Anda di halaman 1dari 19

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Pasal 1 : UMUM
I. Lingkup Pekerjaan :
Lingkup Pekerjaan yaitu :
Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Pasangan dan Plesteran, Pekerjaan
Beton, Pekerjaan Atap dan Plafond, Pekerjaan Lantai, Pek. Kusen Pintu/ Jendela dan
Penggantung, Pekerjaan Instalasi Listrik dalam bangunan, Pek. Sanitasi/ Plumbing dan
Pek. Pengecatan/ Finishing seluruh bangunan dan Pekerjaan Selasar dan Saluran
Keliling Gedung.
Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor wajib memberitahukan kepada Direksi/ Pengawas,
mengenai jadwal pematokan dan pekerjaan persiapan.
1.1. Kontraktor wajib menyiapkan rencana jadwal pelaksanaan, buku tamu dan buku catatan
harian dilapangan.
1.2. Demi kelancaran dan baiknya pelaksanaan pekerjaan, maka tenaga pelaksana yang
diberi tugas oleh Pemborong di lapangan, harus memilliki kualifikasi dan pengalaman
yang cukup dibidangnya. Apabila Direksi/Pengawas berhak menolak petugas pelaksana
tersebut.
Dalam hal ini Kontraktor harus segera menyediakan seorang petugas sebagai pengganti
pelaksana tersebut dengan personil yang lebih cakap/berkualitas cukup baik, dan diterima
oleh Direksi atau Pengawas.
1.3. Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan Kontrak, Gambar Rencana, RKS dan
Risalah Aanwijzing serta ketentuan-ketentuan yang dibuat selama pelaksanaan, yang
telah disetujui oleh Direksi (Pemilik Proyek, Pengelola Teknik Proyek dan Konsultan
Pengawas serta Kontraktor Pelaksana).
1.4. Segala penyimpangan yang dilakukan oleh Pihak Kontraktor, tanpa seijin Direksi, harus
dibongkar dan disesuaikan dengan rencana semula. Segala biaya akibat kelalaian
tersebut adalah menjadi tanggungan Pemborong.
1.5. Setiap perintah Direksi, kepada Pemborong yang menyimpang harus disampaikan secara
tertulis dengan sepengetahuan Pemberi Tugas.
1.6. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan, harus diadakan pekerjaan tambah kurang, hal ini
harus dengan ijin tertulis dari Pemimpin Proyek.
1.7. Selain instalasi listrik dan instalasi air sebagian atau seluruh pekerjaan, tidak boleh
diborongkan kepada Pihak Ketiga (Sub Kontraktor) dengan alasan apapun, kecuali
dengan persetujuan terlebih dahulu dari Pemimpin Proyek. Semua hasil pekerjaan dari
Pihak Ketiga tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor yang menandatangani Kontrak.
1.8. Selama tidak bertentangan dengan RKS ini, peraturan-peraturan lain yang juga berlaku
adalah sebagai berikut.
Algemene Vooewarden Voor de Uitvoering bij Aanneming van Openbare Werken 1941
(AV.41) yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 9 tanggal 18
Mei 1941, dan tambahan Lembaran Negara Nomor : 14571. Terjemahan AV diatas: syarat-
syarat umum untuk pelaksanaan bangunan umum yang dilelangkan atau disingkat dalam
Bahasa Indonesia : SU.41

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kab. Sabu Raijua
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

Peraturan umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan pada penyelenggaraan


bangunan di Indonesia atau disingkat :PUBB 1956 NI.3.
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961 NI.5)
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971.
Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL NI.6)
Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
Peraturan-peraturan lain yang berlaku berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan ini.
Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis dari Direksi/Pengawas
selama pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 2 : PEKERJAAN PERSIAPAN


2.1. Selambat - lambatnya 7 (tujuh) hari setelah Surat Perintah Kerja ditanda tangani/
dikeluarkan, Kontraktor harus sudah mulai dengan kegiatan nyata dilapangan.
2.2. Pemborong wajib membuat papan nama proyek dan dipasang pada lokasi pekerjaan,
dilengkapi dengan tulisan warna hitam diatas dasar warna putih dan cukup jelas untuk
dibaca, memakai papan tebal 2 cm seperti contoh dibawah ini :
INSTANSI :____________________________
TAHUN ANGGARAN :____________________________
NAMA PEKERJAAN :____________________________
WAKTU PELAKSANAAN :____________________________
KONTRAKTOR :____________________________
KONSULTAN PENGAWAS :____________________________

Pasal 3 : PERSIAPAN LOKASI DAN PEMATOKAN


3.1. Pembersihan lokasi :
3.1.1. Pembersihan lokasi termasuk pembersihan tanaman/pemotongan rumput,
menutup lubang dan membuang tanah humus dan tanah yang mengandung
bahan organis (top soil)
3.1.2. Pohon-pohon dilokasi pekerjaan yang tidak terkena bangunan atau tidak
mengganggu bangunan nantinya tidak perlu dipotong.
3.2. Pemagaran sementara :
3.1.3. Pemagaran sementara untuk sekeliling daerah kerja proyek apabila dianggap
perlu untuk menghindari segala gangguan terhadap aktifitas pelaksanaan
pekerjaan bagi para pekerja yang terlibat dalam pekerjaan ini.
3.1.4. Segala biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan pagar sementara ini tidak
termasuk dalam anggaran proyek ini
3.3. Pengukuran :
3.3.1. Pengukuran titik duga (peil ± 0,00) adalah ditentukan bersama-sama antara
Direksi dan Kontraktor dengan penyesuaian terhadap gambar kerja.

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kab. Sabu Raijua
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

3.3.2. Apabila tidak dinyatakan lain (peil ± 0,00) adalah 50 cm diatas permukaan tanah
tertinggi dan merupakan titik patokan sementara.
3.4. Pematokan dan Pemasangan Papan Bouwplank :
3.4.1. Patok-patok dibuat cukup kokoh dari kayu/balok ukuran 5/7 cm sedangkan
papan bouwplank dibuat dari papan kayu klas II ukuran 2/20 cm pada bagian
atas papan tersebut harus diserut dan waterpass.
3.4.2. Jarak patok dengan galian pada asnya adalah 1,50 m sedangkan jarak dari as
ke as patok maximal 2,00 m.
3.4.3. Semua titik-titik sumbu bangunan harus diabadikan dengan cat menie dan paku
ukuran 7 cm pada papan bouwplank
3.4.4. Kontraktor berkewajiban menjaga semua patok, tanda-tanda yang penting dan
harus selalu dalam keadaan baik seperti pada keadaan semula
3.5. Jalan Sementara (Temporary Road)
Pembuatan jalan sementara untuk keluar masuk ke lokasi pekerjaan dan untuk keluar
masuknya kendaraan pengangkut bahan-bahan, alat-alat ke lokasi pekerjaan disiapkan
oleh Kontraktor, biaya pembuatan jalan sementara ini tidak termasuk dalam anggaran
proyek ini.
3.6. Penyaluran air hujan :
Kontraktor/Pemborong harus menyiapkan saluran penyalur air hujan sementara sehingga
air hujan tidak mengganggu aktifitas pelaksanaan pekerjaan. Biaya pembuatan saluran air
hujan ini tidak termasuk dalam anggaran proyek ini.

Pasal 4 : PEKERJAAN GALIAN TANAH


4.1. Apabila ada lapisan tanah humus atau hambatan-hambatan lainnya harus dikeluarkan
dari permukaan tanah yang terkena bangunan
4.2. Galian tanah :
4.2.1. Yang termasuk dalam pekerjaan galian tanah ini adalah :
 Semua kebutuhan yang ada hubungannya dengan pekerjaan membuat
lubang ditanah untuk pondasi, septictank, sumur peresapan, dll.
4.2.2. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan galian :
 Sebelum galian tanah dimulai tanah harus diratakan terlebih dahulu dengan
jalan dipotong dan yang diurug dengan bekas galian tanah yang di gali
 Galian tanah untuk semua lubang pondasi baru boleh dimulai setelah papan
bouwplank dengan tanda as ke as selesai diperiksa dan disetujui oleh
Direksi/Pengawas Lapangan.
 Lubang dasar galian minimal 20 cm lebih besar dari dasar pasangan pondasi
dan tanah galian dibuang keluar bouwplank.
 Kedalaman galian dilakukan sesuai dengan gambar, dan minimal sampai
pada lapisan tanah yang keras, baik untuk galian pondasi maupun untuk
saluran pembuangan air hujan

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kab. Sabu Raijua
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

 Bila lubang galian didalamnya terdapat banyak air genangan karena hujan,
maka sebelum pasangan pondasi dimulai terlebih dahulu air tersebut harus
disedot/dikuras/dikeringkan
 Bila Pemborong melakukan penggalian yang melebihi dari ukuran yang telah
ditetapkan, pemborong harus menutupi kelebihan dengan urug pasir yang
dipadatkan dengan disiram air setiap ketinggian 15 cm sampai padat dan
keras.

Pasal 5 : PEKERJAAN URUGAN


5.1. Yang termasuk dalam pekerjaan urugan ini adalah :
Semua kebutuhan pekerjaan penimbunan/urugan, pemadatan dan pemerataan kembali,
baik dengan sirtu maupun dengan pasir atau tanah putih sampai mencapai suatu
permukaan baru yang diinginkan
5.2. Persyaratan pekerjaan urugan adalah sebagai berikut :
- Urugan tanah peninggian lantai menggunakan sirtu yang baik dan tidak mengandung
bahan organis, dan dipadatkan lapis demi lapis setiap 20 atau batu karang dicampur
pasir sampai mencapai ketinggian yang diinginkan.
- Urugan pasir dilakukan lapis demi lapis setiap 20 cm, disiram dengan air sampai
padat dan rata
- Dibawah pondasi harus diurug dengan pasir urug dengan ketebalan setelah padat
minimal 5 cm sesuai dengan gambar kerja.
- Urug pasir dibawah lantai disiram dengan air sampai padat supaya tidak ada lagi
rongga-rongga yang terbuka.
- Pasir untuk urugan dipakai pasir Lokal atau pasir yang disetujui Direksi ( Kecuali
ditentukan lain oleh Direksi )

Pasal 6 : PEKERJAAN PONDASI


6.1. Syarat-syarat Pelaksanaan
- Pondasi menerus dari batu karang
6.2. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan pondasi :
6.2.1. Semua pekerjaan pasangan pondasi baru boleh dikerjakan bila galian tanah sudah
diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas.
6.2.2. Sebelum pekerjaan pondasi dimulai lubang-lubang galian harus kering dan bersih,
6.2.3. Pondasi menerus
 Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diurug dengan pasir kemudian
dengan batu kosong/aanstamping dari batu karang/gunung/kali setebal 20 cm
lebar disesuaikan dengan gambar detail.
 Batu karang/kali/gunung yang dipakai tidak keropos dan sebelum dipasang
harus dibersihkan dari kotoran dan tanah yang mengandung bahan organis.
 Pasangan pondasi batu karang ini dibuat dengan adukan spesies 1pc : 4psr

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kab. Sabu Raijua
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

 Setinggi 20 cm dibawah sloof pasangan pondasi dibuat dengan adukan 1pc :


4 psr dan diberi angker double untuk mengikat sloof dengan pondasi dengan
jarak tiap 1,5 m menggunakan besi beton 10 Ø mm
 Semua bidang permukaan pondasi bagian luar diatas tanah yang kelihatan
harus diplester/diberaben dengan adukan 1pc : 5psr kemudian diaci dengan
saus semen.

Pasal 7 : PEKERJAAN BETON


7.1. Beton Bertulang
7.1.1. Lingkup Pekerjaan
Melengkapi semua tenaga, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan semua
pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan tambahan dari Arsitek dalam uraian syarat-
syarat pelaksanaan.
7.1.2. Pedoman Pelaksanaan
- Sloof, kolom, Balok latai, dan ring balok menggunakan beton cor dengan
perbandingan adukan 1 pc : 2 pasir : 3 krikil hingga mencapai mutu K 175
- Pada pertemuan pekerjaan beton bertulang, beton bangunan baru, agar
tulangan sloof, bolok dan lantai bangunan baru saling bekaitan (sesuai
gambar rencan).
- Pada pertemuan sambunan beton baru usahakan permukaan beton supaya
permukaan rata dan agar bagian-bagian yang remuk akibat bobokan terlepas
dan bersih dari noda dan korosi/ keropos.
- Pada saat pengecoran sambungan beton bertulang pada permukaan beton
lama dilapisi dengan bahan Addetiv perekat beton supaya coran beton yang
baru dengan beton lama betul-betul monolith.
- Pada pekerjaan perbaikan beton bertulang bangunan, pada beton tersebut
ditambahkan stek-stek tulangan pengikat 08-20 agar coran beton perbaikan
betul-betul monolith dengan beton lama.
- Untuk menjamin agar beton baru dan lama mempunyai ikatan yang baik dan
menjadi satu kesatuan maka pada campuran beton yang baru harus
ditambahkan bahan tambahan (Addmixture) setara Additon atau bahan
tambahan lain yang sejenis.
- Campuran bahan tambahan agar disesuaikan dengan brosur yang
direncanakan atau dibuat oleh produsen dan dengan persetujuan Pengawas
Lapangan.
- Standar dan Pedoman:
 Persyaratan umum bahan bangunan di Indonesia (PUBI-1982)-NI-3
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-2)
 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-2)
 Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8)
 ASTM-C150 “Specification for Congrete Anggregate”

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kab. Sabu Raijua
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

 Peraturan Pembangunan Daerah Setempat.


 Peraturan Pembangunan Nasional 1978
 American Siceity for Testing and Material (ASTM)
 Amerika Concrete Institute (ACI)
 Petunjuk-petunjuk dan peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan oleh
Pengawas.
 Peraturan-peraturan yang diperlukan supaya disediakan Kontraktor di
“Site”.
7.1.3. Keahlian dan Pertukangan :
Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang yang
berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya. Semua pekerjaan yang
dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan standar yang berlaku.
Apabila pengawas dipandang perlu, Kontraktor dapat meminta nasihat-nasihat
dari tenaga ahli yang ditunjukkan Pengawas atas beban Kontraktor.
7.1.4. Persyaratakatan Bahan :
- Portland Semen :
Digunakan Porland Semen jenis II menurut BI – 82 atau type I menurut ASTM
dan memenuhi S.400 menurut standar Portland Semen yang digariskan oleh
Assosiasi Semen Indonesia (Semen Kupang) atau Semen Bosowa.
Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan
persetujuan tertulis dari Pengawas Pertimbangan Pengawas hanya dapat
dilakukan dalam keadaan :
Tidak adanya persediaan dipasar dari merk yang tersebut diatas.
Kontraktor memberikan jaminan dengan kata-kata teknis bahwa mutu semen
penggantinya adalah dengan kualitas yang setaraf dengan mutu semen
tersebut di atas.
 Agregat :
» Kualitas agregat harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971. Agregat
kasar harus berupa batu pecah-pecah yang mempunyai susunan
gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak keropos)
kadar lumpur dari agregat beton tidak boleh melebihi dari 5 % berat
kering.
» Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 3,0 dan tidak lebih
dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan.
» Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
» Untuk bagian dimana pembesian cukup berat (cukup rumit) digunakan
koral gundu
» Jenis pasir dan kerikil dipakai pasir yang disetujui oleh Direksi dan kerikil
yang dipakai adalah batu pecah.
 Air

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kab. Sabu Raijua
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih tidak mengandung minyak,
asam alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat menurunkan
mutu pekerjaan.
Apabila dipandang perlu Pengawas dapat minta kepada Kontraktor supaya
air yang dipakai dipabrik dilaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi
dan sah atas biaya Kontraktor.
 Besi Beton
» Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat
mengurangi lekatnya pada beton. Kecuali ditentukan lain pada gambar
besi beton yang digunakan untuk diameter lebih kecil atau sama dengan
12 mm dipakai U-24, dan diameter lebih besar dari pada 12 mm dipakai
U-32 (sesuai gambar rencana).
» Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan
untuk mengatur jarak tulang/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan
pada tempatnya.
» Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta maka
disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan
sertifikat dari laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara
periodik minimum masing-masing 2 (dua) contoh percobaan (stress-
strain) dan pelengkungan untuk setiap 20 ton besi atau 1 truck, yang
mana yang tercapai lebih dahulu. Pengetesan dilakukan pada
laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh Pengawas.
7.1.5. Admixture
Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama cara mencampur
dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat diperlukan
penggunaan admixture. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu,
Kontraktor diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Pengawas
mengenai hal tersebut. Untuk Kontraktor diharapkan memberitahukan nama
perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data
bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan utamanya, cara-cara pemakaiannya,
resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.
 Penyimpanan :
» Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai
dengan waktu dan urutan pelaksanaan.
» Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak segera setelah
diturunkan dan sisimpan dalam gudang yang kering terlindung dari
pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah.
Semen masih harus dalam keadaan fress (belum mulai mengeras).
Jika ada bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut masih harus dapat
ditekan hancur dengan tangan bebas, maka jumlahnya tidak boleh melebihi
dari 5 % berat dan kepada campuran tersebut diberi tambahan semen baik
dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa kualitas beton
yang diminta harus tetap terjamin.

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kab. Sabu Raijua
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

» Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunkan


bantalan-bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya
(misalnya minyak dan lain-lain).
» Agrerates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup berpisah menurut
jenis dan gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk
menghindari bercampurnya dengan tanah.
7.1.6. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Acuan :
Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan sepanjang tidak
ditentukan lain dalam gambar harus mengikuti pasal 5.8 dan 6.5 PBI 1971.
Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum
pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh
Pengawas.
7.1.7. Pengganti Besi :
» Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai
dengan apa yang tertera dalam gambar rencana.
» Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian
yang ada maka :
a. Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera dalam gambar rencana. Secepatnya hal ini
diberitahukan pada perencanaan Konstruksi untuk sekedar informasi.
b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau
penyempurnaan pembesian yang ada maka :
» Kontraktor menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian
yang tertera dalam gambar rencana.
Secepatnya hal ini diberitahukan pada Perencana Konstruksi untuk
sekedar informasi.
» Jika hal tersebut di atas akan diminta oleh Kontraktor sebagai pekerjaan
lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada
persetujuan dari perencana Konstruksi.
» Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan
tersebut hanya dijalankan dengan persetujuan tertulis dari perencana
Konstruksi. Mengajukan usul dalam rangka tersebut di atas adalah
merupakan juga kaharusan dari Kontraktor.
c. Jika Kontraktor tidak mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi
dengan diameter yang terdekat dengan catatan :
» Harus ada persetujuan dari pengawas
» Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah jumlah luas).
» Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian
ditempat tersebut atau daerah over lapping yang dapat menyulitkan
pembetonan atau penyampaian penggetar.

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kab. Sabu Raijua
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

7.1.8. Perawatan Beton :


- Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi penguapan
cepat.
- Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
- Beton harus dibasahi paling sedikit selama 10 hari setelah pengecoran.
7.1.9. Tanggung Jawab Kontraktor :
» Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi sesuai dengan
ketentuan-ketentuan di atas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi
yang diberikan. Adanya atau kehadiran pengawas selaku wakil pemberi
tugas atau perencanaan yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/meneger
atau memberi nasihat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh di atas.
7.1.10. Perbaikan Permukaan Beton :
» Penambahan pada daerah tidak sempurna, keropos dengan campuran
semen adukan semen (cement motar) setelah pembukaan acuan, hanya
boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan dan sepengatahuan
Pengawas.
» Jika ketidaksempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima oleh Pengawas, maka harus
dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban biaya
Kontraktor.
» Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur,
pecah/retak, ada gelembung udara, keropos, bertulang, tonjolan dan yang
lain yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.
7.1.11. Bagian-bagian yang Tertanam dalam Beton :
» Bagian angker dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
» Diperhatikan juga tempat kelos-kelos penggantung untuk kusen instalasi dan
plafond.
Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton elektronik yang ukuran, rencana
dan tempatnya berdasarkan gambar-gambar rencana mekanikal dan
elektrikal.
» Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan
permukaannya.
» Pegangan plafond dari besi beton diameter 6 mm dengan jarai x dan y 150
cm. Dipasang pada saat pengecoran beton dan penggantung harus
dikaitkan pada tulangan pelat atau balok.
7.1.12. Pembersihan :
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun, pembersihan haus
dilakukan secara baik dan teratur.
7.1.13. Contoh yang harus disediakan :
» Sebelum pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus memberikan contoh
material : split, pasir, besi beton, PC untuk mendapat persetujuan
Pengawas.

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kab. Sabu Raijua
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

» Contoh yang telah disetujui oleh Pengawas akan dipakai sebagai


standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor kelapangan.
» Kontraktor diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh
yang telah disetujui sebangsal Pengawas.
7.1.14. Dinding-dinding Bata :
» Setiap diding bata yang bertemu dengan kolom harus diadakan
panjangkaran dengan jarak antara 75 cm, panjang minimum 30 cm dan
berdiameter 8 mm.
» Tiap luas dinding bata yang lebih besar dari 12 cm 2 persegi harus diberi
kolom praktis dan ring sehingga merupakan bingkai minimum kuran 12 x 12
cm dengan tulangan memanjang 4 diameter 10 mm dan tulangan sengkang
diameter 6 mm jarak 20 cm.
» Pada tiap-tiap pertemuan sudut dinding bata juga harus diberi kolom praktis
seperti di atas.
7.1.15. Sparing Conduit dan Pipa-pipa :
» Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
» Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar
pelaksanaan atau shop drawings dari pemasok peralatan M & E bila tidak
ada dalam gambar, maka Kontraktor harus mengusulkan dan minta
persetujuan dari Pengawas.
» Bilamana sparing (pipa. Conduit) berpotongan dengan tulangan besi, maka
besi tidak boleh dilekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan dari Pengawas.
» Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengeceran
dan diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
» Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu
pengecoran.
» Semua perbaikan akibat pemasangan finishing peralatan M & E menjadi
tanggungjawab Kontraktor.
Setiap lubang-lubang yang diakibatkan oleh hal-hal tersebut harus diinjeksi
dengan bahan groyting yang bersifat kedap air.
7.2. Beton Struktur Sekunder
7.2.1. Lingkup Pekerjaan
- Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar,
dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi beton sloof, beton kolom praktis, beton ring balok untuk
bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan
bagesting/acuan, dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur, sesuai
yang ditunjukkan didalam gambar.
7.2.2. Standar.
Pengendalian pekerjaan ini hrus sesuai dengan ;
- Peraturan-peraturan/standar yang biasa dipakai

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kab. Sabu Raijua
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

- Peraturan-peraturan Beton Bertulang Inodnesia 1971, NI-2


- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5
- Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8
- Peraturan pembangunan Daerah Setempat
- Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan pemborong Pekerjaan
Jerman (DIN)
- American Society for Testing and material (ASTM)
- American Concrete Institure (ACI)
7.3. Bahan/Produksi
7.3.1. Persyaratan Bahan :
» Sement Portland :
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merek dan
atas persetujuan Perencana/MK dan harus memenuhi MI-8. Semen yang
telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan Semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga
bebas dari kelembaban, bebas dari hari dengan lantai terangkat dari tanah
dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.
» Pasir Beton :
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.
» Koral Beton/Split :
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971 Penyimpanan/
penimbunan pasir, koral beton harus dipisahkan satu dengan yang ain,
sehingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercantum untuk
mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
» Air :
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat
merusak beton, Apabila dipandang perlu Perencana/MK dapat minta kepada
Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa dilaboratorium pemeriksaan
bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
» Besi Beton :
Digunakan mutu U 24, besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas
dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi bulat serta memenuhi
persyaratan NI-2 (PBI 1971). Bila dipandang perlu Kontraktor diwajibkan untuk
memeriksa mutu besi beton kelaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi
dan sah atas biaya Kontraktor.
» Sebelum, pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memberikan contoh-
contoh material misalnya : besi, koral, pasir. PC untuk mendapatkan
persetujuan persetujuan dari perencana.

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kab. Sabu Raijua
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

» Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Perencana, akan dipakai sebagai


standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor ke site.
7.3.2. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.
» Bahan harus didatangkan ketempat dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.
» Beberapa bahan tertentu harus masih didalam kotak/kemasan aslinya yang
masih tersegel dan berkabel pabriknya.
» Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, dan tidak
lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang lebih ditentukan pabrik.
» Tempat penyimpanan harus cukup, bahan yang ditempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya.
» Kontraktor bertanggung jawab terhadao kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban
Kontraktor.
7.4. Pelaksanaan
7.4.1. Mutu Beton :
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-225 dan
harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI 1971
7.4.2. Pembesian :
- Pembuatan tulang-tulang untuk batang yang lurus atau yang dibengkokan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus
sesuai PBI 1971.
- Pemasangan dan penggunaan tulangan beton, harus disesuaikan dengan
gambar kontruksi.
- Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas tidak berubah tempat
selama pengecoran dan harus bebas tidak berubah tempat selama
pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan
memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971
- Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
pengawas.
7.4.3. Cara Pengaduan :
- Cara Pengadukan harus menggunakan beton molen
- Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu
oleh pengawas.
- Selama pengaduan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan
memeriksa slup, minimum 5 cm maksimum 10 cm.
7.4.4. Pengecoran Beton :
- Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
memebersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan
ukuran-ukuran dan ketinggian. Pemeriksaaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kab. Sabu Raijua
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

- Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas perstujuan perencana


dalam Pengawasan.
- Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan
alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan
terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split
yang dapat memperlemah konstruksi.
- Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempata perhentian tersebut harus disetujui oleh Perencana
Pengawasan.
7.4.5. Pekerjaan Acuan/Bekisting :
- Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar.
- Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya
selama pengeceran dilakukan.
- Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaan licin, bebas kotoran-kotoran (tahi
gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran
dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
- Kontraktor hanya memberikan contoh-contoh material (besi, koral/split, pasir
dan Semen Portland) kepada Perencana Pengawasan, untuk mendapat
persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.
- Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan
yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai
persyaratan.
- Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak dispuh
seng, diameter pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun 1971)
- Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
- Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran.
7.4.6. Pekerjaan pembongkaran Acuan/Bekisting :
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari
Perencana.
Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan dari Perencana.

Pasal 8 : PEKERJAAN TEMBOK DAN PLESTERAN


8.1. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
Tembok pasangan bata merah/bata cetak dengan pasangannya ½ batu, atau bataco
dipakai ukuran 10x20x40 cm.
8.2. Pasangan batu bata dinding trastram dengan adukan 1pc : 2psr dipasang pada setiap
kaki dinding mulai dari sloof sampai setinggi 30 cm diatas permukaan lantai

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kab. Sabu Raijua
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

8.3. Pasangan batu bata dinding biasa dibuat dari bata cetak dengan adukan 1pc : 5psr.
8.4. Yang termasuk pekerjaan plesteran adalah :
Semua permukaan pasangan batu bata yang kelihatan, diplester dengan adukan
1pc:5psr untuk plesteran biasa, untuk plesteran trasram 1 pc:2psr selanjutnya diaci
dengan saus semen.
8.5. Untuk permukaan pasangan dinding yang akan diplester permukaannya harus dibuat
kasar terlebih dahulu dan disiram dengan air secukupnya.
8.6. Permukaan pasangan pondasi diatas muka tanah yang kelihatan diplester/diberaben rapi
dengan tebal minimal 1 cm kemudian diaci.
8.7. Permukaan pasangan beton bertulang yang kelihatan harus diplester dengan adukan 1pc
: 5 psr kemudian diaci dengan saus semen.
8.8. Semua bahan untuk pasangan tembok dan plesteran seperti batu bata/bataco cetak dan
pasir yang akan dipakai harus terlebih dahulu disetujui oleh Direksi/Pengawas. Sebelum
dipakai untuk pasangan bata merah/bata cetak harus direndam terlebih dahulu dalam air
bersih sampai tidak lagi mengeluarkan buih-buih. Pasir untuk pasangan tembok harus
cukup kasar, keras dan homogen butirannya dan harus pula diayak dengan ayakan
sesuai kebutuhannya serta harus bersih.

Pasal 9 : PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA


Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembuatan kusen, pintu, jendela, ventilasi, daun
jendela, jalusi pemasangan kaca, penyetelan dan pemasangan perlengkapannya.
Penyesuaian dalam pekerjaan ini adalah :
- Kusen pintu dan jendela juga list-list, dan ventilasi yang digunakan adalah Kayu Kelas I
setara dengan kayu bayam dengan ukuran sesuai gambar rencana, sedangkan untuk
daun pintu dan daun jendela serta boven digunakan adalah kayu jati dengan ukuran
sesuai dengan gambar rencana.
- Kusen pintu, jendela dan ventilasi harus dilindungi dari benturan atau gesekan supaya
lapisan cat dan sudut-sudutnya tidak rusak akibat pada waktu pengangkutan,
penurunan dan pemasangannya. serta tidak bengkok ataupun cacat karena benturan.
- Pemasangan kusen harus vertikal dan siku-siku serta letaknya harus sesuai dengan
gambar kerja.
- Untuk daun pintu digunaka kayu Jati yang sudah kering dan Dikerjakan sesuai gambar
rencana Deatil.
- Pada saat pemasangannya diberi list dan dipaku sehingga kaca tidak bergetar, kaca
yang dipakai adalah kaca bening tebal 5mm (sesuai dengan gambar detail kusen
pintu)
- Semua daun pintu harus dikerjakan dengan baik dan sempurna sehingga siap dipakai,
jarak alas pintu dengan lantai maksimal 0,5 cm.
- Untuk daun jendela kaca rangka dibuat dari kayu jati dengan ukuran sesuai gambar
rencana, sedangkan kacanya dipakai kaca polos 5 mm.
- Semua pintu dan daun jendela harus dilengkapi engsel, grendel dan hak angin

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kab. Sabu Raijua
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

Pasal 10 : PEKERJAAN ATAP DAN LISTPLANK


10.1. Khususnya untuk pekerjaan pemasangan Rangka atap, penutup atap dan listplank dapat
diserahkan kepada pihak ketiga (sub Kontraktor) yang mampu memberikan garansi
kepada pekerjaan baja ringan dan atap selama 3 tahun dan Kontraktor menanda tangani
kontrak sepenuhnya dan bertanggung jawab terhadap baik buruknya pekerjaan Pihak
Ketiga tersebut serta mendapat ijin persetujuan tertulis dari Pengawas/Direksi Lapangan.
10.2. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
- Rangka Kuda-kuda baja ringan mengunakan Main Truss C-75-75 dan Roof
Botom/Reng mengunakan R 33-45, penutup atap mengunakan genteng metal type
classic dengan ketebalan 0.30 mm dengan jarak antara reng 0,38 cm dan bubungan
atap menggunakan bubungan atap genteng metal tebal 0.30 mm serta list plank
menggunakan wood plank dengan lebar 30 cm.

10.3. Persyaratan pelaksanaan :


- Konstruksi kuda-kuda dan kerangka atap lainnya dari Baja ringan dengan pengerjaan
yang rapi dan lurus, ukuran-ukuran dan cara pengerjaannya sesuai gambar kerja.
Sedangkan untuk rangka kuda-kuda baja ringan bentuk dan ukuran sesuai gambar
detail.
- Konstruksi kuda-kuda pada setiap pertemuan rangka menggunakan Self driling scruw
dia 4 x 16 mm dan 4 x20 mm.
- Talang patahan atap dipakai seng plat BJLS 0.30.

Pasal 11 : PEKERJAAN PLAFOND


11.1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah : rangka plafond penutup menggunakan usuk kayu
kelas II (setara dengan kayu meranti). plafond penutup mengunakan triples 3.80 mm.
11.2. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan :
- Rangka pelafon terbuat dari usuk kayu kelas II (setara dengan kayu Meranti) dengan
ukuran 5/7 dipasang dengan modul ukuran dengan jarak minimum sumbu rangka
plafond 60x120 cm, dan bagian sisi rangka plafon di skap rata sehingga
pemasangannya harus lurus dan waterpass.
- Hubungan antara rangka plafond dan penutup plafond diperkuat dengan paku dengan
jarak minimal 20 cm
- List plafond dibuat dari kayu kelas II profil ukuran lebar 5 cm dan dipasang pada tepi
plafond .
- Tinggi plafond disesuaikan dengan gambar detail rencana.

Pasal 12 : PEKERJAAN LANTAI


12.1. Sebelum pekerjaan ini dilaksanakan tanah humus dalam bangunan dan akar-akar
tanaman harus dibersihkan.
12.2. Setelah tanah humus dan kotoran lainnya dikeluarkan tanah dasar dipadatkan/ trimbis
sampai padat selanjutnya diurug batu karang dicampur sirtu dengan ketinggian sesuai
dengan Gambar Rencana.

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kab. Sabu Raijua
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

12.3. Urugan pasir dibawah lantai di urug sesuai gambar rencana dan pengurugan dilakukan
lapis demi lapis dan dipadatkan dan disirami air sampai tidak ada rongga/celah
selanjutnya dicor dengan beton cor 1 pc : 3 psr : 5 krl setebal 5 cm.
12.4. Untuk lantai bagian dalam bangunan dipakai keramik kualitas I setara Asiatile dengan
ukuran 40 x 40 cm polos.
12.5. Untuk tangga dan teras dipakai keramik kualitas I setara Asiatile dengan ukuran 40 x 40
cm bertekstur,
12.6. Untuk lantai KM/WC dipakai keramik kualitas I setara Asiatile dengan ukuran 20 x 20 cm
bertekstur dan untuk dinding KM/WC dipakai keramik 20 x 25 cm polos.
12.7. Untuk warna/ motif disesuaikan dengan permintaan pemilik pekerjaan.

Pasal 13 : PEKERJAAN CAT DAN LABURAN


13.1. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
- Cat bidang kayu yang kelihatan, bidang tembok dan plafond, tripleks dan plitur daun
pintu.
- Persyaratan cat dan laburan :
- Bidang tembok yang akan dicat terlebih dahulu diplamur supaya permukaannya rata
kemudian diamplas dan dicat dengan cat tembok sebanyak 2x jalan sampai rata,
halus dan baik
- Bidang kusen, list kaca, List plafon dan listplank sebelum dicat harus dimenie dahulu
selanjutnya didempul, diplamir dan diamplas sampai rata, halus dan baik.
- Cat tembok,dan plafon bagian dalam gedung memakai cat setara Matex dan untuk cat
tembok dan pondasi bagian luar gedung menggunakan cat setara No drop dengan
warna sesuai permintaan pemilik pekerjaan sedangkan cat kilap memakai cat merk
setara Alteks (ditentukan oleh Pemilik pekerjaan).
- Bahan-bahan menie, dempul, plamur untuk pekerjaan ini harus dikhususkan untuk
diperuntukkannya.
- Untuk daun pintu dan daun jendela di Fernis rapi minimal 2 x jalan sampai rata dan
mengkilat.

Pasal 14 : PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG


14.1. Tiap daun pintu memakai 3 (tiga) buah engsel kuningan merk setaraf Arch sedangkan
untuk daun jendela dipakai 2 (dua) buah engsel dilengkapi dengan kait angin.
Setiap daun pintu memakai 1 (satu) kunci tanam double slaag ukuran besar merk setaraf
Kuda Terbang juga dilengkapi dengan 1 (satu) buah grendel ukuran besar dan kait angin.
14.2. Untuk pintu double dipasang espagnolet atas dan bawah.
14.3. Untuk setiap 1 (satu) daun pintu diberi 3 (tiga) buah engsel dan untuk 1 (satu) daun
jendela diberi 2 (dua) buah engsel merk setaraf Arch.

Pasal 15 : PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


15.1. Pemasangan instalasi listrik harus dilakukan oles instalatur yang memiliki Surat Ijin Kerja
Instalatur (SIKI) dari PLN dan dapat menunjukkan bukti pengalaman kerja dibidangnya.

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kab. Sabu Raijua
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

15.2. Untuk pekerjaan instalasi listrik berlaku Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun
1987 dengan seluruh perubahan yang ada.
15.3. Khususnya untuk pekerjaan pemasangan listrik instalasi listrik dapat diserahkan kepada
pihak ketiga (sub Kontraktor) namun Kontraktor menanda tangani kontrak sepenuhnya
bertanggung jawab terhadap baik buruknya pekerjaan Pihak Ketiga tersebut harus
mendapat ijin persetujuan tertulis dari Pengawas/Direksi Lapangan.
15.4. Setelah pasangan instalasi listrik selesai, Kontraktor harus menyerahkan gambar instalasi
yang telah disahkan oleh PLN bahwa pemasangan instalasi telah dikerjakan dengan baik
dan memenuhi persyaratan PLN yang berlaku.
15.5. Pekerjaan instalasi listrik yang menjadi kewajiban Kontraktor dalam pekerjaan ini adalah
pemasangan instalasi dalam saja dan sampai menyalah.
15.6. Semua jaringan listrik yang tertanam dalam tembok harus dimasukkan dalam pipa PVC Ø
3/8” yang dipasang tertanam ketembok .
15.7. Penempatan titik lampu, saklar, stop kontak dan MCB harus disesuaikan dengan gambar
rencana. Saklar dan stop kontak yang dipakai dari jenis tanam warna putih dan untuk
listrik yang bertegangan tinggi 220 Volt.
15.8. Kabel yang digunakan adalah jenis NYA dengan ukuran 1x2.5 mm dan kabel NYM
dengan ukuran 2x2.5 mm.
15.9. Kabel aliran penyambung arde menggunakan kabel BC 15 dimana ujung arde harus
ditanam sedikitnya 4 m dibawah tanah sampai kedalam yang selalu basah, ujung arde
tersebut dihubungkan dengan elektroda tanah yang terbuat dari batangan tembaga
ukuran Ø 1,5 dengan panjang 1,2m dan digabungkan dengan pipa galvanis ukuran Ø
1,5”.
15.10. Jenis lampu yang digunakan adalah lampu Lampu XL 18 Watt dan XL 14 Watt dengan
merek Visicom dan pemasangan sesuai dengan gambar detail.
15.11. Untuk setiap masa bangunan dipasang dac standar.
15.12. Untuk bangunan yang bertingkat harus dilengkapi dengan instalasi penangkal petir,
pemasangannya harus sesuai dengan gambar kerja dan mendapat persetujuan dari
Direksi/pengawas karena instalasi ini sangat berbahaya, kompenen lainnya harus
diperiksa dan mendapat persetujuan dari Direksi/ Pengawas.
15.13. Instalasi penangkal petir harus mencapai tahanan sambaran tiap elektroda maksimal 50
HM setelah terpasang harus diperiksa dan disahkan oleh tenaga teknis dari instansi yang
berwenang.

Pasal 16 : PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH/AIR MINUM


16.1. Pekerjaan instalasi air bersih/air minum mencakup pekerjaan sebagai berikut :
Pemasangan instalasi dalam bangunan, dari profil tank kapasitas 2200 liter ke setiap titik
kran sesuai dengan gambar rencana.
16.2. Standarisasi bahan dan cara pelaksanaan sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Air
tahun 1984 Nomor: 1006 yang dikeluarkan oleh Yayasan Normalisasi Indonesia berikut
seluruh perubahan yang ada.
16.3. Bahan-bahan pekerjaan instalasi air bersih :
- Pipa penyaluran utama dari profil Tank dipakai pipa PVC AW dengan ukuran Ø 1”
- Pipa penyaluran ke setiap kran air dipakai pipa PVC AW dengan ukuran Ø ½””

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kab. Sabu Raijua
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

16.4. Cara-cara pemasangan :


- Pipa penyalur dan pelayanan utama harus ditanamkan dibawah tanah dengan
kedalaman minimal 20 cm.
- Seluruh saluran pipa lainnya didalam bangunan harus tersembunyi/tertanam dibawah
lantai atau dibenamkan kedalam dinding tembok
- Bila pipa air harus menembus atau tertanam dalam pekerjaan beton, maka
pelaksanaan harus dibuat pada saat pekerjaan beton tersebut dikerjakan dan harus
atas persetujuan Direksi/Pengawas.
- Pada setiap sambungan pipa harus dilaksanakan dengan menggunakan isolator
khusus dan tidak boleh ada kebocoran/rembesan sedikitpun.
16.5. Pekerjaan instalasi air yang menjadi kewajiban Kontraktor dalam pekerjaan ini adalah
memperbaiki seluruh instalasi dalam bangunan sampai mengalir.

Pasal 17 : PEKERJAAN SANITAIR DAN SALURAN PEMBUANGAN


Yang termasuk pekerjaan ini adalah :
17.1. Pembuatan septictank dan sumur resapan dengan ukuran/bentuk sesuai gambar
detail/gambar kerja.
17.1.1.Pemasangan floor drain.
17.1.2.Pemasangan alat-alat kebutuhan WC yaitu :
 closet jongkok merk setaraf KIA
17.1.3.Pemasangan pipa saluran air kotor menggunakan pipa PVC AW dengan ukuran Ø
2” dengan penyaluran air kotor menuju sumur peresapan.
17.1.4.Pemasangan saluran air hujan
17.1.5.Pemasangan kran air pada bak kamar mandi
17.2. Bahan-bahan cara pelaksanaannya
- Semua bahan keramik yang dipakai hasil produksi dalam negeri merk setaraf
Diamond
- Floor drain adalah model floor grating dengan perangkap udara yang dan plat
kuningan yang dapat dibuka untuk dibersihkan, dipasang pada setiap lantai WC/ KM
sesuai dengan notasi gambar dan arah pembuangannya juga sesuai dengan gambar
detail dan memakai bahan dari pipa PVC/Paralon merk Maspion  2”.
- Pembuangan dari bak kontrol ke septictank juga dari bahan pipa paralon  4” sesuai
gambar detail.
- Water closet dipakai type duduk dari merk setaraf KIA dan warna ditentukan
kemudian.
- Septictank dan sumur resapan ukuran dan keterangannya mengikuti gambar
kerja/detail.
Dinding septictank terbuat dari pasangan bata tebal ½ batu dengan beton bertulang
sesuai gambar kerja/detail.
Lantai septictank dari pasangan bata kedap tebal 10 cm diberi lubang kontrol lengkap
dengan tutupannya yang terbuat dari plat beton.

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kab. Sabu Raijua
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

- Pada plat penutup septictank diberi pipa hawa dari pipa galvanis  1 ½” tinggi 2,5m’
pada ujung pipa tersebut dari plat beton.
- Sumur resapan, dinding bagian dilapisi ijuk dan pada lubangnya diurug sirtu dan ijuk
berselang-selang sampai batas ketinggian yang diinginkan.

Pasal 18 : PEKERJAAN SELASAR KELILING DAN SALURAN KELILING BANGUNAN


18.1. Lingkup Pekerjaan ini adalah :
18.1.1. Galian Saluran

18.1.2. Pasangan dinding saluran menggunakan pasangan batako ukuran 10 x 20 x40


cm dengan campuran 1pc : 2 psr.
18.1.3. Dinding saluran di plester dengan campuran 1pc : 2 psr dan diaci dengan saus
semen
18.1.4. Lantai saluran di urug dengan urugan pasir setebal 5 cm dan di rabat beton
dengan ketebalan 5 cm dengan campuran 1pc : 3psr : 5 Krl.
18.1.5. Pada selasar keliling bangunan di urug Batu pecah 3/5 setebal 5 cm.
18.1.6. Pada setiap saluran keliling bangunan yang menjadi akses jalan di pasang Besi
Grill Penutup saluran yang ukurannya disesuaikan dengan gambar rencana.

Pasal 19 : PEKERJAAN LAIN-LAIN


19.1. Sebelum Kontraktor mengadakan Penyerahan pekerjaan untuk pertama kalinya, seluruh
lokasi disekitar tempat pekerjaan harus sudah bersih dari segala sisa-sisa bahan
bangunan.
19.2. Hal-hal lain yang belum tercantum dalam RKS ini diharapkan agar Kontraktor terlebih
dahulu berkonsultasi dengan Direksi/Pengawas Lapangan.

Konsultan Perencana
PT. SIARPLAN UTAMA KONSULTAN
Perwakilan Kupang

Ruben Y. Tahik
Kepala Perwakilan

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Kab. Sabu Raijua

Anda mungkin juga menyukai