No :4
Hari/Tanggal : Selasa
A. Alat
1. 5 Botol Oksigen
2. Statif dan Klem
3. Buret Basa
4. Labu Erlenmeyer
5. Pipet Ukur
6. Pipet Tetes
7. Gelas Kimia
8. Tabung Ukur
9. Corong Kaca
B. Bahan
C. Dasar Teori
DO dalam air dapat berasal dari proses fotosintesis tanaman air, di mana jumlahnya
tidak tetap tergantung dari jumlah tanamannya dan juga dapat berasal dari atmosfer (udara)
yang masuk ke dalam air dan juga berasal dari proses respirasi atau pertukaran udara dengan
di permukaan laut. Hal ini dilakukan secara difusi. DO juga dapat dijasikan salah satu
indikator apakah di perairan tersebut tercemar atau tidak. distribusi DO secara vertikal
dipengaruhi oleh gerakan air, proses kehidupan di laut dan secara kimia oksigen dipakai
untuk respirasi, yaitu proses penguraian zat-zat organik yang membutuhkan oksigen.
D. Cara Kerja
DO
𝑉
X = 200 x ( 𝑉−𝑃 − 1 ) V = volume botol oksigen (O₂)
P = jumlah pereaksi yang ditambahkan
BOD
a. Menentukan DOs air sampel sebagai dasar untuk pengenceran → misal DO:5,5mg/l →
sehingga tingkat pengencerannya 10x
E. Data
Pemeriksaan DO
Pemeriksaan BOD
F. Perhitungan
300
= 200 x ( 300−5 − 1 )
300
= 200 x ( 295 − 1 )
= 200 x ( 1, 0169 − 1 )
= 200 x ( 0169 )
= 3, 389 = 3,4 ml
1000 𝐵𝐴 𝑂
DO = x ml x F Na₂S₂O₃ x N x 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = ..... mg/l
200
16
= 5 x 5 x 0,8085 x 0,025 x 2
= 25 x 0,8085 x 0,025 x 8
= 4, 0425 mg/l
A. Botol I
𝑉
X = 200 x ( 𝑉−𝑃 − 1 )
270
= 200 x ( 270−5 − 1 )
= 3, 77 = 3,8 ml
1000 𝐵𝐴 𝑂
DOs AP = x ml x F Na₂S₂O₃ x N x 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = ..... mg/l
200
1000
= x 7,5 x 0,8085 x 0,025 x 8 = 6,06 = 6,1 mg/l
200
B. Botol II
𝑉
X = 200 x ( 𝑉−𝑃 − 1 )
275
= 200 x ( −1)
275−5
= 3, 70 ml
1000 𝐵𝐴 𝑂
DOe AP = x ml x F Na₂S₂O₃ x N x 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = ..... mg/l
200
1000
= x 10 x 0,8085 x 0,025 x 8 = 8,085 = 8,1 mg/l
200
C. Botol III
𝑉
X = 200 x ( 𝑉−𝑃 − 1 )
300
= 200 x ( 300−5 − 1 )
= 3, 38 = 3,4 ml
1000 𝐵𝐴 𝑂
DOs C = x ml x F Na₂S₂O₃ x N x 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = ..... mg/l
200
1000
= x 7 x 0,8085 x 0,025 x 8 = 5,6595 = 5,7 mg/l
200
D. Botol IV
𝑉
X = 200 x ( 𝑉−𝑃 − 1 )
290
= 200 x ( 290−5 − 1 )
= 3,5 ml
1000 𝐵𝐴 𝑂
DOe C₁= x ml x F Na₂S₂O₃ x N x 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = ..... mg/l
200
1000
= x 8,2 x 0,8085 x 0,025 x 8 = 6,6297 = 6,6 mg/l
200
E. Botol V
𝑉
X = 200 x ( 𝑉−𝑃 − 1 )
290
= 200 x ( 290−5 − 1 )
= 3,5 ml
1000 𝐵𝐴 𝑂
DOe C₂ = x ml x F Na₂S₂O₃ x N x 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 = ..... mg/l
200
1000
= x 5,8 x 0,8085 x 0,025 x 8 = 4,7 mg/l
200
= (14,2) : 2
= 7,1 mg/l
BOD = (C-Z) x 15
= (5,7-5,65) x 15
= 0,05 x 15
= 0,75 mg/l
G. Pembahasan
Dari pemeriksaan yang telah dilakukan pada air sampel yang dilakukan untuk
mengetahui oksigen yang diperlukan mikroba untuk memakan (mendegradasi) zat organik.
Oksigen yang diperlukan oleh mikroba ditentukan oleh DO awal – DO akhir. DO akhir
adalah DO setelah diinkubasi 20˚ selama 5 hari. Di mana selisih yang diperhitungkan adalah
hasil yang diperlukan oleh mikroba.
Hasil DO yang telah diperiksa untuk hari pertama adalah 5,7mg/l sedangkan hasil DO
pada hari kelima atau setelah diinkubasi ialah 0,75. DO pada hari ke-5 lebih kecil hasilnya
dibandingkan dengan DO awal atau pada hari ke-0, yang mengakibatkan tidak terpenuhinya
penetapan BOD karena selisihnya tidak mencapai 20% - 80% dari X (7,1 mg/l). Faktor yang
menyebabkan hal tersebut terjadi adalah alat inkubator yang digunakan suhunya tidak stabil
atau dibawah 20˚ sehingga oksigen masih terkandung sangat banyak pada air sampel.
H. Kesimpulan
Dari hasil tersebut dapat dihitung kadar BOD yang terkandung pada air sampel
dengan cara hasil selisih DOs dan DO setelah inkubasi, hasilnya dapat disimpulkan bahwa air
sampel tersebut tercemar karena hasilnya 0,75 yang menunjukkan bahwa BOD lebih tinggi
dari pada DO sehingga hasilnya kurang dari baku mutu 20%-80% dari X.