Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

CA. COLON

I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang menempati area tertentu
pada tubuh, dan merupakan neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas
(FKUI,2012 : 268).
Sedangkan Kanker adalah suatu penyakit yang di tandai dengan pembagian
sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan
biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang
bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis).
Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan
mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel dan fungsi lainnya (Gale,
2015 : 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal /
neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari kolon. Kanker kolon/usus
besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar
atau rektum. Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang
tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya( Brunner and Suddarth
,2013: 810 )
Dari beberapa pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa kanker
kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA
dan jaringan sehat di sekitar kolon (usus besar).

B. ETIOLOGI
Penyebab dari kanker kolon antara lainnya :
1) Diet
Makanan yang mengandung zat kimia menyebabkan kanker pada usus
besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut, yang
mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi
lemak trutama lemak hewan dari daging merah, menyebabkan sekresi asam
dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker di dalam usus besar. Diet
dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak
dapat mengurangi waktu peredaran dlam usus besar. Beberapa kelommpok
menyarankan diet yang mengandung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran &
buah-buahan (e.g Mormons, seventh Day Adventists).
 Makanan yang harus di hindari :
Daging merah, lemak hewan, makanan berlemak, daging atau ikan goreng
panggang, karbohidrat yang di saring (example: sari yang di saring).
 Makanan yang harus di konsumsi
Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari
golongan kubis (seperti brokoli, brussels sprouts), butir padi yang utuh,
cairan cukup terutama air.
2) Kelainan kolon
Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi adenokarsinoma.
Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi maligna
karsinoma.
Kondisi ulserative : penderita colitis ulserativa menahun mempunyai
risiko terkena karsinoma kolon.
3) Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita karsinoma kolon
mempunyai frekuensi 3 ½ kali lebih banyak dari pada anak-anak yang orang
tuanya sehat.

C. PATOFISIOLOGI
1) Anatomi fisiologi kolon
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Pada mamalia, kolon
tediri dari kolon menanjak (ascending), kolon melintang transverse), kolon
menurun (descending), sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu
hingga pertengahan kolon melintng sering di sebut dengan “kolon kanan”,
sedangkan bagian sisanya serng di sebut dengan “kolon kiri” .

2) Perubhan patologi
Karsinoma kolon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya
tumor ini tumbuh tidak terdeteksi sampai gejala-gejala muncul secara
perlahan dan tampak membahayakan. Penyakit ini menyebar dalam
beberapa metode. Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada
lapisan dalam di perut, mencapai serosa dan mesenterikfat, kemudian umor
ini mulai mendekat pada organ yang ada di sekitarnya, kemudian meluas ke
dalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limfa atau pada sistem
sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsumg masuk dari tumor utama melewati
pembuluh darah pada usus besar melalui limfa, setelah sel tumor masuk
pada sistem sirkulasi, biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang
kedua adalah tampat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru.
Tempat metastase yang lain di antaranya :
Kelenjar Adrenalin, Ginjal, Kulit, Tulang, Otak.
Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limfa
dan sistem sirkulasi, tumor kolon juga dapat menyebar pada bagian
peritonial sebelum pembedahan tumor di lakukan. Penyebaran terjadi
ketika tumor di hilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju ke
rongga peritonial.

D. KLASIFIKASI
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut:
A: Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
B1: kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2: kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak
satu sampai empat buah
C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari
lima buah.
D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran
yang luas dan tidak dapat di operasi lagi.

E. KOMPLIKASI
Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan
pada lokasi tumor atau melalui penyebaran metastase yang termasuk :
· Perforasi usus besar yang di sebabkan peritonitis
· Pembentukn abses
Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang
menyebabkan perdarahan. Tumor tumbuh kedalam usus besar secara berangsur-
angsur membantu usus besar dan pada akhirnya tidak bisa sama sekali.
Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada
di sekitarnya (uterus, urinary bladder, dan ureter) dan penyebab gejala-gejala
tersebut tertutupi oleh kanker.
F. MANIFESTASI KLINIS KANKER KOLON
Gejala sangat di tentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi
segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada
feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan
perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.
1. Kanker kolon kanan
Isi kolon berupa cairan, cenderung teteap tersamar hingga stadium
lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus
besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan
darah bersifat samar dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes
sederhana yang dapat di lakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, karena
tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin
dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin
mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang-kadang pada
epigatrium.
2. Kanker kolon kiri dan rectum
Cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat
iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi.
Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan
obstruksi. Feses bisa kecil dan berbentuk pita. Baik mucus maupun darah
segar sering terihat pada feses. Dapat terjadi anemia karena kehilangan
darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenairadiks
saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala-gejala pada tungkai
atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bawah, keinginan defekasi atau
sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat-alat tersebut.
Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses
yang tidak lengkapsetelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta
feses berdarah.

G. STADIUM KLINIS
Tabel : stadium pada ca. Kolon yang di temukan dengan system TMN

STADIUM TINGKAT PENYEBARAN


TIS Carsinoma in situ
T1 Belum mengenai otot dinding, polipoid/papiler
T2 Sudah mengenai otot dinding
T3 Semua lapis dinding terkena, penyebaran ke
sekitar
T4 Sama dengan T3 dengan fistula
N Limfonodus terkena
M Ada metastasis

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi perlu di lakukan baik sigmoidoskopi maupun
kolonoskopi.
2) Radiologis
Pemeriksaan radiologis yang dapat di lakukan antara lain adalah foto
dada dan foto kolon ( barium enema). Pemeriksaan dengan enema barium
mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan
mengidentifikasikan letaknya. Tes ini menggambarkan adanya kebuntuan
pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen.
Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema
barium secara umum di lakukan setelah sigmoidoscopy dan colonoscopy.
3) Computer Tomografi (CT)
Membantu memperjelas adanya massa dan luas penyakit. Chest X-ray
dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah
metastasis.
4) Histopatologi
Biopsy di gunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis
karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan
diferensiansi sel.
·5) Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien
mengalami perdarahan. Nilai hemoglobin dan hematocrit biasanya turun
dengan indikasi anemia. Hasil tes Gualac positif untuk accult blood pada
feces memperkuat perdarahan pada GI Tract. Pasien harus menghindari
daging, makanan yang mengandung peroksidase (tanaman lobak dan gula
bit) aspirin dan vitamin C untuk 48 jam sebelum diberikan feces
spesimen.
·6) Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan
untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di
abdomen dan hati.

I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah
sebagai berikut ;
a. Pembedahan (operasi)
Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor
yang diketahui lebih awal dan masih belum metastasis , tetapi tidak
menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah
biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang
mengelilingi sekitar kanker.
b. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi
misalnya sinar X, atau sinar gamma, di fokuskan untuk merusak daerah yang
di tumbuhi tumor, merusak genetik sehingga membunuh kanker. Terapi
radiasi merusak se-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara lain sel kanker,
sel kulit, sel dinding lambung dan usus, sel darah.. Kerusakan sel tubuh
menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.
c. Kemotherapy
Chemotherapy memakai obat anikanker yang kuat, dapat masuk ke
dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah
menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi
atau di makan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena
digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus.
d. Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk
dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen
(perut), stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen.
Tujuan Pembuatan Kolostomi adalah.
Untuk tindakan dekompresi usus pada kasus sumbatan / obstruksi usus.
Sebagai anus setelah tindakan operasi yang membuang rektum karena adanya
tumor atau penyakit lain. Untuk membuang isi usus besar sebelum dilakukan
tindakan operasi berikutnya untuk penyambungan kembali usus (sebagai
stoma sementara).

Jenis-Jenis Kolostomi.
1. Jenis kolostomi berdasarkan sifatnya:
a. Sementara
Indikasi untuk kolostomi sementara :
1). Hirschprung disease
2). Luka tusuk atau luka tembak
3). Atresia ani letak tinggi
4). Untuk mempertahankan kelangsungan anastomosis distal usus
setelah tindakan operasi (mengistirahatkan usus).
5). Untuk memperbaiki fungsi usus dan kondisi umum sebelum
dilakukan tindakan operasi anastomosis.
b. Permanen
Indikasi untuk kolostomi permanen :
Penyakit tumor ganas pada kolon yang tidak memungkinkan tindakan
operasi reseksi-anastomosis usus.

2. Jenis kolostomi berdasarkan letaknya :


Colostoy Asendens Colostomy Colostomi
Transversal Desendens
Lokasi Colon Asendens Colon Colon
Tansversum Desendens
Konsistensi Cair atau lunak Lunak Padat
feses
Iritasi kulit Mudah terjadi, Mungkin terjadi Kadang terjadi
karena kontak karena lembab
dengan enzim terus menerus
pencernaan
Komplikasi Striktur atau
retraksi stoma
3. Jenis kolostomi berdasarkan tekhnik pembuatan :
a. Single Barreled Colostomy
b. Double Barreled Colostomy
c. Loop Colostomy

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a) Pengkajian yang dilakukan pada pola persepsi kesehatan dan
pemeliharaan kesehatan adalah kebiasaan olahraga pada pasien,
kemudian diit rendah serat, selain itu juga perlu dikaji mengenai
kebiasaan klien tentang minum kurang dari 1.000 cc/hari minimal.
b) Pengkajian mengenai pola nutrisi metabolik pada klien adalah
mengenai berat badan klien apakah mengalami obesitas atau tidak.
Selain itu juga perlu dikaji apakah klien mengalami anemia atau
tidak. Pengkajian mengenai diit rendah serat (kurang makan sayur dan
buah) juga penting untuk dikaji.
c) Pengkajian pola eliminasi pada klien adalah mengenai kondisi klien
apakah sering mengalami konstipasi atau tidak. Keluhan mengenai
nyeri waktu defekasi, duduk, dan saat berjalan. Keluhan lain mengenai
keluar darah segar dari anus. Tanyakan pula mengenai jumlah dan
warna darah yang keluar. Kebiasaan mengejan hebat waktu defekasi,
konsistensi feces, ada darah/nanah.
d) Pengkajian pola aktivitas dan latihan pada klien mengenai kurangnya
aktivitas dan kurangnya olahraga pada klien. Pekerjaan dengan
kondisi banyak duduk atau berdiri, selain itu juga perlu dikaji
mengenai kebiasaan mengangkat barang-barang berat.
e) Pengkajian pola persepsi kognitif yang perlu dikaji adalah keluhan
nyeri pada anus.
f) Pengkajian pola tidur dan istirahat adalah apakah klien mengalami
gangguan pola tidur karena nyeri atau tidak.
g) Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap penyakit. Koping yang
digunakan dan alternatif pemecahan masalah

2. Diagnosa Keperawatan
A. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia.
B. Risiko konstipasi/diare berhubungan dengan lesi obstruksi
C. Nyeri(akut) berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat
obstruksi
D. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan
kesulitan bergerak
E. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan
dehidrasi
F. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah
(abdomen dan perianal), pembentukan stoma, dan kontaminasi fekal
terhadap kulit periostomal
G. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kolostomi
H. Gangguan pola tidur
I. Ansietas
J. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan

K. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dari Rencana Rasional


keperawatan kriteria hasil Tindakan
1. Perubahan nutrisi Tujuan : klien - Kaji sejauh R : menganalisa
kurang dari mampu mana penyebab
kebutuhan tubuh mempertahankan ketidakadekuat melaksanakan
berhubungan & meningkatkan an nutrisi intervensi.
dengan mual / intake nutrisi. pasien
muntah Criteria hasil : R : mengawasi
- klien akan - Timbang berat kefektifan secara diet
memperlihatkan badan sesuai
perilaku indikasi
mempertahankan R : tidak memberi
atau - Anjurkan rasa bosan dan
meningkatkan makan sedikit pemasukan nutrisi
berat badan tapi sering dapat di tingkatkan
dengan nilai R : dapat mengurangi
laboratorium mual dan
normal. - Tawarkan menghilangkan gas.
- Klien minum saat
mengrti dan makan bila R : Menstimulasi
mengikuti toleran nafsu makan dan
anjuran diet mempertahankan
- Tidak ada - intake nutrisi yang
mual / muntah. Kolaborasi adekuat.
dengan ahli gizi penurunan sirkulasi
pemberian perifer dan di
makanan yang butuhkan untuk
bervariasi penggantian cairan
tumbuhan.

2. Risiko Tujuan : pola - R : penting untuk


konstipasi/diare eliminasi dalam
kaji warna dan menilai keefektifan
berhubungan
rentang yang di konsistensi intervensi, dan
dengan lesi
obstruksi harapkan : feses feses, memudahkan rencana
lembut dan frekuensi, selanjutnya.
berbentuk. keluarnya
Criteria hasil flatus, bising R : keadaan ini dapat
- klien akan usus dan nyeri menjadi penyebab
menunjukkan tekan abdomen kelemahan otot
pengetahuan - pantau tanda abdomen dan
akan program gejala rupture penurunan peristaltik
defekasi yang di usus. usus, yang dapat
butuhkan menebabkan
- melaporkan konstipasi.
keluarnya feses R : mengetahui
dengan - Kaji faktor dengan jelas faktor
berkurangnya penyebab penyebab
nyeri dan konstipasi memudahkan pilihan
mengejan intervensi yang tepat
3. Nyeri(akut) Tujuan : pasien - Evaluasi rasa R : sediakan informasi
berhubungan mengatakan sakit secara mengenai
dengan kompresi
bahwa rasa nyeri reguler, catat kebutuhan/efektivitas
jaringan
sekunder akibat telah terkontrol karakteristik, intervensi
obstruksi atau hilang. lokasi dan
Criteria hasil : intensiltas (0-
pasien tampak 10) R : dapat
rileks, dapat mengindikasikan rasa
beristirahat / - Kaji tanda- sakit akut dan
tidur dan tanda vital, keidaknyamanan
melakukan perhatikan
pergerakan yang takikardi,
berarti sesuai hipertensi dan
toleransi. peningkatan
pernapasan,
bahkan jika
pasien
menyangkal R : pahami penyebab
adanya rasa ketidaknyamanan ,
sakit. sedangkan jaminan
emosional
- Berikan
iinformasikan
mengenai sifat R : respirasi mungkin
ketidaknyaman menurun pada
an, sesuai pemberian narkotik,
kebutuhan dan mungkin
menimbulkan efek-
- Observasi efek efek sinergestik
analgetik dengan zat-zat
anastesi.

4. Kerusakan Tujuan : - Kaji kulit dan R : mengetahui sejauh


integritas kulit mencapai identifikasi mana perkembangan
berhubungan
penyembuhan pada tahap luka mempermudah
dengan insisi
bedah (abdomen luka pada waktu perkembangan dalam melakukan
dan perianal), yang sesuai. luka tindakan yang tepat.
pembentukan
Criteria hasil :
stoma, dan
kontaminasi - tidak ada - Kaji lokasi, R : mengindentifikasi
fekal terhadap tanda-tanda ukuran, warna, tingkat keparahan
kulit periostomal
infeksi seperti bau, serta luka akan
pus jumlah dan tipe mempermudah
- luka bersih cairan luka intervensi.
tidak lembab dan
tidak kotor - Pantau
- tanda-tanda peningkatan R : suhu tubuh yang
vital dalam batas suhu tubuh meningkat dapat
normal atau diidentifikasikan
dapat di sebagai adanya proses
toleransi. - Jika pemulihan peradangan
tidak terjadi R : agar benda asing
kolaborasi atau jaringan
tindakan terinfeksi tidak
lanjutan, menyebar luas pada
misalnya area kulit normal
debridement. lainnya.

- Setelah
debridement,
ganti balutan R : balutan dapat di
sesuai dengan ganti satu atau dua
kebutuhan. kali sehari tergantung
kondisi
- Kolaborasi parah/tidaknya luka,
pemberian agar tidak terjadi
antibiotik infeksi
sesuai indikasi
R : antibiotik berguna
untuk mematikan
mikroorganisme
patogen pada daerah
yang beresiko terjadi
infeksi

5. Ansietas Tujuan : ansietas


- Kaji dan R : memudahkan
berhubungan berkurang atau dokumentasika intervensi
dengan perasaan terkontrol. n tingkat
ketidaknyamanan Criteria hasil : kecemasan
yang tidak - klien mampu pasien.
mudah atau merencanakan
dread yang di stategi koping - Kaji R : mempertahankan
sertai dengan untuk situasi mekanisme mekanisme koping
respons yang membuat koping yang di adaftif, meningkatkan
autonomis stress. gunakan pasien kemampuan
- Klien mampu untuk mengontrol ansietas
mempertahankan mengatasi
penampilan ansietas di
peran masa lalu
- Klien
melaporkan - Lakukan R : pendekatan dan
tidak ada pendekatan dan motivasi membantu
gangguan berikan pasien untuk
persepsi sensori motivasi mengeksternalisasikan
- Klien kepada pasien
melaporkan untuk
tidak ada mengungkapka
manisfestasi n pikiran dan
kecemasan perasaan.
secara fisik.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (2013). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan.


Edisi 2. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.

Carpenito, Lynda Juall. (2015.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.


(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Doenges, Marilynn E. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.


(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Engram, Barbara. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.


Volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Junadi, Purnawan. (2013). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media


Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
PATHWAY PASIEN DENGAN CA COLORECTAL

Faktor risiko: Diit tinggi lemak, makanan instant, rendah serat; BAB berdarah

Sistem regulasi sel mukosa kolorektal terganggu

Pertumbuhan sel mukosa kolorektal tak terkendali

Nyeri
Terbentuk massa sel (tumor)/polip jinak

Sel kanker makin banyak Nyeri tekan abdomen(dalam,


dangkal, tanpa tekan) & nyeri
saat BAB
Karsinoma colorectal

Menyusup serta merusak jaringan normal Lesi pada lumen usus


serta meluas kedalam struktur sekitarnya Kolon dan rectum

Obstruksi pada lumen kolon


Sel kanker dapat terlepas
dari tumor primer dan
menyebar ke bagian tubuh Gangguan penyerapan dan sekresi cairan, elektrolit,
Langsung ke
yang lain vitamin dan sekresi mukus
organ terdekat
(ureter, buli,
uterus, vagina, Kolon ascenden Kolon descenden Rectum dan sigmo
prostat, ginjal)

Ada massa, nyeri Perubahan defekasi hemoroid


Limfatikus
(kelenjar
parailiaka, anoreksia
mesentrium)
darah dalam feses
Perubahan
Hematogen (hati, nutrisi konstipasi atau diare Anemia dan keletihan
tulang) kurang dari
kebutuhan
tubuh Perubahan Intoleran Aktivitas
Pola Defekasi
Inflamasi terjadi di
peritoneal/abdomen
Kekurangan
volume cairan
Peritonitis tubuh

asites
STADIUM I

STADIUM II
DIIT TINGGI LEMAK-ALKOHOLIK-
KURANG PENGETUHAN
<AKTIVITAS STADIUM III
CEMAS
STADIUM IV

JINAK NEOPLASMA

KOLONOSKOPI,BEDA RAWAT LUKA,


ASCENDEN H,KHEMOTERAPI PENKES
GANAS KHEMOTERAPI
(DIARE)

OBSTRUKSI
DESCENDEN ALIRAN BALIK KE
VENA
(KONSTIPASI)

PENUMPUKAN DISTENSI
VASODILATASI
SIGMOID DAN
RECTUM
KOMPENSASI PERUT
(FESES HEMOROID
LENDIR,DARAH,NYERI
BAWAH PINGGUL) MERANGSANG NYERI
SYARAF
TEKANAN

Anda mungkin juga menyukai