Hydrolysis of lignocellulosic materials for ethanol production
Batas pengumpulan : 23 April 2018, jam 16.00
1. Tuliskan alasan mengapa perlu melakukan pengembangan terhadap energi
terbarukan? Kebutuhan energi dunia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Lebih dari 80% kebutuhan energi dunia dipenuhi oleh bahan bakar fosil yang berasal dari minyak bumi dan gas alam. Namun sangat disayangkan peningkatan konsumsi energi ini tidak disertai dengan produksi energi yang memadai. Saat ini, produksi bahan bakar sektor migas semakin menurun karena sumbernya yang semakin menipis di lapisan bumi. Kita tidak mungkin terus mengandalkan minyak bumi sebagai pasokan energi karena minyak bumi adalah sumber energi yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) dan suatu saat akan habis. Menggunakan bahan bakar terbarukan dapat mengurangi penggunaan minyak bumi dan emisi gas rumah kaca. 2. Apa yang menyebabkan penggunaan jagung (contohnya) sudah tidak relevan lagi digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan bioetanol? Lalu, apakah sumber potensial yang dapat digunakan sebagai pengganti jagung? Produksi dengan menggunakan teknologi berbasis tepung jagung saat ini mungkin tidak praktis karena produksi jagung untuk etanol akan bersaing dengan kebutuhan pangan sehingga akan membutuhkan lahan pertanian yang cukup besar dalam memproduksinya. Sebuah sumber yang potensial untuk produksi etanol yang murah adalah dengan memanfaatkan bahan lignoselulosa seperti sisa tanaman, rumput, serbuk gergaji, kayu chip, dan kotoran hewan padat. 3. Apakah yang dimaksud dengan proses pre treatment? Mengapa perlu dilakukan pre treatment? Proses pretreatment merupakan langkah awal dalam proses produksi ethanol, selain itu proses pretreatment ini dapat memengaruhi perolehan yield ethanol. Perlu dilakukan pretreatment karena untuk menghilangkan lignin dan hemiselulosa, mengurangi kristalinitas selulosa, dan meningkatkan porositas bahan. 4. Hal apakah yang perlu diperhatikan dalam memilih proses pre treatment? meningkatkan pembentukan gula atau kemampuan untuk kemudian membentuk gula oleh hidrolisis enzimatik; menghindari degradasi atau hilangnya karbohidrat; menghindari pembentukan produk sampingan inhibitor untuk hidrolisis berikutnya dan proses fermentasi, dan efektif biaya. 5. Tuliskan proses-proses yang dapat dipilih dalam hidrolisis bahan berlignoselulosa! a) Proses pretreatment lignoselulosa b) Hidrolisis enzimatik selulosa c) Meningkatkan hidrolisis enzimatik 6. Tuliskan perbedaan dari ketiga proses pre treatment tersebut! 7. Apakah yang dimaksud dengan Simultaneous saccharification and fermentation? Apakah kelebihan dari proses tersebut? Simultaneous saccharification and fermentation (SSF) pertama kali dikenalkan oleh Takagi et al, 1977, yaitu kombinasi antara hidrolisis menggunakan enzim selulase dan yeast S. cerevisiae untuk fermentasi gula menjadi etanol secara simultan. Proses SSF sebenarnya hampir sama dengan dengan proses yang terpisah antara hidrolisis dengan enzim dan proses fermentasi, hanya dalam proses SSF hidrolisis dan fermentasi dilakukan dalam satu reaktor. Keuntungan dari proses ini adalah polisakarida yang terkonversi menjadi monosakarida tidak kembali menjadi polisakarida karena monosakarida langsung difermentasi menjadi etanol. Selain itu dengan menggunakan satu reaktor dalam prosesnya akan mengurangi biaya peralatan yang digunakan. (Samsuri, 2007) 8. Mengapa lignin perlu disingkirkan terlebih dahulu pada bahan baku bioetanol dari bahan berlignoselulosa? lignin perlu dihilangkan karena menjadi halangan fisik bagi proses hidrolisis selulosa menjadi gula sederhana (Dawson & Boopathy 2008). Kedua penulis ini selanjutnya menyatakan bahwa hidrolisis maksimum terhadap selulosa akan berlangsung apabila 50% atau lebih lignin dihilangkan. Selain memberikan hambatan fisik terhadap hidrolisis, lignin diduga bersifat biosida terhadap fermipan akibat struktur dasarnya yang bersifat fenolik (Chirkova et al. 2011). 9. Hal-hal apa sajakah yang menjadi perhatian bagi peneliti dalam mengembangkan bioetanol dari bahan baku berlignoselulosa? 10. Tantangan apakah yang perlu diselesaikan di masa depan dalam mengembangkan pembuatan bioetanol dari bahan berlignoselulosa ? Tantangan-tantangan ini termasuk mempertahankan kinerja yang stabil dari ragi rekayasa genetika dalam operasi fermentasi skala komersial (Dipardo, 2000), mengembangkan lebih teknologi yang efisien dalam pretreatment biomassa lignoselulosa, dan mengintegrasikan komponen yang optimal dalam sistem produksi etanol ekonomi.