Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
CA. COLON
I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu
pada tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas
(FKUI,2012 : 268).
Sedangkan Kanker adalah suatu penyakit yang di tandai dengan pembagian
sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan
biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang
bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis).
Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan
mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel dan fungsi lainnya (Gale,
2015 : 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal /
neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari kolon. Kanker kolon/usus
besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar
atau rektum. Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang
tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya( Brunner and Suddarth
,2013: 810 )
Dari beberapa pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa kanker
kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA
dan jaringan sehat di sekitar kolon (usus besar).
B. ETIOLOGI
Penyebab dari kanker kolon antara lainnya :
1) Diet
Makanan yang mengandung zat kimia menyebabkan kanker pada usus
besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut, yang
mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi
lemak trutama lemak hewan dari daging merah, menyebabkan sekresi asam
dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker di dalam usus besar. Diet
dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak
dapat mengurangi waktu peredaran dlam usus besar. Beberapa kelommpok
menyarankan diet yang mengandung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran &
buah-buahan (e.g Mormons, seventh Day Adventists).
Makanan yang harus di hindari :
Daging merah, lemak hewan, makanan berlemak, daging atau ikan goreng
panggang, karbohidrat yang di saring (example: sari yang di saring).
Makanan yang harus di konsumsi
Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari
golongan kubis (seperti brokoli, brussels sprouts), butir padi yang utuh,
cairan cukup terutama air.
2) Kelainan kolon
Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna
karsinoma.
Kondisi ulserative : penderita colitis ulserativa menahun mempunyai
risiko terkena karsinoma kolon.
3) Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon
mempunyai frekuensi 3 ½ kali lebih banyak dari pada anak-anak yang orang
tuanya sehat.
C. PATOFISIOLOGI
1) Anatomi fisiologi kolon
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon
tediri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang transverse), kolon
menurun (descending), sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu
hingga pertengahan kolon melintng sering di sebut dengan “kolon kanan”,
sedangkan bagian sisanya serng di sebut dengan “kolon kiri” .
2) Perubhan patologi
Karsinoma kolon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya
tumor ini tumbuh tidak terdeteksi sampai gejala-gejala muncul secara
perlahan dan tampak membahayakan. Penyakit ini menyebar dalam
beberapa metode. Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada
lapisan dalam di perut, mencapai serosa dan mesenterikfat, kemudian umor
ini mulai mendekat pada organ yang ada di sekitarnya, kemudian meluas ke
dalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limfa atau pada sistem
sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsumg masuk dari tumor utama melewati
pembuluh darah pada usus besar melalui limfa, setelah sel tumor masuk
pada sistem sirkulasi, biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang
kedua adalah tampat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru.
Tempat metastase yang lain di antaranya :
Kelenjar Adrenalin, Ginjal, Kulit, Tulang, Otak.
Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limfa
dan sistem sirkulasi, tumor kolon juga dapat menyebar pada bagian
peritonial sebelum pembedahan tumor di lakukan. Penyebaran terjadi
ketika tumor di hilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju ke
rongga peritonial.
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut:
A: Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1: kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2: kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak
satu sampai empat buah
C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari
lima buah.
D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran
yang luas dan tidak dapat di operasi lagi.
E. KOMPLIKASI
Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan
pada lokasi tumor atau melalui penyebaran metastase yang termasuk :
· Perforasi usus besar yang di sebabkan peritonitis
· Pembentukn abses
Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang
menyebabkan perdarahan. Tumor tumbuh kedalam usus besar secara berangsur-
angsur membantu usus besar dan pada akhirnya tidak bisa sama sekali.
Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada
di sekitarnya (uterus, urinary bladder, dan ureter) dan penyebab gejala-gejala
tersebut tertutupi oleh kanker.
F. MANIFESTASI KLINIS KANKER KOLON
Gejala sangat di tentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi
segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada
feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan
perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.
1. Kanker kolon kanan
Isi kolon berupa cairan, cenderung teteap tersamar hingga stadium
lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus
besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan
darah bersifat samar dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes
sederhana yang dapat di lakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, karena
tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin
dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin
mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang-kadang pada
epigatrium.
2. Kanker kolon kiri dan rectum
Cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat
iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi.
Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan
obstruksi. Feses bisa kecil dan berbentuk pita. Baik mucus maupun darah
segar sering terihat pada feses. Dapat terjadi anemia karena kehilangan
darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenairadiks
saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala-gejala pada tungkai
atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bawah, keinginan defekasi atau
sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat-alat tersebut.
Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses
yang tidak lengkapsetelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta
feses berdarah.
G. STADIUM KLINIS
Tabel : stadium pada ca. Kolon yang di temukan dengan system TMN
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi perlu di lakukan baik sigmoidoskopi maupun
kolonoskopi.
2) Radiologis
Pemeriksaan radiologis yang dapat di lakukan antara lain adalah foto
dada dan foto kolon ( barium enema). Pemeriksaan dengan enema barium
mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan
mengidentifikasikan letaknya. Tes ini menggambarkan adanya kebuntuan
pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen.
Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema
barium secara umum di lakukan setelah sigmoidoscopy dan colonoscopy.
3) Computer Tomografi (CT)
Membantu memperjelas adanya massa dan luas penyakit. Chest X-ray
dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah
metastasis.
4) Histopatologi
Biopsy di gunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis
karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan
diferensiansi sel.
·5) Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien
mengalami perdarahan. Nilai hemoglobin dan hematocrit biasanya turun
dengan indikasi anemia. Hasil tes Gualac positif untuk accult blood pada
feces memperkuat perdarahan pada GI Tract. Pasien harus menghindari
daging, makanan yang mengandung peroksidase (tanaman lobak dan gula
bit) aspirin dan vitamin C untuk 48 jam sebelum diberikan feces
spesimen.
·6) Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan
untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di
abdomen dan hati.
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah
sebagai berikut ;
a. Pembedahan (operasi)
Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor
yang diketahui lebih awal dan masih belum metastasis , tetapi tidak
menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah
biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang
mengelilingi sekitar kanker.
b. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi
misalnya sinar X, atau sinar gamma, di fokuskan untuk merusak daerah yang
di tumbuhi tumor, merusak genetik sehingga membunuh kanker. Terapi
radiasi merusak se-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara lain sel kanker,
sel kulit, sel dinding lambung dan usus, sel darah.. Kerusakan sel tubuh
menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
c. Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat anikanker yang kuat, dapat masuk ke
dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah
menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi
atau di makan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena
digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus.
d. Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk
dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen
(perut), stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen.
Tujuan Pembuatan Kolostomi adalah.
Untuk tindakan dekompresi usus pada kasus sumbatan / obstruksi usus.
Sebagai anus setelah tindakan operasi yang membuang rektum karena adanya
tumor atau penyakit lain. Untuk membuang isi usus besar sebelum dilakukan
tindakan operasi berikutnya untuk penyambungan kembali usus (sebagai
stoma sementara).
Jenis-Jenis Kolostomi.
1. Jenis kolostomi berdasarkan sifatnya:
a. Sementara
Indikasi untuk kolostomi sementara :
1). Hirschprung disease
2). Luka tusuk atau luka tembak
3). Atresia ani letak tinggi
4). Untuk mempertahankan kelangsungan anastomosis distal usus
setelah tindakan operasi (mengistirahatkan usus).
5). Untuk memperbaiki fungsi usus dan kondisi umum sebelum
dilakukan tindakan operasi anastomosis.
b. Permanen
Indikasi untuk kolostomi permanen :
Penyakit tumor ganas pada kolon yang tidak memungkinkan tindakan
operasi reseksi-anastomosis usus.
2. Diagnosa Keperawatan
A. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia.
B. Risiko konstipasi/diare berhubungan dengan lesi obstruksi
C. Nyeri(akut) berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat
obstruksi
D. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan
kesulitan bergerak
E. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan
dehidrasi
F. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah
(abdomen dan perianal), pembentukan stoma, dan kontaminasi fekal
terhadap kulit periostomal
G. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kolostomi
H. Gangguan pola tidur
I. Ansietas
J. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan
K. Intervensi Keperawatan
- Setelah
debridement,
ganti balutan R : balutan dapat di
sesuai dengan ganti satu atau dua
kebutuhan. kali sehari tergantung
kondisi
- Kolaborasi parah/tidaknya luka,
pemberian agar tidak terjadi
antibiotik infeksi
sesuai indikasi
R : antibiotik berguna
untuk mematikan
mikroorganisme
patogen pada daerah
yang beresiko terjadi
infeksi
Faktor risiko: Diit tinggi lemak, makanan instant, rendah serat; BAB berdarah
Nyeri
Terbentuk massa sel (tumor)/polip jinak
asites
STADIUM I
STADIUM II
DIIT TINGGI LEMAK-ALKOHOLIK-
KURANG PENGETUHAN
<AKTIVITAS STADIUM III
CEMAS
STADIUM IV
JINAK NEOPLASMA
OBSTRUKSI
DESCENDEN ALIRAN BALIK KE
VENA
(KONSTIPASI)
PENUMPUKAN DISTENSI
VASODILATASI
SIGMOID DAN
RECTUM
KOMPENSASI PERUT
(FESES HEMOROID
LENDIR,DARAH,NYERI
BAWAH PINGGUL) MERANGSANG NYERI
SYARAF
TEKANAN