Anda di halaman 1dari 16

WACANA Vol. 12 No. 3 Juli 2009 ISSN.

1411-0199

PELAYANAN PUBLIK PADA UNIT PELAYANAN TERPADU


PEMERINTAH KOTA DENPASAR
Public Services in the Integrated Services Unit of the Government of Denpasar

Redioka
Mahasiswa Program Magister IAP, PPSUB

Agus Suryono dan Sumartono


Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Publik, FIA UB.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah menjawab permasalahan tersebut di atas. Penelitian


ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berlandaskan phenomenologi. Dengan
pendekatan ini dilakukan pengamatan yang bersifat holistik dan juga bersifat naturalistik.
Sedangkan analisisnya menggunakan pendekatan analisis model interaktif dari Miles dan
Huberman (1992). Fokus penelitian ini antara lain: 1) Kondisi desentralisasi UPT Kota
Denpasar, 2) Kondisi internal UPT Kota Denpasar, 3) Kondisi eksternal UPT Kota
Denpasar, 4) Kualitas pelayanan publik di UPT Kota Denpasar.
Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa 8 kreteria standar yang dinilai sebagai
ukuran adanya kualitas pelayanan yang baik, yaitu terdiri dari; 1) Kesederhanaan, 2)
Kejelasan dan Kepastian, 3) Keamanan, 4) Keterbukaan, 5) Efisien, 6) Ekonomis, 7)
Keadilan dan Pemerataan, serta 8) Ketepatan Waktu. Dari hasil pengamatan penelitian di
lapangan terhadap 8 jenis pelayanan yang disediakan oleh UPT Kota Denpasar, baru hanya
pelayanan Akta-Akta Catatan Sipil yang telah dapat memenuhi kedelapan ukuran kreteria
standar tersebut. Sedangkan pelayanan Ijin Reklame baru dapat memenuhi tujuh ukuran
kreteria standar tersebut dan pelayanan yang lainnya sebagian terbesar belum dapat
memenuhi kreteria standar tersebut. Dengan demikian dari delapan jenis pelayanan yang
disediakan oleh UPT Kota Denpasar, baru hanya pelayanan Ijin Reklame dan pelayanan
Akta-Akta Catatan Sipil, yang telah dapat dikatakan memberikan pelayanan dengan
kualitas yang baik. Sedangkan sebagian besar pelayanan yang lainnya masih belum dapat
dikatakan telah memberikan pelayanan dengan kualitas yang baik. Jadi secara keseluruhan
dapat disimpulkan, kualitas pelayanan publik yang berlangsung di UPT Kota Denpasar
masih belum baik.

Kata kunci: layanan publik, kualitas

ABSTRACT

The research goal is answer those problems. Qualitative approach based on the
phenomenology is used. The approach involves holistic observation other than naturalistic.
The analysis tool is interactive model used by Miles and Huberman (1992).
Focus of the research including: 1) decentralization condition of Compact Service
Unit at Denpasar, 2 ) Internal condition of Compact Service Unit at Denpasar, 3) Eksternal

216
WACANA Vol. 12 No. 3 Juli 2009 ISSN. 1411-0199

condition of Compact Service Unit at Denpasar, 4) The service quality of Compact Service
Unit at Denpasar.
Results show that the eight criteria used to value the services quality are
Simplicity, Clarity and Certainty, Security, Openness, Efficiency, Economy, Justice and
Decentralization, Timing accuracy. The adjustment at 8 service types provided by
Denpasar public service unit by separate study, provides that only Civil Certificate
Registration Office can obtain those standar. Service unit of Advertising Permission has
achieved seven standards, but most of the rest are fail. From the eight of services provided
by Denpasar service unit, only those two offices are called as good service quality provider.
Most of the branch are still less in quality. Therefore, it can be summarized that the whole
public services in Denpasar service unit still remains low or less.

Keywords: public services, quality

PENDAHULUAN berlangsung dengan model pelayanan


fung-sional.
Pelayanan publik merupakan salah Permasalahan yang diangkat dalam
satu bagian dari pada kegiatan administrasi penelitian ini adalah; 1) Bagaimana kondisi
publik. Sebagai mana telah diketahui kualitas pelayanan publik pada Unit
bersama bahwa administrasi publik mem- Pelayanan Terpadu Pemerintah Kota
punyai dimensi cakupan yang amat luas Denpasar?, dan 2) Apa saja faktor-faktor
dalam penyelenggaraan kehidupan ber- yang telah mendukung maupun meng-
negara. Dari dimensi yang luas tersebut, hambat bagi terwujudnya kualitas
pelayanan publik salah satu aspek yang pelayanan publik pada Unit Pelayanan
paling dekat menyentuh masyarakat. Untuk Terpadu Pe-merintah Kota Denpasar ini?
itulah maka diantara kalangan para Tujuan penelitian adalah (1) Untuk
ilmuwan ada yang berpendapat, bahwa mendeskripsikan dan meng-analisis ku-
kualitas pelayanan publik dapat dijadikan alitas pelayanan publik pada Unit Pe-
salah satu tolok ukur kredibelitas penye- layanan Terpadu Pemerintah Kota Den-
lenggaraan suatu pemerintahan (Abdul pasar yang sedang ber-langsung saat ini;
Wahab, 1999). Sehingga akhir-akhir ini dan (2) untuk mengetahui faktor-faktor
banyak usaha reformasi administrasi oleh yang telah memberikan dukungan maupun
Pemerintah untuk memperbaiki ujuk kerja hambatan bagi terwujudnya kualitas
pelayanan publik yang diselenggara- pelayanan publik pada Unit Pelayanan
kannya. Terpadu Pemerintah Kota Denpasar.
Demikian pula halnya dengan pene-
litian ini, mengungkap kualitas pelayanan
publik, yang diselengga-rakan oleh Unit KERANGKA KONSEP
Pelayanan Terpadu Pemerintah (UPT) Kota
Denpasar. Kegiatan pelayanan publik Kerangka konsep penelitian ini ber-
melalui UPT Kota Denpasar ini, pijak pada konsep teori governance, yang
merupakan bentuk reformasi administrasi antara lain menyatakan penyelenggaraan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah pemerintahan yang sentralistis cenderung
Kota Denpasar sejak tahun 1998. Dimana menghasilkan sistem birokrasi yang rigid
tujuannya adalah ingin meningkatkan dan akhirnya dapat menghasilkan kualitas
kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelayanan publik yang kurang baik. Ke-
masyarakat, yang sebelumnya pernah mudian solusi yang disarankan dalam teori
ini adalah dengan cara mendesen-

217
WACANA Vol. 12 No. 3 Juli 2009 ISSN. 1411-0199

tralisasikan penyelenggaraan peme- kepada konsumen (user). Caranya adalah


rintahan (Abdul Wahab, 1999). dengan jalan membuka akses bagi kon-
Demikian pula dalam pijakan konsep sumen/user (access), memberikan
teori yang lainnya yaitu teori manajemen kesempatan memilih (choice), mem-buka
pelayanan publik, terdapat pandangan yang informasi yang luas (information), mem-
identik dengan pandangan teori gover- berikan kesempatan untuk me-nerima ganti
nance ini. Bahwa untuk memperbaiki rugi (redress) dan keterwakilan kepen-
kualitas pelayanan, salah satunya yang di- tingan konsumen (representation) (Potter,
perlukan adalah adanya desentralisasi 1989, dalam Kevitt, 1994). Dalam pene-
pelayanan kepada unit organisasi yang litian ini jaminan kualitas dikategorikan ke
terdekat dengan pelanggan (Osborne, 1992 dalam faktor internal organisasi yang dapat
; Common, 1993). Disamping faktor de- menentukan kualitas pelayanan.
sentralisasi juga dikatakan masih terdapat Selanjutnya untuk menilai kualitas
sejumlah faktor yang dapat mendukung pelayanan publik dalam kondisi “mutual
maupun menghambat terwujudnya kualitas knowledge”, penelitian ini menggunakan
pe-layanan tersebut. Dilihat dari sisi kreteria antara lain; 1) Kesederhanaan, 2)
internal organisasi faktor-faktor tersebut Kejelasan dan Kepastian, 3) Keamanan, 4)
dapat berupa kondisi-kondisi antara lain; 1) Keter-bukaan, 5) Efisien, 6) Ekonomis, 7)
Kepemimpinan, 2) Lingkungan Kerja, 3) Keadilan dan Pemerataan, serta 8)
Keterampilan Aparatur, 4) Uraian Tugas, 5) Ketepatan Waktu (Moenir, 1998; Kristiadi,
Teknologi Yang Dipakai, 6) Kesadaran 1990 dan Islamy, 1999). Kondisi mutual
Aparatur, 7) Kelengkapan Sarana, dan 8) knowledge adalah kondisi dimana antara
Budaya Patrimonial. Sedangkan dilihat produsen (provider) dan konsumen (user)
dari sisi eksternal orga-nisasi faktor-faktor sama-sama dapat dengan mudah untuk
tersebut dapat berupa kondisi-kondisi mengevaluasi kualitas dari pada suatu
antara lain; 1) Tekanan Pelanggan dan 2) produk.
Tekanan Teknologi (Chapman, 1973; Steer, Berdasarkan atas kerangka konsep
1985; Effendi, 1995 dan Moenir, 1998). teori tersebut diatas, maka penelitian ini
Pada bagian yang lainnya menurut merumuskan kerangka konsep pemikiran
pandangan “teori konsumenisme” dikata- antara lain: 1) Mencermati kondisi
kan masih diperlukan adanya jaminan desentaralisasi tersebut pada UPT Kota
kualitas dari produsen (provider) kepada Denpasar dalam mewujudkan kualitas pa-
konsumen (user) dalam hubungannya layanan publik, 2) Mencermati kondisi
dengan penyajian kualitas suatu produk. faktor-faktor internal organisasi UPT Kota
Dalam pandangan teori ini tidak terjadi Denpasar dalam mewujudkan kualitas
adanya keseimbangan kekuatan diantara pelayanan publik, 3) Mencermati kondisi
mereka yang menyediakan barang dan jasa faktor-faktor eksternal orga-nisasi UPT
(produsen/provider), dengan untuk siapa Kota Denpasar dalam mewujudkan kuali-
barang dan jasa tersebut disediakan tas pelayanan publik, dan 4) Mencermati
(konsumen/user). Posisi produsen selalu kondisi kualitas output dari pada pelayanan
lebih kuat dibandingkan dengan posisi publik yang dihasilkan oleh UPT Kota
kon-sumen. Sehingga konsumen akan Denpasar ini. Dengan kerangka konsep
selalu dirugikan dalam konteks penyajian pemikiran yang demikian ini, penilaian
kualitas suatu produk. Untuk menjamin kualitas tersebut dilihat dari aspek proses
agar produk yang dihasilkan oleh produsen dan juga dari aspek outputnya.
benar-benar produk yang berkualitas,
diperlukan adanya pergeseran keseim-
bangan kekuatan dari produsen (provider) METODE PENELITIAN

218
WACANA Vol. 12 No. 3 Juli 2009 ISSN. 1411-0199

yang terkait dengan UPT Kota Denpasar,


Pendekatan Penelitian. serta dengan masyarakat pengguna pe-
Penelitian ini menggunakan pen- layanan publik yang disediakan oleh UPT
dekatan kualitatif yang berlandasakan Kota Denpasar. Sedangkan data tam-
phenomenologi. Dengan pendekatan ini bahannya bersumber dari data dokumentasi
akan dilakukan pengamatan yang bersifat yang diambil dari buku agenda kegiatan
holistik dan juga bersifat naturalistik. pelayanan dan laporan bulanan kegiatan
Sedangkan analisisnya menggunakan pen- pelayanan publik yang di jumpai di UPT
dekatan analisis model interaktif dari Miles Kota Denpasar, maupun di berbagai
dan Huberman (1992). instansi terkait UPT Kota Denpasar ini.
Untuk keperluan triangulasi data
Fokus Penelitian. utama juga diambil dengan cara observasi.
a. Kondisi desentralisasi UPT Kota Sedangkan untuk beberapa data tambahan
Denpasar, yang tidak tersedia dalam bentuk
1) Intensitas dokumentasi dilakukan pengambilannya
Kewenangannya. dengan record.
b. Kondisi Internal Organisasi UPT Kota
Denpasar. Pemeriksaan Keabsahan Data
1) Kepemimpinan, 2) Teknologi Yang Untuk menjamin derajat ke-percayaan
Dipakai, 3) Lingkungan Kerja, 4) Ke- hasil penelitian ini, dari sejak awal telah
sadaran Aparatur, 5) Keterampilan Apa- diupayakan menjaga keabsahan data yang
ratur, 6) Kelengkapan Sarana, 7) Uraian dikumpulkannya. Teknik yang ditempuh
Tugas. untuk menjaga keabsahan data tersebut
8) Budaya Patrimonial. antara lain dilakukan dengan cara; a)
Melakukan ketekunan pengamatan, b)
9) Jaminan Kualitas. Melakukan triangulasi, c) Menyeleng-
c.Kondisi Eksternal Organisasi UPT Kota garakan pemeriksaan sejawat melui dis-
Denpasar. kusi, d) Menyajikan uraian rinci dan d)
1) Tekanan Pelanggan, Menyelenggarakan auditing.
2) Tekanan Teknologi
Analisis Data.
d. Kualitas Pelayanan Publik di UPT Kota Teknik analisis data yang di-gunakan
Denpasar. dalam penelitian ini, adalah model
1) Kesederhanaan interaktif yang dikembangkan oleh Miles
5) Efisien. dan Huberman (1992). Analisis ini terdiri
2) Kejelasan dan Kepastian. dari 3 komponen dasar yaitu; reduksi data,
6) Ekonomis. penyajian data dan penarikan kesimpulan
3) Keamanan atau verifikasi, yang mekanismenya ber-
7) Keadilan dan Pemerataan. langsung secara interaktif. Analisis ter-
4) Keterbukaan. sebut dilakukan mulai sejak pe-ngumpulan
8) Ketepatan Waktu. data dan berlangsung terus sampai pada
saat penelitian ini berakhir.
Data dan Teknik Pengumpulan-nya
Data utama penelitian ini ber-sumber HASIL DAN PEMBAHASAN
dari wawancara dengan para pegawai yang
terlibat langsung dalam penyelenggaraan Kajian dari Aspek Desentralisasi
pelayanan publik ini, dan juga dengan para Desentralisasi mengandung mak-na
pejabat/pimpinan unit Instansi Pemerintah adanya pelimpahan wewenang dari

219
WACANA Vol. 12 No. 3 Juli 2009 ISSN. 1411-0199

organisasi pusat kepada organisasi yang peraturan yang berorientasi pada ke-
ada di bawahnya, atau dapat pula kepada pentingan biro-krasi.
orga-nisasi lain yang tidak merupakan ba- Sedangkan hasil penelitian ini, mene-
wahannya dalam struktur organisasi mui bahwa kecilnya intensitas kewenangan
tersebut. Ini berarti adanya pelimpahan ke- yang dilimpahkan kepada Unit Pelayanan
wenangan untuk merumuskan suatu ke- Terpadu (UPT) Kota Denpasar,
bijakan, melaksanakan kebijakan tersebut mengakibatkan ter-batasnya kewenangan
dan mengatur terhadap berbagai hal dalam Pimpinan UPT dalam melaksanakan
rangka mencapai tujuan kebijakan tersebut. fungsinya, yang pada akhirnya
Dalam praktik penyelenggaraan peme- mengakibatkan ter-wujudnya kualitas
rintahan akan terlihat adanya intensitas pelayanan publik yang kurang baik.
pelimpahan ke-wenangan tersebut dapat Dengan demikian temuan penelitian ini
mulai dari yang sempit hingga mencapai dan juga dikuatkan oleh temuan penelitian
yang luas. Kemudian dalam konteks ma- Ardana, dapat dikatakan mendukung
najemen pelayanan publik desentralisasi pandangan teori desentralisasi. Dimana
diyakini akan dapat mewujudkan peme- makna yang dapat disimpulkan dalam teori
rintahan yang lebih responsive, lebih ini adalah bahwa intensitas pelimpahan ke-
akuntabel, lebih produktif, lebih efisien wenangan kepada suatu organisasi
dan lebih efektif, sehingga akhirnya akan penyelenggaraan pelayanan publik, akan
dapat me-wujudkan pelayanan publik yang menentukan kualitas pelayanan yang
lebih berkualitas. Intisari dari pandangan diberikannya.
teoritis tersebut di atas dikemukakan oleh
beberapa ahlinya antara lain: Chapman Kajian dan Aspek Kondisi Internal
(1973), Rondenelli (1981), Osborne (1992) Organisasi
dan Common (1993). Secara teoritis selain kondisi de-
Kemudian jika dikaitkan dengan hasil sentralisasi yang dapat menentukan
penelitian terdahulu sebagaimana dilaku- kualitas pelayanan, juga masih akan
kan oleh beberapa peneliti antara lain; ditentukan oleh kondisi yang ada pada
Makya (1997), Ardana (1999), Susanto internal organisasi itu. Kondisi-kondisi
(2000), Merta (2000) dan Soetrisno (2000). tersebut antara lain terdiri dari: ke-
Yang mencermati konteks desentralisasi pemimpinan, lingkungan kerja, kete-
adalah penelitian dari Ardana (1999). rampilan aparatur, uraian tugas, kesadaran
Mereka mencermati pelaksanaan desen- aparatur, teknologi yang dipakai,
tralisasi pada Kantor Akta Catatan Sipil di kelengkapan sarana, budaya patrimonial
Kabupaten Daerah Tingakat II Buleleng, dan jaminan kualitas.
yang kemudian dikaitkannya dengan
kualitas pelayanan yang dapat dihasil- a. Kepemimpinan
kannya. Dengan dekonsentrasi berarti Menurut Steer (1985) karakter ke-
disana tampak adanya pelimpahan wewe- bijakan dan praktek manajemen meru-
nang yang sangat kecil kepada lembaga pakan variabel yang mendukung kualitas
penyelenggara pelayanan publik. Dalam pelayanan. Pandangannya ini dapat di-
penelitian Ardana tersebut, ditemui pela- pahami bahwa pengoperasian suatu kebi-
yanan akta cenderung memperlihatkan ke- jakan bagaimanapun karakternya sangat
pentingan birokrasi bukan kepentingan ditentukan oleh kemampuan seorang
masyarakat. Di sisi lain juga dikatakan pemimpin untuk menjabarkan lebih lanjut
kekuasaan penataan personil, peralatan, kebijakan-kebijakan tersebut kedalam
prosedur dan pembiayaan untuk pelayanan praktek manajemen pada organisasi ter-
bermutu masih sangat ditentukan oleh sebut. Dalam konsep pemikirannya ini juga

220
WACANA Vol. 12 No. 3 Juli 2009 ISSN. 1411-0199

terkandung makna, bahwa untuk mencapai dikatakan tidak sama dengan fokus
sasaran suatu kebijakan, sangat dibutuhkan penelitian ini.
adanya kemampuan pemimpin dalam Sedangkan dari hasil penelitian ini,
menggerakkan bawahannya, agar mereka menunjukkan bahwa, kondisi lingkungan
bertindak pada arah yang ingin dicapai tempat kerjanya se-sungguhnya sudah
oleh kebijakan tersebut. Sehingga dalam cukup kondusif untuk menunjang
konteks penelitian ini, dapat dikatakan pelaksanaan akti-vitas kerja bagi para
untuk mencapai terwujudnya kualitas pegawainya. Namun karena pengawasan
pelayanan yang baik akan sangat kepada para pegawai sangat lemah sebagai
ditentukan oleh kondisi kepemimpinan akibat dari pada kondisi kepemimpinan
pada internal organisasi tersebut. yang lemah, maka para pegawai menjadi
Dikaitkan dengan hasil penelitian kurang disiplin dalam me-manfaatkan jam
terdahulu yang dilakukan oleh kelima kerja kantor untuk melaksanakan tugas-
peneliti tersebut diatas, mereka tidak tugasnya. Se-hingga kondisi lingkungan
mencermati kondisi kepemimpinan. kerja yang sudah kondusif tersebut
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa akhirnya tidak dapat mewujudkan kualitas
fokus kelima penelitian tersebut tidak sama pelayanan yang baik. Dengan demikian
dengan fokus penelitian ini. hasil penelitian ini dapat dikatakan tidak
Sedangkan dari hasil temuan pene- mendukung pandangan teori yang di-
litian ini, tampak bahwa terbatasnya kemukakan oleh Steer tersebut di atas.
intensitas kewenangan yang diterima oleh
Sekretaris Koordinator Unit Pelayanan c. Ketrampilan Aparatur
Terpadu Kota Denpasar dalam melak- Selanjutnya Steer (1985) juga me-
sanakan fungsi kepemimpinannya, akhir- nyebutkan karakteristik pekerja se-bagai
nya telah menghasilkan kualitas pelayanan variabel yang dapat mendukung terwujud-
yang kurang baik selama ini. Dengan nya kualitas pelayanan. Maksudnya disini
demikian hasil penelitian ini dapat di- ketrampilan yang dimiliki oleh para
katakan mendukung pandangan teori yang pelaksana organisasi, sesuai dengan job
dikemukakan oleh Steer tersebut di atas. tugas mereka akan dapat mewujudkan
efektivitas kerja, yang pada akhirnya akan
b. Lingkungan Kerja mewujudkan efektivitas organisasi dan
kemudian lebih lanjut Steer (1985) akhirnya juga akan dapat mewujudkan
juga menyatakan karakteristik ling-kungan kualitas pelayanan yang baik, bagi
kerja yang dapat menentukan kualitas organisasi yang menyelenggarakan pela-
pelayanan. Dalam hal ini dimaksudkan yanan publik.
adalah lingkungan kerja yang kondusif dan Demikian pula pandangan yang
suasana kerja yang nyaman cenderung serupa dikemukakan oleh Moenir (1998).
meningkatkan semangat kerja. Keadaan Menurutnya profesionalisme pegawai yang
yang de-mikian akan dapat mewujudkan sesuai dengan job tugas para pegawai akan
efektivitas organisasi dan pada akhirnya sangat membantu bagi terwujudnya
akan dapat mewujudkan kualitas pelayanan kualitas pelayanan yang baik.
yang baik pula. Kemudian jika dikaitkan dengan ha-
Dikaitkan dengan hasil penelitian sil-hasil penelitian terdahulu, yang
terdahulu oleh kelima peneliti ter-sebutkan dilakukan oleh kelima peneliti tersebut
di atas, mereka tidak mencermati kondisi diatas, hanya penelitian dari Merta (2000)
lingkungan kerja. Dengan demikian fokus yang mencermati profesi-onalisme
dari pada kelima penelitian tersebut dapat pegawai erat kaitannya dengan
terwujudnya kualitas pe-layanan yang baik

221
WACANA Vol. 12 No. 3 Juli 2009 ISSN. 1411-0199

tersebut. Hasil temuanya menunjukkan tidak diikuti dengan penjabaran uraian


bahwa pro-fesionalisme pegawai yang tugas yang jelas. Sehingga ketidak-jelasan
kurang baik, belum cukup memadai untuk uraian tugas tersebut pada akhirnya telah
mendukung kualitas pelayanan. meng-akibatkan adanya kualitas pelayanan
Sedangkan pada hasil penelitian ini, yang kurang baik. Dengan demikian
ditemui bahwa sebagian besar ketrampilan temuan penelitian ini mendukung pan-
pegawai Unit Pelayanan Terpadu Kota dangan teori yang dikemukakan oleh
Denpasar masih kurang baik. Kondisi yang Moenir.
demikian ini pada akhirnya telah e. Kesadaran Aparat
mewujudkan kualitas pelayanan yang Moenir (1998) juga mengatakan bah-
kurang baik selama ini. wa kesadaran para pejabat serta petugas
Dengan demikian temuan pene-litian yang berkecimpung dalam pelayanan na-
ini, yang juga dikuatkan oleh temuan mun akan mendukung terwujudnya
penelitian Merta tersebut di atas, men- kualitas pelayanan. Dalam penelitian ini
dukung pandangan teori yang dikemu- disebut dengan istilah kesadaran aparatur.
kakan oleh Steer maupun oleh Moenir, Pandangan Moenir tersebut mengandung
tentang profesionalisme/ ketrampilan pe- makna adanya sikap mental para pegawai
gawai akan dapat menentukan terwujudnya publik yang dengan sadar patuh terhadap
kualitas pelayanan. perundang-undangan yang mengatur ten-
tang kepegawaian. Sikap mental yang
d. Uraian Tugas patuh tersebut cenderung tidak akan me-
Lebih lanjut Moenir (1998), me- lalaikan tugas-tugas yang memang menjadi
nyatakan bahwa faktor aturan yang tanggung jawabnya. Kondisi yang demi-
menjadi landasan kerja organisasi dapat kian pada akhirnya akan dapat me-
mendukung terwujudnya kualitas pelayan- wujudkan kualitas pelayanan yang baik.
an. Pandangannya ini dapat diartikan Dikaitkan dengan hasil penelitian
mengacu pada uraian tugas. Dimana uraian terdahulu sebagaiman yang dilaku-kakan
tugas adalah merupakan wujud penjabaran oleh kelima penelitian tersebut, diantara
secara detail mengenai fungsi, tugas pokok mereka itu tidak ada yang mencermati
dan wewenang masing-masing orang yang kondisi kesadaran aparatur. Dengan
terlibat dalam organisasi tersebut. Keje- demikian dapat dikatakan bahwa penelitian
lasan uraian tugas tersebut akan ber- tersebut fokusnya berbeda dengan fokus
pengaruh pada kelancaran pekerjaan setiap penelitian ini.
orang, yang pada akhirnya juga akan turut Sedangkan dari hasil penelitian ini
menentukan terwujudnya kualitas suatu ditemui bahwa kondisi kesadaran aparatur
pelayanan. pada unit pelayanan Terpadu Kota
Kemudian jika dikaitkan dengan hasil Denpasar masih kurang baik. Kondisi yang
penelitian terdahulu sebagai mana dila- demikian ini telah meng-hasilkan kualitas
kukan oleh kelima peneliti tersebut di atas, pelayanan publik yang kurang baik.
diantara mereka tersebut tidak mencermati Dengan demikian temuan penelitian ini
tentang kondisi uraian tugas. Dengan mendukung pandangan teori yang di-
demikian fokus kelima penelitian tersebut, kemukakan oleh Moenir.
dapat dikatakan tidak sama dengan fokus
penelitian ini. f. Teknologi yang Dipakai
Selanjutnya hasil penelitian ini me- Lebih lanjut Moenir (1998), juga
nemui bahwa SK Nomor 524 Tahun 1998, menyebutkan faktor teknologi yang di-
sebagai landasan hukum Pembentukan pakai akan dapat mendukung ter-wujudnya
Unit Pelayanan Terpadu Kota Denpasar, kualitas pelayanan. Tentu-nya dalam hal ini

222
WACANA Vol. 12 No. 3 Juli 2009 ISSN. 1411-0199

teknologi tersebut juga harus disesuaikan dapat dikatakan men-dukung pandangan


dengan ke-mampuan sumber daya manusia teori yang dikemukakan oleh Moenir.
yang akan mengoperasikan teknologi ter-
sebut. h. Budaya Patimonial
Dikaitkan dengan hasil penelitian Effendi (1995) menyatakan bu-daya
terdahulu sebagaimana yang dilakukan patimonial merupakan faktor penghambat
oleh kelima peneliti tersebut diatas, bagi terwujudnya kualitas pelayanan
diantara mereka tersebut tidak ada yang publik. Budaya patimonial yang
mencermati faktor teknologi yang dipakai. dimaksudkan disini adalah budaya yang
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tumbuh di kalangan para birokrasi peme-
penelitian tersebut tidak sama fokusnya rintahan.
dengan penelitian ini. Dikaitkan dengan hasil penelitian
Sedangkan hasil penelitian ini, terdahulu sebagaimana yang dilaku-kan
menemukan bahwa penggunaan teknologi oleh kelima peneliti tersebut, tidak ada
komputer yang dipakai oleh lini belakang, yang mencermati kondisi budaya patri-
belum mampu di-manfaatkan secara monial. Dengan demikian pene-litian ter-
maksimal. Kondisi yang demikian disebab- sebut fokusnya dapat di-katakan berbeda
kan karena sebagian besar para pegawai di dengan penelitian ini.
lini belakang belum mampu menggunakan Sedangkan pada penelitian ini dite-
peralatan tersebut. Sehingga keadaan yang mukan bahwa budaya patrimonial yang
demikian ini telah menghasilkan kualitas tumbuh dikalangan aparat birokrasi
pelayanan yang kurang baik. Dengan penyelenggara pelayanan publik Unit
demikian temuan penelitian ini dapat Pelayanan Terpadu Kota Denpasar, disertai
dikatakan mendukung pan-dangan teori oleh kondisi ke-sadaran aparatur yang
yang dikemukakan oleh Moenir. kurang baik, akhirnya telah dapat
menghasilkan kualitas pelayanan publik
g. Kelengkapan Sarana yang kurang baik. Dengan demikian
Kemudian Moenir (1998), juga me- temuan pene-litian ini dapat dikatakan
ngatakan bahwa kelengkapan sarana mendukung pandangan teori yang
pelayanan akan dapat men-dukung dikemukakan oleh Effendi.
terwujudnya kualitas. Dikaitkan dengan
hasil penelitian terdahulu sebagaimana i. Jaminan Kualitas
yang dilakukan oleh kelima peneliti Potter (1989) dalam teori konsu-
tersebut diatas, diantara mereka tersebut merisme mengemukakan pandangan-nya
tidak mencermati kondisi kelengkapan tentang hubungan antara pro-dusen dan
sarana pelaanan. Dengan demikian dapat konsumen dalam konteks kualitas. Inti
dikatakan bahwa penelitian tersebut fokus- teorinya mengatakan tidak terjadi ke-
nya tidak sama dengan penelitian ini. seimbangan kekuatan antara produsen dan
Sedangkan hasil dari pada pene-litian konsumen. Sehingga posisi konsumen akan
ini ditemui bahwa kelengkapan sarana selalu dirugikan dalam konteks kualitas
pada Unit Pelayanan Terpadu Kota suatu produk. Sehingga untuk mewujudkan
Denpasar masih belum cukup. Kondisi kualitas tersebut perlu diberikan kekuatan
yang demikian itu masih belum dapat tawar kepada konsumen terhadap pro-
mendukung kelancaran mobilitas pela- dusen. Caranya dengan memberikan kemu-
yanan. Sehingga pada akhirnya meng- dahan "access" menyediakan "information"
hasilkan kualitas pelayanan yang kurang yang luas, menyediakan "choice", me-
baik. Dengan demikian hasil penelitian ini nyediakan "reddres" dan menyediakan
"representation" bagi masyarakat luas

223
WACANA Vol. 12 No. 3 Juli 2009 ISSN. 1411-0199

(konsumen). Ketersediaan terhadap kelima dapat menentukan kualitas pelayanan


hal ini adalah merupakan bentuk adanya publik yang diberikannya.
"jaminan kualitas" bagi terwujudnya Apabila dikaitkan dengan hasil pene-
kualitas pelayanan publik. litian terdahulu sebagaimana dilakukan
Dikaitkan dengan hasil penelitian oleh kelima peneliti tersebut di atas, tidak
terdahulu oleh kelima peneliti tersebut ada kondisi tekanan pelanggan sebagai
diatas, tidak satupun diantara mereka yang faktor eksternal organisasi yang dapat
mencermati jaminan kualitas. Sehingga menentukan terwujudnya suatu kualitas
dengan demikian dapat dikatakan fokus pelayanan yang dihasilkan oleh penye-
penelitian tersebut tidak sama dengan lenggara pelayanan publik. Dengan
penelitian ini. demikian dapat dikatakan fokus penelitian
Temuan pada penelitian ini me- tersebut berbeda dengan penelitian ini.
nunjukkan bahwa unit Pelayanan Terpadu Sedangkan pada penelitian ini dite-
Kota Denpasar masih kurang memberikan mukan bahwa kondisi tekanan pelanggan
jaminan kualitas. Kondisi yang demikian terhadap penyelenggara pelayanan publik
ini telah menghasilkan adanya kualitas masih lemah, baik yang dilakukan secara
pelayanan publik yang kurang baik. perorangan maupun secara terorganisir.
Dengan demikian temuan penelitian ini Lemahnya kondisi tekanan pelanggan ini
mendukung pandangan teori yang akhirnya telah menghasilkan kualitas
dikemukakan oleh Potter. pelayanan publik pada Unit Pelayanan
Terpadu Kota Denpasar yang masih kurang
1. Kajian dari Aspek Kondisi baik. Dengan demikian temuan pene-litian
Ekternal Organisasi ini dapat dikatakan mendukung pandangan
teori yang dikemukakan oleh Chapman dan
a. Tekanan Pelanggan Steer tersebut di atas.
Chapman (1973), menyatakan masya-
rakat modern dimasa depan menaruh b. Tekanan Teknologi
perhatian yang semakin besar terhadap Chapman (1973), juga menya-takan
peningkatan kualitas pelayanan publik. adanya pengaruh yang kuat perubahan
Masyarakat akan secara kontinyu me- teknologi terhadap orga-nisasi. Teknologi
nentang kebijakan-kebijakan pemerintah yang terus mengalami perkembangan akan
yang menghasilkan ketidakadilan, menen- mem-perkuat kecenderungan untuk
tang terhadap penempatan fasilitas publik mengu-rangi hirarhi organisasi, yang
yang tidak sesuai dan sebagainya. kemu-dian akan membuat organisasi
Demikian pula pandangan yang serupa menjadi lebih fleksibel dan sistemnya lebih
dikemukakan oleh Steer (1985), yang terbuka. Organisasi yang demikian akan
menyatakan karakteristik lingkungan menghasilkan inovasi dan ke-terbukaan.
meliputi kondisi lingkungan, eksternal Jadi inti dari pada pan-dangan Chapman
organisasi. Tekanan-tekanan tersebut lebih ini, bahwa per-ubahan teknologi di
lanjut akan dapat meluas dalam bentuk lingkungan eksternal organisasi akan dapat
tekanan kelompok, seperti berbentuk memberi tekanan kepada lingkungan
organisasi masya-rakat maupun berbentuk internal organisasi khususnya pada
organisasi politik. Inti dari pada kedua perubahan sistem kerja mereka, sistem
pandangan ilmuwan ini dapat ditarik kerja tersebut pada akhirnya akan dapat
maknanya, bahwa kuat lemahnya tekanan menentukan kualitas.
ma-syarakat (pelanggan) kepada lembaga Dikaitkan dengan hasil penelitian
penyelenggara pelayanan publik akan terdahulu sebagaimana yang dilakukan
oleh kelima peneliti tersebut diatas, tidak

224
WACANA Vol. 12 No. 3 Juli 2009 ISSN. 1411-0199

ada diantara mereka yang mencermati yanan tersebut dapat memenuhi kreteria
kondisi tekanan teknologi yang terhadap antara lain; kesederhanaan, kejelasan dan
lingkungan internal organisasi dalam kepastian, keamanan, keterbukaan, efisien,
konteksnya terhadap penentuan kualitas ekonomis, keadilan dan pemerataan, serta
pelayanan. Dengan demikian penelitian ketepatan waktu.
tersebut dapat dikatakan fokusnya berbeda Jika dikaitkan dengan hasil pene-litian
dengan penelitian ini. terdahulu sebagaimana yang dilakukan
Sedangkan temuan daripada pene- oleh kelima peneliti tersebut di atas,
litian ini, perkembangan teknologi mereka yang secara langsung melakukan
multimedia di lingkungan eksternal Unit penilaian kualitas atas output dari suatu
Pelayanan Terpadu (UPT) Kota Denpasar, pelayanan penye-lenggaraan pelayanan
telah mendorong mana-jemen organisasi publik adalah dilakukan oleh Susanto
UPT untuk me-lakukan perubahan (2000), Merta (2000) dan Sutrisno (2000).
teknologi yang mereka sedang pergunakan Namun ketiga peneliti ini tidak meng-
saat ini. Disisi lain penggunaan teknologi gunakan ukuran kreteria yang utuh
yang sedang dipakai saat ini, masih belum sebagaimana dirumuskan oleh Islamy
mampu dimanfaatkan secara maksi-mal, maupun oleh Kristiadi seperti tersebut di
untuk menunjang pelaksanaan pelayanan depan. Sehingga jika dibandingkan dengan
publik oleh sumber daya manusia yang peneliti ini, penelitian tersebut hanya
tersedia. Sehingga kesimpulan yang dapat mendekati kemiripan saja. Fokus penelitian
ditarik dari temuan ini, bahwa penggunaan tersebut dapat dikatakan berbeda dengan
teknologi multi media mungkin ada penelitian ini.
benarnya akan dapat memperbaiki kualitas Selanjutnya temuan daripada pe-
pelayanan publik yang akan diberikan oleh nelitian ini terhadap penilaian kualitas
Unit Pelayanan Terpadu Kota Denpasar, pelayanan publik yang diseleng-garakan
akan tetapi masih belum dibuktikan pada oleh Unit Pelayanan Terpadu Kota
saat ini, karena teknologi tersebut belum Denpasar, berdasarkan atas delapan ukuran
diterapkan. Dengan demikian dapat dika- kreteria standar tersebut di atas, dari
takan temuan penelitian ini mendukung delapan jenis pelayanan yang diseleng-
pandangan teori yang dikemukakan oleh garakan melalui lembaga ini, hanya satu
Chapman. pelayanan yaitu pelayanan Akta-Akta
Catatan Sipil yang telah dapat memenuhi
Kajian dari Aspek Kualitas kedelapan kreteria tersebut. Dan satu jenis
Pelayanan yang Dihasilkan pelayanan yang lainnya yaitu pelayanan
Ijin Reklame telah dapat memenuhi tujuh
Secara konsep teori terdapat banyak kreteria dari delapan kreteria tersebut.
pandangan tentang kreteria yang harus Sehingga dengan demikian baru dua jenis
dipenuhi untuk memberikan penilaian pelayanan ini, yang telah dapat dikatakan
output dari pada suatu pelayanan publik mempunyai kategori pelayanan dengan
agar dapat dikatakan mempunyai predikat predikat baik yang berlangsung di Unit
yang berkualitas baik. Dari banyak pan- Pelayanan Terpadu Kota Denpasar ini.
dangan tersebut, penelitian ini meng- Sedangkan enam jenis pelayanan yang
gunakan pendekatan pandang pe-nilaian lainnya lagi yaitu pelayanan-pelayanan:
kualitas yang dikemukakan oleh Islamy Ijin Mendirikan bangunan (IMB), Surat
(1999) dan Kristiadi (1998). Kedua Ijin Tempat Usaha dan Undang-Undang
ilmuwan ini memberikan kreteria bahwa ganguan (SITU/HO), Persetujuan Prinsip
suatu pelayanan publik dapat dikategorikan Membangun, Kartu Keluarga dan Kartu
mempunyai kualitas yang baik, jika pela- Tanda Penduduk (KK dan KTP), Ijin

225
WACANA Vol. 12 No. 3 Juli 2009 ISSN. 1411-0199

Prinsip Usaha Rekreasi dan Hiburan dengan pengawasan yang lemah sebagai
Umum, serta Ijin Usaha Rekreasi dan akibat daripada lemahnya kepemimpinan,
Hiburan Umum, masih belum dapat keterampilan para pegawai yang kurang
memenuhi sebagian besar dari kreteria baik, belum optimalnya penggunaan
standar yang ditetapkan tersebut. Sehingga teknologi yang dimiliki, kurangnya
dengan demikian semua pelayanan ini, prasarana pelayanan, adanya budaya
masih belum dapat dikatakan mem-punyai patrimonial yang disertai oleh kurangnya
predikat pelayanan dengan kualitas yang ke-sadaran aparatur dan kurangnya
baik. pemberian jaminan kualitas pada UPT
Jadi dari keseluruhan hasil peni-laian Kota Denpasar, telah menghasilkan
terhadap kualitas pelayanan publik yang kualitas pelayanan yang kurang baik
berlangsung melalui Unit Pelayanan selama ini.
Terpadu Kota Denpasar ini, dapat
dikatakan sebagian besar masih belum c. Kondisi Eksternal Organisasi
baik. Dengan demikian temuan penelitian Dalam Menentukan Kualitas
ini, dapat dikatakan mendukung pandangan Pelayanan Publik di UPT Kota
teori yang dikemukakan oleh Islamy dan Denpasar.
Kristiadi. Dilihat dari kondisi tekanan pe-
langgan, lemahnya tekanan pelanggan
dalam hal ini masyarakat kota Denpasar
KESIMPULAN DAN SARAN maupun Lembaga DPRD Kota Denpasar
terhadap penyelenggaraan pelayanan
Kesimpulan. publik yang dilakukan oleh UPT Kota
Denpasar, telah mengakibatkan kurang
a. Kondisi Desentralisasi baiknya kualitas pelayanan yang diberikan
Pemerintahan Dalam Menentukan selama ini.
Kualitas Pelayanan Publik Di UPT Dilihat dari tekanan teknologi, per-
Kota Denpasar. kembangan teknologi di lingkungan
eksternal organisasi UPT Kota Denpasar,
Ketidakjelasan eselonisasi kelem- telah memberikan tekanan yang kuat
bagaan Unit Pelayanan Terpadu (UPT) kepada lingkungan internal organisasi UPT
Kota Denpasar dalam sistem tata orga- untuk melakukan perubahan dalam ma-
nisasi kepemerintahan di daerah, meng- najemen pelayanan publik dimasa depan,
akibatkan kecilnya intensitas kewenangan namun belum dapat dibuktikan akan dapat
yang dilimpahkan ke Lembaga UPT ini, memperbaiki kualitas pelayanan yang telah
kemudian selanjutnya mengakibatkan diberikan selama ini, karena teknologi
terbatas-nya kewenangan pimpinan UPT tersebut belum diterapkan.
dalam melaksanakan fungsinya, yang
akhir-nya mengakibatkan terwujudnya d.Kualitas Pelayanan Publik di
kua-litas pelayanan yang kurang baik UPT Kota Denpasar.
selama ini. Dari 8 urusan yang pelayanannya
berlangsung melalui UPT Kota Den-pasar,
b.Kondisi Internal Organisasi sebagian besar dapat dikatakan masih
Dalam Menentukan Kualitas belum mencerminkan kualitas pelayanan
Pelayanan Publik Di UPT Kota yang baik. Urusan-urusan yang telah dapat
Denpasar. dikatakan memberikan kualitas pelayanan
Terbatasnya intensitas kewenang-an yang baik, antara lain baru hanya pada
pimpinan, lingkungan kerja yang kondusif

226
WACANA Vol. 12 No. 3 Juli 2009 ISSN. 1411-0199

pelayanan Akta-Akta Catatan Sipil dan ada di tangan Pemerintah Daerah, dalam
pelayanan Ijin Reklame. hal ini Walikota Denpasar bersama-sama
dengan DPRD Kota Denpasar. Dengan
e. Faktor-faktor Utama Yang mempertimbangkan tingkat eselonering
Menghambat Terwujudnya Ku- yang tertinggi instansi yang diberikan
alitas Pelayanan di UPT Kota kewenangan melayani publik saat ini
Denpasar. adalah II b, maka kedudukan eselonering
Dari keseluruhan hasil penelitian ini UPT ini juga sekurang-kurangnya juga
dapat disimpulkan terdapat se-jumlah fak- harus didudukkan setara dengan
tor yang menjadi peng-hambat utama bagi eselonering II b. Kelembagaannya
terwujudnya kualitas pelayanan publik. sebaiknya berbentuk “Badan/Kantor”.
Faktor-faktor tersebut terdiri dari; Sebagai lembaga teknis daerah, dia akan
ketidakjelasan eselenoring kelembagaan dapat ditempatkan langsung berada di
UPT, adanya ketidakjelasan uraian tugas, bawah Walikota dan bertanggung jawab
kurangnya profesionalisme pegawai, dan kepada Walikota. Dilihat dari eselo-
kurangnya prasarana untuk dapat me- neringnya Lembaga Teknis Daerah tersebut
mobilisasi aktivitas pelayanan. Kondisi termasuk kedalam eselon II b.
yang demikian ini pada akhirnya tidak
dapat memberikan pelayanan kepada b.Melengkapi Uraian Tugas Pada
masyarakat yang bersifat “one stop Kelembagaan UPT Kota
service”. Denpasar.
Keputusan Walikotamadya Nomor
f. Faktor-faktor Yang Men-dukung 524 Tahun 1998, sebagai dasar hukum
Dalam Menentukan Kualitas pembentukan UPT Kota Denpasar, selama
Pelayanan di UPT Kota ini masih belum dilengkapi dengan uraian
Denpasar. tugas. Jika uraian tugas tersebut telah dapat
Dari keseluruhan hasil penelitian ini dirumuskan, maka batas-batas kewenangan
dapat disimpulkan ada dua faktor yang dan tanggung jawab masing-masing orang
akan dapat mendukung bagi terwujudnya yang terlibat dalam kegiatan di Lembaga
kualitas pelayanan publik dimasa depan. UPT ini akan menjadi jelas. Dengan
Faktor tersebut antara lain adanya demikian pada akhirnya akan dapat men-
komitmen dukungan Pucuk Pimpinan dukung terwujudnya kualitas pelayanan
Pemerintah Kota Denpasar yang kuat yang lebih baik.
untuk melanjutkan kebijakan pemberian
pelayanan prima melalui UPT Kota c. Meningkatkan Profesio-nalisme
Denpasar dan telah tersedianya Gedung Para Pegawai Pada UPT Kota
Kantor yang sangat representative untuk Denpasar.
mem-berikan pelayanan kepada masya- Sebagaimana juga telah di-sebutkan di
rakat. depan, bahwa sebagian terbesar para
pegawai yang di tempatkan di UPT Kota
Saran-Saran Denpasar selama ini masih berstatus
honorer (THL) dan belum pernah menda-
a.Memastikan Eselonering Ke- patkan pendidikan struktural/ fungsional.
lembagaan UPT Kota Den-pasar. Demikian pula bagi mereka yang telah
Karena eselonering UPT selama ini pernah mengikuti pendidikan struktural /
belum jelas, maka hal ini perlu dipastikan fungsional, ternyata penempatan mereka
di masa depan. Kewenangan untuk mem- sebagian terbesar masih belum sesuai
bentuk kelembagaan perangkat di daerah dengan bidang tugas yang diembannya

227
WACANA Vol. 12 No. 3 Juli 2009 ISSN. 1411-0199

pada saat ini. Dengan demikian dimasa ke memberikan jaminan kualitas dengan cara;
depan ini perlu dipertimbangkan pening- mewujudkan keterbukaan informasi,
katan profesionalisme para pegawai, membuka kesempatan untuk memilih
sekurang-kurangnya memberikan pen- pelayanan yang disediakan dan membuka
didikan / pelatihan yang dapat mendukung kesempatan bagi masya-rakat untuk
bidang tugasnya. menerima ganti rugi atas kesalahan yang
dibuat oleh provider. Jika ketiga hal ini
c. Melengkapi Tenaga Personalia dapat disediakan, maka akan muncul rasa
Pada UPT Kota Denpasar. tanggung jawab yang lebih besar bagi para
UPT Kota Denpasar sebagai ke- pegawai yang terlibat di dalamnya.
lembagaan yang bertugas untuk mengko- Sehingga pada akhirnya akan dapat
ordinasikan pelayanan publik, masih belum mewujudkan peningkatan kualitas pela-
dilengkapi dengan tenaga personalia lini yanan di masa depan.
belakang. Tidak tersedianya personalia lini
belakang ini telah mengakibatkan berbagai
kendala. Untuk itulah maka dimasa ke DAFTAR PUSTAKA.
depan UPT Kota Denpasar, masih perlu
dilengkapi dengan penambahan tenaga Abdul Wahab, Solichin. l998. Re-formasi
personalia yang akan di-tempatkan pada Pelayanan Publik Me-nuju Sistem
lini belakang UPT ini. Pelayanan Yang Responsive dan
Berkualitas. Program Pasca-sarjasna
e. Melengkapi Prasarana Pada UPT Univer-sitas Brawijaya, Malang.
Kota Denpasar. _______. l999. Reformasi Pelayanan
Jumlah prasarana yang dimiliki oleh Publik Kajian Dari Perspektif Teori
UPT Kota Denpasar, masih belum dapat Governance. Pidato Pe-ngukuhan
menciptakan mobilitas dalam hal proses Guru Besar dalam Ilmu Kebijakan,
penyelesaian permohonan masyarakat. Hal Fakultas Ilmu Administrasi, Uni-
ini terkait dengan jarak antara tempat versitas Brawijaya, Malang.
kedudukan UPT Kota Denpasar dengan Ardana, Dewa Made Joni. 1999. Pelak-
tempat ke-dudukan Unit Organisasi Induk sanaan Dekonsentrasi Dalam Upaya
yang mempunyai kewenangan memproses Peningkatan Pelayanan Publik
permohonan tersebut letaknya terpisah dan (Studi Tentang Upaya Peningkatan
berjauhan. Untuk itulah maka sebelum Pelayanan Akta-akta Pada Kantor
penggunaan “teknologi multi media” Catatan Sipil Kabupaten Buleleng–
diterapkan di UPT Kota Denpasar, dengan Bali), Program Pascasarjana Uni-
masih menggu-nakan sistem pelayanan versitas Brawijaya, Malang.
seperti saat ini, sebaiknya disiapkan Barzelay, Michael. 1992. Breaking
“transportasi khusus”. Through Bureaucracy. A New
Vision For Managing in Govern-
f. Perlu Mempertimbangkan Ja- ment, by The Regents of the
minan Kualitas Pada UPT Kota University of California.
Denpasar Budiman, Arif. 1977. Teori Negara
Pelayanan publik yang ber-langsung (Negara, Kekuasaan dan Ideologi)..
melalui UPT saat ini masih belum baik. Penerbit PT Gramedia Pustaka
Agar penyelenggaraan pelayanan publik Utama, Jakarta.
dimasa depan dapat lebih ditingkatkan Callum, Bruce MC. l984. The Public
kualitasnya, maka UPT Kota Denpasar Service Manager, An Intro-duction
masih perlu mempertimbangkan untuk to Personal Mana-gement in The

228
WACANA Vol. 12 No. 3 Juli 2009 ISSN. 1411-0199

Australian Public Serve. Longman Faisal, Sanafiah. 1990. Penelitian


Cheshire Pty Limited, 346 St. Kilda Kualitatif Dasar-Dasar dan Apli-
Road, Malbourne Australia. kasinya. Penerbit Yayasan Asah
Cammon, Richard, Norman Flyun and Asih Asuh, Malang.
Elizabeth Mellon. l993. Ma-naging Federickson, H. George. 1988.
Public Service Copetition and Administrasi Negara Baru.
Decentralization. Butter worth- Terjemahan Al Ghozei Usman,
Heinemann Ltd, Linarce House, Penerbit LP3ES, Jakarta
Jordan Hill, Oxford OX 2 8 DP Hardjosoekarto, Sudarsono. l994. Bebe-
Chapman, Richard L. and Frederic N rapa Perspektif Pelayanan Prima.
Cleaveland. 1973. The Changing Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu
Character of The Public Service and Administrasi dan Orga-nisasi,
The Administrator of The l980’s, Nomer 3/Volume II/September
July/August l973. Academy of l994, Universitas Indonesia.
Public Adminitration, Delphi, Islamy, M. Irfan. 1989. Prinsip-Prinsip
Washington. Perumusan Kebijakan Negara.
Djumara, Noorsyamsa. l994. Format Cetakan Keempat, Peberbit Bina
Baru Menuju Pelayanan Umum. Aksara, Jakarta.
Kumpulan Makalah Disajikan ________. 1998. Agenda Kebijakan
Dan Ditulis Dalam HUT Reformasi Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara, 4 Pidato Pengukuhan Jabatan Guru
Mei l994, Bandung. Besar dalam Ilmu Kebi-jakan
Dwiyanto, Agus. l993. Kualitas Pela- Publik, Fakultas Ilmu Administrasi,
yanan KB dan Kesehatan di Uni-versitas Brawijaya, Malang.
Propinsi Bali dan Nusa Teng-gara ________. 1999. Reformasi Pelayanan
Timur, PPK UGM, Yogjakarta. Publik. Makalah Yang Di-
________. 1995. Penilaian Kerja Orga- sampaikan Pada Pelatihan Strategi
isasi Pelayanan Publik. Makalah Pembangunan Sumber Manusia
Disampaikan Dalam Seminar Aparatur Pemerintah Daerah Dalam
Kinerja Organisasi Pelayanan Era Globalisasi, di Kabupaten
Publik, Jurusan Ilmu Admi-nistrasi Daerah Tingkat II Trenggalek.
Negara , Fisipol, UGM,Yogyakarta. Islami, M. Irfan, Suryono, Agus, Nimran,
________. l998. Birokrasi dan Peru- Umar dan Kertahadi. 2001.
bahan. Sebuah Percikan Awal, Metodologi Penelitian Admi-
Majalah Manajemen Pemba- nistrasi. Penerbit UM Press
ngunan, Mp. 24/VII/Agustus 1998. bekerjasama dengan FIA Unibraw,
Efendi, Sofian. l993. Strategi Administrasi Malang.
dan Pemerataan Akses Pada Keban Yaremias T. l995. Indikator Ki-
Pelayanan Publik di Indonesia. nerja Pemda, Pendekatan Manaje-
Laporan Hasil Pe-nelitian, Fisipol men dan Kebijakan. Makalah
UGM, Yogyakarta. Dalam Seminar Kinerja Organisasi
_______. l995. Kebijakan Pembinaan Publik, 20 Mei l995, Fisipol UGM,
Organisasi Publik Pada PJP II. Yogyakarta.
Percikan Pemikiran Awal, Makalah Kristiadi, J.B. l994. Revitalisasi Birokrasi
Disampaikan Dalam Pelatihan dalam Meningkatkan Pelayanan
Analisis Kebijakan Sosial Angkatan Prima. Bisnis & Birokrasi, Jurnal
III, Yogyakarta. Ilmu Administrasi dan Organisasi,

229
WACANA Vol. 12 No. 3 Juli 2009 ISSN. 1411-0199

Nomer 3/Volume II/September Entrepreneurial Spirit is Trans-


1994, Universitas Indonesia. forming The Publik Sector. Rending
________. l997. Dimensi Praktis Mass: Addison - Wesley.
Manajemen Pembangunan di Saragih, Ferdinand D. l994. Strategi
Indonesia. STIA – LAN, Jakarta. Bisnis dalam Mewujudkan Pela-
________. l998. Strategi Pemba-ngunan yanan Prima. Bisnis & Birokrasi,
Administrasi Dalam Memperkuat Jurnal Ilmu Administrasi dan
Pembangunan Nasional. Majalah Organisasi, Nomer 3/Volume
Manajemen Pembangunan, No. II/September l994, Universitas
23/VI/l998. Indonesia.
Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Soetrisno. 2000. Dimensi-dimensi Kuali-
Tingkat II Denpasar, Nomor 524 tas Pelayanan Publik Yang Mem-
Tahun 1998. tentang Pembentukan pengaruhi Kepuasan Masyarakat
Sekretariat Ber-sama Pelayanan (Suatu Studi Pada Unit Pelayanan
Terpadu Pe-merintah Kotamadya Masyarakat Terpadu Kota Malang),
Daerah Tingkat II Denpasar. Tesis Program Pascasarjana Uni-
Lovelock, Cristopler. l988. Managing versitas Brawijaya, Malang.
Service: Marketing, Operation and Susanto, Agus. 2000. Evaluasi Dampak
Human Resources. Prentice Hall Implementasi Kebi-jakan Pelayanan
Inc., London. Publik (Kajian Tentang Kebijakan
Makhya, Syarief. 1997. Aksessibilitas Perijinan Model Satuan Admi-
Masyarakat Dalam Memperoleh Pe- nistrasi Satu Atap di Kabupaten
layanan Kesehatan (Studi Evaluasi Nganjuk), Tesis Program Pasca-
Tentang Dampak Ke-bijakan sarjana Universitas Brawijaya,
Kesehatan Terhadap Masyarakat Malang.
Dalam Memperoleh Pelayanan Steer, Richard, M. l985. Efekti-vitas
Kesehatan. Kasus di Rumah Sakit Organisasi. Cetakan II, Pe-
Umum Peme-rintah, Rumah Sakit nerbit Erlangga, Jakarta.
Swasta dan Puskesmas). Tesis Thoha, Miftah. 1992. Beberapa Aspek
Program Pascasarjana Universitas Kebijakan Birokrasi. Edisi Per-
Bra-wijaya, Malang. tama, Cetakan Kedua, Penerbit
Merta, I Nengah. 2000. Studi Tentang Media Widya Mandala, Yogya-
Kualitas Pelayanan Umum (Ku- karta.
alitas Pelayanan Akta Kelahiran Wibawa S., Purwokusumo dan Yuyun,
Pada Dinas Kependudukan Dan l998. Peningkatan Kualitas Pela-
Catatan Sipil Kabupaten Badung). yanan Administrasi. Majalah Mana-
Program Pascasarjana Universitas jemen Pembangunan , No. 2 Edisi
Gajah Mada Yogyakarta. November l998.
Miles, M. B. dan Huberman, M. A. 1992. Zauhar, Soesilo. l994. Kualitas Pela-
Analisis Data Kualitatif. Ter- yanan Publik Suatu Paparan
jemahan Tjetjep Rohandi Rohidi, Teoritik”, Majalah Administrator,
UI – Press, Jakarta. Edisi 2 XX 1994.
Moenir, H. A.S. l998. Manajemen Pe- _______. l996. Administrasi Publik.
layanan Umum di Indonesia. Ce- Cetakan Pertama, Penerbit IKIP
takan III. Penerbit Bumi Aksara, Malang.
Jakarta. _______. l996. Reformasi Administrasi
Osborne, D and T. Gaebler. l992. Re- Konsep, Dimensi dan Strategi.
inventing Government: How The

230
WACANA Vol. 12 No. 3 Juli 2009 ISSN. 1411-0199

Cetakan Pertama, Penerbit Bumi


Aksara, Jakarta.

231

Anda mungkin juga menyukai