Anda di halaman 1dari 11

A.

Masalah Utama
Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian

Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan


tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara
langsung atau tidak langsung diekspresikan (Townsend, 2008).

Menurut Schult & Videbeck (2008), gangguan harga diri rendah


adalah penilaian negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yang
diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung

Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang


negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 2009).

Jadi dapat disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap diri


sendiri yang dapat diekspresikan secara langsung dan tak langsung.

2. Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi


a. Faktor predisposisi
Ada beberapa faktor predisposisi yang menyebabkan harga diri
rendah yaitu:
1) Perkembangan individu yang meliputi:

a) Adanya penolakan dari orang tua, sehingga anak merasa


tidak dicintai kemudian dampaknya anak gagal mencintai
dirinya dan akan gagal pula untuk mencintai orang lain.
b) Kurangnya pujian dan kurangnya pengakuan dari orang-orang
tuanya atau orang tua yang penting/ dekat dengan individu
yang bersangkutan.
c) Sikap orang tua over protecting, anak merasa tidak berguna,
orang tua atau orang terdekat sering mengkritik serta
merevidasikan individu.
d) Anak menjadi frustasi, putus asa merasa tidak berguna dan
merasa rendah diri.
2) Ideal diri
a) Individu selalu dituntut untuk berhasil.

b) Tidak mempunyai hak untuk gagal dan berbuat salah.


c) Anak dapat menghakimi dirinya sendiri dan hilangnya rasa
percaya diri.

b. Faktor presipitasi

Faktor presipitasi atau stresor pencetus dari munculnya harga diri


rendah mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal
seperti:
1) Gangguan fisik dan mental salah satu anggota keluarga sehingga
keluarga merasa malu dan rendah diri.
2) Pengalaman traumatik berulang seperti penganiayaan seksual
dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam
kehidupan, aniaya fisik, kecelakaan, bencana alam dan
perampokan. Respon terhadap trauma pada umumnya akan
mengubah arti trauma tersebut dan kopingnya adalah represi dan
denial.

c. Perilaku
Dalam melakukan pengkajian, perawat dapat memulai dengan
mengobservasi penampilan klien, misalnya kebersihan, dandanan,
pakaian. Kemudian perawat mendiskusikannya dengan klien untuk
mendapatkan pandangan klien tentang gambaran dirinya. Gangguan
perilaku pada gangguan konsep diri dapat dibagi sebagai berikut :

Perilaku berhubungan dengan harga diri rendah. Harga diri yang


rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan diekspresikan
melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya
disertai oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri sendiri dan
menolak diri sendiri.

3. Tanda dan Gejala


a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan
terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri
sendiri)
c. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
d. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
e. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan
yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya. (Budi
Anna Keliat, 2009)

4. Rentang Respon
Konsep diri merupakan aspek kritikal dan dasar dari perilaku
individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih
efektif yang terlihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan
intelektual dan penguasaan lingkungan. Konsep diri yang negatif dapat
dilihat dari hubungan individu dan sosial yang maladaptif.
Konsep diri positif merupakan bagaimana seseorang memandang
apa yang ada pada dirinya meliputi citra dirinya, ideal dirinya, harga
dirinya, penampilan peran serta identitas dirinya secara positif. Hal ini
akan menunjukkan bahwa individu itu akan menjadi individu yang
sukses.
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya
sendiri, termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna,
pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. Adapun perilaku yang
berhubungan dengan harga diri yang rendah yaitu mengkritik diri sendiri
dan/ atau orang lain, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan
kepada orang lain, gangguan dalam berhubungan, perasaan tidak
mampu, rasa bersalah, perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri,
keluhan fisik, menarik diri secara sosial, khawatir, serta menarik diri dari
realitas.
Kerancuan identitas merupakan suatu kegagalan individu untuk
mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak – kanak ke dalam
kepribadian psikososial dewasa yang harmonis. Adapun perilaku yang
berhubungan dengan kerancuan identitas yaitu tidak ada kode moral,
sifat kepribadian yang bertentangan, hubungan interpersonal eksploitatif,
perasaan hampa. Perasaan mengambang tentang diri sendiri, tingkat
ansietas yang tinggi, ketidak mampuan untuk empati terhadap orang lain.
Depersonalisasi merupakan suatu perasaan yang tidak realistis
dimana klien tidak dapat membedakan stimulus dari dalam atau luar
dirinya (Stuart & Sundeen, 2008). Individu mengalami kesulitan untuk
membedakan dirinya sendiri dari orang lain, dan tubuhnya sendiri
merasa tidak nyata dan asing baginya.

5. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Keperawatan
Keliat (2009) menguraikan empat cara untuk meningkatkan harga diri
yaitu :
1) Memberi kesempatan untuk berhasil
2) Menanamkan gagaasan
3) Mendorong aspirasi
4) Membantu membentuk koping
b. Penatalaksanaan Medis
1) Clorpromazine ( CPZ )
Indikasi: untuk sindrom psikosis yaitu berat dalam kemampuan
menilai realitas, kesadaran diri terganggu, waham, halusinasi,
ganggua perasaan dan perilaku aneh, tidak bekerja, hubungan
sosial dan melakukan aktivitas rutin.
Efek saamping : sedasi, gangguan otonomik serta endokrin.
2) Haloperidol ( HPL )
Indikasi : berdaya berat dalam kemampuan menilai realitaas
dalaam fungsi netral serta fungsi kehidupan sehari-hari.
Efek samping : sedasi, gangguan otonomik dan endokrin.
3) Trihexyphenidyl ( THP )
Indikasi : segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pascaa
enchepalitis dan idiopatik.
Efeksamping : hypersensitive terhadap trihexyphenidyl, psikosis
berat, psikoneurosis dan obstruksi saluran cerna.
4) Terapi okupasi / rehabilitasi
Terapi yang terarah bagi pasien, fisik maupun mental dengan
menggunakan aktivitas terpilih sebagai media. Aktivitas tersebut
berupa kegiatan yang direncanakan sesuai tujuan ( Seraquel,
2004)
5) Psikoterapi
Psikoterapi yang dapat membantu penderita adalah psikoterapi
suportif dan individual atau kelompok serta bimbingan yang
praktis dengan maksud untuk mengembalikan penderita ke
masyarakat (Seraquel, 2004)
6) Terapi psikososial
Kaplan and Sadock (2007), rewncana pengobatan untuk
skizofrenia harus ditujukan padaa kemampuan daan kekurangan
pasien. Selain itu juga perlu dikembangkan terapi berorientasi
keluarga, yang diarahkan untuk strategi penurunan stress dan
mengatasi masalah dan perlibatan kembali pasien kedalam
aktivitas.

C. Pohon Masalah

D. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

Masalah
No Data Subyektif Data Obyektif
Keperawatan

1 Isolasi sosial : 1. Mengungkapkan tidak 1. Ekspresi wajah kosong


menarik diri berdaya dan tidak ingin
hidup lagi 2. Tidak ada kontak mata
ketika diajak bicara
2. Mengungkapkan enggan
berbicara dengan orang 3. Suara pelan dan tidak
lain jelas
3. Klien malu bertemu dan
berhadapan dengan orang
lain

2 Gangguan konsep diri 1. Mengungkapkan ingin 1. Merusak diri sendiri


: harga diri rendah diakui jati dirinya
2. Merusak orang lain
2. Mengungkapkan tidak ada
lagi yang peduli 3. Menarik diri dari
hubungan sosial
3. Mengungkapkan tidak
bisa apa-apa 4. Tampak mudah
tersinggung
4. Mengungkapkan dirinya
tidak berguna 5. Tidak mau makan dan
tidak tidur
5. Mengkritik diri sendiri
6. Perasaan malu

7. Tidak nyaman jika jadi


pusat perhatian

3 Berduka disfungsional 1. Mengungkapkan tidak 1. Ekspresi wajah sedih


berdaya dan tidak ingin
hidup lagi 2. Tidak ada kontak
mata ketika diajak bicara
2. Mengungkapkan sedih
karena tidak naik kelas 3. Suara pelan dan tidak
jelas
3. Klien malu bertemu dan
berhadapan dengan 4. Tampak menangis
orang lain karena
diceraikan suaminya

4. Dan lain – lain…

E. Diagnosa Keperawatan Jiwa


o Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
o Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan
berduka disfungsional.

F. Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan
Diagnosa Tindakan
Umum Khusus
Isolasi sosial: Klien tidak terjadi Klien dapat
menarik diri gangguan konsep membina hubungan 1. Bina hubungan saling
berhubungan diri : harga diri saling percaya
dengan harga diri rendah/klien akan
rendah meningkat harga percaya : salam terapeutik,
dirinya. perkenalan diri, jelaskan
tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang,
buat kontrak yang jelas
(waktu, tempat dan topik
pembicaraan)

2. Beri kesempatan pada


klien untuk mengungkapkan
perasaannya

3. Sediakan waktu untuk


mendengarkan klien

4. Katakan kepada klien


bahwa dirinya adalah
seseorang yang berharga
dan bertanggung jawab serta
mampu menolong dirinya
sendiri
Klien dapat
mengidentifikasi 1. Klien dapat
kemampuan dan menilai kemampuan yang
aspek positif yang dapat Diskusikan
dimiliki kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki

2. Hindarkan
memberi penilaian negatif
setiap bertemu klien,
utamakan memberi pujian
yang realistis

3. Klien dapat
menilai kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki
Klien dapat menilai
kemampuan yang 1. Diskusikan
dapat digunakan. kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki

2. Diskusikan
pula kemampuan yang dapat
dilanjutkan setelah pulang ke
rumah
Klien dapat
menetapkan / 1. Rencanakan bersama klien
merencanakan aktivitas yang dapat
kegiatan sesuai dilakukan setiap hari sesuai
dengan kemampuan kemampuan
yang dimiliki
2. Tingkatkan kegiatan sesuai
dengan toleransi kondisi klien

3. Beri contoh cara pelaksanaan


kegiatan yang boleh klien
lakukan
Klien dapat
melakukan kegiatan 1. Beri kesempatan mencoba
sesuai kondisi dan kegiatan yang telah
kemampuan direncanakan

2. Beri pujian atas keberhasilan


klien

3. Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan di ruma
Klien dapat
memanfaatkan 1.
sistem pendukung Beri pendidikan kesehatan pada
yang ada keluarga tentang cara
merawat klien.

2.
Bantu keluarga memberi
dukungan selama klien
dirawat.

3.
Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan di rumah.

4.
Beri reinforcement positif atas
keterlibatan keluarga.
Gangguan konsep Klien dapat 1. Sapa ramah klien (verbal,
diri: Harga diri membina hubungan non verbal)
rendah saling percaya 2. Perkenalan diri dengan sopan
berhubungan 3. Tanya nama lengkap klien
dengan berduka dan nama panggilan yang
disfungsional disukai klien
4. Jelaskan tujuan pertemuan
5. Jujur, menepati janji
6. Tunjukkan sikap empati dan
menerima klien apa adanya
7. Beri klien perhatian dan
perhatikan kebutuhan dasar
klien

Klien Dapat 1. Diskusikan kemampaun dan


mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki
kemampuan dan klien
aspek positif yang di 2. Setiap bertemu klien,
miliki hindarkan memberi penilaian
yang negatif
3. Utamakan memberi pujian
yang realistik

Klien dapat menilai 1. Diskusikan dengan klien


kemampuan yang kemampian yang masih
digunakan dapat di gunakan selama
sakit
2. Diskusikan kemampuan yang
dapat dilanjutkan
penggunaannya

Klien dapat 1. Rencanakan bersama klien


menetapkan/ aktifitas yang dapat di
merencanakan lakukan setiap hari sesuai
kegiatan sesuai kemampuan : Kegiatan
dengan kemampuan mandiri, kegiatan dengan
yang di miliki bantuan sebagian, kegiatan
yang membutuhkan bantuan
total
2. Tingkatkan kegiatan yang
sesuai dengan toleransi
kondisi klien
3. Beri contoh cara pelaksanan
kegiatan yang boleh di
lakukan

Klien dapat 1. Beri kesempatan pada klien


melakukan kegiatan untuk mencoba kegiatan
sesuai kondisi sakit yang telah di rencanakan
dan kemampuannya 2. Beri pujian atas keberhasilan
klien
3. Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan di rumah
Klien dapat 1. Beri pendidikan kesehatan
memanfaatkan pada keluarga tentang cara
sistem pendukung merawat klien dengan Harga
yang ada Diri Rendah.
dikeluarga. 2. Bantu keluarga memberikan
dukungan selama klien
dirawat.
3. Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan dirumah.

G. Strategi Pelaksanaan
Pasien Keluarga

SP I SP I

- Mengidentifikasi kemampuan dan - Mendiskusikan masalah yang dirasakan


aspek positif yang dimiliki klien keluarga dalam merawat klien
- Membantu klien menilai kemampuan - Menjelaskan pengertian HDR, tanda dan
klien yang masih dapat digunakan gejala serta proses terjadinya HDR
- Membantu klien memilih kegiatan yang - Menjelaskan cara merawat klien dengan
akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien HDR
- Melatih klien sesuai dengan
kemampuan yang dipilih
- Memberikan pujian yang wajar SP II
terhadap keberhasian klien
- Menganjurkanklien memasukkan - Melatih keluarga mempraktekkan cara
dalam jadwal kegiatan harian merawat klien dengan HDR

SP II SP III

- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian - Melatih keluarga melakukan cara merawat


klien langsung kepada klien dengan HDR
- Melatih kemampuan kedua
- Menganjurkan klien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian SP IV

- Membantu keluarga membuat jadwal


aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
- Menjelskan follow up klien setelah pulang

H. Daftar Pustaka

Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr.


Amino Gondoutomo. 2003

Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice.


Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 2008

Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 2009


Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta :
EGC. 2008

Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1.


Bandung : RSJP Bandung. 2010

Anda mungkin juga menyukai