Anda di halaman 1dari 10

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI n-HEKSANA, ETIL ASETAT, DAN

AIR DARI EKSTRAK ETANOL LIMBAH BIJI MANGGA (Mangifera


indica)DENGAN MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)

Artikel

Wulan Ngadio
1041411155

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI “YAYASAN PHARMASISEMARANG”
2018

i
2
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI n-HEKSANA, ETIL ASETAT,
DAN AIR DARI EKSTRAK ETANOL LIMBAH BIJI MANGGA
(Mangifera indica) DENGAN MENGGUNAKAN
METODE DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)

ANTIOXIDANT ACTIVITY TEST OF n-HEXANE, ETHYL ACETATE, AND


WATER FRACTIONS OF ETHANOL EXTRACT OF MANGOSEED WASTE
(Mangiferaindica) USING DPPH METHOD (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl)

Wulan Ngadio, Uning Rininingsih E.M, A. Barry Anggoro


Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “Yayasan Pharmasi Semarang”

SARI
Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat meredam radikal bebas yang
menyebabkan terjadinya suatu penyakit degeneratif. Biji mangga yang selama ini
dikenal sebagai limbah dan belum banyak dimanfaatkan fungsinya oleh
masyarakat, ternyata memiliki manfaat yang cukup besar sebagai antioksidan
karena mengandung beragam senyawa metabolit sekunder, salah satunya adalah
flavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai IC50
(Inhibition Concentration) dari masing-masing fraksi dan untuk mengetahui nilai
IC50 (Inhibition Concentration) tertinggi diantara fraksi n-heksana, etil asetat, dan
air dari ekstrak etanol limbah biji mangga (Mangifera indica)dengan
menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Penelitian ini
dilakukan secara eksperimental. Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode
remaserasi dengan pelarut etanol 96% selama 5 hari. Ekstrak kental limbah biji
mangga (Mangifera indica) yang telah diperoleh kemudian dilakukan proses
fraksinasi untuk mendapatkan fraksi n-heksana, etil asetat, dan air. Analisis
kualitatif yang dilakukan adalah skrining fitokimia, sedangkan analisis kuantitatif
yang dilakukan yaitu penentuan nilai IC50 (Inhibition
Concentration)menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)secara
spektrofotometri visibel. Masing-masing fraksi yang diperoleh kemudian dibuat
deret konsentrasi 120, 160, 200, 240, dan 280 ppm. Data yang diperoleh
dilakukan analisis statistik One Way Anovaparametrik Post Hoc Tests. Hasil
penelitian menunjukkan nilai rata-rata IC50 (Inhibition Concentration)secara
berturut-turut fraksi n-heksana, etil asetat, dan air dari ekstrak etanol limbah biji
mangga (Mangifera indica)adalah 17,7731; 11,2083; dan 12,4195 ppm. Hasil
analisis data menunjukkan berbeda signifikan nilai IC50 (Inhibition Concentration)
antara fraksi n-heksana, etil asetat, dan air. Simpulan dari penelitian ini yaitu
fraksi n-heksana, etil asetat, dan air dari ekstrak etanol limbah biji mangga
(Mangifera indica) memiliki aktivitas antioksidan yang sangat aktif. Fraksi etil
asetat limbah biji mangga (Mangifera indica) memiliki nilai IC50 tertinggi yaitu
sebesar 11,2083 ppm.

Kata kunci : Antioksidan, DPPH, IC50, limbah biji mangga, radikal bebas.

1
2

ABSTRACT
Antioxidants are chemical compounds that can reduce free radicals causing
a degenerative disease. Mango seeds, which have been known as waste and have
not been widely used by people, in fact, have considerable benefits as antioxidants
because they contain various secondary metabolite compounds, one of which is
flavonoids. The objective of this study is to know the IC50(Inhibition
Concentration) value of each fraction and to know the highest value of IC50
(Inhibition Concentration) among n-hexane, ethyl acetate, and water fractionsof
ethanol extract of mango(Mangiferaindica)seed waste using DPPH method (1,1-
diphenyl-2-picrylhydrazyl).This research was conducted experimentally. The
extraction method used was remaseration method with 96% ethanol solvent for 5
days. The gained thick extract of mango (Mangiferaindica) seed waste then went
into fractionation process to obtain the fractions of n-hexane, ethyl acetate, and
water. The qualitative analysis done was phytochemical screening, while the
quantitative analysis was done by determining the value of IC50 (Inhibition
Concentration) using DPPH method (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) by visible
spectrophotometry. Each of the obtained fractions was then made into a series of
concentrations of 120, 160, 200, 240, and 280 ppm. The data obtained were
statisticallyanalyzed using One Way Anova parametric Post Hoc Tests.The results
showed that the average value of IC50(Inhibition Concentration) successively from
fractions of n-hexane, ethyl acetate, and water of ethanol extract of mango
(Mangiferaindica)seed waste was 17.7731; 11.2083; and 12.4195 ppm. The
results of data analysis showed significantly different values of IC50 (Inhibition
Concentration) between n-hexane, ethyl acetate, and waterfractions.The
conclusions of this study are n-hexane, ethyl acetate, and water fractions
ofethanol extract of mango (Mangiferaindica) seed waste have a very active
antioxidant activity. Ethyl acetate fraction of mango(Mangiferaindica) seed waste
has the highest IC50 value that is 11.2083 ppm.

Keywords: Antioxidant, DPPH, IC50, mango seed waste, free radicals.

PENDAHULUAN
Produksi buah mangga yang berlimpah menimbulkan limbah biji mangga.
Selama ini, biji mangga belum dimanfaatkan secara optimal dan masih dibuang
sebagai limbah. Namun demikian, biji mangga dapat digunakan sebagai sumber
antioksidan alami dalam pengolahan makanan, karena memiliki kadar fenolik
yang tinggi yang berfungsi sebagai antioksidan (Soong dan Barlow, 2004). Biji
mangga mengandung senyawa metabolit sekunder golongan terpenoid, kuinon,
flavonoid, dan fenolik (Zulhipri dkk., 2011).
Antioksidan merupakan zat yang dapat menetralkan dan menghancurkan
radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan juga kerusakan
3

biomolekul seperti DNA, protein, dan lipoprotein yang dapat memicu beberapa
penyakit degeneratif seperti kanker, jantung, artritis, katarak, diabetes, dan
penyakit hati (Soeksmanto, 2007). Antioksidan bersifat sensitif terhadap cahaya
dan panas, oleh karena itu pengeringan bahan baku sumber antioksidan harus
dihindarkan dari berbagai faktor yang dapat menurunkan aktivitasnya (Amir dkk.,
2014).
Dilakukan uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol limbah biji mangga pada
fraksi n-heksana, etil asetat, dan air untuk mendapatkan senyawa-senyawa aktif
yang berperan sebagai antioksidan dengan membandingkan aktivitas antioksidan
limbah biji mangga menggunakan tiga pelarut yang berbeda yaitu non polar (n-
heksana), semi polar (etil asetat), dan polar (air).
Metode yang digunakan dalam pengujian aktivitas antioksidan yaitu DPPH
(1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Metode DPPH dipilih karena sederhana, murah,
cepat, dan peka serta tidak membutuhkan banyak reagent (Zou dkk., 2004). DPPH
berperan sebagai radikal bebas yang akan bereaksi dengan senyawa antioksidan
sehingga DPPH akan berubah menjadi DPPH yang bersifat non-radikal.
Peningkatan jumlah antioksidan akan ditandai dengan berubahnya warna ungu tua
menjadi warna merah muda atau kuning pucat, bisa diamati dan dilihat
menggunkan spektrofotometer aktivitas peredaman radikal bebas oleh sampel
dapat ditentukan (Molyneux, 2004).
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian
untuk mengetahui aktivitas antioksidan fraksi n-heksana, etil asetat, dan air dari
ekstrak etanol limbah biji mangga dengan menggunakan metode DPPH.

METODE PENELITIAN
Obyekpenelitian ini adalah aktivitas antioksidan dari fraksi n-heksana, etil
asetat, dan air dari ekstrak etanol limbah biji mangga (Mangifera indica) dengan
menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil).
Alat yang digunakan meliputi labu takar, cawan porselen, penangas air,
alat-alat gelas, tabung reaksi, stopwatch, pipet tetes, pipet ukur, pipet volume,
batang pengaduk, toples kaca mulut lebar, timbangan analitik,spektrofotometer
4

UV-Vis Shimadzu mini 1420, blender, kertas whatman, ayakan, mikropipet,


lempeng silica gel G 60 F 254, chamber, pipa kapiler, kaca arloji, alat penyemprot
dan penampak bercak.
Bahan yang digunakan yaitu limbah biji mangga, etanol 96% (technical
grade), n-heksana, etil asetat, aquadest, NaOH 1 N, KMnO4 0,1%, asam asetat
anhidrat, kloroform, H2SO4(P), HCl(P), HCl 1%, serbuk Mg, amil alkohol, FeCl3
1%, NaCl 10%, reagen dragendrof, HCl 2 N, asam asetat glasial, n-butanol,
metanol, amoniak(p), asam formiat, DPPH merk Aldrich, dan metanol (pro
analysis grade).
Pembuatan Ekstrak Etanol Limbah Biji Mangga yaitu sebanyak 200 g
serbuk biji mangga ditambah 2000 ml etanol 96%, kemudian dimasukan ke dalam
toples untuk dilakukan remaserasi dan diamkan selama 5 hari. Setiap 24 jam
dilakukan pergantian pelarut dengan perbandingan residu dengan penyari
1:10.Masing-masing filtrat yang diperoleh, dikumpulkan menjadi satu dan
dipekatkan menggunakan rotary evaporator, sehingga diperoleh ekstrak kental
dari limbah biji mangga.
Pembuatan Fraksi Limbah Biji Mangga yaitu ekstrak kental yang
diperoleh ditimbang seksama 10 gram kemudian ditambahkan dengan air 50 mL,
dipartisi dengan 50 mL n-heksana dan air (1:1) sebanyak tiga kali di dalam corong
pisah, kemudian dikocok secara perlahan hingga tercampur dan didiamkan,
kemudian dipisahkan bagian n-heksannya dan dipartisi kembali dengan 50 mL etil
asetat dan air (1:1) sebanyak tiga kali hingga diperoleh fase etil asetat dan fase air,
kemudian masing-masing fase (n-heksana, etil asetat, dan air) dikentalkan
menggunakan penangas air.
Uji Aktivitas Antioksidan Secara Kualitatif Pengujian dilakukan dengan
menyemprotkan larutan DPPH 0,07 mM terhadap lempeng KLT hasil totolan
sampel (fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, fraksi air, dan vitamin C) limbah biji
mangga, yang telah dielusikan dengan fase gerak n-butanol : asam asetat glacial :
air (4:1:5). Pada senyawa yang dapat berkhasiat sebagai antioksidan akan
dihasilkan bercak berwarna kuning dengan latar belakang ungu.
5

Uji Aktivitas Antioksidan Secara Kuantitatif dengan Menggunakan


Metode DPPHPenentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan cara masing-
masing fraksi (fraksi n-heksana, etil asetat, dan air dari ekstrak etanol limbah biji
mangga) ditimbang sebanyak 0,25 g dan dilarutkan dalam 50 mL metanol p.a
(1000 ppm). Larutan sampel tersebut kemudian dibuat berbagai konsentrasi, yaitu
120, 160, 200, 240, dan 280 ppm. Masing-masing larutan sampel tersebut
kemudian dipipet sebanyak 0,2 mL dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
setelah itu ditambahkan 4,0 mL DPPH 0,07 mM, campuran dihomogenkan.
Didiamkan sesuai operating time masing-masing larutan uji. Absorbansi larutan
dibaca pada panjang gelombang (λ) maksimal. Dilakukan pula pembacaan
absorbansi larutan kontrol dan baku vitamin C.

ANALISIS DATA
Penentuan aktivitas antioksidan,absorbansi yang diperoleh dari bahan uji,
masing-masing digunakan untuk menghitung persentase aktivitas antioksidan.
Perhitungan persentase antioksidan dapat digunakan rumus sebagai berikut :
absorbansi kontrol - absorbansi sampel
% aktivitas antioksidan = x 100%
absorbansi kontrol
Kemudian dihitung nilai IC50dengan menggunakan persamaan regresi linier.
Nilai IC50 dan % aktivitas antioksidan kemudian dilanjutkan uji statistik
menggunakan SPSS versi 19 untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah limbah biji mangga
manalagi, kweni, dan harum manis yang diperoleh dari penjual minuman jus di
daerah Pucang Gading, kota Semarang, Jawa Tengah.
Berdasarkan pengujian skrining fitokimia dengan uji pendahuluan (uji
warna), menunjukkan hasil bahwa ekstrak etanol, fraksi etil asetat, dan fraksi air
dari limbah biji mangga mengandung senyawa aktif vitamin C, flavonoid, fenolik,
steroid, tanin, dan saponin, sedangkan fraksi n-heksana hanya mengandung
senyawa aktif flavonoid dan tanin. Uji penegasan dengan menggunakan KLT
6

(Kromatografi Lapis Tipis), menunjukkan hasil bahwa fraksi n-heksana, etil


asetat, dan air dari limbah biji mangga mengandung senyawa aktif flavonoid
kuersetin.
Tahap awal uji aktivitas antioksidan yaitu dilakukan identifikasi
menggunakan metode KLT (Kromatografi Lapis Tipis) padafraksi n-heksana, etil
asetat, dan airdari ekstrak etanol limbah biji mangga. Pemeriksaan dilakukan
dengan menyemprotkan larutan DPPH 0,07 mM terhadap lempeng KLT hasil
totolan sampel (fraksi n-heksana, etil asetat, dan air), yang telah dielusi dengan
larutan n-butanol : asam asetat glasial : air (4 : 1 : 5). Pada senyawa yang
mengandung antioksidan akan terbentuk suatu zona berwarna kuning dengan latar
belakang berwarna ungu dapat dilihat dari tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Kualitatif Aktivitas Antioksidan
Sampel Hasil pengamatan Simpulan
Zona kuning latar belakang Mempunyai aktivitas
Fraksi n-heksana
ungu antioksidan
Zona kuning latar belakang Mempunyai aktivitas
Fraksi etil asetat
ungu antioksidan
Zona kuning latar belakang Mempunyai aktivitas
Fraksi air
ungu antioksidan

Tahap selanjutnya dilakukan uji aktivitas antioksidan secara kuantitatif


dengan menggunakan spektrofotometer Uv-Vis untuk mendapatkan konsentrasi
efektif yang dinyatakan dengan nilai IC50. IC50 didefinisikan sebagai konsentrasi
sampel yang dapat meredam radikal bebas sebesar 50%. Nilai IC50 berbanding
terbalik dengan kemampuan senyawa yang bersifat antioksidan. Semakin kecil
IC50 maka semakin besar kemampuan senyawa tersebut untuk meredam radikal
bebas. Data nilai IC50 dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Nilai IC50
Sampel Replikasi Hasil IC50 (ppm) Rata-rata (ppm)
I 18,6839
Fraksi n-heksana II 17,1649 17,7731
III 17,4706
I 11,3931
Fraksi etil asetat II 11,1317 11,2083
III 11,1002
I 12,1228
Fraksi air II 12,2273 12,4195
III 12,9085
7

Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa fraksi n-heksana, etil


asetat, dan air dari ekstrak etanol limbah biji mangga memiliki intensitas tingkat
kekuatan antioksidan sangat kuat yang ditunjukkan dengan nilai IC50<50 ppm.
Dari masing-masing fraksi, menunjukkan bahwa fraksi etil asetat memiliki
aktivitas antioksidan lebih tinggi dari fraksi air dan fraksi n-heksana dengan nilai
rata-rata IC50 secara berturut-turut sebesar 11,2083; 12,4195; dan 17,7731 ppm.
Berdasarkan hasil pengukuran nilai IC50fraksi etil asetat mempunyai aktivitas
antioksidan lebih tinggi dibandingkan dengan fraksi n-heksana dan fraksi air, hal
ini dikarenakan sifat etil asetat yang semi polar sehingga banyak komponen
bioaktif yang larut didalamnya, selain itu fraksi etil asetat mengandung senyawa
aktif vitamin C, flavonoid, fenolik, steroid, dan tanin yang memiliki kemampuan
sebagai antioksidan karena memiliki gugus hidroksil yang dapat mendonorkan
atom hidrogennya kepada radikal bebas, sehingga berpotensi sebagai antioksidan.

SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Nilai IC50 darifraksi n-heksana, etil asetat, dan air dari ekstrak etanol limbah
biji mangga (Mangifera indica)dengan menggunakan metode DPPH secara
berturut-turut sebesar 17,7731; 11,2083; dan 12,4195 ppm.
2. Nilai IC50 tertinggi diantara fraksi n-heksana, etil asetat, dan air dari ekstrak
etanol limbah biji mangga (Mangifera indica) dengan menggunakan metode
DPPH adalah fraksi etil asetat.
3. Ada pengaruh yang signifikan pada nilai IC50 dari fraksi n-heksana, etil asetat,
dan air dari ekstrak etanol limbah biji mangga (Mangifera indica) dengan
menggunakan metode DPPH.
8

SARAN
1. Perlu dilakukan uji aktivitas antioksidan fraksi n-heksana, etil asetat, dan air
dengan menggunakan metode lain seperti Ferric Reducing (FRAP) dan
Cupric Ion Reducing Antioxidant Capacity (CUPRAC).
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut ke tahap pembuatan teknologi sediaan
farmasi dari fraksi yang terbaik yaitu fraksi etil asetat.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh staf Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi “Yayasan Pharmasi Semarang” yang telah membantu dalam proses
penyelesaian penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Amir, H., Putra, D.R., dan Lalena, I.Y.B. 2014. Aktivitas Antioksidan Padinasp.
Pada Berbagai Suhu Dan Lama Pengeringan. Fakultas
PertanianUniversitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Molyneux, P. 2004. The use of the stable free radical diphenyl picrylhydrazyl
(DPPH) for estimating antioxidant activity. Journal Science of Technology.
26 (2): 215.
Soeksmanto, A., Hapsari, Y., dan Simanjuntak, P. 2007. Antioxidant content
of parts of mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl).
Bioversitas ISSN: 1412-033X. 8 (2): 92-95
Soong, Y. and Barlow, P. J. 2004. Antioxidant activity and phenolic content of
selected fruit seeds. Food Chem88(3):411-417.
Zou, Y., Lu, Y., and Wei, D. 2004. Antioksidant Activity for Flavonoid- rich
extract of Hypericum pervoratum L in vitro, J Agric Food Chem, 52.
Zulhipri, Boer, Y., Rahmawatie, R., Julekha, S. 2011. Profil Fitokimia dan Uji
Antibakteri Biji Mangga Arum Manis (Mangifera indica. Linn). Jurnal
Mesomeri 1. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Hal 9-13.

Anda mungkin juga menyukai