I.1 MAKSUD
Praktikum analisa butir kerakal dimaksudkan agar para praktikan lebih memahami
mengenai butir kerakal yang merupakan parameter dasar yang hampir selalu disebutkan pada
analisis sedimen ataupun batuan sedimen. Dan juga mengenai klasifikasi dari bentuk-bentuk
sedimen kerakal yang nantinya akan berfungsi dalam menganalisa proses proses yang telah
terjadi pada kerakal tersebut. Beberapa hal penting dalam menganalisis butir kerakal adalah
bentuk butir, roundness, dan sphericity `
I.2 TUJUAN
Sedangkan tujuan dari praktikum ukuran butir sendiri adalah agar praktikan dapat
mengetahui proses-proses geologi yang berperan terhadap pembentukan dan deposisi sedimen
serta lamanya waktu transportasi dilihat dari variasi butirnya.
Bentuk butir, memiliki pengertian kesuluruhan kenampakan partikel secara tiga dimensi
yang berkaitan dengan perbandingan antara ukuran panjang sumbu panjang, menengah , dan
pendeknya. Dikenal beberapa cara untuk mendefinisikan bentuk butir, cara yang paling
sederhana dikenalkan oleh Zingg (1935) dengan cara menggunaka perbandingan b/a dan c/b
untuk menjelaskan butir dalam empat bentuk yaitu oblate, prolate, blade, dan equant. Dalam hal
ini, a panjang (sumbu terpanjang), b : lebar (sumbu menengah), dan c : tebal/tinggi (sumbu
terpendek).
Sumber : tryfor3.wordpress.com
Sphericity (), secara sederhana didefinisikan sebagai ukuran bagaimana suatu butiran
mendekati bentuk bola. Dengan demikian, semakin tinggi nilai suatu sphericity maka suatu
butiran akan memiliki bentuk semakin menyerupai bola. Wadell (1932) mendefinisikan
sphericity yang sebenarnya sebagai luas permukaan butir dibagi dengan luas permukaan sebuah
bolah yang keduanya mempunyai volume sama. Namun demikian, Lewis dan McConchie (1994)
mengatakan bahwa dalam penerapannya, rumusan ini cukup sulit untuk dilakukan. Sebagai
pendekatan, perbandingan luas permukaan tersebut dianggap sebanding dengan perbandingan
volume, sehingga rumus sphericity menurut Wadell (1932) adalah :
3 𝑉𝑝
= √𝑉𝑐𝑠
Dimana Vp = volume butiran yang diukur dan Vcs = volume terkecil suatu bola yang melingkupi
partikel tersebut.
3 𝜋6𝐷𝐿𝐷𝐼𝐷𝑆 3 𝐷𝐼𝐷𝑆
I = √ = √𝐷𝐿^2
𝜋6𝐷𝐿^3
Sneed dan Folk (1958) menganggap rumus dari Krumbein kurang bisa menyatakan
secara tepat perilaku butiran ketika diendapkan. Untuk itu, mereka mengusulkan rumus tersendiri
yang dikenal dengan sphericity proyeksi maksimum.
3 𝐷𝑆^2
P = √𝐷𝐿𝐷𝐼
Hasil dari perhitungan tersebut dapat dimasukkan ke dalam table klsifikasi sebagai
berikut :
Roundness, merupakan morfologi butir yang berkaitan dengan ketajaman pinggir dan
sudut suatu partikel sedimen klastik. Secara matematis Wadell (1932) mendefinisikan roundess
sebagai berikut :
r
∑ ( ) ∑ (r)
R
Rw = =
𝑁 𝑅𝑁
R adalah jari – jari maksimum bola yang dapat masuk dalam butir, r adalah jari-jari kurva setiap
sudut, dan N adalah banyaknya sudut yang diukur.
Sumber : geomacnews.com
Menurut Folk (1968) pengukuran sudut-sudut tersebut hampir tidak mungkin. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka penentuan roundness butiran dilakukan dengan cara
membandingkan kenampakan antara kerakal dengan table visual secara sketsa (Krumbein, 1941).
Sumber : geomacnews.com
III. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
Penentuan roundness
- Gunakan data 25 kerakal yang telah ditentukan bentuk dan sphericity-nya di atas
- Lakukan pengamatan secara visual dan bandingkan dengan sketsan dari Krumbein.
Tentukan kelas roundnessnya
- Lakukan pemotretan kerakal tersebut untuk membuat dokumentasi dan laporan
- Lakukan sketsa masing-masing butir kerakal untuk menunjukkan kenampakan 3 dimensi
- Lakukan pengamatan dengn membandingkan hasil sketsa dengan table visual Krumbein
V. ANALISIS DATA
Bentuk butir
Berikut adalah hasil dari pengamatan bentuk butir dimana angka yang didapatkan dari penghitungan b/a
maupun c/b diplot ke dalam table klasifikasi oleh Zingg.
STA 7 LP 1
0.73 0.76
1 45 33 25 Equant
0.94 0.74
2 50 47 35 Oblate
0.87 0.63
3 47 41 26 Equant
0.47 0.68
4 53 25 17 Oblate
0.76 0.70
5 49 37 26 Equant
0.81 0.59
6 48 39 23 Equant
0.81 0.64
7 58 47 30 Equant
0.73 0.82
8 45 33 27 Equant
0.82 0.67
9 55 45 30 Oblate
0.89 0.50
10 45 40 20 Equant
0.67 0.75
11 60 40 30 Equant
0.75 0.78
12 60 45 35 Oblate
0.90 0.89
13 50 45 40 Equant
0.80 0.63
14 50 40 25 Prolate
0.77 0.40
15 65 50 20 Equant
0.75 0.67
16 60 45 30 Equant
0.73 0.50
17 55 40 20 Equant
0.60 0.83
18 50 30 25 Oblate
0.80 0.75
19 50 40 30 Oblate
0.89 0.25
20 45 40 10 Equant
0.78 0.71
21 45 35 25 Equant
0.73 0.25
22 55 40 10 Prolate
0.55 0.83
23 55 30 25 Equant
0.60 0.83
24 50 30 25 Equant
0.67 0.63
25 60 40 25 Oblate
Sphericity
STA 7 LP 1
LP 4
Lokasi pengamatan 4 terletak di aliran sungai code yang terletak di selatan ring road utara atau
berjarak 250 m dari LP 3. Dari 25 sampel kerakal, didapatkan 10 sampel equent, 10 sampel oblate, dan 5
sampel berbentuk prolate