05rumahsakit PDF
05rumahsakit PDF
5.1. Pendahuluan
99
bahwa kendala yang paling banyak dijumpai yakni teknologi yang
ada saat ini masih cukup mahal, sedangkan di lain pihak dana
yang tersedia untuk membangun unit alat pengolah air limbah
tersebut sangat terbatas sekali.
100
5.3. Tipe-tipe Rumah Sakit
101
5.4. Peraturan Perundangan Yang Mengatur Pengelolaan
Lingkungan Rumah Sakit
102
5.5. Limbah Rumah Sakit
103
Berdasarkan potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya, oleh
Departemen Kesehatan RI limbah medis telah digolongkan
sebagai berikut:
(a). Limbah benda tajam, yaitu obyek atau alat yang memiliki
sudut tajam, sisi, ujung atau bagian yang menonjol yang
dapat memotong atau menusuk kulit, seperti jarum
hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan
gelas dan pisau bedah.
(b). Limbah infeksius, yaitu limbah yang berkaitan dengan pasien
yang memerlukan isolasi penyakit menular dan limbah
laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan
mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi
penyakit menular.
(c). Limbah jaringan tubuh, yang meliputi organ, anggota badan,
darah dan cairan tubuh. Biasanya dihasilkan pada saat
pembedahan atau autopsi.
(d). Limbah sitotoksik, yaitu bahan yang terkontaminasi oleh obat
sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan
terapi sitotoksik.
(e). Limbah farmasi, yaitu terdiri dari obat-obatan kedaluwarsa,
obat yang terbuang karena karena batch yang tidak
memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi,
obat yang tidak diperlukan lagi atau limbah dari proses
produksi obat.
(f). Limbah kimia, yaitu limbah yang dihasilkan dari penggunaan
bahan kimia dalam tindakan medis, veterenary, laboratorium,
proses sterilisasi atau riset. Dalam hal ini dibedakan dengan
buangan kimia yang termasuk dalam limbah farmasi dan
sitotoksik.
(g). Limbah radioaktif, yaitu bahan yang terkontaminasi dengan
radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset
radionuklida
104
5.6. Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit
105
Hasil analisa kimia terhadap berberapa contoh air limbah
rumah sakit di DKI Jakarta menunjukkan bahwa konsentrasi
pencemar sangat bervariasi misalnya, BOD 31,52 - 675,33 mg/l,
ammoniak 10,79 - 158,73 mg/l, deterjen (MBAS) 1,66 - 9,79 mg/l.
Hal ini mungkin disebabkan karena sumber air limbah juga
bervarisi sehingga faktor waktu dan metoda pengambilan contoh
sangat mempengaruhi besarnya konsentarsi.
106
Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan lagoon
atau kolam adalah dengan menampung air limbah pada suatu
kolam yang luas dengan waktu tinggal yang cukup lama sehingga
dengan aktifitas mikro-organisme yang tumbuh secara alami,
senyawa polutan yang ada dalam air akan terurai. Untuk
mempercepat proses penguraian senyawa polutan atau
memperpendek waktu tinggal dapat juga dilakukam proses
aerasi. Salah satu contoh proses pengolahan air limbah dengan
cara ini adalah kolam aerasi atau kolam stabilisasi (stabilization
pond). Proses dengan sistem lagoon tersebut kadang-kadang
dikategorikan sebagai proses biologis dengan biakan tersuspensi.
107
Dari bak kontrol, air limbah dialirkan ke bak pengurai
anaerob. Bak pengurai anaerob dibagi menjadi dua buah ruangan
yakni bak pengendapan atau bak pengurai awal, biofilter anaerob
tercelup dengan aliran dari bawah ke atas. Air limpasan dari bak
pengurai anaerob selanjutnya dialirkan ke unit pengolahan lanjut.
Unit pengolahan lanjut tersebut terdiri dari beberapa buah
ruangan yang berisi media dari bahan PVC bentuk sarang tawon
untuk pembiakan mikro-organisme yang akan menguraikan
senyawa polutan yang ada di dalan air limbah. Setelah melalui
unit pengolahan lanjut, air hasil olahan dialirkan ke bak khlorinasi.
Di dalam bak khlorinasi air limbah dikontakkan dengan khlor
tablet agar seluruh mikroorganisme patogen dapat dimatikan.
Dari bak khlorinasi air limbah sudah dapat dibuang langsung ke
sungai atau saluran umum.
108
Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan
ke bak kontaktor anaerob dengan arah aliran dari atas ke dan
bawah ke atas. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi
dengan media plastik berbentuk sarang tawon. Jumlah bak
kontaktor anaerob ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan
kualitas dan jumlah air baku yang akan diolah. Penguraian zat-zat
organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri
anaerobik atau facultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi,
pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikro-
organisme. Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat
organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap.
109
5.8. Perhitungan Perencanaan IPAL Rumah Sakit Kapasitas
3
20 M Per Hari
Bak ekualisasi
110
Pompa Air Limbah
Kapasitas : 20 M3/hari
Tipe : Pompa Celup
Total Head : 9 meter
Jumlah : 1 buah
Listrik : 250 watt, 220-240 volt
Biofilter Anaerob
Dimensi :
Lebar : 1,5 m
Panjang : 1,5 m
Kedalaman air efektif : 2,0 m
Ruang Bebas : 20 cm
111
Waktu Tinggal (WTH) : 2 jam
3
Volume bak : 1,67 m
Dimensi bak :
Lebar : 1,5 m
Panjang : 0,6 m
Tinggi : 2,2 m
Kedalaman Air efektif : 2,0 m
Chek :
Waktu Tinggal (Retention Time) rata-rata = + 2,162 Jam
Beban permukaan (surface loading) rata-rata = 22,2 m3/m2.hari
Standar :
Waktu tinggal = 2 jam
Beban permukaan = 20 –50 m3/m2.hari. (JWWA)
2,4 kg/hari
3
Volume media yang diperlukan = = 2,4 m .
3
1,0 kg/m .hari
112
Dimensi :
Lebar : 1,5 m
Panjang : 1,4 m
Kedalaman air efektif : 2,0 m
Tinggi ruang bebas : 0,2 m
Jumlah ruang : di bagi menjadi 2 ruangan
Chek :
Waktu tinggal rata-rata = 4,8 jam
Tinggi ruang lumpur = 0,2 m
Tinggi Bed media pembiakan mikroba = 1,5 m
Tinggi air di atas bed media = 30 cm
Volume media pada biofilter anaerob = 3,6 m3.
3
BOD Loading per volume media = 1,0 Kg BOD/m .hari.
2
Standar high rate trickling filter : 0,4 – 4,7 kg BOD/m .hari. (Ebie
Kunio, 1995)
Biofilter Aerob
3
Kapasitas Rencana: : 20 m per hari.
BOD Masuk : 48 mg/lt.
Efisiensi Pengolahan : 50 %
BOD keluar : 24 mg/lt
0,96 kg/hari
3
Volume media yang diperlukan = = 0,96 m
3
1,0 kg/m .hari
Volume media = 0,5 Volume Reaktor
3
Volume Reaktor Biofilter Areob Yang diperlukan = 10/5 x 0,96m
3
= 1,92 m
Dimensi Reaktor Biofilter Areob :
Lebar : 1,5 m
Panjang : 0,7 m
113
Kedalan air efektif : 2,0 m
Tinggi ruang bebas : 0,2 m
Chek :
Waktu tinggal total rata-rata : + 2,52 jam
Tinggi ruang lumpur : 0,2 m
Tinggi Bed media pembiakan mikroba : 1,5 m
Tinggi air di atas bed media : 30 cm
Reaktor dibagi menjadi dua ruangan yakni ruangan aerasi dan
ruangan biofilter.
Volume total media pada biofilter aerob = 1,5 m x 0,6 m x 1,5 m
3
= 1,35 m
Chek :
3
BOD Loading per volume media = 0,71 Kg BOD/m .hari.
2
Standar high rate trickling filter : 0,4 – 4,7 kg BOD/m .hari.
Kebutuhan Oksigen :
0,672 kg/hari
3
= 2,47 m /hari
3
1,1725 kg/m x 0,232 g O2/g Udara
114
Chek :
Ratio Volume Udara /Volume Air Limbah = 4,94
Spesifikasi Blower :
3
Kapasitas = 0,069 m /menit
Head = 2000 mm-aqua
Jumlah = 2 unit
Difuser :
3
Total transfer udara = 0,069 m /menit = 69 liter/menit
Tipe Difuser yang digunakan : difuser gelembung kasar
Dimensi bak :
Lebar : 1,5 m
Panjang : 2,2 m
Kedalaman Air efektif : 2,0 m
Chek :
Waktu Tinggal (Retention Time) rata-rata = + 2,16 Jam
Beban permukaan (surface loading) rata-rata = 22,22 m3/m2.hari
Standar :
Waktu tinggal 2 jam
Beban permukaan = 20 –50 m3/m2.hari. (JWWA)
115
Total Waktu Tinggal Di dalmsistem IPAL = Waktu Tinggal Bak
Ekualisasi + Waktu Tinggal Reaktor Anaerob + Waktu Tinggal
Reaktor Pengolahan Lanjut
= 12 Jam + 5,52 Jam + 11,64 jam = 29,16 Jam.
Kapasitas : 10 M3/hari
Tipe : Pompa Celup
Total Head : 9 meter
Jumlah : 1 buah (satu untuk cadangan)
Listrik : 80-100 watt, 220-240 volt
Blower Udara
3
Kapsitas : 0,213 m per menit
Total Head : 280 cm air
Tipe : HiBLOW 60
Listrik : 100 watt
Jumlah : 2 unit
116
117
Gambar 5.3. Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Kombinasi
Biofilter Anaerob-Aerob
Gambar 5.4. Potongan Melintang Bak Ekulaisasi
118
Gambar 5.6. Potongan Melintang Biofilter Anaerobik
119
Gambar 5.8. Reaktor Biofilter Pengolahan Lanjut (Tampak Atas)
120
Gambar 5.10. Potongan Melintang Reaktor Biofilter
Pengolahan Lanjut
121
Gambar 5.12. Potongan E–E dan FF
Reaktor Biofilter Pengolahan Lanjut
122
Gambar 5.14. Potongan I – I Reaktor Biofilter Pengolahan Lanjut
123
Gambar 5.16. Reaktor IPAL Yang Telah Terpasang Rapih
124
5.9. Spesifikasi Teknis IPAL Biofilter Anaerob-Aerob
3
Kapasitas 20-30 M per Hari
125
Media Biofilter
Peralatan :
a. Blower Udara
Tipe : HIBLOW 60
Kapasitas : 60 liter per menit
Listrik : 100 watt, 220 volt
Jumlah : 2 unit
c. Pompa Sirkulasi
126
5.10. Analisa Kualitas Air Hasil Olahan
Air limbah yang harus diolah adalah seluruh air limbah yang
dihasilkan oleh kegiatan industri farmasi atau rumah sakit, yaitu
air yang berasal dari dapur, laundry, air limbah dari kegiatan
klinis, air limpasan tangki septik dan lainnya. Pengambilan dan
pengujian kualitas air dilakukan setelah IPAL beroperasi selama
tiga bulan.
5.11. Penutup
127
DAFTAR PUSTAKA
• -----, “ Gesuidou Shissetsu Sekkei Shisin to Kaisetsu “, Nihon
Gesuidou Kyoukai, 1984.
• -----, “Pekerjaan Penentuan Standard Kualitas Air Limbah
Yang Boleh Masuk Ke Dalam Sistem Sewerage PD PAL
JAYA”, Dwikarasa Envacotama-PD PAL JAYA, 1995.
• Anonim. (1995), “Surat Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup, Kep-51/MENKLH/10/1995”. Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit. Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan. Jakarta.
• Arvin, E dan Herremoes., “Concepts and Models for Biofilm
Reactor Performance”, Water Science Technology, Vol.22,
No.1/2, pp. 171-192, 1990.
• Benefield, Larry, D and Randal, Cliiford.W. (1990), “
Biological Proccesses Design For Wastewater Treatment”.
Prentice Hall, New York.
• Casey, T.J.(1997). “Unit Treatment Process In Water and
Wastewater Engineering”. University College Dublin, Ireland :
John wiley and Sons Ltd.
• Dojlido, jan R, and Best, Gerald A. (1993). “Chemistry of
Water and Wastewater Pollution”. England. Ellis Horwood
Limited.
• Droste, Ronald R. (1997). “Theory and Practice of Water and
Wastewater Treatment”. John wiley and Sons Ltd.Toroto,
Canada.
• Fair, Gordon Maskew et.al., " Elements Of Water Supply
And Waste Water Disposal”, John Willey And Sons Inc.,
1971.
• Gouda T., “ Suisitsu Kougaku – Ouyouben”, Maruzen
kabushiki Kaisha, Tokyo, 1979.
• Grady, C.P.L and Lim, H.C.(1980). “Biological Wastewater
Treatment”, Marcel Dekker Inc. New York.
• Henze. (1983). “Anaerobic Treatment of Wastewater in Fixed
Bed Reactor”. Water Science Technology, Vol.15, 1983.
• Horan, N.J.(1990). “Biological Wastewater Treatment
systems : Theory and Operation”. University of Leeds,
England. John Wiley & Sons Ltd.
128