi contoh yang baik bagi anaknya.
14) Mencarikan pendamping hidup yang sholeh bagi anaknya.
4 Hak dan Kewajiban Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga yang Sakit
menurut Islam
Kewajiban Keluarga Terhadap Orang Sakit
Menjenguk Orang Sakit dan Hukumnya
Orang sakit adalah orang yang lemah, yang memerlukan perlindungan
dan sandaran. Perlindungan (pemeliharaan, penjagaan) atau sandaran itu tidak
hanya berupa materiil sebagaimana anggapan banyak orang, melainkan dalam
bentuk materiil dan spiritual sekaligus.
Karena itulah menjenguk orang sakit termasuk dalam bab tersebut. Menjenguk si
sakit ini memberi perasaan kepadanya bahwa orang di sekitarnya (yang
16
menjenguknya) menaruh perhatian kepadanya, cinta kepadanya, menaruh
keinginan kepadanya, dan mengharapkan agar dia segera sembuh. Faktor-faktor
spiritual ini akan memberikan kekuatan dalam jiwanya untuk melawan serangan
penyakit lahiriah. Oleh sebab itu, menjenguk orang sakit, menanyakan keadaannya,
dan mendoakannya merupakan bagian dari pengobatan menurut orang-orang yang
mengerti. Maka pengobatan tidak seluruhnya bersifat materiil (kebendaan). Karena itu,
hadits-hadits Nabawi menganjurkan "menjenguk orang sakit"
Dari abu musa r.a. berkata, bersabda Rasulullah saw.: jenguklah orang sakit,
dan berikanlah makanan kepada orang yang lapar, dan bebaskanlah tawanan. (h.r.
bukhari)
Hak orang islam terhadap orang islam lainnya ada enam: 1. Apabila engkau berjumpa
dengannya berilah salam kepadanya. 2. Apabila ia mengundangmu penuhilah
undangnnya itu. 3. Apabila ia meminta nasehat kepadamu, nasehatilah dia. 4. Apabila
ia bersin, lalu memuji allah, maka doakanlah ia olehmu. 5. Apabila ia sakit, tengoklah
ia, dan apabila ia meninggal dunia, maka iringkanlah dia. (h.r. muslim)
Menjenguk orang yang terbaring sakit. Sebagian ulama telah menetapkan
menjenguk orang sakit ini sebagai fardhu kifayah, seperti halnya memberi makan orang
yang kelaparan dan membebaskan tawanan. Jumhur ulama berpendapat bahwa
menjenguk ini pada dasarnya hukumnya sunnah. Namun pada perkembangannya ia
menjadi wajib di beberapa kalangan tertentu.
Perintah menjenguk orang sakit mengandung hikmah, dapat meringankan
beban mental keluarganya, sebagai ungkapan kasih sayang, mengingatkan manusia
akan mati, memberikan dorongan kejiwaan dan menghibur, dan lain-lain.
Faktor personal
Alasan kedatangan : keluhan batuk berulang terutama malam hari dan musim hujan
atau cuaca dingin
Apa yang diharapkan pasien atau keluarganya : pasien sembuh dan pekerjaannya tidak
terganggu lagi
Apa yang dikhawatirkan pasien atau keluarganya : terganggunya pekerjaan pasien
Faktor klinis
Diagnosis kerja : asma bronkial (ICD 10 = J45)
Faktor internal
Usia : 50 tahun
Gaya hidup : merokok
Faktor genetik : ibu pasien dan anak pasien menderita penyakit yang sama
Pasien menggunakan motor sebagai sarana transportasi untuk menuju ke tempat kerja
yang jaraknya 25km dari rumah
Faktor eksternal
Tinggal di kawasan padat penduduk
Rumah ukuran 6 x 10 m ditempati oleh 6 orang
Kondisi rumah kurang pencahayaan dan ventilasi
Derajat fungsional
Sebelum sakit : 1 (mandiri dalam perawatan diri, bekerja di dalam dan luar rumah)
17
Setelah sakit : 2 (mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan luar
rumah, mulai mengurangi aktivitas kerja kantor)
Sumber:
18