Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

Interaksi obat yang merugikan menyebabkan ribuan orang harus


dirawat di rumah sakit setiap tahunnya. Penelitian selama satu tahun baru –
baru ini disejumlah apotek menunjukkan bahwa hampir dari satu dari empat
pasien yang mendapatkan resep pernah mengalami interaksi obat yang
berarti pada suatu saat tertentu dalam tahun tersebut.
Interaksi demikian telah menimbulkan gangguan yang serius sehingga
menyebabkan kematian. Untunglah jumlah interaksi yang menimbulkan
kematian ini hanya sebagian kecil dari jumlah interaksi obat seluruhnya yang
terjadi. Yang lebih sering terjadi adalah interaksi yang meningkatkan
toksisitas atau turunnya efek terapi pengobatan sehingga pasien tidak
merasa sehat kembaliatau tidak dapat cepat sembuh sebagaimana
seharusnya.
Kadang – kadang interaksi samasekali tidak memberikan simptom yang
dapat diamati. Penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit
jantung kemungkinan tidak terkendalikan sebagaimanamestinya. Jika dokter
tidak mengetahui adanya interaksi obat, ia mungkin mengambil keputusan
pengobatan yang salah.
Obat yang ada saat ini sangat efektif dan sangat berkhasiat. Interaksi
yang terjadi merupakan masalah yang besar. Sangatlah sulit bagi seorang
dokter atau apoteker yang sibuk untuk meluangkan waktu mamantau
interaksi obat untuk setiap pasien, walaupun dokter atau apoteker yang
bersangkutan sedang mencari berbagai kemungkinan interaksi.
Bila kita simak masalah ini dan kenyataan bahwa banyak pasien
menerima pengobatan ganda termasuk obat bebas yang digunakan sendiri,
serta banyak dokter atau apoteker sendiri mungkin tidak menyadari interaksi
berbahaya pada umumnya, dapatlah anda bayangkan betapa gawatnya
masalah ini.

Page | 1
Faktor yang dapat mempengaruhi antara lain sifat keturunan, fungsi hati
dan ginjal, usia (yang paling peka adalah bayi dan orang yang berusia diatas
50 tahun), ada tidaknya suatu penyakit,jumlah obat yang dikgunakan, lama
pengobatan, jarak waktu antara penggunaan dua obat, dan obat mana yang
digunakan mula – mula. Karena itu efek yang terjadi mungkin saja tidak
berarti apa – apabagi seseorang akan tetapi sangat membahayakan orang
lain.Hal mendasar yang patut disadari adalah bahwa bahaya mingkin dapat
terjadi.
Sehingga muncul pertanyaa apakah sejumlah obat yang berinteraksi
tidak dapat digunakan bersama – sama ? Tidak selalu, karena biasanya
dosis atau waktu pemberian obat dapat diubah untuk mencegah timbulnya
efek yang merugikan. Beberapa interaksi malahan menguntungkan dan
sengaja dimanfaatkan. Tentu saja ada sejumlah kasus yang menghendaki
agar sejumlah obat tersebut pada keadaan apapun tidak boleh diberikan
secara bersamaan. (Harkness, R. 1989)

Page | 2
BAB II
INTERAKSI OBAT DENGAN MINUMAN

A. Pengertian Interaksi
Interaksi obat terjadi jika efek suatu obat (index drug) berubah
akibat adanya obat lain (precipitant drug), makanan, atau minuman.
Interaksi obat dapat menghasilkan efek yang memang dikehendaki
(Desirable Drug Interaction), atau efek yang tidak dikehendaki
(Undesirable/Adverse Drug Interactions = ADIs) yang lazimnya
menyebabkan efek samping obat atau toksisitas karena meningkamya
kadar obat di dalam plasma, atau sebaliknya menurunnya kadar obat
dalam plasma yang menyebabkan hasil terapi menjadi tidak optimal.
Sejumlah besar obat baru yang di lepas pasaran setiap tahunnya
menyebabkan munculnya interaksi baru antar obat akan semakin
sering terjadi.

B. Mekanisme Interaksi

1. Interaksi Farmasetik
Interaksi Farmasetika sering juga disebut juga inkompatibilitas yang
bersifat langsung dan dapt terjadi secra fisika dan kimiawi, misalnya
terjadi presipitasi, perubahan warna yang selanjutnya
memnyebabkan obat menjadi tidak aktif

2. Interaksi Farmakokinetik
Interaksi dalam proses farmakokinetik, yaitu absorpsi, distribusi,
metabolisme dan ekskresi (ADME) dapat meningkatkan ataupun
menurunkan kadar plasma obat. Interaksi obat secara farmakokinetik
yang terjadi pada suatu obat tidak dapat diekstrapolasikan (tidak
berlaku) untuk obat lainnya meskipun masih dalam satu kelas terapi,

Page | 3
disebabkan karena adanya perbedaan sifat fisikokimia, yang
menghasilkan sifat farmakokinetik yang berbeda.
a. Absorbsi

Mekanisme interaksi yang melibatkan absorpsi gastrointestinal


dapat terjadi melalui beberapa cara: (1) secara langsung,
sebelum absorpsi; (2) terjadi perubahan pH cairan
gastrointestinal; (3) penghambatan transport aktif gastrointestinal;
(4) adanya perubahan flora usus dan (5) efek makanan

b. Distribusi
Interaksi distribusi terjadi karena pergeseran ikatan protein
plasma. Interaksi obat yang melibatkan proses distribusi akan
bermakna klinik jika: (1) obat indeks memiliki ikatan protein
sebesar >85%, volume distribusi (Vd) obat < 0,15 I/kg dan
memiliki batas keamanan sempit; (2) obat presipitan berikatan
dengan albumin pada tempat ikatan (finding site) yang sama
dengan obat indeks, serta kadarnya cukup tinggi untuk
menempati dan menjenuhkan binding-site nya

c. Metabolisme
Interaksi metabolism terjadi dengan cara (1) hambatan (inhibisi)
metabolisme, (2) induksi metabolisme, dan (3) perubahan aliran
darah hepatik

d. Ekskresi
Proses ekskresi melalui empedu dan pada sirkulasi
enterohepatik, sekresi tubuli ginjal, dan karena terjadinya
perubahan pH urin. Gangguan dalam ekskresi melalui empedu
terjadi akibat kompetisi antara obat dan metabolit obat untuk
sistem transport yang sama.

Page | 4
3. Interaksi Farmakodinamik
Interaksi ini terjadi pada obat yang bekerja pada sistem reseptor,
tempat kerja atau sistem fisiologik yang sama sehingga terjadi efek
yang aditif, sinergistik, atau antagonistik, tanpa ada perubahan kadar
plasma ataupun profil farmakokinetik lainnya.

C. Interaksi Obat dengan Minuman


1. Minuman Isotonik (Air kelapa, pocari sweet dan oralit) dengan
Obat Hipertensi

Penggunaan ACEI pada pasien hipertensi membantu penurunan


tekanan darah untuk menjadi normal. Namun dalam penggunaannya
memiliki efek samping pada ginjal dengan membuat kalium lebih
tinggi dalam plasma, sehingga menyebabkan hperkalemia. Pada
terapi ini, disarankan untuk tidak mengonsumsi air kelapa. Air kelapa
berfungsi sebagai elektrolit alami dengan kandungan kalium salah
satunya. Sehingga jika digunakan bersama dengan ACEI akan
memperparah hiperkalemia yang timbul. Selain air kelapa pocari
sweet dan oralit juga mengandung kalium tinggi

2. Semua jenis susu dengan antibiotik


Susu akan memberikan reaksi terhadap beberapa obat seperti
golongan antibiotikyang mengandung tetrasiklik. Kalsium yang
terdapat dalam susu akan mencegah yang mengganggu penyerapan
obat tersebut dalam tubuh, karena kalsium mengikat obat antibiotik.
Untuk menghindari interaksi, setidaknya beri rentan 4 jam.

Page | 5
3. Interaksi obat-Alkohol (Soetomo, 1998)
a. Alkohol- Asetaminofen
Kombinasi ini dapat merusak hati. Asetaminofen adalah
penghilang nyeri dan demam yang terkenal,dapat diperoleh tanpa
resep dokter. Interaksi ini terlihat jelas pada mereka yang banyak
minum-minuman beralkohol dan menggunakan asetaminofen
dalam takaran besar.

b. Alkohol-Obat jantung Angina


Kombinasi ini dapat menyebabkan tekanan darah turun terlalu
rendah. Akibatnya: hipotensi postural disertai gejala
pusing,lemah,dan pingsan; penurunan tekanan darah yang hebat
dapat menimbulkan kejang atau shok. Membatasi minum alcohol
sampai jumlah sesedikit mungkin akan mengurangi interaksi ini.
Obat angina digunakan untuk menghilangkan nyeri angina.

c. Alkohol-Antikoagulan
Efek anti koagulan dapat meningkat. Antikoagulan digunakan
untuk mengencerkan darah dan mencegah pembekuan darah.
Akibatnya resiko perdarahan meningkat. Membatasi minum
alcohol sampai jumlah sesedikit mungkin akan mengurangi
kemungkinan interaksi ini. Tetapi, pada peminum berat, alcohol
dalam jumlah sedangpun dapat menurunkan efek antikoagulan,
sehingga tekanan obat perlu diatur.

d. Alkohol-Aspirin
Kombinasii ni dapat meningkatkan resiko pendarahan lambung
dan pembentukan luka.

Page | 6
e. Alkohol-Obat asma ( Golongan Teofilin)
Efek obat sama dapat berkurang. Obat asma membuka jalan
udara paru-paru dan mempermudah pernafasan penderita asma.
Akibatnya: asma mungkin tidak sembuh dengan baik.

f. Alkohol -Kloral hidrat


Kombinasi ini dapat menimbulkan reaksi yang sama dengan yang
ditimbulkan oleh disulfiram. Disulfiram (Antabuse) adalah obat
yang diberikan kepada pecandu alcohol untuk menekan keinginan
minum alcohol. Akibatnya: pusing,napas pendek,wajah merah,
sakit kepala, dan jantung berdebar. Karena kedua obat adalah
depresan susunan saraf pusat, penekan yang berlebihan mungkin
terjadi bersamaan dengan gejala mengantuk,pusing,hilang
koordinasi otot dan kewaspadaan mental; pada kasus berat terjadi
gangguan peredaran darah dan fungsi pernafasan yang
menyebabkan koma dan kematian. Kloral hidrat digunakan
sebagai sedativa atau pil tidur.

g. Alkohol-Anti Histamin
Penggunaan alkohol dengan antihistamin dapat meningkatkan
efek mengantuk dari antihistamin

h. Alkohol- Obat diabetes


Efek obat diabetes dapat meningkat. Akibatnya : alcohol dapat
menimbulkan perubahan kadar gula darah yang tidak dapat
diperkirakan dengan kemungkinan terjadinya penurunan kadar
gula darah dengan cepat disertai gejala hipoglikemia, gelisah,
pingsan, lemah, berkeringat, bingung, takhikardia, denyut jantung
tidak beraturan, nanar, gangguan penglihatan; juga dapat terjadi
Page | 7
reaksi akut seperti halnya jika seorang pecandu alcohol yang
tengah menjalani pengobatan dengan obat anti alcohol disulfiram
(antabuse), meminum alcohol; pusing, napas pendek, muka
merah, sakit kepala, dan jantung berdebar.

4. Interaksi Obat-Sari Buah


a. Jus Durian dengan Paracetamol
Jus buah durian mempengaruhi kinetika absorpsi parasetamol
dengan meningkatkan absorbsi obat, peningkatan nilai Cpmaks.
Jus buah durian mempengaruhi kinetika eliminasi parasetamol
dengan menurunkan nilai parameter Vd, Cl dan Ke sehingga
meningkatkan nilai AUC dan T1/2 parasetamol.

b. Jus Buah Mengkudu dengan Glibenklamid


Terjadi interaksi yang cukup signifikan antara glibenklamid dengan
sari buah mengkudu. Hal ini diduga terjadi karena adanya
kemiripan mekanisme kerja antara glibenklamid dengan sari buah
mengkudu dalam menurunkan kadar glukosa darah. Peningkatan
sekresi insulin dalam tubuh diduga tidak hanya terjadi karena
perangsangan sel ß pankreas oleh glibenklamid saja, melainkan
juga oleh sari buah mengkudu. Hal tersebut memperbesar efek
penurunan kadar glukosa yang dihasilkan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara oral penggunaan Jus buah mengkudu
bersamaan dengan glibenklamid dapat memperbesar penurunan
kadar glukosa darah.

5. Minuman beroksigen dengan obat


OXY tidak akan menyebabkan interaksi dengan obat apapun. OXY
sangat baik diminum bersama obat, karena obat membutuhkan
pelarut yang baik untuk bisa mencapai darah, OXY adalah pelarut
yang baik, karena tidak mengandung unsur-unsur logam atau mineral
Page | 8
an-organik lainnya dan sama sekali tidak menjadikan obat menjadi
netral
6. Minuman bersoda
Minuman yang asam seperti Coca-Cola® dan jus grapefurit yang
dapat menurunkan pH lambung dan meningkatkandisolusi dari asam
lemah (misalnya itrakonazol dan ketokonazol). Sebagaitambahan,
waktu tinggal yang lebih lama di lambung dapat menolongpada
pelarutan obat yang lipofilik yang sukar larut seperti itrakonazol.

7. Teh hijau dengan obat


Teh hijau merupakan hasil olahan pucuk daun teh tanpa melalui
proses fermentasi. Teh hijau dibuat melaui inaktivasi enzim polifenol
oksidasenya di dalam daun teh segar. Metode inaktivasi enzim
polifenol oksidase teh hijau dapat dilakukan melalui pemanasan
(udara panas) dan penguapan (steam/uap air). Kedua metode itu
berguna untuk mencegah terjadinya oksidasi enzimatis katekin.
Kandungan katekin tertinggi ada pada teh hijau, disusul teh olong,
dan teh hitam. Interaksinya :
Tabel 1. Kandungan kimia pada teh hijau adalah sebagai berikut

No Komponen %berat kering


1 Kafein 7,43
2 (-) epikatekin 1,98
3 (-) Epikatekin gallat 5,20
4 (-) Epigallokatekin 8,425
5 (-) Epigallokatekin gallat 20,296
6 Flavonol 2,237
7 Theanin 4,708
8 Asam glutamate 0,509
9 Asam aspartat 0,5010
10 Arginin 0,7411
11 Asam amino lain 0,7412
12 Gula 6,6813
13 Bahan yang dapat 12,1314

Page | 9
mengendapkan alkohol
14 Kalium (Potassium) 3,96

a. Kemoterapi - Teh hijau


Obat kemoterapi, secara khusus doxorubicin dan tamoxifen,
meningkatkan efektivitas obat-obat ini dalam tes laboratorium.
Namun,hasil ini belum ditunjukkan dalam studi pada orang. Di sisi
lain, adalaporan dari kedua ekstrak teh hijau dan hitam
merangsang gendalam sel kanker prostat yang dapat
menyebabkan mereka menjadikurang sensitif terhadap obat
kemoterapi. Dengan adanya interaksipotensial, orang tidak harus
minum teh hitam dan hijau (serta ekstrakdari teh) saat menerima
kemoterapi untuk kanker prostat pada khususnya.

b. Adenosin - Teh hijau

Dapat menghambat tindakan adenosin, obat diberikan di rumah

sakit untuk tidak teratur (dan biasanya tidak stabil) irama jantung.

c. Antibiotik, Beta-laktam - Teh hijau

Dapat meningkatkan efektivitas beta-laktam antibiotik dengan

mengurangi resistensi bakteri terhadap pengobatan.

d. Benzodiazepin - Kafein (termasuk kafein dari teh hijau)


Terbukti mengurangi efek penenang dari benzodiazepin (obat
yang biasa digunakan untuk mengobati kecemasan, seperti
diazepam dan lorazepam).

Page | 10
e. Beta-blocker, Propranolol dan Metoprolol - Kafein (termasuk
kafeindari teh hijau)
Dapat meningkatkan tekanan darah pada orang yang memakai
propanolol dan metoprolol (obat yang digunakan untuk mengobati
tekanan darah tinggi dan penyakit jantung).

f. Clozapine (anti-psikotik)
Efek dari pengobatan clozapine dapat dikurangi jika dikonsumsi
kurang dari 40 menit setelah minum teh hijau.

g. Ephedrine
Bila diminum bersama-sama dengan efedrin, teh hijau dapat
menyebabkan agitasi, tremor, insomnia, dan penurunan berat
badan.

h. Lithium - Teh hijau


Telah terbukti mengurangi kadar lithium (obat yang digunakan
untuk mengobati manik / depresi).

i. Inhibitor monoamine oksidase (MAOI) - Teh hijau


Dapat menyebabkan kenaikan berat pada tekanan darah (yang
disebut "krisis hipertensi") bila diminum bersamaan dengan
MAOIs, yang digunakan untuk mengobati depresi. Contoh MAOIs
termasuk phenelzine dan tranylcypromine.

j. Kontrasepsi Oral
Kontrasepsi oral dapat memperpanjang jumlah waktu tinggal
kafein dalam tubuh dan dapat meningkatkan efek stimulasi
tersebut.

Page | 11
k. Fenilpropanolamin
Kombinasi kafein (termasuk kafein dari teh hijau) dan
fenilpropanolamin (bahan yang digunakan dalam banyak over-the-
counter dan resep obat batuk dan pilek dan produk penurunan
berat badan) dapat menyebabkan mania dan kenaikan berat pada
tekanan darah. FDA mengeluarkan penasihat kesehatan
masyarakat pada bulan November 2000 untuk memperingatkan
orang-orang dari resiko pendarahan di otak dari penggunaan obat
ini dan telah sangat mendesak semua produsen obat ini untuk
menghapusnya dari pasar.

8. Interaksi obat dengan grapefruit


Pada akhir 1980-an, para peneliti menemukan bahwa jus
grapefruit(semacam jeruk besar serupa dengan jeruk Bali)
mengganggu sebuah enzim yang disebut sebagai CYP3A4. Enzim
ini ditemukan pada usus danhati orang. Banyak obat yang dipakai
oleh manusia diuraikan oleh enzim ini. Bila kegiatan enzim CYP3A4
ini bertambah cepat, obat tersebutsemakin cepat diuraikan dan
dibuang dari tubuh.
Bila kegiatan enzim inimenjadi lebih pelan,tingkat obat dapat
meningkat.Peneliti di Jepang sudah melangkah awal dalam arah ini.
Mereka melakukan penelitian laboratorium dengan sel hati manusia
dan obat tidur midazolam. Obat ini dipilih karena diuraikan oleh
CYP3A4.
Minuman berupa jus yang menurut banyak penelitian bisa
menyebabkan interaksi obat adalah jus grapefruit. Kadar beberapa
jenis obat bisa meningkat jika diminum dengan jus ini sehingga bisa
terjadi efek samping. Contohnya adalah obat hipertensi golongan
kalsium antagonis, amiodaron, antivirus, antibiotika klaritromisin,

Page | 12
benzodiazepine, dan beberapa obat sistem saraf pusat lainnya,
penurun kolesterol jenis statin dan siklosporin.
Penelitian lain sudah menemukan bahwa jus grape fruit dapat
mempengaruhi tingkat beberapa obat, termasuk ARV, dalam darah,
jadi adalah masuk akal untuk menghindari jus grapefruit waktu
memakai obat.
Menurut para peneliti, jus grapefruit mengandung bahan utama
naringin, yang memberi rasa kecut serta aroma khas. Naringin inilah
yang diduga memblok “transporter" obat yang dinamakan OATP1A2
yang mengangkut bahan aktif obat dari usus kecil ke pembuluh
darah.
“Pemblokiran transporter ini mengurangi absorpsi obat dan
menetralisasi potensi manfaatnya. Di lain pihak, obat-obat yang
kadarnya meningkat dengan kehadiran jus grapefruit tampaknya
memblok sejenis enzim penting dalam metabolisme obat bernama
CYP3A4, yang secara normal berfungsi memecah obat,” kata
peneliti.
Selain grapefruit, peneliti menemukan bahwa jus orange dan jus apel
yang justru lebih banyak diminum ketimbang jus grapefruit juga
menunjukkan efek yang sama. Kedua jenis jus ini, kata peneliti,
memang mengandung naringin.
Sejauh ini, di antara obat-obat yang terpengaruh konsumsi grapefruit,
jeruk dan jus apel adalah : etoposide, sejenis obat antikanker; jenis
beta blocker (atenolol, celiprolol, talinolol) yang digunakan untuk
mengobati tekanan darah tinggi dan mencegah serangan jantung
dan beberapa jenis antibiotik (ciprofloxacin, levofloxacin,
itraconazole). Penurunan interaksi obat juga dialami cyclosporine -
obat yang digunakan mencegah penolakan dalam transplantasi
organ. Daftar obat-obatan ini dipekirakan bakal terus bertambah

Page | 13
panjang seiring dengan berlanjutnya penelitian. Eritromisin sebaiknya
tidak dikonsumsi bersama dengan jus buah-buahan atau grape fruit
yang dapat menurunkan efektifitas obat.
Berdasarkan hasil penelitian yang diselenggerakan pada Health
Canada International Symposium on Drug, Food and Natural Health
Product interactions February 9, 2006 Gatineau, Quebec.
Menunjukkan adanya interaksi penggunaan obat bersama jus
grapefruit terutama peningkatan nilai AUC.

Kemungkinan interkasi:

1. Amiodaron
Grapefruit juice menghambat metabolisme amiodaron oral dan
menurunkan efeknya pada interval PR dan QTc

Page | 14
Bukti klinis:
Dosis tunggal 17 mg/kg amiodaron oral diberikan pada 11 orang
yang sehat dengan dua kesempatan. Yang pertama dengan air
dan yang satunya dengan grapefruit juice (diambil 300 ml 3 kali
pada hari yang sama). Grapefruit juice sepenuhnya menghambat
metabolisme amiodaron pada metabolisme utamanya N-
desethylamiodarone dan ditingakatkan AUC amiodaron sebanyak
50% begitupula level serum dicapai puncaknya 84%. Efek dari
amiodaron pada penurunan interval PR dan QTc
Mekanisme:
Kemungkinan besar grapefruit juice menghambat cytochrome
P450 isoenzyme CYP3A4 pada mucosa usus, dengan demikian
menghambat formasi dari N-desethylamiodarone, tapi mungkin
tidak kedalam pembuluh darah. N desethylamiodarone diketahui
menjadi aktif, sehingga kemungkinan dapat menghasilkan
penurunan aktifitas. Sebagai tambahan, konsentrasi amiodarone
yang tinggi mungkin meningkat toksisitas. Dan sebaliknya,
pengurangan/reduksi pada perpanjangan QT berpotensi
diuntungkan. Bagaimanapun, pembahasan selanjutnya diperlukan
untuk menegakkan apapun akibat yang diuntungkan. Pada pabrik
US merekomendasikan grapefruit juice tidak boleh digunakan
selama pengobatan dengan amiodarone oral.

2. Antihistamin

Grapefruit juice meningkatkan kadar terfenadin, meningkatkan


resiko perpanjangan interval QT dan torsade de pointes. Grapefrut
juice tidak mengubah farmakokinetika astemizol dan desloratadin.

Page | 15
Absorbsi dari fexofenadin sedikit dikurangi oleh jus grapefruit,
jeruk dan ape.

(a) Astemizole
Pada suatu pembahasan pada 12 subyek yang sehat keadaan
farmakokinetik dari astemizole 30 mg harian untuk 4 hari,
kemudian 10 mg harian untuk 20 hari berikutnya,tidak dipengaruhi
oleh 200 mL graperuit juice yang diberikan tiap 4 jam.

(b) Desloratadine
Bioavailability dari dosis tunggal desloratadine 5mg tidak
dipengaruhi oleh 240 ml grapefruit juice yang diberikan tiga kali
sehari untuk 2 hari sebelum pemberian desloratadine kemudian 5
menit sebelum dan 2 jam setelah pemberian dosis tersebut

(c) Fexofenadine
Satu pembahasan pada 12 subyek sehat diberikan 300 mL
grapefruit juice kekutan normal yang mengurangi AUC dari dosis
tunggal 120 mg dari fexofenadine sebanyak 42% ketika diberikan
secara serempak. Akibat nyata pada 300 mL grapefrit juice yang
diberikan pada 10 jam sebelum pemberian fexofenadine 120 mg
tidak banyak pokok materi melibatkan di pembahasan ini. Pada
satu pembahasan 23 subyek sehat AUC dari fexofenadine 60 mg
dikurangi oleh 30% oleh 240 mLgrapefruit juice kekuatan ganda,
yang diberikan tiga kali sehari untuk 2 hari sebelum fexofenadine
kemudian 5 menit sebelum dan 2 jam setelah dosis. Dengan cara
yang sama, pembahasan lain menunjukkan grapefruit juice pada
kekuatan normal mereduksi AUC dari dosis tunggal 120 mg dari
fexofenadine sebanyak 67%. Grapefruit juice yang diencerkan
(25%) menyebabkan pengurangan yang lebih kecil pada AUC dari
fexofenadine sebanyak 23%. Jus jeruk dan jus apel dengan
Page | 16
kekuatan normal dengan cara yang sama menurunkan AUC dari
fexofenadine sebanyak 72% dan 77% berturut-turut. Di
pembahasan ini, 300 mL dari jus diberikan dengan fexofenadine,
diikuti oleh 150 mL tiap 30 menit pada volume total 1.2 liter.

(d) Terfenadine
Terfenadine 60 mg diberikan ke 6 subyek sehat tiap 12 jam untuk
14 hari, secara bersamaan dengan 240 mL grapefruit juice
kekuatan ganda tiap 12 jam untuk 7 hari terakhir. Terfenadine
hanya dapat terdeteksi pada plasma ketika grapefruit juice
diberikan. interval rata-rata QTc ditemukan menunjukkan dari 420
ke 434 millisecond.
Mekanisme:
Tidak sepenuhnya dimengerti, tapi mungkin tampak dari
beberapa komponen grapefruit juice menghambat metabolisme
terfenadine untuk metabolisme aktifnya (oleh cytochrome P450
isoenzyme CYP3A4), sehingga itu obat induk terakumulasi , tetapi
bukan metabolisme ini, yang menyebabkan perpanjangan QTc.
Interval QTc ditingkatkan dihubungkan dengan perkembangan dari
torsade de pointes dan ventricular tachycardia, yang berpotensi
lifethreatening. Fexofenadine adalah satu substrate untuk p
glycoprotein, dan anion organik mengangkut polypeptide (OATP),
dan berganti fungsi kemungkinan mempengaruhi serapan
fexofenadine. OATP mungkin dihambat oleh grapefruit juice, jus
apel dan jus jeruk, sehingga jus ini mungkin mengurangi level
fexofenadine dengan mencegah absorbsinya.

3. Aprepitant

Page | 17
CYP3A4 inhibitors menghambat sitokrom P450 isoenzyme
CYP3A4, yang memetaboslime aprepitant. Penggunaan yang
bersamaan menyebabkan aprepitant meningkat.

4. Azole
Grapefruit juice mengganngu absorbsi kapsul itraconazole.
Grapefruit juice tidak mempengaruhi batas serapan dari larutan
oral itraconazole
Bukti klinis:
Oral solution
Pada satu kasus 20 orang sehat , grapefruit juice menyebabkan
peningkatan AUC Itraconazole 17%sebabkan satu kekecilan 17%.
Dalam kasus ini,grapefruit juice 240 mL diberikan tiga kali sehari
untuk 2 hari, kemudian larutan oral itraconazole 200 mg pada pagi
hari dari hari ketiga pada saat berpuasa, lalu 2 jam lagi kemudian
Mekanisme:
Grapefruit juice adalah penghambat cytochrome P450
isoenzyme CYP3A4 usus, enzim utama dilibatkan di metabolisme
itraconazole. kemudian diramalkan bahwa hal ini akan
menambahkan batas serapan itraconazole, satu ramalan
mengonfirmasikan dengan larutan oral itraconazole. pembahasan
mengenai kapsul itraconazole telah menemukan taraf penurunan
dan tidak ada perubahan. Mekanisme tidak diketahui, tapi
kemungkinan grapefruit juice merusak batas serapan dari kapsul
itraconazole oleh pengaruh p glycoprotein atau dengan
menurunkan pH bagian duodenum.
5. Benzodiazepin

Grapefruit juice dapat meningkatkan bioavailabilitas dari diazepam


oral, midazolam and triazolam.

Page | 18
Bukti klinis:

(a) Diazepam
Sebuah studi dengan 8 subyek diberikan 250 ml grapefruit juice
meningkatkan AUC dan kadar plasma maksimum dari single dose
5 mg diazepam oral

(b) Midazolam
Grapefruit juice 200 mL diberikan pada 8 subyek, 15 menit
kemudian diberikan 5 mg midazolam i.v (intravena) atau 60 menit
kemudian 15 mg midazolam oral. Farmakokinetik dari midazolam
i.v tidak berubah akan tetapi AUC dari midazolam oral ditingkatkan
52% dan kadar plasma maksimum 56%. Pada studi lain
didapatkan AUC dari midazolam oral ditingkatkan hingga 65%
ketika midazolam diberikan 2 jam setelah grapefruit juice, akan
tetapi ketika midazolam diberikan 26 jam, 50 jam dan 74 jam
setelah grapefruit juice, nilai AUC ditingkatkan 21%, 22% dan 6%
berturut-turut. Waktu paruh eliminasi dari midazolam tidak di ubah
oleh grapefruit juice.

(c) Quazepam
Pada sebuah studi yang dilakukan pada 9 subyek diberikan 250
ml grapefruit juice 3 kali sehari untuk 3 hari meningkatkan nilai
AUC dari single dose 15 mg quazepam dan metabolit aktifnya , 2-
oxoquazepam 38% dan 28% berturut-turut, meskipun
peningkatannya secara statistik tidak signifikan. Efek
Farmakodinamik dari quazepam seperti sedasi tidak ditimbulkan
oleh grapefruit juice.

(d) Triazolam

Page | 19
Dosis tunggal triazolam 250 microgram diberikan pada 10 orang
yang sehat dengan 250 mL grapefruit juice atau air. AUC
triazolam ditingkatkan 50% oleh grapefruit juice, kadar puncak
plasma ditingkatkan sampai 30%, dan kadar puncak plasma
dapaty diperpanjang dari 1.5 hours hingga 2.5 hours. Adapun
penurunan dari fungsi psikomotorik yang terjadi seperti keadaan
mengantuk lebih dan kelelahans. Pada studi lain interaksi antara
triazolam dan grapefruit juice ditemukan pengaruh grapefruit juice.
Nilai AUC triazolam dan waktu parohnya ditingkatkan 50% dan 6
to 9%,berturut-turut, ketika grapefruit juice diberikan dalam dosis
tunggal (normal) atau double-strength, dan 150% dan 50%,
berturut-turut, pada multiple doses (3 times daily).
Mekanisme
Grapefruit juice menghambat enzim yang memetabolisme
benzodiazepin yaitu cytochrome P450 isoenzyme CYP3A4. Pada
sebuah studi grapefruit juice ditemukan memiliki pengaruh yang
lebih besar pada bioavailabilitas dan farmakodinamik dari
triazolamIn dibandingkan dengan quazepam. Hal ini diperkirakan
karena triazolam dimetabolisme oleh CYP3A4, sedangkan
quazepam dimetabolisme oleh CYP2C9 seperti halnya CYP3A4.

6. Buspirone
Pada suatu studi 10 subyek sehat diberikan grapefruit juice
dengan kekuatan ganda 200 mL atau air 200 mL tiga kali sehari
untuk 2 hari. Pada hari ketiga, dosis tunggal 10 mg buspirone
diberikan dengan grape fruit juice atau air 30 menit dan 90 menit
kemudian. Grape fruit juice meningkatkan kdar puncak plasma
dan AUC dari buspiron 4.3 - lipat dan 9.2 - lipat, berturut-turut.
Waktu untuk mencapai puncak buspirone ditingkatkan dari 45
menit ke 3 jam. Grapefruit juice menghambat enzim yang

Page | 20
memetabolisme buspirone yaitu cytochrome P450 isoenzyme
CYP3A4.

7. Cabergoline
Ketika 5 pasien Parkinson diberikan grape fruit juice (kuantitas
tidak ditetapkan) dengan cabergoline, taraf plasma dari
cabergoline ditingkatkan sekitar 70%. Tidak ada efek samping
yang dilaporkan oleh pasien. Grapefruit juice adalah penghambat
cytochrome P450 isoenzyme CYP3A4 , yang dilibatkan pada
metabolisme cabergoline. Oleh sebab itu penggunaan
berbarengan dengan grapefruit juice mereduksi metabolisme dari
cabergoline dan meningkatkan bioavailabilitasnya. Bukti untuk
satu interaksi tampak terbatas pada pembahasan ini. Tidak
didapatkan laporan adverseeffects pada pasien yang
menggunakan grapefruit juice dan cabergoline, sehingga
keterkaitan klinis ini tidak Dikaitkan. Pengarang menyarankan
tersebut, cabergoline mempunyai index terapetik yang luas,
penggunaan berbarengan tidak perlu dihindari, dan kemungkinan
menjadi bermanfaat .

8. Calcium chanel blocker


Grapefruit juice meningkatkan bioavailabilitas dari felodipine,
manidipine dan nisoldipine dan mengubah penagruh
haemodynamic. Bioavailabilitas dari nicardipine,
nifedipine,nimodipine, nitrendipine atau verapamil juga
ditingkatkan , tapi pengaruh haemodinamik kurang, sedangkan
pengaruh bioavailabilitas pada amlodipine dan diltiazem
minimum.

9. Opiod

Page | 21
Jus grapefruit telah dikaitkan dengan sedikit peningkatan dalam
bioavailabilitas metadon oral. Jus jeruk tidak mempengaruhi
bioavailabilitas alfentanil intravena atau transmukosa. Fentanil
sampai batas yang signifikan secara klinis; klirens alfentanil oral
mungkin berkurang.
Bukti klinis, mekanisme, pentingnya dan manajemen

a. Alfentanil
Sebuah studi pada 10 subyek sehat menemukan bahwa jus jeruk
itu tidak berpengaruh pada bioavaibilitas alfentanil intravena.
Namun,klirens alfentanil oral berkurang sekitar 40% dan tingkat
maksimum plasma dan bioavailabilitas oral meningkat sekitar 40%
dan 60%, masing-masing. Hal ini dianggap karena penghambatan
selektif usus CYP3A oleh jus grapefruite. Oleh karena itu alfentanil
harus diberikan secara oral dampaknya akan diharapkan untuk
ditingkatkan dan diperpanjang.

b. Fentanil
Dalam sebuah penelitian pada 12 subyek sehat, jus grapefruit
memiliki efek minimal terhadap puncak kadar plasma atau efek
klinis fentanil transmukosa oral, meskipun sebagian besar dosis
ditelan dan diserap.

c. Metadon
Sebuah studi pada 8 pasien yang memakai metadon menemukan
bahwa 200 ml jus grapefruit diberikan 30 menit sebelumnya dan
juga dengan dosis harian mereka metadon dikaitkan dengan
sedikit peningkatan dalam bioavailabilitas metadon. Itu berarti
AUC dan kadar plasma maksimum meningkat sekitar 17%. Studi
pada subyek sehat menemukan bahwa jus grapefruit
menyebabkan peningkatan bioavailabilitas metadon diikuti
Page | 22
metadon oral, tetapi tidak berpengaruh pada bioavailabilitas
metadon intravena. Peningkatan tingkat metadon tidak dianggap
signifikan secara klinis pada pasien yang dipelajari. Atas dasar ini
bukti penyesuaian dosis metadon tampaknya tidak mungkin
dibutuhkan, dengan adanya jus grapefruit.

10. Pimozide
Penggunaan banyak inhibitor sitokrom P450 isoenzim CYP3A4
dengan pimozide merupakan kontraindikasi karena mereka
diharapkan dapat meningkatkan plasma tingkat pimozide, yang
kemungkinan akan mengakibatkan perpanjangan QT dan terkait
aritmia. Produsen khusus menyebutkan azol antijamur,
fluvoxamine, jeruk jus, nefazodone, inhibitor protease, dan
zileuton.

11. Inhibitor protease


Jus grapefruit tidak memiliki efek klinis yang signifikan pada
farmakokinetik baik amprenavir atau indinavir. Meskipun AUC
saquinavir dua kali lipat dengan jus grapefruit, kenaikan ini tidak
dianggap relevan secara klinis. Jus grapefruit tidak mengubah
farmakokinetik indinavir. Dalam studi dosis tunggal pada 10
subyek sehat yang mengkonsumsi jus grapefruit (8 oz, sekitar 200
mL) AUC indinavir 400 mg berkurang sebesar 27%, meskipun ini
adalah tidak dianggap secara klinis signifikan. Sebaliknya, pada
studi lain di 13 subyek sehat, jus grapefruit atau jus grapefruit
Seville (baik 200 mL) tidak berpengaruh terhadap farmakokinetika
indinavir. Dalam studi ini indinavir 800 mg diberikan setiap 8 jam
untuk 4 dosis; dengan air, jus grapefruit, atau jus grapefruit Seville
diberikan dengan 2 dosis. Demikian pula, di 15 subyek HIV-positif,
jus grapefruit (sekitar 150 mL kekuatan ganda) tidak berpengaruh

Page | 23
pada kondisi farmakokinetik indinavir (peningkatan yang tidak
bermakna 4,8% pada AUC terlihat).

12. Ranolazine
Inhibitor CYP3A4 (misalnya verapamil dan diltiazem)
menyebabkan dua sampai tiga kali lipat peningkatan kadar
ranolazine, dan ketokonazol, inhibitor poten CYP3A4
menyebabkan kenaikan yang semakin besar. Peningkatan kadar
ranolazine dapat menyebabkan perpanjangan QT signifikan
secara klinis. Oleh karena itu produsen ranolazine
mengkontraindikasikan penggunaannya dengan obat-obat ini dan
obat lainnya atau inhibitor CYP3A4 sedang. Khususnya jus
grapefruit dan produk mengandung grapefruit, makroliddan
protease inhibitor.

13. Penghambat pompa proton


Jus grapefruit memiliki sedikit efek pada AUC lansoprazole atau
omeprazol, tapi mengurangi pembentukan metabolit sulfon, yang
tidak mungkin secara klinis relevan.
Bukti klinis :

a. Lansoprazole
Dalam sebuah penelitian, diacak 21 subyek diberi dosis tunggal
60-mg lansoprazole dengan 200 mL air atau jus grapefruit yang
baru diperas. AUC dari lansoprazole sedikit meningkat sebesar
18%, dan pembentukan metabolit sulphone berkurang karena jus
grapefruit. Metabolisme terhadap metabolit hidroksil dipengaruhi
tidak nyata.

b. Omeprazole

Page | 24
Dalam studi dosis tunggal dalam 12 subyek sehat, 300 ml jus
grapefruit tidak berpengaruh signifikan terhadap AUC atau paruh
omeprazol 20 mg: hasil sama pada kedua fenotipe CYP2C19
metabolisme cepat, seperti ditunjukkan oleh tingkat plasma
hydroxyomeprazole. Namun, ada penurunan 20% di AUC
omeprazol sulphone.
Mekanisme :
Dari studi di atas tampak bahwa jus grapefruit mungkin
mempunyai efek penghambatan yang kecil pada metabolisme
omeprazol dan lansoprazole oleh sitokrom P450 isoenzim
CYP3A4 (yang menghasilkan metabolit sulphone). Hal ini mungkin
terjadi karena inhibisi usus CYP3A4. Jus grapefruit tidak
mempengaruhi metabolisme (hidroksilasi) dari inhibitor pompa
proton oleh CYP2C19. Perubahan kecil dalam farmakokinetik
lansoprazole dan omeprazole adalah tidak relevan secara klinis,
sehingga tampak bahwa mereka dapat dikonsumsi dengan jus
grapefruit. Jus buah lainnya tidak berpengaruh terhadap
bioavailabilit lansoprazole atau omeprazole.

14. Estrogen
Tidak ada bukti klinis yang signifikan antara jus grapefruit dan
dosis tunggal baik estradiol atau etinilestradiol, meskipun kadar
kedua obat ini meningkat dengan pemberian bersama jus
grapefruit.
Bukti klinis :

a. Estradiol
Pada wanita diberi dosis 2-mg estradiol tunggal, jus grapafruit
menghasilkan peningkatan kadar 16% AUC estrone, metabolit
estradiol, tetapi tidak mempengaruhi AUC estradiol.

Page | 25
b. Etinilestradiol
Pada 13 perempuan muda yang sehat diberi dosis 50-mikrogram
etinilestradiol tunggal, jus grapefruit meningkatkan tingkat plasma
rata-rata maksimum dan AUC0-8 dari etinilestradiol sebesar 37%
dan 30%, jika dibandingkan dengan minuman kontrol (ramuan
teh). Ada variasi yang luas intersubyek dalam peningkatan, namun
kenaikan 28% rata-rata di AUC0-12 tidak
signifikan. Subyek minum jus jeruk 100 mL atau teh herbal IUD.
Diperkirakan bahwa peningkatan bioavaibilitas mungkin terjadi
karena jus grapefruit menghambat sitokrom P450 isoenzim
CYP3A4, yang memetabolisasikan ethinylestradiol. Jus grapefruit
mungkin dikonsumsi bersamaan dengan kombinasi kontrasepsi
oral (yangbiasanya berisi etinilestradiol) tetapi tampaknya tidak
mungkin bahwa interaksi ini adalah kepentingan praktis karena
bioavailabilitas meningkat masih kurang dari tingkat variabilitas
yang dikenal antara individu. Namun, ini membutuhkan konfirmasi
dalam studi jangka panjang. Para penulis menyarankan diet yang
mungkin menjadi faktor dalam variabilitas antar-individu yang
menyebabkan kadar kontrasepsi steroid meningkat.

15. Propafenone
Bukti terbatas menunjukkan bahwa jus grapefruit dapat
menghambat metabolisme propafenone.
Bukti klinis :
Hasil awal dari studi di 12 subyek sehat diberi dosis tunggal 300-
mg propafenone dengan atau tanpa 250 ml jus grapefruit
menunjukkan bahwa peningkatan propafenone AUC dengan jus
grapefruit lebih besar pada mereka yang lebih rendah aktivitas
sitokrom P450 isoenzim CYP2D6. Disarankan bahwa dengan
adanya aktivitas rendah CYP2D6, proporsi yang lebih besar dari

Page | 26
propafenone akan dihilangkan oleh metabolisme oleh CYP3A4
dan CYP1A2 dan efek dari jus grapefruit meningkat karena
merupakan inhibitor CYP3A4. Signifikansi klinis dari temuan ini
adalah tidak sepenuhnya yakin, perlu studi lebih lanjut.

9. Interaksi obat dengan jus jeruk


Kemungkinan interaksi:

1. Ivermectin + Orange juice


Sebuah studi pada 16 subject sehat ditemukan bahwa AUC dan
kadar plasma puncak dosis tunggal ivermectin 150-microgram/kg
berkurang 36% dan 39% masing-masing, ketika ivermectin itu
diberikan dengan orange juice (750 mL lebih dari 4 jam), bukan
dengan air. Mekanisme untuk mengurangi bioavailabilitas tidak
diketahui, tetapi tampaknya tidak terkait dengan aktivitas P-
glikoprotein. Relevansi klinis dari perubahan ini tidak pasti.

2. Siprofloksasin + orange juice


Calcium-fortified orange juice secara signifikan mengurangi
penyerapan siprofloksasin tetapi tidak gatifloksasin atau
levofloksasin. Calcium-fortified orange juice menurunkan AUC
siprofloksasin 38% dan tingkat plasma maksimum sebesar 41%,
jika dibandingkan dengan air. AUC dari gatifloksasin berkurang
hanya 12% oleh Calcium-fortified orange juice. Demikian pula,
dalam penelitian, jus jeruk, Calcium-fortified orange juice
ditemukan dapat mengurangi bioavailabilitas levofloksasin.
Namun, AUC levofloksasin mengalami penurunan sebesar kurang
dari 16%, suatu jumlah yang jarang membuktikan secara klinis
signifikan.

3. Delavirdine (NNRTI) + orange

Page | 27
Pada pasien dengan produksi asam lambung rendah, jus jeruk
dan dapat meningkatkan penyerapan delavirdine, sebesar 50%
menjadi 70% tetapi memiliki efek yang kurang (0 sampai 30%)
pada mereka yang memiliki keasaman lambung normal. Namun,
meskipun menggunakan jus jeruk, AUC dari delavirdine masih
sekitar 50% lebih rendah pada pasien dengan keasaman lambung
rendah dibandingkan tidak menggunakan jus jeruk.
Delavirdine adalah basa lemah yang kurang larut pada pH netral
(perhatikan bahwa NNRTI antasid mengurangi penyerapan). Oleh
karena itu, pada subyek dengan hypoacidity lambung, absorpsi
delavirdine berkurang, dan zat yang menurunkan pH lambung
meningkatkan penyerapan.

4. Aluminium hidroksida + jus lemon / jus jeruk / sitrat


Sebuah studi menunjukkan bahwa sitrat secara nyata
meningkatkan absorpsi aluminium dari usus. Absorpsi meningkat
3 kali lipat jika diminum dengan jus lemon, 8-10 kali lipat jika
diminum dengan jus jeruk, dan 5-50 kali lipat jika diminum dengan
sitrat, tetapi alasannya tidak dipahami. Bisa jadi karena terbentuk
kompleks aluminium sitrat yang sangat larut.

10. Interaksi Obat dan Susu


Susu merupakan minuman kesehatan yang banyak mengandung
protein dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Penggunaan obat dengan menggunakan susu tentunya akan
menyebabkan interaksi antara obat dengan susu. Interaksi obat

Page | 28
dengan susu dapat menjadi merugikan (misalkan interaksi antara
tetrasiklin dan susu yang menyebabkan absorbsi tetrasiklin
menurun) ataupun menguntungkan. Berikut adalah contoh
interaksi obat-obat dengan susu:

1. Ketoprofen.
Interaksi terjadi pada tahap absorpsi dimana Ketoprofen
berinteraksi dengan susu sehingga ketoprofen berkurang
absorpsinya pada dosis tunggal oral 50 mg.
Mekanisme : memperlambat pengosongan lambung, oleh karena
itu seringkali mempengaruhi kecepatan tetapi tidak
mengingkatkan absorpsi dari ketoprofen

2. Nabumetone.
Absorpsi dosis tunggal dari nabumetone meningkat dengan
adanya susu, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan sekitar 50%
pada tingkat maksimum dan 40% meningkat pada AUC0 -24.
Mekanisme : memperlambat pengosongan lambung, oleh karena
itu seringkali mempengaruhi kecepatan tetapi tidak
mengingkatkan absorpsi dari nabumetone

3. Morfin
Pada 20 pasien dengan sakit kronik yang diberikan morfin HCl
oral 50 mg dalam 200 ml air baik pada saat puasa atau setelah
sarapan tinggi lemak (termasuk susu) tingkat morfin dalam darah
dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat ini tidak
berubah signifikan. Tetapi AUC meningkat sebesar 34% dan kadar
morfin dipertahankan pada level tinggi selama 4 sampai 10 jam
setelah pemberian morfin. Efek ini tidak dapat dipahami.

4. Albendazole

Page | 29
Dalam studi lain secara acak, 21 anak dirawat karena giardiasis
diberi albendazole dosis tunggal 400 mg, baik sendiri, atau
dengan praziquantel dosis tunggal 20-mg/kg. Ditemukan bahwa
farmakokinetik Albendazole tidak dipengaruhi siginfikan oleh
praziquantel ketika obat diberikan dengan 200 ml susu, satu jam
setelah sarapan.

5. Atovaquinone
Tablet Atovaquinone/proguanil digunakan untuk pengobatan atau
profilaksis pada malaria. Untuk meningkatkan absorpsi harus
dikonsumsi bersama dengan meminum susu atau makanan

6. Flecainide
Bayi premature dirawat karena refractory atrio-ventricular
takikardia dengan flecainide dosis tinggi (40 mg/kg sehari atau 25
mg setiap 6 jam) meningkatkan toksisitas flecainide (terlihat
sebagai takikardi ventrikel) ketika susu diganti dengan dextrose
5%. Tingkat serum flecainide meningkat dua kali lipat. Mungkin
karena itu perlu dikurangi dosis flecainide jika asupan susu
berkurang atau berhenti.

7. Penicillin
Tingkat puncak dan AUC dari phenoxymethylpenicillin oral dan
benzilpenicilin oral berkurang 40-60% pada bayi dan anak-anak
ketika diberikan bersama susu. Dianjurkan
phenoxymethylpenicillin diberikan 1 jam sebelum makan atau
pada saat perut kosong untuk mengoptimalkan absorpsi.

8. Ciprofloxacin
Sebuah penelitian pada 7 orang sehat ditemukan bahwa 300 ml
susu dapat mengurangi tingkat plasma dari ciprofloxacin dosis

Page | 30
tunggal 500 mg masing-masing 36% dan 47% dan mengurangi
AUC masing-masing 33% dan 36%.

9. Enoxacin
400 mg enoxacin diberikan dengan air, susu, sarapan atau
sarapan dengan susu. Tingkat penyerapan enoxacin tidak
terpengaruh oleh salah satu dari tiga perlakuan, dan tidak ada
perubahan statistic yang signifikan yang ditemukan pada
konsentrasi puncak plasma enoxacin atau waktu terhadap puncak.

10. Gatifloxacin
Pada sebuah studi 200 ml susu telah mengurangi AUC dari
gatifloxacin 200 mg sekitar 15%.

11. Norfloxacin
Sebuah studi menemukan bahwa 300 ml susu telah mengurangi
absorpsi dan tingkat puncak plasma dari 200 mg norfloxacin dosis
tunggal kira-kira 50%.

12. Tetrasikline
Susu dapat mengurangi absorpsi dari tetrasikline hingga 80%
sehingga efek kemampuan mengikat yang kuat terhadap ion
kaslium dari susu sehingga terbentuk khelat kalsium sehingga
sedikit diabsorbsi dari jalur gastroinitestinal.

13. Estramustine
Sebuah studi secara acak pada 6 pasien dengan kanker prostat
menunjukkan bahwa absorpsi dari dosis tunggak dinatrium
estramustine 140 mg telah berkurang 59% ketika diberikan
dengan 200 ml susu.

Page | 31
Mekanisme : terbentuk kompleks antara estramustine dengan ion
kalsium susu yang sedikit larut.

14. Mercaptopurine
Sebuah studi pada 17 anak dengan leukemia limpoblastik akut
menunjukkan bahwa absorpsi mercaptopurine 5 mg/m2 telah
berkurang jika diberikan 15 menit setelah pemberian sarapan 250
ml susu dan 50 g biscuit.
Mekanisme : tidak diketahui tetapi diduga memperlambat
pengosongan lambung

Page | 32
DAFTAR PUSTAKA

1. Karen Baxter. Stockley’s Drug Interaction. Eight Edition.


Pharmaceutical Press. 2008. London. Chicago. Available as PDF file.

2. McCabe, B.J., Erick H.F., Jonathan J.W. Handbook of Food-Drug


Interaction. CRC Press. London. 2003. Avaiable as PDF file

3. George R. B, Curtis A. J, Nancy A.M, and Wendy L. MEDfact Pocket


Guide of Drug Interaction. Second Edition. Bone Care International.
Nephrology Pharmacy Associates. 2004. Available as PDF file.

Page | 33

Anda mungkin juga menyukai