Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM DO DAN BOD

No :4

Hari/Tanggal : Selasa

Tujuan : Untuk menentukan kadar DO dan BOD pada sampel air.

A. Alat

1. 5 Botol Oksigen
2. Statif dan Klem
3. Buret Basa
4. Labu Erlenmeyer
5. Pipet Ukur
6. Pipet Tetes
7. Gelas Kimia
8. Tabung Ukur
9. Corong Kaca

B. Bahan

1. Larutan MnSO₄ 20%


2. Pereaksi O₂ berisi NaOH + KI
3. H₂SO₄ pekat
4. Titran Na₂S₂O₃ 0,025N
5. Indikator larutan Amylum 2%
6. Sampel air
7. Air pengencer, dibuat dengan cara : Aquadest 1 ltr + masing- masing 1 ml dari
larutan: buffer fosfat, CaCl2 2,75%, MgSO4.7H2O 2,75%, FeCl3.0H2O 0,025%

C. Dasar Teori

DO (Dissolved Oxygen) adalah jumlah oksigen terlarut, sedangkan BOD


(Biochemical Oxygen Demand) adalah kebutuhan oksigen biologis atau jumlah oksigen
terlarut yang dibutuhkan oleh organisme untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan dalam
air.

DO dalam air dapat berasal dari proses fotosintesis tanaman air, di mana jumlahnya
tidak tetap tergantung dari jumlah tanamannya dan juga dapat berasal dari atmosfer (udara)
yang masuk ke dalam air dan juga berasal dari proses respirasi atau pertukaran udara dengan
di permukaan laut. Hal ini dilakukan secara difusi. DO juga dapat dijasikan salah satu
indikator apakah di perairan tersebut tercemar atau tidak. distribusi DO secara vertikal
dipengaruhi oleh gerakan air, proses kehidupan di laut dan secara kimia oksigen dipakai
untuk respirasi, yaitu proses penguraian zat-zat organik yang membutuhkan oksigen.

BOD menunjukkan kebutuhan oksigen oleh organisme untuk mengoksidasi bahan-


bahan buangan yang terlarut dalam air. Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan
oleh bakteri untuk menguraikan hampir semua zat organik yang terlarut dan sebagian zat-zat
organik yang tersuspensi dalam air. BOD penting untuk mengetahui banyaknya zat anorganik
yang terkandung dalam air. Makin banyak zat organik maka makin tinggi pula BOD nya.
Nilai BOD dipengaruhi oleh suhu, cahaya matahari, pertumbuhan biologi, gerakan air dan
kadar oksigen.

D. Cara Kerja

DO

1. Mengukur volume 5 botol oksigen dan diberi label.


2. Mengisi botol oksigen dengan air sampel melalui dinding botol dengan hati-hati agar
tidak terjadi aerasi. Diisi sampai penuh, lalu ditutup sedemikian rupa agar tidak
muncul gelembung udara di dalam botol.
3. Menambahkan sampel MnSO₄ 20% sebanyak 2ml dan pereaksi O₂ sebanyak 3ml,
lalu ditutup dan digojok (bolak-balik) kuat-kuat hingga homogen.
Diamkan sebentar, amati endapan yang terbentuk.
a. Jika endapan putih → DO= nol → pemeriksaan stop.
b. Jika endapan coklat → DO = + (ada) →pemeriksaan dilanjutkan
4. Menambahkan H₂SO₄ pekat sebanyak 2ml kemudian digojok sampai endapan larut
kembali hingga timbul warna kuning.
5. Mengambil larutan tersebut sebanyak (200 + X )ml. X adalah tumpahan air sampel
setelah ditambahkan MnSO₄ dan pereaksi O₂, nilai X dperoleh dari:

𝑉
X = 200 x ( 𝑉−𝑃 − 1 ) V = volume botol oksigen (O₂)
P = jumlah pereaksi yang ditambahkan

6. Lalu memasukannya ke dalam labu erlenmeyer ukuran 500ml.


7. Dititrasi dengan Na₂S₂O₃ 0,025N secara cepat → warna kuning berubah → kuning
jerami. Lalu ditambahkan Amylum 1-2 ml warna berubah → biru.
8. Titrasi dilanjutkan → berhenti saat warna biru tepat hilang → catat ml titrasi.

BOD

a. Menentukan DOs air sampel sebagai dasar untuk pengenceran → misal DO:5,5mg/l →
sehingga tingkat pengencerannya 10x

b. Menyiapkan 5 botol oksigen

1. Botol I  diisi air pengencer, diperiksa DO segera  DOs AP


2. Botol II  diisi air pengencer, dieramkan  periksa DO DOe AP
3. Botol III  diisi air campuran (sampel + pengencer)  diperiksa DO segera  DOs
C
4. Botol IV  diisi air campuran (sampel + pengencer)  dieramkan  diperiksa DO
 DOe C1
5. Botol V  diisi air campuran (sampel + pengencer)  dieramkan  diperiksa DO
 DOe C2

E. Data

Pemeriksaan DO

Pemeriksaan Awal Akhir Titrasi


DO 0 5 5

Pemeriksaan BOD

Pemeriksaan Awal Akhir Titrasi


DOs air pengencer 0 7,5 7,5
DOe air pengencer 0 10 10
DOs campuran 0 7 7
DOe campuran₁ 0 8,2 8,2
DOe campuran₂ 0 5,8 5,8

F. Perhitungan

Mencari X tumpahan pada pemeriksaan DO


𝑉
X = 200 x ( 𝑉−𝑃 − 1 )

300
= 200 x ( 300−5 − 1 )

300
= 200 x ( 295 − 1 )

= 200 x ( 1, 0169 − 1 )

= 200 x ( 0169 )

= 3, 389 = 3,4 ml
1000 𝐵𝐴 𝑂
DO = x ml x F Na₂S₂O₃ x N x 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = ..... mg/l
200

16
= 5 x 5 x 0,8085 x 0,025 x 2

= 25 x 0,8085 x 0,025 x 8
= 4, 0425 mg/l

DO = 4,0425, maka tingkat pengencerannya 15x


1
Sampel = 15 x 900 = 60 ml

A. Botol I
𝑉
X = 200 x ( 𝑉−𝑃 − 1 )

270
= 200 x ( 270−5 − 1 )

= 3, 77 = 3,8 ml

1000 𝐵𝐴 𝑂
DOs AP = x ml x F Na₂S₂O₃ x N x 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = ..... mg/l
200

1000
= x 7,5 x 0,8085 x 0,025 x 8 = 6,06 = 6,1 mg/l
200

B. Botol II
𝑉
X = 200 x ( 𝑉−𝑃 − 1 )

275
= 200 x ( −1)
275−5

= 3, 70 ml
1000 𝐵𝐴 𝑂
DOe AP = x ml x F Na₂S₂O₃ x N x 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = ..... mg/l
200

1000
= x 10 x 0,8085 x 0,025 x 8 = 8,085 = 8,1 mg/l
200

C. Botol III
𝑉
X = 200 x ( 𝑉−𝑃 − 1 )

300
= 200 x ( 300−5 − 1 )

= 3, 38 = 3,4 ml
1000 𝐵𝐴 𝑂
DOs C = x ml x F Na₂S₂O₃ x N x 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = ..... mg/l
200

1000
= x 7 x 0,8085 x 0,025 x 8 = 5,6595 = 5,7 mg/l
200
D. Botol IV
𝑉
X = 200 x ( 𝑉−𝑃 − 1 )

290
= 200 x ( 290−5 − 1 )

= 3,5 ml
1000 𝐵𝐴 𝑂
DOe C₁= x ml x F Na₂S₂O₃ x N x 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = ..... mg/l
200

1000
= x 8,2 x 0,8085 x 0,025 x 8 = 6,6297 = 6,6 mg/l
200

E. Botol V
𝑉
X = 200 x ( 𝑉−𝑃 − 1 )

290
= 200 x ( 290−5 − 1 )

= 3,5 ml
1000 𝐵𝐴 𝑂
DOe C₂ = x ml x F Na₂S₂O₃ x N x 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = ..... mg/l
200

1000
= x 5,8 x 0,8085 x 0,025 x 8 = 4,7 mg/l
200

DO rerata air pengencer = (A+B) : 2 = (6,1+8,1) : 2

= (14,2) : 2

= 7,1 mg/l

DO segera air campuran = C = 5,7 mg/l

DO eram rerata air campuran = (D+E) : 2 = Z

= (6,6+4,7) : 2 = 5,65 mg/l

BOD = (C-Z) x 15

= (5,7-5,65) x 15

= 0,05 x 15

= 0,75 mg/l

No Botol DO Hasil Titrasi


1. DOs 4 mg/l
2. A DOsAP 6,1 mg/l
3. B DOe Ap 8,1 mg/l
4. C DOs C 5,7 mg/l
5. D DOe C₁ 6,6 mg/l
6. E DOe C₂ 4,7 mg/l

G. Pembahasan

Dari pemeriksaan yang telah dilakukan pada air sampel yang dilakukan untuk
mengetahui oksigen yang diperlukan mikroba untuk memakan (mendegradasi) zat organik.
Oksigen yang diperlukan oleh mikroba ditentukan oleh DO awal – DO akhir. DO akhir
adalah DO setelah diinkubasi 20˚ selama 5 hari. Di mana selisih yang diperhitungkan adalah
hasil yang diperlukan oleh mikroba.

Hasil DO yang telah diperiksa untuk hari pertama adalah 5,7mg/l sedangkan hasil DO
pada hari kelima atau setelah diinkubasi ialah 0,75. DO pada hari ke-5 lebih kecil hasilnya
dibandingkan dengan DO awal atau pada hari ke-0, yang mengakibatkan tidak terpenuhinya
penetapan BOD karena selisihnya tidak mencapai 20% - 80% dari X (7,1 mg/l). Faktor yang
menyebabkan hal tersebut terjadi adalah alat inkubator yang digunakan suhunya tidak stabil
atau dibawah 20˚ sehingga oksigen masih terkandung sangat banyak pada air sampel.

H. Kesimpulan

Dari hasil tersebut dapat dihitung kadar BOD yang terkandung pada air sampel
dengan cara hasil selisih DOs dan DO setelah inkubasi, hasilnya dapat disimpulkan bahwa air
sampel tersebut tercemar karena hasilnya 0,75 yang menunjukkan bahwa BOD lebih tinggi
dari pada DO sehingga hasilnya kurang dari baku mutu 20%-80% dari X.

Anda mungkin juga menyukai