Anda di halaman 1dari 19

BAB I

GAMBARAN KASUS

Tn Y 64 tahun, agama islam, didiagnosa medis dengan penyakit DM tipe 2


dan hipertensi. TB 160 cm, BB 55 kg. MRS dengan keluhan lemas hingga
mengganggu aktifitas seperti makan. Lemas diseluruh tubuh setiap klien berjalan-
jalan. Klien mengatakan bahwa dirinya mempunyai riwayat penyakit DM sejak 4
tahun yang lalu, dan penyakit hipertensi yang dideritanya selalu dikontrol. Klien
belum pernah dirawat sebelumnya ataupun menderita penyakit menular, atau
penyakit yang sama dengan yang dideritanya sekarang. TD 130/80 mmHg, RR
20x/menit, N 80x/menit. Klien suka makanan manis dan asin. GDP 321 mg/dl.
Hasil Recall SMRS E 1000 kkal, Protein 50 gram, Lemak 22,2 gram, KH 150
gram.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Melitus
a. Definisi
Diabetes mellitus adalalah gangguan metabolisme yang secara genetik
dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya
toleransi karbohidrat, jika telah berkembang penuh secara klinis maka
diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial,
aterosklerosis dan penyakit vaskular mikroangiopati.
Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan penyakit hiperglikemi akibat
insensivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikitmenurun
atau berada dalam rentang normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh
sel-sel beta pankreas, maka diabetes mellitus tipe II dianggap sebagai non
insulin dependent diabetes mellitus.
Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di
tandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel
beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin).

b. Patofisiologi
Dalam patofisiologi DM tipe 2 terdapat beberapa keadaan yang
berperan yaitu :
1. Resistensi insulin
2. Disfungsi sel B pancreas
Diabetes melitus tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi
insulin, namun karena sel sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu
merespon insulin secara normal.Keadaan ini lazim disebut sebagai
“resistensi insulin”. Resistensi insulin banyak terjadi akibat dari obesitas
dan kurang nya aktivitas fisik serta penuaan. Pada penderita diabetes

2
melitus tipe 2 dapat juga terjadi produksi glukosa hepatik yang berlebihan
namun tidak terjadi pengrusakan sel-sel B langerhans secara autoimun
seperti diabetes melitus tipe 2. Defisiensi fungsi insulin pada penderita
diabetes melitus tipe 2 hanya bersifat relatif dan tidak absolut.
Pada awal perkembangan diabetes melitus tipe 2, sel B menunjukan
gangguan pada sekresi insulin fase pertama, artinya sekresi insulin gagal
mengkompensasi resistensi insulin. Apabila tidak ditangani dengan
baik,pada perkembangan selanjutnya akan terjadi kerusakan sel-sel B
pankreas. Kerusakan sel-sel B pankreas akan terjadi secara progresif
seringkali akan menyebabkan defisiensi insulin,sehingga akhirnya
penderita memerlukan insulin eksogen. Pada penderita diabetes melitus
tipe 2 memang umumnya ditemukan kedua faktor tersebut, yaitu resistensi
insulin dan defisiensi insulin.

c. Etiologi
Menurut Smeltzer & Bare (2002) DM tipe II disebabkan kegagalan
relatif sel β dan resisten insulin. Resisten insulin adalah turunnya
kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan
perifer dan untuk menghambat produksi glikosa oleh hati. Sel β tidak
mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi
defensiensi relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya
sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa
bersama bahan perangsang sekresi insulin lain. Berarti sel β pankreas
mengalami desensitisasi terhadap glukosa.

d. Penatalaksanaan
Tujuan utama pada penatalaksanaan DM adalah menormalkan
aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi
terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik, pengobatan primer dari
diabetes tipe I adalah insulin, sedangkan untuk pengobatan utama diabetes
mellitus tipe II adalah penurunan berat badan (Brunner & Suddart, 2002).

3
Pada pasien DM tipe II cukup dengan menurunkan berat badan sampai
mencapai berat badan ideal, tapi bila harus dengan obat ada dua jenis obat
yaitu untuk pasien gemuk dan untuk pasien kurus.
Beberapa prinsip pengelolaan kencing manis adalah : (1) Edukasi
kepada pasien, keluarga dan masyarakat agar menjalankan perilaku hidup
sehat, (2) Diet (nutrisi) yang sesuai dengan kebutuhan pasien, dan pola
makan yang sehat, (3) Olah raga seperti aerobik (berenang, bersepeda,
jogging, jalan cepat) paling tidak tiga kali seminggu, setiap 15-60 menit
sampai berkeringat dan terengah-angah tanpa membuat nafas menjadi
sesak atau sesuai dengan petunjuk dokter, (4) Obat-obat yang berkhasiat
menurunkan kadar gula darah, sesuai dengan petunjuk dokter.

1. Diet Penyakit Diabetes Melitus


a) Tujuan
Tujuan Diet Penyakit Diabetes Melitus adalah membantu
pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk
mendapatkan kontrol metabolik yang baik.
b) Syarat Diet
1) Energi cukup untuk mencapai berar badan normal.
2) Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan
energi total
3) Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan
energi total. Asupan kolesterol dibatasi < 300 mg/hari
4) Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi
total, yaitu 60-70%.
5) Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas.
6) Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak
diperbolehkan, kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu.
7) Asupan serat dianjurkan 25 gram/hari dengan
mengutamakan serat larut air yang terdapat didalam sayur
dan buah.

4
8) Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan
mengkonsumsi natrium dalam bentuk garam dapur seperti
orang sehat, yaitu 3000 mg/hari. Apabila mengalami
hipertensi, asupan natrium dikurangi.
9) Cukup vitamin dan mineral.
c) Standar Diet Diabetes Melitus
Diet yang digunakan dikontrol berdasarkan kandungan energi,
protein, lemak, dan karbohidrat.
Energi Protein Lemak KH
Jenis Diet
(kkal) (gram) (gram) (gram)
I 1100 43 30 172
II 1300 45 35 192
III 1500 51,5 36,5 235
IV 1700 55,5 36,5 275
V 1900 60 48 299
VI 2100 62 53 319
VII 2300 73 59 369
VIII 2500 80 62 396

Jumlah bahan makanan sehari menurut standar Diet Diabetes


Melitus (dalam satuan penukar II) ditentukan dalam tabel
berikut.
Standar Diet
Golongan Bahan
1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300 2500
Makanan
kkal kkal kkal kkal kkal kkal kkal kkal
Nasi atau penukar 2½ 3 4 5 5½ 6 7 7½
Ikan atau penukar 2 2 2 2 2 2 2 2
Daging atau penukar 1 1 1 1 1 1 1 1
Tempe atau penukar 2 2 2½ 2½ 3 3 3 5
Sayuran/penukar A S S S S S S S S
Sayuran/penukar B 2 2 2 2 2 2 2 2
Buah atau penukar 4 4 4 4 4 4 4 4
Susu atau penukar - - - - - - 1 1
Minyak atau penukar 3 4 4 4 6 7 7 7

5
Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk
penderita dibetes melitus ditentukan dalam tabel berikut.

Dianjurkan Tidak Dianjurkan


Bahan Makanan
beras, ubi, singkong, sumber karbohidrat
kentang, roti tawar, tinggi natrium
Sumber karbohidrat
tepung rerigu, sagu, seperti: cake,
dan tepung singkong biskuit, dan krakers
daging dan ikan
daging sapi, ayam, yang diawetkan,
Sumber protein
ikan, telur, susu dan seperti ikan asin,
hewani
hasil olahannya dendeng, sarden,
dan corned beef
semua jenis kacang-
kacangan dan
Sumber protein hasilnya yang
-
nabati merupakan sumber
protein bernilai
biologik rendah
tinggi kalium,
seperti: bayam, kol,
rendah kalium, tomat, bit, daun
seperti: caisim, bawang, tauge,
Sayuran
kangkung, sawi, kacang hijau,
wortel, dan terong kacang buncis,
kembang kol,
waluh, dan rebung
rendah kalium,
tinggi kalium,
seperti: jambu,
seperti: anggur,
kedondong,
arbei, belimbing,
Buah-buahan mangga, markisa,
duku, jambu biji,
melon, semangka,
jeruk, pepaya, dan
nangka, pir, salak,
pisang
sawi
berbagai minuman
Minuman - bersoda dan
beralkohol
semua jenis bumbu semua jenis gula,
Bumbu
selain gula madu

6
2. Obat-obat Diabetes Melitus
a. Antidiabetik Oral
Indikasi antidiabetik oral terutama ditujukan untuk penanganan
pasien DM tipe 2 ringan sampai sedang yang gagal dikendalikan
dengan pengaturan asupan energi dan karbohidrat serta olah raga.
Obat golongan ini ditambahkan bila setelah 4-8 minggu upaya diet
dan olah raga dilakukan, kadar gula darah tetap di atas 200 mg%
dan HbA1c di atas 8%. Jadi obat ini bukan menggantikan upaya
diet, melainkan membantunya.
Dalam hal ini obat hipoglikemik oral adalah termasuk
golongan sulfonilurea untuk mengontrol kadar gula darah dengan
meningkatkan sekresi insulin, biguanide untuk menurunkan
resistensi insulin, inhibitor alfa glukosidase untuk menurunkan
absorpsi glukosa postprandial, dan insulin sensitizing.
1) Metformin
Mekanisme kerja metformin (golongan biguanide) adalah
menurunkan resistensi insulin. Jones KL dkk, melakukan uji
klinis acak terkontrol pada 82 subjek DMT2 usia 10-16 tahun
selama 16 minggu. Pada akhir penelitian didapatkan subjek
yang memakai metformin mengalami penurunan kadar gula
darah puasa dan HbA1c secara signifikan sementara kelompok
plasebo mengalami kenaikan (level of evidence: 1b). Hal
serupa juga ditunjukkan oleh Freemark M dkk, melalui
studinya (level of evidence: 1b). Pada studi tersebut didapatkan
bahwa metformin memberikan efek penurunan IMT, kadar
leptin serum, kadar gula darah puasa, dan kadar insulin puasa
lebih besar dibandingkan dengan kelompok plasebo.
2) Glimepiride
Glimepiride (golongan sulfonilurea) dapat menurunkan
kadar HbA1c seperti metformin dengan aman, namun terdapat
efek peningkatan berat badan yang lebih besar.

7
3) Akarbose dan Miglitol
Obat yang termasuk ke dalam golongan Inhibitor alfa-
glucosidase meliputi akarbose dan miglitol. Cara kerja obat
tersebut menghambat absorpsi karbohidrat di usus halus
sehingga akan menurunkan kadar gula darah postprandial.
4) Tiazolidin
Adalah golongan terbaru obat DMT2, mekanisme kerja
dengan meningkatkan sensitivitas insulin di jaringan perifer
dan hati.

b. Insulin
Untuk pasien yang tidak terkontrol dengan diet atau pemberian
hipoglikemik oral, kombinasi insulin dan obat-obat lain bisa sangat
efektif. Insulin kadangkala dijadikan pilihan sementara, misalnya
selama kehamilan. Namun pada pasien DM tipe 2 yang memburuk,
penggantian insulin total menjadi kebutuhan.

8
BAB III
ASUHAN GIZI

A. Nutrition Care Process ( NCP )


1. Asesmen Gizi
a. Food History ( FH )
Pasien suka mengkonsumsi makanan manis dan asin.
Hasil Recall 24 jam SMRS yaitu :
Energi Protein Lemak KH
( kkal ) ( gr ) ( gr ) ( gram )
Total asupan 1000 50 22,2 150
Kebutuhan 1620 60,75 36 263,25
Persentase % 61,7 % 82,3% 61,6% 56,9%
Kategori Rendah Rendah Rendah Rendah

b. Antropometri Data ( AD )
BB : 55 kg
BBI : 54 kg
TB : 160 cm
𝑏𝑏 55
IMT = 2
= = 21,48 kg/m2 (normal)
𝑡𝑏 1,62

c. Biokimia
Jenis Nilai lab Nilai rujukan Keterangan
pemeriksaan
GDP 321 mg/dl < 126 mg/dl Tinggi

Berdasarkan data, nilai GDP pasien tinggi atau melebihi batas dari nilai
rujukan.

9
d. Fisik dan Klinis
1. Fisik : -
2. Klinis:
Jenis Nilai Nilai rujukan Keterangan
pemeriksaan
Nadi 80x/menit 60-100x/menit Normal
TD 130/80 mmHg 120/80 mmHg Tinggi
RR 20x/menit 12-20x/menit Normal

Berdasarkan data, nilai TD pasien tinggi atau melebihi batas dari


nilai rujukan

e. Riwayat Klien ( CH )
1. Riwayat personal : Tn Y, laki-laki, umur 64 tahun, beragama
islam.
2. Riwayat medis : Tn Y didiagnosa DM tipe 2 dan hipertensi. Tn
Y mempunyai riwayat penyakit DM sejak 4 tahun yang lalu.

2. Diagnosa Gizi
Domain Problem Etiologi Sign/ Symptom
NI.2.1 Asupan oral Berkaitan Ditandai dengan
tidak adekuat dengan keluhan hasil recall E 62,7%
lemas hingga (rendah), P 82,3%
mengganggu (rendah), L 61,6%
aktifitas makan (rendah), KH 56,9%
(rendah)
NC.2.2 Perubahan nilai Berkaitan Ditandai dengan
laboratorium dengan penyakit hasil lab GDP : 321
terkait gizi yang diderita mg/dl (tinggi)
(DM tipe 2)
NB.1.7 Pemilihan Berkaitan Ditandai dengan

10
makanan yang dengan penyakit suka makanan yang
salah yang diderita manis dan asin
(DM tipe 2)

3. Intervensi Gizi
a. Tujuan:
1. Memberikan bahan makanan yang dapat menurunkan kadar
glukosa darah pasien supaya mendekati normal
b. Nama Diet:
Diet DM IV 1700 kkal, Diet RG III (1000-1200 mg Na)
c. Prinsip Diet:
Rendah KH sederhana, rendah Na, 3 J (tepat jumlah, jenis, jadwal)
d. Bentuk Makanan:
Lunak tim
e. Rute makanan:
Oral
f. Frekuensi Makan:
3x makan utama, 2x selingan
g. Perhitungan Kebutuhan Energi
1) Kebutuhan Energi:
 BBI = (160 – 100) x 0,9 = 54 kg
 BMR = 30 x BBI = 30 x 54 = 1620 kkal
 Usia = 1620 kkal x 10% = 162 kkal
 Aktivitas = Istirahat 10%
= 1620 kkal x 10% = 162 kkal
 Stress = 0 kkal
 BB = 0 kkal

Total Kebutuhan Energi:


TEE = BMR – Usia + Aktifitas fisik + Stress – BB
= 1620 kkal – 162 kkal + 162 kkal + 0 kkal – 0 kkal

11
= 1620 kkal => 1700 kkal (Diet DM IV)

2) Kebutuhan Zat Gizi Makro

15%𝑥 1700 𝑘𝑘𝑎𝑙


Protein = = 63,75 gram
4

20%𝑥 1700 𝑘𝑘𝑎𝑙


Lemak = = 37,7 gram
9

65%𝑥 1700 𝑘𝑘𝑎𝑙


KH = = 276,25 gram
4

3) Kebutuhan Zat Gizi Mikro


 Na : 1200 mg/hr
 Ca : 1000 mg
 K : 4700 mg
 Mg : 350 mg
 Vit A : 600 mg
 Vit C : 90 mg
 Vit E : 15 mg

4) Lain-lain
 SFA : 5% = 9,4 gram
 MUFA : 7% = 13,2 gram
 PUFA : 8 % = 15,1 gram
 Sukrosa : 5% = 21,25 gram

h. Syarat Diet
1. Energi sesuai kebutuhan diet DM IV, yaitu 1700 kkal
2. Protein cukup 15% dari kebutuhan energi total, yaitu 63,75
gram
3. Lemak cukup 20% dari kebutuhan energi total, yaitu 85 gram

12
4. Karbohidrat 65% dari kebutuhan energi total, yaitu 276,25 gram
5. Serat 25 gram
6. Kebutuhan Vitamin A 600 mg, vitamin C 90 mg, vitamin E 15
mg
7. Kebutuhan mineral Na 1200 mg, Ca 1000 mg, K 4700 mg, Mg
350 mg

i. Perencanaan Menu 1 Hari


Pagi : 25% x 1700 kkal = 425 kkal
Snack : 10% 1700 kkal = 170 kkal
Siang : 30% 1700 kkal = 510 kkal
Snack : 10% 1700 kkal = 170 kkal
Malam : 25% x 1700 kkal = 425 kkal

j. Rekap belanja
Bahan BB BK Harga satuan Harga
Yogurt 100 100 Rp8.500/kg Rp3.400
Fillet Ikan salmon 50 50 Rp40.000/100g Rp20.000
Tepung terigu 50 50 Rp10.000/kg Rp500
Jamur putih 50 51 Rp8.000/kg Rp408
Seledri 20 20 Rp2.000/kg Rp2.200
Minyak zaitun 10 10 Rp30.000/kg Rp300
TOTAL Rp26.808

4. Monitoring dan Evaluasi


Parameter Target Pelaksanaan
Asupan Memberikan Setiap pemberian
makanan sesuai
dengan kebutuhan
pasien
Biokimia Menormalkan nilai 3x/ seminggu
lab

13
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
a. Resep Asli Manti Khas Turki

1) Bahan
 24 lembar kulit pangsit
 250 gram daging giling
 4 batang parsley cincang
 2 siung bawang putih, cincang halus
 1 buah bawang bombay, cincang kasar
 ½ sdt garam
 ¼ sdt merica
 2 sdm mentega
 ½ sdm paprika bubuk
 Yogurt

14
b. Resep Modifikasi Manti

1) Bahan
 12 lembar kulit pangsit
 50 gram fillet ikan salmon
 2 batang seledri
 2 siung bawang putih, cincang halus
 ½ buah bawang bombay, cincang kasar
 ½ sdt garam
 ½ sdt merica
 ½ sdt kunyit bubuk
 50 gram jamur putih
 Minyak zaitun
 Yogurt

2) Cara Membuat
a. Masukkan daging ikan salmon, garam, merica dan bawang
bombay kedalam food processor, giling sampai halus
b. Siapkan kulit pangsit, potong menjadi beberapa bagian,
kemudian isikan daging ikan salmon kedalam kulit pangsit.
Basahi sisi-sisinya dan rekatkan.
c. Rebus manti dengan air mendidih, dan tunggu sampai matang.

15
d. Tumis bawang putih menggunakan minyak zaitun, tambahkan
jamur putih, sedikit garam, dan bubuk kunyit. Tumis sampai
matang
e. Hidangkan masakan manti khas dengan yogurt, tambahkan
tumisan jamur putih. Sajikan selagi masih hangat.

B. Pembahasan
a. Gambaran Resep
Manti atau Mantu (dalam bahasa Uyghur disebut manta/
monta, adalah masakan yang cukup populer di Turki, berupa pangsit
seperti halnya di Kaukasian Selatan, Asia tengah, atau peradaban
muslim di Cina. Adonan pangsit ini berisi campuran daging dengan
rasa yang agak pedas. Biasanya daging yang digunakan sebagai isian
pangsit ini adalah daging domba atau daging sapi giling, yang
kemudian direbus atau dikukus. Ukuran dan bentuk manti tidak
menentu, biasanya tergantung dengan daerah masing-masing. Manti
hampir menyerupai masakan Jiaozi dari China, Mandu dari Korea,
Buuz dari Mongolian, atau Momo dari Tibetan.
Teori yang paling banyak dipegang tentang asal-usul manti adalah
bahwa resep ini berasal dari orang-orang berbahasa Turki yang
bermigrasi membawa adonan mantu ke Anatolia, dan kemudian
berevolusi menjadi manti Turki. Adapula teori yang mengatakan
bahwa hidangan ini berasal dari wilayah Kekaisaran Mongol. Selain
itu, ada juga kesepakatan bahwa resep ini berasal dari daerah di Asia
Tengah di sepanjang Jalur Sutra menuju Anatolia oleh bangsa Turki
dan Mongol.
Jenis manti Turki yang paling populer adalah Kayseri mantisi, yang
berasal dari Kayseri, sebuah kota didaerah Anatolia. Ukuran Kayseri
mantisi agak kecil dan biasanya disajikan bersama yogurt, mentega
cair, dan dibumbui dengan merica Aleppo, serta daun mint. Kayseri
mantisi bisa juga disajikan dengan air kaldu, dan sering dikonsumsi

16
sebagai sup untuk makanan utama. Isian dari Manti di beberapa
daerah di Turki menggunakan daging burung puyuh, daging ayam
atau daging angsa. Sedangkan boş mantı (adonan pangsit yang
kosong) biasanya hanya diisi dengan sedikit isian atau tidak
samasekali.

b. Alasan Modifikasi
1. Penambahan daging ikan salmon sebagai makanan sumber vitamin
D, dimana vitamin D dipercaya dapat meningkatkan sensitivitas
insulin. Selain itu, jamur juga merupakan bahan makanan
penyedia vitamin D.
2. Ikan salmon mengandung asam lemak omega-3 yang terbukti
dapat menurunkan risiko kejadian kardiovaskuler, sehingga
dianjurkan untuk penderita diabetes mengkonsumsi sumber asam
lemak omega-3.

17
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Tujuan dari diet yang diberikan kepada pasien adalah memberikan
makanan sesuai dengan kebutuhan, serta mengutamakan bahan
makanan yang dapat menurunkan/menormalkan kadar glukosa darah
pasien
2. Syarat diet yang diberikan kepada pasien yaitu memberikan makanan
sesuai dengan standar diet, kebutuhan, serta berdasarkan perhitungan
energi pasien dalam sehari dengan Energi sebesar 1700 Kkal/hari,
Protein 63,75 gram/hari, Lemak 37,7 gram/hari, dan Karbohidrat
276,25 gram/hari dengan prinsip diet Rendah KH sederhana, rendah
Na, 3 J (tepat jumlah, jenis, jadwal)

B. Saran
Hal yang perlu diperhatikan, dalam modifikasi menu yaitu
menambahkan bahan makanan yang memiliki kandungan yang dapat
membantu menurunkan atau menormalkan kadar gula darah, dengan
dukungan dari penelitian-penelitian yang terkait sebelumnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Aryana Diani dan Aman B. Pulungan. 2010. Tata laksana Metformin Diabetes
Mellitus Tipe 2 pada Anak Dibandingkan dengan obat Anti Diabetes Oral
yang lain. Sari Pediatri, Vol. 11, No. 6.

Fatimah, Restyana Noor. 2015. Diabetes Melitus Tipe 2. J MAJORITY, Volume 4,


Nomor 5, hal. 93.

Manti (food) Article. 2018. Diakses di en.wikipedia.org tanggal 04 Juli 2018


pukul 22:00 WIB

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2014. Situasi dan Analisis
Diabetes. Jakarta Selatan.

19

Anda mungkin juga menyukai