Anda di halaman 1dari 19

Definisi

De Quervain Syndrome adalah suatu bentuk peradangan yang disertai rasa nyeri dari

selaput tendon yang berada di sarung synovial, yang menyelubungi extensor pollicis brevis dan

abductor pollicis longus (Appley & Solomon,1995). De Quervain Syndrome merupakan bentuk

dari tenosynovitis.

Tenosynovitis adalah peradangan selaput tendon yang berada di sarung synovial. De

Quervain Syndrome melibatkan peradangan pada extensor pollicis brevis dan abductor pollicis

longus. (Stanley & Susan,1999)

Anatomi Fungsional

2.1.2.1 Osteologi

Tulang adalah organ yang padat, elastis, keras yang menyusun sistem kerangka. Fungsi

tulang sama dengan fungsi kerangka yaitu memberikan kekuatan pada badan, memberikan

bentuk, sebagai alat gerak pasif, juga sebagai pelindung alat dalam yang lunak tanpa

mengganggu fungsinya. Pada bagian ini penulis akan membahas mengenai tulang-tulang

daerah lengan bawah dan tangan.

1) Os Radius

Tulang ini termasuk tulang panjang yang terdiri dari tiga bagian yaitu epiphysis

proximalis, diaphysis dan epiphysis distalis. Epiphysis proximalis terdapat caput radii

berbentuk concave dan bagian superiornya terdapat fovea artikularis bertemu dengan

capitulum humeri membentuk articulacio humeroradialis. Pada caput radii terdapat

circumferential articularis (radii) bertemu dengan incisura radialis (ulna) membentuk

articulation radioulnaris proximalis.

Caput radii ke distal membentuk collum radii dan corpus radii. Bagian proximal corpus

bagian anterior terdapat tuberositas radii untuk insertio m. bicep radii. Bagian sisi ulnar terdapat

margo interosea. Epiphysis distalis berukuran lebar dan tebal. Bagian sisi ulna terdapat lekukan
yang disebut incisura ulnaris yang bertemu dengan circumferential articularis (ulna)

membentuk articulation radio ulnaris distalis. Bagian distal terdapat dataran sendi segitiga yang

disebut facies articularis carpalis bersendi dengan carpalia proximal yaitu articulation

radiocarpalis. Ujung epiphysis distalis bagian lateral menonjol disebut prosessus styloideus

radii.

2) Os Ulna

Tulang ini juga termasuk tulang panjang sehingga terdiri dari epiphysis proximalis,

diaphysis dan epiphysis distalis. Epiphysis proximalis ke volar terdapat incisura trochlearis

yang bersendi dengan trochlea humeri membentuk articulatio humero ulnaris. Bagian proximal

dorsal terdapat tonjolan yaitu olecranon. Dataran radial ke volar terdapat incisura radialis

bersendi dengan caput radii membentuk articulation radioulnaris proximalis. Diaphysis

merupakan corpus ulnae. Sisi medial terdapat margo interosea, bagian proximal radial terdapat

crista musculi supinator untuk perlekatan m. supinator. Epiphysis distalis ukurannya lebih kecil

yang berakhir membulat disebut caput ulnae dengan dataran sendi circumferential articularis

ulna bertemu incisura ulnaris radius membentuk articulatio radioulnaris distalis. Ujung

epiphysis bagian dorsal medial menonjol disebut processus styloideus.

3) Ossa Carpal

Os Carpus terdiri atas 8 tulang yaitu : deret proximal terdiri dari, os scapoideum, os

lunatum, os triquetrum, os pisiforme dan deret distal terdiri dari os trapezium, os trapezoideum,

os capitatum dan os hamatum.

(1) Pada baris deret proximal:

Pada deret proximal terdiri dari : (1) Os Scapoideum, merupakan tulang besar dalam

baris proximal, di proximalnya bersendi dengan os radius, di distal dengan os multangulum

majus dan os multangulum minus sedangkan di medial dengan os lunatum dan capitatum. (2)

os Lunatum, bentuknya seperti bulan sabit, di proximal bersendi dengan os radius dan diskus
articularis, di medial dengan os triquetrum, di lateral dengan os naviculare dan di distal dengan

os capitatum. (3) os Triquetrum, bentuknya seperti piramid, dengan bagian apeknya mengarah

ke medial. Dasarnya menghadap ke lateral dan bersendi dengan os lunatum. Di proximal

bersendi dengan diskus artikularis dan di distal dengan os hamatum. (4) os Pisiforme,

merupakan os carpal yang paling kecil.

(2) Pada baris deret distal :

Pada deret distal terdiri dari : (1) Os trapezium, pada bagian distal terdapat

permukaan sendi yang menyerupai pelana untuk os metacarpal I. Antara permukaan sendi

distal dan medial terdapat sendi yang lebih kecil untuk bersendi dengan os metacarpal II. Di

proximal, os multangulum majus bersendi dengan os naviculare, (2) Os multangulum minus

(os trapezoideum), pada bagian dorsal lebih lebar dari pada permukaan volar. Bersendi di

proximal dengan os naviculare, di distal dengan os metacarpal II, di lateral dengan os

multangulum majus dan di medial dengan os capitatum. (3) Os capitatum, merupakan os carpal

yang paling besar. Di proximal bersendi dengan os naviculare dan os lunatum. Di lateral

bersendi dengan os multangulum minus. Di medial dengan os hamatum dan di lateral terutama

dengan os metacarpal III serta sebagian dengan ossa metakarpalia II dan IV. (4) Os hamatum

pada permukaan folarnya terdapat hamulus yang melengkung ke latelar. Hamulus (bangunan

seperti lidah) berhubungan dengan m. fleksor digiti minimi brevis dan ligament pisohamatum.

Di distal bersendi dengan ossametakarpalia IV atau V, di lateral dengan os capitatum, di

proximal dan di medial dengan os triquetrum sedangkan di proximal dan lateral dengan os

lunatum.

4) Os Metacarpal

Terdiri atas 5 ossa metacarpalia tangan masing-masing mempunyai capitulum, corpus

dan basis. Pada semua terdapat permukaan sendi pada salah satu ujungnya (basis) untuk

bersendi dengan ossa carpalia dan pada ujung lainnya (capitulum) untuk phalanges. (1) Os
Metacarpal 1 yaitu berbentuk pelana, (2) Os Metacarpal II mempunyai lekukan yang

menghadap ke proximal untuk bersendi dengan os carpal dan pada sisi medial dengan

metacarpal III (3) Os Metacarpal III pada sisi dorsal basis metacarpal III terdapat processus

styloideus dan di sisi radial terdapat permukaan sendi untuk metacarpal II, proximal

berhubungan dengan ossa carpalia dan pada sisi ulnar terdapat dua permukaan sendi untuk

bersendi dengan os metacarpal IV, (4) Os Metacarpal IV di sisi radial mempunyai dua

permukaan sendi tetapi di sisi ulnar hanya mempunyai satu permukaan sendi, (5) Os

Metacarpal V.

2.1.2.2 Myologi

Otot adalah suatu organ atau jaringan yang merupakan alat gerak aktif yang memiliki

kemampuan berkontraksi sehingga menyebabkan gerakan atau tegangan. Penulis akan

membahas mengenai otot-otot lengan bawah.

1) Otot Lengan Bawah

Otot Lengan Bawah dibagi menjadi tiga bagian yaitu otot lengan bawah bagian

ventralis, radialis dan dorsalis.

(1) Bagian Ventralis

Otot yang terdapat pada bagian ventral lengan bawah : terdiri dari kelompok

superficialis dan kelompok profundus.

a. Kelompok Superfisial

Terdiri dari : (a) Musculus Pronator Teres. Otot ini terdiri dari dua caput yaitu caput

humerale dan caput ulnare. Caput humerale berorigo pada epicondylus medialis humeri, dan

caput ulnar berorigo pada facies medialis ulnae disebelah distal processus coronoideus ulnae.

Insertionya pada sepertiga tengah facies lateralis radii. Persarafan : n. medianus. Fungsinya

pada sendi siku caput humeri untuk pronasi dan flexi sedangkan untuk caput ulnare untuk

pronasi. (b) Musculus Flexor Carpi Radialis, origonya pada epicondylus medialis humeri,
fascia antebrachii. Insertionya pada permukaan palmar basis ossis metacarpi II. Persarafan : n.

medianus. Fungsinya pada sendi siku untuk flexi dan pronasi sedangkan untuk sendi

pergelangan tangan untuk flexi palmar (c) Musculus Palmaris Longus, origonya pada

epycondylus medialis humeri, fascia antebrachii. Insertionya pada aponeurosis palmaris.

Persarafan : n. medianus. Fungsinya pada sendi siku untuk flexi dan pada sendi pergelangan

tangan flexi palmar. (d) Musculus Flexor Carpi Ulnaris terdiri dari dua caput yaitu : caput

humeral origonya pada epicondylus medialis humeri, dan caput ulnar origonya pinggir dorsal

ulna Insertionya pada os fisifome. Persarafan : n. ulnaris. Fungsinya pada sendi siku untuk flexi

dan pada pergelangan tangan untuk flexi palmar.

b. Kelompok Profundus

Terdiri dari : (a) Musculus Flexor Digitorum Profundus, origonya pada facies

volar ulna dan membrana interossea. Insertionya pada phalang distal jari II-V. Persarafan :

Ramus Interoseus anterior n. medianus dan ulnaris. Fungsinya untuk flexi sendi - sendi jari II-

V. (b) M. Flexor Pollicis Longus, origonya pada facies anterior radii. Insertionya pada phalang

distal I. Persarafan : Ramus Interoseus anterior n . medianus. Fungsinya untuk flexi ibu

jari. (c) Pronator Quadratus, origonya pada facies volaris ulnae pada bagian distal.

Insertionya pada facies volar radii. Persarafan: Ramus Interoseus n. medianus. Fungsinya

untuk pronasi.

(2) Bagian Radial

Kelompok otot yang terdapat pada bagian radial lengan bawah yaitu

kelompok Superficialis : (a) M. Brachioradialis, origonya pada margo radial humeri. Inserionya

pada prossesus styloideus radii. Persarafan : Ramus Profundus n. radialis. Fungsinya untuk

flexi (b) M. Extensor Carpi Radialis Longus, origonya pada margo lateralis humeri sebelah

distal origo m. brachio radialis. Insertionya pada basis ossis metacarpalis II. Persarafan : Ramus

Profundus n. radialis. Fungsinya pada sendi siku untuk flexi, supinator, dorso flexi dan abduksi
radialis radiocarpea dan articilatio intercarpea. (c) M. Extensor Carpi Radialis Brevis, origonya

epicondylus lateralis humeri. Insertionya pada basis ossis metacarpalis III. Persarafan : Ramus

Profundus n. radialis. Fungsinya pada sendi siku untuk flexi, pronasi dan supinasi.

(3) Bagian Dorsalis

Otot yang terdapat pada bagian dorsalis lengan bawah dibagi dua kelompok yaitu

kelompok superficialis dan profundus.

a. Kelompok Superficialis

Terdiri dari : (a) Musculus Extensor Digitorum, origonya epicondylus lateralis

humeri, Insertionya pada aponeurosis dorsalis pada jari II-V. Persarafan : Ramus Profundus n.

radialis. Fungsinya pada sendi siku untuk ekstensi sedangkan untuk sendi pergelangan tangan

untuk flexi dorsal. (b) Musculus Extensor Digiti Minimi, origonya pada epicondylus lateralis

humeri. Insertionya pada aponeurosis dorsal jari 5. Persafan : Ramus Profundus n. radialis.

Fungsinya untuk extensi jari - jari ke 5. (c) M. Extensor carpi ulnaris, origo pada caput humeral

epicondylus lateral humeri dan pada caput ulnar terletak pada fascia antebrachii. Insertionya

pada permukaan dorsal basis ossis

metacarpi V. Fungsinya untuk extensi.

a. Kelompok Profundus

Terdiri dari : (a) Musculus Abductor Pollicis Longus, origonya pada Seperempat

distal facies posterior ulnae, membrane interossea. Insertionya pada phalanx distalis pollicis.

Fungsinya untuk ekstensi. (b) Musculus Ekstensor Pollicis Brevis, origonya pada Facies

posterior radii, membrane interossea. Insertionya pada basis phalanges proximalis ibu jari.

Fungsinya untuk ekstensi.

2) Otot Wrist

Pada otot ini penulis akan membagi dalam tiga kelompok yaitu otot interossei, otot

thenar, otot hipotenar.


(1) Kelompok Interossei

Terdiri dari: (a) Mm. Lumbricales I-IV, origonya pada sisi radial tendo I dan II, serta

sisi-sisi tendo II-IV M. flexor digitorum profundus yang saling berhadapan. Insertionya

berinsensi di sebelah radial aponeurosis dorsalis jari II-V. Persarafan : n. medianus (I,II), n.

ulnaris (III,IV). Fungsinya pada sendi metacarpophalangeal (III-V) untuk flexi abduksi radial

sedangkan pada sendi-sendi jari (II-V) untuk extensi. (b) Mm. Interossei Palmares I-III,

origonya pada sisi ulnar os metacarpi II, sisi radial ossa metacarpi IV dan V. Insertionya

menyebar ke aponeurosis dorsalis jari II,IV dan V. Persarafan : Ramus Profundus n. ulnaris.

Fungsinya pada sendi metacarpophalangeal (II,IV,V) untuk flexi sedangkan pada sendi-sendi

jari (II,IV,V) untuk ekstensi. (c) Mm. Interossei Dorsalis I-IV, origonya pada sisi-sisi ossa

metacarpi I-V yang saling berhadapan.

Insertionya menyebar ke aponeurosis dorsalis jari II-IV. Persarafan : R.Profundus n. ulnaris.

Fungsinya pada metacarpophalangeal joints (II-IV) untuk flexi sedangkan untuk sendi-sendi

jari (II-IV) untuk ekstensi.

(2) Kelompok Thenar

Terdiri dari : (a) M. Abductor Pollicis Brevis, origonya pada retinaculum musculorum

flexorum dan tuberculum ossis scapoidei. Insertionya pada sesamoideum radial sendi

metacarpophalangeal ibu jari tangan, tepi radial basis phalang proximalis ibu jari, berinsersi ke

aponeurosis dorsalis ibu jari. Persarafan : n. medianus. Fungsinya pada sendi carpometacarpal

ibu jari untuk abduksi dan opposisi sedangkan pada sendi metacarpophalangeal ibu jari untuk

flexi. (b) Musculus Fleksor Pollicis Brevis, origonya pada caput superficial terdapat di

retinaculum musculorum flexorum dan pada caput profundum terdapat di ossa capitatum,

trapezium, trapezoideum, basis ossis metacarpi I. Insertionya pada os sesamoideum radial pada

sendi metacarpophalangeal ibu jari, tepi radial basis phalang proximalis ibu jari, berinsersi ke

apeneurosis dorsalis ibu jari. Fungsinya pada sendi carpometacarpal ibu jari untuk opposisi dan
adduksi sedangkan pada sendi metacarpophalangeal ibu jari untuk flexi. (c) Musculus

Opponens Pollicis, origonya pada retinaculum musculorum dan tuberculum ossis trapezii.

Insertionya

pada seluruh tepi radial os metacarpi I. Persarafan : n. medianus dan n. ulnaris. Fungsinya pada

sendi carpometacarpal ibu jari untuk oposisi. (d) Musculus adductor Pollicis, origonya pada

caput obliqum terdapat di os capitatum, basis ossis metacarpi II, lig carpi radiatum sedangkan

pada caput transversum terdapat pada permukaan palmar os metacarpi III. Insertionya pada os

sesamoideum ulnar

pada sendi metacarpophalangeal joint ibu jari, tepi ulnar basis phalang proximalis ibu jari,

berinsersi ke aponeurosis dorsalis ibu jari. Persarafan : Ramus Profundus nerfus ulnaris.

Fungsinya pada sendi carpometacarpal ibu jari untuk opposisi sedangkan pada

metacarpophalangeal ibu jari untuk flexi.

2.1.2.4 Ligament

Pada sendi pergelangan tangan dan tangan terdapat ligament, yaitu : (1) Ligament radio

carpea volare, Ligament ini membentang dari processus stiloideus radii, ditepi volar fasies

articularis carpea radii menuju ke ossa naviculare, lunatum dan trikuetrum. (2) Ligament radio

carpeum dorsal, ligamentt ini

membentang dari posterior facies articularis carpea radii menuju ossa naviculare, lunatum dan

triquetrum. (3) Ligament Colaterale carpi radiale, ligamentt ini membentang dari processus

stiloideus radii menuju ke os naviculare. (4) Ligament collaterale carpi ulnare, ligament ini

membentang dari processus ulna menuju ke os triquetrum. (5) Ligament Carpometacarpea

dorsale yang menghubungkan ossa

carpal dengan metacarpal bagian dorsal. (6) Ligament Carpometacarpea palmar

menghubungkan ossa carpal dengan ossa metacarpal pada permukaan palmar.


2.1.2.5 Biomekanik

Biomekanik adalah ilmu tentang gerakan tubuh pada manusia. Biomekanik pada sendi

wrist terdiri dari osteokinematik dan arthrokinematik.

1) Osteokinematik

Osteokinematik adalah pergerakan yang terjadi pada tulang. Osteokinematik pada sendi

wrist memiliki dua derajat kebebasan gerak yaitu flexi-ekstensi, abduksi-adduksi.

Osteokinematik yang terdapat pada ibu jari terdapat tiga sendi yang terdiri dari

metacarpophalangeal joint dan interphalangeal joint, carpometacarpal. Pada

metacarpophalangeal memiliki 2 gerakan yaitu flexi dan extensi, flexi memilki lingkup gerak

sendi 0°-55° sedangkan untuk extensi 0°-50. Sendi interphalangeal merupakan sendi engsel

dengan 2 gerakan flexi dan extensi. Pada sendi carpometacarpal sendi ini merupakan tipe sendi

saddle dimana berperan besar pada ibu jari, sendi ini memiliki empat gerakan diantaranya flexi

45°, extensi 0°, abduksi 60°, adduksi 30°.

2) Arthrokinematik

Arthrokinematik adalah gerakan yang terjadi pada permukaan sendi. Gerak

arthokinematik pada radiocarpal joint adalah pada palmar flexi translasi distal radius ke dorsal,

dorsal flexi translasi distal radius ke arah palmar, ulnar deviation translasi ke arah radial. Radial

deviation ke arah ulnar, traksi ossa carpea ke arah distal searah axis os radii, sedikit serong ke

palmar-ulnar. Pada

carpometacarpal joint I gerak arthokinematik flexi translasi metacarpal ke ulnar, ekstensi

translasi ke radial, abduksi translasi ke dorsal, adduksi translasi ke palmar, traksi ke distal

sepanjang axis os metacarpal. Pada metacarpophalangeal I gerak arthokinematik flexi translasi

palang proximal ke palmar, ekstensi ke dorsal, traksi ke distal sesuai axis longitudinal phalang.
2.1.2.6 Inervasi

Inervasi yang terdapat pada pergelangan tangan dan tangan adalah sebagai berikut :

1) Nervus Medianus

Berasal dari plexus brachialis dengan dua buah caput yaitu medial dari fasciculus

medialis dan caput lateral dari fasciculus lateralis. Kedua caput tersebut bersatu pada tepi

bawah m. pectoralis minor, serabut-serabut di dalam truncus berasal dari tiga segmen cervical

bawah dan dari segmen thoracal pertama medulla spinalis. Cabang motoriknya berjalan ke

sebagian besar otot fleksor-pronator dari lengan bawah, mensarafi n. interoseum,

anterbrachium volaris. Misalnya otot m. fleksor digitorum profundus jari II-IV, m. fleksor

pollicis longus juga mensarafi n. digitalis vollaris communis. Dimana Ramus muscularis

mensarafi : m. abductor pollicis, opponent pollicis sedangkan caput superficialis yaitu m.

fleksor pollicis brevis. Mensarafi : m. lumbricalis II,III dan kulit dorsal jari II-IV dan kulit

dataran dorsal jari I.

2) Nervus Ulnaris

Merupakan cabang yang terbesar dari fasciculus medialis plexus

brachialis. Serabut saraf ini terdiri atas serabut-serabut yang berasal dari segmen C8 dan Th1.

Cabang-cabang motorik dalam lengan bawah mensarafi m. fleksor carpi ulnaris dan caput

ulnaris m. fleksor digitorum profundus. Cabang-cabang motorik di dalam tangan mensarafi

seluruh otot-otot profundus yang kecil yang berada di sebelah medial tendon m. fleksor longus

ibu jari tangan kecuali dua buah otot lumbricales yang pertama.

3) Nervus Radialis

Merupakan cabang yang besar dari plexus brachialis. Serabut-serabutnya berasal dari

tiga segmen cervical terakhir serta dari segmen thoracal pertama medula spinalis. Cabang-

cabang motorik dalam lengan yang mensarafi m. triceps, m. anconeus dan bagian atas

kelompok supinator sampai extensor dari otot-otot lengan bawah.


Cabang Terminalnya : a) Ramus Profundus, berjalan melewati m. supinator, abductor pollicis

longus dan extensor pollicis, dan n. interoseus (antebrachii) dorsalis, mm. extensor pollicis,

melalui membrane interosea menuju dataran dorsal manus. b) Ramus Superficialis, berjalan

melewati m. supinator, m. brachio radialis, m. brachialis dengan extensor carpi radialis longus,

berjalan diatas ligamentt carpi dorsalis ke distal di atas processus styloideus radii ke telapak

tangan. Disini memberikan cabang : n. ulnaris yang akhirnya di luar fascia pada telapak tangan

menyebar menjadi lima nervus digitalis dorsalis dimana berjalan kearah distal menuju jari I-II

sebanyak 4 buah, dan 1 buah pada dataran radial jari III yang menginervasi kulit dorsum dan

jari I-III.

2.1.2.7 Vaskularisasi

Pada bagian ini penulis akan membahas mengenai arteri dan vena yang terdapat pada

lengan bawah dan tangan.

1) Arteri

Arteri adalah pembuluh nadi yang membawa darah yang berisi O2 dari jantung ke

jaringan, kecuali arteri pulmonalis yang mebawa darah ke pulmonal dimana mengandung CO2.

(1) Arteri yang akan dibahas oleh penulis yaitu : Arteri Radialis berasal dari cabang Arteri

brachialis yang berjalan kearah distal dan lateral di bawah brachioradialis. Dibagian distal

lengan bawah arteri radialis terletak di permukaan anterior radius dan melingkari lateral radius.

(2) Arteri princeps pollicis berasal dari arteri radialis sewaktu akan memasuki telapak tangan

yang berjalan kearah distal pada palmar os metacarpal lalu bercabang di phalang proximal

membentuk menjadi dua cabang yang berjalan di sisi-sisi sepanjang phalang. (3) Arteri

Radialis Indicis berasal dari arteri radialis tetapi dapat juga berasal dari arteri princeps pollicis

dan berjalan di sepanjang sisi medial phalang I dan di sepanjang lateral Arteri. Digitales
palmares propriae ke ujung distal jari. (4) Arteri arcus palmaris Superficialis merupakan

lanjutan dari

arteri ulnaris, Arcus Palmaris superficialis cabang-cabang yang lain, berjalan melengkung

kearah lateral.

2) Vena

Vena adalah pembuluh darah balik yang mengantar darah kotor menuju ke jantung yang

bersisi pembuluh darah kecil yang terbentuk dari penyatuan kapiler- kapiler, Penulis akan

membahas tentang vena : (1) Vena chepalica dimulai dari

sisi radial dorsum manus dari cabang-cabang jalinan vena dan menerima darah dari telapak

tangan melalui vena-vena Intercarpitalis, keaarah proximal berjalan pada sisi radial antebrachii

menuju ke fosa cubiti. (2) Vena basilica melanjutkan melalui sulcus bicipital ke trigonu

deltoidea pectoralis dimana menembus fascia dan berjalan ke vena axilaris. (3) Vena arcus

venosus dorsalis manus berasal dari sisi ulnaris dorsum manus, berjalan pada sisi ulnaris

antebrachii ke fossa cubiti yang berhubungan dengan vena cephalica melalui vena medianusa

cubiti.

2.1.2.8 Anatomi dan Fisiologi Tendon

Tendon adalah suatu jaringan ikat fibrosa yang kuat yang menghubungkan otot ke tulang,

tendon lebih kuat daripada otot, tendon berfungsi unuk menghantarkan kekuatan dari otot ke

pengungkit tulang sehingga menghasilkan gerakan persendian, penahan goncangan dan tempat

penyimpanan energi, tendon bertindak sebagai tali, selubung tendon mengelilingi tendon dan

mengeluarkan cairan sinovial yang berfungsi sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan

selama gerakan. Faktor penyebab kelainan tendon yaitu : (1) faktor intrinsik yang terdiri

dari ketidakseimbangan dari otot, kelemahan otot, pergerakan sendi yang berlebihan. (2) faktor

ekstrinsik lingkungan yang tidak mendukung.


2.1.3 Patologi

Otot ekstensor pollicis brevis dan abductor pollicis longus merupakan dua otot yang

bekerja secara berdampingan dan hampir mempunyai fungsi yang relatif sama yaitu

menggerakkan ibu jari menjauh dari tangan atau disebut sebagai radial

abduksi. De Quervain Syndrome pada umumnya dikenal sebagai kondisi peradangan atau

tendosinovitis tetapi evaluasi histologi khusus menunjukkan tidak adanya peradangan yang

terlihat dan yang lebih nampak adalah proses degenerasi myxoid.

Mekanisme terjadinya De Quervain Syndrome adalah karena adanya kelelahan/trauma

kecil yang berulang-ulang secara perlahan dan makin lama semakin menjadi berat. De

Quervain Syndrome ini dapat menimbulkan degenerasi dini pada jaringan yang tertekan.

Dimana terjadi rasa sakit yang timbul dari otot yang overuse.

Cedera ini yang terjadi pada prinsipnya upaya penyembuhan yaitu memberikan

kesempatan jaringan untuk sembuh sehingga tidak menimbulkan jaringan ynag tidak

diinginkan. Oleh karena itu bahwa prinsip pelaksanaan fisioterapi pada kondisi De Quervain

Syndrome satu, dua, tiga jelas berbeda. Injury menimbulkan kerusakan jaringan diikuti

perdarahan < 20 mnt, Fase inflamasi < 24-36 jam ditandai tumor, dolor, calor, rubor dan

fungsiolesa. Proses pemulihan : proliferasi (2 – 4 hari)  nyeri primer menurun dan terjadi

adhesion, produksi (4 hr-3 mgg)  nyeri regang dan ketegangan/kontraktur jaringan lunak.

Remodeling (3 mgg-3 bulan)  pemulihan bentuk dan fungsi fase maturasi dan remodeling

merupakan proses yang lama. Proses ini terjadi realignment atau remodelilng dari jaringan

kolagen. Proses penguraian dan sintesa kolagen menjadi suatu jaringan yang kuat dan teratur.

Biasanya dalam 3 minggu jaringan yang kuat, elastic, dan tanpa perdarahan sudah terjadi. Fase

akut : Nyeri akut bisa berlangsung beberapa menit atau beberapa hari, nyeri akut sering

didefinisikan sebagai nyeri yang tiba-tiba meskipun bukan selalu tapi biasanya penyebabnya

jelas dan berlangsung dalam waktu yang terbatas. (Newton A.R, 1990). Fase kronik :
didefinisikan sebagai nyeri dengan durasi yang lama acap kali berhubungan dengan nyeri fisik

dan mental, depresi, kecemasan dan keputus asaan dan bisa berlangsung berbulan-bulan atau

bahkan bertahun-tahun diluar periode kesembuhan atau terjadi secara terputus-putus.

2.1.3.1 Etiologi

De Quervain Syndrome terjadi akibat dari aktifitas yang berlebihan pada otot-otot

pergelangan tangan yang akan menyebabkan kerusakan, biasanya pada m. extensor pollicis

brevis dan m. abductor pollicis longus. (Hudaya,2007/2008). Proses Penyembuhan Jaringan

Lunak : Peradangan, Siklus perlukaan menyebabkan reaksi dari jaringan mengakibatkan

merusak sel karena trauma, infeksi, ischemia, sekunder atau agen fisik. Reaksi radang untuk

memulai proses healing, tetapi proses healing tidak terjadi sampai reaksi peradangan reda.

Dengan dimulainya respon peradangan maka siklus perlukaan telah terlihat. Dalam persendian

dan struktur peri artikuler reaksi jaringan mengarah kepada reaksi yang berlebihan, synovial

menjadi hipertensi, kadang hematrosis dan akhirnya proses ini tidak terlewati akan terjadi

degenerasi. Jaringan lunak lainnya reaksi salah satunya adalah oedem dan kadang disertai

hemorage. Perubahan ini membuat peradangan mengarah pada nyeri dan protektif spastik

2.1.3.2 Tanda dan Gejala Klinis

Gejala yang sering muncul adalah nyeri tekan, bengkak pada ibu jari dan kesulitan

dalam aktivitas menggenggam. Beberapa gejala yg dapat terjadi akibat penyakit De Quervain

Syndrome menurut (Prasetya Hudaya) diantaranya adalah : (1) Jika ditekan terasa tidak nyaman

pada daerah tersebut, (2) Terkadang terasa adanya hambatan gerak pada ibu jari, (3) adanya

nyeri tekan pada proccesus styloideus radii, (4) Gerakan aktif menimbulkan nyeri yang hebat.
2.1.3.3 Diagnosa Banding

Carpal Tunnel Syndrom timbul akibat tertekannya nervus medianus di

dalam sindrom terowongan karpal atau penyakit saraf menengah di pergelangan tangan, adalah

suatu kondisi medis di mana saraf tengah (medianus) tertekan di bagian pergelangan,

mengakibatkan parastesia, mati rasa dan kelemahan otot di tangan. Gejala malam hari dan

bangun di malam hari adalah tanda-tanda sindrom terowongan karpal.

Perbedaan antara carpal tunnel syndrome dengan De Quervain Syndrome yaitu pada

letak nyeri, CTS terasa nyeri pada nervus medianus sedangkan pada De Quervain Syndrome

terdapat nyeri pada tendonnya.

Teknologi Intervensi Fisioterapi

Teknologi Fisioterapi yang digunakan ialah Ultra Sound Diathermi dan Terapi Latihan

dengan tehnik Stretching.

2.3.1 Ultra Sound Diathermi

Bunyi adalah peristiwa getaran mekanik dengan bentuk gelombang longitodinal yang

berjalan melalui medium tertentu dengan frekuensi yang variable. Frekuensi bunyi Infra sonic

< 20 Hz, Audio sonic 20-20.000 Hz, Ultra sonic > 20.000 Hz.

Dalam dunia medis gelombang ultra sonic digunakan untuk berbagai tujuan antara lain

yaitu untuk tujuan terapeutik disebut juga Ultra Sound Diathermi dengan frekuensi 0,7-3 MHz.

2.3.2 Stretching

2.3.2.1 Pengertian

Stretching adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan / menguraikan

beberapa manuver pengobatan yang di tujukan untuk memperpanjang pemendekan soft tissue
secara patologis dan untuk menambah luas gerak sendi. Stretching juga dapat berarti

peregangan.

Dalam kasus ini akan dipakai metode pasif stretching. Prosedur dalam melakukan

peregangan adalah sebagai berikut : (1) pilih kelompok otot yang akan diregangkan dan

kemudian ambil posisi untuk memulai peregangan, (2) lakukan kontraksi aktif pada otot

antagonis atau kelompok otot yang berlawanan, (3) lakukan pergerakan cepat dan perlahan, (4)

tahan selama 1-6 detik dan kemudian lepaskan regangannya, (5) ulangi empat hingga enam

kali.

Stretching

Posisi Pasien : duduk senyaman mungkin dengan tangan kiri disuport bantal. Posisi

Terapis : terapis berada didepan pasien. Tangan kiri terapis memfiksasi di sendi wrist dan

tangan terapis yang kanan menggenggam ibu jari kiri dari persendian carpometacarpal.

Terlebih dahulu pasien diberikan penjelasan mengenai manfaat latihan yang diberikan.

Pelaksanaan : ini dilakukan oleh batuan terapis dalam posisi ini pasien dan terapis yang telah

dibahas, maka pelaksanaan terapi di mulai dengan terapis memberikan contoh terlebih dahulu,

satu persatu dari 2 gerakan yang akan diberikan. Selanjutnya pasien mengikuti dan mulai

melakukan gerakannya satu persatu. Terapis memberikan dorongan ke arah fleksi dan adduksi

pada persendian carpometacarpal sebanyak sepuluh kali pengulangan dengan bertahan pada

posisi meregang selama 10 detik.

2.3.2.4 Frekuensi

Frekuensi stretching yang terbaik adalah 3-5 kali perminggu. Frekuensi stretching

yang sangat efektif dilakukan sebanyak 4 kali dalam setiap kali pertemuan (Walker, 1971)

2.3.2.5 Intensitas
Peregangan bukan aktivitas yang menyakitkan, ia harus menyenangkan santai dan

bermanfaat. Tetapi banyak orang percaya bahwa untuk mendapat manfaat lebih dari

peregangan maka mereka harus melakukan peregangan sampai merasakan sakit. Ini adalah

salah satu kesalahan terbesar ketika kita melakukan peregangan.

Ketika otot diregangkan hingga ke titik rasa sakit maka tubuh akan mempertahankan

mekanisme yang disebut stretch reflek. Ini adalah cara menjaga keselamatan tubuh untuk

mencegah cidera serius yang terjadi pada otot, tendon dan persendian. Peregagan mereflexikan

proses perlindungan otot dan tendon lewat kontraksi

Sehingga untuk menghindari reflexi regangan, hindari rasa sakit. Jangan pernah

memaksakan peregangan sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman. Hanya peregangan pada

titik dimana tegangan yang dapat dirasakan di otot. Dengan cara ini, cidera dapat dihindari dan

manfaat maksimum bisa di peroleh (Walker, 1971).

2.3.2.6 Durasi Stretching

Banyak literatur yang menganjurkan durasi untuk stretching antara 10-30 detik.

Pendapat lain merekomendasikan 12-18 detik dengan alasan rileksasi terjadi pada periode ini.

Untuk melakukan peregangan isometrik, lakukan posisi peregangan pasif dan kemudian

melakukan kontraksi otot yang diregangkan selama10-15 detik. Pastikan semua gerakan bagian

tubuh dibatasi. Kemudian kendurkan otot selama 20 detik. Prosedur ini harus diulangi 2-5 kali.

(Walker, 1971).

3.1.2.4 Gerakan Dasar

Pemeriksaan gerakan dasar merupakan suatu cara pemeriksaan dengan jalan melakukan

gerakan. Pemeriksaan gerak dasar meliputi gerak aktif, pasif, dan gerak isometrik melawan

tahanan.

1) Pemeriksaan Gerak Aktif


Pada pemeriksaan ini pasien diminta untuk melakukan gerak aktif pada ibu jari kanan

dan kiri ke arah fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi . Informasi yang didapatkan yaitu, pada

ibu jari kanan pasien mampu melakukan gerak aktif ke semua arah gerakan dengan full ROM

tanpa disertai nyeri. Sedangkan pada ibu jari kiri pasien mampu menggerakan ke arah ekstensi

dan abduksi tetapi tidak full ROM dan disertai nyeri. Pada gerak flexi dan adduksi pasien

mampu menggerakan secara full ROM tanpa disertai nyeri.

2) Pemeriksaan Gerak Pasif

Untuk pemeriksaan gerak pasif ini dilakukan oleh terapis, dimana terapis menggerakan

ibu jari pasien kanan dan kiri ke semua arah fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi. Informasi yang

didapatkan yaitu, pada ibu jari kanan mampu digerakan terapis ke semua arah gerak tanpa nyeri

dan full ROM. Sedangkan pada ibu jari kiri tidak merasakan nyeri pada akhir gerak fleksi

dengan end feel soft, saat gerak ekstensi pasien merasakan nyeri dengan end feel hard dan

abduksi dengan end feel firm, saat gerak adduksi pasien tidak merasa nyeri dengan end feel

soft.

3) Pemeriksaan Gerak Isometrik Melawan Tahanan

Pada pemeriksaan ini terapis memberikan tahanan yang berlawanan dengan arah

gerakan yang dilakukan pasien. Informasi yang didapatkan yaitu, pasien mampu melakukan

gerakan isometric melawan tahanan maksimal pada ibu jari kanan, sedangkan pada ibu jari kiri

pasien tidak mampu melakukan gerak isometrik melawan tahanan minimal maupun maksimal

ke arah gerak ekstensi dan abduksi sedangkan saat digerakkan adduksi pada ibu jari kiri pasien

mampu melawan tahanan yang diberikan terapis.

3.1.5.4 Test Finkelstein

Tes spesifik ini sangat mendukung dalam menegakan diagnosa, adapun

tes-tes yang dapat dilakukan pada setiap gangguan pada thumb, pada kasus De Quervain

sinistra terapis melakukan tes finkelstein, dimana tes ini dilakukan untuk menentukan ada atau
tidaknya penyempitan di terowongan ligamentum dorsal pergelangan tangan yang dilintasi

selubung tendon abduktor policis longus dan ekstensor policis brevis. Pasien disuruh mengepal

dengan ibu jari yang didalam kepalan jari-jari lainnya, kemudian pasien disuruh melakukan

ulnofleksi tangan pada sendi pergelangan tangan. Bila pasien merasakan nyeri pada waktu

melakukan gerakan tersebut, maka terowongan pergelangan tangan menyempit. Pada kondisi

De Quervain sinistra didapatkan hasil adanya nyeri ada saat melakukan gerakan ulnofleksi kiri.

Anda mungkin juga menyukai