Anda di halaman 1dari 18

CURRENT ISSUE

“BAHAYA MINUMAN KERAS (MIRAS)”

OLEH
KELOMPOK 2

HARLIAN HADYANTI J1A1 15 162


DESMILAN J1A1 15 021
NAHDATUL ILA J1A1 15 186
FITRIANI J1A1 15 037
WAODE SITTI ROSMEIY J1A1 15 139
DASRUN J1A1 15
EDDY KARMIN J1A1 15 109
SRI YULIANTI MARS J1A1 15 212
AGUS J1A1 15

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
KATA PENGANTAR

Bismilahirahmanirahim Assalamualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah Puji syukur atas Kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tugas ini di
susun berdasarkan pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Curent
Issue.
Penulis sangat menyadari bahwa di dalam penyusunan tugas ini tidaklah
sempurna, oleh karena itu jika terdapat kesalahan – kesalahan di dalamnya kami
mohon maaf sebesar – besarnya.
Semoga tugas ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun tugas ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

WassalamualaikumWr.Wb.

Kendari, April 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN.........................................................................i


KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Minuman Keras (MIRAS).............................................. 3
B. Jenis-Jenis Minuman Keras(MIRAS)............................................... 4
C. Bahan-Bahan Yang Digunakan Untuk Mengoplos
Minuman keras (MIRAS)................................................................. 5
D. Dampak Minuman Keras (MIRAS).................................................. 6
E. Upaya Penaggulangan Penyalahgunaan
Minuman Keras (MIRAS)................................................................ 9
F. Isue-Isue Tentang Minuman Keras (MIRAS).................................. 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................... 14
B. Saran................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Budaya minum minuman keras memang sudah ada sejak dulu, tidak hanya di
Bali, di Indonesia, bahkan di seluruh belahan dunia mengenal apa yang disebut
dengan minuman keras. Di belahan Eropa terdapat berbagai jenis minuman keras
yang memiliki berbagai nama tergantung dari bahan, kegunaan serta kadar alkohol
dari minuman itu sendiri, seperti anggur, wiski, tequila, bourbon dan lain-lain.
Dari waktu ke waktu korban minuman keras (miras) oplosan terus berjatuhan,
ada yang menjadi buta dan bahkan meninggal dunia. Minuman Keras adalah
minuman yang memabukan dan dapat membahayakan kaum remaja dan harus
dijauhi oleh remaja-remaja karena itu akan merusak masa depannya.
Mengkonsumsi alkohol atau minuman keras (miras) merupakan perilaku yang
biasa dilakukan oleh sekelompok orang dalam mengekspresikan suatu acara,
misalnya dalam pesta atau perpisahan tahun. Ironisnya miras tersebut tidak hanya
dikonsumsi oleh orang dewasa, tetapi kaum remaja juga sudah mulai coba-coba
mengkonsumsinya. Hal ini tidak bisa lepas dari lingkungan dan pengaruh
pergaulan kaum remaja tersebut. Minuman beralkohol yang diperbolehkan untuk
dikonsumsi adalah yang mengandung etil alkohol atau etanol.
Namun saat ini, pembicaraan mengenai bahaya mengkonsumsi miras oplosan
sedang menjadi topik yang hangat dibicarakan masyarakat Indonesia. Istilah kata
“oplosan” itu sendiri mempunyai arti “campuran”. Dimana miras oplosan tersebut
merupakan minuman keras yang terdiri dari berbagai campuran, diantaranya
dioplos dengan alkohol industri (metanol) maupun dengan obat herbal seperti obat
kuat atau suplemen kesehatan. Miras oplosan biasanya dibuat dan dijual secara
ilegal.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

1
1. Apa yang dimaksud dengan minuman keras (MIRAS)?
2. Apa sajakah jenis-jenis minuman keras (MIRAS)?
3. Apa sajakah bahan yang digunakan untuk mengoplos minuman keras
(MIRAS)?
4. Bagaimanakah dampak minuman keras (MIRAS)?
5. Bagaimanakah upaya penaggulangan penyalahgunaan minuman keras
(MIRAS)?
6. Bagaimanakah isue-isue menegnai minuman keras (MIRAS)?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui dan memahmai Apa yang dimaksud dengan minuman
keras (MIRAS).
2. Untuk mengathui Apa sajakah jenis-jenis minuman keras (MIRAS).
3. Untuk mengetahui dan memahami Apa sajakah bahan yang digunakan untuk
mengoplos minuman keras (MIRAS).
4. Untuk menegtahui Bagaimanakah dampak minuman keras (MIRAS).
5. Untuk mengetahui dan memahami Bagaimanakah upaya penaggulangan
penyalahgunaan minuman keras (MIRAS).
6. Untuk mengetahui Bagaimanakah isue-isue menegnai minuman keras
(MIRAS).

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Minuman Keras (MIRAS)


Minuman keras adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah
bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Di
berbagai negara, penjualan minuman keras dibatasi ke sejumlah kalangan saja,
umumnya orang-orang yang telah melewati batas usia tertentu (Darmawan, 2010).

2
Minuman keras meliputi seluruh jenis minuman yang mengandung alkohol (nama
kimianya etanol). Menurut catatan arkeologi, minuman beralkohol sudah dikenal
manusia sejak kurang lebih 5000 tahun yang lalu.Minuman beralkohol merupakan
bagian dari kehidupan sehari-hari pada berbagai kebudayaan tertentu. Di
Indonesia, dikenal beberapa minuman lokal yang beralkohol, misalnya brem, tuak,
dan ciu.

Minuman alkohol yang terkenal dengan nama minuman keras adalah sebuah
minuman yang membuat orang mabuk(pusing) kata orang meminumnya terasa
plong bahkan tidak punya beban. Minuman keras oplosan adalah minuman keras
yang ditambahkan suatu bahan-bahan lainnya. Minuman alkohol atau biasa disebut
minuman keras merupakan zat psikopat yaitu golongan zat yang bekerja secara
selektif terutama pada otak hingga dapat menimbulkan perilaku, emosi kognitif,
persepsi, kesadaran, dan lain-lain.

Alkohol adalah zat penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil
mungkin mempunyai efek stimulasi ringan Bahan psikoaktif yang terdapat dalam
alkohol adalah etil alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi madu, gula sari
buah atau umbi umbian. Alkohol dapat dibuat melalui proses fermentasi (peragian)
berbagai jenis bahan yang mengandung gula, misalnya buah-buahan (seperti
anggur dan apel), biji-bijian (seperti beras dan gandum), umbi-umbian (seperti
singkong), dan madu. Melalui proses fermentasi dapat diperoleh alkohol dengan
kadar 14%. Alkohol dengan kadar yang lebih tinggi dapat diperoleh melalui
penyulingan. Selain melalui proses fermentasi, alkohol juga dapat dibuat dari
etena, suatu produk dari minyak bumi.

B. Jenis-Jenis Minuman Keras (MIRAS)


Menurut Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2013 tentang “Pengendalian dan
Pengawasan Minuman Beralkohol”, dari cara pembuatannya, minuman beralkohol
yang diizinkan beredar di Indonesia terdiri dari dua jenis, yaitu :

3
1. Minuman Beralkohol: adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau
etanol (C2H5OH) yang diproses dari bahan hasil pertanian yang
mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau
fermentasi tanpa destilasi.
2. Minuman Beralkohol Tradisional: adalah minuman beralkohol yang dibuat
secara tradisional dan turun temurun yang dikemas secara sederhana dan
pembuatannya dilakukan sewaktu-waktu, serta dipergunakan untuk
kebutuhan adat istiadat atau upacara keagamaan.
Berdasarkan kandungan alkoholnya, minuman beralkohol yang beredar di
Indonesia dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Minuman beralkohol Golongan A : adalah minuman yang mengandung etil
alkohol dengan kadar sampai 5 %.
2. Minuman beralkohol Golongan B : adalah minuman yang mengandung etil
alkohol lebih dari 5% hingga 20 %.
3. Minuman beralkohol Golongan C : adalah minuman yang mengandung etil
alkohol lebih dari 20% hingga 55%.
Minuman beralkohol mempunyai kadar yang berbeda-beda, misalnya bir dan
soda alkohol ( 1-7% alkohol), anggur (10-15% alkohol) dan minuman keras yang
biasa disebut dengan spirit (35 – 55% alkohol).

C. Bahan Yang Digunakan Untuk Mengoplos Minuman Keras


Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan minuman keras adalah bahan-
bahan alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Secara umum ada dua jenis
tanaman yang sering dipakai, yaitu perasan buah (jus) dan biji-bijian, meskipun
kadang-kadang nira atau tebu juga dipakai untuk minuman beralkohol tradisional.
Perasan buah yang paling banyak dipakai adalah anggur, sedangkan biji-bijian
yang banyak digunakan adalah barley, gandum, hope dan beras. Dalam
pembuatannya bahan-bahan tersebut kemudian difermentasi. Fermentasi adalah
proses pengolahan yang menggunakan peranan mikroorganisme (jasad renik),
sehingga dihasilkan produk-produk yang dikehendaki. Dari perbedaan biji-bijian

4
yang dipakai dan lamanya fermentasi ini akan menghasilkan jenis minuman keras
yang berbeda-beda pula.
1. Miras dengan minuman berenergi
Untuk mendapatkan cita rasa yang lebih baik, penggemar minuman
keras sering menambahkan suplemen minuman berenergi ke dalam
minumannya. Oplosan ini sering disebut ‘Sunrise’, dan bisa mengurangi
rasa pahit pada bir atau rasa menyengat pada alkohol yang kadarnya lebih
tinggi. Walaupun kadar alkohol menjadi sedikit berkurang, efek samping
yang lain akan muncul dalam pengoplosan ini. alkohol dan minuman
berenergi memiliki efek berlawanan. Alkohol bersifat menenangkan,
sedangkan suplemen berfungsi sebagai stimulan. Jika digabungkan,
efeknya bisa memicu gagal jantung.
2. Miras dengan susu
Salah satu jenis oplosan yang sering menyebabkan korban tewas
adalah ‘Susu macan’ (Lapen), yakni campuran minuman keras yang
dicampur dengan susu. Jenis minuman ini banyak dijual di warung-
warung miras tradisional.

3. Miras dengan cola atau minuman bersoda


Salah satu oplosan yang cukup populer adalah ‘Mansion Cola’, terdiri
dari Vodka dicampur dengan minuman bersoda. Tujuannya semata-mata
untuk memberikan cita rasa atau menutupi rasa tidak enak pada minuman
keras.
4. Miras dengan spiritus atau jenis miras yang lain
Di warung-warung tradisional, pengoplosan beberapa jenis minuman
keras dilakukan untuk mendapatkan harga yang lebih murah. Minuman
yang harganya mahal seperti Vodka dicampur dengan spiritus, atau jenis
minuman keras lain yang tidak jelas kandungan alkoholnya. Jenis alkohol
yang aman dikonsumsi hingga jumlah tertentu adalah alkohol dengan 2
atom karbon atau etanol. Sementara alkohol dengan satu atom karbon atau

5
metanol umumnya digunakan sebagai pelarut atau bahan bakar, sehingga
sangat beracun jika diminum.
5. Miras dengan obat-obatan
Dengan anggapan akan mendongkrak efek alkohol, beberapa orang
menambahkan obat-obatan ke dalam minuman keras. Mulai dari obat tetas
mata, obat sakit kepala, hingga obat nyamuk. Karena akan meningkatkan
aktivitas metabolisme, efek samping paling nyata dari jenis oplosan ini
adalah kerusakan hati dan ginjal. Efek lainnya sangat beragam, tergantung
jenis obatnya.

D. Dampak Minuman Keras (MIRAS)


Dampak negatif penggunaan alkohol dikategorikan menjadi 3, yaitu dampak
fisik, dampak neurology dan psychologi, juga dampak sosial (Woteki dalam
Darmawan, 2010).
a. Dampak Fisik
Beberapa penyakit yang diyakini berasosiasi dengan kebiasaan minum
alkohol antara lain serosis hati, kanker, penyakit jantung dan syaraf.
Sebagian besar kasus serosis hati (liver cirrhosis) dialami oleh peminum
berat yang kronis. Sebuah studi memperkirakan bahwa konsumsi 210
gram alkohol atau setara dengan minum sepertiga botol minuman keras
(liquor) setiap hari selama 25 tahun akan mengakibatkan serosis hati
(Darmawan, 2010). Berkaitan dengan kanker terdapat bukti yang
konsisten bahwa alkohol meningkatkan resiko kanker di beberapa bagian
tubuh tertentu, termasuk: mulut, kerongkongan, tenggorokan, larynx dan
hati. Alkohol memicu terjadinya kanker melalui berbagai mekanisme.
Salah satunya alkohol mengkatifkan ensim-ensim tertentu yang mampu
memproduksi senyawa penyebab kanker. Alkohol dapat pula merusak
DNA, sehingga sel akan berlipatganda (multiplying) secara tak terkendali
(Tarwoto dkk, 2010). Peminum minuman keras cenderung memiliki
tekanan darah yang relatif lebih tinggi dibandingkan non peminum
(abstainer), demikian pula mereka lebih berisiko mengalami stroke dan

6
serangan jantung. Peminum kronis dapat pula mengalami berbagai
gangguan syaraf mulai dari dementia (gangguan kecerdasan), bingung,
kesulitan berjalan dan kehilangan memori. Diduga konsumsi alkohol yang
berlebihan dapat menimbulkan defisiensi thiamin, yaitu komponen
vitamin B komplek berbentuk kristal yang esensial bagi berfungsinya
sistem syaraf.
b. Dampak Psikoneurologis
Pengaruh addictive, imsonia, depresi, gangguan kejiwaaan, serta dapat
merusak jaringan otak secara permanen sehingga menimbulkan gangguan
daya ingatan, kemampuan penilaian, kemampuan belajar, dan gangguan
neurosis lainnya (Sarwono, 2011).
c. Dampak Sosial
Dampak sosial yang berpengaruh bagi orang lain, di mana perasaan
pengguna alkohol sangat labil, mudah tersinggung, perhatian terhadap
lingkungan menjadi terganggu. Kondisi ini menekan pusat pengendalian
diri sehingga pengguna menjadi agresif, bila tidak terkontrol akan
menimbulkan tindakan yang melanggar norma bahkan memicu tindakan
kriminal serta meningkatkan resiko kecelakaan (Sarwono, 2011).
Berdasarkan kisaran waktu (periode) pengaruh penggunaan alkohol
dibedakan menjadi 2 kategori :
a. Pengaruh jangka pendek
Walaupun pengaruhnya terhadap individu berbeda-beda, namun
terdapat hubungan antara konsentrasi alkohol di dalam darah Blood
Alkohol Concentration (BAC) dan efeknya. Euphoria ringan dan
stimulasi terhadap perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya
konsentrasi alkohol di dalam darah. Resiko intoksikasi (mabuk)
merupakan gejala pemakaian alkohol yang paling umum. Penurunan
kesadaran seperti koma dapat terjadi pada keracunan alkohol yang berat
demikian juga nafas terhenti hingga kematian. Selain itu efek jangka
pendek alkohol dapat menyebabkan hilangnya produktifitas kerja.
Alkohol juga dapat menyebabkan perilaku kriminal. Ditenggarai 70%

7
dari narapidana menggunakan alkohol sebelum melakukan tindak
kekerasan dan lebih dari 40% kekerasan dalam rumah tangga dipengaruhi
oleh alkohol.
b. Pengaruh Jangka Panjang
Mengkonsumsi alkohol yang berlebihan dalam jangka panjang dapat
menyebabkan penyakit khronis seperti kerusakan jantung, tekanan darah
tinggi, stroke, kerusakan hati, kanker saluran pencernaan, gangguan
pencernaan lain (misalnya tukak lambung), impotensi dan berkurangnya
kesuburan, meningkatnya resiko terkena kanker payudara, kesulitan tidur,
kerusakan otak dengan perubahan kepribadian dan suasana perasaan, sulit
dalam mengingat dan berkonsentrasi.

E. Upaya Penanggulangan penyalahgunaan Minuman Keras (MIRAS)


Oleh karena penggunaan minuman keras dapat menimbulkan akibat yang
kurang baik bagi kesehatan masyarakat khususnya generasi muda, maka ada
beberapa cara dalam penaggulangan minuma keras meskipun sampai saat ini
masih banyak kasus kematian yang terjadi akibat mengkonsumsi minuman keras.
Adapun beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam menaggulangi
penyalahgunaan minuman keras yaitu :
a. Distributor dan Pengedar minuman keras harus diatur dengan peraturan
daerah
Kendatipun dalam KUHP khususnya pasal 536,537,538 dan 539
secara eksplisit sudah mengatur tentang miras ini, namun kelihatannya pasal-
pasal tersebut perlu direvisi kembali karena banyak yang kurang tegas dan
kurang mengenai substansi ( masih bias ) tentang miras itu sendiri, sehingga
menyulitkan aparat keamanan untuk mengambil tindakkan tegas .
b. Distributor dan pengedar harus memilki izin
Demikian juga penjualnya dan tempat-tempat tertentu seperti hotel,
diskotek, karaoke dan took khusus penjual miras harus diatur oleh peraturan
daerah. Izin untuk menjadi distributor, pengedar dan penampung miras harus

8
ketat. Artinya agar mereka tidak terlalu gampang melakukan bisnis miras
dengan tanpa melihat usia konsumennya.
c. Penyalah gunaan terhadap izin dan peraturan Daerah tentang miras ini harus
ditindak tegas
Penyalah gunaan terhadap izin dan peraturan Daerah tentang miras ini
harus ditindak tegas dengan cara menghukum pelakunya. Legalisasi dan
lokalisasi miras ini tentunya akan menambah penghasilan asli daerah ( PAD ).
Razia rutin harus dilakukan untuk mengontrol apakah para distributor, penjual
dan penampung tetap konsisten pada peraturan yang ada dan sesuai dengan
izin yang diberikan kepada mereka.
Dalam hal penanggulangan miras ini kita perlu memperhatikan dua hal
yaitu Kita juga menerima pemasukkan dari para turis mancanegara dan juga
turis domestic.Oleh sebab itu persediaan miras tetap harus ada yaitu di hotel-
hotel berbintang, restoran, diskotek, club malam lainnya. Namun kebijakkan
ini harus disertai dengan perangkat hukum yang jelas dan tegas, agar tidak
disalah gunakan dikemudian hari.
Jangan lupa bahwa miras untuk kepentingan adat. Hal ini perlu segera
dipertegas legalisasinya dengan Undang-Undang atau peraturan Daerah, agar
penggunaan miras pada saat acara adat betul-betul disiplin hanya untuk
keperluan acara adapt dan bukan untuk acara mabuk-mabukan atau
kompetensi antara anak-anak muda.

F. Isue-Isue Tentang Minuman Keras (MIRAS)


1. Miras Oplosan Mematikan, 91 Orang Meninggal di Jakarta, Bekasi,
hingga Bandung.
Korban yang tewas akibat minuman keras (miras) oplosan terus
bertambah. Rinciannya, 10 orang meninggal di Jakarta Timur, 8 orang
meninggal di Jakarta Selatan, 6 orang meninggal di Depok, 7 orang meninggal
di Bekasi Kota, dan 2 orang meninggal di Ciputat. Kapolda Jawa Barat Irjen
Agung Budi Maryoto menyebut, korban tewas akibat miras oplosan di Jabar
menjadi 58 orang. Ia merinci, korban meninggal akibat miras ini terdiri dari

9
41 orang di Cicalengka, 7 orang di Kota Bandung, 7 orang di Sukabumi, 2
orang di Cianjur, dan 1 orang di Ciamis. Dengan demikian, total korban miras
oplosan di Jakarta hingga Jawa Barat adalah 91 orang. Wakapolri Komjen
Syafruddin meyakini peredaran miras oplosan yang menimbulkan banyak
korban terjadi di seluruh Indonesia. Namun, polisi baru mengungkap kasus
tersebut di wilayah hukum Polda Metro Jaya, Polda Jawa Barat, dan
Kalimantan Selatan. Syafruddin memerintahkan semua jajarannya segera
menuntaskan kasus tersebut dalam waktu sebulan. Dia tak ingin ada lagi miras
menjelang bulan Ramadan dan seterusnya. Syafruddin juga meminta semua
pelaku yang terlibat dihukum maksimal.
2. Korban Tewas akibat Miras Oplosan di Indonesia 112 Orang

Wakil Kepala Polri Komjen Syafrudin menyebut, korban meninggal


minuman keras (miras) oplosan secara nasional ada sekitar 112 orang.
"Karena ini (miras), anak kita sudah banyak korban (meninggal), 112 orang di
seluruh Indonesia," kata Syafruddin. Dari ratusan korban miras tersebut,
korban jiwa terbanyak berada di wilayah Jawa Barat, sementara korban
lainnya tersebar di seluruh Indonesia, seperti DKI Jakarta dan Kalimantan
"Yang terbanyak (korban meninggal) di Jabar," katanya. "Saya konsisten
nyatakan, ini tidak hanya di Jabar, DKI, dan Kalimantan Selatan, tetapi juga
terjadi di daerah lain," imbuhnya.

Karena itu, sebelum memasuki Ramadhan, pihaknya menginstruksikan jajaran


kepolisian di seluruh Indonesia untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah
melakukan operasi razia besar-besaran. Pasalnya, dalam satu bulan ini,
persoalan miras tidak hanya memakan korban, tetapi juga menjadi perhatian
publik. Pihaknya mengimbau kepada semua pemangku kepentingan antar-
departemen, kementerian, dan lembaga untuk bahu-membahu menangani
masalah miras oplosan ini dengan serius. "Sebab, untuk menyelesaikan dan

10
menghentikan pasti tidak bisa hanya dilakukan Polri karena ini menyangkut
masalah-masalah regulasi, masalah perizinan, dan sebagainya," ucapnya.
Karena itu, Polri mengajak pemerintah daerah bekerja sama menghentikan
peredaran miras ini. "Masalah ini jangan berlarut-larut," ucapnya.

3. Regulasi 'sudah ketat', mengapa miras oplosan terus saja memakan


korban?
Hingga Selasa (10/04), korban minuman keras oplosan mencapai 45
orang dan dikhawatirkan bisa terus bertambah. Menurut peneliti kebijakan
publik hal itu disebabkan produk miras legal dengan standar baku terjamin tak
terjangkau oleh konsumen di Indonesia, sementara di sisi lain ada sejumlah
komunitas yang memiliki tradisi minum alkohol. Antropolog Iwan Meulia
Pirous dari Universitas Indonesia mengatakan bahwa konsumsi alkohol
bagaimanapun adalah sebuah tradisi di Indonesia. Berdasarkan studi
antropologi, tuturnya, masyarakat agrikultur seperti Indonesia kerap
mengkonsumsi alkohol yang berasal dari surplus pertanian seperti beras.
"Surplus itu di banyak kebudayaan tidak bisa habis dimakan atau dijual.
Disimpan pun masih terlalu banyak. Akhirnya difermentasi untuk makanan,
sebagian untuk minuman," terang Iwan Pirous. "Nah jadi kebiasaan untuk
minum di Nusantara itu berawal dari tradisi surplus yang sangat biasa di masa
lalu. Tapi menjadi problem karena bertentangan dengan norma sesudahnya
yaitu Islam." Ironisnya, ketatnya peraturan minuman keras justru mendorong
orang-orang mengkonsumsi miras oplosan, seperti yang terungkap lewat
penelitian Center for Indonesian Policy Studies pada 2016 lalu. Pilihannya
pemerintah membebaskan penjualan alkohol resmi kemudian dikontrol
dengan berbagai peraturan penjualan," kata peneliti CIPS, Sugianto Tandra.
Dijelaskannya yang dimaksudkan dengan membebaskan penjualan alkohol

11
adalah dengan mencabut pelarangan alkohol di minimarket dan convenient
store yang ditetapkan pemerintah pada 2015 lalu. "Toh lebih mudah
mengawasi toko-toko resmi daripada warung-warung tak berizin yang
menjual bebas alkohol tidak resmi," kata Sugianto. Rekomendasi ini diperkuat
oleh data monitoring yang dilakukan CIPS dari tahun 2008 sampai 2018.
Selama 10 tahun, total korban tewas akibat miras oplosan mencapai 837 orang
dengan sekitar 300 orang tewas selama tahun 2008 dan 2013, yang melonjak
tajam sepanjang tahun 2014 hingga 2018 dengan jumlah korban mencapai
lebih dari 500 orang.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Minuman alkohol yang terkenal dengan nama minuman keras adalah sebuah
minuman yang membuat orang mabuk(pusing) kata orang meminumnya terasa
plong bahkan tidak punya beban. Minuman keras oplosan adalah minuman keras
yang ditambahkan suatu bahan-bahan lainnya. Minuman alkohol atau biasa disebut
minuman keras merupakan zat psikopat yaitu golongan zat yang bekerja secara
selektif terutama pada otak hingga dapat menimbulkan perilaku, emosi kognitif,
persepsi, kesadaran, dan lain-lain. Berdasarkan kandungan alkoholnya, minuman
beralkohol yang beredar di Indonesia dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
4. Minuman beralkohol Golongan A : adalah minuman yang mengandung etil
alkohol dengan kadar sampai 5 %.
5. Minuman beralkohol Golongan B : adalah minuman yang mengandung etil
alkohol lebih dari 5% hingga 20 %.
6. Minuman beralkohol Golongan C : adalah minuman yang mengandung etil
alkohol lebih dari 20% hingga 55%.
B. Saran
Pemerintah harus lebih tegas dalam menetapkan peraturan perundang-
undangan tentang penyalahgunaan minumas keras agar korban miras dapat
berukurang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Backtiar, L. (2004). Alkoholisme Paparan Hukum & Kriminologi.Bandung: Remadja


Karya CV Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran, v.5, no.1 (h.18-
31)
Baron, R. A. & Byrne, D. (2008). Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Chaplin, J. P. 2011. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta Utara: PT Rajagrafindo
Persada Cipta.
Dewi,A, R. (2004). Persepsi Terhadap Overprotectiv Oang Tua Dengan
Penyalahgunaan Alkohol Pada Remaja Di Kota Semarang. Jurnal. Semarang :
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Humaidah, (2013). Belief Pada Penyalahguna Alkohol, Fakultas Psikologi,
Universitas Muhammadiyah Malang.
Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2013 tentang “Pengendalian dan Pengawasan
Minuman Beralkohol”

14
15

Anda mungkin juga menyukai