Masalah Utama
Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
b. Faktor presipitasi
c. Perilaku
Dalam melakukan pengkajian, perawat dapat memulai dengan
mengobservasi penampilan klien, misalnya kebersihan, dandanan,
pakaian. Kemudian perawat mendiskusikannya dengan klien untuk
mendapatkan pandangan klien tentang gambaran dirinya. Gangguan
perilaku pada gangguan konsep diri dapat dibagi sebagai berikut :
4. Rentang Respon
Konsep diri merupakan aspek kritikal dan dasar dari perilaku
individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih
efektif yang terlihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan
intelektual dan penguasaan lingkungan. Konsep diri yang negatif dapat
dilihat dari hubungan individu dan sosial yang maladaptif.
Konsep diri positif merupakan bagaimana seseorang memandang
apa yang ada pada dirinya meliputi citra dirinya, ideal dirinya, harga
dirinya, penampilan peran serta identitas dirinya secara positif. Hal ini
akan menunjukkan bahwa individu itu akan menjadi individu yang
sukses.
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya
sendiri, termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna,
pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. Adapun perilaku yang
berhubungan dengan harga diri yang rendah yaitu mengkritik diri sendiri
dan/ atau orang lain, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan
kepada orang lain, gangguan dalam berhubungan, perasaan tidak
mampu, rasa bersalah, perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri,
keluhan fisik, menarik diri secara sosial, khawatir, serta menarik diri dari
realitas.
Kerancuan identitas merupakan suatu kegagalan individu untuk
mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak – kanak ke dalam
kepribadian psikososial dewasa yang harmonis. Adapun perilaku yang
berhubungan dengan kerancuan identitas yaitu tidak ada kode moral,
sifat kepribadian yang bertentangan, hubungan interpersonal eksploitatif,
perasaan hampa. Perasaan mengambang tentang diri sendiri, tingkat
ansietas yang tinggi, ketidak mampuan untuk empati terhadap orang lain.
Depersonalisasi merupakan suatu perasaan yang tidak realistis
dimana klien tidak dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar
dirinya (Stuart & Sundeen, 2008). Individu mengalami kesulitan untuk
membedakan dirinya sendiri dari orang lain, dan tubuhnya sendiri
merasa tidak nyata dan asing baginya.
5. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
Keliat (2009) menguraikan empat cara untuk meningkatkan harga diri
yaitu :
1) Memberi kesempatan untuk berhasil
2) Menanamkan gagaasan
3) Mendorong aspirasi
4) Membantu membentuk koping
b. Penatalaksanaan Medis
1) Clorpromazine ( CPZ )
Indikasi: untuk sindrom psikosis yaitu berat dalam kemampuan
menilai realitas, kesadaran diri terganggu, waham, halusinasi,
ganggua perasaan dan perilaku aneh, tidak bekerja, hubungan
sosial dan melakukan aktivitas rutin.
Efek saamping : sedasi, gangguan otonomik serta endokrin.
2) Haloperidol ( HPL )
Indikasi : berdaya berat dalam kemampuan menilai realitaas
dalaam fungsi netral serta fungsi kehidupan sehari-hari.
Efek samping : sedasi, gangguan otonomik dan endokrin.
3) Trihexyphenidyl ( THP )
Indikasi : segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pascaa
enchepalitis dan idiopatik.
Efeksamping : hypersensitive terhadap trihexyphenidyl, psikosis
berat, psikoneurosis dan obstruksi saluran cerna.
4) Terapi okupasi / rehabilitasi
Terapi yang terarah bagi pasien, fisik maupun mental dengan
menggunakan aktivitas terpilih sebagai media. Aktivitas tersebut
berupa kegiatan yang direncanakan sesuai tujuan ( Seraquel,
2004)
5) Psikoterapi
Psikoterapi yang dapat membantu penderita adalah psikoterapi
suportif dan individual atau kelompok serta bimbingan yang
praktis dengan maksud untuk mengembalikan penderita ke
masyarakat (Seraquel, 2004)
6) Terapi psikososial
Kaplan and Sadock (2007), rewncana pengobatan untuk
skizofrenia harus ditujukan padaa kemampuan daan kekurangan
pasien. Selain itu juga perlu dikembangkan terapi berorientasi
keluarga, yang diarahkan untuk strategi penurunan stress dan
mengatasi masalah dan perlibatan kembali pasien kedalam
aktivitas.
C. Pohon Masalah
Masalah
No Data Subyektif Data Obyektif
Keperawatan
Tujuan
Diagnosa Tindakan
Umum Khusus
Isolasi sosial: Klien tidak terjadi Klien dapat
menarik diri gangguan konsep membina hubungan 1. Bina hubungan saling
berhubungan diri : harga diri saling percaya
dengan harga diri rendah/klien akan
rendah meningkat harga percaya : salam terapeutik,
dirinya. perkenalan diri, jelaskan
tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang,
buat kontrak yang jelas
(waktu, tempat dan topik
pembicaraan)
2. Hindarkan
memberi penilaian negatif
setiap bertemu klien,
utamakan memberi pujian
yang realistis
3. Klien dapat
menilai kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki
Klien dapat menilai
kemampuan yang 1. Diskusikan
dapat digunakan. kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
2. Diskusikan
pula kemampuan yang dapat
dilanjutkan setelah pulang ke
rumah
Klien dapat
menetapkan / 1. Rencanakan bersama klien
merencanakan aktivitas yang dapat
kegiatan sesuai dilakukan setiap hari sesuai
dengan kemampuan kemampuan
yang dimiliki
2. Tingkatkan kegiatan sesuai
dengan toleransi kondisi klien
3. Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan di ruma
Klien dapat
memanfaatkan 1.
sistem pendukung Beri pendidikan kesehatan pada
yang ada keluarga tentang cara
merawat klien.
2.
Bantu keluarga memberi
dukungan selama klien
dirawat.
3.
Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan di rumah.
4.
Beri reinforcement positif atas
keterlibatan keluarga.
Gangguan konsep Klien dapat 1. Sapa ramah klien (verbal,
diri: Harga diri membina hubungan non verbal)
rendah saling percaya 2. Perkenalan diri dengan sopan
berhubungan 3. Tanya nama lengkap klien
dengan berduka dan nama panggilan yang
disfungsional disukai klien
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Jujur, menepati janji
6. Tunjukkan sikap empati dan
menerima klien apa adanya
7. Beri klien perhatian dan
perhatikan kebutuhan dasar
klien
G. Strategi Pelaksanaan
Pasien Keluarga
SP I SP I
SP II SP III
H. Daftar Pustaka