PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH:
Puji syukur kami panjatkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Tak lupa salawat serta salam kepada
junjungan besar Rasulullah SAW beserta para sahabatnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tutoril 1 ” Terapi Cairan Pada Pembedahan” dalam
rangka mengikuti kepanitraan Klinik di bagian/SMF Anestesi RSUD Sekarwangi
Cibadak
Pada kesempatan ini, penyusun ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan kepada
penulis:
1. dr. dr. Edwin Haposan Martua, Sp.An., M.Kes selaku dokter pembimbing
serta Dokter Spesialis Ilmu Anestesi RSUD Sekarwangi Cibadak
2. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah
memberikan bantuan kepada penyusun
Akhirnya penyusun menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, semoga laporan kasus ini dapat memberikan
manfaat dan tambahan pengetahuan khususnya kepada penyusun dan kepada
pembaca. Terimakasih
Penulis
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
TERAPI CAIRAN PADA PEMBEDAHAN
Dengan makan dan minum tubuh kita mendapat air, elektrolit, karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, dll. Dalam waktu 24 jam jumlah air dan elektrolit yang
masuk dan yang keluar lewat air kemih, tinja, keringat, dan uap air pernapasan
kira – kira sama seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 1. Keseimbangan cairan harian dewasa sehat.
Masukan (ml / 24 jam) Keluaran (ml / 24 jam )
Tampak Tak Tampak Tak
Tampak tampak
Minum 1200 Air kemih 1200
Makan 1000 Tinja 100
Hasil 300 Keringat 800
Oksidasi
1200 1300 Paru 400
Total 1200 1300 Total 1200 1300
Plasma darah 5%
Cairan
Ekstraselular 20%
Cairan interstitial
Cairan tubuh 60%
10%
Cairan
intraselular 40%
Kandungan air pada setiap organ juga tidak sama seperti terlihat pada tabel
dibawah ini :
Air melintasi membran sel dengan mudah, tetapi zat-zat lain sulit atau
diperlukan proses khusus supaya dapat melintasinya, karena itu komposisi
elektrolit didalam dan diluar sel berbeda. Cairan intraseluler banyak mengandung
ion K, Mg dan fosfat, sedangkan ekstraseluler banyak mengandung ion Na dan Cl.
Plasma ialah darah dikurangi sel-sel darah seperti eritrosit, leukosit dan
trombosit. Serum ialah plasma darah dikurangi faktor – faktor pembekuan seperti
fibrinogen dan protrombin. Hematokrit ialah persentasi volume eritrosit dalam
darah.
Pergerakan Air
Tekanan osmotik adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mencegah
perembesan (difusi) cairan melalui membran semipermeabel kedalam cairan lain
yang konsentrasinya lebih tinggi. Membran semipermeabel adalah membran yang
dapat dilalui air (pelarut) tetapi tidak dapat dilalui zat terlarut misalnya protein.
Tekanan osmotik plasma darah ialah 285 + 5 mOsm/L. Larutan dengan
tekanan osmotik kira – kira sama disebut isotonik (NaCl 0,96%, Deksrosa 5%,
Ringer-Laktat), bila tekanan osmotik lebih rendah disebut hipotonik (akuades),
dan apabila tekanan osmitik lebih tinggi disebut hipertonik.
Tabel 3. Kandungan elektrolit dalam cairan tubuh
(mEq/L) Plasma Interstitial Interselular
Kation Na 142 114 15
K 4 4 150
Ca 5 2,5 2
Mg 3 1,5 27
Total 154 152 194
Anion Cl 103 114 1
HCO3 27 30 10
HPO4 2 2 100
SO4 1 1 20
Asam
5 5 0
Organik
Protein 16 0 63
Total 154 152 194
Konsentrasi molar (mol) adalah jumlah zat yang setara dengan berat atom
atau berat molekul zat dalam gram ( 1 mol zat mengandung jumlah partikel sama
dengan 6,02 x 1023). 1 mol Na setara dengan berat atom Na yaitu 23 gr. 1 mol
NaCl = Na (23gr) + Cl (35,5gr) = NaCl 0,9% 100 ml mengandung 0,9 gram
atau 1 liter 9000 mg.
mMol = massa (mg) solute dalam 11 larutan berat molukel solute. mMol
NaCl =
Massa NaCl (mg) dalam 1 liter larutan = 9000 = 154 mMol
Berat molekul NaCl 58,5
Miliosmol (mOsm/kg H2O) ialah unit untuk menyatakan tekanan osmotik
bila solute dilarutkan dalam 1 liter larutan.
Miliosmol (mOsm/kg H2O) = Miliosmol (mmol/kg H2O x jumlah
partikel)
Miliekuivalen (mEq/L) adalah menyatakan konsentrasi elektrolit mEq/L
= mmol x jumlah muatan listrik.
Peran Natrium
Eksresi air hampir selalu disertai oleh eksresi natrium baik lewat urin,
tinja, atau keringat, karena itu terapi kekurangan air (dehidrasi) selalu diberi
cairan infus yang mengandung natrium. Natrium berperan memeluhara tekanan
osmotik dan volume cairan ekstraseluler dan natrium sebagian besar (84%) berada
di cairan ekstraseluler. Kebutuhan natrium perhari sekitar 50 – 100 mEq atau 3 – 6
gram sebagai NaCl. Keseimbangan Na diatur terutama oleh ginjal. Berat atom Na
= 23 dengan muatan listrik +1.
1 gram NaCl = 17 mEq. Kekurangan Na biasanya disebabkan oleh
pemberian infus berlebihan tanpa Na, pada sindroma reseksi prostat atau pada
menurunnya sekresi hormon ADH (antidiuretik hormon).
Peran Kalium
Sebagian besar K terdapat dalam sel (150 mEq/L). Pembedahan
menyebabkan katabolisme jaringan dan mobilisasi kalium pada hari – hari
pertama dan kedua. Kebutuhan kalium cukup diatasi dengan kebutuhan rutin saja
sekitar 0,5 mEq/kgBB/hari. kemampuan ginjal menahan kalium sangat rendah.
Kadar kalium dalam plasma hanya 2% dari total K tubuh, sehingga kekurangan K
jarang terdeteksi. Fungsi K ialah merangsang saraf-otot, menghantarkan impuls
listrik, membantu utilisasi O2, asam amino, glokogen, dan pembentukan sel.
Kadar K serum normalnya 3 – 5 mEq/L. Hipokalemia (< 3 mEq/L),
menyebabkan keletihan otot, lemas, kembung, ileus paralitik, gangguan irama
jantung. Konsentrasi K dalam infus sebaiknya < 40 mEq/L atau kecepatan
pemberian < 20 mEq/jam.
Dehidrasi
Kebutuhan harian air 50 ml/kgBB, natrium 2 mEq/kgBB, kalium 1
mEq/kgBB. Dehidrasi adalah kekurangan air dalam tubuh yang dapat
dikategorikan menjadi ringan (< 5%), sedang ( 5 – 10 %), dan berat ( > 10 %).
Sifat dehidrasi dapat berupa isotonik (kadar Na dan osmolaritas serum normal),
hipotonik atau hiponatremik ( kadar Na < 130 mmol/L atau osmolaritas serum <
275 mOsm/L) dan hipertonik atau hipernatremik ( kadar Na > 150 mmol/L atau
osmolaritas serum > 295 mOsm/L).
Tekhnik Pemberian
Untuk pemberian terapi cairan dalam waktu singkat dapat digunakan vena
– vena di punggung tangan, sekitar daerah pergelangan tangan, lengan bawah atau
daerah kubiti. Pada anak kecil dan bayi sering digunakan daerah punggung kaki,
depan mata kaki dalam atau di kepala. Bayi baru lahir dapat digunakan vena
umbilikalis.
Penggunaan jarum anti karat atau kateter plastik anti trombogenik pada
vena perifer biasanya perlu diganti setiap 2 – 3 hari untuk menghindari infeksi dan
macetnya tetesan. Pemberian cairan infus lebih lama dari tiga hari sebaiknya
menggunakan kateter besar dan panjang yang ditusukkan pada vena femoralis,
vena kubiti, vena subklavia, vena jugularis eksterna atau interna yang ujungnya
sedekat mungkin dengan atrium kanan atau di vena cava inferior atau superior.
Terapi Cairan
Resusitasi Rumatan
Mengganti
kehilangan Memasok
Penggantian akut
defisit kebutuhan
Koloid (dehidrasi, harian
kristaloid syok
hipovolemik
DAFTAR PUSTAKA
1. Latief SA, Surjadi K, Dachlan MR. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi
1. FKUI. Jakarta. 2001.