Eoa PDF
Eoa PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu bentuk reaksi silang obat pada kulit adalah erupsi obat. Erupsi
obat atau drug eruption itu sendiri adalah reaksi pada kulit atau daerah mukokutan
yang terjadi sebagai akibat pemberian obat dengan cara sistemik. Obat ialah zat
Reaksi silang obat adalah reaksi berbahaya atau tidak diinginkan yang
diakibatkan dari penggunaan produk pengobatan dan dari reaksi tersebut dapat
diprediksikan bahaya penggunaan produk itu di masa yang akan datang sehingga
Reaksi silang obat adalah respon obat yang tidak diinginkan sehingga
sampai kematian.10-13
total 27.726 pasien dermatologi selama setahun. Erupsi obat terjadi pada 2-3%
pasien yang dirawat di rumah sakit, tetapi hanya 2% yang berakibat fatal. Insidens
erupsi obat pada negara berkembang berkisar antara 1-3%. Di India, kasus erupsi
obat mencapai 2-5%. Erupsi obat terjadi 2-3% dari seluruh reaksi silang obat.
obat. Insidens erupsi obat lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria. Lebih dari
50% kasus sindroma Stevens-Johnson dan hampir 90% penderita toxic epidermal
dengan orang dewasa, akan tetapi beberapa jenis kasus erupsi obat
2. Faktor genetik
antigen.10-12,16,17
hari.10-12,16,17
5. Bentuk obat
jarang digunakan secara topikal karena alasan ini. Dosis dan durasi
melalui mekanisme non imunologis yang disebabkan karena toksisitas obat, over
afinitas tinggi terhadap mastosit dan basofil. Pajanan pertama dari obat tidak
menimbulkan reaksi, tetapi bila dilakukan pemberian kembali obat yang sama,
syok. Mekanisme kedua adalah reaksi tipe II (reaksi autotoksis) dimana terdapat
melekat pada sel. Aktivasi sistem komplemen ini akan memacu sejumlah reaksi
Mekanisme ketiga adalah reaksi tipe III (reaksi kompleks imun) dimana
antibodi. Kompleks antigen antibodi ini mengendap pada salah satu tempat dalam
alergi seluler tipe lambat). Reaksi ini melibatkan limfosit. Limfosit T yang
tersensitasi mengadakan reaksi dengan antigen. Reaksi ini disebut reaksi tipe
lambat karena baru timbul 12-48 jam setelah pajanan terhadap antigen.21
Imunologis
Sindroma Stevens-Johnson
Fas/Fas ligand-induced apoptosis
Nekrolisis epidermal toksik
Non imunologis
malaise, dan nyeri sendi. Lesi biasanya timbul dalam 1-2 minggu
tetrasiklin.11,17,21,22
eritema dan rasa panas setempat. Obat penyebab yang sering ialah
fenilbutazon.11,17,21,22
rasa gatal.11,17,21,22
6. Vaskulitis
kontrasepsi oral.11,17,21,22
griseofulvin.11,17,21,22
yang timbul pada kulit yang eritematosa dapat disertai purpura dan
hari.11,17,21,22
epidermal toksik.11,17,21,22
generalisata akut terjadinya akut dan terdapat riwayat alergi obat. Pada Pustulosis
berbeda.11,17,21,22
1. Biopsi kulit
erupsi.10,12,14,24-26
2. Pemeriksaan laboratorium
Uji tempel (patch test) memberikan hasil yang masih belum dapat
membantu untuk saat ini, tetapi risiko dari timbulnya reaksi yang
lebih berat membuat cara ini harus dilakukan dengan cara hati-hati
legalnya.10,12,14,24-26
Dasar diagnosis erupsi obat adalah anamnesis yang teliti mengenai obat-
obatan yang dipakai, kelainan kulit yang timbul akut atau dapat juga beberapa hari
sesudah masuknya obat, dan rasa gatal yang dapat pula disertai demam yang
biasanya subfebris. Selain itu dilihat juga kelainan kulit yang ditemukan baik
timbul.11,17,21,22
jenis lesi dan distribusinya serta tanda ataupun gejala lain yang menyertainya.
kronologis mengenai cara pemberian obat serta jangka waktu antara pemakaian
obat dengan onset timbulnya erupsi harus ikut dikumpulkan. Tetapi ada kalanya
hal ini sulit untuk dievaluasi terutama pada penderita yang mengkonsumsi obat
yang mempunyai waktu paruh yang lama atau mengalami erupsi obat alergi yang
bersifat persisten.14
mungkin.14
sehari. Antihistamin yang bersifat sedatif dapat juga diberikan jika terdapat rasa
kortikosteroid.14
atau basah. Jika dalam keadaan kering dapat diberikan bedak salisilat 2%
ditambah dengan obat antipruritus seperti mentol ½-1% untuk mengurangi rasa
gatal. Jika dalam keadaan basah perlu digunakan kompres, misalnya larutan asam
salisilat 1%. Pada bentuk purpura dan eritema nodosum tidak diperlukan
dengan kelainan berupa eritema yang menyeluruh dan mengalami skuamasi dapat
Pada dasarnya erupsi kulit karena obat akan menyembuh bila obat
penyebabnya dapat diketahui dan segera disingkirkan. Akan tetapi pada beberapa
bentuk, misalnya eritroderma dan kelainan berupa sindrom Lyell dan sindroma
akibat sepsis.14
erupsi obat adalah sulfonamid yaitu sekitar 17%, lalu diikuti flurokuinolon sekitar
11,3%, analgesik sekitar 11,3%, anti epilepsi sekitar 11,3%, allopurinol sekitar
Menurut penelitian Young, Jong & Joo, jenis-jenis obat yang paling sering
menyebabkan erupsi obat adalah golongan antimikroba yaitu sekitar 34,10%, lalu
diikuti golongan anti konvulsan sekitar 32,88%, dan golongan anti inflamasi non
obat yang paling sering menyebakan erupsi obat adalah golongan antimikroba
yaitu sekitar 48,30%, lalu diikuti golongan anti inflamasi non steroid sekitar
21,90%. Menurut penelitian Shah, Desai & Dikshit jenis-jenis obat yang paling
golongan antimikroba yaitu sekitar 61,4%, lalu diikuti golongan anti inflamasi
non steroid sekitar 22,9%, dan obat anti epilepsi sekitar 10%. Menurut penelitian
Ghosh, Acharya & Rao (2006), jenis-jenis obat yang paling sering menyebakan
erupsi obat adalah golongan antimikroba yaitu sekitar 30%, lalu diikuti golongan
anti epilepsi sekitar 25%, obat anti tuberkulosis sekitar 11%, dan obat anti piretik
sekitar 9%.32,33
sering menyebakan erupsi obat adalah kotrimoksazol yaitu sekitar 22,2%, lalu
diikuti dapson sekitar 17,7% dan menurut penelitian Sharma, Sethuraman &
Kumar, jenis-jenis obat yang paling sering menyebakan erupsi obat adalah
golongan antimikroba yaitu sekitar 42,6% lalu diikuti golongan anti inflamasi non
Data demografik:
• Sex
• Umur
Reaksi • Ras
imunologis • HLA
Erupsi
Patogenesis
obat
Reaksi non Tipe klinis:
imunologis • Makulopapular/
morbiliformis
• Urtikaria/ angioedema
• Fixed drug eruption
• Eritroderma
• Purpura
• Vaskulitis
• Reaksi fotoalergik
• Pustulosis
eksantematosa
generalisata akut
• Sindroma Stevens-
Johnson
• Nekrolisis epidermal
toksik