Current Issue Miras
Current Issue Miras
OLEH
KELOMPOK 2
Alhamdulillah Puji syukur atas Kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tugas ini di
susun berdasarkan pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Curent
Issue.
Penulis sangat menyadari bahwa di dalam penyusunan tugas ini tidaklah
sempurna, oleh karena itu jika terdapat kesalahan – kesalahan di dalamnya kami
mohon maaf sebesar – besarnya.
Semoga tugas ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun tugas ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
WassalamualaikumWr.Wb.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya minum minuman keras memang sudah ada sejak dulu, tidak hanya di
Bali, di Indonesia, bahkan di seluruh belahan dunia mengenal apa yang disebut
dengan minuman keras. Di belahan Eropa terdapat berbagai jenis minuman keras
yang memiliki berbagai nama tergantung dari bahan, kegunaan serta kadar alkohol
dari minuman itu sendiri, seperti anggur, wiski, tequila, bourbon dan lain-lain.
Dari waktu ke waktu korban minuman keras (miras) oplosan terus berjatuhan,
ada yang menjadi buta dan bahkan meninggal dunia. Minuman Keras adalah
minuman yang memabukan dan dapat membahayakan kaum remaja dan harus
dijauhi oleh remaja-remaja karena itu akan merusak masa depannya.
Mengkonsumsi alkohol atau minuman keras (miras) merupakan perilaku yang
biasa dilakukan oleh sekelompok orang dalam mengekspresikan suatu acara,
misalnya dalam pesta atau perpisahan tahun. Ironisnya miras tersebut tidak hanya
dikonsumsi oleh orang dewasa, tetapi kaum remaja juga sudah mulai coba-coba
mengkonsumsinya. Hal ini tidak bisa lepas dari lingkungan dan pengaruh
pergaulan kaum remaja tersebut. Minuman beralkohol yang diperbolehkan untuk
dikonsumsi adalah yang mengandung etil alkohol atau etanol.
Namun saat ini, pembicaraan mengenai bahaya mengkonsumsi miras oplosan
sedang menjadi topik yang hangat dibicarakan masyarakat Indonesia. Istilah kata
“oplosan” itu sendiri mempunyai arti “campuran”. Dimana miras oplosan tersebut
merupakan minuman keras yang terdiri dari berbagai campuran, diantaranya
dioplos dengan alkohol industri (metanol) maupun dengan obat herbal seperti obat
kuat atau suplemen kesehatan. Miras oplosan biasanya dibuat dan dijual secara
ilegal.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1
1. Apa yang dimaksud dengan minuman keras (MIRAS)?
2. Apa sajakah jenis-jenis minuman keras (MIRAS)?
3. Apa sajakah bahan yang digunakan untuk mengoplos minuman keras
(MIRAS)?
4. Bagaimanakah dampak minuman keras (MIRAS)?
5. Bagaimanakah upaya penaggulangan penyalahgunaan minuman keras
(MIRAS)?
6. Bagaimanakah isue-isue menegnai minuman keras (MIRAS)?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui dan memahmai Apa yang dimaksud dengan minuman
keras (MIRAS).
2. Untuk mengathui Apa sajakah jenis-jenis minuman keras (MIRAS).
3. Untuk mengetahui dan memahami Apa sajakah bahan yang digunakan untuk
mengoplos minuman keras (MIRAS).
4. Untuk menegtahui Bagaimanakah dampak minuman keras (MIRAS).
5. Untuk mengetahui dan memahami Bagaimanakah upaya penaggulangan
penyalahgunaan minuman keras (MIRAS).
6. Untuk mengetahui Bagaimanakah isue-isue menegnai minuman keras
(MIRAS).
BAB II
PEMBAHASAN
2
Minuman keras meliputi seluruh jenis minuman yang mengandung alkohol (nama
kimianya etanol). Menurut catatan arkeologi, minuman beralkohol sudah dikenal
manusia sejak kurang lebih 5000 tahun yang lalu.Minuman beralkohol merupakan
bagian dari kehidupan sehari-hari pada berbagai kebudayaan tertentu. Di
Indonesia, dikenal beberapa minuman lokal yang beralkohol, misalnya brem, tuak,
dan ciu.
Minuman alkohol yang terkenal dengan nama minuman keras adalah sebuah
minuman yang membuat orang mabuk(pusing) kata orang meminumnya terasa
plong bahkan tidak punya beban. Minuman keras oplosan adalah minuman keras
yang ditambahkan suatu bahan-bahan lainnya. Minuman alkohol atau biasa disebut
minuman keras merupakan zat psikopat yaitu golongan zat yang bekerja secara
selektif terutama pada otak hingga dapat menimbulkan perilaku, emosi kognitif,
persepsi, kesadaran, dan lain-lain.
Alkohol adalah zat penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil
mungkin mempunyai efek stimulasi ringan Bahan psikoaktif yang terdapat dalam
alkohol adalah etil alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi madu, gula sari
buah atau umbi umbian. Alkohol dapat dibuat melalui proses fermentasi (peragian)
berbagai jenis bahan yang mengandung gula, misalnya buah-buahan (seperti
anggur dan apel), biji-bijian (seperti beras dan gandum), umbi-umbian (seperti
singkong), dan madu. Melalui proses fermentasi dapat diperoleh alkohol dengan
kadar 14%. Alkohol dengan kadar yang lebih tinggi dapat diperoleh melalui
penyulingan. Selain melalui proses fermentasi, alkohol juga dapat dibuat dari
etena, suatu produk dari minyak bumi.
3
1. Minuman Beralkohol: adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau
etanol (C2H5OH) yang diproses dari bahan hasil pertanian yang
mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau
fermentasi tanpa destilasi.
2. Minuman Beralkohol Tradisional: adalah minuman beralkohol yang dibuat
secara tradisional dan turun temurun yang dikemas secara sederhana dan
pembuatannya dilakukan sewaktu-waktu, serta dipergunakan untuk
kebutuhan adat istiadat atau upacara keagamaan.
Berdasarkan kandungan alkoholnya, minuman beralkohol yang beredar di
Indonesia dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Minuman beralkohol Golongan A : adalah minuman yang mengandung etil
alkohol dengan kadar sampai 5 %.
2. Minuman beralkohol Golongan B : adalah minuman yang mengandung etil
alkohol lebih dari 5% hingga 20 %.
3. Minuman beralkohol Golongan C : adalah minuman yang mengandung etil
alkohol lebih dari 20% hingga 55%.
Minuman beralkohol mempunyai kadar yang berbeda-beda, misalnya bir dan
soda alkohol ( 1-7% alkohol), anggur (10-15% alkohol) dan minuman keras yang
biasa disebut dengan spirit (35 – 55% alkohol).
4
yang dipakai dan lamanya fermentasi ini akan menghasilkan jenis minuman keras
yang berbeda-beda pula.
1. Miras dengan minuman berenergi
Untuk mendapatkan cita rasa yang lebih baik, penggemar minuman
keras sering menambahkan suplemen minuman berenergi ke dalam
minumannya. Oplosan ini sering disebut ‘Sunrise’, dan bisa mengurangi
rasa pahit pada bir atau rasa menyengat pada alkohol yang kadarnya lebih
tinggi. Walaupun kadar alkohol menjadi sedikit berkurang, efek samping
yang lain akan muncul dalam pengoplosan ini. alkohol dan minuman
berenergi memiliki efek berlawanan. Alkohol bersifat menenangkan,
sedangkan suplemen berfungsi sebagai stimulan. Jika digabungkan,
efeknya bisa memicu gagal jantung.
2. Miras dengan susu
Salah satu jenis oplosan yang sering menyebabkan korban tewas
adalah ‘Susu macan’ (Lapen), yakni campuran minuman keras yang
dicampur dengan susu. Jenis minuman ini banyak dijual di warung-
warung miras tradisional.
5
metanol umumnya digunakan sebagai pelarut atau bahan bakar, sehingga
sangat beracun jika diminum.
5. Miras dengan obat-obatan
Dengan anggapan akan mendongkrak efek alkohol, beberapa orang
menambahkan obat-obatan ke dalam minuman keras. Mulai dari obat tetas
mata, obat sakit kepala, hingga obat nyamuk. Karena akan meningkatkan
aktivitas metabolisme, efek samping paling nyata dari jenis oplosan ini
adalah kerusakan hati dan ginjal. Efek lainnya sangat beragam, tergantung
jenis obatnya.
6
serangan jantung. Peminum kronis dapat pula mengalami berbagai
gangguan syaraf mulai dari dementia (gangguan kecerdasan), bingung,
kesulitan berjalan dan kehilangan memori. Diduga konsumsi alkohol yang
berlebihan dapat menimbulkan defisiensi thiamin, yaitu komponen
vitamin B komplek berbentuk kristal yang esensial bagi berfungsinya
sistem syaraf.
b. Dampak Psikoneurologis
Pengaruh addictive, imsonia, depresi, gangguan kejiwaaan, serta dapat
merusak jaringan otak secara permanen sehingga menimbulkan gangguan
daya ingatan, kemampuan penilaian, kemampuan belajar, dan gangguan
neurosis lainnya (Sarwono, 2011).
c. Dampak Sosial
Dampak sosial yang berpengaruh bagi orang lain, di mana perasaan
pengguna alkohol sangat labil, mudah tersinggung, perhatian terhadap
lingkungan menjadi terganggu. Kondisi ini menekan pusat pengendalian
diri sehingga pengguna menjadi agresif, bila tidak terkontrol akan
menimbulkan tindakan yang melanggar norma bahkan memicu tindakan
kriminal serta meningkatkan resiko kecelakaan (Sarwono, 2011).
Berdasarkan kisaran waktu (periode) pengaruh penggunaan alkohol
dibedakan menjadi 2 kategori :
a. Pengaruh jangka pendek
Walaupun pengaruhnya terhadap individu berbeda-beda, namun
terdapat hubungan antara konsentrasi alkohol di dalam darah Blood
Alkohol Concentration (BAC) dan efeknya. Euphoria ringan dan
stimulasi terhadap perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya
konsentrasi alkohol di dalam darah. Resiko intoksikasi (mabuk)
merupakan gejala pemakaian alkohol yang paling umum. Penurunan
kesadaran seperti koma dapat terjadi pada keracunan alkohol yang berat
demikian juga nafas terhenti hingga kematian. Selain itu efek jangka
pendek alkohol dapat menyebabkan hilangnya produktifitas kerja.
Alkohol juga dapat menyebabkan perilaku kriminal. Ditenggarai 70%
7
dari narapidana menggunakan alkohol sebelum melakukan tindak
kekerasan dan lebih dari 40% kekerasan dalam rumah tangga dipengaruhi
oleh alkohol.
b. Pengaruh Jangka Panjang
Mengkonsumsi alkohol yang berlebihan dalam jangka panjang dapat
menyebabkan penyakit khronis seperti kerusakan jantung, tekanan darah
tinggi, stroke, kerusakan hati, kanker saluran pencernaan, gangguan
pencernaan lain (misalnya tukak lambung), impotensi dan berkurangnya
kesuburan, meningkatnya resiko terkena kanker payudara, kesulitan tidur,
kerusakan otak dengan perubahan kepribadian dan suasana perasaan, sulit
dalam mengingat dan berkonsentrasi.
8
ketat. Artinya agar mereka tidak terlalu gampang melakukan bisnis miras
dengan tanpa melihat usia konsumennya.
c. Penyalah gunaan terhadap izin dan peraturan Daerah tentang miras ini harus
ditindak tegas
Penyalah gunaan terhadap izin dan peraturan Daerah tentang miras ini
harus ditindak tegas dengan cara menghukum pelakunya. Legalisasi dan
lokalisasi miras ini tentunya akan menambah penghasilan asli daerah ( PAD ).
Razia rutin harus dilakukan untuk mengontrol apakah para distributor, penjual
dan penampung tetap konsisten pada peraturan yang ada dan sesuai dengan
izin yang diberikan kepada mereka.
Dalam hal penanggulangan miras ini kita perlu memperhatikan dua hal
yaitu Kita juga menerima pemasukkan dari para turis mancanegara dan juga
turis domestic.Oleh sebab itu persediaan miras tetap harus ada yaitu di hotel-
hotel berbintang, restoran, diskotek, club malam lainnya. Namun kebijakkan
ini harus disertai dengan perangkat hukum yang jelas dan tegas, agar tidak
disalah gunakan dikemudian hari.
Jangan lupa bahwa miras untuk kepentingan adat. Hal ini perlu segera
dipertegas legalisasinya dengan Undang-Undang atau peraturan Daerah, agar
penggunaan miras pada saat acara adat betul-betul disiplin hanya untuk
keperluan acara adapt dan bukan untuk acara mabuk-mabukan atau
kompetensi antara anak-anak muda.
9
41 orang di Cicalengka, 7 orang di Kota Bandung, 7 orang di Sukabumi, 2
orang di Cianjur, dan 1 orang di Ciamis. Dengan demikian, total korban miras
oplosan di Jakarta hingga Jawa Barat adalah 91 orang. Wakapolri Komjen
Syafruddin meyakini peredaran miras oplosan yang menimbulkan banyak
korban terjadi di seluruh Indonesia. Namun, polisi baru mengungkap kasus
tersebut di wilayah hukum Polda Metro Jaya, Polda Jawa Barat, dan
Kalimantan Selatan. Syafruddin memerintahkan semua jajarannya segera
menuntaskan kasus tersebut dalam waktu sebulan. Dia tak ingin ada lagi miras
menjelang bulan Ramadan dan seterusnya. Syafruddin juga meminta semua
pelaku yang terlibat dihukum maksimal.
2. Korban Tewas akibat Miras Oplosan di Indonesia 112 Orang
10
menghentikan pasti tidak bisa hanya dilakukan Polri karena ini menyangkut
masalah-masalah regulasi, masalah perizinan, dan sebagainya," ucapnya.
Karena itu, Polri mengajak pemerintah daerah bekerja sama menghentikan
peredaran miras ini. "Masalah ini jangan berlarut-larut," ucapnya.
11
adalah dengan mencabut pelarangan alkohol di minimarket dan convenient
store yang ditetapkan pemerintah pada 2015 lalu. "Toh lebih mudah
mengawasi toko-toko resmi daripada warung-warung tak berizin yang
menjual bebas alkohol tidak resmi," kata Sugianto. Rekomendasi ini diperkuat
oleh data monitoring yang dilakukan CIPS dari tahun 2008 sampai 2018.
Selama 10 tahun, total korban tewas akibat miras oplosan mencapai 837 orang
dengan sekitar 300 orang tewas selama tahun 2008 dan 2013, yang melonjak
tajam sepanjang tahun 2014 hingga 2018 dengan jumlah korban mencapai
lebih dari 500 orang.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Minuman alkohol yang terkenal dengan nama minuman keras adalah sebuah
minuman yang membuat orang mabuk(pusing) kata orang meminumnya terasa
plong bahkan tidak punya beban. Minuman keras oplosan adalah minuman keras
yang ditambahkan suatu bahan-bahan lainnya. Minuman alkohol atau biasa disebut
minuman keras merupakan zat psikopat yaitu golongan zat yang bekerja secara
selektif terutama pada otak hingga dapat menimbulkan perilaku, emosi kognitif,
persepsi, kesadaran, dan lain-lain. Berdasarkan kandungan alkoholnya, minuman
beralkohol yang beredar di Indonesia dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
4. Minuman beralkohol Golongan A : adalah minuman yang mengandung etil
alkohol dengan kadar sampai 5 %.
5. Minuman beralkohol Golongan B : adalah minuman yang mengandung etil
alkohol lebih dari 5% hingga 20 %.
6. Minuman beralkohol Golongan C : adalah minuman yang mengandung etil
alkohol lebih dari 20% hingga 55%.
B. Saran
Pemerintah harus lebih tegas dalam menetapkan peraturan perundang-
undangan tentang penyalahgunaan minumas keras agar korban miras dapat
berukurang.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
15