Anda di halaman 1dari 6

ALGORITMA SEMUT UNTUK OPTIMASI

PENENTUAN JALUR TERPENDEK FASILITAS UMUM


(STUDI KASUS : KOTA SAMARINDA)

Deisy Novitha Sari1, Septya Maharani2


Program Studi Ilmu Komputer, FMIPA Universitas Mulawarman
Deisy.novitha@gmail.com1, septyamaharani@gmail.com2
Penentuan jalur terpendek bertujuan untuk memberikan solusi jalur terpendek kepada
pengguna agar lebih cepat sampai ke lokasi tujuan serta menghemat waktu dan biaya. Pada
penelitian ini penentuan jalur terpendek menggunakan Algoritma Semut. Untuk penyelesaian
algoritma semut dibutuhkan lima langkah. Langkah pertama inisialisasi, langkah kedua
menentukan rute kunjungan dan langkah ketiga adalah mencari perubahan intensitas jejak kaki
semut, langkah keempat adalah mencari visibilitas, langkah terakhir adalah menentukan jalur
dengan mencari nilai probabilitas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa algoritma semut
dapat diaplikasikan dalam menentukan jalur terpendek yang hasilnya ditampilkan dalam peta.

Kata kunci : Algortima Semut, Fasilitas Umum, Jalur Terpendek, Peta.

Kota samarinda merupakan ibu kota dari


provinsi Kalimantan Timur yang sedang
berkembang perekonomiannya. Samarinda
memiliki banyak lokasi fasilitas umum yang
tersebar di wilayah samarinda. Jenis fasilitas
umum yang ada adalah tempat wisata,
perbelanjaan, penginapan, SPBU, dan
Tempat Ibadah. Samarinda memiliki cukup
banyak persimpangan yang cukup membuat
bingung warga terlebih lagi warga
pendatang untuk menuju suatu lokasi yang
Gambar 1 Perjalanan Semut Mencari
bisa menghemat waktu dan biaya melalui Makanan
jalur yang lebih dekat. Sehingga jalur
terpendeklah yang akan menjadi solusi Koloni semut dapat menemukan jalur
terbaik. terpendek antara sarang dan sumber
Dari beberapa algoritma yang telah makanan berdasarkan jejak kaki pada
dikembangkan untuk menyelesaikan lintasan yang telah dilewati. Semakin
persoalan jalur terpendek, algoritma semut banyak semut yang melewati suatu lintasan
memiliki keunikkan yaitu terinspirasi dari maka semakin jelas bekas jejak kakinya. Hal
tingkah laku semut di dunia nyata saat ini menyebabkan lintasan yang dilalui semut
proses pencarian makan dari sarangnya[1]. dalam jumlah sedikit semakin lama semakin
Dari masalah tersebut maka diperlukan berkurang kepadatan semut yang
suatu sistem untuk penentuan jalur melewatinya, atau bahkan akan tidak
terpendek fasilitas umum yang ada di kota dilewati sama sekali. Sebaliknya lintasan
dengan menggunakan algoritma semut. yang dilalui semut dalam jumlah banyak
semakin lama akan semakin bertambah
I. Metodologi kepadatan semut yang melewatinya atau
Algoritma Semut diadopsi dari perilaku bahkan semua semut melewati lintasan
koloni semut yang dikenal sebagai sistem tersebut.
semut [3]. Pada Gambar 1 mengilustrasikan Dalam algoritma semut, diperlukan
proses semut mencari makanan. beberapa variabel dan langkah- langkah
untuk menentukan jalur terpendek (Leksono, wilayah yang tidak terdapat pada tabuk
2009), yaitu: sebagai titik tujuan selanjutnya.
Langkah 1 : Perjalanan koloni semut berlangsung
1. Penetapan Parameter dan Nilai Peromon terus menerus sampai semua titik satu
Awal. persatu dikunjungi atau telah menempati
Inisialisasi harga Parameter- parameter tabuk. Jika s menyatakan indeks urutan
algoritma, pertama nilai Intensitas jejak kunjungan, titik asal dinyatakan sebagai
semut antar titik dan perubahannya (τij), tabuk(s) dan titik-titik lainnya dinyatakan
akan terus diperbaharui pada setiap iterasi sebagai {N-tabuk}, maka untuk menentukan
dari awal hingga iterasi maksimum atau titik tujuan digunakan persamaan
telah mencapaai hasil yang optimum. Lalu probabilitas titik untuk dikunjungi sebagai
Banyak titik (n) termasuk koordinat (x,y) berikut :
atau jarak antar titik (dij). Kemudian
menentukan titik berangkat dan titik tujuan,
Untuk j {N-tabuk}
menentukan tetapan siklus semut (Q). Lalu
menetapkan pengendali intensitas jejak
dengan i sebagai indeks titik asal dan j
semut (α) dimana nilai α ≥ 0 dan pengendali
sebagai indeks titik tujuan.
visibilitas (β) dimana nilai β ≥ 0, setelah itu
mencari nilaivisibilitas antar wilayah = 1/dij
Langkah 4 :
(ηij). Selanjutnya menentukan banyak semut
Perhitungan perubahan nilai intensitas
(m) yang akan mencari jalur terpendek
peromon semut antar titik.Koloni semut
danmenentukan nilai penguapan jejak semut
akan meninggalkanperomon pada lintasan
(ρ) dimana nilai ρ harus > 0 dan < 1 untuk
antar titik yangdilaluinya. Adanya
mencegah jejak peromon yang tak terhingga.
penguapan dan perbedaan jumlah semut
Dan terakhir menentukan Jumlah siklus
yang lewat,menyebabkan kemungkinan
maksimum (NCmax) dimana nilai bersifat
terjadinya perubahan nilai intensitas
tetap selama algoritma dijalankan.
peromon semut antar titik (lokal).
2. Inisialisasi titik pertama setiap semut.
Persamaan perubahan ini adalah :
Setelah inisialisasi τij dilakukan,
kemudian m semut ditempatkan pada titik
pertama.
Lnn adalah panjang rute yang diperoleh,
Langkah 2 : lalu c adalah jumlah titik yang sudah dijalani
Pengisian titik pertama ke dalam tabulist. sedangkan ∆τijadalah perubahan intensitas
Hasil inisialisasi titik pertama setiap semut feromon.
dalam langkah 1 harus diisikan sebagai
elemen pertama tabulist. Hasil dari langkah Langkah 5 :
ini adalah terisinya elemen pertama tabulist Perhitungan harga intensitas peromon
setiap semut dengan indeks titik tertentu, semut antar titik untuk siklus selanjutnya
yang berarti setiap tabuk(1) bisa berisi (global). Harga intensitas peromon semut
indeks titik antara 1 sampai n sebagaimana antar titik pada semua lintasan antar titik ada
hasil inisialisasi pada langkah 1. kemungkinan berubah karena adanya
penguapan dan perbedaan jumlah semut
Langkah 3 : yang melewati. Untuk siklus selanjutnya,
Penyusunan rute kunjungan setiap semut semut yang akan melewati lintasan tersebut
ke setiap titik. Koloni semut yang sudah harga intensitasnya telah berubah.
terdistribusi ke sejumlah atau setiap titik, Harga intensitas peromon semut antar
akan mulai melakukan perjalanan dari titik titik untuk siklus selanjutnya dihitung
pertama, masing-masing sebagai titik asal dengan persamaan :
dan salah satu titik lainnya sebagai titik
tujuan, kemudian dari titik kedua masing-
masing, koloni semut akan melanjutkan Langkah 6 :
perjalanan dengan memilih salah satu dari Pengosongan tabu list, dan ulangi
langkah 2 jika diperlukan. Tabu list perlu
dikosongkan untuk diisi lagi dengan urutan diulang lagi hingga mencapai siklus
titik yang baru pada siklus selanjutnya, jika maksimum sebanyak 5 kali.
jumlah siklus maksimum belum tercapai 4. Jika jumlah semut dan siklus maksimal
atau belum terjadi konvergensi. Algoritma telah terpenuhi maka akan tampil Jarak
diulang lagi dari langkah 2 dengan harga dan Jalur terpendek.
parameter intensitas peromon semut antar 5. Jika tidak ditemukan Jarak dan Jalur
titik yang sudah diperbaharui. terpendek maka terjadi kondisi terbalik
Setiap parameter akan diuji dan dipilih atau disebut inverting condition, dimana
nilai yang terbaik untuk mendapatkan jalur mengubah titik awal dan titik tujuan
terpendek yang optimum dengan waktu menjadi sebaliknya.
tercepat pada sistem. Parameter yang akan 6. Tampil Jarak dan Jalur Terpendek.
diubah adalah τij, α, β, q0 dan ρ. Parameter
τij akan diuji dengan nilai 0.001, 0.01, 0.1, Pengujian Sistem
0.5 dan 1. Parameter α akan diuji dengan Sistem Berdasarkan Banyak Siklus
nilai 0, 0.5, 1, 2 dan 4. Parameter β akan (NCmax)
diuji dengan nilai yang sama seperti Pengujian ini dilakukan dengan cara
parameter α yaitu 0, 0.5, 1, 2 dan 4. Lalu mengubah banyaknya siklus dan diuji
parameter q0 akan diuji dengan nilai 0.1, 0.5, dengan pencarian antara titik asal dan titk
1, 3 dan 5. Terakhir parameter ρ yang akan tujuan yang tetap. Sedangkan untuk
diuji dengan nilai 0.01, 0.05, 0.1, 0.5 dan 1. parameter lainnya, digunakan nilai yang
Selain parameter-parameter diatas jumlah sama yaitu :
semut dan banyak siklus juga akan diuji Nilai ρ = 0.05
untuk mendapatkan rute optimum dengan Nilai α = 0.5
waktu pencarian sistem yang cepat. Nilai β = 1
Nilai q0 = 0.5
II. Hasil dan Pembahasan Nilai m = 10
Untuk mendapatkan jalur terpendek Pengujian ini akan diperoleh Jarak
pada sistem ini, terdapat tahap yang dilalui terpendek dan waktu rata-ratanya untuk
yaitu : mendapatkan jalur optimum. Hasil dari
1. Masukkan titik awal dan titik tujuan yang pengujian berdasarkan banyak siklus akan
berupa fasilitas umum ditunjukkan dalam tabel 1.
2. Inisialisasi Parameter berupa α, β, ρ, q0, Tabel 1 Hasil Pengujian Berdasarkan Banyak
dan m, dimana nilai parameter ini telah Siklus
ditentukan dan merupakan nilai terbaik. Jarak Waktu
3. Proses menghitung dengan menggunakan NCmax Keberhasilan
Terpendek rata-rata
algoritma semut. Untuk memulai Tidak
perhitungan terdapat 5 siklus, untuk 3 - 00:03:53 menemukan
siklus pertama maka proses pencarian jalur terpendek
Jalur terpendek
dengan jumlah semut 10 lalu dimulai 5 3078 meter 00:05:14
optimum
dengan menghitung nilai probabilitas. Jalur terpendek
8 3078 meter 00:07:39
Dimulai dengan siklus pertama dan optimum
semut pertama lalu kemudian 10 3078 meter 00:09:14
Jalur terpendek
perhitungan probabilitas dan nilai optimum
random, jika kota tujuan dicapai maka
dihitung jarak jalan yang dilalui jika Berdasarkan pengujian yang telah
tidak maka kembali menghitung nilai dilakukan dimana hasilnya telah
probabilitas. Perhitunhan akan terus dicantumkan pada tabel 1, NCmax
terjadi hingga semut mencapai jumlah mempengaruhi waktu pencarian dan hasil
maksimal. Jumlah maksimal yang telah pencarian. Pada saat NCmax berjumlah 3,
ditentukan adalah sebanyak 10 semut. sistem tidak mendapatkan jalur terpendek
setelah mencapai jumlah maksimal semut sedangkan saat NCmax berjumlah 5 hingga
maka perbaharui intensitas jarak 10, sistem telah menemukan jalur terpendek
feromon. Selanjutnya perhitungan dan semakin banyak siklus semakin lama
pula proses pencarian jalur terpendek.
mendapatkan jalur optimum. Hasil dari
pengujian berdasarkan nilai α akan
Sistem berdasarkan Banyak Semut (m) ditunjukkan dalam tabel 3.
Pengujian ini dilakukan dengan cara
mengubah banyaknya semut dan diuji Tabel 3 Hasil Pengujian Berdasarkan
dengan pencarian antara titik asal dan titk Parameter α
Jarak Waktu Keberhasi
tujuan yang tetap. Sedangkan untuk α
Terpendek rata-rata lan
parameter lainnya, digunakan nilai yang Kurang
sama yaitu : 0.01 3581 meter 00:05:50
Akurat
Nilai ρ = 0.05 0.1 3105 meter 00:05:42
Cukup
Nilai α = 0.5 Akurat
Nilai β = 1 Jalur
0.5 3078 meter 00:05:14 terpendek
Nilai q0 = 0.5 optimum
Nilai NCmax = 5 Jalur
Pengujian ini akan diperoleh Jarak 0.8 3078 meter 00:05:14 terpendek
terpendek dan waktu rata-ratanya untuk optimum
mendapatkan jalur optimum. Hasil dari Jalur
1 3078 meter 00:05:15 terpendek
pengujian berdasarkan banyak semut(m) optimum
akan ditunjukkan dalam tabel 2 berikut :
Berdasarkan hasil pengujian parameter α
Tabel 2 Hasil Pengujian Berdasarkan Banyak yang merupakan nilai dari tetapan
Semut (m)
pengendali intensitas feromon cenderung
Jarak Waktu lebih mempengaruhi hasil dari pencarian.
m Keberhasilan
Terpendek rata-rata
Proses Inverting
Terlihat saat α bernilai antara 0.5 hingga 1
dan Tidak telah mencapai hasil yang optimal.
3 - 00:02:45
menemukan
jalur terpendek Sistem berdasarkan Parameter β
Proses Inverting Pengujian ini dilakukan dengan cara
dan Tidak
5 - 00:04:21
menemukan mengubah nilai β dan diuji dengan pencarian
jalur terpendek antara titik asal dan titk tujuan yang tetap.
10 3078 meter 00:05:14
Jalur terpendek Sedangkan untuk parameter lainnya,
optimum digunakan nilai yang sama yaitu
Jalur terpendek Nilai ρ = 0.05
20 3078 meter 00:10:25
optimum
Nilai α = 0.5
Nilai q0 = 0.5
Berdasarkan pengujian yang telah
Nilai m = 10
dilakukan, pengaruh semut terhadap hasil
Nilai NCmax = 5
sangat signifikan. Dimana sistem
Pengujian ini akan diperoleh Jarak
memerlukan m sebanyak 10 untuk
terpendek dan waktu rata-ratanya untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
mendapatkan jalur optimum. Hasil dari
pengujian berdasarkan nilai β akan
Sistem berdasarkan Parameter α
ditunjukkan dalam tabel 4 berikut.
Pengujian ini dilakukan dengan cara
mengubah nilai α dan diuji dengan pencarian Tabel 4. Hasil Pengujian Berdasarkan
antara titik asal dan titk tujuan yang tetap. Parameter β
Jarak Waktu
Sedangkan untuk parameter lainnya, β Keberhasilan
Terpendek rata-rata
digunakan nilai yang sama yaitu 0.01 3581 meter 00:05:50 Kurang akurat
Nilai ρ = 0.05 Jalur terpendek
0.1 3081 meter 00:06:30
Nilai β = 1 optimum
Nilai q0 = 0.5 Jalur terpendek
0.5 3081 meter 00:06:05
Nilai m = 10 optimum
Jalur terpendek
Nilai NCmax = 5 0.8 3081 meter 00:05:30
optimum
pengujian ini akan diperoleh Jarak Jalur terpendek
1 3081 meter 00:05:14
terpendek dan waktu rata-ratanya untuk optimum
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, Sistem berdasarkan Parameter q0
parameter β yang merupakan nilai tetapan Pengujian ini dilakukan dengan cara
pengendali visibiltas ternyata mempengaruhi mengubah nilai q0 dan diuji dengan
waktu proses pencarian jalur terpendek. pencarian antara titik asal dan titk tujuan
Semakin tinggi nilai β maka akan semakin yang tetap. Sedangkan untuk parameter
cepat waktu eksekusinya. lainnya, digunakan nilai yang sama yaitu
Nilai α = 0.5
Sistem berdasarkan Parameter ρ Nilai β = 1
Pengujian ini dilakukan dengan cara Nilai ρ = 0.05
mengubah nilai ρ dan diuji dengan pencarian Nilai m = 10
antara titik asal dan titk tujuan yang tetap. Nilai NCmax = 5
Sedangkan untuk parameter lainnya, Pengujian ini akan diperoleh Jarak
digunakan nilai yang sama yaitu terpendek dan waktu rata-ratanya untuk
Nilai α = 0.5 mendapatkan jalur optimum. Hasil dari
Nilai β = 1 pengujian berdasarkan nilai q0 akan
Nilai q0 = 0.5 ditunjukkan dalam tabel 6.
Nilai m = 10
Nilai NCmax = 5 Tabel 6 Hasil Pengujian Berdasarkan
Pengujian ini akan diperoleh Jarak Parameter q0
terpendek dan waktu rata-ratanya untuk Jarak Waktu
q0 Keberhasilan
Terpendek rata-rata
mendapatkan jalur optimum. Hasil dari 0 3078 meter 00:05:14 Kurang akurat
pengujian berdasarkan nilai ρ akan Jalur terpendek
ditunjukkan dalam tabel 5. 0.5 3078 meter 00:05:39
optimum
0.8 3581 meter 00:05:50 Tidak Akurat
Tabel 5 Hasil Pengujian Berdasarkan Parameter Proses Inverting
ρ dan Tidak
1 - 00:10:50
Jarak Waktu menemukan jalur
ρ Keberhasilan terpendek
Terpendek rata-rata
Jalur Proses Inverting
0.05 3078 meter 00:05:14 terpendek dan Tidak
5 - 00:10:53
optimum menemukan jalur
Jalur terpendek
0.01 3078 meter 00:05:18 terpendek
optimum Selama proses pengujian diperoleh
Jalur bahwa ketika q0 bernilai 0 tingkat
0.1 3078 meter 00:05:19 terpendek keberhasilan menemukan jalur terpendek
optimum
Kurang yang optimal lebih tinggi dibandingkan
0.5 3581 meter 00:05:50 dengan q0 bernilai 0.8. ketika nilai q0
Akurat
0.9 3581 meter 00:05:53
Kurang bernilai 1 dan 5 sistem sama sekali tidak
Akurat dapat memberikan hasil. Ini menunjukkan
bahwa q0 sangat mempengaruhi peluang
Berdasarkan hasil pengujian parameter ρ pencarian titik tujuan.
yang merupakan intensitas penguapan
feromon, terlihat bahwa nilai ρ ternyata III. Simpulan
berpengaruh terhadap waktu proses Dari hasil penelitian yang dilakukan,
pencarian jalur terpendek yang optimal. maka dapat disimpulkan bahwa algoritma
Semakin tinggi nilai ρ maka akan semakin semut dapat diaplikasikan dalam
cepat waktu eksekusinya walaupun tidak menentukan rute terpendek fasilitas umum
terlalu signifikan. Selama proses pengujian antara dua titik yang diinginkan. Sistem ini
juga diperoleh bahwa nilai ρ cenderung dapat menunjukkan jalur-jalur terpendek
lebih mempengaruhi banyaknya antara dua titik yang diinginkan dan
keberhasilan pencarian apabila ρ bernilai menampilkan hasilnya pada peta. Dari hasil
antara 0.05 hingga 0.1. pengujian berdasarkan banyak siklus dan
banyak semut, semakin sedikit jumlah siklus
maka akan mempengaruhi terhadap waktu
sedangkan pada jumlah semut sangat
berpengaruh terhadap hasil pencarian jalur
terpendek. Selain itu dari hasil pengujian
berdasarkan parameter α tidak terlalu
signifikan mempengaruhi waktu pencarian
jalur terpendek dan hasil pengujian β, q 0 dan
mempengaruhi waktu eksekusi pencarian
jalur terpendek menuju lokasi tujuan.

IV. Daftar Pustaka

1. Fauzi, S.2010. “Pencarian Jalur


Terpendek Traveling Salesman
Problem Menggunakan Ant
Colony System”. Skripsi Jurusan
Teknik komputer Fakultas Teknik
dan Ilmu Komputer Universitas
Komputer Indonesia.
2. Leksono, A. 2009. “Algoritma Ant
Colony Optimization(ACO) untuk
menyelesaikan traveling salesman
problem (TSP)”. Skripsi Jurusan
Matematika Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Diponegoro.
3. Santosa, B dan Paul, W.2011.Metode
Metaheuristik-Konsep Dan
Implementasi. Surabaya:
Gunawidya.

Anda mungkin juga menyukai