Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN ROLE PLAY

SIROSIS

Kelompok 4 PSIK Reguler 1

ASMAWATI FITRIANA J 115070201111005


DIKA ARINI P 115070201111007
RAHMI NURROSYID P 112070201111017
AFFRIDA NURLILY CHINTYA WIDARI 115070201111009
NI WAYAN ASMA NIRA YUSTIKA 115070201111011
ATIKA DYAH SETYONINGATI 115070201111013
FITRI OKTAVIA HADI PUTRI 115070201111015
ETRI NURHAYATI 115070201111019
SHINTA ARDIANA P 115070201111021

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
Kasus Sirosis
Ny. Luna, 49 tahun, Bali Indonesia, pelayan bar, Bebandem
Karangasem. Pasien memiliki keluhan utama perut membesar. Pasien
datang sadar dan diantar oleh temannya ke IRD RS Suka-suka pada
tanggal 20 Maret 2014 mengeluh perut membesar. Perutnya dikatakan
membesar secara perlahan pada seluruh bagian perut sejak 3 bulan
sebelum masuk rumah sakit. Perutnya dirasakan semakin hari semakin
membesar dan bertambah tegang, namun keluhan perut membesar ini
tidak sampai membuat pasien sesak dan kesulitan bernapas.
Pasien juga mengeluh nyeri pada ulu hati dan semakin memberat
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri ulu hati dikatakan seperti
ditusuk-tusuk dan terus-menerus dirasakan oleh pasien sepanjang hari.
Keluhan ini dikatakan tidak membaik ataupun memburuk dengan
makanan. Keluhan nyeri juga disertai keluhan mual yang dirasakan hilang
timbul namun dirasakan sepanjang hari, dan muntah yang biasanya terjadi
setelah makan. Muntahan berisi makanan atau minuman yang dimakan
sebelumnyatapi tidak ada darah. Keluhan mual dan muntah ini membuat
pasien menjadi malas makan (tidak nafsu makan).
Pasien juga mengeluh lemas sejak 2 minggu sebelum masuk
rumah sakit. Keluhan lemas dikatakan dirasakan terus menerus dan tidak
menghilang walaupun pasien telah beristirahat. Keluhan ini dikatakan
dirasakan di seluruh bagian tubuh dan semakin memberat dari hari ke
hari.
Selain itu, pasien juga mengeluh adanya bengkak pada kedua kaki
sejak 6 minggu sebelum masuk rumah sakit yang membuat pasien susah
berjalan. Keluhan kaki bengkak ini tidak disertai rasa nyeri dan
kemerahan. Pasien mengatakan bahwa buang air besarnya berwarna
hitam seperti aspal dengan konsistensi sedikit lunak dengan frekuensi 2
kali per hari. Buang air kecil dikatakan berwarna seperti teh ± 5 kali per
hari dan nyeri ketika buang air kecil disangkal oleh pasien.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
 keadaan umum pasien dalam sakit sedang
 kesadaran kompos mentis
 BB : 69 kg
 TD : 110/80 mmHg,
 Nadi : 92 x/menit
 RR : 20 x/menit
 Suhu : 37oC
 Tampak konjunctiva anemis pada pemeriksaan mata dan mata
berwarna kuning
 Pemeriksaan abdomen, pada inspeksi tampak adanya distensi, dari
palpasi didapatkan hepar dan lien sulit dievaluasi dan ada nyeri tekan
pada regio epigastrium dan hipokondrium. Dari perkusi abdomen
didapatkan undulasi (+), dan shifting dullness (+).
 Tampak edema pada kedua ekstremitas bawah.

Dari pemeriksaan penunjang didapatkan:


 bilirubin total, bilirubin direk, bilirubin indirek, SGOT, SGPT, BUN dan
kreatinin pada pasien meningkat
 albumin rendah
 Pemeriksaan HbsAg (antigen) dan anti HCV hasilnya nonreaktif
* Fungsi pemeriksaan HbsAg adalah untuk mengetahui apakah pasien
merupakan penderita hepatitis B, yang ditandai dengan HBsAg
positif, sedangkan fungsi pemeriksaan HBeAg adalah untuk
mengetahui apakah adanya replika virus dalam hepatosit (sel hati).
HBeAg berkaitan erat dengan HBV DNA, yaitu DNA virus Hepatitis B.
 USG abdomen didapatkan kesan pengecilan hepar dengan
splenomegali sesuai dengan gambaran sirosis hepatis, ascites, dan
curiga nefritis bilateral
 Esophagogastroduodenoscopy didapatkan varises esofagus grade I
1/3 distal, mucosa bleeding pada gaster dengan kesimpulan GHP
berat dan varises esofagus grade I.
 Pemeriksaan cairan ascites (Tes Rivalta) didapatkan eritrosit 2-3/lp
bentuk utuh, cell 261 (poly 30%, mono 70%), albumin 0,32, glukosa
128, LDH 126, glukosa liquor 50-75.
Pasien didiagnosis dengan sirosis hepatis (Child Pugh C) +
ensefalopati hepatikum grade I + melena et causa gastropati hipertensi
portal berat + varises esofagus grade I + ascites grade II.
* Ada komplikasi Ensepalopati Hepatikum. Ensepalopati hepatikum
merupakan kelainan neuropsikiatri yang bersifat reversible. Ensefalopati
hepatik diduga terjadi karena adanya gangguan metabolisme energi
pada otak dan peningkatan permeabelitas sawar darah otak.
* Ada komplikasi varises esophagus. Varises esophagus merupakan
komplikasi yang diakibatkan oleh hipertensi porta
Penatalaksanaan pada pasien saat masuk rumah sakit:
 diet cair (tanpa protein) dan rendah garam
 batasi cairan (1 lt/hari)
 infuse DS 10%: NS: Aminoleban= 1:1:1 → 20 tetes per menit
 propanolol 2x10 mg → beta-blocker non-selektif
 spironolacton 100 mg (pagi) → deuretik
 furosemide 40 mg (pagi) → deuretik
 omeprazole 2x40 mg → obat pompa proton inhibitor (PPi)
 sucralfat syr 3 X CI → mengobati radang pada dinding lambung yang
disebabkan oleh obat Anti Inflamasi Non Steroid
 lactulosa sirup 3xCI → melunakkan BAB, berfungsi sebagai bulk
forming yang merangsang fungsi fisiologis peristaltic colon
 paramomycin 4x500 mg → antibiotik aminoglikosida yang cara
kerjanya dengan menghentikan pertumbuhan parasit dalam usus
 transfusi albumin 20% 1 kolf/hari → s/d albumin > 3 gr/dl
Pengkajian Dasar Keperawatan

PENGKAJIAN
A. Identitas klien
Nama : Ny. Luna No. Register :-
Usia : 49 tahun Tanggal Masuk : 20 Maret
2014
Jenis kelamin : Perempuan Tanggal Pengkajian : -
Alamat : Karangasem, Bali Sumber informasi : Klien dan
teman klien
No. Telepon :- Nama klg. dkt yg bs dihubungi : -
Status Pernikahan: - Status :-
Agama :- Alamat :-
Suku :- No. telepon :-
Pendidikan :- Pendidikan :-
Pekerjaan : Pelayan bar Pekerjaan :-
Lama Bekerja :-

B. Status Kesehatan Saat Ini


1. Keluhan utama : pasien mengeluh perut membesar
2. Lama keluhan : sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit
3. Kualitas keluhan : perut membesar secara perlahan pada
seluruh bagian perut
4. Faktor pencetus :-
5. Faktor pemberat :-
6. Upaya yg telah dilakukan : -
7. Diagnose medis : sirosis hepatis (Child Pugh C) + ensefalopati
hepatikum grade I + melena et causa gastropati hipertensi portal
berat + varises esofagus grade I + ascites grade II .
C. Riwayat kesehatan saat ini
Ny. Luna, 49 tahun, Bali Indonesia, pelayan bar, Bebandem
Karangasem. Pasien memiliki keluhan utama perut membesar. Pasien
datang sadar dan diantar oleh temannya ke IRD RS Suka-suka pada
tanggal 20 Maret 2014 mengeluh perut membesar. Perutnya
dikatakan membesar secara perlahan pada seluruh bagian perut sejak
3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Perutnya dirasakan semakin hari
semakin membesar dan bertambah tegang, namun keluhan perut
membesar ini tidak sampai membuat pasien sesak dan kesulitan
bernapas.
Pasien juga mengeluh nyeri pada ulu hati dan semakin
memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri ulu hati
dikatakan seperti ditusuk-tusuk dan terus-menerus dirasakan oleh
pasien sepanjang hari. Keluhan ini dikatakan tidak membaik ataupun
memburuk dengan makanan. Keluhan nyeri juga disertai keluhan mual
yang dirasakan hilang timbul namun dirasakan sepanjang hari, dan
muntah yang biasanya terjadi setelah makan. Muntahan berisi
makanan atau minuman yang dimakan sebelumnya tapi tidak ada
darah. Keluhan mual dan muntah ini membuat pasien menjadi malas
makan (tidak nafsu makan).
Pasien juga mengeluh lemas sejak 2 minggu sebelum masuk
rumah sakit. Keluhan lemas dikatakan dirasakan terus menerus dan
tidak menghilang walaupun pasien telah beristirahat. Keluhan ini
dikatakan dirasakan di seluruh bagian tubuh dan semakin memberat
dari hari ke hari.
Selain itu, pasien juga mengeluh adanya bengkak pada kedua
kaki sejak 6 minggu sebelum masuk rumah sakit yang membuat
pasien susah berjalan. Keluhan kaki bengkak ini tidak disertai rasa
nyeri dan kemerahan. Pasien mengatakan bahwa buang air besarnya
berwarna hitam seperti aspal dengan konsistensi sedikit lunak dengan
frekuensi 2 kali per hari. Buang air kecil dikatakan berwarna seperti teh
± 5 kali per hari dan nyeri ketika buang air kecil disangkal oleh pasien.
D. Riwayat Kesehatan Terdahulu
1. Penyakit yang pernah dialami :-
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll) : -
3. Imunisasi :-
4. Kebiasaan :-
5. Obat-obat yang digunakan :-

E. Pola Aktifitas-Latihan
Klien susah berjalan karena bengkak di kedua kaki sejak 6
minggu sebelum MRS.

F. Pola Eliminasi
 BAB berwarna hitam seperti aspal dengan konsistensi sedikit lunak
dengan frekuensi 2 kali per hari
 BAK berwarna seperti teh dengan frekuensi ± 5 kali per hari

G. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : pasien lemas
 Kesadaran : compos mentis
 Tanda-tanda vital
o TD : 110/80 mmHg (100-140/60-90 mmHg)
o Nadi : 92 x/mnt (60-90 x/mnt) → takikardi
o Suhu : 37o C (36,5-37,5o C)
o RR : 20 x/mnt (16-20x/mnt)
 Tinggi badan :-
 Berat badan : 69 kg
1. Kepala & leher
a. Kepala :-
b. Mata : konjunctiva anemis, kedua mata berwarna kuning
c. Hidung :-
d. Mulut dan tenggorokan : -
e. Telinga :-
f. Leher :-
2. Thorak dan dada : skala VAS 3/10 di daerah epigastrium dan nyeri
seperti ditusuk-tusuk pada ulu hati.
a. Jantung : -
b. Paru :-
3. Payudara dan ketiak : -
4. Punggung dan tulang belakang :
5. Abdomen :
 inspeksi : distensi (+)
 palpasi : hepar dan lien sulit dievaluasi, nyeri tekan pada
regio epigastrium dan hipokondrium.
6. perkusi : undulasi (+) dan shifting dullness (+)
7. Genetalia dan anus : -
8. Ekstremitas :
 Atas :-
 Bawah : edema (+) di kedua kaki disertai rasa nyeri dan
kemerahan.
9. Sistem Neurologi : -
10. Kulit dan Kuku
 Kulit : kemerahan di daerah kaki
 Kuku :-

H. Hasil Pemeriksaan Penunjang


 bilirubin total ↑
 bilirubin direk ↑
 bilirubin indirek ↑
 SGOT ↑
 SGPT ↑
 BUN ↑
 kreatinin ↑
 albumin ↓
 Pemeriksaan HbsAg dan anti HCV (-)
 USG abdomen : pengecilan hepar dengan splenomegali sesuai
dengan gambaran sirosis hepatis, ascites, dan curiga nefritis
bilateral
 Esophagogastroduodenoscopy : varises esofagus grade I 1/3 distal,
mucosa bleeding pada gaster dengan kesimpulan GHP berat dan
varises esofagus grade I.
 Pemeriksaan cairan ascites (Tes Rivalta) : eritrosit 2-3/lp bentuk
utuh, cell 261 (poly 30%, mono 70%), albumin 0,32, glukosa 128,
LDH 126, glukosa liquor 50-75.

I. Terapi
 diet cair (tanpa protein) dan rendah garam
 batasi cairan (1 lt/hari)
 infuse DS 10%: NS: Aminoleban= 1:1:1 → 20 tetes per menit
 propanolol 2x10 mg
 spironolacton 100 mg (pagi)
 furosemide 40 mg (pagi)
 omeprazole 2x40 mg
 sucralfat syr 3 X CI
 lactulosa sirup 3xCI
 paramomycin 4x500 mg
 transfusi albumin 20% 1 kolf/hari → s/d albumin > 3 gr/dl

ANALISA DATA
Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
1 DS: Minum-minuman keras Kelebihan
- perut membesar ↓ volume cairan
dan bertambah Perubahan struktur dan b.d gangguan
tegang fungsi hepar mekanisme
- urin berwarna ↓ regulasi
seperti teh Kerusakan hati kronik

DO: Sirosis hati
- TD: 110/80 mmH ↓
- RR: 20 x/mnt
- Edema kaki Hipertensi porta dan
- Distensi abdomen gangguan metabolism
protein

Aliran balik vena porta
me↑ dan albumin ↓

Asites dan edema
ekstermitas
2 DS : Minum-minuman keras Risiko cedera
- BAB warna hitam ↓
seperti aspal Perubahan struktur dan
- Alcohol fungsi hepar

DO : Kerusakan hati kronik
- varises esofagus ↓
grade I 1/3 distal Sirosis hati

Hipertensi porta

Aliran balik vena porta
me↑

Varises esofagus

perdarahan

NURSING CARE PLANNING


1. Diagnosa: Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme
regulasi
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam,
kelebihan volume cairan teratasi
Kriteria Hasil:
NOC: fluid overload severity
a. Edema kaki (5)
b. Asites (4)
c. Distensi abdomen (4)
d. Warna urin

1= berat, 2= substansial, 3= moderat, 4=ringan, 5= tidak ada

Intervensi:
NOC: fluid management
a. Monitor makanan/cairan ingesti dan hitung kalori daily intake
b. Monitor respon klien terhadap terapi pemberian elektrolit
c. Kaji lokasi edema
d. Pertahankan keadekuatan intake dan output
e. Berikan transpusi produk darah (albumin)
f. Berikan deuretik jika perlu
g. Berikan terapi IV jika perlu
h. Laporkan ke dokter apabila volume cairan memburuk

2. Diagnosa: Risiko cedera


Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam,
perdarahan dapat teratasi
Kriteria Hasil:
NOC: Risk Control
e. Klien terbebas dari cedera (4)
f. Mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah injury (3)
g. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada (5)
h. Mampu mengenali perubahan status kesehatan (4)
1= tidak melaksanakan, 2= jarang melaksanakan , 3= kadang
melaksanakan, 4=sering melaksanakan, 5= konsisten melaksanakan

Intervensi :
NIC: bleeding reduction: gastrointestinal
a. Monitor tanda dan gejala perdarahan persisten (melena)
b. Monitor tanda dan gejala hipovolemik (takikardi, TD naik, takipneu)
c. Monitor status cairan (intake dan output)
d. Kaji distensi abdomen
e. Catat warna, jumlah, dan karakteristik feses
f. Berikan cairan via IV, jika perlu
g. Pasang NGT dan pertahankan balon NGT
h. Lakukan gastric lavage
i. Pertahankan kepatenan jalan nafas, jika perlu
j. Evaluasi respon psikis dan persepsi klien pada perdarahan

Anda mungkin juga menyukai