De Quervain Syndrome adalah suatu bentuk peradangan yang disertai rasa nyeri dari
selaput tendon yang berada di sarung synovial, yang menyelubungi extensor pollicis brevis dan
abductor pollicis longus (Appley & Solomon,1995). De Quervain Syndrome merupakan bentuk
dari tenosynovitis.
Quervain Syndrome melibatkan peradangan pada extensor pollicis brevis dan abductor pollicis
Anatomi Fungsional
2.1.2.1 Osteologi
Tulang adalah organ yang padat, elastis, keras yang menyusun sistem kerangka. Fungsi
tulang sama dengan fungsi kerangka yaitu memberikan kekuatan pada badan, memberikan
bentuk, sebagai alat gerak pasif, juga sebagai pelindung alat dalam yang lunak tanpa
mengganggu fungsinya. Pada bagian ini penulis akan membahas mengenai tulang-tulang
1) Os Radius
Tulang ini termasuk tulang panjang yang terdiri dari tiga bagian yaitu epiphysis
proximalis, diaphysis dan epiphysis distalis. Epiphysis proximalis terdapat caput radii
berbentuk concave dan bagian superiornya terdapat fovea artikularis bertemu dengan
Caput radii ke distal membentuk collum radii dan corpus radii. Bagian proximal corpus
bagian anterior terdapat tuberositas radii untuk insertio m. bicep radii. Bagian sisi ulnar terdapat
margo interosea. Epiphysis distalis berukuran lebar dan tebal. Bagian sisi ulna terdapat lekukan
yang disebut incisura ulnaris yang bertemu dengan circumferential articularis (ulna)
membentuk articulation radio ulnaris distalis. Bagian distal terdapat dataran sendi segitiga yang
disebut facies articularis carpalis bersendi dengan carpalia proximal yaitu articulation
radiocarpalis. Ujung epiphysis distalis bagian lateral menonjol disebut prosessus styloideus
radii.
2) Os Ulna
Tulang ini juga termasuk tulang panjang sehingga terdiri dari epiphysis proximalis,
diaphysis dan epiphysis distalis. Epiphysis proximalis ke volar terdapat incisura trochlearis
yang bersendi dengan trochlea humeri membentuk articulatio humero ulnaris. Bagian proximal
dorsal terdapat tonjolan yaitu olecranon. Dataran radial ke volar terdapat incisura radialis
merupakan corpus ulnae. Sisi medial terdapat margo interosea, bagian proximal radial terdapat
crista musculi supinator untuk perlekatan m. supinator. Epiphysis distalis ukurannya lebih kecil
yang berakhir membulat disebut caput ulnae dengan dataran sendi circumferential articularis
ulna bertemu incisura ulnaris radius membentuk articulatio radioulnaris distalis. Ujung
3) Ossa Carpal
Os Carpus terdiri atas 8 tulang yaitu : deret proximal terdiri dari, os scapoideum, os
lunatum, os triquetrum, os pisiforme dan deret distal terdiri dari os trapezium, os trapezoideum,
Pada deret proximal terdiri dari : (1) Os Scapoideum, merupakan tulang besar dalam
majus dan os multangulum minus sedangkan di medial dengan os lunatum dan capitatum. (2)
os Lunatum, bentuknya seperti bulan sabit, di proximal bersendi dengan os radius dan diskus
articularis, di medial dengan os triquetrum, di lateral dengan os naviculare dan di distal dengan
os capitatum. (3) os Triquetrum, bentuknya seperti piramid, dengan bagian apeknya mengarah
bersendi dengan diskus artikularis dan di distal dengan os hamatum. (4) os Pisiforme,
Pada deret distal terdiri dari : (1) Os trapezium, pada bagian distal terdapat
permukaan sendi yang menyerupai pelana untuk os metacarpal I. Antara permukaan sendi
distal dan medial terdapat sendi yang lebih kecil untuk bersendi dengan os metacarpal II. Di
(os trapezoideum), pada bagian dorsal lebih lebar dari pada permukaan volar. Bersendi di
multangulum majus dan di medial dengan os capitatum. (3) Os capitatum, merupakan os carpal
yang paling besar. Di proximal bersendi dengan os naviculare dan os lunatum. Di lateral
bersendi dengan os multangulum minus. Di medial dengan os hamatum dan di lateral terutama
dengan os metacarpal III serta sebagian dengan ossa metakarpalia II dan IV. (4) Os hamatum
pada permukaan folarnya terdapat hamulus yang melengkung ke latelar. Hamulus (bangunan
seperti lidah) berhubungan dengan m. fleksor digiti minimi brevis dan ligament pisohamatum.
proximal dan di medial dengan os triquetrum sedangkan di proximal dan lateral dengan os
lunatum.
4) Os Metacarpal
dan basis. Pada semua terdapat permukaan sendi pada salah satu ujungnya (basis) untuk
bersendi dengan ossa carpalia dan pada ujung lainnya (capitulum) untuk phalanges. (1) Os
Metacarpal 1 yaitu berbentuk pelana, (2) Os Metacarpal II mempunyai lekukan yang
menghadap ke proximal untuk bersendi dengan os carpal dan pada sisi medial dengan
metacarpal III (3) Os Metacarpal III pada sisi dorsal basis metacarpal III terdapat processus
styloideus dan di sisi radial terdapat permukaan sendi untuk metacarpal II, proximal
berhubungan dengan ossa carpalia dan pada sisi ulnar terdapat dua permukaan sendi untuk
bersendi dengan os metacarpal IV, (4) Os Metacarpal IV di sisi radial mempunyai dua
permukaan sendi tetapi di sisi ulnar hanya mempunyai satu permukaan sendi, (5) Os
Metacarpal V.
2.1.2.2 Myologi
Otot adalah suatu organ atau jaringan yang merupakan alat gerak aktif yang memiliki
Otot Lengan Bawah dibagi menjadi tiga bagian yaitu otot lengan bawah bagian
Otot yang terdapat pada bagian ventral lengan bawah : terdiri dari kelompok
a. Kelompok Superfisial
Terdiri dari : (a) Musculus Pronator Teres. Otot ini terdiri dari dua caput yaitu caput
humerale dan caput ulnare. Caput humerale berorigo pada epicondylus medialis humeri, dan
caput ulnar berorigo pada facies medialis ulnae disebelah distal processus coronoideus ulnae.
Insertionya pada sepertiga tengah facies lateralis radii. Persarafan : n. medianus. Fungsinya
pada sendi siku caput humeri untuk pronasi dan flexi sedangkan untuk caput ulnare untuk
pronasi. (b) Musculus Flexor Carpi Radialis, origonya pada epicondylus medialis humeri,
fascia antebrachii. Insertionya pada permukaan palmar basis ossis metacarpi II. Persarafan : n.
medianus. Fungsinya pada sendi siku untuk flexi dan pronasi sedangkan untuk sendi
pergelangan tangan untuk flexi palmar (c) Musculus Palmaris Longus, origonya pada
Persarafan : n. medianus. Fungsinya pada sendi siku untuk flexi dan pada sendi pergelangan
tangan flexi palmar. (d) Musculus Flexor Carpi Ulnaris terdiri dari dua caput yaitu : caput
humeral origonya pada epicondylus medialis humeri, dan caput ulnar origonya pinggir dorsal
ulna Insertionya pada os fisifome. Persarafan : n. ulnaris. Fungsinya pada sendi siku untuk flexi
b. Kelompok Profundus
Terdiri dari : (a) Musculus Flexor Digitorum Profundus, origonya pada facies
volar ulna dan membrana interossea. Insertionya pada phalang distal jari II-V. Persarafan :
Ramus Interoseus anterior n. medianus dan ulnaris. Fungsinya untuk flexi sendi - sendi jari II-
V. (b) M. Flexor Pollicis Longus, origonya pada facies anterior radii. Insertionya pada phalang
distal I. Persarafan : Ramus Interoseus anterior n . medianus. Fungsinya untuk flexi ibu
jari. (c) Pronator Quadratus, origonya pada facies volaris ulnae pada bagian distal.
Insertionya pada facies volar radii. Persarafan: Ramus Interoseus n. medianus. Fungsinya
untuk pronasi.
Kelompok otot yang terdapat pada bagian radial lengan bawah yaitu
kelompok Superficialis : (a) M. Brachioradialis, origonya pada margo radial humeri. Inserionya
pada prossesus styloideus radii. Persarafan : Ramus Profundus n. radialis. Fungsinya untuk
flexi (b) M. Extensor Carpi Radialis Longus, origonya pada margo lateralis humeri sebelah
distal origo m. brachio radialis. Insertionya pada basis ossis metacarpalis II. Persarafan : Ramus
Profundus n. radialis. Fungsinya pada sendi siku untuk flexi, supinator, dorso flexi dan abduksi
radialis radiocarpea dan articilatio intercarpea. (c) M. Extensor Carpi Radialis Brevis, origonya
epicondylus lateralis humeri. Insertionya pada basis ossis metacarpalis III. Persarafan : Ramus
Profundus n. radialis. Fungsinya pada sendi siku untuk flexi, pronasi dan supinasi.
Otot yang terdapat pada bagian dorsalis lengan bawah dibagi dua kelompok yaitu
a. Kelompok Superficialis
humeri, Insertionya pada aponeurosis dorsalis pada jari II-V. Persarafan : Ramus Profundus n.
radialis. Fungsinya pada sendi siku untuk ekstensi sedangkan untuk sendi pergelangan tangan
untuk flexi dorsal. (b) Musculus Extensor Digiti Minimi, origonya pada epicondylus lateralis
humeri. Insertionya pada aponeurosis dorsal jari 5. Persafan : Ramus Profundus n. radialis.
Fungsinya untuk extensi jari - jari ke 5. (c) M. Extensor carpi ulnaris, origo pada caput humeral
epicondylus lateral humeri dan pada caput ulnar terletak pada fascia antebrachii. Insertionya
a. Kelompok Profundus
Terdiri dari : (a) Musculus Abductor Pollicis Longus, origonya pada Seperempat
distal facies posterior ulnae, membrane interossea. Insertionya pada phalanx distalis pollicis.
Fungsinya untuk ekstensi. (b) Musculus Ekstensor Pollicis Brevis, origonya pada Facies
posterior radii, membrane interossea. Insertionya pada basis phalanges proximalis ibu jari.
2) Otot Wrist
Pada otot ini penulis akan membagi dalam tiga kelompok yaitu otot interossei, otot
Terdiri dari: (a) Mm. Lumbricales I-IV, origonya pada sisi radial tendo I dan II, serta
sisi-sisi tendo II-IV M. flexor digitorum profundus yang saling berhadapan. Insertionya
berinsensi di sebelah radial aponeurosis dorsalis jari II-V. Persarafan : n. medianus (I,II), n.
ulnaris (III,IV). Fungsinya pada sendi metacarpophalangeal (III-V) untuk flexi abduksi radial
sedangkan pada sendi-sendi jari (II-V) untuk extensi. (b) Mm. Interossei Palmares I-III,
origonya pada sisi ulnar os metacarpi II, sisi radial ossa metacarpi IV dan V. Insertionya
menyebar ke aponeurosis dorsalis jari II,IV dan V. Persarafan : Ramus Profundus n. ulnaris.
Fungsinya pada sendi metacarpophalangeal (II,IV,V) untuk flexi sedangkan pada sendi-sendi
jari (II,IV,V) untuk ekstensi. (c) Mm. Interossei Dorsalis I-IV, origonya pada sisi-sisi ossa
Fungsinya pada metacarpophalangeal joints (II-IV) untuk flexi sedangkan untuk sendi-sendi
Terdiri dari : (a) M. Abductor Pollicis Brevis, origonya pada retinaculum musculorum
flexorum dan tuberculum ossis scapoidei. Insertionya pada sesamoideum radial sendi
metacarpophalangeal ibu jari tangan, tepi radial basis phalang proximalis ibu jari, berinsersi ke
aponeurosis dorsalis ibu jari. Persarafan : n. medianus. Fungsinya pada sendi carpometacarpal
ibu jari untuk abduksi dan opposisi sedangkan pada sendi metacarpophalangeal ibu jari untuk
flexi. (b) Musculus Fleksor Pollicis Brevis, origonya pada caput superficial terdapat di
retinaculum musculorum flexorum dan pada caput profundum terdapat di ossa capitatum,
trapezium, trapezoideum, basis ossis metacarpi I. Insertionya pada os sesamoideum radial pada
sendi metacarpophalangeal ibu jari, tepi radial basis phalang proximalis ibu jari, berinsersi ke
apeneurosis dorsalis ibu jari. Fungsinya pada sendi carpometacarpal ibu jari untuk opposisi dan
adduksi sedangkan pada sendi metacarpophalangeal ibu jari untuk flexi. (c) Musculus
Opponens Pollicis, origonya pada retinaculum musculorum dan tuberculum ossis trapezii.
Insertionya
pada seluruh tepi radial os metacarpi I. Persarafan : n. medianus dan n. ulnaris. Fungsinya pada
sendi carpometacarpal ibu jari untuk oposisi. (d) Musculus adductor Pollicis, origonya pada
caput obliqum terdapat di os capitatum, basis ossis metacarpi II, lig carpi radiatum sedangkan
pada caput transversum terdapat pada permukaan palmar os metacarpi III. Insertionya pada os
sesamoideum ulnar
pada sendi metacarpophalangeal joint ibu jari, tepi ulnar basis phalang proximalis ibu jari,
berinsersi ke aponeurosis dorsalis ibu jari. Persarafan : Ramus Profundus nerfus ulnaris.
Fungsinya pada sendi carpometacarpal ibu jari untuk opposisi sedangkan pada
2.1.2.4 Ligament
Pada sendi pergelangan tangan dan tangan terdapat ligament, yaitu : (1) Ligament radio
carpea volare, Ligament ini membentang dari processus stiloideus radii, ditepi volar fasies
articularis carpea radii menuju ke ossa naviculare, lunatum dan trikuetrum. (2) Ligament radio
membentang dari posterior facies articularis carpea radii menuju ossa naviculare, lunatum dan
triquetrum. (3) Ligament Colaterale carpi radiale, ligamentt ini membentang dari processus
stiloideus radii menuju ke os naviculare. (4) Ligament collaterale carpi ulnare, ligament ini
Biomekanik adalah ilmu tentang gerakan tubuh pada manusia. Biomekanik pada sendi
1) Osteokinematik
Osteokinematik adalah pergerakan yang terjadi pada tulang. Osteokinematik pada sendi
Osteokinematik yang terdapat pada ibu jari terdapat tiga sendi yang terdiri dari
metacarpophalangeal memiliki 2 gerakan yaitu flexi dan extensi, flexi memilki lingkup gerak
sendi 0°-55° sedangkan untuk extensi 0°-50. Sendi interphalangeal merupakan sendi engsel
dengan 2 gerakan flexi dan extensi. Pada sendi carpometacarpal sendi ini merupakan tipe sendi
saddle dimana berperan besar pada ibu jari, sendi ini memiliki empat gerakan diantaranya flexi
2) Arthrokinematik
arthokinematik pada radiocarpal joint adalah pada palmar flexi translasi distal radius ke dorsal,
dorsal flexi translasi distal radius ke arah palmar, ulnar deviation translasi ke arah radial. Radial
deviation ke arah ulnar, traksi ossa carpea ke arah distal searah axis os radii, sedikit serong ke
palmar-ulnar. Pada
translasi ke radial, abduksi translasi ke dorsal, adduksi translasi ke palmar, traksi ke distal
palang proximal ke palmar, ekstensi ke dorsal, traksi ke distal sesuai axis longitudinal phalang.
2.1.2.6 Inervasi
Inervasi yang terdapat pada pergelangan tangan dan tangan adalah sebagai berikut :
1) Nervus Medianus
Berasal dari plexus brachialis dengan dua buah caput yaitu medial dari fasciculus
medialis dan caput lateral dari fasciculus lateralis. Kedua caput tersebut bersatu pada tepi
bawah m. pectoralis minor, serabut-serabut di dalam truncus berasal dari tiga segmen cervical
bawah dan dari segmen thoracal pertama medulla spinalis. Cabang motoriknya berjalan ke
anterbrachium volaris. Misalnya otot m. fleksor digitorum profundus jari II-IV, m. fleksor
pollicis longus juga mensarafi n. digitalis vollaris communis. Dimana Ramus muscularis
fleksor pollicis brevis. Mensarafi : m. lumbricalis II,III dan kulit dorsal jari II-IV dan kulit
2) Nervus Ulnaris
brachialis. Serabut saraf ini terdiri atas serabut-serabut yang berasal dari segmen C8 dan Th1.
Cabang-cabang motorik dalam lengan bawah mensarafi m. fleksor carpi ulnaris dan caput
seluruh otot-otot profundus yang kecil yang berada di sebelah medial tendon m. fleksor longus
ibu jari tangan kecuali dua buah otot lumbricales yang pertama.
3) Nervus Radialis
Merupakan cabang yang besar dari plexus brachialis. Serabut-serabutnya berasal dari
tiga segmen cervical terakhir serta dari segmen thoracal pertama medula spinalis. Cabang-
cabang motorik dalam lengan yang mensarafi m. triceps, m. anconeus dan bagian atas
longus dan extensor pollicis, dan n. interoseus (antebrachii) dorsalis, mm. extensor pollicis,
melalui membrane interosea menuju dataran dorsal manus. b) Ramus Superficialis, berjalan
melewati m. supinator, m. brachio radialis, m. brachialis dengan extensor carpi radialis longus,
berjalan diatas ligamentt carpi dorsalis ke distal di atas processus styloideus radii ke telapak
tangan. Disini memberikan cabang : n. ulnaris yang akhirnya di luar fascia pada telapak tangan
menyebar menjadi lima nervus digitalis dorsalis dimana berjalan kearah distal menuju jari I-II
sebanyak 4 buah, dan 1 buah pada dataran radial jari III yang menginervasi kulit dorsum dan
jari I-III.
2.1.2.7 Vaskularisasi
Pada bagian ini penulis akan membahas mengenai arteri dan vena yang terdapat pada
1) Arteri
Arteri adalah pembuluh nadi yang membawa darah yang berisi O2 dari jantung ke
jaringan, kecuali arteri pulmonalis yang mebawa darah ke pulmonal dimana mengandung CO2.
(1) Arteri yang akan dibahas oleh penulis yaitu : Arteri Radialis berasal dari cabang Arteri
brachialis yang berjalan kearah distal dan lateral di bawah brachioradialis. Dibagian distal
lengan bawah arteri radialis terletak di permukaan anterior radius dan melingkari lateral radius.
(2) Arteri princeps pollicis berasal dari arteri radialis sewaktu akan memasuki telapak tangan
yang berjalan kearah distal pada palmar os metacarpal lalu bercabang di phalang proximal
membentuk menjadi dua cabang yang berjalan di sisi-sisi sepanjang phalang. (3) Arteri
Radialis Indicis berasal dari arteri radialis tetapi dapat juga berasal dari arteri princeps pollicis
dan berjalan di sepanjang sisi medial phalang I dan di sepanjang lateral Arteri. Digitales
palmares propriae ke ujung distal jari. (4) Arteri arcus palmaris Superficialis merupakan
lanjutan dari
arteri ulnaris, Arcus Palmaris superficialis cabang-cabang yang lain, berjalan melengkung
kearah lateral.
2) Vena
Vena adalah pembuluh darah balik yang mengantar darah kotor menuju ke jantung yang
bersisi pembuluh darah kecil yang terbentuk dari penyatuan kapiler- kapiler, Penulis akan
sisi radial dorsum manus dari cabang-cabang jalinan vena dan menerima darah dari telapak
tangan melalui vena-vena Intercarpitalis, keaarah proximal berjalan pada sisi radial antebrachii
menuju ke fosa cubiti. (2) Vena basilica melanjutkan melalui sulcus bicipital ke trigonu
deltoidea pectoralis dimana menembus fascia dan berjalan ke vena axilaris. (3) Vena arcus
venosus dorsalis manus berasal dari sisi ulnaris dorsum manus, berjalan pada sisi ulnaris
antebrachii ke fossa cubiti yang berhubungan dengan vena cephalica melalui vena medianusa
cubiti.
Tendon adalah suatu jaringan ikat fibrosa yang kuat yang menghubungkan otot ke tulang,
tendon lebih kuat daripada otot, tendon berfungsi unuk menghantarkan kekuatan dari otot ke
pengungkit tulang sehingga menghasilkan gerakan persendian, penahan goncangan dan tempat
penyimpanan energi, tendon bertindak sebagai tali, selubung tendon mengelilingi tendon dan
mengeluarkan cairan sinovial yang berfungsi sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan
selama gerakan. Faktor penyebab kelainan tendon yaitu : (1) faktor intrinsik yang terdiri
dari ketidakseimbangan dari otot, kelemahan otot, pergerakan sendi yang berlebihan. (2) faktor
Otot ekstensor pollicis brevis dan abductor pollicis longus merupakan dua otot yang
bekerja secara berdampingan dan hampir mempunyai fungsi yang relatif sama yaitu
menggerakkan ibu jari menjauh dari tangan atau disebut sebagai radial
abduksi. De Quervain Syndrome pada umumnya dikenal sebagai kondisi peradangan atau
tendosinovitis tetapi evaluasi histologi khusus menunjukkan tidak adanya peradangan yang
kecil yang berulang-ulang secara perlahan dan makin lama semakin menjadi berat. De
Quervain Syndrome ini dapat menimbulkan degenerasi dini pada jaringan yang tertekan.
Dimana terjadi rasa sakit yang timbul dari otot yang overuse.
Cedera ini yang terjadi pada prinsipnya upaya penyembuhan yaitu memberikan
kesempatan jaringan untuk sembuh sehingga tidak menimbulkan jaringan ynag tidak
diinginkan. Oleh karena itu bahwa prinsip pelaksanaan fisioterapi pada kondisi De Quervain
Syndrome satu, dua, tiga jelas berbeda. Injury menimbulkan kerusakan jaringan diikuti
perdarahan < 20 mnt, Fase inflamasi < 24-36 jam ditandai tumor, dolor, calor, rubor dan
fungsiolesa. Proses pemulihan : proliferasi (2 – 4 hari) nyeri primer menurun dan terjadi
adhesion, produksi (4 hr-3 mgg) nyeri regang dan ketegangan/kontraktur jaringan lunak.
Remodeling (3 mgg-3 bulan) pemulihan bentuk dan fungsi fase maturasi dan remodeling
merupakan proses yang lama. Proses ini terjadi realignment atau remodelilng dari jaringan
kolagen. Proses penguraian dan sintesa kolagen menjadi suatu jaringan yang kuat dan teratur.
Biasanya dalam 3 minggu jaringan yang kuat, elastic, dan tanpa perdarahan sudah terjadi. Fase
akut : Nyeri akut bisa berlangsung beberapa menit atau beberapa hari, nyeri akut sering
didefinisikan sebagai nyeri yang tiba-tiba meskipun bukan selalu tapi biasanya penyebabnya
jelas dan berlangsung dalam waktu yang terbatas. (Newton A.R, 1990). Fase kronik :
didefinisikan sebagai nyeri dengan durasi yang lama acap kali berhubungan dengan nyeri fisik
dan mental, depresi, kecemasan dan keputus asaan dan bisa berlangsung berbulan-bulan atau
2.1.3.1 Etiologi
De Quervain Syndrome terjadi akibat dari aktifitas yang berlebihan pada otot-otot
pergelangan tangan yang akan menyebabkan kerusakan, biasanya pada m. extensor pollicis
merusak sel karena trauma, infeksi, ischemia, sekunder atau agen fisik. Reaksi radang untuk
memulai proses healing, tetapi proses healing tidak terjadi sampai reaksi peradangan reda.
Dengan dimulainya respon peradangan maka siklus perlukaan telah terlihat. Dalam persendian
dan struktur peri artikuler reaksi jaringan mengarah kepada reaksi yang berlebihan, synovial
menjadi hipertensi, kadang hematrosis dan akhirnya proses ini tidak terlewati akan terjadi
degenerasi. Jaringan lunak lainnya reaksi salah satunya adalah oedem dan kadang disertai
hemorage. Perubahan ini membuat peradangan mengarah pada nyeri dan protektif spastik
Gejala yang sering muncul adalah nyeri tekan, bengkak pada ibu jari dan kesulitan
dalam aktivitas menggenggam. Beberapa gejala yg dapat terjadi akibat penyakit De Quervain
Syndrome menurut (Prasetya Hudaya) diantaranya adalah : (1) Jika ditekan terasa tidak nyaman
pada daerah tersebut, (2) Terkadang terasa adanya hambatan gerak pada ibu jari, (3) adanya
nyeri tekan pada proccesus styloideus radii, (4) Gerakan aktif menimbulkan nyeri yang hebat.
2.1.3.3 Diagnosa Banding
dalam sindrom terowongan karpal atau penyakit saraf menengah di pergelangan tangan, adalah
suatu kondisi medis di mana saraf tengah (medianus) tertekan di bagian pergelangan,
mengakibatkan parastesia, mati rasa dan kelemahan otot di tangan. Gejala malam hari dan
Perbedaan antara carpal tunnel syndrome dengan De Quervain Syndrome yaitu pada
letak nyeri, CTS terasa nyeri pada nervus medianus sedangkan pada De Quervain Syndrome
Teknologi Fisioterapi yang digunakan ialah Ultra Sound Diathermi dan Terapi Latihan
Bunyi adalah peristiwa getaran mekanik dengan bentuk gelombang longitodinal yang
berjalan melalui medium tertentu dengan frekuensi yang variable. Frekuensi bunyi Infra sonic
< 20 Hz, Audio sonic 20-20.000 Hz, Ultra sonic > 20.000 Hz.
Dalam dunia medis gelombang ultra sonic digunakan untuk berbagai tujuan antara lain
yaitu untuk tujuan terapeutik disebut juga Ultra Sound Diathermi dengan frekuensi 0,7-3 MHz.
2.3.2 Stretching
2.3.2.1 Pengertian
beberapa manuver pengobatan yang di tujukan untuk memperpanjang pemendekan soft tissue
secara patologis dan untuk menambah luas gerak sendi. Stretching juga dapat berarti
peregangan.
Dalam kasus ini akan dipakai metode pasif stretching. Prosedur dalam melakukan
peregangan adalah sebagai berikut : (1) pilih kelompok otot yang akan diregangkan dan
kemudian ambil posisi untuk memulai peregangan, (2) lakukan kontraksi aktif pada otot
antagonis atau kelompok otot yang berlawanan, (3) lakukan pergerakan cepat dan perlahan, (4)
tahan selama 1-6 detik dan kemudian lepaskan regangannya, (5) ulangi empat hingga enam
kali.
Stretching
Posisi Pasien : duduk senyaman mungkin dengan tangan kiri disuport bantal. Posisi
Terapis : terapis berada didepan pasien. Tangan kiri terapis memfiksasi di sendi wrist dan
tangan terapis yang kanan menggenggam ibu jari kiri dari persendian carpometacarpal.
Terlebih dahulu pasien diberikan penjelasan mengenai manfaat latihan yang diberikan.
Pelaksanaan : ini dilakukan oleh batuan terapis dalam posisi ini pasien dan terapis yang telah
dibahas, maka pelaksanaan terapi di mulai dengan terapis memberikan contoh terlebih dahulu,
satu persatu dari 2 gerakan yang akan diberikan. Selanjutnya pasien mengikuti dan mulai
melakukan gerakannya satu persatu. Terapis memberikan dorongan ke arah fleksi dan adduksi
pada persendian carpometacarpal sebanyak sepuluh kali pengulangan dengan bertahan pada
2.3.2.4 Frekuensi
Frekuensi stretching yang terbaik adalah 3-5 kali perminggu. Frekuensi stretching
yang sangat efektif dilakukan sebanyak 4 kali dalam setiap kali pertemuan (Walker, 1971)
2.3.2.5 Intensitas
Peregangan bukan aktivitas yang menyakitkan, ia harus menyenangkan santai dan
bermanfaat. Tetapi banyak orang percaya bahwa untuk mendapat manfaat lebih dari
peregangan maka mereka harus melakukan peregangan sampai merasakan sakit. Ini adalah
Ketika otot diregangkan hingga ke titik rasa sakit maka tubuh akan mempertahankan
mekanisme yang disebut stretch reflek. Ini adalah cara menjaga keselamatan tubuh untuk
mencegah cidera serius yang terjadi pada otot, tendon dan persendian. Peregagan mereflexikan
Sehingga untuk menghindari reflexi regangan, hindari rasa sakit. Jangan pernah
memaksakan peregangan sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman. Hanya peregangan pada
titik dimana tegangan yang dapat dirasakan di otot. Dengan cara ini, cidera dapat dihindari dan
Banyak literatur yang menganjurkan durasi untuk stretching antara 10-30 detik.
Pendapat lain merekomendasikan 12-18 detik dengan alasan rileksasi terjadi pada periode ini.
Untuk melakukan peregangan isometrik, lakukan posisi peregangan pasif dan kemudian
melakukan kontraksi otot yang diregangkan selama10-15 detik. Pastikan semua gerakan bagian
tubuh dibatasi. Kemudian kendurkan otot selama 20 detik. Prosedur ini harus diulangi 2-5 kali.
(Walker, 1971).
Pemeriksaan gerakan dasar merupakan suatu cara pemeriksaan dengan jalan melakukan
gerakan. Pemeriksaan gerak dasar meliputi gerak aktif, pasif, dan gerak isometrik melawan
tahanan.
dan kiri ke arah fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi . Informasi yang didapatkan yaitu, pada
ibu jari kanan pasien mampu melakukan gerak aktif ke semua arah gerakan dengan full ROM
tanpa disertai nyeri. Sedangkan pada ibu jari kiri pasien mampu menggerakan ke arah ekstensi
dan abduksi tetapi tidak full ROM dan disertai nyeri. Pada gerak flexi dan adduksi pasien
Untuk pemeriksaan gerak pasif ini dilakukan oleh terapis, dimana terapis menggerakan
ibu jari pasien kanan dan kiri ke semua arah fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi. Informasi yang
didapatkan yaitu, pada ibu jari kanan mampu digerakan terapis ke semua arah gerak tanpa nyeri
dan full ROM. Sedangkan pada ibu jari kiri tidak merasakan nyeri pada akhir gerak fleksi
dengan end feel soft, saat gerak ekstensi pasien merasakan nyeri dengan end feel hard dan
abduksi dengan end feel firm, saat gerak adduksi pasien tidak merasa nyeri dengan end feel
soft.
Pada pemeriksaan ini terapis memberikan tahanan yang berlawanan dengan arah
gerakan yang dilakukan pasien. Informasi yang didapatkan yaitu, pasien mampu melakukan
gerakan isometric melawan tahanan maksimal pada ibu jari kanan, sedangkan pada ibu jari kiri
pasien tidak mampu melakukan gerak isometrik melawan tahanan minimal maupun maksimal
ke arah gerak ekstensi dan abduksi sedangkan saat digerakkan adduksi pada ibu jari kiri pasien
tes-tes yang dapat dilakukan pada setiap gangguan pada thumb, pada kasus De Quervain
sinistra terapis melakukan tes finkelstein, dimana tes ini dilakukan untuk menentukan ada atau
tidaknya penyempitan di terowongan ligamentum dorsal pergelangan tangan yang dilintasi
selubung tendon abduktor policis longus dan ekstensor policis brevis. Pasien disuruh mengepal
dengan ibu jari yang didalam kepalan jari-jari lainnya, kemudian pasien disuruh melakukan
ulnofleksi tangan pada sendi pergelangan tangan. Bila pasien merasakan nyeri pada waktu
melakukan gerakan tersebut, maka terowongan pergelangan tangan menyempit. Pada kondisi
De Quervain sinistra didapatkan hasil adanya nyeri ada saat melakukan gerakan ulnofleksi kiri.