Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah “Antihipertensi dari Simplisia
Tanaman Saledri, Kumis Kucing, dan Mengkudu” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah
makalah ini.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai hipertensi, simplisia, dan simplisia hipertensi untuk
masyarakat umum dan semoga sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penulis sendiri maupun orang yang membacanya.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis memohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang demi perbaikan makalah
ini di waktu yang akan datang.

Jum’at, 18 Mei 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1

DAFTAR ISI..........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................3

A. Latar Belakang............................................................................................3

B. Rumusan Masalah.......................................................................................4

C. Tujuan.........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................5

A. Hipertensi....................................................................................................5
B. Simplisia ....................................................................................................6
1. Tanaman Saledri (Apium graviolens L.)...............................................6
2. Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)...................7
3. Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)..............................................8

BAB III PENUTUP............................................................................................. 9

A. Kesimpulan................................................................................................ 9

B. Saran ......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semakin meningkatnya harapan hidup penduduk Indonesia maka dapat diperkirakan
bahwa insidensi penyakit degeneratif akan meningkat pula. Salah satu penyakit degeneratif
yang mempunyai tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi adalah hipertensi. Hipertensi pada
usia lanjut menjadi lebih penting lagi mengingat bahwa patogenesis, perjalanan penyakit dan
penatalaksanaannya tidak seluruhnya sama dengan hipertensi pada usia dewasa muda. Pada
lanjut usia aspek diagnosis selain ke arah hipertensi dan komplikasi, pengenalan berbagai
penyakit yang diderita oleh orang tersebut mendapatkan perhatian karena berhubungan erat
dengan penatalaksanaan secara keseluruhan. Hipertensi mengenai penduduk di seluruh dunia
dengan insiden yang bervariasi.
Akhir-akhir ini insiden dan prevalensi meningkat dengan meningkatnya usia harapan
hidup. Di Amerika Serikat dikatakan bahwa populasi kulit putih usia 50-69 tahun
prevalensinya sekitar 35% yang meningkat menjadi 50% pada usia di atas 69 tahun.
Penelitian pada 300.000 populasi berusia 65-115 ta hun (rata-rata 82,7) yangdi rawat di
institusi lanjut usia didapatkan prevalensi hipertensi pada saat mulai dirawat sebesar 32%.
Dari penderita ini 70% diberikan obat anti hipertensi dan sudah mengalami hipertensi dan
komplikasi akibat penyakitnya, diantaranya penyakit jantung koroner (26%), penyakit
jantung kongestif (22%), dan penyakit cerebrovaskuler (29%). Bila tidak segera diatasi
penyakit yang sering disebut “the silent killer” ini dapat menimbulkan kesulitankesulitan
jantung, stroke, gangguan ginjal, pengaburan penglihatan, atau penyakit lain. Untuk
mengetahui keadaan tekanan darah kita melakukan pengukuran tekanan darah. Tekanan darah
orang dewasa dinyatakan normal bila angka sistolik (angka atas) di bawah 140 dan angka
diastolik (tekanan bawah) di bawah 85. Pada orang lansia angka tersebut lebih tinggi lagi.
(Price dan Henderson, 2005).
Jika tekanan darah lebih dari itu maka kita harus berupaya untuk melakukan tindakan
penurunan tekanan darah. Penderita tekanan darah tinggi akan mendapatkan obat penurun
tekanan darah bila menemui dokter. Obat-obatan tersebut diantaranya jenis-jenis obat
Antihipertensi dari Simplisia seperti tanaman saledri, kumis kucing, dan mengkudu.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk membuat makalah
mengenai “Antihipertensi dari Simplisia Tanaman Saledri, Kumis Kucing, dan Mengkudu”.

3
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diambil dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi?
2. Apa yang dimaksud dengan simplisia?
3. Apa saja jenis tanaman simplisia untuk peyakit hipertensi?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang diambil dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian hipertensi
2. Untuk mengetahui pengertian simplisia
3. Untuk mengetahui simplisia penyakit hipertensi

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hipertensi
Hipertensi adalah masalah utama kesehatan di dunia dan jumlah penderita semakin
meningkat dari tahun ke tahun (Rawat et al., 2016). Seiring dengan meningkatny a preval
ensi hipertensi di Indonesia dan banyakny a faktor yang berpengaruh dalam pemilihan obat-
obatan antihipertensi sintetik, maka dituntut terus untuk mengembangkan obat yang berasal
dari alam. Seledri (Apium graveolens) telah diketahui mempunyai aktivitas antihipertensi
(Gharouni & Sarkati, 2000) dengan adanya kandungan apigenin yang berperan sebagai
antagonis kalsium sehingga mempunyai efek vasodilatasi atau vasorelaksasi (Chan et al.,
2000). Di dalam seledri juga terkandung seny awa dengan aktivitas vasorelaksan (Jorge et al.,
2013). Sementara itu kumis kucing (Orthosiphon stamineus) telah banyak digunakan sebagai
diuretik di beberapa negara Asia Tenggara terutama Indonesia.
Aktivitas diuretik ini disebabkan ol eh adanya kandungan sinensetin yang mampu
menurunkan tekanan darah (Almatar et al., 2014). Buah mengkudu (Morinda citrifolia) juga
telah digunakan sebagai obat alternatif untuk antihipertensi (Nayak & Shettigar, 2010).
Adanya kandungan skopoletin dalam buah mengkudu berperan penting dal am menurunkan
tekanan darah melalui efek vasodilatasi melalui aksi sebagai ACE inhibitor (Kumar et al.,
2010; Yang, et al., 2007)
Berdasarkan Faktor Akibat 0ipertensi karena TerjadiPeningkatan Tekanan Darah di
Dalam Arteri Dengan 1eberapa cara diantaranya (Nurdiantami, 2013) :
Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya.
Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usial anjut Arteri besar kehilangan
kelenturan dan menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung
memompa darah melalui arteri tersebut# Karena itu, darah padasetiap denyut jantung dipaksa
untuk melalui pembuluh yangsempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya darah.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah hal ini
terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam
dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga
meningkat. Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang Maka, arteri

5
mengalami pelebaran dan banyak cairan dari sirkulasi Tekanan darah pula akan menurun atau
menjadi lebih kecil.

B. Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, simplisia merupakan bahan
yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia
pelikan atau mineral.
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau
eksudat tanaman. Yang dimaksud dengan eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan
keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati
lainnya yang dengan cara tertentu di pisahkan dari tanamannya.
Penggunaan bahan alam untuk mengobati dan mencegah penyakit sudah banyak
dilakukan oleh masyarakat di dunia (Rapavi et al., 2000; Aceves-Avilla et al., 2001) dan
akhir-akhir ini penelitian terkait dengan aktivitas bahan alam semakin meningkat (Navarro et
al., 1996; Okeke, et al., 2001). Beberapa tanaman obat tradisional yang dikembangkan ke
arah fitofarmaka adalah tanaman tanaman yang berfungsi sebagai antihipertensi.

1. Tanaman Saledri (Apium graviolens L.)


Seledri (Apium graviolens L.)
merupakan tanaman herba yang memiliki
berbagai manfaat kesehatan antara lain
untuk mengobati reumatik, hipertensi, dan
mencegah kanker (Murray dkk., 2005).
Dalam penelitian Muzakar dan Nuryanto
(2012), dengan mengkonsumsi daun seledri
mampu menurunkan tekanan darah. Pada
Sumber :
100 gram seledri terkandung 344 mg
www.kampustani.com
kalium. Didalam tubuh kalium berfungsi sebagai diuretik yaitu merangsang pengeluaran
cairan dalam tubuh yang diikat oleh garam. Selain itu, kandungan apiin dalam seledri,
berperan sebagai diuretic (memperlancar air kencing yaitu membantu kerja ginjal dalam
mengeluarkan cairan dan garam dari dalam tubuh, berkurangnya cairan dalam darah akan
menurunkan tekanan darah.
Pada pengelolaan seledri sebagai obat hipertensi dilakukan informan dengan cara
direbus terlebih dahulu. Pengolahan daun seledri dengan cara direbus hal ini dilakukan

6
karena daun seledri diambil sarinya atau kandungan yang ada dalam daun seledri tersebut.
Selain itu, pengelolaan daun seledri sebagai obat hipertensi juga dapat dikonsumsi secara
langsung atau dibuat jus. Tetapi jika dikonsumsi tanpa pengolahan terlebih dahulu kandungan
saponin yang tinggi dalam seledri dapat menyebabkan rasa sebah didalam lambung. Ketika
dibuat jus akan mengindikasi kadar saponin yang tinggi oleh karena itu seledri lebih aman
dikonsumsi dengan direbus terlebih dahulu dan cukup di ambil sarinya. Orang dengan
gangguan infeksi ginjal dan wanita hamil dilarang mengkonsumsi seledri karena dapat
menyebabkan kontraksi uterus. (Hembing, 2008)
Dalam pengobatan hipertensi dengan seledri dikonsumsi sehari 1-2 sendok sehari 2
kali. Dalam penelitian Muzakar dan Nuryanto (2012), dengan mengkonsumsi daun seledri
sebanyak 40 gram direbus dengan dua gelas air (400 ml) hingga didapatkan segelas air
(200 ml) kemudian disaring dan diminum dua kali, pagi 100 ml dan sore 100 ml selama tiga
hari berturut-turut mampu menurunkan tekanan darah.
2. Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)
Kumis kucing (Orthosiphon
stamineus Benth.) merupakan tanaman yang
memiliki manfaat kesehatan sebagai diuretik
untuk mengobati gangguan saluran kemih
dan ginjal, diabetes, dan hipertensi (Evans,
2009). Daun kumis kucing mengandung
flavonoid dengan kandungan utama
sinensetin, eupatorin, scutellarein, tetrametil
eter, salvigenin, rhamnazin, dan glikosida
flavonoid (Utami dan Puspaningtyas, 2013).
Menurut dr Prapti Utami, M.Si,
seorang konsultan
Sumberdan: praktisi herbal medik,
untuk mengatasi hipertensi, ada beberapa cara yang www.agrosegar.com
bisa dilakukan, yaitu siapkan 10 lembar
daun kumis kucing yang masih segar, kemudian seduh dengan 200 cc air panas dan tutup
gelas. Atau bisa juga dengan cara mengeringkan daun kumis kucing. Ambil 10 gram daun
kumis kucing yang telah di keringkan dan rebus dengan 4 gelas air. Didihkan hingga tersisa
menjadi 3 gelas. Minum ramuan tersebut 1 jam sebelum makan, 3 kali sehari. Ramuan kumis
kucing untuk bantu lawan hipertensi ini ini tidak dianjurkan dikonsumsi secara terus menerus
tanpa mengontrol tekanan darah.

7
3. Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Seorang di katakan terkena penyakit
darah tinggi jika angka pada alat ukur tekanan
darah / Tensi darah menujukan angka lebih dari
140/90 mmHg .pada kondisi ini sebaiknya perlu
di atasi karena darah tinggi jika di biarkan akan
semakin membandel dan tekanan darah akan sulit
di kendalikan.
Untuk mengatasi darah tinggi bisa
menggunakan obat: konvensional( kimia ) dan
Sumber
bisa juga menggunakan cara yang alami yaitu
www.bukalapak.com
dengan memanfaatkan buah mengkudu yang di kenal memiliki khasiat untuk dapat
menurunkan penyakit darah tinggi secara alami.
Buah mengkudu memiliki tekstur yang lunak ketika sudah matang. Buah mengkudu
juga memiliki bau khas seperti keju busuk, sehingga kebanyakan orang enggan
mengkonsumsinya karena baunya yang tidak sedap. Namun, buah mengkudu ini memiliki
banyak kandungan nutrisi antara lain : vitamin, mineral, protein dan juga zat – zat mikro
seperti xeronine, proxeronine, steroid alami, alizarin, sodium, asam kaprilat, asam kaproat,
alizarin, lysin, dan asam kaprat. Dalam buah mengkudu juga terdapat senyawa scopoletin
yang bersifat anti bakterial dan anti inflamasi.
Pada hipertensi, kandungan anti inflamasi inilah yang mampu menurunkan tekanan
darah. Tekanan darah yang tinggi diperoleh dari adanya penyempitan pada pembuluh darah.
Buah mengkudu memberikan efek pelebaran pembuluh darah sehingga tekanan pada dinding
– dinding pembuluh darah berkurang, dan tekanan darah turun. Untuk mendapatkan khasiat
yang penuh dari mengkudu tentunya kita harus mengolah nya secara baik agar kandungan di
dalam nya mampu terolah sehingga khasiat nya bisa di dapat.
Cara mengolah buah mengkudu, bisa dengan cara ditumbuk hingga halus bersama
buah mentimun, lalu disaring dan di seduh dengan air panas dan gula untuk menyamarkan
rasa buahnya. Obat herbal ini dapat dikonsumsi 2 kali sehari untuk penderita hipertensi

8
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan adalah ; wadah untuk penyimpanan ekstrak, rotary
evaporator, alat-alat gelas laboratorium, masker, sarung tangan, ayakan mesh
16 dan 18, corong bucher, mesin kempa tablet, dan alat maserasi, neraca
analitik.
2. Bahan
Ekstrak seledri ( Apium graviolens L.), ekstrak kumis kucing (Orthosiphon
stamineus Benth), dan ekstrak buah mengkudu ( Morinda citrifolia L.). Nacl
2,5%, etanol 70%, aquadest.

B. Tahapan penelitian
1. Penyiapan sampel
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah seledri ( Apium
graviolens L.), kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth), dan buah
mengkudu ( Morinda citrifolia L.). sebelum dikeringkan ketiganya di
bersihkan terlebih dahulu kemudian dipotong kecil-kecil dan dibiarkan di
udara terbuka sampai kering. Lalu di oven pada suhu 60⁰C selama satu jam
lalu ditumbuk atau diblender sampai menjadi serbuk dan akan digunakan pada
proses selanjutnya.
2. Pembuatan ekstrak
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara maserasi, serbuk seledri,
kumis kucing, dan buah mengkudu yang telah dibuat masing-masing sebanyak
1 kg di maserasikan kedalam 5 liter etanol 70% selama 5 hari sambil sesekali
dilakukan pengadukan. Kemudian diganti pelarut yang sama dengan volume
yang sama sebanyak empat kali pergantian. Kemudian residu dan ekstrak
dipisahkan menggunkan kertas saring. Ekstrak yang didapatkan disimpan
didalam wadah, ekstrak cair diuapkan dengan rotary evaporator hingga
diperoleh ekstrak kental.

9
3. Pembuatan granul
Pembuatan granul dilakukan dengan mencampurkan ekstrak kental
dengan bahan pengisi Ceolus pH 101, kemudian di ayak dengan ayakan no 16.
Campuran tersebut kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 60⁰C.
Setelah kering granul di ayak lagi dengan ayakan no 18, kemudian
ditambahkan amilum manihot dan magnesium stearat. Selanjutnya dilakukan
uji sifat granul meliputi uji waktu alir, uji sudut diam dan uji pengetapan.
Granul yang diuji sifat fisiknya kemudian di kempa dengan mesin
kempa tablet single punch. dikempa dengan tekanan yang sama,kemudian
dilakukan uji sifat fisik tablet. Uji sifat fisik tablet meliputi ; organoleptis,
keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, kerapuhan, dan waktu
hancur.
4. Uji kromatografi lapis tipis (KLT)
adalah “like dissolve like” yaitu larutan sampel ditotolkan pada
lapis/lempeng tipis yang disebut fase diam kemudian dikembangkan dalam
fase gerak terpilih, dengan perkembangan tersebut masing-masing senyawa
dalam sampel akan bergerak keatas dengan kecepatan berbeda sesuai dengan
tingkat kepolaran tertentu. Indentifikasi kandungan senyawa pada ekstrak
dapat dilihat dari nilai Rf.

10
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hipertensi adalah masalah utama kesehatan di dunia dan jumlah penderita
semakin meningkat dari tahun ke tahun (Rawat et al., 2016).
2. Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, simplisia
merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati,
simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral.
3. Beberapa tanaman obat tradisional yang dikembangkan ke arah fitofarmaka
adalah tanaman tanaman yang berfungsi sebagai antihipertensi :

a. Tanaman Saledri (Apium graviolens L.)


b. Tanaman Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)
c. Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

B. Saran
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang banyak diderita masyarakat Indonesia,
berbagai obat tradisional dan non tradisional banyak beredar dimasyarakat. Sebegai
penyembuhan alternatif yang murah dan berdampak bagus pada tubuh, hendaknya
masyarakat mengkonsumsi simplisia yang sesuai dengan penyakitnya agar selalu tetap
sehat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Syaifudi, M. 2013. Penggunaan Tanaman Herbal Pada Lansia Penderita Hipertensi Di


Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. Surakarta : Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Jurnal.

Rumiyati. Dkk. 2016. Uji Antihipertensi Kombinasi Ekstrak Herba Seledri, Daun Kumis
Kucing Dan Buah Mengkudu Pada Tikus Galur Sprague Dawley Normal Dan
Hipertensi. Yogyakarta : Universitas Gaja Mada. Jurnal

Herminto, B. Dkk. 2013. Pengaruhpemberian Daun Seledri Pada Lansia Penderita


Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Di Desa Sringin Kecamatan
Jumantono. Jurnal

12

Anda mungkin juga menyukai