Anda di halaman 1dari 19

3.

Proses pengolahan limbah


Dalam industri rokok, tembakau sangatlah diperlukan karena
merupakan bahan utama produk tersebut yang kemudian akan diproses.
Proses tersebut menimbulkan limbah cair berupa cairan coklat pekat yang
bersifat asam. Selain limbah cair, ada juga limbah padat yaitu tempat bekas
membungkus tembakau. Limbah-limbah tersebut kemudian akan diproses
agar tidak menjadi berbahaya. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
merupakan suatu tempat yang disediakan oleh industri rokok untuk mengolah
limbah-limbah tersebut. Industri rokok yang direncanakan sangat
memperhatikan lingkungan dimana mereka tidak membuang limbah-limbah
beracun itu secara sembarangan. Jadi, sebelum dibuang limbah-limbah
tersebut harus melalui beberapa tahap pada IPAL. Pada IPAL, limbah-limbah
cair tersebut diolah kembali untuk di netralisir, dan limbah padatnya dijadikan
sesuatu yang lebih bermanfaat. Dalam pengolahan limbah cair tersebut
industri rokok direncanakan menggunakan alat-alat yang canggih. Saat
limbah sisa pencucian cengkeh tersebut di alirkan ke IPAL maka limbah cair
itu akan diolah sedemikian rupa agar kadar racunnya dapat dinetralisir.
Cairan penetralnya adalah Ca (OH)2 yang bersifat basa sehingga cairan yang
asam tersebut mendapatkan pH yang mendekati netral. Setelah itu, cairan
diaduk2 dengan maksud pemberian oksigen (oksigenasi) dan dicampur
dengan bakteri yang sengaja dikembangbiakkan di tempat tersebut. Bakteri
aerob dibantu oksigen untuk proses pembusukan limbah sehingga limbah
tersebut tidak lagi terlalu berbahaya.
Setelah itu, cairan yang sudah agak berwarna bening tersebut dialirkan
menuju tempat berikutnya. Pada tempat ini, jika diperhatikan, ada suatu
pemisahan antara air bersih dengan ampas yang tersisa dengan proses
pengendapan. Air yang bersih mengalir sedikit demi sedikit melalui celah
pada design alat tersebut dan dialirkan menuju kolam ikan.Setelah diolah
maka sisa cairan pembersih cengkeh tersebut akan menjadi netral dan tidak
beracun lagi. Kolam ikan yang ada didalam IPAL tersebut merupakan suatu
indikator alamiah yang menunjukkan kenetralan air karena pada logikanya,
ikan tidak akan dapat bertahan hidup dalam air beracun.
Kemudian untuk limbah padatnya yaitu bekas bungkus tembakau
juga diolah sedemikian rupa di dalam IPAL ini, dan hasil olahan limbah
ini berupa pupuk kompos. Caranya dengan menghancurkan bungkus
tersebut, lalu ditimbun. Hancuran bungkus yang telah ditimbun
tersebut kemudian disiram, ditutupi dan dibalik secara berkala
sehingga bakteri dan jamur yang ada akan membusukkan hancuran
tersebut dengan cepat. Maka dari itu, pupuk kompos tersebut terasa
panas di bagian dalam tumpukannya karena mengalami proses
pembusukan. Ternyata limbah-limbah yang beracun tersebut di dalam
IPAL ini dapat menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Hasil dari pupuk
kompos itu akan dikirim ke segala penjuru Kota Kudus dan tempat
pembibitan untuk kepentingan penghijauan di kota tersebut.

 Diagram Alir pengolahan limbah

WASTE WATER

Screen

Collecting Tank
(80 m3)

Pre-Sedimentasi
(30 m3)

Cair

Bio Reaktor 0
(700 m3)

Bio Reaktor 1
(600 m3)
Return
Padat sludge
Bio Reaktor 2
(300 m3)

Sedimentasi
(175 m3)

Padat Cair

Thickener Penjernihan
Padat
(80 m3) (175 m3)

Cair

Filter Press
(1m3/press) Kolam Ikan

PENGOMPOSAN SUNGAI
Dalam melakukan pengolahan limbah pada pabrik rokok ini,
terdapat tahapan teknis yang harus di lakukan, yaitu:

1. Identifikasi terhadap sumber dan jenis limbah


2. Identifikasi alternative penerapan produksi bersih
3. Pemilahan dan pemisahan dari sumbernya
4. Pengelolaan dan pemanfaatan berdasarkan karakteristik limbah
5. Pengolahan (treatment) dan pembuangan akhir

Selain tahapan di atas, terdapat langkah-langkah lain dalam


pengolahan limbah pada pabrik rokok, yaitu:

 Pengolahan limbah padat

SUMBER LIMBAH PADAT PENGELOLAAN

1. Gagang dan jengkok 1. Dijual untuk


tembakau dan cengkeh dimanfaatkan
dari penyiapan bahan (Re-sale-able)
2. Daur ulang dan
baku
2. Aki bekas, kemasan digunakan kembali
bekas, pallet bekas dari (Recycle-able dan Re-
penyiapan bahan baku use-able)
3. Dibuat kompos
proses produksi
3. Keranjang bekas/tikar (Compost-able)
4. Dibakar (Combustible)
bekas, lumpur eks IPAL
5. Limbah yang tidak
dari proses penyiapan
berpengaruh (Innert
bahan baku dan hasil IPAL
waste) untuk tanah
4. Filter bekas/sortiran, kayu
urug
bekas pallet dari proses
6. Masuk ke TPS dibuang
produksi dan penyiapan
ke TPA
bahan baku 7. Dijual untuk di daur
5. Pasir, kerikil,metal dari
ulang Kompensasi ke
proses penyiapan bahan
masyarakat sekitar
baku
(Comdev dan CSR)
6. Sampah rumah tangga
(domestik)
7. Tali rafia, plak-ban-botol
bekas, dll dari kegiatan
perkantoran dan proses
produksi

 Pengolahan sampah non produksi

Jenis limbah/ Cleaner Final disposal


sampah production alternative

Office wastes

Kertas, karton Paperless Daur ulang 3rd party

Plastic Segregasi, daur Daur ulang 3rd party


ulang

Battery kering Less hazardous, B-3/ PPLI


battere alkaline

Non recycle Segregasi, Energy Incineration (own, co-


combustible recovery partner)

Botol, kaca dlsb Segregasi, daur Daur ulang 3rd party


ulang

Household
wastes

Kertas, karton Paperless Daur ulang 3rd party


Plastic Segregasi, daur Daur ulang 3rd party
ulang

Non recycle Washable and Re- Menuju zero waste


combustible useable materials
(lunch boxes)

Non recycle, Segregasi, Energy Incineration (own, co-


combustible recovery partner)

Non recycle, Segregasi, Composting (own, co-


compostable Pengomposan partner)

TPA - Pemda

Botol, kaca dlsb Segregasi, daur Daur ulang 3rd party


ulang

 Pengolahan limbah cair

SUMBER LIMBAH CAIR PENGELOLAAN


1. Air cucian dan admoist Limbah Cair diolah dengan :
pada proses pelunakan
1. Pengolahan secara fisik –
cengkeh
2. Air cucian dan admoist kimia
2. (penyaringan,
pada proses pelunakan
sedimentasi, penetralan
gagang tembakau 3. pH, koagulasi-
3. Air cucian dan residual
flokulasi,dsb)
dari proses ekstraksi 2. Pengolahan secara
bahan–bahan pembuat biologis
saos dari bahan 4. (anaerobik dan aerobik)
3. Pengolahan lanjutan
rempah-rempah alami
(absorsi)
dan campurannya 4. Pemanfaatan lumpur
pada proses Limbah oli bekas
Assembling Flavor ditampung dalam drum
4. Air cucian peralatan
diserahkan ke pihak
proses produksi (ex
ketiga yg berijin
casing drum) pada
Kompensasi ke
primary process
5. Air cucian lem dari masyarakat sekitar

secondary process (Comdev dan CSR)


6. Air limbah ex utility :
blow down boiler
7. Limbah Domestik
(MCK)
8. Limbah oli bekas
 Pengolahan limbah ke udara

SUMBER LIMBAH KE UDR PENGELOLAAN

1. Debu organik dari 1.a. Penggunaan alat sedot


penyiapan debu

tembakau, cengkeh 1.b. Melokalisir lokasi


penghasil debu
2. VOC tembakau, cengkeh,
2.a. Minimalisasi proses
dan flavour
penguapan
3. Emisi gas buang hasil
2.b. Melokalisir lokasi
pembakaran bahan bakar penghasil VOC

3.a. Penggunaan bahan bakar


yang

ramah lingkungan, hemat


bhn bakar

3.b. Penanaman pohon

3.c. Adanya ruang terbuka


hijau

3.d. Stack yang tinggi


dilengkapi filter
3.e. Perawatan mesin-mesin
penghasil

emisi gas buang

Kompensasi ke masyarakat
sekitar

(Comdev dan CSR)

 Pengelolaan bising

SUMBER BISING PENGELOLAAN BISING

Suara mesin-mesin 1. Penanaman pohon di pabrik


produksi dan utilitas
2. Perawatan mesin-mesin
produksi dan

utilitas

3. Penggunaan alat pelindung diri


(ear-plug
dan ear-muf)

4. Adanya silencer pada manifold


mesin

5. Pembuatan ruang kedap suara

6. Kompensasi ke masyarakat
sekitar

(Comdev dan CSR)

 Pengelolaan abu

SUMBER BAU PENGELOLAAN BAU


Cengkeh, tembakau, 1. Penanaman pohon di pabrik
saos rempah - rempah,
2. Penanaman pohon di luar
flavor, essence, septic
pabrik
tank (H2S), sampah,
IPAL 3. Pembuatan TPS, dan
pembuangan

sampah secepat mungkin

4. Adanya ruang terbuka hijau

5. Adanya proses aerobik pada


IPAL

6. Kompensasi ke masyarakat
sekitar

(Comdev dan CSR)


Sumber Limbah Produksi Rokok
1. Limbah Padat :
Daun – daun kering dan berpenyakit, Batang – batang tembakau, Plastik
bekas polybag, limbah jengkok tembakau dan botol fumigasi
2. Limbah Cair :
Penggunaan pupuk kimiawi, pestisida dan herbisida, serta kontaminan
bahan non degradeble
3. Limbah Gas :
Pembakaran daun, batang, Asap pembakaran asap fumigasi, dan
Penyemprotan pestisida, Gas buang mesin residu
4. Limbah B3 :
Penyemprotan pestisida, Kemasan bekas pestisida, Botol fumigasi, Oli
bekas dan Aki bekas.

Efek negatif industri rokok bagi lingkungan dapat dilihat dari limbah yang dihasilkan.
Pada dasarnya industri rokok menghasilkan tiga jenis limbah yakni limbah padat,
limbah gas, dan limbah cair. Limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik yaitu berupa
pembuangan batang dan daun tembakau yang layu, berpenyakit. Selain itu, puntung
dan bungkus rokok juga merupakan limbah padat yang dihasilkan oleh konsumen.
Limbah gas yang dihasilkan oleh pabrik yaitu berupa penguapan pada saat penjemuran
tembakau, dan limbah gas yang dihasilkan oleh konsumen yaitu berupa asap pada saat
rokok itu dikonsumsi. Sedangkan limbah cair yaitu berupa sisa-sisa pestisida yang
dibuang pada saat pencucian ulang daun tembakau.

Limbah Jengkok tembakau Industri Rokok


Setiap aktivitas industri termasuk aktivitas industri rokok
pasti ada sisa-sisa atau bahan buangan yang memerlukan proses
managemen lebih lanjut untuk meminimumkan pengaruh negatif
dari sisa-sisa tersebut sehingga tidak membahayakan terhadap lingkungan alam
baik udara air dan tanah dan juga terhadap
ligkungan sosial (Social Environmental) yang sangat
dimungkinkan menimbulkan penyakit bagi manusia dan juga
makhluk-makhluk lainnya, sedang pada proses industri rokok ada
salah satu sisa produksi yang disebut dengan Limbah Jengkok
Tembakau.
Limbah Jengkok Tembakau Industri rokok ialah sisa-sisa
atau limbah pencausan tembakau dalam proses produksi rokok
dan berbentuk halus (bubuk), dimasukkan dalam wadah karung
atau goni dan disimpan dalam gudang tertentu untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan terhadap lingkungan (Budiono,
2003).
2.3.2 Bahaya Limbah Jengkok tembakau
Limbah jengkok tembakau belum terbukti menimbulkan
pencemaran lingkungan tetapi perlu diwaspadai bahwa setiap
aktivitas industri memunculkan sisa-sisa yang membahayakan
lingkungan termasuk sisa limbah yang disebut dengan libah
jengkok tembakau Industri rokok.
Darmono (2001), menyatakan bahwa udara di sekitar
kita dewasa ini sangat peka terhadap pencemaran, hal ini sangat
erat hubungannya dengan aktifitas manusia untuk mengejar
kehidupan modern, berbagai jenis polutan sebagai efek samping
dari produk-produk yang diperlukan manusia telah banyak
mencemari udara yang kita isap setiap saat, bahan pencemar
seperti senyawa Carbon (CO, CO2), Sulfida (SO2, SO3), Nitrogen

(NO, NO2, N2O), partikel-partikel logam (Pb, Cd, As, Hg) dan
senyawa kimia lainnya telah terbukti mencemari udara terutama
didaerah industri dan perkotaan semakin hari pencemaran udara
tersebut bila diteliti dan dianalisa jumlahnya semakin meningkat
sehingga kita harus selalu waspada terhadap akibat yang
ditimbulkan.
Air yang kita gunakan setiap hari tidak lepas dari
pengaruh pencemaran yang diakibatkan oleh ulah manusia juga,
beberapa bahan pencemar seperti bahan mikrobiologik (bakteri,
virus, parasit) bahan organik (pestisida, detergen) dan beberapa
bahan anorganik (garam; logam; asam) serta bahan-bahan kimia
lainnya sudah banyak ditemukan dalam air yang kita
pergunakan.
Pencemaran lingkungan sangat buruk akibatnya terhadap
kehidupan di bumi, oleh sebab itu pengawasan dan pencegahan
pencemaran lingkungan harus selalu diupayakan demi
kelestarian kehidupan di bumi.
Berdasarkan pendapat tersebut diatas maka limbah
jengkok tembakau Industri rokok harus diupayakan pencegahan
pencemaran terhadap lingkungan dan bahkan ditemukan
manfaat dari limbah jengkok tembakau Industri rokok setelah
diadakan pengkajian dan penelitian.
Limbah jengkok tembakau Industri rokok mengadung logam
berat yang berbahaya adalah logam berat Arsen (As). Arsenik,
atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki simbol As dan nomor atom 33. Ini adalah bahan metaloid yang terkenal
beracun dan memiliki tiga bentuk
alotropik; kuning, hitam dan abu-abu. Arsenik dan senyawa
arsenik digunakan sebagai pestisida, herbisida dan insektisida
(Anonymous, 2009)
3.3. Proses Produksi
3.3.1. Sumber Daya Produksi
Proses produksi adalah cara atau teknik menciptakan sesuatu melalui tahapan-tahapan dari bahan
baku untuk diubah dengan cara-cara tertentu secara urut dan sistematis untuk menghasilkan suatu
produk yang memiliki fungsi tertentu.

Suatu proses produksi melibatkan penggunaan sumber daya. Sumber daya yang digunakan
merupakan modal utama untuk memulai suatu proses produksi. Sumber daya yang
dibutuhkan dalam proses produksi yaitu meliputi:
a. Material

Material meliputi segala jenis bahan bahan yang diproses oleh mesin dan manusia yang
sehingga menjadi produk jadi yang bisa dipakai konsumen. Dalam hal tersebut adalah
kertas paper, CTP, alumunium foil, kertas inner, plastik OPP, karton pak, karton press, pita
cukai, filter, dan material utamanya adalah racikan tembakau yang telah dicampur dengan
resep-resep khusus.
b. Manusia

Manusia merupakan komponen penting dalam proses produksi. Manusia harus


merencanakan dan juga menjadi elemen pendukung dalam terjadinya proses produksi
karena di PT Djarum bagian SKM ini proses produksi hampir semua dilakukan oleh Mesin.
Manusia berperan sebagai perencana, operator, QC, dan teknisi dalam proses produksi di
SKM PT Djarum.
c. Metode

Metode adalah cara-cara yang digunakan untuk mengolah bahan baku menjadi bahan jadi.
Pada SKM OASIS ini metode pengolahan menggunakan mesin untuk assembly rokok
sampai dengan bentuk press dan dilakukan pengepakan dalam bentuk bale dengan manual
oleh tenaga manusia.
d. Money (modal/dana)

Dana yang dimaksud adalah dana/uang yang akan dikeluarkan untuk membeli bahan baku,
biaya riset, membayar tenaga kerja, membayar daya listrik, pajak, dll.
e. Mesin

Mesin sangat dibutuhkan dalam proses produksi. Karena di SKM PT Djarum ini proses
produksi adalah semi otomatis. Mulai dari pelintingan sampai pada pengemasan di dalam
Press/Slope dilakukan oleh mesin (Otomasi).
3.3.2. Bahan Baku (Raw Materials)
Dalam pengadaan material, PT Djarum tidak mengandalkan hanya pada satu supplier saja. Bahan
baku yang ada terdiri atas bahan baku finished blend, bahan baku rokok batangan, dan bahan baku
rokok pack.

a. Bahan Baku Finished Blend


Bahan baku finished blend terdiri dari tembakau, cengkeh, dan saos.
i i. Tembakau

Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan rokok adalah tembakau. Industri rokok
sangat tergantung pada keberadaan tanaman ini. Tembakau yang mempunyai bermacam-
macam jenis ini dipanen setiap setahun sekali. Kualitas daunnya tidak sama untuk setiap
bibit, bahkan dari bibit yang sama bisa menghasilkan kualitas daun yang berbeda bila
ditanam di daerah yang berlainan atau mengalami perawatan yang berbeda. Menanam
tembakau bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Seringkali petani mengalami kegagalan
panen. Penyebabnya antara lain masalah air dan hama.
Untuk mengantisipasi fluktuasi persediaan tembakau, dibuat sistem pergudangan pada saat
panen. Persediaan tersebut digunakan saat musim tanam atau jika terjadi kegagalan panen.
Pergudangan tembakau tidak hanya dilakukan semata-mata untuk persediaan, tetapi juga
berguna untuk proses penempatan (aging/ fermentasi) di mana tembakau ditempatkan di
gudangn dalam keadaan saling bertumpukkan. Secara berkala tumpukkan dirotasi sehingga
tekanan untuk setiap tembakau merata, tembakau menjadi padat, kering, dan menimbulkan
aroma tertentu. Penyimpanan ini dilakukan minimal selama dua tahun agar dapat
menghasilkan tembakau yang memiliki aroma tembakau bermutu tinggi.
Untuk menjada pasok tembakau dan sekaligus membantu peningkatan penghasilan petani,
dilakukan Pengembangan Tanaman Tembakau Djarum (PTTD) pada beberapa kemitraan
yang dilakukan di Lombok, Bondowoso, dan Bromo. Dengan cara semacam ini perusahaan
memperoleh bahan baku bermutu dan sekaligus mampu meningkatkan penghasilan petani
tembakau. Bagian pengambilan ini mempunyai suatu divisi yang terbagi menurut daerah
pembelian tembakau dan cengkeh yang harus dijangkau. Tim ini terdiri atas pakar dalam
bidang tembakau Madura, Bojonegoro, Temanggung, dan Weleri. Masing-masing pakar
kemudian membagi tembakau tiap daerah menjadi beberapa tingkatan jenis (grade).
Ada dua macam tembakau yang dibeli yang dibedakan berdasarkan keadaan fisiknya. Yang
pertama adalah tembakau krosok (leaf tobacco) di mana daunnya masih berbentuk
lembaran. Tembakau krosok ini diproses dahulu oleh koperasi petani tembakau dengan
memisahkan tulang daun dari lamina atau helai daun, baru setelah itu disimpan dalam
gudang penyimpanan tembakau. Yang kedua adalah tembakau
ranjang (pre-cut tobacco). Jenis ini sudah tidak berbentuk lembaran daun lagi, tetapi sudah
diiris menjadi potongan-potongan halus memanjang.
Penyimpanan tembakau dalam gudang harus dilakukan secara teliti dan penempatannya
berdasarkan jenis, daerah asal, serta umur tembakau sesuai dengan grade masing-masing.
Umumnya grading tembakau di Indonesia hanya dilakukan sampai 40, tetapi PT Djarum
membaginya hingga grade 100. Grading dilakukan berdasarkan kadar nikotin dan kadar
gula sebagai basis, di samping tiga aspek penting lainnya (warna, aroma, dan fisik). Masing-
masing tembakau grading-nya berbeda. Misalnya saja untuk tembakau Madura ada empat
grade.
Tembakau yang telah dibeli dan dikumpulkan itu, disimpan di berbagai gudang yang
tersebar di berbagai lokasi di Kudus dan sekitarnya. Untuk mengambil tembakau dan
cengkeh perlu persetujuan dari Production Quality Control (PQC) agar bisa melakukan
permintaan pengambilan tembakau dari gudang melalui Pusat Administrasi Gudang (PAG)
pada siang hari. Prosedur yang ketat ini mutlak ditaati karena semua tembakau dan
cengkeh mempunyai spesifikasi tertentu dalam umur penggunaannya. Oleh karena itu
datanya harus diolah untuk mengetahui mana yang sudah boleh diambil dan mana yang
belum boleh diambil.
Pada saat melakukan peramuan untuk jenis rokok tertentu, tidak sembarang tembakau
boleh dicampur, melainkan harus sesuai resep yang telah ditentukan, termasuk dari grade
mana klasifikasi tembakau tersebut.
i ii. Cengkeh

Cengkeh merupakan ciri khas rokok kretek. Cengkeh dapat diperoleh sepanjang tahun, baik
dari pasar local maupun dari luar negeri, misalnya cengkeh Zanzibar yang memiliki aroma
khas. Cengkeh yang dipakai berbentuk gelondongan.
i iii. Saos

Saos merupakan bahan baku yang kerahasiaannya selalu terjaga. Tingkat kesulitan untuk
meramu saos jauh lebih sulit daripada meramu tembakau. Karena kesulitan yang tinggi dan
merupakan rahasia utama perusahaan, pembuatannya langsung dikelola oleh bagian R&D.
Secara umum, pembuatan saos ini merupakan ekstraksi dari berbagai bahan yang telah
ditentukan.
Jenis saos ada dua macam, yaitu casing dan flavor. Casing digunakan untuk memberi rasa
pada campuran (blend), sedangkan flavor digunakan untuk memberi aroma pada blend.

b. Bahan Baku Rokok Batang


Bahan baku rokok batangan berupa finished blend, filter rod, cigarette paper (paper), Cork
Tipping Paper (CTP), cairan pemanis dan menthol (optional), lem paper, dan tinta.
i i. Tobacco finished blend

Tobacco finished blend adalah tembakau siap jadi, di mana tembakau ini sudah melalui
proses pencampuran dengan bahan-bahan lain, seperti cengkeh, saos, dan flavor.
i ii. Filter Rod

Filter dibuat menggunakan mesin KDF yang memiliki kapasitas 395.000 untuk Rak Hauni
hingga 396.000 batang/jam untuk Rak Gemini jika menggunakan plug wrap yang porous.
Untuk plug wrap yang non porous, mesin KDF hanya mampu memproduksi 247.000
batang/jam untuk Rak Gemini. Filter baru dapat digunakan empat jam setelah diproduksi.
Bahan baku dalam pembuatan filter terdiri atas acetate tow, hotmelt, triacetine, inner glue,
dan plug wrap. Pada pembuatan filter dihasilkan limbah berupa paper, acetate tow yang
terurai, dan filter yang tidak memenuhi spesifikasi. Paper dan acetate tow yang di-reject
tidak dapat digunakan lagi, dengangkan filter yang tidak memenuhi standar dijual ke pabrik
rokok yang kecil. Berikut ini adalah bahan baku dalam pembuatan filter yang dimaksud:
1. Acetate Tow

Acetate tow berupa serat seperti kapas berwarna putih yang sangat tipis dan tidak terputus
dalam satu gulungan. Acetate tow merupakan bahan baku utama dalam pembuatan filter
rod maupun filter roll. Filter roll merupakan filter yang berbentuk gulungan. Sedangkan filter
rod merupakan filter yang telah dipotiong menjadi batangan. Acetate tow diimpor dari
Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat.
2. Hotmelt

Hotmelt berupa potongan-potongan kecil berukuran kurang lebih 7 mm. Hotmelt berbentuk
kotak dan berwarna kekuningan. Hotmelt digunakan sebagai lem untuk merekatkan ujung-
ujung dari plug wrap.

3. Triacetine
Triacetine berupa larutan putih. Triacetine digunakan untuk mengeraskan dan
mengenyalkan acetate tow.
4. Inner glue

Inner glue berupa larutan yang digunakan sebagai lem untuk merekatkan acetate tow
dengan plug wrap. Inner glue terbuat dari campuran triacetine dan potongan acetate tow.
5. Plug wrap

Plug wrap merupakan pembungkus filter, berupa kertas berwarna putih. Plug wrap ini lebih
kuat dari paper dan tahan air. Plug wrap ada dua macam, yaitu porous dan non porous.
i iii. Cigarette Paper

Paper adalah kertas yang digunakan untuk membungkus tobacco finished blend. Setiap
Cigarette Maker (CM) membutuhkan sekitar 28 paper/hari.
i iv. Cork Tipping Paper (CTP)

Cork Tipping Paper adalah kertas yang digunakan untuk melapisi sambungan antara
batangan rokok (tobacco rod) dengan filter, CTP yang akan digunakan harus melewati
proses pemanisan CTP (pada pre-process).
i v. Cairan Pemanis (optional)

CTP tawar kemudian dimaniskan dengan menggunakan cairan pemanis yang mengandung
glukosa dan alkohol. Tujuannya untuk memberi rasa manis pada CTP.
i vi. Menthol (optional)

Menthol hanya digunakan pada LA Light Menthol dan Djarum Black Menthol dimana pada
aluminiumnya dilakukan aplikasi menthol.
i vii. Lem

Lem digunakan untuk melekatkan paper, kertas CTP, maupun untuk merekatkan bahan
seperti aluminium foil, kertas inner frame, etiket (blank), kertas craft, dan bandrol.
Penggunaan lem dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Lem yang digunakan dalam proses pembuatan sigaret (pada mesin cigarette maker)
meliputi lem cigarette/ side seam, digunakan untuk merekatkan antar dua paper, dan lem
CTP yang digunakan untuk mengelem Cork Tipping.

2. Lem yang digunakan dalam proses pengemasan (pada mesin packer) yaitu lem 8065
yang digunakan untuk mengelem kertas etiket (blank) dan kertas inner frame.
viii. Tinta a. Aliran pemindahan material berlangsung dengan lancar dan
sederhana, serta biaya material handling yang rendah.
b. Total waktu yang dipergunakan untuk produksi relatif singkat.
c. Adanya sistem insentif bagi kelompok karyawan akan dapat memberikan
motivasi guna meningkatkan produktivitas kerjanya.
d. Tiap unit produksi atau stasiun kerja memerlukan luas area yang minimal.
e. Pengendalian proses produksi mudah dilaksanakan.

Tinta hanya digunakan dalam pembuatan produk Djarum Super, di mana tinta digunakan
untuk membuat logo pada Paper.
Dalam pembuatan rokok batangan, juga digunakan bahan pembantu seperti alcohol (Aqua
DM 1), suction tape, dan garniture tape.
3.4. Fasilitas Produksi
Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik
guna menunjang kelancaran proses produksi. Dalam berproduksi diperlukan peralatan-
peralatan, perlengkapan, mesin-mesin dan fasilitas produksi. Keseluruhan fasilitas tersebut
harus diatur sesuai dengan kebutuhan proses produksi sehingga hasil produksi dapat
diproduksi dengan jumlah dan kualitas sesuai dengan yang diharapkan, dapat diselesaikan
tepat pada waktunya dengan biaya yang minimal. Perencanaan layout pabrik merupakan
pemilihan secara optimum penempatan mesin dan peralatan, tempat kerja, tempat
penyimpanan dan fasilitas service, bersama-sama dengan penentuan bentuk gedung
pabriknya.
PT. Djarum mengatur fasilitas produksinya menggunakan tipe product layout. Tipe Product
Layout merupakan suatu tata letak pabrik yang mempunyai efisiensi yang tinggi dimana
peralatan disusun berdasarkan urutan proses pembuatan produk. Aliran produksi yang
terjadi adalah Flow Shop dimana karakteristik Flow Shop sebagai berikut:

Setiap bahan baku atau komponen yang masuk dalam lantai produksi PT. Djarum akan
mengalami beberapa perpindahan dari satu proses ke proses yang lain. Sebagai contoh
kertas papir yang menjadi salah satu bahan baku utama rokok. Ketika tiba dari vendor akan
dimasukkan terlebih dahulu ke warehouse dan kemudian dipindahkan ke departemen pre-
proses untuk diproses. Setiap perpindahan yang terjadi pasti memerlukan suatu usaha
perpindahan material atau penanganan material (material handling).
Sistem penanganan material yang terdapat di PT. Djarum bermacam-macam tergantung dari
jenis dan jumlah bahan baku yang akan dipindahkan serta posisi bahan baku tersebut
berada sekarang. Metode pemindahan bahan baku maupun produk jadi di PT. Djarum
dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
a. Pemindahan secara manual

Pemindahan secara manual dilakukan oleh operator tanpa bantuan mesin. Hal ini dipakai
bila tidak ada alat khusus untuk menangani dan merupakan pekerjaan yang ringan.
Contohnya mengganti CTP dan kertas papir secara manual. Pemindahan secara manual
juga dilakukan oleh operator pengepakan manual. Operator tanpa bantuan alat khusus,
memasukkan ball ke dalam dus box.
b. Pemindahan dengan mesin

Pemindahan dengan menggunakan mesin tanpa bantuan manusia. Ini digunakan apabila
tidak memungkinkan untuk dilakukan secara manual. Hal ini lebih efisien untuk pekerjaan
yang berat. Contohnya pada bagian produksi, press rokok yang telah siap dipasarkan
dipindahkan ke bagian manual packaging dengan menggunakan konveyor. Khusus untuk
mesin maker focke M6 untuk penggantian kertas papir dan kertas CTP dilkakukan secara
otomatis oleh lengan robot yang dilengkapi oleh sensor tanpa bantuan manusia. Begitu pula
pada mesin packer focke F8 untuk pengambilan karton press menggunakan lengan robot
secara otomatis tanpa manusia dengan bantuan sensor.
c. Pemindahan bahan secara campuran

Sistem pemindahan yang dilakukan oleh manusia dengan bantuan mesin, biasanya dipakai
untuk memindahkan komponen dari satu departemen ke departemen yang lain. Contohnya
untuk memindahkan komponen dari departemen manual packaging ke warehouse dengan
menggunakan forklift.

i. Forklift

ii. Hand truck

iii. Roller conveyor

iv. Pallet

v. Pallet Jack

Forklift digunakan untuk memindahkan bahan baku dan membantu pemindahan komponen
produk yang ada di lantai produksi. Material maksimum yang dapat diangkat oleh forklift
beratnya 2 ton.
Hand truck digunakan untuk membawa material-material berukuran kecil dalam jumlah yang
banyak.
Roller conveyor merupakan alat pemindahan material yang digunakan dalam proses
perakitan, inspeksi dan untuk memindahkan produk dari perakitan hingga manual
packaging.
Pallet merupakan papan kayu yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses
pemindahan bahan baku maupun produk jadi.
Pallet Jack merupakan alat bantu khusus untuk memindahkan pallet dari suatu departemen
ke departemen lain. Pallet Jack menggunakan sistem hirdolik untuk mengatur ketinggian
penampang pallet jack. Sistem penanganan material yang terdapat di bagian produksi
bermacam-macam, tergantung dari jenis material yang akan dipindahkan. Sebagian besar
perpindahan bahan baku dilakukan oleh manusia/operator. Alat material handling akan
digunakan jika materialnya berat atau berjumlah banyak. Material handling yang ada pada
bagian produksi antara lain:
Forklift digunakan untuk memindahkan bahan baku dan membantu pemindahan komponen
produk yang ada di lantai produksi. Material maksimum yang dapat diangkat oleh forklift
beratnya 2 ton.
Hand truck digunakan untuk membawa material-material berukuran kecil dalam jumlah yang
banyak.
Roller conveyor merupakan alat pemindahan material yang digunakan dalam proses
perakitan, inspeksi dan untuk memindahkan produk dari perakitan hingga manual
packaging.
Pallet merupakan papan kayu yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses
pemindahan bahan baku maupun produk jadi.
Pallet Jack merupakan alat bantu khusus untuk memindahkan pallet dari suatu departemen
ke departemen lain. Pallet Jack menggunakan sistem hirdolik untuk mengatur ketinggian
penampang pallet jack.
Pelaksanaan pengendalian kualitas di PT. Djarum ditangani oleh bagian Quality Control
(QC). Pengendalian mutu dan kualitas dari produk yang dihasilkan sangat penting untuk
menjaga kepercayaan dari konsumen. Pengendalian kualitas di PT. Djarum terdiri dari
pemeriksaan material awal, pemeriksaan pada setiap proses produksi, pemeriksaan pada
bagian manual packaging, dan pemeriksaan pada bagian delivery. Bahan baku yang tidak
sesuai dengan karakteristik bahan baku yang dipesan maka bahan baku tersebut akan
dikembalikan.

30
Setiap departemen yang terdapat di PT. Djarum ini menerapkan sistem pengendalian
kualitas di setiap proses produksinya. Di setiap proses produksinya tersebut
pekerja/operator saling mengecek hasil pekerjaan masing-masing sehingga meminimasi
terjadinya cacat hingga produk akhir.

Anda mungkin juga menyukai