Anda di halaman 1dari 4

Prinsip:

Modul untuk ASN pengawas

Modul untuk konstruksi TPA dan IPLT

Pemahaman konstruksi untuk pembangunan TPA dan IPLT

Manajemen Konstruksi

- Buat dulu secara global manajemen sebuah aktifitas, kemudian dibagi menjadi beberapa
manajemen-manajemen tersebut
- Konsultan pengawas jarang yang mau mengerjakan pekerjaan TPA atau landfill karena
nilainya yang kecil dibandingkan konstruksi lainnya
- AMDAL TPA  seringkali tidak dibahas detail saat konstruksi
- Tanah dalam pelaksanaan konstruksi TPA  seringkali dibuang, namun sebetulnya perlu
(tidak ada tempat untuk menyimpan tanah)
- Sebetulnya bagus dalam pengelolaan tanah di TPA  disimpan dulu di tempat lain,
kemudian pasca konstruksi diambil lagi
- Gravel
- Penanggulan (pemadatan tanggul)  tergantung dari perencanaan dalam metode tanggul.
Harus tahu dulu jenis tanah nya apa
- Spesifikasi pipa  perlu dicek dalam pengadaan material, dibuat sendiri, untuk perforasi
harus pabrikasi atau buat sendiri ?? muatan gambar dari pipa nya tersebut apakah dari
konsultan perencana ataupun kontraktornya yang buat lubang tsb.
- Metode pembuatan lubang dalam pipa tersebut ada didalam spektek (dibuat manual....!)
- Melihat bagaimana progress kerja
- Harus ada izin dari project manager untuk meminta Kurva-S
- Harus ada laporan progress terakhir  progress
- O/E (Tim Teknis)  anggaran kecil,
- PCM  MC0 (kaitannya apa dalam pelaksanaan konstruksi)
- MC0 yang menentukan keberhasilan dalam pembangunan, misal topografi yang beda,
masalah dalam cut and fill
- Penyepakatan perbedaan lapangan tersebut harus disepakati di awal!!
- Kajian DED diambil langsung oleh kontraktor
- Perubahan kontur dari TPA eksisting, daripada menggali
- MC0  harus dilakukan pengukuran ulang
- Volume tidak sesuai dengan pelaksanaan konstruksi,
- Melakukan peninjauan ulang saat PCM, MC0 harus dibahas, MC0 harus dimana?
- Dilakukan pada saat pra konstruksi
- Pekerjaan TPA  Cut and fill serta pekerjaan beton
- Fill tanggul  pemadatan tidak dilakukan dengan metode nya (tidak dilakukan dalam
metode konstruksi) harusnya disepakati dalam PCM
- Bobot terbesar dalam lelang, adalah metode kerja, sehingga harus punya pola kerja yang
jelas, tidak pernah membahas terkait PCM yang detail
- Kontraktor menang karena metode kerja yang baik  kesepakatan konsultan pengawas
harus mengerti
- Pengawas harus nembak pelaksanaan metode kerja dll nya, sehingga penekanan di dalam
PCM kepada kontraktor
- Kontraktor tidak profesional  tidak punya alat, tidak punya link
- Kerusakan alat saat pelaksanaan, sehingga menyebabkan keterlambatan waktu
- Pemilihan kontraktor ini di Bina Marga memang yang bagus, tapi di Cipta Karya
kontraktornya tidak punya apa-apa sehingga banyak dikerjakan oleh orang lain. Sehingga
saat pelaksanaan selalu bermasalah
- Mengupas untuk pelaksanaan konstruksi dikuatkan dalam PCM  yang krusial terjadi di
konstruksi TPA dan IPLT
- Apa yang terjadi di lapangan, dikupas dalam pengalaman-pengalaman yang terjadi 
dimasukkan dalam modul
- Kebanyakan ga paham untuk jadwal pekerjaan (time schedule)
- Kontraktor yang berbeda, jadi menekan pada konsultan pengawas
- Menerapkan komunikasi project sangat penting, karena simpul komunikasi tidak mempunyai
kapasitas
- Ilmu terapan  sesuai dengan yang ada di lapangan
- Terjadi masalah  bagaimana solusinya?  dimasukkan dalam MK
- Contoh, saat terjadi hujan dalam pekerjaan landfll  Ada hal yang dikerjakan dalam
sequence, koordinasi meeting  melakukan pekerjaan lainnya, tidak menunggu pekerjaan
kritis selesai
- Gak ada flowchat untuk tenaga kerja (SDM)  pembagian
- Masukan time schedule  pekerjan
- PPK  menegur untuk percepatan (tidak masalah),
- Pengawas  harus membuat komunikasi yang efektif dalam pelaksanaan konstruksi
- Cipta karya  form isian masih lemah (bidang PLP), ditampilkan
- Kontraktor harus mengerti bahan yang sulit didapat, sehingga didatangkan dari tempat lain
- Harus dibicarakan di dalam PCM, jika konsultan perencana sudah memberikan infromasi
dasar kepada konsultan.
 Mengingatkan PPK untuk kesulitan dalam perolehan material
 Kontraktor harus mengerti bahan yang sulit didapat, sehingga didatangkan dari tempat lain
 Harus dibicarakan di dalam PCM, jika konsultan perencana sudah memberikan infromasi
dasar kepada konsultan.
 Mengingatkan PPK untuk kesulitan dalam perolehan material

Pelaksanaan Konstruksi

- Sasaran peserta dalam pelaksanaan konstruksi  kebanyakan peserta belum memahami


- Pemadatan tidak dilakukan sesuai dengan prosedur
- Sering mundur dalam pelaksanaan
- Pengadaan material  site landfill, liner, gravel,
- Konsultan perencana  menyetujui perubahan jadwal kerja
Materi Pembelajaran

Kasus  dijelaskan dalam modul dan buku studi kasus

Lihat pada waktu di kuliah lapangan !! 5M

- Manajemen waktu
- Manajemen material
- Manajemen metode kerja
- Manajemen tenaga kerja (SDM)
-

Buat contoh di dalam modul tersebut untuk melakukan koordinasi meeting dan memberikan
usulan, seperti pencarian material, spesifikasi dll

Digunakan dengan metode Role Playing dengan simulasi untuk modul 4-5, digabung di dalam
latihan.

Skenario 

Posisi:

PT A... -> kontraktor

PT B  konsultan pengawas

PT C  PPK

Dst...

Anda mungkin juga menyukai