Disusun Oleh :
1. Ade Irma Listiani 9. Millatun Nafidah
2. Akhmad Hasan 10. Moh. Hafidh
3. Dias Permata Riyanti 11. Neneng Vitriyah
4. Eka Putriyani 12. Piet Hikmah Pertiwi
5. Fahmi Dzulfalaq 13. Rizal Diakmal
6. Fitriannisa Rizqi Laelia 14. Septian Munfiq Imani
7. Gilang Siwi Widodo 15. Siti Awaliyah Ulfa
8. Haula Nabillah Bachmid
A. Analisa Situasi
1. Situasi Peserta
Peserta yang mengikuti penyuluhan terdiri dari berbagai karakteristik,
umur, jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan yang berbeda-beda.
2. Situasi Tempat
Pendidikan kesehatan akan dilakukan di ruang tunggu poliklinik dewasa.
3. Pengajar
Pendidikan kesehatan napza dampak dari pemakaian ini akan diberikan
oleh mahasiswa profesi ners STIkes Bhamada Slawi.
B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan kepada klien dan
keluarga dapat mengerti dan memahami tentang konsep Napza dan
dampak dari pemakaian Napza.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan kepada klien dan keluarga ,
dapat :
a. Mampu menjelaskan pengertian dan prevalensi penyalahgunaan Napza
b. Mampu menjelaskan faktor-faktor predisposisi dan tingkat
penyalahgunaan zat
c. Mampu menjelaskan dampak Napza bagi kelangsungan hidup
pengguna
d. Mampu menjelaskan peran keluarga pada klien dengan
penyalahgunaan Napza
C. Materi
Terlampir
D. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
E. Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience
1. 5 Menit Pembukaan :
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. SAP sudah dikonsulkan 3 hari sebelum pelaksanaan
b. Media elektronik (LCD, lapotop), leaflet sudah dipersiapkan 1 hari
sebelumnya
c. Meminta izin dengan kepala ruangan poli klinik dewasa 4 hari
sebelumnya.
d. Mempersiapkan tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan
e. Sudah membagi job description
f. Mempersiapan Materi Penkes
2. Evaluasi Proses Penyuluhan
a. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan lancar
dan sangat memahami tentang penyuluhan yang diberikan
b. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antar penyuluh
dan sasaran
c. Peserta diharapkan memperhatikan materi yang diberikan
d. Sasaran diharapkan kehadirannya 80% dan tidak ada yang
meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil Penyuluhan
a. 70% klien dan keluarga mampu memahami pengertian, faktor-faktor
predisposisi, dampak napza bagi kelangsungan hidup pengguna dan peran
keluarga pada klien pada penyalahgunaan napza
b. Klien dan keluarga mampu meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai
pemahaman tentang Napza sehingga dapat meminimalisir kejadian tingkat
kenakalan remaja yang dapat menimbulkan dampak kerugian dibidang
kesehatan kedepannya.
c. Klien dan keluarga dapat menjadi agen perubahan dengan cara
membagikan pesan tentang konsep penyalah gunaan Napza serta
dampaknya kepada anggota keluarga yang lain dan masyarakat sekitar.
Setting Tempat
Keterangan :
= Penyuluh
= Observer
= Klien dan Keluarga
Pembagian Tugas
1. Leader : Dias Permata Riyanti
2. Co. Leader : Haula Nabillah Bachmid
i. Penyuluh : Neneng Vitriyah
Gilang Siwi Widodo
3. Observer : Ade Irma Listiani
Fitiannisa Rizqi Laelia
Millatun Nafidah
Siti Awaliyah Ulfa
Eka Putriyani
4. Fasilitator : Rizal Diakmal
Fahmi Dzulfalaq
Piet Hikmah Pertiwi
Muhamad Hafidh
5. Sie. Dokumentasi : Septian Munfiq Imani
Akhmad Hasan
G. Lampiran
Materi
1. Pengertian dan Prevelensi Penyalahgunaan Napza
Napza adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan/Zat
adiktif lainya yang disalahgunakan. Napza atau penyalahgunaan zat adalah
penggunaan zat secara terus menerus bahkan sampai setelah terjadinya
masalah (Purba, dkk. 2015)
Penyalahgunaan Napza adalah suatu penyimpangan perilaku yang
disebabkan oleh penggunaan yang terus menerus sampai terjadi masalah.
Napza tersebut bekerja didalam tubuh yang mempengaruhi terjadinya
perubahan : perilaku, alam perasaan, memori, proses pikir, kondisi fisik
individu yang menggunakan.
Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah mencapai tahap yang
sangat mengkhawatirkan. Tidak hanya kalangan remaja di perkotaan,
bahkan sudah menjalar ke kalangan anak-anak di pedesaan. Presiden Joko
Widodo mengatakan “Indonesia saat ini tengah berada dalam situasi
darurat narkoba, hampir 50 orang meninggal setiap hari karena narkoba,
artinya dalam setahun sekitar 18 ribu orang meninggal.
Laporan tahunan United Nations Office on Drugs and Crime
(UNODC) 2013 menyebutkan bahwa pada tahun 2011, antara 167 sampai
dengan 315 juta orang (3,6 – 6,9% dari populasi penduduk dunia yang
berumur 15 – 64 tahun) menggunakan narkotika minimal sekali dalam
setahun. Berdasarkan hasil penelitian BNN bekerjasama dengan Pusat
Penelitian Kesehatan UI Tahun 2011 tentang Survei Nasional
Perkembangan Penyalahgunaan Narkotika di Indonesia, diketahui bahwa
angka prevalensi penyalahguna narkotika di Indonesia telah mencapai
2,23% atau sekitar 4,2 juta orang dari total populasi penduduk (berusia 10
– 59 tahun). Tahun 2015 jumlah penyalah guna narkotika ± 2,8% atau
setara dengan ± 5,1 – 5,6 juta jiwa dari populasi penduduk Indonesia.
Seseorang yang kecanduan narkoba akan kehilangan kendali atas dirinya
sendiri dan tak lagi berpikir soal masa depan. Efek adiksi memaksa dirinya
hanya berkutat dalam memuaskan dahaga mengonsumsi narkoba.
Ancaman terbesar penyalahgunaan narkoba terhadap generasi
bangsa secara massif adalah terjadinya fenomena lost generation atau
generasi yang hilang di masa yang akan datang. Padahal generasi muda
yang ada saat ini seharusnya menjadi tulang punggung yang memberikan
kontribusi penting pada era bonus demografi nanti.
a) Fungsi biologis
Fungsi biologis, bukan hanya di tujukan untuk meneruskan
keturunan tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk
kelanjutan generasi selanjutnya. Dari pernyataan tersebut maka pihak
keluarga dapat menerapkan kepada pecandu narkoba untuk dapat
melanjutkan keturunan atau generasi selanjutnya yang sehat tanpa
narkoba.
b) Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti
sandang, pangan, papan dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan
sumber dana keluarga. Mencari sumber penghasilan guna memenuhi
kebutuhan keluarga, pengaturan penghasilan keluarga, menabung untuk
memenuhi kebutuhan keluarga. Untuk menghentikan si pecandu
narkoba, peran orang tua sangat penting, misalnya dengan membatasi
uang saku, mengontrol pengeluaran uang oleh si pencandu, agar si
pecandu narkoba juga akan kekurangan uang untuk membeli narkoba
dan seharusnya uang itu menjadi lebih berguna ke hal yang lebih positif.
c) Fungsi pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan (afektif) merupakan fungsi keluarga dalam
memenuhi kebutuhan pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga.
Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yang
dialami tiap anggota keluarga baik senang maupun sedih, dengan
melihat bagaimana cara keluarga mengekspresikan kasih sayang. Dari
pernyataan tersebut bahwa keluarga mempunyai peran penting yang
dapat membantu menyembuhkan si pecandu. Contohnya dengan
menemani dan menjenguk si pecandu ke tempat rehabilitasi. Dengan
kehadiran dari pihak keluarga bisa menolong pecandu narkoba untuk
segera cepat berhenti memakai obat-obatan haram tersebut. Support dari
keluarga, dan kerabat amat berperan dalam membuat seseorang tidak
lagi masuk ke lembah narkoba. Yang paling utama adalah
dibutuhkannya motivasi dalam diri sesorang pemakai narkoba untuk
tidak kembali memakai barang haram tersebut.
d) Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan
sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak,
memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
meneruskan nilainilai budaya keluarga. Bagaimana keluarga produktif
terhadap sosial dan bagaimana keluarga memperkenalkan anak dengan
dunia luar dengan belajar berdisiplin, mengenal budaya dan norma
melalui hubungan interaksi dalam keluarga sehingga mampu berperan
dalam masyarakat. Dalam pernyataan ini dapat diambil kesimpulan
bahwa keluarga dapat memberikan batasan perilaku yang boleh dan
tidak boleh pada si pecandu narkoba. Selain itu, orang tua maupun
anggota keluarga lainnya dapat saling mengingatkan kebudayaan
Indonesia yang sehat tanpa narkoba kepada si pecandu narkoba.
e) Fungsi Keagamaan
Dengan dasar pedoman ini keluarga diwajibkan untuk menjalani
dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam
pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan menanamkan ajaran-ajaran agama dan menyuruh si pencandu
untuk lebih dekat kepada Tuhan Yang Maha Esa bertujuan untuk
menghilangkan kecanduannya secara perlahan dengan melakukan
perbuatan yang lebih bermanfaat dan positif.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2011). Pedoman Terapi Pasien Ketergantngan Narkotika dan Zat
Adiktif Lainnya. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Depkes RI. Jakarta.