Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Hal–hal yang mendasari penelitian ini megacu pada penelitian-penelitian

terdahulu tentang implementasi metode ID3 dalam klasifikasi keluarga sehat.

Penelitian pertama dilakukan oleh R.K.Bawa pada tahun 2017 dengan judul

Implementation of an Expert System for the Identification of Drug Addiction Using

Decision Tree Algorithm. Penelitian tersebut menerapkan algoritma ID3 dalam

mengidentifikasi kecanduan narkoba. Penelitian tersebut menggunakan 15

parameter yaitu frekuensi menggunakan narkoba,durasi penyalahgunaan obat-

obatan,hidup menyenangkan dengan obat,berapa banyak orang yang

mempengaruhi menggunakan obat-obatan,hidup tanpa narkoba,kecelakaan atau

pernah memiliki kasus saat menggunakan obat-obatan,ada seseorang yang

pernah menolong ketika kecanduan obat-obatan,memiliki masalah dengan

kesehatan,hidup menggunakan narkoba,hubungan dengan keluarga,ketika tidak

mempunyai uang untuk membeli obat-obatan,mampu menafkahi keluarga dan

bekerja,berpartisipasi dalam kegiatan meditasi atau aktivitas rekreasi,memiliki

rasa malu ketika bersosial,dan pengetahuan tentang obat-obatan. Metode ID3

menggunakan konsep dari entropi yang digunakan untuk mengukur seberapa

informatifnya sebuah node yang biasanya disebut seberapa baiknya. Untuk

mencari nilai entropy dan information gain digunakan persamaan 2.1 dan

persamaan 2.2.

(2.1)
Keterangan :

S : adalah himpunan (dataset) kasus.

k : adalah banyaknya partisi S.

Pj : adalah probabilitas yang di dapat dari sum (Ya) dibagi total kasus.

𝑘
⃒ 𝑆𝑖 ⃒
𝑔𝑎𝑖𝑛 (𝐴) = 𝐸𝑛𝑡𝑟𝑜𝑝𝑖 (𝑆) ∑ − × 𝐸𝑛𝑡𝑟𝑜𝑝𝑖 (𝑆𝑖 ) (2.2)
⃒ 𝑆⃒
𝑖=1

Keterangan :

S : ruang (data) sampel yang digunakan untuk training.

A : atribut.

|Si| : jumlah sampel untuk nilai V.

|S| : jumlah seluruh sampel data.

Entropi (Si) : entropi untuk sampel-sampel memiliki i.

Penelitian kedua dilakukan oleh Joan Nola Suarez pada 2017 dengan judul

ID3 and k-means based methodology for Internet of Things device classification,

dalam penelitian tersebut menerapkan dua metode, yaitu metode ID3 dan k-

means. Dalam penelitian tersebut membahas tentang klasifikasi perangkat

internet. Kriteria yang digunakan ada 12 yaitu ukuran,mobilitas,kapasitas

batrei,memori,gateway internet,kapasitas informasi yang bias ditampung,informasi

kapasitas penerima,tersedia wifi ,tersedia bluetooth,tersedia 3G/4G,tersedia kabel

ethernet.

Penelitian terdahulu yang telah dijabarkan dapat dilihat secara ringkas

dalam tabel 2.1.


Tabel 2.1 Matriks Hasil Riview Penelitian.

Nama Peneliti
No Judul Tahun Metode Ringkasan
1. R.K.Bawa Implement 2017 ID3 Membahas tentang
ation of an identifikasi kecanduan
Expert narkoba. Kriteria yang
System for digunakan berjumlah 15
the yaitu frekuensi
Identificati menggunakan
on of Drug narkoba,durasi
Addiction penyalahgunaan obat-
Using obatan,hidup
Decision menyenangkan dengan
Tree obat,berapa banyak
Algorithm orang yang
mempengaruhi
menggunakan obat-
obatan,hidup tanpa
narkoba,kecelakaan atau
pernah memiliki kasus
saat menggunakan obat-
obatan,ada seseorang
yang pernah menolong
ketika kecanduan obat-
obatan,memiliki masalah
dengan kesehatan,hidup
menggunakan
narkoba,hubungan
dengan keluarga,ketika
tidak mempunyai uang
untuk membeli obat-
obatan,mampu
menafkahi keluarga dan
bekerja,berpartisipasi
dalam kegiatan meditasi
atau aktivitas
rekreasi,memiliki rasa
malu ketika
bersosial,dan
pengetahuan tentang
obat-obatan.
2. Joan Nolla ID3 and k- 2017 ID3 dan Membahas tentang
Suarez means K-means klasifikasi perangkat
based internet. Kriteria yang
methodolo digunakan ada 12 yaitu
gy for ukuran,mobilitas,kapasit
Internet of as
Things batrei,memori,gateway
device internet,kapasitas
classificati informasi yang bias
on ditampung,informasi
kapasitas
penerima,tersedia wifi
,tersedia
bluetooth,tersedia
3G/4G,tersedia kabel
ethernet.

3. Sazzad Implement 2016 ID3 Membahas tentang


Hossain,Sham ing ID3 identifikasi jenis kelamin.
suzzaman,Ahs Algorithm Parameter yang
an Habib for Gender digunakan ada 3 yaitu
Identificati umur,berat badan,tinggi
on of badan.
Banglades
hi People

2.2 Metode ID3

2.1.2 Data Mining

Data mining dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan tugas yang

dapat dilakukan,yaitu :

1. Deskripsi

Digunakan untuk menggambarkan pola dan kecenderungan yang

terdapat dalam data.

2. Estimasi

Model menggunakan record lengkap yang menyediakan nilai dari

variable target sebagai nilai prediksi.

3. Prediksi

Prediksi nilai dari hasil akan ada di masa mendatang.

4. Klasifikasi

Contoh kasusnya adalah penggolongan pendapatan dapat dipisahkan

dalam tiga kategori , yaitu pendapatan sedang, pendapatan tinggi, dan

pendapatan rendah.
5. Pengklusteran

Merupakan pengelompokan record, pengamatan, atau

memperhatikan dan membentuk kelas objek-objek yang memiliki

kemiripan .

6. Asosiasi

Tugas Asosiasi dalam data mining adalah menemukan atribut yang

muncul dalam satu waktu. Dalam dunia bisnis lebih umum disebut

analisis keranjang belanja.

2.1.3 Tahap-tahap Data Mining

1. Data Selection

Pemilihan (seleksi) data dari sekumpulan data operasional. Data

hasil seleksi akan digunakan untuk proses data mining, dan disimpan

dalam suatu berkas dan terpisah dari basis data operasional.

2. Pre-processing/Cleaning

Proses cleaning dilakukan dengan menghilangkan noise,

membuang duplikasi data, memeriksa data yang tidak konsisten, dan

memperbaiki kesalahan pada data tersebut sesuai untuk proses data

mining.

3. Transformation Data

Tahap ini merupakan proses transformasi pada data yang telah

dipilih, sehingga data ersebt sesuai untuk proses data mining.

4. Data Mining

Data mining merupakan proses mencari pola atau informasi yang

sangat menarik dalam data terpilih dengan menggunakan teknik atau

metode tertentu.

5. Interpretation/Evaluation
Tahap ini mencakup pemeriksaan apakah pola atau informasi yang

ditemukan bertentangan dengan fakta atau hipotesis yang ada

sebelumnya.

2.3 Klasifikasi

Klasifikasi merupakan suatu pekerjaan menilai objek data untuk

memasukkannya ke dalam kelas tertentu dari sejumlah kelas yang tersedia.

2.4 Decision tree (Pohon Keputusan )

Decision tree merupakan metode yang mengubah data menjadi pohon

keputusan (decision tree) dan aturan-aturan keputusan (rule) yang dijelaskan pada

gambar 2.1.

Gambar 2.1 Konsep Decision Tree

Data Decision Rule


tree

Pada Decision tree terdapat 3 jenis node, yaitu :

1. Root node

Merupakan node ini tidak ada input dan bias tidak mempunyai output

atau mempunyai output lebih dari satu.

2. Internal node

Merupakan node percabangan, pada node ini hanya terdapat satu input

dan mempunyai output minimal dua.

3. Leaf node atau terminal node

Merupakan node akhir, pada node ini hanya terdapat satu input dan tidak

mempunyai output.

2.5 Algoritma ID3


Algoritma ID3 merupakan algoritma decision tree learning (algoritma

pembelajaran pohon keputusan) yang paling dasar. Algoritma ini melakukan

pencarian secara menyeluruh (greedy) pada semua kemungkinan pohon

keputusan.

Untuk membangun decision tree, algoritma ini mengevaluasi semua

atribut yang ada dengan menggunakan suatu aturan statistik (yang banyak

digunakan adalah information gain), untuk mendapatkan nilai information gain

yang atributnya akan dipilih sebagai akar maka entropy dihitung terlebih dahulu.

Berikut adalah penjelasan mengenai nilai entropy dan information gain.

2.5.1 Entropy

Entropy adalah ukuran dari teori informasi yang dapat mengetahui

karakteristik dari impurity dan homogeneity dari kumpulan data.

Keterangan :

S : adalah himpunan (dataset) kasus.

k : adalah banyaknya partisi S.

Pj : adalah probabilitas yang di dapat dari sum (Ya) dibagi total kasus.

Dari nilai entropy tersebut kemudian dihitung nilai information gain dari

masing-masing atribut.

2.5.2 Information gain

Setelah mendapat nilai entropy untuk suatu kumpulan data, maka

selanjutnya dapat mengukur efektifitas suatu atribut dalam

mengklasifikasikan data.

Ukuran efektifitas disebut information gain. Secara matematis,

information gain dari suatu atribut A, dituliskan sebagai berikut :


𝑘
⃒ 𝑆𝑖 ⃒
𝑔𝑎𝑖𝑛 (𝐴) = 𝐸𝑛𝑡𝑟𝑜𝑝𝑖 (𝑆) ∑ − × 𝐸𝑛𝑡𝑟𝑜𝑝𝑖 (𝑆𝑖 )
⃒ 𝑆⃒
𝑖=1

Keterangan :

S : ruang (data) sampel yang digunakan untuk training.

A : atribut.

|Si| : jumlah sampel untuk nilai V.

|S| : jumlah seluruh sampel data.

Entropi (Si) : entropi untuk sampel-sampel memiliki i.

2.6 Keluarga Sehat

2.6.1 Program Keluarga Sehat

Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga sehat

merupakan salah satu program pemerintah mewujudkan VISI dan MISI

Presiden pada agenda ke 5 dalam 9 Agenda Prioritas (NAWA CITA):

Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia (PROGRAM INDONESIA

SEHAT) yang tertuang dalam Rencana Strategis Kemenkes 2015-2019 yaitu

a. Penerapan Paradigma Sehat

b. Penguatan Pelayanan Kesehatan

c. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Melalui pendekatan keluarga.

2.6.2 Prioritas Program Keluarga Sehat

Kesehatan ibu :

a. Menurunkan angka kematian ibu (AKI).

Kesehatan anak :

a. Menurunkan angka kematian bayi (AKB).

b. Prevalensi balita pendek (stunting).


Pengendalian penyakit menular :

a. Mempertahankan prevalensi HIV-AIDS <0,5.

b. Menurunkan prevalensi tuberculosis.

c. Menurunkan prevalensi malaria.

Pengendalian penyakit tidak menular :

a. Menurunkan prevalensi hipertensi.

b. Mempertahankan prevalensi obesitas pada 15,4.

c. Menurunkan prevalensi diabetes.

d. Menurunkan prevalensi kanker

Diperkuat dengan penyehatan lingkungan (Sanitasi air minum).

2.6.3 Batasan dan Tingkatan Keluarga Sehat

1. Batasan operasional keluarga = keluarga inti (suami, isteri dan

anak) dalam 1 Rumah bisa terdpt > 1 Keluarga.

2. Disepakati 3 tingkatan Keluarga Sehat yaitu:

a. Keluarga sehat >80% indikator baik.

b. Keluarga pra-sehat 50%-80% indikator baik.

c. Keluarga tidak sehat <50% indikator baik.

2.7 Dua Belas Indikator Keluarga Sehat

2.7.1 Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)

Keluarga berencana (KB) merupakan program sosial dasar yang

sangatpenting artinya bagi suatu bangsa. Undang-undang No 10 tahun 1992

tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga

sejahtera menyebutkan bahwa keluarga berencana (KB) merupakan upaya

peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan

usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,


serta peningkatan kesejahteraan keluarga, serta peningkatan kesejahteraan

keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.

2.7.2 Ibu Bersalin di Fasilitas Kesehatan

Salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) 5 adalah

menurunkan AKI atau maternal mortality rate (MMR) hingga tiga

perempatnya dari tahun 1990. namun sampai saaat ini angka kematian ibu

masih tinggi, hal ini berarti dibutuhkan kerjasama berbagai pihak untuk

menurunkan angka kematian ibu, salah satu penyebab kematian ibu

adalah kurangnya kesadaran ibu hamil dalam merencanakan persalinan di

fasilitas kesehatan.

2.7.3 Bayi Mendapat Imunisasi Lengkap

Menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan

bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

Indonesia, sebagaimana yang dimaksud dalam Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Tahun 1945.

Salah satu penyebab kematian bayi adalah penyakit yang dapat

dicegah dengan imunisasi. Secara gobal, pada tahun 2010, dari total

angka kematian balita yakni sebesar 7,6 juta anak, sekitar 1,4 juta (18%)

kematian diantaranya disebabkan oleh pneumonia. Angka tersebut

menunjukkan betapa ganasnya pneumonia bagi balita di dunia hingga

menempatkannya sebagai pembunuh nomor satu pada anak balita.Oleh

karena itu, diperlukan kekebalan tubuh yang diberikan dalam bentuk

imunisasi.

2.7.4 Pemberian ASI Eksklusif Selama 6 Bulan

Secara alamiah, seorang ibu mampu menghasilkan Air Susu Ibu (ASI)

segera setelah melahirkan. ASI diproduksi oleh alveoli yang merupakan


bagian hulu dari pembuluh kecil air susu. ASI merupakan makanan yang

paling cocok bagi bayi karena mempunyai nilai gizi yang paling tinggi

dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat oleh manusia ataupun

susu yang berasal dari hewan seperti susu sapi, susu kerbau, atau susu

kambing. Pemberian ASI secara penuh sangat dianjurkan oleh ahli gizi

diseluruh dunia. Tidak satupun susu buatan manusia (susu formula) dapat

menggantikan perlindungan kekebalan tubuh seorang bayi, seperti yang

diperoleh dari ASI.

Tabel 2.2 Perbandingan ASI dan susu sapi.

No Kandungan ASI Susu sapi

1 Laktoferin ++++ +

2 Lisozim ++++ +

3 SIgA ++++ +

4 SIgG + ++++

No Kandungan ASI Susu Sapi

5 Komplemen + ++++

6 Laktoperoksida + ++++

Imunoglobulin ASI tidak diabsorpsi bayi tetapi berperan memperkuat

sistem imun lokal usus. ASI juga meningkatkan IgA pada mukosa traktus

respiratorius dan kelenjar saliva bayi. Ini disebabkan faktor pertumbuhan

dan hormon sehingga dapat merangsang perkembangan sistem imun lokal


bayi. Hal ini terlihat dari lebih rendahnya penyakit otitis media, pneumonia,

bakteriemia, meningitis dan infeksi traktus urinarius pada bayi yang

mendapat ASI dibanding bayi yang mendapat PASI.

2.7.5 Pemantauan Pertumbuhan Balita

Tumbuh kembang anak pada dasarnya merupakan dua peristiwa yang

berlainan akan tetapi keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan (growth)

merupakan perubahan dalam ukuran besar, jumlah, ukuran atau dimensi

tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur berat dengan

menggunakan (gram/kilogram), ukuran panjang (cm, meter). Sedangkan

perkembangan (development) merupakan bertambahnya kemampuan

skill/keterampilan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks

sebagai hasil dari proses pematangan. Sehingga pertumbuhan dan

perkembangan merupakan kaitan yang tidak bisa dipisahkan.

Upaya pemantauan terhadap petumbuhan balita sebaiknya dilakukan

setiap bulan, hal ini dapat dilakukan dengan kegiatan penimbangan di

Posyandu. Selain itu Perkembangan fungsi kognitif merupakan aspek yang

tidak kalah penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang

sudah memasuki usia sekolah.

2.7.6 Penderita TB Paru yang Berobat Sesuai Standar

Penyakit Tubercolusis atau yang sering disebut TB Paru adalah

infeksi

menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolusis.

Tuberculosis merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian

(mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan

terapinya, maka dari itu Pasien yang sudah terdiagnosa TB sangat


disarankan untuk berobat sesuai dengan standar pengobatan TB yang

sudah ditetapkan.

Bersama denganHIV/AIDS, Malaria dan TB Paru merupakan

penyakit yang pengendaliannyamenjadi komitmen global. Diperkirakan

sekitar sepertigapenduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium

Tuberculosis.

Sumber penularan adalah penderita TBC BTA Positif. Pada waktu

batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk

droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat

bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat

terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan.

Setelah kuman TBC masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan,

kuman TBC tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya.

Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman

yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil

pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut, bila hasil

pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut

dianggap tidak menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi TBC

ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup

udara tersebut.

2.7.7 Penderita Hipertensi yang Berobat Teratur

Menurut Join Comitte on Prevention Detection, Evaluation, and

Treatment of High Blood Preasure VII/JNC 2003 Hipertensi adalah suatau

keadaan dimana tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah

diastolik > 90 mmHg. Hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluha


darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh

darah terhambat sampai kejaringan tubuh yang membutuhkannya.

Berdasarkan etiologi nya, Hipertensi dapat dibedakan menjadi 2 kelompok:

a. Hipertensi esensial primer

Lebih dari 90% - 95% pasien dengan hipertensi merupakan

hipertensi esensial (primer). Bebrapa mekanisme yang mungkin

berkontribusi untuk terjadinya hipertensi ini telah diidentifikasi, namun

belum satupun teori yang tegas menyatakan pathogenesis hipertensi

primer tersebut. Hipertensi sering turun temurun dalam satu keluarag, hal

ini setidaknya menunjukkan bahwa faktor genetic memegag peranan

penting pada pathogenesis hipertensi primer. Menurut data, bila ditemukan

gambaran bentuk disregulasi tekanan darah yang monogenic dan

polygenic mempunyai kecenderungan timbulnya hipertensi essensial.

Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan dalam daftar penyebab

hipertensi jenis ini adlah lingkungan, kelainan metabolime intra seluler dan

faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, konsumsi alkohol,

merokok dan kelainan darah.

b. Hipertensi Renal atau Sekunder

Hipertensi sekunder merupakan penyakit ikutan dari penyakit yang

sebelumnya diderita. Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan

sekunder dari gangguan hormonal, diabetes, ginjal, penyakit pembuluh

darah, penyakit jantung atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan

tekanan darah. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit

ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang

paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara langsug ataupuntidak, dapat


menyebabkan hipertensi atau memperberta hipertensi dengan menaikkan

tekanan darah. Apabila penyebab sekunderdapat diidentifikasi, maka

dengan menghentikan obat yang bersangkutan atau

mengobati/mengoreksi kondisi komorbid yang menyertainya sudah

merupakan tahap pertama dalam penanganan hipertensi sekunder.

Penatalaksanaan pada Hipertensi bertujuan untuk mengendalikan

angka kesakitan dan angka kematian akibat penyakit hipertensi dengan

cara seminimal mungkin menurunkan gangguan terhadap kualitas hidup

penderita. Upaya penatalaksaan hipertensi pada dasarnya dapat dilakukan

melalui terapi non-farmakologi dan terapi farmakologi.

Terapi non farmakologis :

a. Makan gizi seimbang

b. Mengatasi Obesitas

c. Melakukan olahraga teratur

d. Berhenti merokok

e. Mengurangi konsumsi alkohol

Terapi farmakologis :

Pengobatan harus sesuai dengan pola dan prinsip pemberian obat

hipertensi.

2.7.8 Tidak Ada Anggota Keluarga yang Merokok

Pada hakekatnya rokok merupakan salah satu produk industri dan

komoditi internasional yang mengandung sekitar 1500 bahan kimiawi.

Unsur-unsur yang penting yang terkandung di dalam rokok antara lain : tar,

nikotin, benzopyrin, metilkloride, aseton, ammonia, dan karbonmonoksida.


Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian diisap

asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa.

Sedangkan rokok sendiri adalah gulungan tembakau yang berbalut daun

nipah atau kertas.

2.7.9 Sekeluarga Sudah Menjadi Anggota JKN

JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) adalah program Pemerintah

yang bertujuan memberikan kepastian jaminan kesehatan yang

menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia untuk dapat hidup sehat,

produktif dan sejahtera.. Sebelum JKN, pemerintah telah berupaya merintis

beberapa bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan, antara lain Askes

Sosial bagi pegawai negeri sipil (PNS), penerima pensiun dan veteran,

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Jamsostek bagi pegawai BUMN

dan swasta, serta Jaminan Kesehatan bagi TNI dan Polri.

Sesuai dengan UU No 40 Tahun 2004 tentang SJSN, maka Jaminan

Kesehatan Nasional dikelola dengan prinsip :

1. Gotong royong. Dengan kewajiban semua peserta membayar iuran

maka akan terjadi prinsip gotong royong dimana yang sehat membantu

yang sakit, yang kaya membantu yang miskin.

2. Nirlaba. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial tidak diperbolehkan

mencari untung. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat adalah dana

amanat, sehingga hasil pengembangannya harus dimanfaatkan untuk

kepentingan peserta.

3. Keterbukaan, kehati – hatian, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas.

Prinsip manajemen ini mendasari seluruh pengelolaan dana yang

berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangan.


4. Portabilitas. Prinsip ini menjamin bahwa sekalipun peserta berpindah

tempat tinggal atau pekerjaan, selama masih di wilayah Negara

Republik Indonesia tetap dapat mempergunakan hak sebagai peserta

JKN.

5. Kepesertaan bersifat wajib. Agar seluruh rakyat menjadi peserta

sehingga dapat terlindungi. Penerapannya tetap disesuaikan dengan

kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan

penyelenggaraan program.

6. Dana Amanat. Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana

titipan kepada badan penyelenggara untuk dikelola sebaik – baiknya demi

kepentingan peserta.

7. Hasil pengelolaan dana jaminan sosial dipergunakan seluruhnya untuk

pengembangan program dan untuk sebesar – besar kepentingan peserta.

2.7.10 Mempunyai Sarana Air Bersih

Kebutuhan air bersih selalu meningkat seiring dengan meningkatnya

jumlah penduduk. Total kebutuhan air sulit dilakukan karena banyak faktor

yang harus dipertimbangkan, diantaranya adalah meningkatmya

keberagaman kegiatan dan peradaban penduduk. Berdasarkan tujuan

penggunaannya, kebutuhan air bersih dapat diklasifikasikan kedalam dua

kelompok, yaitu:

a. Kebutuhan domestik

Kebutuhan domestik digunakan untuk menunjang kegiatan sehari-hari

atau rumah tangga seperti mencuci, mandi, memasak, dan lain-lain.

Kebutuhan air untuk tujuan ini dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu:

1. Konsumsi (keperluan primer), seperti minum dan memasak.


2. Kesehatan (hygine) meliputi kebutuhan dasar individu atau disebut

pula keperluan sekunder dan kebersihan rumah tangga seperti

mandi, mencuci pakaian, membersihkan rumah, wudhu,

penggunaan untuk tujuan kesenangan (amenity use) atau

keperluan tersier seperti mencuci kendaraan, menyiram tanaman

dan mengisi aquarium.

Pada tahun 2001, Thompson menambahkan kategori keempat, yaitu

penggunaan produktif (productive use) seperti konstruksi, usaha hortikultura,

dan lain-lain.

b. Kebutuhan Non Domestik

Kebutuhan Non Domestik digunakan untuk beberapa jenis kegiatan,

yaitu institusional, komersial, industri, dan fasilitas umum.

1. Kebutuhan institusional meliputi kegiatan perkantoran, sekolah,

rumah, sakit dan lain-lain.

2. Kebutuhan komersial terdiri dari pertokoan, hotel, restoran, dan

lain-lain.

3. Kebutuhan industri biasanya digunakan untuk faktor produksi.

4. Kebutuhan untuk fasilitas umum untuk kepentingan publik, seperti

tempat rekreasi, ibadah, pasar, terminal dan lain-lain.

Kebutuhan domestik air bersih berbeda antara satu daerah dengan

daerah lainnya, yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

1. Iklim

Penduduk di daerah panas membutuhkan air lebih banyak

daripada penduduk di daerah dingin atau pada saat musim

kemarau kebutuhan air lebih banyak dibandingkan dengan musim

hujan.
2. Karakteristik Penduduk

Kebutuhan air lebih besar bagi penduduk dengan kondisi sosial-

ekonomi (tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan lain-lain)

yang lebih baik.

3. Tingkat kemajuan daerah

Kebutuhan air di daerah maju atau di perkotaan biasanya lebih

besar daripada di daerah yang kurang maju atau pedesaan.

Sementara itu, besarnya konsumsi air untuk rumah tangga sendiri

bervariasi. Kebutuhan air bersih untuk sektor domestik di

perkotaan sangat besar dan terus meningkat seiring dengan

bertambahnya jumlah penduduk.

Pada tahun 1984, Martopo membandingkan kebutuhan air

di perkotaan dan di pedesaan bahwa kebutuhan air di perkotaan

rata-rata 103 liter per kapita per hari sedangkan di pedesaan 68 liter

per kapita per hari.

2.7.11 Menggunakan Jamban Keluarga

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan

kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk

dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi

dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.

Didalam Keputusan Mentri Kesehatan nomor 852/2008 tentang

Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat disebutkan bahwa

jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk

memutuskan mata rantai penyakit.

Kepemilikan jamban keluarga juga mengandung unsure mendidik,

dengan adanya jamban keluarga maka setiap anggota keluarga yang


memiliki jamban tidak akan membiasakan diri membuang kotorannya

disembarang tempat. Oleh karma itu, agar jamban dapat berfungsi dengan

baik maka harus dibuat jamban yang memenuhi syarat. Syarat – syarat

jamban sehat adalah sebagai berikut :

a. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak


10 – 15 meter dari sumber air minum.

b. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.

c. Cukup luas dan landai/miring kea rah lubang jongkok sehingga tidak
mencemari tanah disekitarnya.

d. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya.

e. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna.

f. Cukup penerangan.

g. Lantai kedap air.

h. Ventilasi cukup.

i. Tersedia air dan alat pembersih.

2.7.12 Penderita Gangguan Jiwa Berat yang Diobati

Menurut Frederick H. Kanfer dan Arnold P. Goldstein gangguan jiwa

adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh seseorang karena hubunganya

dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya tentang kehidupan dan

sikapnya terhadap diri sendiri.

Ciri-ciri orang yang mengalami gangguan jiwa menurut Kanfer dan

Goldstein adalah sebagai berikut :

1. Hadirnya perasaan cemas (anxiety) dan perasaan tegang (tension)

di dalam diri.

2. Terasa tidak puas (dalam artian negative) terhadap perilaku diri

sendiri.
3. Perhatian yang berlebihan terhadap problem yang dihadapinya.

4. Ketidakmampuan untuk berfungsi secara efektif didalam

menghadapi problem.

Kadang-kadang ciri tersebut tidak dirasakan oleh penderita. Yang


merasakan akibat perilaku penderita adalah masyarakat disekitarnya.
Orang disekitarnya merasa bahwa perilaku yang dilakukan adalah
merugikan diri penderita dan merusak dirinya sendiri. Dalam kasus
demikian seringkali terjadi orang-orang merasa terganggu dengan
perilaku penderita.

Penyebab gangguan jiwa terdapat pada satu atau lebih dari ketiga
bidang yaitu badaniah, psikologik dan sosial, yang terus menerus saling
mempengaruhi.

Dan karena manusia bereaksi secara holistik, maka terdapat


kecenderungan untuk membuat diagnosa multidimensional yang
berusaha mencakup ketiga bidang ini. Ketiga bidang tersebut adalah :

a. Bidang badaniah, setiap faktor yang menggaggu perkembangan


fisik dapatmengganggu perkembangan mental. Faktor-faktor ini
mungkin dari keturunanatau dari lingkungan (kelainan kromosom,
konstitusi, cacat congenital, gangguan otak). Kalau menikah
dengan saudara sepupu (seperti biasa pada beberapa suku di
indonesia) melipat gandakan kemungkinan melahirkan anak cacat
atau anak lahir mati.
b. Bidang psikologi, perkembangan psikologik yang salah mungkin
disebabkan oleh berbagai jenis deprivasi dini, pola keluarga yang
patogenik dan masa remaja yang dilalui secara tidak baik.
c. Bidang sisiologi pun tidak kecil peranannya dalam perkembangan
yang salah, umpamanya adat istiadat dan kebudayaan yang kaku
ataupun perubahan-perubahan yang cepat dalam dunia modern ini,
sehingga menimbulkan stress yang besar pada individu.

Anda mungkin juga menyukai