Anda di halaman 1dari 19

1.

Keluarga
1.1 Definisi
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman,1998). Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya, atau
ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno,2004).

1.2 Bentuk
1. TRADISIONAL :
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama
dalam satu rumah
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan
yang terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu
rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakek-
nenek), keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan)
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul
pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan
dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya
: dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

2. NON-TRADISIONAL :
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
pasangan suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama,
yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu
sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam
waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

1.3 Fungsi
Fungsi yang dijalankan keluarga adalah:

1. Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan


anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak
2. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak
menjadi anggota masyarakat yang baik.
3. Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga
anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman

1
4. Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan
perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan
berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama
lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5. Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak
anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan
yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.
6. Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan,
mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-
kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan
dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman
masing-masing, dan lainnya.
8. Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai
generasi selanjutnya.
9. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta
membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

Menurut Friedman fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu


1) Fungsi Efektif. Berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan
dasar kekuatan keluarga. Fungsi efektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Anggota kelurga mengembangkan gambaran diri yang positif , peran
dijalankan dengan baik ,dan penuh rasa sayang.
2) Fungsi sosialisasi. Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
menghasilkan interaksi sosial ,dan individu tersebut melaksanakan perannya dalam
lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu melaksanakan sosialisasi
dengan anggota kelurga dan belajar disiplin , norma budaya , dan perilaku melalui
interaksi dalam keluarga, sehigga individu mampu berperan didalam masyarakat.
3) Fungsi reproduksi. Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
4) Fungis Ekonomi. Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga , seperti makanan
,pakaian , perumahan, dan lain-lain.
5) Fungsi Perawatan keluarga. Keluarga menyediakan makanan , pakaian,
perlidungan, dan asuhan kesehatan/keperawatan.Kemampuan keluarga melakukan
asuhan keperawatan atau pemeliharaan kesehatan memengaruhi status kesehatan
keluarga dan individu

Menurut Undang-Undang 1992 membagi Fungsi Keluarga sebagai berikut


1) Fungsi keagamaan
 membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh
anggota keluarga,
 menerjemahkan ajaran dan norma agama kedalam tingkah laku hidup
sehari-hari bagi seluruh anggota keluarga,
 memberi contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari dalam pengalaman
ajaran agama,
 melengkapi dan menambah proses belajar anak tentang keagamaan yang
tidak/kurang diperoleh disekolah atau masyarakat,
 membina rasa, sikap ,dan praktik kehidupan beragama.

2
 Fungsi Budaya adalah
 membina tugas keluarga sebagai sarana untuk meneruskan norma budaya
masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan,
 membina tugas keluarga untuk menyaring norma dan budaya asing yang
tidak sesuai,
 membina tugas keluarga sebagai saran anggota nya untuk mencari
pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia,
 membina tugas keluarga sebagai sarana bagi anggotanya untuk mengadakan
kompromi/adaptasi dan praktik (positif) serta globalisasi dunia ,
 membina budaya keluarga yang sesuai ,selaras , dan seimbang dengan
budaya masyarakat /bangsa untuk menunjang terwujudnnya norma keluarga
kecil bahagia dan sejahtera.
 Fungsi Cinta kasih adalah
 menumbuhkembangkan potensi simbol cinta kasih sayang yang telah ada
diantara anggota keluarga dalam simbol yang nyata, seperti ucapan dan
tingkah laku secara optimal dan terus menerus ,
 membina tingkah laku ,saling menyayangi diantara anggota keluarga
maupun antara keluarga yang satu dengan yang lainnya secara kuantitatif
dan kualitatif.
 membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan uhkrawi dalam
keluarga secara serasi, selaras , dan seimbang,
 membina rasa ,sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan
dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.
2) Fungsi perlindungan
 memenuhi kebutuhan akan rasa aman diantara anggota keluarga.Bebas dari
rasa tidak aman yang tumbuh dari dalam maupun dari luar keluarga,
 membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk
ancaman dan tantangan yang datang dari luar maupun dalam,
 membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal
menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
3) Fungsi reproduksi
 membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat
baik bagi anggota keluarga maupun keluarga sekitarnya.
 memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembetukan keluarga
dalam hal usia , kedewasaan fisik dan mental,
 mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat baik yang berkaitan dengan
jangka waktu melahirkan, jarak antara kelahiran dua anak , dan jumlah ideal
anak yang diinginkan dalam keluarga,
 mengembang kan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif
menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
4) Fungsi sosialisasi
 menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai
wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan utama,
 menyadari ,merencanakan , dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai
pusat tempat anak dapat mencari pemecahan masalah dari berbagai konflik
dan permasalahan yang dijumpainya baik lingkungan masyarakat maupun
sekolahnya. Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal
yang perlu dilakukannya untuk meningkatkan kemantangan dan

3
kedewasaan baik fisik maupun mental, yang tidak/kurang diberikan
lingkungan sekolah maupun masyarakat.
 membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga
sehingga tidak saja bermamfaat positif bagi anak, tetapi juga orang tua untuk
perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.
5) Fungsi Ekonomi adalah melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun
didalam kehidupan keluarga dalam rangka menopang perkembangan hidup
keluarga, mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian ,
keselamatan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga,
mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan perhatiaanya
terhadap anggota rumah tangga bejalan serasi , selaras ,dan seimbang , membina
kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan
keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
6) Fungsi pelestarian lingkungan adalah membina kesadaran dan praktik
kelestarian lingkungan internal keluarga , membina kesadaran, sikap, dan
praktik pelestarian lingkunga hidup yang serasi , selaras, dan seimbang antara
lingkungan keluarga dan lingkungan hidup sekitarnya.
Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan

Suprajitno (2004) menyatakan bahwa fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga


mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan,
meliputi:

1) Mengenal masalah kesehatan keluarga


Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena
kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.
Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan
yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami
anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga.
Apabila menyadari adanya Perubahan,keluarga,perlu dicatat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi,dan seberapa besar perubahannya.

2) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga


Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga dengan pertimbangan
siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk
menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh
keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau
bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan
kepada orang di lingkungan tinggal keluarga agar memperoleh bantuan.

3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan


Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar,
tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui keluarga sendiri.
Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu
memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah
tidak terjadi.

4
4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga.

5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi


keluarga.

Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal yang berhubungan


dengan posisi dan situasi tertentu. Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah
sebagai berikut:
o Peran ayah sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
kepala rumah tangga, anggota dari kelompok sosialnya dan anggota
masyarakat.
o Peran ibu sebagai isteri, ibu dari anaknya, mengurus rumah tangga, pengasuh,
pendidik dan pelindung bagi anak-anaknya, anggota kelompok social dan
anggota masyarakat serta berperan sebagai pencari nafkah tambahan bagi
keluarga.
o Peran anak-anak sebagai pelaksana peran psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental dan spiritual.

Friedman (2002) membagi lima peran kesehatan dalam keluarga yaitu :


o Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap anggota
o Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
o Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda
o Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
o Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga dan lembaga-lembaga
kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan
yang ada

1.4 Struktur
1) Dominasi jalur hubungan darah
a) Patrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah.
Suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan struktur keluarga
patrilineal.
b) Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu.
Suku padang salah satu suku yang yang mengunakan struktur
keluarga matrilineal.

2) Dominasi keberadaan tempat tinggal


a) Patrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan
keluarga sedarah dari pihak suami.
b) Matrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan
keluarga sedarah dari pihak istri.

3) Dominasi pengambilan keputusan

5
a) Patriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.
b) Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri. (Setiawati &
Dermawan, 2008)

Ciri-ciri struktur keluarga


1) Terorganisasi
Keluarga adalah cerminan organisasi, dimana masing-masing anggota
keluarga memiliki peran dan fungsi masing-masing sehingga tujuan
keluarga dapat tercapai. Organisasi yang baik ditandai dengan adanya
hubungan yang kuat antara anggota sebagai bentuk saling ketergantungan
dalam mencapai tujuan.
2) Keterbatasan
Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan
tanggung jawabnya masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap
anggota tidak semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang dilandasi
oleh tanggung jawab masing-masing anggota keluarga.
3) Perbedaan
Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan masing-masing
anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda dan khas
seperti halnya peran ayah sebagai pencari nafkah utama, peran ibu yang
merawat anak-anak.

Genogram (Family Anatomy)


Definisi : genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari silsilah
keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera
mendapatkan informasi tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan antar
anggota keluarga. Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga, yang mencatat tentang
siklus kehidupan keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga serta hubungan antar anggota
keluarga.
Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat perkawinan, anak-anak,
keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun meninggal, dan pekerjaan. Juga
terdapat informasi tentang hubungan emosional, jarak atau konflik antar anggota keluarga,
hubungan penting dengan profesional yang lain serta informasi-informasi lain yang
relevan. Dengan genogram dapat digunakan juga untuk menyaring kemungkinan adanya
kekerasan (abuse) di dalam keluarga.
Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu dilengkapi
(update) setiap ada informasi baru tentang anggota keluarga pada kunjungan-kunjungan
selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa keluarga sebagai sistem yang
saling berinteraksi dalam suatu unit emosional. Setiap kejadian emosional keluarga dapat
mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3 generasi keluarga. Sehingga idealnya, genogram
dibuat minimal untuk 3 generasi.

6
Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :
1) mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antara kesehatan
fisik dan mental di dalam keluarga
2) pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi

7
1.5 Dinamika
Adanya interaksi (hubungan) antara individu dengan lingkungan sehingga
tersebut dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam lingkungan keluarga
maupun kelompok sosial yang sama.
Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubungan pasien dengan anggota
keluarganya dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga di lingkungan
sekitarnya. Keluarga diharapkan mampu memberikan dukungan dalam upaya
kesembuhan pasien. Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga
 Pertama, tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri
sendiri yang biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.
 Kedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan
pendapatdan pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.

8
 Ketiga, tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur
bagaimanamereka seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang
sebagai sistemnilai keluarga.
 Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan
orang luar dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke
masyarakat.

2. Diagnostik Holistik
Aspek Personal: alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran dan persepsi pasien
Aspek Klinis: Masalah medis, diagnosis kerja berdasarkan gejala dan tanda
Aspek risiko internal : seperti pengaruh genetik, gaya hidup, kepribadian, usia, gender
Aspek risiko eksternal dan psikososial: berasal dari lingkungan (keluarga, tempat kerja,
tetangga, budaya)
Derajat Fungsional: Kualitas Hidup Pasien . Penilaian dengan skor 1 – 5, berdasarkan
disabiltas dari pasien
2.1 Faktor Eksternal
 Pemicu biopsikososial keluarga dan lingkungan dalam kehidupan pasien
hingga mengalami penyakit seperti yang ditemukan
 Dukungan keluarga (family support)
 Tidak ada bantuan/perhatian/ perawatan/ suami & istri, anak, menantu, cucu
atau pelaku rawat lainnya
 Perilaku makan keluarga (tak masak sendiri), menu keluarga yang tak sesuai
kebutuhan
 Perilaku tidak menabung / perilaku konsumtif
 Tidak adanya perencanaan keluarga (tak ada pendidikan anak , tak ada
pengarahan pengembangan karier, tak ada pembatasan jumlah anak )
 Masalah perilaku keluarga yang tidak sehat
 Masalah ekonomi yang mempunyai pengaruh terhadap penyakit/masalah
kesehatan yang ada
 Akses pada pelayanan kesehatan yang mempengaruhi penyakit
(jarak/transportasi/asuransi)
 Pemicu dari lingkungan fisik (debu, asap rokok)
 Masalah bangunan dan kepadatan pemukiman yang mempengaruhi
penyakit/masalah kesehatan yang ada
2.2 Faktor Internal
 Perilaku individu dan gaya hidup (life style) pasien, kebiasaan yang
menunjang terjadinya penyakit, atau beratnya penyakit
 kebiasaan merokok
 kebiasaan jajan, kebiasaan makan
 kebiasaan individu mengisi waktu dengan perihal yang negatif
 (dietary habits;tinggi lemak, tinggi kalori)
2.3 Faktor Personal
 Keluhan utama (reason of encounter) /simptom/ sindrom klinis yang
ditampilkan
 Apa yang diharapkan pasien atau keluarganya
 Apa yang dikhawatirkan pasien atau keluarganya
2.4 Faktor Klinis

9
 Diagnosis klinis biologis, psikologis, intelektual, nutrisi, sertakan derajat
keparahan .
 Bila diagnosis klinis belum dapat ditegakkan cukup dengan diagnosis kerja/
diagnosis banding
 Diagnosis berdasarkan ICD 10, dan ICPC-2
2.5 Faktor Status Fungsional

3. Konsep dan Fungsi Keluarga dalam Islam


3.1 Hak dan Kewajiban Anak
Kewajiban Anak Terhadap Orang Tua
Pada dasarnya, kewajiban seorang anak merupakan hak bagi orang tua begitu
pula sebaliknya hak anak adalah merupakan kewajiban dari orang tua sendiri. Diantara

10
kewajiban anak untuk berbakti pada orang tuanya dibagi menjadi dua yaitu ketika
mereka masih hidup dan sesudah mereka wafat.
A. Saat Orang Tua Masih Hidup
1) Menaati mereka selama tidak mendurhakai Allah.
Ta’at, patuh dan hormat pada kedua orang tua merupakan kewajiban bagi setiap
anak Adam(manusia). Sedangkan mendurhakai keduanya merupakan perbuatan
yang diharamkan, kecuali jika mereka menyuruh untuk berbuat syirik atau
bermaksiat kepada Allah. Allah berfirman, artinya, “Dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, ….”
Rasulullah SAW. bersabda, “Tidak ada ketaatan untuk mendurhakai Allah.
Sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam melakukan kebaikan”. Adapun contoh
bentuk ketaatan pada orang tua diantaranya:
a) Apabila orang tua meminta makan maka anak wajib memberikan
b) Memberikan sesuatu yang diinginkan orang tua baik yang diminta atupun tidak
c) Segera mendatangi panggilan orang tua
d) Melaksanakan semua perintah orang tua asalkan buka perintah maksiat
e) Tidak membentak, menghardik, memukul bahkan membunuh orang tua
meskipun orang tua salah
Berbakti terhadap kedua orang tua dapat direalisasikan dengan berbagia
bentuk. Di antara bakti terhadap kedua orang tua adalah menjauhkan ucapan
dan perbuatan yang dapat menyakiti mereka, walaupun berupa isyarat atau
dengan ucapan ‘ah’, tidak mengeraskan suara melebihi suara mereka,
mendahulukan keperluan orang tua dari pada keperluan pribadi.

2) Berbakti terhadap kedua orang tua dapat direalisasikan dengan berbagai


bentuk. Diantara wujud lain dari pada bakti pada orang tua diantaranya:
a) Tidak berkata “ah” dan tidak mengeraskan suara melebihi suara orang
tua
b) Tidak mendahului jalan orang tua
c) Mendahulukan keperluan orang tua dari pada keperluan pribadi
d) Tidak berkata kasar

3) Meminta izin kepada mereka sebelum berjihad dan pergi untuk urusan lainnya.
Amat penting kedudukan izin kepada orang tua dalam masalahjihad. Seorang
laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya,
“Wahai Rasulullah apakah aku boleh ikut berjihad?” Beliau balik bertanya,
‘Apakah kamu masih mempunyai kedua orangtua?’ Laki-laki tersebut menjawab,
‘Masih’. Beliau bersabda, ‘Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada keduanya’.

4) Memberikan nafkah kepada orang tua


Beberapa ayat dalam Al Qur’an yang membahas tentang hal ini adalah Al
Baqarah ayat 15 dan Ar-Rum ayat 38. Rasulullah SAW. pernah bersabda kepada
seorang laki-laki ketika ia berkata, “Ayahku ingin mengambil hartaku”. Nabi SAW.
bersabda, “Kamu dan hartamu adalah milik ayahmu.”
Oleh sebab itu, hendaknya seorang anak tidak bersikap bakhil (kikir) terhadap
orang yang menyebabkan keberadaan dirinyaatas izin Allah, memeliharanya ketika
kecil, serta telah berbuat baik kepadanya.

11
4. Memenuhi sumpah/nadzar kedua orang tua
Jika kedua orang tua bersumpah untuk suatu perkara tertentu yang di dalamnya
tidak terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi
sumpah keduanya karena hal itu termasuk hak mereka.

5. Mendahulukan berbakti kepada ibu dari pada ayah.


‫ عن أبي هريرة رضي‬،‫ عن أبي زرعة‬،‫ عن عمارة بن القعقاع بن شبرمة‬،‫ حدثنا جرير‬:‫حدثنا قتيبة بن سعيد‬
:‫ من أحق الناس بحسن هللا عنه قال‬،‫ يا رسول هللا‬:‫جاء رجل إلى رسول هللا صلى هللا عليه وسلم فقال‬
‫ (ثم‬:‫ ثم من؟ قال‬:‫ قال‬.)‫ (ثم أمك‬:‫ ثم من؟ قال‬:‫ قال‬.)‫ (ثم أمك‬:‫ ثم من؟ قال‬:‫ قال‬.)‫ (أمك‬:‫صحابتي؟ قال‬
.‫ مثله‬:‫ حدثنا أبو زرعة‬:‫وقال ابن شبرمة ويحيى بن أيوب‬.)‫أبوك‬
Seorang lelaki pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
“Siapa yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?” beliau menjawab,
“Ibumu.” Lelaki itu bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau kembali
menjawab, “Ibumu”. Lelaki itu kembali bertanya, “Kemudian siapa lagi?” Beliau
menjawab, “Ibumu”. Lalu siapa lagi? Tanyanya. “Ayahmu,” jawab beliau.”
Hadits di atas tidak bermakna lebih menaati ibu dari pada ayah. Sebab, menaati
ayah lebih didahulukan jika keduanya menyuruh pada waktu yang sama dan dalam
hal yang dibolehkan syari’at. Alasannya, ibu sendiri diwajibkan taat kepada
suaminya.
6. Mendahulukan berbakti pada orang tua dari pada berbuat baik pada istri
Di antara hadits yang menunjukkan hal tersebut adalah kisah tiga orang yang
terjebak di dalam gua lalu mereka tidak bisa keluar kemudian mereka bertawasul
dengan amal baik mereka, di antara amal mereka, ada yang mendahulukan
memberi susu untuk kedua orang tuanya, walaupun anak dan istrinya
membutuhkan. Begitupula dengan kisah Alqomah

7. Mendo’akan kedua orang tua.


Merupakan perihal yang sangat urgen sebab do’a juga merupakan wujud
ungkapan terimakasih anak terhadap orang tua. Ayat Al-Qur’an yang membahas
tentang kewajiban mendoakan keduanya salah satunya adalah firman Allah SWT :
‫يرا‬ َ ‫ار َح ْم ُه َما َك َما َربَّيَانِي‬
ً ‫ص ِغ‬ ْ ‫ب‬ َّ َ‫ض لَ ُه َما َجنَا َح الذُّ ِِّل ِمن‬
ِ ِّ ‫الر ْح َم ِة َوقُ ْل َر‬ ْ ‫َو‬
ْ ‫اخ ِف‬
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
8. Memelihara orang tua
Ayat yang membahas tentang hal ini adalah surat Al-Isra’ ayat 23 dan Al-Ahqaf
ayat 15
B. Ketika Orang Tua Telah Meninggal
Ada beberapa kewajiban yang dilakukan anak terhadap orang tuanya ketika
mereka sudah tiada diantaranya:

12
1) Mengurus jenazahnya dan banyak mendoakan untuknya, karena ini merupakan
bukti kebaktian anak terhadap orang tuanya sebelum dikebumikan.
2) Memohonkan ampun untuk keduanya. Karena do’a yang yang masih bisa
menjadi amal jariyah adalah do’a anak sholeh terhadap orang tuanya. Namun
anak yang dimaksud anak di sini tidak hanya anak kandung saja tapi anak tiri,
ataupun anak angkatpun bisa. Karena dalam doa kita juga dianjurkan untuk
mendoakan semua orang muslim.
3) Melanjutkan amalan baik yang belum sempat dilakukan mereka semasa hidup
karena demikian itu akan menjadi amalan jariyah bagi orang tua meskipun telah
memenuhi panggilanya.
4) Menunaikan janji, hutang dan wasiat orang tua yang belum terlaksana.
5) Memuliakan teman atau sahabat dekat kedua orang tua
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya bakti anak yang terbaik
adalah seorang anak yang menyambung tali persahabatan dengan keluarga
teman ayahnya setelah ayahnya meninggal”.
6) Menyambung tali silaturrahim dengan kerabat ibu dan ayah
Rasulullah SAW. bersabda, “Barang siapa yang ingin menyambung
silaturrahim ayahnya yang ada dikuburannya, maka sambunglah tali
silaturrahim dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia meninggal.”

Hak-hak yang harus diperoleh anak


1) Hak Mendapatkan Rasa Kasih Sayang
Banyak hal yang bisa menjadi ungkapan kasih sayang, hal yang
demikian tak ditinggalkan oleh syariat, hingga didapati banyak contoh dari
Rasulullah SAW, bagaimana beliau mengungkapkan kasih sayang kepada anak-
anak.
Satu contoh yang beliau berikan adalah mencium anak-anak. Bahkan
beliau mencela orang yang tidak pernah mencium anak-anaknya. Kisah-kisah
tentang ini bukan hanya satu dua. Di antaranya dituturkan oleh shahabat yang
mulia, Abu Hurairah radhiallahu 'anhu:
‫ع‬ُ ‫ فَقَا َل األ َ ْق َر‬،‫سا‬ ً ‫ع ْبنُ َحابِ ِس التَّ ِمي ِْمي َجا ِل‬ ُ ‫ي َو ِع ْندَهُ األ َ ْق َر‬ ِِّ ‫سنَ بْنَ َع ِل‬ َ ‫سلَّ َم ْال َح‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ُ‫ى هللا‬ َّ ‫صل‬َ ِ‫سو ُل هللا‬ ُ ‫قَبَّ َل َر‬
َ‫ َم ْن ال‬:‫سلَّ َم ث ُ َّم قَا َل‬َ َ‫و‬ ‫ه‬
ِ ‫ي‬
ْ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ُ ‫هللا‬ ‫ى‬ ‫ل‬
َّ َ ‫ص‬ ِ ‫هللا‬ ُ
‫ل‬ ‫و‬ ‫س‬ُ ‫ر‬ ‫ه‬ِ ‫ي‬
ْ
َ ِ َ َ َ ‫ل‬ ‫إ‬ ‫ر‬ َ
‫ظ‬ ‫ن‬
َ ‫ف‬ . ‫ًا‬ ‫د‬ ‫ح‬ َ
َ ُْ‫أ‬ ‫م‬ ‫ه‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬
ِ ُ‫ت‬ ْ
‫َّل‬ ‫ب‬َ ‫ق‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫د‬ِ
َ َ َ ‫ل‬‫الو‬ َ‫ن‬ ‫م‬
ِ ً ‫ة‬‫ر‬َ ْ
‫ش‬ ‫ع‬
َ ْ ‫ ِإ َّن ِل‬:
‫ي‬
َ
‫يَ ْر َح ْم ال ي ُْر َح ْم‬.
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mencium Al-Hasan bin 'Ali,
sementara Al-Aqra' bin Habis At-Tamimi sedang duduk di sisi beliau. Maka Al-
Aqra' berkata, "Aku memiliki 10 anak, namun tidak ada satu pun dari mereka
yang kucium." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
memandangnya, lalu bersabda, "Siapa yang tidak menyayangi, maka dia tidak
akan disayangi."
Kalaulah dibuka perjalanan para pendahulu yang shalih dari kalangan
shahabat radhiallahu 'anhum, hal ini pun ditemukan di kalangan mereka.
Bahkan dilakukan oleh shahabat yang paling mulia, Abu Bakr Ash-
Shiddiqradhiallahu 'anhu. Ketika Abu Bakr radhiallahu 'anhu tiba di Madinah
bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam hijrah, dia mendapati
putrinya, 'Aisyah radhiallahu 'anha sakit panas. Al-Barra' bin 'Azibradhiallahu
'anhu yang menyertai Abu Bakr saat menemui putrinya mengatakan:

13
َ َ ‫ط ِج َعةٌ قَدْ أ‬
‫ فَ َرأَيْتُ أَبَاهَا يُقَ ِِّب ُل َخدَّهَا َوقَاَل‬،‫صابَتْ َها ُح َّمى‬ َ ِ‫ فَإِذَا َعائ‬،‫فَدَخ َْلتُ َم َع أ َ ِب ْي بَ ْك ٍر َعلَى أَ ْه ِل ِه‬
ْ ‫شةُ ا ْبنَتُهُ ُم‬
َ ‫ض‬
‫ت يَا بُ َنيَّة ؟‬ ْ َ
ِ ‫ْف أن‬ َ ‫ َكي‬:
"Kemudian aku masuk bersama Abu Bakr menemui keluarganya. Ternyata
'Aisyah putrinya sedang berbaring, terserang penyakit panas. Maka aku melihat
ayah 'Aisyah mencium pipinya dan berkata, 'Bagaimana keadaanmu, wahai
putriku?'."
Inilah kasih sayang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, seorang ayah yang
paling mulia di antara seluruh manusia. Tak segan-segan beliau mendekap dan
mencium putra-putri dan cucu-cucunya. Begitu pun yang beliau ajarkan kepada
seluruh manusia.
2) Hak untuk memperoleh kehidupan
Problematika perekonomian seakan menjadi momok yang menakutkan
bagi calon orang tua bahkan orang tua sekalipun. Banyak sekali orang tua yang
mnelantarkan anak yang telah dilahirkan sendiri dari rahimnya. Bahkan tak
sedikit pula yang membiarkan anaknya merasakan kehidupan dunia ini.
Allah berfirman:
“Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin. Kami akan
memberikan rizqi kepadamu dan kepada mereka.”
3) Hak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI)
Wajib bagi seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil,
sebagaimana firman Allah yang artinya: Para ibu hendaklah menyusui anak-
anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
penyusuan.
Sebuah riwayat disampaikan oleh 'Umar bin Al-Khaththab radhiallahu 'anhu:
‫صبِيًّا فِي‬ َ ‫ت‬ ْ َ‫ي تِّحْ لُبُ ثَدَ ْي َها تَ ْسقَى ِإذَا َو َجد‬ َ ‫ فَإِذَا ا ْم َرأَة ٌ ِمنَ ال‬، ‫ي‬
ِِّ ِ‫سب‬ ٌّ ِ‫سب‬َ ‫سلَّ َم‬ َ ‫ى هللاَ َع َل ْي ِه َو‬ َّ ‫صل‬ َ ‫ي‬ ِِّ ِ‫قَد َِم َع َلى النَّب‬
‫ار َحةٌ َولَدَهَا ِفي‬ َ
‫ط‬ ‫ه‬ ‫ذ‬ ‫ه‬ ‫و‬ ‫َر‬ ‫ت‬َ ‫أ‬ : ‫م‬ َّ
ِ ِ ِ َ َ‫َ ِ ُّ َ َّ ُ َ ِ َ َ َ َ ْ ن‬ ‫ل‬ ‫س‬‫و‬ ‫ه‬ ‫ي‬
ْ َ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫هللا‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ي‬ ‫ب‬َّ ‫ن‬‫ال‬ ‫ل‬ ‫ا‬ َ ‫ق‬َ ‫ف‬ . ُ ‫ه‬ ْ ‫ت‬ ‫ع‬ ‫ض‬ ‫ر‬ َ ‫أ‬ ‫و‬ ‫ا‬
َ َ ْ َ َ ِ َِ َ‫ه‬ ‫ن‬‫ط‬ْ ‫ب‬‫ب‬ ُ ‫ه‬ ْ ‫ت‬َ ‫ق‬‫ص‬ ْ
‫ل‬ َ ‫أ‬ َ ‫ف‬ ُ‫ي أ َ َخذَتْه‬ ِِّ ‫س ِب‬
َ ‫ال‬
َ ْ َ
‫ لَلََ َِّ هُ أ ْر َح ُم بِ ِعبَا ِد ِه ِم ْن َه ِذ ِه ِب َولَ ِدهَا‬: ‫ فَقَا َل‬. ُ‫ِي تَقد ُِر َعلَى أ ْن الَ ت َط َر ُحه‬ ْ َ ‫ َوه‬، َ‫ ال‬: ‫ار؟ قُلنَا‬ ْ ِ َّ‫الن‬.
"Datang para tawanan di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Ternyata di antara para tawanan ada seorang wanita yang buah dadanya penuh
dengan air susu. Setiap dia dapati anak kecil di antara tawanan, diambilnya,
didekap di perutnya dan disusuinya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bertanya, "Apakah kalian menganggap wanita ini akan melemparkan anaknya
ke dalam api?" Kami pun menjawab, "Tidak. Bahkan dia tak akan kuasa untuk
melemparkan anaknya ke dalam api." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, "Sungguh Allah lebih penyayang daripada wanita ini terhadap
anaknya."
4) Hak untuk mendapat nama yang baik dari orang tua
Pemberian nama yang baik bagi anak adalah awal dari sebuah upaya
pendidikan terhadap anak anak. Ada yang mengatakan; ‘apa arti sebuah nama’.
Ungkapan ini tidak selamanya benar. Islam mengajarkan bahwa nama bagi
seorang anak adalah sebuah do’a. Dengan memberi nama yang baik, diharapkan

14
anak mampu berperilaku baik sesuai dengan namanya. Adapun setelah kita
berusaha memberi nama yang baik, dan telah mendidiknya dengan baik pula,
namun anak kita tetap tidak sesuai dengan yang kita inginkan, maka kita
kembalikan kepada Allah SWT. Nama yang baik dengan akhlak yang baik,
itulah yang diharapkan oleh setiap orang tua.
5) Hak mendapat aqiqohan dari orang tua.
Aqiqah hukumnya sunnah muakkadh (sangat dianjurkan) bagi yang
mampu melakukannya, berdasarkan sabda Nabi SAW
."‫ ويسمى‬،‫ ويحلق‬،‫ تذبح عنه يوم سابعه‬:‫غالم رهينةٌ بعقيقته‬
ٍ ‫"ك ُّل‬
“Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih paa hari ketujuh (sejak
kelahiran anaknya), lalu dinamai dan dicukur rambutnya.
6) Hak mendapat pendidikan
Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat seorang ibu
muslimah. Bahkan ibu merupakan madrasah awal bagi putra putrinya. Dia
senantiasa mendidik anak-anaknya dengan akhlak yang baik, yaitu akhlak
Muhammad dan para sahabatnya yang mulia. Mendidik anak bukanlah sekedar
kemurahan hati seorang ibu kepada anak-anaknya, akan tetapi merupakan
kewajiban dan fitrah yang diberikan Allah kepada seorang ibu.
Mendidik anak pun tidak terbatas dalam satu perkara saja tanpa perkara
lainnya, seperti mencucikan pakaiannya atau membersihkan badannya saja.
Bahkan mendidik anak itu mencakup perkara yang luas, mengingat anak
merupakan generasi penerus yang akan menggantikan kita yang diharapkan
menjadi generasi tangguh yang akan memenuhi bumi ini dengan kekuatan,
hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan. Bak dan tidaknya seorang anak juga ada
pengaruhnya terhadap peran orang tua. Karena pada dasarnya anak itu terlahir
dalam keadaan fitrah, jadi yang menjadikan anak tersebut islam ataupun kafir
adalah orang tuanya.

3.2 Hak dan Kewajiban Orang Tua


Kewajiban Orang tua kepada Anak
1) Berdoa sebelum bercampur dengan istri, sehingga jika Allah takdirkan dari
pencampuran tadi, si istri hamil, maka anaknya menjadi anak yang soleh.
2) Mengikuti rosulullah dalam menyambut kelahiran anak.
3) tinggal di lingkungan yang islami
4) Memberi nama yang baik
5) Ibu hendaknya Menyusui anaknya
6) Mengasuh dan membimbing anak (bukan diasuh oleh pembantu).
7) Mengkhitan si anak
8) Mengajari alquran, sholat,puasa, adab dan etika
9) Mengajari anak naik kuda, berenang dan memanah.
10) Memberi nafkah dari rezeki yang halal sampai si anak mandiri atau menikah.

15
11) Memilihkan teman yang baik.
12) berbuat adil kepada semua anak anaknya.
13) Menjadi contoh yang baik bagi anaknya.
14) Mencarikan pendamping hidup yang sholeh bagi anaknya.

Hak-hak Orang Tua


Yang dimaksud dengan hak-hak orang tua di sini adalah kewajiban-kewajiban
yang harus ditunaikan seorang anak terhadap orang tuanya. Ada banyak hak orang tua
atas anak, yang paling penting di antaranya adalah :
1) Bergaul dengan keduanya dengan cara yang baik. Hal itu ditunjukkan melalui
perkataan, perbuatan, harta, dan badan.
2) Menaati perintah keduanya kecuali dalam hal-hal yang sifatnya maksiat.
3) Berbicara kepada mereka berdua dengan penuh kelembutan dan sopan santun.
4) Tawadhu’ (rendah diri) dan tidak boleh bersikap sombong di hadapan
keduanya.
5) Banyak berdo’a dan memohon ampun untuk mereka berdua, terlebih di saat
keduanya telah meninggal dunia.
6) Memelihara nama baik, kehormatan, dan harta mereka berdua.
7) Melakukan perbuatan yang membuat mereka senang tanpa harus ada perintah
terlebih dahulu.
8) Menghormati teman-teman mereka berdua semasa mereka masih hidup, dan
begitu juga setelah matinya.
9) Segera memenuhi panggilan mereka berdua

3.3 Hak dan Kewajiban Antar Keluarga


Hak Kerabat dan Sanak Keluarga
1) Dikunjungi/silaturahim
Dalil hadits: “Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rizkinya
maka hendaklah dia takut kepada Allah dan bersilaturahim kepada kerabat.”
(HR. Ahmad dan Al Hakim)
2) Selamat dari tangan dan lisannya. Maksudnya adalah tidak digunjingkan dan
dianiaya.
3) Bersedekah/memberi hadiah
“Shadaqah yang paling utama adalah kepada kerabat yang memutuskan
kekerabatan.” (HR. Ahmad, Thabrani dan Baihaqi)

4 Hak dan Kewajiban Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga yang Sakit
menurut Islam
Kewajiban Keluarga Terhadap Orang Sakit
Menjenguk Orang Sakit dan Hukumnya
Orang sakit adalah orang yang lemah, yang memerlukan perlindungan
dan sandaran. Perlindungan (pemeliharaan, penjagaan) atau sandaran itu tidak
hanya berupa materiil sebagaimana anggapan banyak orang, melainkan dalam
bentuk materiil dan spiritual sekaligus.
Karena itulah menjenguk orang sakit termasuk dalam bab tersebut. Menjenguk si
sakit ini memberi perasaan kepadanya bahwa orang di sekitarnya (yang

16
menjenguknya) menaruh perhatian kepadanya, cinta kepadanya, menaruh
keinginan kepadanya, dan mengharapkan agar dia segera sembuh. Faktor-faktor
spiritual ini akan memberikan kekuatan dalam jiwanya untuk melawan serangan
penyakit lahiriah. Oleh sebab itu, menjenguk orang sakit, menanyakan keadaannya,
dan mendoakannya merupakan bagian dari pengobatan menurut orang-orang yang
mengerti. Maka pengobatan tidak seluruhnya bersifat materiil (kebendaan). Karena itu,
hadits-hadits Nabawi menganjurkan "menjenguk orang sakit"
Dari abu musa r.a. berkata, bersabda Rasulullah saw.: jenguklah orang sakit,
dan berikanlah makanan kepada orang yang lapar, dan bebaskanlah tawanan. (h.r.
bukhari)
Hak orang islam terhadap orang islam lainnya ada enam: 1. Apabila engkau berjumpa
dengannya berilah salam kepadanya. 2. Apabila ia mengundangmu penuhilah
undangnnya itu. 3. Apabila ia meminta nasehat kepadamu, nasehatilah dia. 4. Apabila
ia bersin, lalu memuji allah, maka doakanlah ia olehmu. 5. Apabila ia sakit, tengoklah
ia, dan apabila ia meninggal dunia, maka iringkanlah dia. (h.r. muslim)
Menjenguk orang yang terbaring sakit. Sebagian ulama telah menetapkan
menjenguk orang sakit ini sebagai fardhu kifayah, seperti halnya memberi makan orang
yang kelaparan dan membebaskan tawanan. Jumhur ulama berpendapat bahwa
menjenguk ini pada dasarnya hukumnya sunnah. Namun pada perkembangannya ia
menjadi wajib di beberapa kalangan tertentu.
Perintah menjenguk orang sakit mengandung hikmah, dapat meringankan
beban mental keluarganya, sebagai ungkapan kasih sayang, mengingatkan manusia
akan mati, memberikan dorongan kejiwaan dan menghibur, dan lain-lain.

5. Analisis penerapan diagnosis holistic pada pasien di skenario

 Faktor personal
Alasan kedatangan : keluhan batuk berulang terutama malam hari dan musim hujan
atau cuaca dingin
Apa yang diharapkan pasien atau keluarganya : pasien sembuh dan pekerjaannya tidak
terganggu lagi
Apa yang dikhawatirkan pasien atau keluarganya : terganggunya pekerjaan pasien
 Faktor klinis
Diagnosis kerja : asma bronkial (ICD 10 = J45)
 Faktor internal
Usia : 50 tahun
Gaya hidup : merokok
Faktor genetik : ibu pasien dan anak pasien menderita penyakit yang sama
Pasien menggunakan motor sebagai sarana transportasi untuk menuju ke tempat kerja
yang jaraknya 25km dari rumah
 Faktor eksternal
Tinggal di kawasan padat penduduk
Rumah ukuran 6 x 10 m ditempati oleh 6 orang
Kondisi rumah kurang pencahayaan dan ventilasi
 Derajat fungsional
Sebelum sakit : 1 (mandiri dalam perawatan diri, bekerja di dalam dan luar rumah)

17
Setelah sakit : 2 (mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan luar
rumah, mulai mengurangi aktivitas kerja kantor)

Sumber:

 Friedman, M. Marilyn.( 1998). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik.Jakarta :


EGC.
 Goldenberg, I., & Goldenberg, H. (2008). Family therapy: An overview. Belmont, CA:
Thomson Brooks/Cole.
 Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural. Jakarta:EGC.
 Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.
 Sloane, P.D., Slatt, L.M., Ebell, M.H., & Jacques, L.B. (2002). Essential ofFamily
Medicine (4th Ed.). Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins (page 24)
 McDaniel, S., Campbell, T.L., Hepworth, J., & Lorenz, A. (2005). Family - Oriented
Primary Care (2nd Ed.). New York: Springer (page 42)
 Undang-Undang RI no 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Available at :
http://www.bkn.go.id/bapek/peraturan/undang-undang-uu/82-uu-no-1-tahun-1974-
tentang-perkawinan.html (Last Update: 2012, December 19)
 Hak dan Kewajiban Orang Tua. Available at :
http://roudhotulilmi.blogspot.com/2011/11/hak-dan-kewajiban-orang-tua.html (Last
Update 2012, December 21)
 Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829 Menkes SK/VII/1999 Tentang Persyaratan
Kesehatan Perumahan. Available at : http://journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-
1-04.pdf (Last Update 2012, December 23)
 Kewajiban-Kewajiban Orang Sakit. Available at : http://darussunnah.or.id/artikel-
islam/nasehat/kewajiban-kewajiban-orang-sakit/ (Last Update 2012, December 20)
 Kewajiban Orang Tua dan Anak dalam Islam. Available at: http://al-islam-
indonesia.blogspot.com/2012/05/kewajiban-orang-tua-dan-anak-dalam.html (Last
Update 2012, December 20)

18

Anda mungkin juga menyukai