ABSTRACT
The aim of this study was to determine the effectiveness of Aloe vera extract in inhibiting the growth of
Staphylococcus aureus and to measure the minimum inhibitory concentration (MIC) on the growth of the bacteria.
The method using the manufacture of aloe extract, extract dilution, purified Staphylococcus aureus, MIC test and
view the zone of inhibition. The results show that the (MIC) of Aloe extract was at concentration of 0.25. After a
statistical test with ANOVA test on survey data (α<0.05), then the result obtained 0.000. This shows significant
differences between various concentrations of Aloe vera extract in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus
bacteria. The higher the concentrationof Aloe vera extract, the more expand diameter of inhibition zone. Thus
extracts of Aloe vera may be used to inhibit the growth of Staphylococcus aureus.
Key words: Aloe vera, Staphylococcus aureus, minimum inhibitory concentration
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak Aloe vera dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus dan daya hambat minimal (DHM) terhadap pertumbuhan bakteri tersebut. Metode
yang digunakan adalah pembuatan ekstraksi Aloe vera, pengenceran ekstrak, pemurnian Staphylococcus aureus, uji
DHM dan melihat zona inhibisi. Diperoleh hasil bahwa DHM ekstrak Aloe vera pada konsentrasi 0,25. Setelah
dilakukan uji statistik dengan uji Anova (α<0,05), maka diperoleh hasil 0,000. Ini berarti ada perbedaan bermakna
antara berbagai konsentrasi ekstrak Aloe vera dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak Aloe Vera maka semakin luas diameter zona inhibisi. Dengan demikian ekstrak
Aloe vera dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Kata Kunci: Aloe vera, Staphylococcus aureus, daya hambat minimal
Koresponden: Irene Edith Rieuwpassa, Bagian Oral Biologi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin,
Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10, Makassar 90245, Indonesia. E-mail: drgirene@yahoo.com
ml ke dalam erlenmeyer, disterilkan dengan Aloe vera dan satu petri disk sebagai kontrol.
menggunakan otoklaf pada suhu 1210C selama 15 Kedua, masing-masing petri disk diisi dengan 1
menit. Selanjutnya, tuang ke dalam petri disk atau ml biakan murni kuman, lalu dicampur hingga
plate steril, tiap plate berisi 15-20 ml dan homogen dengan medianya. Selanjutnya ke dalam
dibiarkan sampai memadat, siap untuk digunakan. petri disk dimasukkan 1 ml ekstrak Aloe vera
yang telah diencerkan, tiap konsentrasi
Pemurnian pengenceran dimasukkan ke dalam satu tabung
Pemurnian dilakukan untuk memperoleh biakan bakteri. Ketiga, semua petri disk disimpan
bakteri Staphylococcus dari biakan murni. dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 37 °C.
Tahapan pemurnian Staphylococcus aureus Keempat, kadar hambat minimal ditentukan
diawali dengan pemanasan ose di atas lampu berdasarkan konsentrasi ekstrak Aloe vera
spiritus sampai membara lalu dimasukkan ke terendah yang dapat menghambat pertumbuhan
dalam tabung yang berisi biakan murni bakteri ditandai dengan berkurang atau tidaknya
Staphylococcus aureus. Selanjutnya ose bakteri yang tumbuh.
digoreskan pada biakan murni sampai terlihat
mikroba yang menempel pada ose, kemudian Zona inhibisi
dimasukkan ke dalam petri disk yang berisi media Setelah pengenceran ekstrak Aloe vera, suspensi
NA yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. bakteri Staphylococcus aureus dalam larutan NaCl
Terakhir, tabung reaksi yang berisi bakteri fisiologis (0,9%) dengan mempergunakan standar
Staphylococcus aureus diinkubasi selama 1x24 Mc Farland 1. Selanjutnya, suspensi bakteri
jam pada suhu 37 °C. dimasukkan ke dalam media NA plate yang telah
jadi yang sebelumnya diberikan cakram
Pengenceran obat/pencadang, ditambahkan ekstrak Aloe vera
Pengenceran bertujuan untuk menghasilkan ke dalam cakram obat pencadang pada medium
beberapa konsentrasi ekstrak Aloe vera yang akan NA, dan terakhir inkubasi pada suhu 370C selama
digunakan untuk uji DHM dari ekstrak Aloe vera 18-24 jam.
yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Data yang terkumpul ditabulasi kemudian
Staphylococcus aureus dan zona diuji statistik dengan uji Anova, dengan nilai
penghambatannya. Pengenceran dibuat 5%, 10%, kemaknaan α<0,05. Selanjutnya dilanjutkan
12.5%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. dengan uji least significant different (LSD) atau
post host test untuk melihat besarnya perbedaan
dan menentukan konsentrasi yang memiliki
perbedaan yang bermakna.
HASIL PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin ini menunjukan bahwa ekstrak Aloe
vera dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus.
Setelah diketahui DHM dari ekstrak Aloe
vera, selanjutnya dilakukan uji daya hambat untuk
mengetahui seberapa besar daya hambat atau zona
Gambar 1 Hasil uji DHM pada konsentrasi 25% inhibisi ekstrak Aloe vera terhadap pertumbuhan
(Sumber: data primer) Staphylococcus aureus berdasarkan hasil DHM
yang diperoleh. Adapun hasil pengamatan uji
DHM dan daya hambat setelah masa inkubasi 24
Uji DHM jam terlihat pada Gambar 1.
Uji untuk mengetahui konsentrasi minimal
yang masih dapat menghambat pertumbuhan Uji DHM
mikroba melalui 4 tahap. Pertama, delapan petri Hasil pengamatan terhadap uji DHM dan
disk berisi 15-20 ml NA yang telah disterilkan daya hambat setelah masa inkubasi 24 jam dapat
dalam otoklaf selama 15 menit pada suhu 121 °C, disimak pada Tabel 1. Tampak bahwa kekeruhan
tujuh petri disk untuk menguji konsentrasi ekstrak yang terlihat pada tabung I, II, dan III yang berisi
4 Dentofasial, Vol.10, No.2, Juni 2011:65-70
ekstrak Aloe vera dengan konsentrasi 0,05, 0,10 dalam menghambat pertumbuhan bakteri
dan 0,125 serta pada tabung VIII yang hanya Staphylococcus aureus. Pengujian dilanjutkan
berisi kuman Staphylococcus aureus sebagai dengan uji least significant difference (LSD)
kontrol. Sedangkan pada tabung IV, V, VI dan untuk mengetahui besarnya perbedaan dan
VII tampak jernih dengan konsentrasi ekstrak Aloe menentukan konsentrasi yang memiliki perbedaan
vera 0,25, 0,50, 0,75 dan 1,00. Tampak juga yang bermakna. Pada hasil uji LSD dapat
DHM ekstrak Aloe vera berada pada konsentrasi diketahui beberapa konsentrasi ekstrak Aloe vera
0,25. yang memiliki perbedaan yang bermakna dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
Uji daya hambat (zona inhibisi) aureus. Terdapat perbedaan yang bermakna antara
Setelah diperoleh hasil uji DHM, maka konsentrasi 12,5% dan 10%.
dilanjutkan dengan uji daya hambat dengan Konsentrasi 25% (DHM) berbeda bermakna
menggunakan pencadang dalam cawan petri. terhadap konsentrasi 12,5% (α=0,000) dan 10%
Dalam uji daya hambat ini, konsentrasi ekstrak (α=0,000). Hal itu menunjukan bahwa konsentrasi
Aloe vera yang digunakan adalah konsentrasi 25% memiliki perbedaan yang bermakna dengan
DHM, yaitu 0,25, tiga konsentrasi di bawah DHM, konsentrasi 12,5% dan 10% dalam menghambat
yaitu 0,05, 0,10 dan 0,125. Setelah dilakukan uji pertumbuhan bakteri uji Staphylococcus aureus.
daya hambat, maka diperoleh hasil pengukuran Begitu pula dengan konsentrasi 50%, 75% dan
zona hambat (Tabel 2) 100% memiliki perbedaan yang bermakna dengan
Terlihat bahwa setelah masa inkubasi 24 jam, konsentrasi 25%.
konsentrasi ekstrak Aloe vera dari 10-100%
memperlihatkan diameter zona inhibisi yang PEMBAHASAN
makin luas seiring dengan semakin tingginya Hasil penelitian menunjukan bahwa uji DHM
konsentrasi ekstrak Aloe vera. Sedangkan pada ekstrak Aloe vera yang dihasilkan sangat
konsentrasi 5% dan kontrol tidak terbentuk zona signifikan, yaitu konsentrasi 25% hingga 10%
hambat (Gambar 2). dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Setelah dilakukan uji Anova terhadap data Staphylococcus aureus. Sedangkan pada
hasil penelitian (α=0,05) diperoleh 0,000 konsentrasi 5% tidak memperlihatkan daya
(α<0,05). Ini berarti ada perbedaan bermakna hambat terhadap pertumbuhan bakteri
antara berbagai konsentrasi ekstrak Aloe vera Staphylococcus aureus.
40
35
zona hambat(mm)
30
25
Luas
20
15
10
5
0
Gambar 2. Grafik hubungan 5luas zona hambat
10 dan 12,5 25 Aloe vera
konsentrasi ekstrak 50 75
(Sumber: Data primer)
Konsentrasi Ekstrak lidah buaya (%)
Efektivitas anti bakteri dari Staphylococcus mengatakan bahwa Aloe vera memiliki
aureus disebabkan oleh adanya zat aktif yang kemampuan anti bakteri terhadap bakteri golongan
dimiliki oleh Aloe vera, berupa aminoglikosida. Gram-positif, misalnya Streptococcus mutans
Aminoglikosida merupakan suatu golongan dengan konsentrasi yang masih memiliki daya
antibiotik bakteriosid dan memiliki sifat-sifat hambat minimal yaitu 25%.
kimiawi, antimikroba, farmakologis dan toksik Penelitian tersebut menguatkan pendapat
yang karakteristik. Zat aktif tersebut merupakan Wijayakusuma,24 yang menyatakan bahwa
komposisi kimia yang terkandung di dalam Aloe glikosida yang terkandung pada getah segar daun
vera. Golongan ini dinamakan aminoglikosida Aloe vera akan berdifusi secara langsung pada
karena strukturnya mengandung amino dan permukaan membran terluar jaringan seperti
glikosida. Paling sedikit golongan ini mempunyai jaringan kulit dan mukosa sehingga terjadi
satu aminoheksosa dan mempunyai pentosa pada pemecahan sel-sel sehingga mengalami kerusakan,
gugus aminonya.19,20 dan segera merangsang pertumbuhan sel-sel baru.
Aminoglikosida merupakan senyawa yang Menurut Yudo,25 kandungan aktif tanaman Aloe
terdiri atas dua atau lebih asam amino yang vera, yaitu aloin dan glikosida akan diperoleh
terikat melalui ikatan glikosilik pada inti heksosa dengan cara mempresipitasi getah Aloe vera beku
yaitu stertidin. Senyawa aminoglikosida ini akan dengan etanol, selanjutnya hasil supernatannya
berdifusi pada dinding sel bakteri, proses ini dilakukan kromatografi dengan gel silika sehingga
berlangsung terus-menerus dalam suasana akan dihasilkan suatu bagian yang mengandung
aerobik. Setelah masuk ke dalam sel, antrakuinon dan dengan proses pemurnian,
aminoglikosida ini diteruskan pada ribosom yang selanjutnya akan diperoleh fraksi glikosida yang
menghasilkan protein, sehingga menimbulkan bersifat anti bakteri.
gangguan pada proses sintesis protein dan Aloe mengandung gugus glikosida yang
selanjutnya akan menyebabkan terjadinya memiliki daya antiseptik yang merupakan gugus
pemecahan ikatan protein sel-sel bakteri.20 aminoglikosida yang bersifat antibiotik. Glikosida
Dengan membandingkan daerah hambatan adalah senyawa yang berguna untuk menghambat
yang dihasilkan pada masing-masing konsentrasi, pertumbuhan bakteri dan sudah diketahui
terlihat bahwa daerah hambat yang dihasilkan manfaatnya untuk bahan antispetik dan bahan
akan semakin kecil dengan penurunan konsentrasi. antibakteri lainnya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa daya anti bakteri
ekstrak Aloe vera ini akan semakin tinggi pada Simpulan
konsentrasi murni, yaitu pada konsentrasi 100%. Dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan
Sebaliknya, daya anti bakteri juga akan berkurang bahwa ekstrak Aloe vera dapat menghambat
sejalan dengan rendahnya konsentrasi ekstrak pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, dan
Aloe vera.21,22 Hasil penelitian ini mendukung kadar hambat minimal ekstrak Aloe vera adalah
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Boel23 pada konsentrasi 25%.
67
Irene E.R. dkk: Ekstrak Aloe vera menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
Dentofasial, Vol.10,
aureus No.2, Juni 2011:65-131