Anda di halaman 1dari 9

BAB 1V

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Data Responden Penelitian

Penelitian telah dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 terhadap siswa kelas

X SMA Negeri 4 DKI Jakarta Banda Aceh terhadap 72 responden, aspek yang

dinilai yaitu hubungan pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan HIV/AIDS

pada siswa kelas X SMA Negeri 4 DKI Jakarta Banda Aceh. Teknik

pengumpulan data yang dilakukan terhadap responden menggunakan kuesioner

sebanyak 25 pertanyaan. Karakteristik data responden dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Karakteristik data Responden SMA N 4 DKI Jakarta Banda Aceh

n (%)
Variabel
Jenis Kelamin:
a. Laki-Laki 24 (33,3)
b. Perempuan 48 (66,7)
Kelas Responden
a. X-IPA 36 (50)
b. X-IPS 36 (50)

Pada tabel 4.1 di atas dijumpai bahwa sebagian besar responden pada

penelitian ini adalah perempuan yaitu 48 (66,7%) orang, dan sisanya Laki-laki

sebanyak 24 (33,3%) orang. Jumlah sampel pada masing-masing jurusan baik

IPA maupun IPS adalah 36 (50%) orang.

32
33

4.2 Pengetahuan dan Sikap Terhadap Pencegahan Terhadap HIV/AIDS

Hasil pengelolaan data pada variabel pengetahuan, dan sikap terhadap

pencegahan HIV/AIDS mendapatkan jumlah masing-masing dalam kategori

seperti berikut:

Tabel 4.2 : distribusi frekuensi tingkat pengetahuan dan sikap Terhadap

pencegahan terhadap HIV/AIDS

n (%)
Variabel
Pengetahuan HIV/AIDS
-Baik 42 (58,3)
-Kurang 30 (41,7)

Sikap HIV/AIDS
-Baik 44 (61,1)
-Kurang 28 (38,9)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas didapatkan Sebanyak 42 (58,3%) responden

termasuk dalam kategori pengetahuan yang baik dan sisanya termasuk dalam

kategori pengetahuan kurang baik.

Berdasarkan tabel diatas juga didapatkan dari 72 responden sebanyak 44

(61,1%) responden yang termasuk dalam kategori dengan sikap baik dan sisanya

termasuk dalam kategori yang bersikap kurang baik


4.3 Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Terhadap Pencegahan HIV/AIDS

Hubungan pengetahuan dengan sikap terhadap pencegahan HIV/AIDS

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Hubungan pengetahuan dengan sikap Terhadap pencegahan HIV

Pengetahuan Sikap

Baik Kurang Jumlah % P


N % N % Value
Baik 31 73,8 11 26,2 42 58,3
Kurang 13 43,3 17 56,7 30 41,7 0,018
Total 44 28 72 100

Berdasarkan data tabel 4.3 diatas, dapat diketahui sebanyak 42 (58,3%)

responden memiliki pengetahuan baik sisanya memiliki pengetahuan yang kurang

baik, dan dari 42 (58,3%) responden yang berpengetahuan baik terdapat 31

(73,8%) responden yang bersikap baik terhadap pencegahan HIV/AIDS dan

sisanya bersikap kurang baik terhadap pencegahan HIV. Sedangkan dari 30

(41,7%) responden yang berpengetahuan kurang baik terdapat 13 (43,3%)

responden yang bersikap baik terhadap pencegahan HIV/AIDS dan sisanya

bersikap kurang baik. Berdasarkan hasil uji statistik dengan metode pearson chi

square diperoleh p value=0,018 artinya nilai p value lebih kecil dari nilai a=

0,005, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa kerja (Ha) diterima, dimana

orang yang berpengetahuan baik, maka lebih cenderung bersikap yang baik pula.

34
35

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan Hasil Penelitian

Acquired immudodeficiency syndrome (AIDS) atau sindrome kehilangan

kekebalan tubuh adalah sekumpulan gejala penyakit yang mengenai seluruh organ

tubuh sesudah sistem kekebalan dirusak oleh virus HIV. Akibat kehilangan

kekebalan tubuh, penderita HIV/AIDS mudah terkena berbagai jenis infeksi

bakteri, jamur, parasit, dan virus tertentu yang bersifat oportunistik. Selain itu

penderita HIV/AIDS sering sekali menderita keganasan, khususnya sarkoma

Kaposi dan limfoma yang hanya menyerang otak.4

Setelah dilakukan penghitungan diketahui jumlah populasi pada siswa

kelas X SMA Negeri 4 DKI Jakarta Banda Aceh berjumlah 253 siswa, maka

didapati besar sampel sebanyak 72 siswa, dengan jumlah siswi perempuan

sebanyak 48 (66,7%) responden, dan sisanya siswa laki-laki. Di mana masing-

masing jurusan memiliki 36 (50%) responden baik kelas IPA maupun IPS. Tehnik

pengumpulan data yang dilakukan terhadap responden menggunakan kuesioner

yang telah diuji validitas sebanyak 25 pertanyaan, dengan skor masing-masing

yaitu pengetahuan sebanyak >55-100% termasuk dalam kategori baik, dan <10-

55% kategori kurang baik. Sikap >55-100% baik, dan <10-55% kurang baik.
Berdasarkan hasil penelitian dari tabel 4.2 dijumpai sebanyak 42 (58,3%)

siswa yang berpengetahuan baik, dan sisanya berpengetahuan kurang baik, dari

hasil penelitian ini menunjukkan pengetahuan siswa tentang HIV/AIDS termasuk

dalam kategori baik dengan skor 58,3% (>55%), Hal ini disebabkan karena

banyaknya sumber informasi berupa majalah, internet, penyuluhan, maupun

sumber dari sekolah yang telah membahas tentang bahaya HIV/AIDS. Hasil ini

sejalan dengan penelitian Chibita Irsyad yang juga mendapatkan hasil

pengetahuan baik lebih tinggi yaitu (69,1%) dari pada pengetahuan yang kurang

baik yaitu sebanyak (30,9%).20

Berdasarkan hasil penelitian dari tabel 4.2 dijumpai bahwa 44 (61,1%)

siswa bersikap baik, dan sisanya bersikap kurang baik, dari hasil penelitian ini

menunjukkan sikap siswa terhadap HIV/AIDS termasuk dalam kategori baik

dengan skor 61,1% (>55%), hal ini bisa disebabkan karena adanya kebudayaan,

norma, kultur serta keagamaan yang membentuk perilaku seseorang menjadi lebih

baik lagi. Hasil ini sejalan dengan penelitian Suharno. R.EGA yang mendapatkan

hasil siswa yang bersikap baik (71,0%) sisanya buruk sebanyak (29,0%).21

Dari tabel 4.3 menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara

pengetahuan dengan sikap terhadap pencegahan HIV/AIDS pada siswa kelas X

SMA N 4 DKI Jakarta Banda Aceh (p-value 0,018 dan < a = 00,5 ). Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian Dwi Teguh Irawan (2013) yang menunjukkan

adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan perawat dengan

36
37

perilaku pencegahan penularan dari klien HIV/AIDS di ruang Melati 1 RSUD Dr,

Moerwardi Surakarta dengan nilai p-value=0,035, begitu juga dengan hasil

penelitian Juliaska et al (2011) p-value=0,002, fadhali et al. (2012) p-value=0,002

dan sofwan (2012) p-value=0,000 yang juga menunjukkan adanya hubungan yang

signifikan antara pengetahuan dengan perilaku terhadap pencegahan HIV/AIDS

dengan nilai p-value yang berbeda-beda. Hal ini dapat juga terjadi karena

responden memiliki pengetahuan yang baik tentang HIV/AIDS.22

Berdasarkan distribusi tabel hubungan pengetahuan dan sikap terhadap

pencegahan HIV/AIDS diatas terlihat bahwa yang berpengetahuan baik akan

cenderung berperilaku yang baik , dimana orang yang berpengetahuan baik maka

1,5 kali akan berperilaku yang baik pula. Hasil berbanding lurus ini juga sama

dengan hasil penelitian Yahdi Wanda (2012) yang mendapat hasil sebesar 67,4%

antara pengetahuan yang baik dengan perilaku pencegahan yang baik. Hasil

penelitian ini diperkuat oleh teori Bloom dalam Notoadmojo (2007) yang

menyebutkan bahwa pengetahuan yang baik merupakan salah satu dominan untuk

membentuk perilaku yang baik pula,dan begitu juga sebaliknya22

Menurut Notoadmojo pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor seperti sumber informasi , faktor pendidikan serta faktor lingkungan.

Semakin banyak orang mendapat informasi baik dari lingkungan sekolah,

keluarga, tetangga, dari petugas kesehatan maupun media akan mempengaruhi

tingkat pengetahuan seseorang untuk lebih baik, faktor kultur budaya dan
pengalaman juga mempengaruhi terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena

informasi yang baru akan disaring kira-kira sesuai tidak dengan budaya yang ada

dan agama yang dianutnya, dan semakin luas pengetahuan yang dimilikinya.23

Sikap merupakan suatu respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat akan tetapi

dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang

dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional

terhadap stimulus sosial.23

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap seperti

kebudayaan, pengalaman pribadi, media massa dan lingkungan sekitar.

Kebudayaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan sikap.

Apabila seseorang hidup dalam budaya yang mempunyai norma yang terbuka

bagi pergaulan heteroseksual. Sangat mungkin dirinya mempunyai sikap yang

mendukung terhadap masalah kebebasan pergaulan heteroseksual. Sementara itu

media massa mempunyai peranan dalam pembentukan opini dan kepercayaan

seseorang. Sikap juga akan mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut

terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional dalam situasi yang

melibatkan emosi penghayatan, pengalaman akan lebih mendalam, dan lebih lama

membekas. Pengaruh orang lain disekitar me rupakan salah satu komponen

sosial yang ikut mempengaruhi sikap.23

38
39

Adapun Keterbatasan dalam penelitian ini adalah menggunakan

rancangan cross sectional yang mana variabel dalam penelitian ini hanya dilihat

dalam sekali waktu dibandingkan dengan rancangan case control atau cohort yang

menilai variabel secara bekesinambungan. Sampel yang didapatkan berjumlah

sedikit, waktu yang terbatas dan metode yang digunakan sederhana. Untuk

variabel pengetahuan, sikap dan pencegahan peneliti hanya menyebarkan

kuesioner kepada responden dan tidak melakukan analisis kategori perkelas

sehingga tidak dapat dinilai dengan sempurna.23


BAB V1

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan Penelitian

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa adanya hubungan

pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan HIV/AIDS pada siswa kelas X

SMA Negeri 4 DKI Jakarta Banda Aceh.

2. Hasil penelitian ini menunjukkan pengetahuan siswa/i terhadap HIV/AIDS

termasuk dalam kategori baik yaitu 58,3% dan sisanya kurang baik.

3. Hasil penelitian ini menunjukkan sikap siswa/siswi terhadap HIV/AIDS

termasuk dalam kategori baik yaitu 61,1% dan sisanya kurang baik.

6.2 Saran Penelitian

Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut beberapa saran dan

rekomendasi yang dapat diajukan antara lain sebagai berikut:

1. Diharapkan pada instansi dan lembaga yang terkait HIV/AIDS lebih gencar

melakukan penyuluhan tentang bahaya, cara penularan, dan pencegahan

HIV/AIDS agar terhindar dari penyakit menular tersebut.

2. Untuk penelitian tentang HIV/AIDS selanjutnya diharapkan agar melakukan

penelitian yang lebih baik dari penelitian sebelumnya.

40

Anda mungkin juga menyukai