Anda di halaman 1dari 8

UJIAN TENGAH SEMESTER

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Aspek Hukum Ekonomi dan Bisnis

Oleh Dosen Pengampuh : Sheila Febriani Putri, S.Pd.,M.Pd.

Oleh:

Anggita Lestari (170422520040)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2017
1. Bagaimana azas hukum positif di Indonesia dan system perundang-
undangan di Indonesia? Menurut anda apakah penerapan hukum di
Indonesia sudah baik? Jelaskan !
2. Buat dan jelaskan dengan mind mapping secara ringkas,jelas dan menarik
mengenai badan usaha yang saudara ketahui !
3. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan perjanjian batal demi hukum serta
proses pembatalan perjanjian !
4. Jelaskan mekanisme dalam pembuatan SIUP dan IMB secara online !
menurut saudara,bagaimana seharusnya usaha pemerintah untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat kaitannya dengan perijinan?
5. Apa sajakah yang merupakan hak konsumen dan bagaimanakah
seharusnya pemerintah melindungi hak konsumen di Indonesia?

Jawaban :
1.
 Azaz hokum positif di Indonesia mengikat secara umum atau
khusus. Mengikat secara umum sesuai dengan peraturan
perundang-undangan (UUD, UU, PP, Peraturan Daerah).
Mengikat secara khusus contohnya adalah hukum agama islam,
hukum waris, waqaf, dll. Hukum positif di Indonesia ditegakkan
melalui pemerintah atau pengadilan.
 Sistem perundang-undangan di Indonesia berlandaskan landasan
Filosofis ( Pancasila sebagai fislafah bangsa), landasan Yuridis
(dari mulai UUD 45, Ketetapan MPR, dan UU), landasan Politis
(kebijaksanaan yang diatur pemerintah di bidang perundang-
undangan).
 Menurut saya,hukum di indonesia sudah baik tetapi
penerapannya masih belum baik,karena masih banyak hukum
yang dilanggar oleh masyarakat maupun pemerintah.
2.

komersial :
memperoleh
keuntungan

fungsi badan usaha

sosial : bermanfaat
bagi kehidupan
Badan usaha : masyarakat
kesatuan yuridis,
ekonomi yang
bertujuan mencari
laba BUMN :
permodalannya
dimiliki oleh negara

jenis - jenis badan


usaha
BUMS :
permodalannya
dimiliki oleh swasta
BUMN BUMS
Firma : didirikan oleh 2
org/lebih.setiap
Perjan : berorientasi anggota memiliki
pada pelayanan tanggung jawab penuh.
masyarakat. ex : PT KAI

CV : didirikan oleh 2
org/lebih dengan
keterlibatan yg berbeda
diantara anggotanya.
Perum : lebih mencari
keuntungan.

PT : modalnya dimiliki
dari hasil penjualan
Persero : mencari saham.
keuntungan dan
meberi pelayanan
masyarakat. ex : PT
pertamina

yayasan : tidak mencari


keuntungan

3. A. Perjanjian batal demi hukum adalah perjanjian sejak semula


dianggap tidak pernah ada perjanjian dan tidak pernah ada suatu
perikatan.

B. proses pembatalan :
a. Pihak yang berkepentingan secara aktif sebagai penggugat
meminta kepada hakim upaya perjanjian itu dibatalkan.
b. Menunggu sampai ia digugat di depan hakim untuk
memenuhi perjanjian tersebut, kemudian mengemukakan
bahwa perjanjian tersebut telah disetujuinya ketika ia masih
belum cakap, atau karena diancam, ditipu atau khilaf
mengenai objek perjanjian. Di depan sidang pengadilan itu
ia memohon kepada hakim supaya perjanjian dibatalkan.
Meminta pembatalan secara pembelaan inilah yang tidak
dibatasi waktunya.

4. A. mekanisme pembuatan SIUP online :

a. Masuk pada website dari Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu


(BPTSP)
b. Melakukan registrasi dengan membuat akun secara online di
website BPTSP dengan mendaftarkan alamat email perusahaan
c. Setelah itu, sistem akan mengirimkan notifikasi bagi pemohon
baru untuk melakukan verifikasi dokumen ke PTSP terdekat
supaya akunnya dapat diaktifkan. Dokumen yang diverifikasi
adalah NPWP perusahaan, KTP dan NPWP dari direktur, dan
surat kuasa (bila dikuasakan).
d. Lalu , pemohon melakukan input dan upload dokumen
persyaratan untuk permohonan SIUP dan TDP nya ke dalam
sistem pendaftaran. Dokumen tersebut terdiri dari akta
pendirian, SK Kemenhukham, SKDP, dan foto direktur
perusahaan.
e. Proses terakhir adalah pemohon akan mendapatkan informasi
jadwal pengambilan dan 3 (tiga) jenis dokumen, diantaranya
formulir pendaftaran SIUP dan surat tanda registrasi. Selain itu
juga melalui website akan disampaikan estimasi waktu
pengambilan SIUP dan TDP di PTSP.
f. Ketiga dokumen diatas perlu ditandatangani, kemudian
diserahkan secara fisik saat pengambilan SIUP

B. Mekanisme pembuatan IMB online :

a) Membuka lawan www.dppb.go.id


b) Lalu pilih PEMOHON
c) Klik menu, lalu pilih IMB rumah tinggal atau IMB rumah
non-tinggal
d) Mengupload data dan gambar bangunan

Data-Data yang Harus Dilengkapi

1. Softcopy KTP
2. Softcopy NPWP
3. Softcopy Surat Bukti Kepemilikan Tanah
4. Softcopy Surat Pernyataan di atas materai bahwa tanah tidak dalam
keadaan sengketa
5. Softcopy SIPPT (Untuk luas lahan > 500 meter persegi)
6. Softcopy Ketetapan Rencana Kota (KRK)
7. Softcopy Gambar Rancangan Arsitektur Bangunan (dalam formad CAD)
8. Softcopy Perencanaan Struktur Bangunan Gedung (jika diperlukan)
9. Softcopy Gambar Rencana dan Perhitungan Mekanical Elektrical
Bangunan Gedung (jika diperlukan)
10. Softcopy IPTB Penanggungjawab perencana Arsitektur, Struktur, dan
Mekanikal Elektikal bagi yang dipersyaratkan

e) Setelah itu akan diberikan verifikasi, jika mendapat verif


TIDAK maka permohonan di tolak
f) Jika mendapatkan verifikasi YA maka diterima,setelah itu
pilih BAYAR RETRIBUSI,klik PINDAI -> UNGGAH
g) Dan IMB pun sudah jadi

 Menurut saya,pemerintah harus memeriksa semua perusahaan dan


bangunan agar mengetahui perusahaan atau bangunan itu sudah
mempunyai izin atau belum. Jika belum diharapkan pemerintah menindak
lanjuti dengan sanksi yang tegas dan benar-benar dilaksanakan agar pihak
yang belum atau tidak mempunyai izin itu menyesal dan segera membuat
surat perijinan.

5. Hak konsumen antara lain :

1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam


mengkonsumsi barang dan/atau jasa;
2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta
jaminan yang dijanjikan;
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi
dan jaminan barang dan/atau jasa;
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau
jasa yang digunakan;
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya
penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;
6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif;
8. Hak untuk mendapatkan dispensasi, ganti rugi dan/atau
penggantian jika barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai
dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;
9. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan yang lain.

 Pemerintah harusnya mengawasi kegiatan konsumen dengan pelaku usaha


agar dapat melindungi hak konsumen secara optimal. Dan jika ada
penyimpangan terhadap hak konsumen pemerintah harus tegas terhadap
pelaku usaha yang membuat penyimpangan terhadap hak konsumen
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Silondae, Arus Akbar. 2011. Pokok Pokok Hukum Bisnis. Jakarta:


Salemba Empat.
2. http://pelajarperlutahu.blogspot.co.id/2015/07/perjanjian-dapat-dibatalkan-
dan-batal.html
3. http://www.pengadaan.web.id/2017/02/cara-mendaftar-siup-secara-
online.html
4. http://www.lacasacomics.com/2017/02/cara-membuat-imb-ijin-
mendirikan.html
5. https://talkwithfinger.wordpress.com/perlindungan-konsumen/hak-hak-
konsumen-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai