Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ORAL HYGIENE

OLEH :
TIM PKRS RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG DI RUANG 26 IPD
TAHUN 2018
HALAMAN PENGESAHAN
SAP “ORAL HYGIENE”

Telah diperiksa dan disetujui pada :


Hari :
Tanggal :

Oleh :

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

(..................................................) (..............................................)

Mengetahui,
Kepala Ruangan R. 26 Stroke

(...............................................)
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi penyuluhan : Oral Hygiene pasien di tempat tidur


Pokok bahasan : Oral Hygiene pasien di tempat tidur
Sasaran : Keluarga Pasien di Ruang 26s
Hari/ Tanggal : Kamis, 5 Juli 2018
Waktu : 45 menit
Tempat : Ruang Diskusi R. 26s RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

1. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan fokus dalam asuhan keperawatan.
Bagi pasien yang mengalami gangguan kesehatan, maka kemungkinan ada
satu atau beberapa kebutuhan dasar pasien yang akan terganggu. Kebutuhan
dasar manusia dibagi menjadi kebutuhan fisik, psikologis dan sosial.
Kebutuhan fisik harus dipenuhi lebih dahulu karena merupakan kebutuhan
yang terbesar meliputi nutrisi, istirahat, oksigen, eliminasi, kegiatan seksual,
oleh karena itu perawat harus memiliki kemampuan dan pengetahuan cara
pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan memantau dan mengikuti
perkembangan kemampuan pasien dalam melaksanakan aktifitas kehidupan
sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan dasar terutama pasien imobilisasi.
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan
dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang
perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya. Melihat hal itu personal hygiene
diartikan sebagai hygiene perseorangan yang mencakup semua aktivitas yang
bertujuan untuk mencapai kebersihan tubuh, meliputi membasuh, mandi,
merawat rambut, kuku, gigi, gusi dan membersihkan daerah genital. Jika
seseorang sakit, biasanya masalah kesehatan kurang diperhatikan.
Hal ini terjadi karena mengganggap masalah kebersihan adalah masalah
sepele, padahal jika hal tersebut kurang diperhatikan dapat mempengaruhi
kesehatan secara umum terutama pasien imobilisasi.
a. Tujuan Umum
Pada akhir proses penyuluhan, peserta dapat mengetahui bagaimana cara
oral hygiene pasien.
b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan keluarga
pasien dapat :
1) Mengetahui Definisi dari Oral Hygiene
2) Mengetahui Tujuan Oral Hygiene pasien di tempat tidur
3) Mengetahui Catatan sebelum oral hygiene pasien di tempat tidur
4) Mengetahui Prosedur oral hygiene pasien di tempat tidur
5) Mempraktikkan Prosedur oral hygiene pasien di tempat tidur

2. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi

3. Media/Alat
a. Laptop
b. LCD
c. Leaflet
4. Setting Tempat

Keterangan :

Layar LCD

Pemateri

Morderator
Peserta

Fasilitator

Operator

5. Rencana Kegiatan
a. Metode : Ceramah, diskusi, dan tanya jawab
b. Media dan Alat Bantu : Power Point
c. Tempat dan Waktu
1) Tempat Kegiatan : Ruang Diskusi Ruang 26s Unit RSSA Malang
2) Hari/Tanggal : Kamis, 5 Juli 2018
d. Materi dan Pemateri
1. Moderator :
Tugas:
a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujan dari penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang akan diberikan
e. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan
2. Penyuluh :
Tugas :
a. Menggali pengetahuan peserta tentang oral hygiene
b. Menjelaskan materi tentang oral hygiene
c. Menjawab pertanyaan peserta
d. Memperagakan prosedur oral hygiene pasien
3. Fasilitator:
Tugas:
a. Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
b. Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan
c. Memotivasi keluarga pasien agar berpartisipasi dalam
penyuluhan.
d. Memotivasi peserta untuk mengajukan pertanyaan saat
moderator memberikan kesempatan bertanya
e. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
f. Membagikan leaflet kepada peserta diakhir penyuluhan
4. Observer:
Tugas:
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama
kegiatan penyuluhan berlangsung
5. Peserta: Keluarga pasien di Ruang 26s RSSA
e. Alokasi Waktu : 45 menit

6. Kegiatan Penyuluhan

Tahap
Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Kegiatan
Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab salam 1. Ceramah
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan 2. Tanya jawab
(5 menit)
3. Menjelaskan maksud dan tujuan
keterangan penyaji
penyuluhan 3. Menyampaikan
4. Menggali pengetahuan peserta
pengetahuan tentang
tentang materi yang akan
materi yang
disampaikan
disampaikan
Penyajian dan Materi 1
1. Ceramah
diskusi 1. Menjelaskan tentang 1. Memperhatikan
2. Tanya jawab
(15 menit) definisi oral hygiene 2. Mendengarkan 3. Power Point
2. Menjelaskan tentang tujuan
keterangan penyaji
oral hygiene
3. Menjelaskan tentang
prosedur oral hygiene

i.

Peragaan Memperagakan prosedur dari : 1. Memperhatikan 1. Tanya


prosedur oral 1. Oral hygiene pasien 2. Mempraktikkan jawab
2. Praktik
hygiene pasien bersama
(20 menit)
Penutup 1. Mengevaluasi atau menanyakan Peserta menjawab Tanya jawab
(5 menit) kembali materi yang telah pertanyaan,
disampaikan pada peserta memperhatikan dan
2. Menyimpulkan kembali
menjawab salam
materiyang telah disampaikan
3. Memberikan motivasi kepada
keluarga agar selalu optimis
dalam merawat anggota
keluarganya yang sedang
dirawat di ruang 26s.
4. Memberi salam penutup

7. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi terstruktur
1) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.
2) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya
dalam penyiapan kursi, absensi dan power point.
3) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan
pihak ruang 26s RSSA Malang
b. Evaluasi proses
1) Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan.
2) Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.
3) Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri.
c. Evaluasi hasil

8. Materi Penyuluhan (terlampir)

9. Daftar Pustaka
Carpenito, Lynda. Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan. Aplikasi pada praktik
klinis edisi 6. Jakarta : EGC
Doengoes, Marilynn E, dkk. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri.
Jakarta : EGC.
http://www.simplyteeth.com/category/sections/adult/CaringTeethGums/OralHygie
neProgra mme.asp?category=null&section=4&page=2 diakses tanggal 22
November 2010 pukul 15.00 WIB.
Potter & Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik. Ed 4, vol 2. Jakarta : EGC.
Hidayat, A.A & Uliyah M. 2014. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : EGC.
Poltekkes Depkes Jakarta. 2009. Panduan Praktik Kebutuhan Dasar Manusia.
Potter dan Perrry. 2015. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
Tarwoto, Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Materi
ORAL HYGINE

A. Definisi
Oral hygiene atau hygiene mulut merupakan suatu usaha untuk
membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, dan gusi. Menggosok
membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak, dan bakteri;
memasase gusi; dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau
dan rasa tidak nyaman.

B. Pentingnya Oral Hygiene


Oral hygiene atau hygiene mulut sangat penting dilakukan karena
beberapa hal, diantaranya:

1. Gigi menjadi kuat dan tidak mudah copot atau rapuh


2. Gigi menjadi putih dan bersih
3. Tidak mudah sakit gigi
4. Tidak mudah sakit perut karena gigi sudah bersih
5. Tidak bau mulut dan gigi tidak berlubang
6. Mengurangi kehilangan gigi akibat gigi yang rusak atau penyakit
periodontal bagi orang yang berusia 35 sampai 44 tahun
7. Mengurangi jumlah lansia yang kehilangan gigi alami mereka
8. Mengurangi prevalensi gingivitis
9. Mengurangi penyakit periodontal dekstruktif di antara individu berusia 35
sampai 44 tahun
10. Pada klien yang tidak sadar lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur
pada mukosa yang tebal karena mereka tidak mampu makan atau minum,
sering bernapas melalui mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen.
Klien yang tidak sadar juga tidak dapat menelan sekresi air liur yang
mengumpul dalam mulut. Sekresi ini sering terdiri dari bakteri gram-negatif
yang dapat menyebabkan pneumonia jika sampai masuk ke paru – paru.
Dengan demikian kita harus melindungi mereka dari hambatan dan aspirasi
sehingga pembersihan dan pembilasan secara teratur pada rongga mulut
adalah mutlak harus dilakukan.
C. Bahaya Kurangnya Menjaga Kebersihan Mulut
Ada bermacam – macam masalah pada mulut yang dapat timbul akibat
kurangnya kebersihan mulut. Masalah – masalah tersebut, diantaranya:

1. Karies gigi
Merupakan masalah mulut paling umum dari orang muda.
Perkembangan lubang merupakan proses patologis yang melibatkan
kerusakan email gigi pada akhirnya melalui kekurangan kalsium.
Kekurangan kalsium adalah hasil dari akumulasi musin, karbohidrat, basilus
asam laktat pada saliva yang normal yang ditemukan pada mulut.

2. Plak gigi
Lapisan gigi yang transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat
dasar kepala gigi pada margin gusi. Plak mencegah dilusi asam normal dan
netralisasi, yang mencegah disolusi bakteri pada rongga mulut.

3. Penyakit periodontal
Penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membrane
periodontal atau ligament periodontal. Gejalanya adalah gusi berdarah,
bengkak, jaringan yang radang, garis gusi yang menyusut, dengan
pembentukan celah atau kantong antara gigi dan gusi, serta kehilangan gigi
tiba – tiba.

4. Halitosis (bau napas)


Merupakan masalah umum rongga mulut. Hal ini diakibatkan hygiene
mulut yang buruk, pemasukan makanan tertentu, atau proses infeksi atau
penyakit. Hygiene mulut yang tepat dapat mengeliminasi bau kecuali
penyebabnya adalah kondisi sistemik seperti penyakit liver atau diabetes.
5. Keilosis
Gangguan termasuk bibir yang retak, terutama pada sudut mulut.
Defisiensi riboflavin, napas mulut dan salivasi yang berlebihan dapat
menyebabkan keilosis. Pemberian minyak atau madu pada bibir
mempertahankan kelembaban, dan salep anti jamur atau antibakteri
memperkecil perkembangan mikroorganisme.

6. Stomatitis
Merupakan kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan
pengiritasi, seperti: tembakau; defisiensi vitamin; infeksi oleh bakteri, virus
atau jamur; atau penggunaan obat kemoterapi.

7. Glositis
Merupakan peradangan lidah akibat penyakit infeksi atau cidera,
seperti luka bakar atau gigitan.

8. Gingivitis
Peradangan gusi, biasanya karena perawatan hygiene mulut yang
buruk atau terjadi tanda leukemia, defisiensi vitamin, atau diabetes mellitus.

D. Cara Menjaga Oral Hygiene


Menurut Denstisty (2010), cara-cara yang dapat dilakukan sendiri dan
efektif dalam menjaga oral hygiene, adalah sebagai berikut:

a. Sikat gigi
Pengenalan teknik sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi
secara teratur dan pemilihan pasta gigi dengan tepat. Teknik sikat gigi yang
secara horisontal adalah umum dilakukan dan itu merupakan suatu
kesalahan karena dengan cara demikian lambat laun dapat menimbulkan
resesi gingival dan abrasi gigi. Pada pasien yang tidak sadar, sikat gigi
diganti dengan kain pembungkus handuk atau kasa pada ujung batang jari.
Pasta gigi membantu tetapi tidak perlu.

b. Kumur-kumur antiseptik
Terdapat berbagai bahan aktif yang sering digunakan sebagai kumur-
kumur, seperti metal salisilat, chlorhexidine 0,20% dan H2O2 1,5% atau
3,0%. Kumur-kumur yang lebih murah dan cukup efektif adalah dengan air
garam hangat.

c. Dental flos atau benang gigi


Cara ini mulai banyak diperkenalkan dan cukup ampuh untuk
membersihkan di sela-sela gigi.

d. Pembersih lidah

Tumpukan debris di dorsum lidah penuh dengan kuman-kuman


oportunis serta candida yang bermukim sebagai flora normal maupun
transient

E. TATA CARA ORAL HYGIENE PADA PASIEN DENGAN PENURUNAN


KESADARAN

Menurut Perry (2005), adapun perawatan oral hygiene pada pasien dengan
penurunan tingkat kesadaran, sebagai berikut:
a. Peralatan
1. Air bersih
2. Spatel lidah dengan bantalan atau spons
3. Handuk wajah, handuk kertas
4. Kom kecil
5. Bengkok
6. Gelas dengan air dingin
7. Spuit ber-bulb kecil
8. Kateter pengisap dihubungkan dengan alat pengisap
9. Sarung tangan sekali pakai
10. Pinset
11. Depper
b. Prosedur tindakan
1. Dekatkan alat-alat
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Uji adanya reflex muntah dengan menempatkan spatel lidah diatas
bagian belakang lidah (pasien dengan gangguan reflex menelan
memerlukan perawatan khusus)
4. Inspeksi rongga mulut
5. Posisikan klien dekat ke sisi tempat tidur, balik kepala pasien ke arah
matras, bila perlu nyalahkan mesin pengisap dan sambungkan slang
ke kateter pengisap.
6. Tempatkan handuk dibawah wajah pasien dan bengkok di bawah
dagu.
7. Secara hati-hati regangkan gigi atas dan bawah pasien dengan spatel
lidah dengan memasukkan tong spatel secara cepat tetapi lembut,
diantara molar belakang. Masukkan bila pasien relaks. (Jangan
memaksa).
8. Bersihkan mulut pasien menggunakan spatel lidah yang dibasahi
dengan air segar. Isap sesuai kebutuhan selama pembersihan.
Bersihkan permukaan penguyah dan permukaan dalam pertama.
Bersihkan atap mulut dan bagian dalam pipi dan bibir. Gosok lidah
tetapi hindari menyebabkan reflex muntah bila ada. Basahi aplikator
bersih dengan air dan gosok mulut untuk mencuci. Ulangi sesuai
kebutuhan.
9. Isap sekresi bila terakumulasi.
10. Lepaskan sarung tangan.
11. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
12. Bersihkan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.

Anda mungkin juga menyukai