Laporan Stula New

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN HASIL STUDI LAPANGAN

PRODUKSI EKSTRAK KASAR AMILASE dari Aspergillus Oryzae

Dengan SUBTRAT BIJI NANGKA

Oleh:

Alifia Reta (02)

Brian Putra (06)

Hardiana Ayu (11)

Ilmi Nur Widyantini (12)

Jurusan Teknik Kimia

Politeknik Negeri Malan


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb.

Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan NYA mungkin kami tidak akan sanggup
menyelesaikan ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada junjungan kita
nabi muhammad SAW.

Makalah yang berjudul “Isolasi Enzim Amilase pada Aspergillus Oryzae dengan
Pati Biji Nangka” ini berisi tentang metode isolasi enzim serta produk yang dapat dihasilkan
dari enzim amylase ini. Dalam pembuatan makalah ini, kami mendapat bantuan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan terima kasih sebesar-
besarnya kepada Ibu Ir. Diah Meilany, MT hyang telah membantu dan memfasilitasi kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauhdari kata sempurna, maka dari itu kami sangat
menghaapkan kritik dan saran demi perbaikan kedepannya.

Wassalamualaikum Wr Wb.

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan Makalah
D. Hipotesa
E. Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB II PEMBAHASAN

A. Dasar Teori
B. Metodologi
C. Data Pengamatan

BAB III PENUTUP

A. Pembahasan
B. Kesimpulan
C. Saran

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Di era modern seperti sekarang ini, kita tidak asing lagi dengan istilah
bioteknologi. Bioteknologi adalah penggunaan makhluk hidup, bagian-bagiannya atau hasil
metabolismenya untuk menghasilkan barang atau jasa secara industri. Salah satu bentuk
bioteknologi adalah dengan fermentasi.

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel pada keadaan anaerobik
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan
tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi
dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.

Teknologi fermentasi salah satunya dapat menggunakan enzim. Seperti yang kita
ketahui, enzim merupakan salah satu hasil dari pertumbuhan suatu mikroba. Tidak hanya
berguna bagi mikroba penghasilnya, enzim juga dapat digunakan untuk membentuk suatu
produk lain dengan cara enzim tersebut harus diisolasi terlebih dahulu dari subtratnya.

Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.
Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang
disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi zat, yang
disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung
dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon
sebagai promoter.

Pada studi lapang ini dilakukan pengisolasian enzim amilase dari kultur
Aspergillus Oryzae. Aspergillus Oryzae tidak hanya menghasilkan enzim amilase, tapi juga
menghasilkan enzim lipase serta protease tergantung dari media tanamnya.

Enzim amilase (alfa, beta, dan glukoamilase) merupakan enzim yang penting
dalam bidang pangan dan bioteknologi. Saat ini sejumlah enzim amilase telah diproduksi
secara komersial. Penggunaan mikroorganisme dianggap lebih prospektif karena mudah
tumbuh, cepat menghasilkan, dan kondisi lingkungannya dapat dikendalikan.
B. RUMUSAN MASALAH

 Media apa yang cocok digunakan untuk isolasi enzim amilase pada Aspergillus
Oryzae?
 Bagaimana cara penumbuhan Aspergillus Oryzae pada pati biji nangka supaya
menghasilkan enzim amilase?
 Bagaimana teknik pengekstrakan enzim dari subtratnya?
 Produk apa yang dapat dihasilkan oleh enzim amilase?
 Bagaimana cara pengujian kualitatif enzim amilase?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ekstrak kasar amilase dari
Aspergillus Oryzae dengan menggunakan subtrat pati biji nangka. Serta melakukan uji
kualitatif enzim dan membuat produk dari enzim tersebut.

C. HIPOTESIS

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada keyakinan penulis terhadap pengujian


enzim amilase. Berikut ini adalah hipotesis dari penulis. Apabila amilase ditetesi oleh iodine
akan berubah warna menjadi merah.

D. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN

Pengerjaan studi lapang ini dilakukan pada tanggal 11-18 Desember 2012 dan dilaksanakan
di laboratorium bioproses Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

 Pengertian Enzim dan Mikroorganisme

Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai biokatalis dalam sel hidup.
Kelebihan enzim dibandingkan katalis biasa adalah (1) dapat meningkatkan produk beribu
kali lebih tinggi; (2) bekerja pada pH yang relatif netral dan suhu yang relatif rendah; dan (3)
bersifat spesifik dan selektif terhadap subtrat tertentu. Enzim telah banyak digunakan dalam
bidang industri pangan, farmasi dan industri kimia lainnya. Dalam bidang pangan misalnya
amilase, glukosa-isomerase, papain, danbromelin, sedangkan dalam bidang kesehatan
contohnya amilase, lipase, dan protease. Enzim dapat diisolasi dari hewan, tumbuhan dan
mikroorganisme.

Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat yang
bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi karena enzim
menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan mempermudah terjadinya
reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat
bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur
kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan
pada proses perombakan pati menjadi glukosa.

Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman)
optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan
bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat
bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan
menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh
molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan
aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim

Amilase dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti tanaman, binatang dan
mikroorganisme. saat ini sejumlah enzim amilase telah diproduksi secara komersial.
Penggunaan mikrobia dianggap lebih prosepektif karena mudah tumbuh, cepat menghasilkan
dan kondisi lingkungan dapat dikendalikan.
Produksi enzim amilase dapat menggunakan berbagai sumber karbon. Contoh-
contoh sumber karbon yang murah adalah sekam, molase, tepung jagung, jagung, limbah
tapioka dan sebagainya. Jika digunakan limbah sebagai substrat, maka limbah tadi dapat
diperkaya nutrisinya untuk mengoptimalkan produksi enzim. Sumber karbon yang dapat
digunakan sebagai suplemen antara laian: pati, sukrosa, laktosa, maltosa, dekstyrosa,
fruktosa, dan glukosa. Sumber nitrogen sebagai suplemen antara lain: pepton, tripton, ekstrak
daging, ekstrak khamir, amonium sulfat, tepung kedelai, urea dan natrium nitrat.

Mikroorganisme adalah sumber yang potensial sebagai bahan baku untuk


produksi enzim. Hal ini disebabkan (1) ekonomis, karena dapat dihasilkan dalam waktu yang
cukup pendek dan media yang cukup murah; (2) kondisi reaksi seperti pH dan temperatur,
mudah diatur dibandingkan dengan tumbuhan dan hewan; dan (3) peningkatan produksi
enzim dapat dikondisikan dengan cara penambahan industri tertentu.

 Komposisi Kimia dari Biji Nangka

Nangka meruUMpakan tanaman pohon dan bercabang banyak. Daunnya kaku


berbentuk lonjong, permukaan bagian atas daun lebih licin dan berwarna terang daripada
bagian bawah daun. Buahnya berukuran besar dan berbentuk bulat lonjong, permukaannya
kasar dan berduri. Nangka dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 10-20 meter. Tanaman
ini mulai berbuah setelah berumur tiga tahun. Panjang buah berkisar antara 30-90 cm,
sedangkan bijinya berukuran lebih kurang 3,5 cm. Tanaman nangka termasuk spesies
Arthocarphus heterophilus, Genus Arthocarpus, Familia Moracea, Ordo Urtilcales, dan
Subklas Dicotyledonae. Umumnya buah nangka dijadikan buah meja yang dikonsumsi
setelah makan. Jika dibandingkan dengan berbagai jenis tanaman yang umum dipakai sebagai
penghasil karbohidrat, maka biji nangka termasuk memiliki kadar bahan kimia yang relatif
potensial. Kandungan kimia biji nangka jika dibandingkan dengan beberapa tanaman sumber
karbohidrat lainnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. komposisi kimia biji nangka dan sumber karbohidrat lain per 100 gram

Tabel 2. Komposisi Gizi per 100 gram nangka muda, nangka masak, dan biji nangka

Biji nangka merupakan bahan yang sering terbuang setelah dikonsumsi walaupun
ada sebagian kecil masyarakat yang mengolahnya untuk dijadikan makanan misalnya dibakar
atau diolah menjadi kolak. Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa kandungan kimia yang relatif
lengkap pada biji nangka sumber karbohidrat lainnya. Hal ini memungkinkan biji nangka
dapat digunakan sebagai medium pertumbuhan dari Aspergillus oryzae untuk menghasilkan
enzim amilase dan sari biji nangka .
 Aspergillus Oryzae

Aspergillus Oryzae termasuk Kapang dari genus Aspergillus. Biasanya terdapat


dimana-mana sebagai saprofit. Koloni yang sudah menghasilkan spora warnanya menjadi
coklat kekuning-kuningan, kehijau-hijauan atau kehitam-hitaman. Miselium yang semula
berwarna putih sudah tidak tampak lagi (Dwijiseputro, 1978).
Menurut Gandjar, Indrawati, 2000 ciri-ciri Aspergillus Oryzae dideskripsikan
sebagai berikut :
1. koloni pada medium Czapek’s Dox mencapai diameter 4-5 cm dalam 7 hari, dan
terdiri dari suatu lapisan konidiofor yang panjang-panjang yang berbaur dengan
miselia aerial.
2. Kepala konidia berbentuk bulat, berwarna hijau pucat agak kekuningan, dan bila tua
menjadi coklat redup. Konidiofor berwarna hialin dengan panjang 4-5mm, dan
umunya berdinding kasar.
3. Vesikula berbentuk semibulat dan berdiameter 40-80 µm. Fialid terbentuk langsung
pada vesikula atau pada metula, dan ukurannya(10-15)x(3-5) µm.
4. Metula berukuran (8-12)x(4-5) µm. Konidia terbentuk elips bila muda, kemudian
menjadi bulat hingga semibulat bila berumur tua, berdiameter 4,5-8 µm, berwarna
hijau, dan berdinding halus atau sedikit kasar. Pertumbuhan koloni pada medium
MEA cepat tetapi tipis.
Aspergillus Oryzae bersifat kosmopolit. Dapat ditemukan pada aneka substrat,
terutama pada makanan fermentasi, serta pada lingkungan industri. Berdasarkan pengamatan
koloni dan mikroskopis yang kami lakukan, deskripsi untuk Aspergillus Oryzae adalah
sebagai berikut :
1. Ciri-ciri morfologi
Pengamatan morfologi dilakukan pada biakan murni yang diinokulasikan pada medium
PCA miring, sehingga diameter koloni tidak dapat dihitung. Koloni mempunyai sifat
menyerupai serbuk, warna koloni hijau dan kuning, serta warna khas bagian dasar koloni
tetap seperti medium.

2. Ciri-ciri mikroskopis
Kapang Aspergillus Oryzae memiliki hifa yang bersekat, warnanya hijau transparan
dengan diameter 2,5 µm. Konidiofor berwarna hijau transparan dengan panjang 110 µm
dan diameter 10 µm, berdinding kasar. Vesikula berbentuk globose, dan berdiameter 12,5
µm. Pada pengamatan tidak ditemukan adanya metula. Konidia berbentuk globose dan
berdinding kasar, berdiameter 2,5 µm, berwarna hijau transparan, tipe pertumbuhannya
radiata. Fialidanya menempel pada vesikula, berbentuk ampuliformis, berwarna hijau
muda, berdiameter 2,5 µm.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

 Alat yang digunakan:

o Neraca analitik o Sentrifuge


o Gelas kimia o Autoklaf
o Kaca arloji o Vortex Mixer
o Spatula o Botol aquades
o Erlenmeyer o Incubator shaker
o Tutup kassa o Batang pengaduk
o Pisau o Saringan
o Tatanan kayu o Mortar
o Tabung sentrifuse

 Bahan yang dibutuhkan:

o 4 g Pati Biji Nangka o 0.0302 g CaCl2.7H2O


o Larutan NaCl o 0.002 g ZnCl2
o 0.14 g ZA o 0.01 g Ekstrak Yeast
o 0.03 g Urea
dilarutkan dalam 100 ml
o 0.4 g KH2PO4
o 0.084 g K2HPO4 aquades
o Aquades
 Langkah Kerja :
1. Pembuatan Pati Biji Nangka
Biji nangka dimasukkan kedalam larutan NaCl untuk menghilangkan lendir.
Kemudian biji nangka dikupas. Untuk memperkecil volume dan
menghilangkan kandungan air yang tersisa, biji nangka dipotong halus
kemudian dijemur. Setelah kering, biji nangka digiling halus dan disaring
hingga didapatkan pati berbentuk tepung biji nangka.
2. Pembuatan Media Fermentasi
4 g pati biji nangka dicampur dengan 0.14 g ZA, 0.003 g Urea, 0.4 g KH2PO4,
0.084 g K2HPO4, 0.0302g CaCl2.7H2O, 0.002 g ZnCl2, dan 0.01 g ekstrak
yeast dilarutkan dalam 100 ml aquades.

3. Pembuatan Inokulum
Biakan Aspergillus Oryzae yang sudah diinkubasi selama 7 hari, ditambahkan
5 ml aquades steril, lalu dikocok dengan vortex hingga terbentuk suspensi
spora.

Kedalam Erlenmeyer yang berisi 50 ml media fermentasi diinokulasikan


dengan 5 ml inokulum dikocok dengan shaker incubator dengan suhu 400C
Dengan kecepatan 1000 rpm. Inkubasi selama 72 jam.

4. Pengesktrakan Enzim
Setelah diinkubasi selama 72 jam, subtrat yang telah ditumbuhi Aspergillus
Oryzae tersebut diambil ± 10 ml. Masukkan kedalam tabung sentrifuse, dan
sentrifuse selama 30 menit dengan kecepatan 3500 rpm. Tungkan hasil
sentrifus kedalam tabung reaksi.

5. Pengujian Enzim Amilase


Hasil sentrifus yang telah dituangkan kedalam tabung reaksi, diteteai oleh
iodine sebanyak 1 tetes. Amati perubahan warna yang terjadi.

6. Pembuatan Gula Cair


Timbang 16.6 g tepung tapioca, letakkan pda gelas kimia 600 ml. Tambahkan
air sebanyak 50 ml. Panaskan pada suhu 95-1050C dan tambahkan 1 ml enzim
amilase hasil sentrifuse. Uji hasil pemanasan tapioca dengan meneteskan 1
tetes iodine. Amati perubahan warna yang terjadi.
 Skema Kerja

1. Pembuatan Pati Biji Nangka

Biji Nangka Larutan NaCl

Dikupas kulitnya
Biji Nangka dalam larutan NaCl

Dipotong tipis-tipis

Biji Nangka
Dioven hingga kering

Tumbuk dan saring


Potongan Biji Nangka

Potongan Biji Nangka Kering

Pati Biji Nangka

0.14 g ZA
0.003 g Urea
2. 4Pembuatan Media Tumbuh
g Pati Biji Nangka 0.4 g KH2PO4
0.084 g K2HPO4
0.0302g CaCl2.7H2O
0.002 g ZnCl2
0.01 g ekstrak yeast
BAB III

Media Tumbuh 100 ml Aquades

Media Tumbuh Siap Pakai


Masukkan dalam autoclave

3. Pembuatan Inokulum

Biakan Aspergillus Oryzae 5 ml Aquades Steril

Inkubasi dalam inkubator


Biakan Aspergillus Oryzae 50 ml Media Fermentasi
shaker selama 72 jam pada
suhu 400C dengan 1000 rpm

4. Pengekstrakan Enzim
Inokulum Aspergillus Oryzae

±10 ml Inokulum Aspergillus Oryzae


Sentrifuse selama 30 menit dengan kecepatan 3500 rpm

Ekstrak Kasar Enzim Amilase


5. Pengujian Enzim Amilase
16.6 g Tepung Tapioka 50 ml Aquades

Ekstrak Kasar Amilase 1 Tetes Iodine


Amati perubahan warna

Larutan Tepung Tapioka

Ekstrak Kasar Amilase

6. Pembuatan Gula Cair


Larutan Tepung Tapioka 1 ml Ekstrak Kasar Amilase

Larutan Tepung Tapioka 1 tetes iodine

Hasil Pengamatan
Amati perubahan warna

BAB IV
PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN
Data hasil produksi enzim amilase dari Aspergillus Oryzae dengan
menggunakan pati biji nangka.

Gambar ekstrak kasar amilase setelah disentrifugasi


Gambar enzim amilase yang sudah diuji dengan iodine

Gambar tepung tapioka sesaat setelah diberi 1 ml enzim amilase

Gambar tepung tapioka yang sudah ditetesi iodine

B. PEMBAHASAN
Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai biokatalis dalam sel
hidup. Kelebihan enzim dibandingkan katalis biasa adalah (1) dapat meningkatkan
produk beribu kali lebih tinggi; (2) bekerja pada pH yang elative netral dan suhu
yang elative rendah; dan (3) bersifat spesifik dan selektif terhadap subtrat tertentu.
Enzim telah banyak digunakan dalam bidang industri pangan, farmasi dan industri
kimia lainnya. Dalam bidang pangan misalnya amilase, glukosa-isomerase, papain,
danbromelin, sedangkan dalam bidang kesehatan contohnya amilase, lipase, dan
protease. Enzim dapat diisolasi dari hewan, tumbuhan dan mikroorganisme.
Pada praktikum studi lapang kali ini kelompok kami ingin mendapatkan
ekstrak kasar enzim amilase dari Aspergillus Oryzae dengan menggunakan subtrat
pati biji nangka. Pemilihan pati biji nangka sebagai subtrat, tidak lain karena
disekeliling kami, pemanfaatan biji nangka tidak maksimal. Kebanyakan biji nangka
hanya direbus untuk dijadikan sayuran ataupun langsung dibuang. Hal inilah yang
menyebabkan banyaknya sampah rumah tangga yang harusnya dapat diolah kembali,
namun hanya menjadi tumpukan sampah.
Disamping untuk mereduksi sampah rumah tangga, pemilihan biji
nangka juga didasari oleh banyaknya kandungan kimia dalam biji nangka
tersebut. Kandungan ini antara lain adalah: calori sebanyak 165 cal, protein
sebanyak 4.3 g, lemak sebanyak 0.1 g, karbohidrat sebanyak 36.7 g, kalsium
sebanyak 33 mg, zat besi sebanyak 200 mg, fosfor sebanyak 1 mg, vitamin B1
sebanyak 0.28 mg, vitamin C sebanyak 10 mg, dan kandungan air sebanyak 56.7
%. Kayanya kandungan kimia dalam biji nangka tersebut sangatlah memungkinkan
untuk menjadikan pati biji nangka sebagai media tumbuh yang baik untuk
Aspergillus Oryzae.
Biji Nangka terlebih dahulu harus diolah dan dijadikan tepung pati nangka.
Pertama biji nangka direndam terlebih dahulu dengan larutan NaCl. Hal ini bertujuan
untuk menghilangkan lendir yang ada pada biji nangka. Apabila biji nangka masih
mengandung lendir, hal ini bisa berakibat pada laju pertumbuhan Aspergillus Oryzae
ataupun bisa menghambat enzim yang dihasilkannya. Proses selanjutanya adalah
pengeringan biji nangka dengan menggunakan oven. Proses ini bertujuan untuk
menghilangkan kandungan air dalam biji nangka serta untuk memperkecil volumenya.
Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pati biji nangka dengan kandungan air sebesar 0
%. Setelah itu barulah biji nangka ditumbuk dengan mortar dan dijadikan pati biji
nangka yang merupakan subtrat utama penumbuhan Aspergillus Oryzae untuk
menghasilkan enzim amilase..
Media tumbuh pada stula kali ini bukan hanya pati biji nangka, namun
juga ada bahan-bahan lain yang dibutuhkan seperti: ZA, Urea, KH 2PO4, K2HPO4,
CaCl2.7H2O, MgSO4.7H2O, FeSO4.7H2O, ZnCl2, serta ekstrak Yeast. Penambahan
zat-zat lain ini dikarenakan Aspergillus Oryzae memerlukan mineral esensial yang
tidak dapat dipenuhi sendiri dan harus diasup dari lingkungan luar. Penambahan
ekstrak Yeast disini berperan sebagai sumber protein yang dibutuhkan oleh
Aspergillus Oryzae untuk melakukan pertumbuhan pada media baru.
Setelah semua bahan dicampur dan dilarutkan dengan 100 ml aquades
serta dimasukkan dalam Erlenmeyer, media setengah jadi tersebut dimasukkan
kedalam autoclave. Hal ini dilakukan untuk menciptakan kondisi steril bagi media
tumbuh serta untuk mematikan segala bentuk kehidupan lain baik makro maupun
mikro yang nantinya dapat mengganggu pertumbuhan Aspergillus Oryzae.
Penginokulasian biakan dilakukan pada saat media tumbuh sudah
mencapai suhu nyaman (suhu yang bisa ditahan oleh kulit manusia) . Suhu yang
terlalu tinggi dapat membunuh suatu mikroorganisme. Itulah mengapa diperlukan
suhu nyaman bagi mikroba apabila akan melakukan inokulasi.
Penginkubasian inokulum biakan dilakukan dengan menggunakan
inkubator shaker pada suhu 400C dengan kecepatan 1000 rpm selama 72 jam. Sesuai
dengan literature, dikatakn bahwa waktu optimum fermentasi Aspergillus Oryzae
adalah 72 jam. Apabila lebih dari 72 jam, maka pertumbuhan dari Aspergillus Oryzae
tidak maksimal dan ini juga akan berdampak pada amilase yang dihasilkannya.
Setelah diinokulasi selama 72 jam, maka perlu dilakukan pemisahan antara
ekstrak kasar enzim dengan subtratnya. Pemisahan yang dilakukan kelompok kami
menguunakan proses sentrifugasi karena enzim yang didapat termasuk enzim
ekstraseluler. Artinya enzim berada diluar tubuh mikroorganisme penghasilnya.
Dalam kasus ini enzim amilase yang dihasilkan berada diluar tubuh Aspergillus
Oryzae. Apabila suatu enzim tergolong intraseluler, maka pengektrakan harus
dilakukan dengan menghancurkan mikroorganisme terlebih dahulu, baru dilakukan
sentrifugasi setelahnya.
Sentrifugasi pada ekstrak kasar amilase dilakukan dengan kecepatan 3500
rpm selama 30 menit. Setelah proses sentrifugasi, didapatkan ekstrak enzim amilase
yang langsung bisa diuji kualitatif.
Ektrak enzim yang didapat kemudian dituangkan dalam tabung reaksi untuk diuji kualitatif
dengan meneteskan 1 tetes iodine. Sesaat setelah diteteskan iodine, terjadi perubahan warna
pada enzim. Dari yang semula berwarna kuning pucat manjadi merah bata.

Perubahan warna menjadi merah bata ini menunjukkan bahwa jenis


enzim amilase yang didapatkan kelompok kami adalah glukoamilase. Warna
merah didapatkan dari kandungan gluko pada enzim glukoamilase yang
bereaksi dengan iodine. Jadi dapat dikatakan bahwa hasil inkubasi Aspergillus
Oryzae menggunakan substrat pati biji nangka ini benar mengandug enzim
amilase jenis glukoamilase.
Produk yang dapat dihasilkan oleh enzim amilase ini salah satunya adalah
gula cair. Bahan utama yang dibutuhkan adalah tepung tapioka. Penggunaan tepung
tapioka ini dikarenakan selain untuk meningkatkan harga jual singkong, juga karena
kandungan pati dalam singkong cukup tinggi. Kandungan amilum inilah yang akan
dipecah oeh amilase menjadi glukosa.
Namun pada praktikum kali ini kami tidak membuat gula cair hingga
menjadi gula cair karena membutuhkan waktu yag sangat lama. Kami hanya sampai
pada tahapan memasukkan enzim gukoamilase hasil praktikum dalam larutan tepung
tapioka yang sudah dipanaskan hingga mencapai suhu 950C. Setelah mencapai suhu
tersebut, dalam larutan tepung tapiokadiberikan 1 ml enzim hasil percobaan.
Pengujian produk ini tetap dengan menggunakan iodine. Larutan tepung
tapioka yang sudah dicampur enzim tadi, diberi 1 tetes idine. Setelah itu warna dari
tepung tapioka langsung berubah menjadi biru keunguan. Hal ini membuktikan bahwa
didalam tepung tapioka terdapat kandungan karbohidrat yang cukup tinggi.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

Anda mungkin juga menyukai