Anda di halaman 1dari 8

PERJANJIAN KERJASAMA

ANTARA
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
DENGAN
PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK
DAN
PEMERINTAH KOTA SOLOK

TENTANG
PENGELOLAAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) SAMPAH
REGIONAL
PROVINSI SUMATERA BARAT

NOMOR : 120-22/GSB 2014


NOMOR : 100-12-2014
NOMOR : 180/11/Huk-2014

Pada hari ini, Kamis, Tanggal Dua Puluh Tiga Bulan Oktober Tahun Dua
Ribu Empat Belas, yang bertanda tangan dibawah ini:
I. IRWAN PRAYITNO : Gubernur Sumatera Barat berkedudukan di Jalan
Jenderal Sudirman No. 51 Padang, dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama Pemerintah
Provinsi Sumatera Barat, selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA.
I. SYAMSU RAHIM : Bupati Solok, berkedudukan di Jalan Raya Solok-
Padang KM 20 Kayu Aro, dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten
Solok
II IRZAL ILYAS : Walikota Solok, berkedudukan di Jalan Lubuk
. Sikarah Nomor 89 Kota Solok, dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kota
Solok
Selanjutnya disebutkan PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang secara bersama-sama disebut


PARA PIHAK sepakat untuk melakukan Perjanjian Kerjasama Pengelolaan
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Regional Provinsi Sumatera Barat
yang berlokasi di Solok dengan ketentuan sebagai berikut :

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Perjanjian Kerjasama ini, yang dimaksud dengan :


1. Tempat pemrosesan akhir adalah tempat untuk memproses dan
mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia
dan lingkungan selanjutnya disebut TPA.
2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintah daerah.
3. Kerjasama daerah adalah kesepakatan antara Gubernur dengan
Bupati/Walikota yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan
kewajiban.
4. Tim Koordinasi Kerjasama Daerah selanjutnya disingkat TKKSD adalah tim
yang dibentuk oleh Kepala Daerah untuk membantu Kepala Daerah
dalam menyiapkan kerjasama daerah.
5. Unit kerja TPA Sampah Regional adalah Unit Pelaksana Teknis pada Dinas
(UPTD) Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Provinsi
Sumatera Barat yang menangani bidang Pekerjaan Umum di Provinsi
yang melaksanakan kegiatan teknis operasional TPA Sampah Regional
dan mempunyai wilayah kerja beberapa daerah kabupaten/kota.

BAB II
TUJUAN
Pasal 2

Kerjasama ini bertujuan untuk melakukan pengelolaan dan pemeliharaan,


pengembangan teknologi pengelolaan persampahan, dan pengelolaan
lingkungan secara terpadu di TPA Sampah Regional Solok.
RUANG LINGKUP
Pasal 3

Ruang Lingkup kerjasama meliputi:


a. melakukan pengelolaan dan pemeliharaan TPA Sampah Regional;
b. melakukan pengembangan teknologi pengelolaan persampahan ; dan
c. melakukan pengelolaan lingkungan dan mengendalikan dampak yang
timbul sebagai akibat pengelolaan persampahan.

BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 4

(1) HAK PARA PIHAK


a. HAK PIHAK PERTAMA sebagai berikut :
1) menerima Jasa Pemrosesan Sampah di TPA Regional sesuai
dengan tarif yang telah disepakati bersama; dan
2) sebagai dasar penentuan besar jumlah tarif Jasa Pemrosesan
Sampah adalah pembacaan timbangan Sampah di TPA Regional
dan dituangkan kedalam berita acara hasil pembacaan
timbangan.
b. HAK PIHAK KEDUA sebagai berikut :
1) mendapatkan pelayanan persampahan sesuai dengan syarat
pelaksanaan yang diakui secara umum sesuai dengan standar
dan pertanggungjawaban secara profesional untuk menjamin
terlaksananya pelayanan pemrosesan sampah di TPA Sampah
Regional.; dan
2) menerima laporan dari UPTD TPA Sampah Regional secara
berkala (bulanan, triwulan dan akhir tahun) atau sewaktu-waktu
bila diperlukan.

(2) KEWAJIBAN PARA PIHAK


a. KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA adalah :
1) Memberikan pelayanan persampahan sesuai dengan syarat
pelaksanaan yang diakui secara umum sesuai dengan standar
dan pertanggungjawaban sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku untuk menjamin terlaksananya
pelayanan pemrosesan sampah di TPA Sampah Regional ; dan
2) Memberikan laporan kepada PIHAK KEDUA hasil pengelolaan
sampah yang masuk ke TPA Sampah Regional secara berkala
(bulanan, triwulan dan akhir tahun) atau sewaktu-waktu bila
diperlukan oleh PIHAK KEDUA.

b. KEWAJIBAN PIHAK KEDUA adalah :


1) Menjamin kebersihan, keamanan dan ketertiban (K3) terhadap
pengiriman sampah dari Kabupaten/Kota sampai ke lokasi TPA
Sampah Regional;
2) Menyediakan anggaran sebagai Jasa Pemrosesan Sampah di
TPA Sampah Regional yang akan ditetapkan berdasarkan
kesepakatan PARA PIHAK dengan mempertimbangkan prinsip
pemulihan biaya dan pelayanan Publik;
3) Nilai tarif Jasa Pemrosesan Sampah ditetapkan sebesar Rp.
20.000.-/ton yang direalisasikan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
4) Pembayaran akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA melalui
Bendaharawan Umum Daerah Provinsi Sumatera Barat paling
lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tagihan bulan yang
bersangkutan diterima oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 5

Untuk 2 (dua) bulan pertama PIHAK KEDUA tidak dikenakan tarif jasa
pemrosesan

BAB IV
PELAKSANAAN
Pasal 6

Pengelolaan persampahan dilaksanakan oleh UPTD TPA SAMPAH


REGIONAL PROVINSI SUMATERA BARAT DINAS PRASARANA JALAN,
TATA RUANG DAN PERMUKIMAN PROVINSI SUMATERA BARAT dengan
mengacu kepada standar kinerja pelaksanaan persampahan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB V
JANGKA WAKTU KERJASAMA
Pasal 7

Perjanjian Kerjasama dilaksanakan untuk jangka waktu 25 (dua puluh lima)


tahun, terhitung sejak Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani dan dapat
diperpanjang sesuai kesepakatan PARA PIHAK.

BAB VI
PENGAKHIRAN PERJANJIAN KERJASAMA
Pasal 8

Perjanjian kerjasama berakhir apabila:


a. terdapat kesepakatan PARA PIHAK;
b. terdapat perubahan mendasar yang mengakibatkan perjanjian kerjasama
tidak dapat dilaksanakan; dan
c. salah satu pihak tidak melaksanakan atau melanggar ketentuan
perjanjian.

BAB VII
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
Pasal 9

(1). Peristiwa force majeure adalah setiap tindakan, peristiwa atau keadaan
yang berada diluar kendali yang wajar dari pihak yang bersangkutan
dan yang tidak dapat dicegah. Dihindarkan, atau dijauhi melalui
tindakan ketekunan yang wajar oleh PARA PIHAK tersebut. Peristiwa
force majeure meliputi namun tidak terbatas pada keadaan-keadaan:
a. setiap bentuk perang (baik diumumkan maupun tidak diumumkan),
tindakan teroris, sipil, militer atau polisi atau pemberontakan;
b. keributan umum, kerusakan, blokade, sabotase, aksi vandalisme,
kerusuhan, huru-hara, konflik keagamaan, gangguan sipil atau unjuk
rasa umum;
c. perubahan peraturan perundang-undangan sepanjang perubahan
tersebut mencegah, menghalangi, atau menunda kinerja salah satu
pihak berdasarkan Perjanjian ini;
d. ledakan, kebakaran, banjir, gempa bumi, tanah longsor, kekeringan,
badai, letusan gunung berapi, angin topan, angin siklon, kondisi cuaca
ekstrim, penyakit epidemik, wabah penyakit, atau bencana alam lain
atau act of god;
e. pemogokan, pelarangan pegawai masuk kerja, larangan kerja atau
tindakan industri lain termasuk tindakan buruh atau pegawai PIHAK
KEDUA atau dari salah atau semua subkontraktornya;
f. kerusakan yang tidak disengaja atau kerusakan terhadap fasilitas
atau perlengkapan lainnya;
g. pengambilan, penyitaan, nasionalisasi, mobilisasi, atau
pengambilalihan seluruh atau sebagian besar proyek atau tindakan
dari atau tidak dilakukannya tindakan oleh instansi Pemerintah tanpa
alasan yang dapat dibenarkan, termaduk penghentian, penarikan,
penundaan dalam memberikan atau memperbaharui perjanjian dan
setiap keterlambatan dalam pengimporan perlengkapan atau
persediaan PIHAK KEDUA;
h. setiap kelangkaan bahan-bahan, bahan kimia atau utilitas lainnya;
i. kegagalan atau kelangkaan atau gangguan penyediaan air baku
pada sumber air baku untuk sebab apapun;
j. gangguan penyediaan tenaga listrik yang berkepanjangan terhadap
fasilitas yang disebabkan oleh kegagalan yang berarti atau
kelangkaan penyediaan listrik untuk fasilitas;
k. keadaan yang secara wajar tidak dapat diperkirakan misalnya
amblasnya bagian bawah permukaan tanah pada lokasi fasilitasi; dan
l. kebijakan moneter pemerintahan yang berpengaruh terhadap
keberlangsungan usaha PIHAK KEDUA.
(2). Jika terjadi force majeure, maka UPTD TPA SAMPAH REGIONAL
PROVINSI SUMATERA BARAT harus memberitahukan secara
tertulis kepada PARA PIHAK dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari
kalender sejak terjadinya force majeure.
(3). Bilamana terjadinya peristiwa force majeure PARA PIHAK dengan ini
menyetujui UPTD TPA SAMPAH REGIONAL SUMATERA BARAT
untuk melakukan pekerjaan rehabilitasi dan /atau melakukan
pekerjaan pembangunan kembali untuk mengembalikan TPA Sampah
Regional pada kondisi sebelum terjadinya keadaan force majeure.

BAB VIII
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 10

(1). PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan secara


musyawarah dan mufakat.
(2). Apabila penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
dapat diwujudkan, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan
perselisihan sesuai ketentuan peaturan perundang-undangan.

BAB IX
PEMBIAYAAN
Pasal 11

Anggaran pengelolaan, operasional dan pemeliharaan TPA Sampah


Regional Provinsi Sumatera Barat berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi Sumatera Barat melalui DPA Dinas Prasarana
Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat.

BAB X
EVALUASI
Pasal 12

Setelah Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani akan dilakukan evaluasi


setiap tahunnya.

PENUTUP
Pasal 13

(1). Ketentuan yang belum diatur dalam perjanjian ini, akan diatur dalam
addendum perjanjian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari perjanjian kerjasama ini.
(2). Perjanjian kerjasama ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga), ini masing-
masing bermaterai cukup, 1 (satu) rangkap untuk PIHAK PERTAMA
dan rangkap lainnya untuk PIHAK KEDUA dan masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Pihak Pertama Pihak Kedua


GUBERNUR SUMATERA BARAT BUPATI SOLOK

dto dto

IRWAN PRAYITNO SYAMSU RAHIM

Pihak Kedua
WALIKOTA SOLOK

dto

IRZAL ILYAS

Anda mungkin juga menyukai