Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM TELEKOMUNIKASI

DOUBLE SIDE BAND DAN DEMODULASI

Disusun untuk memenuhi tugas

mata kuliah Praktikum Telekomunikasi

PENYUSUN :

1. REZA SYAHRINDRA (1641160028)

2. ARDY BAGUS (1641160071)

JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL

TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2017 / 2018
1.1 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami karakteristik modulasi DSB-SC
2. Mengetahui dan memahami karakteristik demodulasi DSB-SC
3. Memahami dan menentkan tekanan amplitude carrier
4. Memahami metode dari penekanan gelombang pembawa

1.2 Alat dan Bahan


1. Osiloskop (1 buah)
2. Kabel BNC to banana (2 buah)
3. Jumper besar (15 buah)
4. Kabel banana to banana (2 buah)
5. Modul power supply (1 buah)
6. Modul GF (1 buah)
7. Modul AM transmitter (1 buah)
8. Modul AM receiver (1 buah)

1.3 Teori Dasar


A. AM (DSB)
AM (DSB). Mempertahankan upper side band (USB) dan lower side band (LSB).
Akibatnya bandwitch transmisi menjadi 2 kali bandwidth sinyal informasi (B = 2Fm).
Modulasi SSB hanya satu dari kedua side band yang di pancarkan, dilihat dari
penggunaan bandwidth, modulasi ini lebih bisa efisien karena mempunyai bandwidth
transmisi setengah dari AM maupun USB. Pembangkitan sinyal SSB dilakukan dengan
membangkitkan sinyal DSB terlebih dahulu. Modulasi single-sideband menghindari
bandwidth dua kali lipat, dan daya terbuang pada operator, pada biaya agak meningkat
kompleksitas perangkat dan tuning lebih sulit pada penerima.
B. Demodulasi
Demodulation (deteksi) metode untuk modulasi amplitudo di sisi penerima termasuk
deteksi sinkron dan deteksi asynchronous.Deteksi sinkron mendemodulasi sinyal yang
diterima dengan mengalikan dengan frekuensi pembawa yang memiliki frekuensi yang
sama dan fase sebagai gelombang pembawa transmisi.Deteksi Asynchronous termasuk
deteksi amplop dan deteksi pembetulan.Dengan deteksi asynchronous, sinyal informasi m
(t) harus dimasukkan dalam amplop dari gelombang penerima.

Dengan modulasi DSB-SC, amplitudo gelombang pembawa digeser proporsional


dengan amplitudo sinyal modulasi menggunakan modulator.Sebuah transistor atau dioda
dapat digunakan sebagai modulator.Misalnya
Modulasi amplitudo atau dikenal dengan sebutan AM (Amplitude Modulation)
secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu teknik modulasi yang mana amplitudo
sinyal carrier berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplitudo sinyal informasi. Pada
jenis modulasi ini amplituda sinyal pembawa diubah-ubah secara proporsional terhadap
amplitudo sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan frekuensinya tetap selama proses
modulasi.

1.4 Langkah Percobaan


1. Mempersiapkan segala peralatan yang dibutuhkan.
2. Menghubungkan modul power supply, modul generator fungsi, modul DSB transmitter dan
modul di modulasi receiver dengan tegangan +15V, -15V dan DV pada modul saling
dihubungkan dengan jumper sesuai dengan gambar rangkaiannya.
3. Menghubungkan channel 1 pada osiloskop rangkaian modul dengan kabel BNC to banana
untuk melihat output dari generator fungsi
4. Menyalakan modul power supply
5. Mengatur nilai V menjadi 1,5 VPP dan Fm = 1KHz
6. Melihat output sinyal informasi yang dihasilkan oleh generator fungsi
7. Memindahkan kabel banana to banana ke lubang untuk sinyal carrier dan melihat sinyal
carrier yang dihasilkan
8. Menghubungkan channel 2 osiloskop dengan kabel BNC to banana ke lubang hasil DSB
dan melihat tampilan gelombangnya
9. Melakukan langkah ke 6 dan langkah ke 8 dengan merubah nilai dari Vm dan Fm nya
sesuai dengan ketentuan :
Vm = 2 Vpp ; Fm = 1,2KHz; Vm = 2,55 Vpp; Fm = 1,44Khz
Vm = 3 Vpp; Fm = 1,5KHz;
10. Menganalisa hasil percobaan dankesimpulan

1.5 Gambar Rangkaian


1.6 Hasil Praktikum
Gambar Gelombang Hasil
1.
A. Dsb

Vm = 1,52V
Fm=1000Hz
Vdsb=23,6V
Fdsb=241,4kHz

Flsb = Fc – Fm
= 241,4kHz- 1,053kHz
= 240,4kHz
Fusb= Fc+Fm
= 241,4kHz+1,053kHz
= 242,4kHz

B.
Demodulasi :

Vm = 1,52V
Fm=1,055kHz
Vdemod = 9,6V
Fdemod =4,651kHz
Selisih nilai amplitude
= Vm-Vdemod
=1,5 – 9,6
=8,1V

2. Modulasi
A.
Vm = 1,86Vpp
Fm = 1,24kHz
Vdsb = 28,4V
Fdsb =16,10kHz
Flsb = Fc – Fm
= 16,10kHz- 1,24kHz
= 14,86kHz
Fusb = Fc+Fm
= 16,10kHz+1,24kHz
= 17,34kHz
B. Demodulasi :

Vm = 2,04V
Fm=1,277kHz
Vdemod = 11,8V
Fdemod =2,667kHz
Selisih nilai amplitude
= Vm-Vdemod
=2,04 – 11,8
=9,76V

3.
A. DSB

Vm= 2,44V
Fm= 1,453Hz
Vdsb=35,6V
Fdsb=242,8kHz
Fusb = Fc-Fm
= 242,8-1,453
= 241,3kHz
Flsb = Fc+Fm
=242,+1,453
=244,3kHz

B.
Demodulasi

Vm= 2,44V
Fm = 1,458kHz
Vdemod = 15,0V
Fdemod = 2,387kHz
Selisih nilai amplitude
= Vm – Vdemod
= 2,44-15,0
=12,56V
4.
A. DSB

Vm= 2,44V
Fm= 1,453Hz
Vdsb=35,6V
Fdsb=242,8kHz
Fusb = Fc-Fm
= 242,8-1,453
= 241,3kHz
Flsb = Fc+Fm
=242,+1,453
=244,3kHz

B. Demodulasi :

Vm = 3,14V
Fm = 1,571kHz
Vdemod = 18,4V
Fdemod = 2,393kHz
Selisih nilai amplitude
=Vdemod – Vm
=18,4 – 3,14
= 15,26 V
1.7 Analisa
1.

A. DSB saat amplitudo 1,5 V dan frekuensi 1 KHz


Vm = 1,5 V
Fm=1000 Hz
Pada percobaan di atas kami menggunakan gelombang sinus dan menghasilkan amplitude
sinyal keluaran sebesar 23,6 V.
B. Demodulasi saat amplitude 1,5V dan frekuensi 1kHz
Volt/div = 0,5 V/div
time/div = 0,25 ms.
Pada DSB ini, gelombang sinus di pengaruhi oleh besar amplitudo input dan besar receiver.
Pada gelombang sinus, besar amplitudo output pada CH2 adalah 9,6 V.

2.

A. DSB saat amplitude 2 Vpp dan frekuensi sebesar 1,2 kHz


Vm = 2 V
Fm=1200 Hz
Pada percobaan di atas kami menggunakan gelombang sinus dan menghasilkan amplitude
sinyal keluaran sebesar 28,4 V.
B. Demodulasi saat amplitude 2 Vpp dan frekuensi 1,2 kHz
Volt/div = 0,5 V/div
time/div = 0,25 ms.
Pada DSB ini,gelombang sinus di pengaruhi oleh besar amplitudo input dan besar receiver.
Pada gelombang sinus, besar amplitudo output pada CH2 adalah 11,8 V.
3.
A. DSB saat amplitude 2,5 Vpp dan frekuensi sebesar 1,4 kHz
Vm = 2,5 V
Fm=1400 Hz
Pada percobaan di atas kami menggunakan gelombang sinus dan menghasilkan amplitude
sinyal keluaran sebesar 35,6 V.
B. Demodulasi saat amplitude 2,5 Vpp dan frekuensi 1,4 kHz
Volt/div = 0,5 V/div
time/div = 0,25 ms.
Pada DSB ini,gelombang sinus di pengaruhi oleh besar amplitudo input dan besar receiver.
Pada gelombang sinus, besar amplitudo output pada CH2 adalah 15 V.
4.
A. DSB saat amplitude 3 Vpp dan frekuensi sebesar 1,5 kHz
Vm = 3 V
Fm=1500 Hz
Pada percobaan di atas kami menggunakan gelombang sinus dan menghasilkan amplitude
sinyal keluaran sebesar 44,4 V.
B. Demodulasi saat amplitude 3 Vpp dan frekuensi 1,5 kHz
Volt/div = 0,5 V/div
time/div = 0,25 ms.
Pada DSB ini,gelombang sinus di pengaruhi oleh besar amplitudo input dan besar receiver.
Pada gelombang sinus, besar amplitudo output pada CH2 adalah 3,14 V.

1.8 Kesimpulan
1. Nilai dari frekuensi dan Vpp berpengaruh pada proses transmisi double side band ketika
nilai frekuensi dan Vpp diubah maka bentuk gelombang juga akan berubah
2. DSB didebut juga full AM dimana spectrum yang dipancarkan adalah frekuensi LSB dan
frekuensi USB
3. Semakin besar nilai amplitudo input maka nilai amplitudo output juga semakin besar

Anda mungkin juga menyukai