Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

“GOUT ARTHRITIS”
(ASAM URAT)

DISUSUN OLEH:

ERISTYA DIANA SARI

I4051171052

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2018
LAPORAN PENDAHULUAN

GOUT ARTRITIS

A. Definisi

Nyeri Asam urat disebabkan adanya penumpukan asam urat yang mengkristal

pada daerah persendian. Kadar asam urat dapat meningkat bila seseorang terlalu

banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi (seperti ekstrak

daging, kerang dan jeroan seperti hati ginjal, limpa, paru, otak) (Misnadiarly,2007).

Gout merupakan gangguan metabolisme purin yang ditandai dengan

hiperurisemia. Gout yaitu terjadinya peningkatan kadar asam urat darah di atas normal

lebih dari 7 mg/dl (>420 mol/L) (Ngestiningsih, 2011).

Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan dari

metabolisme/pemecahan purin. Asam urat sebenarnya merupakan antioksidan dari

manusia dan hewan, tetapi jika dalam jumlah berlebihan dalam darah akan mengalami

pengkristalan dan dapat menimbulkan gout. Penyakit ini terutama ditemukan pada

kaki khususnya ibu jari kaki, pergelangan kaki dan kaki bagian tengah tetapi dapat

mengenai setiap sendi (Brunner dan Suddarth, 2012).

B. Etiologi

Penyebab terjadinya nyeri asam urat adalah sebagai berikut:

1. Pembentukan asam urat yang berlebihan

Adanya gangguan metabolisme purin bawaan menyebabkan produksi asam urat

menjadi berlebihan
2. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal

a. Gout primer renal terjadi karena gangguan ekskresi asam urat ditubuli distal

ginjal yang sehat, penyebabnya tidak diketahui

b. Gout sekunder renal disebabkan oleh kerusakan ginjal misalnya pada

glomerulonefritis kronik/gagal ginjal kronik

3. Berlebihnya mengkonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi (seperti

ekstrak daging, kerang dan jeroan seperti hati ginjal, limpa, paru, otak

(Misnadiarly,2007)

C. Manifestasi Klinis

1. Stadium arthritis Gout Akut

a) Sangat akut, timbul sangat cepat dalam waktu singkat

b) Keluhan Utama: nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik

berupa demam, menggigil dan merasa lelah

c) Faktor pencetus: trauma lokal, diet tinggi purin (kacang-kacangan, rempelo

dll), kelelahan fisik, stres, diuretic

d) Penurunan asam urat secara mendadak dengan allopurinol atau obat urikosurik

dapat menyebabkan kekambuhan

2. Stadium Interkritikal

Stadium ini merupakan kelanjutan dari stadium akut dimana terjadi periode

interkritikal asimptomatik.

3. Stadium Arthritis Gout menahun

Pada stadium ini akan terjadi benjolan-benjolan disekitar sendi yang sering

meradang.

(Helmi, 2012).
D. Patofisiologi

Gout akut biasanya monoatikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan

serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien juga

menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut biasanya

didahului oleh tindakan pembedahan, obat, alkohol dan stress emosional. Meskipun

yang paling sering terserang pertama adalah ibu jari kaki (sendi metatarsofa longeal)

tetapi sendi lainnya dapat juga terserang, semakin lama penyakit makin ke sendi jari,

lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Produk

buangan termasuk asam urat dan garam-garam anorganik dibuang melalui saluran

ginjal, kandung kemih dan dan saluran kemih dalam bentuk urin. Kegagalan ginjal

dalam proses pembuangan asam urat dalam jumlah yang cukup banyak dapat

meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Hal tersebut juga dapat menimbulkan

komplikasi yaitu pengendapan asam urat dalam ginjal yang akhirnyaterjadi

pembentukan batu ginjal dan kristal asam urat (Smeltzer, 2013).

E. Komplikasi

Menurut Kowalak (2012), komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gout yaitu :

1. Deformitas dan disabilitas (ketidakmampuan) yang akhirnya terjadi

karena inflamasi kronis dan pembentukan tofus pada penderita gout artritis.

2. Hipertensi dan albuminuria juga dapat terjadi pada gout artritis.

3. Kelainan ginjal disertai kerusakan tubulus akibat penggumpalan kristal urat ,

ekskresi asam urat yang semakin buruk dan disfungsi renal yang kronik.
F. Penatalaksanaan

1. Farmakologi

a. Pengobatan fase akut, obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri dan

inflamasi (Colehicine, indometasin, fenibutazon, kortikostropin)

b. Pengobatan hiperurisemia, terbagi dua golongan yaitu:

Golongan urikosurik (probenesid, sulfinpirazon, azaporazon, benzbromazon)

dan inhibator xantin (alupurinol)

2. Non Farmakologi

a. Pembatasan makanan tinggi purin (± 100-150 mg purin/hari)

b. Cukup kalori sesuai kebutuhan yang didasarkan pada TB dan BB

c. Tinggi karbohidrat kompleks (nasi, roti, singkong) disarankan tidak kurang

dari 100 g/hari

d. Rendah protein yang bersumber hewani

e. Rendah lemak, baik nabati maupun hewani

f. Tinggi cairan. Usahakan dapat menghabiskan minuman sebanyak 2,5 liter atau

sekitar 10 gelas sehari dapat berupa air putih masak, teh, sirop atau kopi.

g. Hindari alkohol, termasuk tape dan minuman alkohol. Alkohol dapat

meningkatkan asam laktat plasma yang akan menghambat pengeluaran asam

urat.

(Smeltzer, 2013)
G. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut pada keluarga khususnya pada anggota keluarga yang sakit

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

yang ada

b. Resiko terjadinya deformitas sendi pada klien berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

2. Intervensi Keperawatan

a. Nyeri akut pada keluarga khususnya pada anggota keluarga yang sakit

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

yang ada

Tujuan : Setelah di lakukan kunjungan sampai 1 hari selama 30 menit

diharapkan pasien dan keluarga mampu memahami tentang penyakit asam urat

dan penanganannya

Kriteria Evaluasi :

- Pasiendan keluarga bisa memahami materi yang di berikan

- Keluarga dapat menyebutkan makanan yang harus dihindari

Intervensi :

- Kaji sejauh mana pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan yang

terjadi dalam keluarga

- Jelaskan kepada keluarga tentang pengertian dan kadar normal asam urat

dalam tubuh

- Jelaskan pada keluarga bahwa tanda dan gejala jika seseorang mengalami

asam urat
- Jelaskan pada keluarga tentang pencegahan asam urat agar kadar kadar

asam urat dalam darah normal

- Jelaskan pada keluarga diet yang baik pada keluarga yang mengalami asam

urat

b. Resiko terjadinya deformitas sendi pada klien berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Tujuan :

Setelah dilakukan kunjungan 2-3 hari selama 30 menit, tidak timbul resiko

deformitas sendi pada anggota yang sakit

Kriteria Hasil :

- kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit

Intervensi :

- Jelaskan tentang diet yang baik untuk penderita asam urat

- Jelaskan cara mencegah terjadinya peningkatan kadar asam urat dalam

tubuh

- Berikan penjelasan kepada keluarga cara mencegahasam urat dengan

minum air putih 8-12 gelas per hari

- Berikan penjelasan kepada keluarga cara menurunkan asam urat dengan

obat herbal ataupun obat asam urat dari pelayanan kesehatan

- Menganjurkan kepada keluarga untuk sering mengecek kadar asam urat

secara rutin ke tempat pelayanan kesehatan


Daftar Pustaka

Helmi Zairin N. 2012. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika.
Kowalak, Jennifer P.,William Welsh & Brenna Mayer. 2012. Buku Ajar Patofisiologi.
Jakarta: EGC.
Misnadiarly.2007. Rematik: Asam urat-Hiperurisemia, Arthritis Gout. Jakarta: Pustaka Obor
Populer.
Ngestiningsih, Dwi. Hadi, Suyanto. 2011. Ekstrak Herbal (Daun Salam, Jintan Hitam, Daun
Seledri) dan Kadar IL-6 Plasma Penderita Hiperurisemia. Volume 45, nomor 2.
Media Medika Indosiana.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G Bare. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddart. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai