Proses Pengolahan Limbah PLI
Proses Pengolahan Limbah PLI
WASTE WATER
Screen
Collecting Tank
(80 m3)
Pre-Sedimentasi
(30 m3)
Cair
Bio Reaktor 0
(700 m3)
Bio Reaktor 1
(600 m3)
Return
Padat sludge
Bio Reaktor 2
(300 m3)
Sedimentasi
(175 m3)
Padat Cair
Thickener Penjernihan
Padat
(80 m3) (175 m3)
Cair
Filter Press
(1m3/press) Kolam Ikan
PENGOMPOSAN SUNGAI
Dalam melakukan pengolahan limbah pada pabrik rokok ini,
terdapat tahapan teknis yang harus di lakukan, yaitu:
Office wastes
Household
wastes
TPA - Pemda
Kompensasi ke masyarakat
sekitar
Pengelolaan bising
utilitas
6. Kompensasi ke masyarakat
sekitar
Pengelolaan abu
6. Kompensasi ke masyarakat
sekitar
Efek negatif industri rokok bagi lingkungan dapat dilihat dari limbah yang dihasilkan.
Pada dasarnya industri rokok menghasilkan tiga jenis limbah yakni limbah padat,
limbah gas, dan limbah cair. Limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik yaitu berupa
pembuangan batang dan daun tembakau yang layu, berpenyakit. Selain itu, puntung
dan bungkus rokok juga merupakan limbah padat yang dihasilkan oleh konsumen.
Limbah gas yang dihasilkan oleh pabrik yaitu berupa penguapan pada saat penjemuran
tembakau, dan limbah gas yang dihasilkan oleh konsumen yaitu berupa asap pada saat
rokok itu dikonsumsi. Sedangkan limbah cair yaitu berupa sisa-sisa pestisida yang
dibuang pada saat pencucian ulang daun tembakau.
(NO, NO2, N2O), partikel-partikel logam (Pb, Cd, As, Hg) dan
senyawa kimia lainnya telah terbukti mencemari udara terutama
didaerah industri dan perkotaan semakin hari pencemaran udara
tersebut bila diteliti dan dianalisa jumlahnya semakin meningkat
sehingga kita harus selalu waspada terhadap akibat yang
ditimbulkan.
Air yang kita gunakan setiap hari tidak lepas dari
pengaruh pencemaran yang diakibatkan oleh ulah manusia juga,
beberapa bahan pencemar seperti bahan mikrobiologik (bakteri,
virus, parasit) bahan organik (pestisida, detergen) dan beberapa
bahan anorganik (garam; logam; asam) serta bahan-bahan kimia
lainnya sudah banyak ditemukan dalam air yang kita
pergunakan.
Pencemaran lingkungan sangat buruk akibatnya terhadap
kehidupan di bumi, oleh sebab itu pengawasan dan pencegahan
pencemaran lingkungan harus selalu diupayakan demi
kelestarian kehidupan di bumi.
Berdasarkan pendapat tersebut diatas maka limbah
jengkok tembakau Industri rokok harus diupayakan pencegahan
pencemaran terhadap lingkungan dan bahkan ditemukan
manfaat dari limbah jengkok tembakau Industri rokok setelah
diadakan pengkajian dan penelitian.
Limbah jengkok tembakau Industri rokok mengadung logam
berat yang berbahaya adalah logam berat Arsen (As). Arsenik,
atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki simbol As dan nomor atom 33. Ini adalah bahan metaloid yang terkenal
beracun dan memiliki tiga bentuk
alotropik; kuning, hitam dan abu-abu. Arsenik dan senyawa
arsenik digunakan sebagai pestisida, herbisida dan insektisida
(Anonymous, 2009)
3.3. Proses Produksi
3.3.1. Sumber Daya Produksi
Proses produksi adalah cara atau teknik menciptakan sesuatu melalui tahapan-tahapan dari bahan
baku untuk diubah dengan cara-cara tertentu secara urut dan sistematis untuk menghasilkan suatu
produk yang memiliki fungsi tertentu.
Suatu proses produksi melibatkan penggunaan sumber daya. Sumber daya yang digunakan
merupakan modal utama untuk memulai suatu proses produksi. Sumber daya yang
dibutuhkan dalam proses produksi yaitu meliputi:
a. Material
Material meliputi segala jenis bahan bahan yang diproses oleh mesin dan manusia yang
sehingga menjadi produk jadi yang bisa dipakai konsumen. Dalam hal tersebut adalah
kertas paper, CTP, alumunium foil, kertas inner, plastik OPP, karton pak, karton press, pita
cukai, filter, dan material utamanya adalah racikan tembakau yang telah dicampur dengan
resep-resep khusus.
b. Manusia
Metode adalah cara-cara yang digunakan untuk mengolah bahan baku menjadi bahan jadi.
Pada SKM OASIS ini metode pengolahan menggunakan mesin untuk assembly rokok
sampai dengan bentuk press dan dilakukan pengepakan dalam bentuk bale dengan manual
oleh tenaga manusia.
d. Money (modal/dana)
Dana yang dimaksud adalah dana/uang yang akan dikeluarkan untuk membeli bahan baku,
biaya riset, membayar tenaga kerja, membayar daya listrik, pajak, dll.
e. Mesin
Mesin sangat dibutuhkan dalam proses produksi. Karena di SKM PT Djarum ini proses
produksi adalah semi otomatis. Mulai dari pelintingan sampai pada pengemasan di dalam
Press/Slope dilakukan oleh mesin (Otomasi).
3.3.2. Bahan Baku (Raw Materials)
Dalam pengadaan material, PT Djarum tidak mengandalkan hanya pada satu supplier saja. Bahan
baku yang ada terdiri atas bahan baku finished blend, bahan baku rokok batangan, dan bahan baku
rokok pack.
Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan rokok adalah tembakau. Industri rokok
sangat tergantung pada keberadaan tanaman ini. Tembakau yang mempunyai bermacam-
macam jenis ini dipanen setiap setahun sekali. Kualitas daunnya tidak sama untuk setiap
bibit, bahkan dari bibit yang sama bisa menghasilkan kualitas daun yang berbeda bila
ditanam di daerah yang berlainan atau mengalami perawatan yang berbeda. Menanam
tembakau bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Seringkali petani mengalami kegagalan
panen. Penyebabnya antara lain masalah air dan hama.
Untuk mengantisipasi fluktuasi persediaan tembakau, dibuat sistem pergudangan pada saat
panen. Persediaan tersebut digunakan saat musim tanam atau jika terjadi kegagalan panen.
Pergudangan tembakau tidak hanya dilakukan semata-mata untuk persediaan, tetapi juga
berguna untuk proses penempatan (aging/ fermentasi) di mana tembakau ditempatkan di
gudangn dalam keadaan saling bertumpukkan. Secara berkala tumpukkan dirotasi sehingga
tekanan untuk setiap tembakau merata, tembakau menjadi padat, kering, dan menimbulkan
aroma tertentu. Penyimpanan ini dilakukan minimal selama dua tahun agar dapat
menghasilkan tembakau yang memiliki aroma tembakau bermutu tinggi.
Untuk menjada pasok tembakau dan sekaligus membantu peningkatan penghasilan petani,
dilakukan Pengembangan Tanaman Tembakau Djarum (PTTD) pada beberapa kemitraan
yang dilakukan di Lombok, Bondowoso, dan Bromo. Dengan cara semacam ini perusahaan
memperoleh bahan baku bermutu dan sekaligus mampu meningkatkan penghasilan petani
tembakau. Bagian pengambilan ini mempunyai suatu divisi yang terbagi menurut daerah
pembelian tembakau dan cengkeh yang harus dijangkau. Tim ini terdiri atas pakar dalam
bidang tembakau Madura, Bojonegoro, Temanggung, dan Weleri. Masing-masing pakar
kemudian membagi tembakau tiap daerah menjadi beberapa tingkatan jenis (grade).
Ada dua macam tembakau yang dibeli yang dibedakan berdasarkan keadaan fisiknya. Yang
pertama adalah tembakau krosok (leaf tobacco) di mana daunnya masih berbentuk
lembaran. Tembakau krosok ini diproses dahulu oleh koperasi petani tembakau dengan
memisahkan tulang daun dari lamina atau helai daun, baru setelah itu disimpan dalam
gudang penyimpanan tembakau. Yang kedua adalah tembakau
ranjang (pre-cut tobacco). Jenis ini sudah tidak berbentuk lembaran daun lagi, tetapi sudah
diiris menjadi potongan-potongan halus memanjang.
Penyimpanan tembakau dalam gudang harus dilakukan secara teliti dan penempatannya
berdasarkan jenis, daerah asal, serta umur tembakau sesuai dengan grade masing-masing.
Umumnya grading tembakau di Indonesia hanya dilakukan sampai 40, tetapi PT Djarum
membaginya hingga grade 100. Grading dilakukan berdasarkan kadar nikotin dan kadar
gula sebagai basis, di samping tiga aspek penting lainnya (warna, aroma, dan fisik). Masing-
masing tembakau grading-nya berbeda. Misalnya saja untuk tembakau Madura ada empat
grade.
Tembakau yang telah dibeli dan dikumpulkan itu, disimpan di berbagai gudang yang
tersebar di berbagai lokasi di Kudus dan sekitarnya. Untuk mengambil tembakau dan
cengkeh perlu persetujuan dari Production Quality Control (PQC) agar bisa melakukan
permintaan pengambilan tembakau dari gudang melalui Pusat Administrasi Gudang (PAG)
pada siang hari. Prosedur yang ketat ini mutlak ditaati karena semua tembakau dan
cengkeh mempunyai spesifikasi tertentu dalam umur penggunaannya. Oleh karena itu
datanya harus diolah untuk mengetahui mana yang sudah boleh diambil dan mana yang
belum boleh diambil.
Pada saat melakukan peramuan untuk jenis rokok tertentu, tidak sembarang tembakau
boleh dicampur, melainkan harus sesuai resep yang telah ditentukan, termasuk dari grade
mana klasifikasi tembakau tersebut.
i ii. Cengkeh
Cengkeh merupakan ciri khas rokok kretek. Cengkeh dapat diperoleh sepanjang tahun, baik
dari pasar local maupun dari luar negeri, misalnya cengkeh Zanzibar yang memiliki aroma
khas. Cengkeh yang dipakai berbentuk gelondongan.
i iii. Saos
Saos merupakan bahan baku yang kerahasiaannya selalu terjaga. Tingkat kesulitan untuk
meramu saos jauh lebih sulit daripada meramu tembakau. Karena kesulitan yang tinggi dan
merupakan rahasia utama perusahaan, pembuatannya langsung dikelola oleh bagian R&D.
Secara umum, pembuatan saos ini merupakan ekstraksi dari berbagai bahan yang telah
ditentukan.
Jenis saos ada dua macam, yaitu casing dan flavor. Casing digunakan untuk memberi rasa
pada campuran (blend), sedangkan flavor digunakan untuk memberi aroma pada blend.
Tobacco finished blend adalah tembakau siap jadi, di mana tembakau ini sudah melalui
proses pencampuran dengan bahan-bahan lain, seperti cengkeh, saos, dan flavor.
i ii. Filter Rod
Filter dibuat menggunakan mesin KDF yang memiliki kapasitas 395.000 untuk Rak Hauni
hingga 396.000 batang/jam untuk Rak Gemini jika menggunakan plug wrap yang porous.
Untuk plug wrap yang non porous, mesin KDF hanya mampu memproduksi 247.000
batang/jam untuk Rak Gemini. Filter baru dapat digunakan empat jam setelah diproduksi.
Bahan baku dalam pembuatan filter terdiri atas acetate tow, hotmelt, triacetine, inner glue,
dan plug wrap. Pada pembuatan filter dihasilkan limbah berupa paper, acetate tow yang
terurai, dan filter yang tidak memenuhi spesifikasi. Paper dan acetate tow yang di-reject
tidak dapat digunakan lagi, dengangkan filter yang tidak memenuhi standar dijual ke pabrik
rokok yang kecil. Berikut ini adalah bahan baku dalam pembuatan filter yang dimaksud:
1. Acetate Tow
Acetate tow berupa serat seperti kapas berwarna putih yang sangat tipis dan tidak terputus
dalam satu gulungan. Acetate tow merupakan bahan baku utama dalam pembuatan filter
rod maupun filter roll. Filter roll merupakan filter yang berbentuk gulungan. Sedangkan filter
rod merupakan filter yang telah dipotiong menjadi batangan. Acetate tow diimpor dari
Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat.
2. Hotmelt
Hotmelt berupa potongan-potongan kecil berukuran kurang lebih 7 mm. Hotmelt berbentuk
kotak dan berwarna kekuningan. Hotmelt digunakan sebagai lem untuk merekatkan ujung-
ujung dari plug wrap.
3. Triacetine
Triacetine berupa larutan putih. Triacetine digunakan untuk mengeraskan dan
mengenyalkan acetate tow.
4. Inner glue
Inner glue berupa larutan yang digunakan sebagai lem untuk merekatkan acetate tow
dengan plug wrap. Inner glue terbuat dari campuran triacetine dan potongan acetate tow.
5. Plug wrap
Plug wrap merupakan pembungkus filter, berupa kertas berwarna putih. Plug wrap ini lebih
kuat dari paper dan tahan air. Plug wrap ada dua macam, yaitu porous dan non porous.
i iii. Cigarette Paper
Paper adalah kertas yang digunakan untuk membungkus tobacco finished blend. Setiap
Cigarette Maker (CM) membutuhkan sekitar 28 paper/hari.
i iv. Cork Tipping Paper (CTP)
Cork Tipping Paper adalah kertas yang digunakan untuk melapisi sambungan antara
batangan rokok (tobacco rod) dengan filter, CTP yang akan digunakan harus melewati
proses pemanisan CTP (pada pre-process).
i v. Cairan Pemanis (optional)
CTP tawar kemudian dimaniskan dengan menggunakan cairan pemanis yang mengandung
glukosa dan alkohol. Tujuannya untuk memberi rasa manis pada CTP.
i vi. Menthol (optional)
Menthol hanya digunakan pada LA Light Menthol dan Djarum Black Menthol dimana pada
aluminiumnya dilakukan aplikasi menthol.
i vii. Lem
Lem digunakan untuk melekatkan paper, kertas CTP, maupun untuk merekatkan bahan
seperti aluminium foil, kertas inner frame, etiket (blank), kertas craft, dan bandrol.
Penggunaan lem dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Lem yang digunakan dalam proses pembuatan sigaret (pada mesin cigarette maker)
meliputi lem cigarette/ side seam, digunakan untuk merekatkan antar dua paper, dan lem
CTP yang digunakan untuk mengelem Cork Tipping.
2. Lem yang digunakan dalam proses pengemasan (pada mesin packer) yaitu lem 8065
yang digunakan untuk mengelem kertas etiket (blank) dan kertas inner frame.
viii. Tinta a. Aliran pemindahan material berlangsung dengan lancar dan
sederhana, serta biaya material handling yang rendah.
b. Total waktu yang dipergunakan untuk produksi relatif singkat.
c. Adanya sistem insentif bagi kelompok karyawan akan dapat memberikan
motivasi guna meningkatkan produktivitas kerjanya.
d. Tiap unit produksi atau stasiun kerja memerlukan luas area yang minimal.
e. Pengendalian proses produksi mudah dilaksanakan.
Tinta hanya digunakan dalam pembuatan produk Djarum Super, di mana tinta digunakan
untuk membuat logo pada Paper.
Dalam pembuatan rokok batangan, juga digunakan bahan pembantu seperti alcohol (Aqua
DM 1), suction tape, dan garniture tape.
3.4. Fasilitas Produksi
Tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik
guna menunjang kelancaran proses produksi. Dalam berproduksi diperlukan peralatan-
peralatan, perlengkapan, mesin-mesin dan fasilitas produksi. Keseluruhan fasilitas tersebut
harus diatur sesuai dengan kebutuhan proses produksi sehingga hasil produksi dapat
diproduksi dengan jumlah dan kualitas sesuai dengan yang diharapkan, dapat diselesaikan
tepat pada waktunya dengan biaya yang minimal. Perencanaan layout pabrik merupakan
pemilihan secara optimum penempatan mesin dan peralatan, tempat kerja, tempat
penyimpanan dan fasilitas service, bersama-sama dengan penentuan bentuk gedung
pabriknya.
PT. Djarum mengatur fasilitas produksinya menggunakan tipe product layout. Tipe Product
Layout merupakan suatu tata letak pabrik yang mempunyai efisiensi yang tinggi dimana
peralatan disusun berdasarkan urutan proses pembuatan produk. Aliran produksi yang
terjadi adalah Flow Shop dimana karakteristik Flow Shop sebagai berikut:
Setiap bahan baku atau komponen yang masuk dalam lantai produksi PT. Djarum akan
mengalami beberapa perpindahan dari satu proses ke proses yang lain. Sebagai contoh
kertas papir yang menjadi salah satu bahan baku utama rokok. Ketika tiba dari vendor akan
dimasukkan terlebih dahulu ke warehouse dan kemudian dipindahkan ke departemen pre-
proses untuk diproses. Setiap perpindahan yang terjadi pasti memerlukan suatu usaha
perpindahan material atau penanganan material (material handling).
Sistem penanganan material yang terdapat di PT. Djarum bermacam-macam tergantung dari
jenis dan jumlah bahan baku yang akan dipindahkan serta posisi bahan baku tersebut
berada sekarang. Metode pemindahan bahan baku maupun produk jadi di PT. Djarum
dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
a. Pemindahan secara manual
Pemindahan secara manual dilakukan oleh operator tanpa bantuan mesin. Hal ini dipakai
bila tidak ada alat khusus untuk menangani dan merupakan pekerjaan yang ringan.
Contohnya mengganti CTP dan kertas papir secara manual. Pemindahan secara manual
juga dilakukan oleh operator pengepakan manual. Operator tanpa bantuan alat khusus,
memasukkan ball ke dalam dus box.
b. Pemindahan dengan mesin
Pemindahan dengan menggunakan mesin tanpa bantuan manusia. Ini digunakan apabila
tidak memungkinkan untuk dilakukan secara manual. Hal ini lebih efisien untuk pekerjaan
yang berat. Contohnya pada bagian produksi, press rokok yang telah siap dipasarkan
dipindahkan ke bagian manual packaging dengan menggunakan konveyor. Khusus untuk
mesin maker focke M6 untuk penggantian kertas papir dan kertas CTP dilkakukan secara
otomatis oleh lengan robot yang dilengkapi oleh sensor tanpa bantuan manusia. Begitu pula
pada mesin packer focke F8 untuk pengambilan karton press menggunakan lengan robot
secara otomatis tanpa manusia dengan bantuan sensor.
c. Pemindahan bahan secara campuran
Sistem pemindahan yang dilakukan oleh manusia dengan bantuan mesin, biasanya dipakai
untuk memindahkan komponen dari satu departemen ke departemen yang lain. Contohnya
untuk memindahkan komponen dari departemen manual packaging ke warehouse dengan
menggunakan forklift.
i. Forklift
iv. Pallet
v. Pallet Jack
Forklift digunakan untuk memindahkan bahan baku dan membantu pemindahan komponen
produk yang ada di lantai produksi. Material maksimum yang dapat diangkat oleh forklift
beratnya 2 ton.
Hand truck digunakan untuk membawa material-material berukuran kecil dalam jumlah yang
banyak.
Roller conveyor merupakan alat pemindahan material yang digunakan dalam proses
perakitan, inspeksi dan untuk memindahkan produk dari perakitan hingga manual
packaging.
Pallet merupakan papan kayu yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses
pemindahan bahan baku maupun produk jadi.
Pallet Jack merupakan alat bantu khusus untuk memindahkan pallet dari suatu departemen
ke departemen lain. Pallet Jack menggunakan sistem hirdolik untuk mengatur ketinggian
penampang pallet jack. Sistem penanganan material yang terdapat di bagian produksi
bermacam-macam, tergantung dari jenis material yang akan dipindahkan. Sebagian besar
perpindahan bahan baku dilakukan oleh manusia/operator. Alat material handling akan
digunakan jika materialnya berat atau berjumlah banyak. Material handling yang ada pada
bagian produksi antara lain:
Forklift digunakan untuk memindahkan bahan baku dan membantu pemindahan komponen
produk yang ada di lantai produksi. Material maksimum yang dapat diangkat oleh forklift
beratnya 2 ton.
Hand truck digunakan untuk membawa material-material berukuran kecil dalam jumlah yang
banyak.
Roller conveyor merupakan alat pemindahan material yang digunakan dalam proses
perakitan, inspeksi dan untuk memindahkan produk dari perakitan hingga manual
packaging.
Pallet merupakan papan kayu yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses
pemindahan bahan baku maupun produk jadi.
Pallet Jack merupakan alat bantu khusus untuk memindahkan pallet dari suatu departemen
ke departemen lain. Pallet Jack menggunakan sistem hirdolik untuk mengatur ketinggian
penampang pallet jack.
Pelaksanaan pengendalian kualitas di PT. Djarum ditangani oleh bagian Quality Control
(QC). Pengendalian mutu dan kualitas dari produk yang dihasilkan sangat penting untuk
menjaga kepercayaan dari konsumen. Pengendalian kualitas di PT. Djarum terdiri dari
pemeriksaan material awal, pemeriksaan pada setiap proses produksi, pemeriksaan pada
bagian manual packaging, dan pemeriksaan pada bagian delivery. Bahan baku yang tidak
sesuai dengan karakteristik bahan baku yang dipesan maka bahan baku tersebut akan
dikembalikan.
30
Setiap departemen yang terdapat di PT. Djarum ini menerapkan sistem pengendalian
kualitas di setiap proses produksinya. Di setiap proses produksinya tersebut
pekerja/operator saling mengecek hasil pekerjaan masing-masing sehingga meminimasi
terjadinya cacat hingga produk akhir.